TEORI ETIKA

DOSEN : Ir. TJETJENG SOFJAN S, MM, IAI UNIVERSITAS BANDARLAMPUNG | FAKULTAS TEKNIK | PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2 KELOMPOK BESAR ALIRAN ETIKA

ALIRAN TELEOLOGIS
MENILAI PERBUATAN ORANG DARI TUJUAN YANG HENDAK DICAPAINYA ,
PERBUATAN SESEORANG ITU DINILAI BURUK ATAU BAIK, KALAU PERBUATAN ITU MENGHALANGI/ MEMAJUKAN TERCAPAINYA SUATU TUJUAN YG DIANGGAP BAIK.

ALIRAN DEONTOLOGIS
HANYA MENILAI PERBUATAN ORANG SAJA , DAN MEMANDANG KEWAJIBAN MORAL DAPAT DIKETAHUI SECARA INTUITIF TANPA MEMPERHATIKAN KONSEPNYA APA YG DIANGGAP BAIK OLEH ORANG TSB

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

TELEOLOGIS (ALIRAN TELEOLOGY)

Teleologi berasal dari kata Yunani, telos = tujuan; Teleologis mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Teleologi dalam penerapannya dapat pula seperti mengukur baik buruknya sesuatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu atau malah akan berakibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu, misalnya egoisme (Egoism Etic), mengejar suatu tujuan untuk kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain dimana jika berlebihan, hal ini akan mengacu pada hedonisme (Hedonism Etic / kebahagiaan / kesenangan pribadi)

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

DEONTOLOGIS (ALIRAN DEONTOLOGY)

Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran ini dikembangkan oleh filosof Jerman, Immanuel Kant (1724-1804). Sistem etika selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral dikritik habis-habisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran baru dalam bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat. Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan. Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap hukum moral, yaitu kewajiban.

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

4 MODEL UTAMA TEORI ETIKA

UTILITARIANISM
Etika (berdasarkan) Kebaikan terbanyak bagi banyak orang

DUTY ETHICS
Etika (berdasarkan) Kewajiban > Deontologis

RIGHT ETHICS
Etika (berdasarkan) Hak-hak Dasar > Teleologis

VIRTUE ETHICS
Etika (berdasarkan) Nilai-nilai Kebajikan

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

UTILITARIANISM
ACT UTILITARIANISM (John Stuart Mill)
MENGHASILKAN KEBAIKAN TERBANYAK BAGI BANYAK ORANG
(Suatu tindakan dapat dibenarkan secara moral apabila akibatnya menunjang kebahagian semua yang bersangkutan sebaik mungkin)

RULE UTILITARIANISM (Brandt)

BERLANDASKAN PERATURAN YG SECARA UMUM DITAATI & MENGHASILKAN KEBAIKAN TERBANYAK BAGI BANYAK ORANG
(Suatu tindakan dapat dibenarkan secara moral apabila sesuai dengan aturan umum yang berlaku dan menunjang kebahagiaan terbanyak semua orang)

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

DUTY ETHIC
ETIKA KEWAJIBAN UNIVERSAL (Immanuel Kant)
PRINSIP KEWAJIBAN TERKAIT PADA OTONOMI & RATIONALITAS MANUSIA YANG SECARA UNIVERSAL DIBERLAKUKAN UNTUK SEMUA ORANG
(Tindakan yang baik adalah tindakan dilakukan untuk taat atau memenuhi kewajiban-kewajibannya secara umum dalam masyarakat)

ETIKA KEWAJIBAN INDEPENDEN (Rawls)

PRINSIP KEWAJIBAN YANG DISEPAKATI OLEH PIHAK-PIHAK RASIONAL DALAM SUATU PERJANJIAN YANG MENJAMIN KETIDAKBERPIHAKAN
(Tindakan yang baik adalah ketaatan untuk memenuhi kewajibankewajibannya sesuai dengan yang dipersyaratkan secara adil/setara)

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

RIGHT ETHIC
ETIKA HAK DASAR (Locke & Melden)
MENGHARGAI HAK MANUSIA BAGI SEMUA ORANG TERKAIT ; KEWAJIBAN MUNCUL KARENA ADANYA HAK. (Negatif ) MENEMPATKAN HAK INDIVIDUAL DIATAS SEGALANYA (Positif) JIKA SALING MENGISI DG. DUTY ETHICS

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

VIRTUE ETHIC
ETIKA KEBAJIKAN (Aristoteles & Macintyre)
MENDUKUNG ATAU MENJELMA PENUH DALAM KEBAJIKAN KEBAJIKAN SEBAGAI SIFAT KEPRIBADIAN YG MEMUNGKINKAN TERCAPAINYA KEBAJIKAN SOSIAL

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

PENILAIAN/PEMBAHASAN ETIKA
1. 2. 3. BERDASARKAN MORALITAS DENGAN PENDEKATAN ILMU PERILAKU (BEHAVIOURAL SCIENCE) BERDASARKAN FILSAFAT HAKIKAT MANUSIA (HUMAN RIGHTS) BERDASARKAN TEORI ETIKA TEORI ETIKA MERUPAKAN MODEL SISTIMATIS YG DAPAT DIPAKAI UNTUK BERFIKIR ETIS DAN MENGEMBANGKAN JAWABAN/ KEPUTUSAN BERETIKA

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

MATERI PENILAIAN/PEMBAHASAN ETIKA

I. SUBYEK MORAL :
- DIRI SENDIRI - PIHAK LAIN - MASYARAKAT, LINGKUNGAN HIDUP

II. PERBUATANNYA :
- TINDAKANNYA - HASIL/KONSEKWENSI DARI TINDAKAN

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

REFERENSI
Magnis Suseno, Franz. 1998; 13 Model Pendekatan Etika. Penerbit Kanisius.ISBN 979-497-990-2. Ron Berger; An Ethic of Excellent Building a culture of crafmanship with students, Portsmouth,USA, 2003 The Royal Academy of Engineering; Engineering ethics in practice: a guide for engineers ISBN 1-903496-74-8 Wasserman, Barry L. Cs. 2000; Ethics and The Practice of Architecture. John Wiley & Sons, Inc. USA. ISBN 0-471-29822-0(pbk) Deontological ethics; http: www.wikipedia/Deontological_ethics.htm Van Staveren, Irene; Beyond Utilitarianism and Deontology: Ethics in Economics; Review of Political Economy, Volume 19, Number 1, 2135, January 2007

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1

SELESAI

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M.04-1