Anda di halaman 1dari 94

FILSAFAT MANUSIA

Dr.Sumaryati,M.Hum
sumaryati@ppkn.uad.ac.id
082278544506
KONTRAK BELAJAR
1. KETERLAMBATAN HADIR KULIAH : 15 MENIT
2. TIDAK HADIR MEMBERIKAN SURAT IJIN , TIDAK
MELALUI SMS, TELFON, ATAU PESAN TEMAN
3. BERPAKAIAN ISLAMI
4. BAGI MAHASISWA YANG DALAM PRESENSI ADA
TANDA TANGANNYA, TAPI TIDAK ADA
ORANGNYA, MENCONTEK SAAT UJIAN, ATAU
TIDAK MENGERJAKAN TUGAS
(INDIVIDU/KELOMPOK), NILAI SIKAP 0.
GO KONTRAK
• Bagi mhs yang berhasil kirim artikel yang relevan dengan
bahasan filsafat manusia ke jurnal atau media masa cetak,
dan dimuat, maka nilai ujian akhir ditambah 30 .
• Bagi mhs yang berhasil kirim artikel, tapi belum dimuat, nilai
ujian akhir ditambah 15.
• Tugas individu : menyusun naskah dengan tema relevansi/
kontribusi pemikiran tokoh tentang hakikat manusia dengan
pembangunan Indonesia.
• BOBOT NILAI AKHIR : UTS 30%, UAS 40%, TUGAS 20%, SIKAP
10%,
LITERATUR
Kattsoff Louis O.1986.Elements of Phylosophy.diterjemahkan
oleh Soejono Soemargono dg judul”Pengantar Filsafat”.Tiara
Wacana:Jakarta
Poedjawijatno.1977. Tahu dan Pengetahuan.Bina Aksara:Jakarta
Harold H.Titus.1986. Living Issues in Philosophy . Diterjemahkan
Harun Nasution dg Judul Persoalan-persoalan Filsafat. Bulan
Bintang: jakarta
Cassirer,Ernst.1987. Manusia dan Kebudayaan:refleksi Filsafat
tentang Manusia.Gramedia: jakarta
Leenhouwers,P. 1988. Manusia dan Lingkungannya, Refleksi
Filsafat tentang manusia. Gramedia:Jakarta
Poespowardojo,Soerjanto,K.Bertens. 1978.Sekitar Manusia.
Gramedia: Jakarta
Literatur 2

Koento Wibisono. 1983. Arti Perkembangan menurut


Filsafat Positivisme August Comte. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta
Zainal Abidin. 2009. Filsafat Manusia. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung
Undang Ahmad Kamaluddin dan Juhaya S.Pradja. 2013. Filsafat
Manusia. Pustaka Setia : Bandung
Kompetensi mata kuliah
• Memahami pemikiran tentang hakikat manusia
• Bersikap kritis terhadap pemikiran tentang
hakikat manusia
• Memahami sebab persoalan psikis manusia dari
aspek filsafat manusia
• Mampu memberikan solusi/ tawaran/ masukan
terhadap persoalan psikis manusia secara
mendasar dan komphrehensif.
SILABUS
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Filsafat
1. Arti filsafat
2. Ciri persoalan filsafat
3. Ciri berfikir filsafat
4. Prinsip berfikir filosofis
5. Kontribusi pengertian filsafat bagi psikologi
B. Fungsi dan kedudukan filsafat
Tingkatan pengetahuan
• Pengetahuan
• Ilmu
• Filsafat
• Agama
C. Cabang ,aliran,dan sistem filsafat

1. Cabang filsafat
(ontologi,epistemologi,aksiologi,logika,etika,estetika,metodo
logi , filsafat alam,fil.manusia,fil,teknologi)
2. Aliran filsafat (rasionalisme,empirisme,kritisisme,
idealisme,positivisme,
materialisme,hedonisme,pragmatisme,liberalisme,sosialism
e, dsb)
3. Sistem Filsafat (ontologi,epistemologi,aksiologi)
4. Aplikasi sistem filsafat pada ilmu psikologi
II. Pengertian Filsafat Manusia

A. Pengertian dan ruang lingkup Filsafat Manusia


B. Filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia
C. Ciri-ciri filsafat manusia
D. Manfaat mempelajari filsafat manusia
E. Tesis /pernyataan manusia
1. Berdasarkan susunan kodrat manusia
a.Jiwa
1). Homo Valens
2). Homo Recentis
Go tesis manusia

3). Homo Sapiens


4). Animal rationale
5). Animal symbolicum
6). Homo Mensura
b. Raga
1). Homo Mechanicus
2). Homo Erectus
3). Homo Ludens
4). Homo Faber
5). Homo Educandum (gabungan homo mensura dan homo
faber)
Go tesis manusia

2. Berdasarkan sifat Kodrat manusia


a.Individu  Homo Economicus
b.Sosial  Homo Socius
3. Berdasarkan Kedudukan Kodrat manusia
c.Makhluk Pribadi Mandiri  Homo Viator
d.Makhluk Tuhan  Homo Religious
e.Homo Concors (gabungan semua tesis
manusia)
III. ESENSI MANUSIA VERSI ALIRAN FILSAFAT

1. Manusia menurut materialisme


2. Manusia menurut Idealisme
3. Manusia menurut Dualisme
4. Manusia menurut Vitalisme
5. Manusia menurut Eksistensialisme
6. Manusia menurut Strukturalisme
7. Manusia menurut Postmodernisme
8. Manusia menurut Marxisme
IV. HAKIKAT MANUSIA MENURUT PARA FILSOF

1. Hakikat Manusia menurut Descartes


2. Hakikat manusia menurut Schopenhour
3. Hakikat manusia menurut Nietzche
4. Hakikat manusia menurut Comte
5. Hakikat manusia menurut Kiekegard
6. Hakikat manusia menurut Husserl
7. Hakikat manusia menurut Heidegger
8. Hakikat manusia menurut Sartre
9. Hakikat manusia menurut Notonagoro
10. Hakikat manusia menurut Islam
H. Kontribusi Pemahaman filsafat manusia bagi lahirnya psikolog
profesional
RASIONALISASI FILSAFAT MANUSIA
• Bicara manusia selalu menarik dan aktual
• Subjek dan objek kehidupan adalah manusia
• Objek psikologi adalah manusia  harus tahu
apa,siapa,bagaimana,kemana manusia
• Permasalahan kehidupan manusia bersumber pada
ketidakmampuan manusia mewujudkan seluruh hakikat
kodratnya secara seimbang proporsional  solusi
terhadap permasalahan dikembalikan pada pemahaman
secara utuh siapa,apa,bagaimana,kemana manusia
(hakikat manusia)  dipelajari dalam filsafat manusia.
Arti Filsafat
Secara etimologis
Berasal dari bahasa Yunani Philosophya. Padanan kata
filsafat ,misalnya falsafah (Arab),filosophy (Inggris),Philosophie
(Belanda),dll. Philosophya merupakan kata gabungan dari dua
kelompok akar kata.
- Philein dan sophos, philein = cinta, sophos = kebijaksanaan =>
filsafat diartikan sbg ilmu yang mencintai kebijaksanaan. Upaya
agar tidak sekedar mencintai, tetapi mampu memiliki
kebijaksanaan,is dengan memahami kata cinta sbg verb, bukan
sbg noun atau adjective saja. Cinta = verb, berarti sbg aktivitas
manusia untuk selalu mengerjasamakan scr proporsional unsur
cipta, rasa dan karsanya dlm mensikapi setiap persoalan, shg
sikap,perilaku,ucapan, kebijakan bernilai benar, indah,baik.
Go arti filsafat

- Phylo dan sophya, phylo = sahabat, sophya = kebijaksanaan => manusia harus
berperan sbg sahabat kebijaksanaan dalam kondisi apapun juga.

b. Arti secara historis


- Pada awal kelahirannya filsafat sbg mother of scientiaum.
Secara tidak langsung lahirnya ilmu-ilmu cabang karena berkembangnya faham
rasionalisme, secara langsung karena berkembangnya faham positivisme.
Tuntutan adanya bukti-bukti nyata bagi pemikiran manusia memacu adanya
kajian, penelitian, shg lahirlah ilmu-ilmu baru. Dalam perkembangannya terjadi
arogansi ilmiah, vak-idiot, persoalan-persoalan humanistik akibat dr ilmu.
- Sekarang filsafat sbg interdisipliner ilmu , mengajak para ilmuwan untuk kembali
pada visi misi ilmu, yaitu demi kemaslahatan umat dan untuk mengangkat harkat
martabat manusia sendiri. Wujud : makul filsafat ilmu dan etika profesi
c. Arti secara terminologis

• Filsafat sbg pandangan hidup


• Filsafat sbg ilmu (objek,
metode,sistem,universal)
CIRI PERSOALAN FILSAFAT

1. Umum
2. Tidak menyangkut fakta
3. Bersangkutan dengan nilai
4. Implikatif
5. Spekulatif

CIRI BERFIKIR FILOSOFIS


6. Integral
7. Radikal
8. Komphrehensif
9. sistematik
PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS

1. Principium Identitatis  A = A, B = B
2. Principium Contradictionis  A >< B
3. Principium Exclusi Tertii  A = A / A = B
4. Principium Sufficient Reason  If A = B cukup alasan
5. Principium Excemplaris  asas pemberian contoh

KONTRIBUSI FILSAFAT BAGI PSIKOLOG PROFESIONAL


1. Psikolog yang bijaksana
2. Psikolog yang teguh dengan visi dan misi ilmu
3. Psikolog yang mampu bersikap terhadap berbagai aliran filsafat
Lanjutan

4. Psikolog yang selalu berbasis nilai-nilai


5. Psikolog yang mampu berfikir secara mendasar
6. Psikolog yang mampu menyelesaikan masalah secara
tuntas, menyeluruh, dan terencana dengan matang
7. Psikolog yang mampu berfikir dan menyelesaikan
masalah secara objektif. Tidak membeo, cukup
argumentatif dan rasional .
FUNGSI DAN KEDUDUKAN FILSAFAT

1. Tingkat pengetahuan
a. Pengetahuan (knowlegde) common sense, objek
umum,metode variasi, kebenarannya subjektif
b. Ilmu (science)  objek material dan objek formal
jelas,metodenya dpt dipertanggungjawabkan, bersistem,
kebenarannya universal
c. Filsafat (philosophy) membahas hal-hal yang tidak dapat
diselesaikan oleh ilmu menemukan hakikat
d. Agama (religion)  menjawab permasalahan yang tidak
terjawab dalam a,b,c
RELASI ILMU DENGAN FILSAFAT

Ilmu membutuhkan filsafat, untuk menenmukan jawaban masalah


dlm ilmu yg tidak terjawab
Filsafat membutuhkan ilmu, agar filsafat tidak kedaluwarsa, sll sesuai
dg perkembangan peradaban manusia
RELASI ILMU, FILSAFAT DENGAN AGAMA
Ilmu dan filsafat membutuhkan agama, sbg solusi terhadap
permasalahan yg dihadapi
Agama membutuhkan ilmu dan filsafat, sbg bahan untuk
menyesuaikan dg jaman
Science without religion is blind, religion without science is lame ;
dalil aqli dan dalil naqli, imtaq dan iptek , titik temu filsafat barat
dan filsafat timur.
CABANG FILSAFAT
• ONTOLOGI
• EPISTEMOLOGI
• AKSIOLOGI ( LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA )
Cabang Filsafat menurut Objek yang dikaji :
 Filsafat manusia
 Filsafat alam / kosmologi
 Filsafat Ilmu
 Filsafat Hukum
 Filsafat pendidikan
 Filsafat Teknologi,
 Filsafat Sosial, dll
ALIRAN FILSAFAT
Sebagai hasil pemikiran / tanggapan manusia terhadap berbagai
problem yang dihadapi tadi.
1.Rasionalisme
2.Empirisme
3.Kritisisme
4.Idealisme
5.Positivisme
6.Materialisme
7.Hedonisme
8.Pragmatisme
9.Strukturalisme
10.Behaviroisme, dll
SIKAP KITA TERHADAP ALIRAN ?
• Setiap aliran pasti menitikberatkan pada satu aspek tertentu
saja if kita penganut aliran tertentu berarti kita tidak
utuh,imbang. Berarti terdapat kekurangan.
• Pemikiran pokok aliran tertentu tidak kita jadikan sbg tujuan
akhir, tetapi sbg alat,media,instrumen untuk mencapai tujuan
hidup yang sesungguhnya.
• Pemikiran pokok aliran tertentu harus diimbangi dengan
pemikiran aliran yang berlawanan.
PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah bagian dari filsafat yang secara spesifik menyoroti
hakikat / esensi manusia.
Secara metodis filsafat manusia memiliki kedudukan setara dengan cabang-
cabang filsafat lainnya.
Secara ontologis (berdasar pada objek kajiannya) filsafat manusia memiliki
kedudukan yang relatif lebih penting, mengapa ? Karena semua cabang
filsafat pada prinsipnya bermuara pada persoalan asasi tentang esensi
manusia.
Objek Filsafat Manusia :
Objek material : gejala manusia (sama seperti psikologi dan antropologi )
Objek formal : hakikat, esensi
PERSANDINGAN ANTARA HUMAN STUDIES DENGAN FIL.MANUSIA

No Aspek Human Sudies Fil Manusia


1 Objek material Gejala empiris yang Gejala empiris, nilai-nilai/
objektif dan dapat diukur aspek-aspek yang
bersifat spiritual dan
universal
2 Objek Formal Spesifik / tertentu Hakikat/makna
3 Metode Observasi/eksperimen Sintesis,
refleksi,mendalam
4 Tujuan Menyelidiki, Menemukan/mempelajar
menginterpretasi,memah i hakikat manusia
ami gejala-gejala /
ekspresi manusia
Kelemahan Human Studies
• Ruang lingkup terbatas
• Tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar
tentang manusia
• Fragmentaris (tidak melihat manusia secara utuh)
KELEBIHAN :
• lebih praktis aplikasinya
• Menjelaskan gejala secara lebih detail dan spesifik
Metode fil.manusia
• Sintesis  mensitesiskan antara pengalaman dan
pengetahuan ke dalam satu visi.Misal :
Schopenhouer, pemikirannya merupakan sintesis
antara peristiwa sejarah manusia dengan temuan
ilmu biologi. Peperangan merupakan ungkapan
emosional, bukan ungkapan rasio, berjuang
untuk hidup lebih digerakkan oleh naluri.
• Refleksi  esensi sesuatu, dan proses
pemahaman diri.
Ciri filsafat manusia
• Ekstensif : objek kajian luas
• Intensif : mendasar
• Kritis : metodenya sangat radikal dan
komphrehensif,karena untuk memahami manusia.
MANFAAT MEMPELAJARI F.MANUSIA :
• Mengetahui manusia secara menyeluruh
• Mampu mengambil makna dari setiap peristiwa
manusia
• Mampu menentukan arah dan tujuan hidup
TESIS MANUSIA
Secara keseluruhan manusia disebut sbg makhluk monopluralis
(versi Notonagoro). Berdasarkan unsur-unsur monopluralis tsb,
melahirkan berbagai tesis ttg manusia, sbb :
1. Berdasarkan susunan kodrat :
a. Jiwa :
• Homo Valens : makhluk yang berkehendak
• Homo Recentis : makhluk yang berkemampuan merasa
• Homo sapiens : makhluk yang berpotensi berfikir dan bijaksana
• Animal Rationale : man is hewan yang rasional yg bekerja
berdasarkan rasio, dpt berkomunikasi dg bhs tubuh maupun
verbal.
Go tesis manusia
• Animal Symbolicum : man is makhluk yang menggunakan simbol dan
menafsirkannya.
• Homo Mensura : merupakan penggabungan dr bbrp tesis manusia yg
bersumber dr unsur jiwa
b. Raga
• Homo Mechanicus : man is makhluk yg dapt bergerak scr otomatis dan
mekanik
• Homo Erectus : Man is makhluk yang bertulang belakang
• Homo Ludens : Man is makhluk bermain
• Homo Faber : man is makhluk yg berkeinginan berkarya dg menggunakan
logika
• Homo Educandum : penggabungan antara homo mensura dan homo
faber
Go tesis manusia
2. Berdasarkan sifat kodrat manusia
a. Sifat individu  Homo Economicus : man is makhluk ekonomi
b. Sifat sosial  Homo Socius : Man is makhluk sosial dan ingin
berbagi pd sesama
3. Berdasarkan kedudukan kodrat
c. Makhluk pribadi mandiri  Homo Viator : Man is makhluk yang
sll ingin tahu dan tak pernah puas, menuju satu tujuan
d. Makhluk Tuhan  Homo religious : man is makhluk yg memiliki
fitrah
HOMO CONCORS : penggabungan dari semua tesis manusia di atas.
ESENSI MANUSIA MENURUT ALIRAN
FILSAFAT
MANUSIA MENURUT MATERIALISME
1. Esensi kenyataan, termasuk manusia bersifat material / fisik. Ciri
kenyataan material is menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan
(ekstensa), objektif, dapat diukur,dihitung, dan diobservasi.
2. Setiap gejala berasal dari stimulus / hukum sebab akibat, shg sesuatu
selalu tergantung yang lainnya  deterministik, setiap gerak/perilaku
digerakkan oleh kekuatan eksternal stimulus
3. Manusia adalah bagian dr alam / materi, shg manusia menempati
ruang,waktu,dapat diukur,dihitung,diobservasi, berkembang, dan tidak
memiliki kebebasan (tergantung pd yang lain ).perilaku manusia
sebagai akibat sebab eksternal, jadi perilaku manusia tidak berasal dari
dirinya sendiri, manusia berperilaku krn ada sebabnya/stimulus, yang
menuntut untuk diberi respon atau aksi.
MANUSIA VERSI IDEALISME
1.Kenyataan sejati bersifat spiritual. Aliran ini percaya ada kekuatan atau
kenyataan spiritual di belakang setiap penampakan atau kejadian. Dan
esensi kenyataan spiritual adalah berpikir (res cogitans)
2.Kekuatan dan hal fisik menurut idealisme merupakan manifestasi dari
kekuatan yg lebih tinggi is Roh absolut. Gerak setiap benda yang
bersifat materi menurut idealisme sudah didesain terlebih dulu oleh
kekuatan spiritual.
3.Perilaku manusia mengandung maksud / tujuan, bukan semata-mata
bergerak secara mekanis saja. Penggeraknya adalah kekuatan internal,
yakni jiwa, yang hendak mewujudkan dirinya dalam menggapai nilai-
nilai pribadi dan norma masyarakat dan agamanya (jadi bukan
kekuatan eksternal). Manusia bersifat teleologis / bertujuan , yaitu
untuk mengaktualisasikan diri dan nilai-nilai yang diyakininya.
go
• Manusia bersifat deterministik. Roh Absolut
(Tuhan) adalah bebas dan tidak berhingga,
sedangkan manusia sebagai bagian atau
perwujudan dari Roh Absolut, bersifat tidak
bebas dan berhingga.
MANUSIA VERSI DUALISME

1.Kenyataan bersifat fisik dan spiritual, kenyataan sejati


merupakan perpaduan antara materi dan roh.
2.Manusia is makhluk yang terdiri dari dua substansi, yaitu
materi dan roh atau tubuh dan jiwa. Tubuh menempati
ruang,waktu,shg dpt diamati,disentuh,diukur. Jiwa dibuktikan
dengan pikiran (kemampuan berfikir)
3.Esensi manusia adalah jiwa dan tubuh. Tubuh dipelajari oleh
Naturwissechaften /ilmu pengetahuan alam. Jiwa , ekspresi /
manifestasi jiwa dipelajari oleh Geistewissenchaften / ilmu
pengetahuan kemanusiaan.
Manusia versi Vitalisme

1. Pemikiran Vitalisme : kenyataan sejati adalah


energi,daya,kekuatan atau nafsu yg bersifat irasional dan
instingtif (liar).
2. Perilaku manusia merupakan perwujudan dari kekuatan
irasional dan instingtif. Setiap keputusan yang nampaknya
rasional adalah rasionalisasi dr keputusan yang irasional.
Rasio sebagai alat untuk merasionalisasi hal-hal yang
irasional. Contoh : Bekerja sebetulnya untuk
mempertahankan naluri bertahan hidup.
Manusia versi Eksistensialisme

Eksistensi dari kata existere (eks = keluar,sistere = ada atau


berada), eksistensi berarti sesuatu yang sanggup keluar dr
keberadaannya, atau sesuatu yang melampaui dirinya
sendiri. Hanya manusia yang mampu bereksistensi,
mampu melampaui keterbatasan biologis dan lingkungan
fisiknya, berusaha untuk tidak terkungkung oleh segala
keterbatasan. Oleh kaum eksistensialis, manusia disebut
sbg suatu proses,”menjadi”,gerak yg aktif dan dinamis.
Manusia sebagai makhluk yang bebas dan kebebasan
merupakan modal dasar untuk hidup sbg individu yang
otentik dan bertanggungjawab.
Manusia versi Strukturalisme

1. Aliran ini menempatkan struktur / sistem bahasa dan budaya sbg kekuatan
yang menentukan perilaku dan kesadasarn manusia.
2. Manusia merupakan makhluk yang tidak bebas, yang ditentukan oleh
sistem bahasa dan budayanya. Tidak ada perilaku atau pola berfikir dan
kesadaran manusia yang bersifat individual dan unik, serta bebas dr sistem
bahasa dan budaya di sekitarnya.
3. Makna dan keberadaan manusia tidak tergantung pada diri manusia sendiri,
tetapi tergantung pada kedudukan dan fungsinya dalam sistem, yang berarti
manusia harus mematuhi aturan-aturan yang ada dalam sistem yang
melingkupinya.
Manusia versi Postmodernisme

1. Menurut postmodernisme tidak ada dan tidak mungkin ada akau atau ego
yang unik dan mandiri, karena ia selalu hidup di dalam dan ditentukan
oleh sejarah dan situasi sosial budaya yang mengungkungnya.
2. Manusia dan sistem tertentu (misal politik,ekonomi,budaya, dsb) tidak
dapat berdiri sendiri, adanya sangat ditentukan oleh sistem di mana
manusia berada, dan peran atau kedudukan sistem tersebut terhadap
sistem lainnya.
3. Dalam realitanya telah terjadi dominasi oleh sistem-sistem besar
terhadap sistem yang lebih kecil. Barat lebih mendominasi Timur.
Contoh gamelan dianggap lebih rendah dibandingkan jazz.
4.The pluralis, keberanekaragaman ,budaya lokal,kearifan lokal harus
diangkat ke permukaan ,karena memiliki nilai-nilai yang penting dan
dihargai.
MANUSIA MENURUT FILSOF
Descartes
• Semua makhluk memiliki jiwa (vegetatif, senitif, rasional )
• Jiwa rasional : res cogitans : akal  ada aktivitas jiwa , is meragukan
• Metode keraguan : sgl sst diragukan  yg tidak diragukan is sst yg clear
and distink, is bahwa sy sedang ragu-ragu / berfikir. Clear jelas, dapat /ada
pengalaman empiris. Distink : tdk dpt dianalisis lagi.
• Yang clear and distink is “aku sedang ragu-ragu”  ini adalah aktivitas jiwa
• Tubuh : terdiri dr partikel yg bergerak + berkeluasan, jiwa is kesadaran dan
berfikir
• Kesadaran dan berfikir ini nyata, tetapi tidak nampak sbg totalitas scr jelas.
Jadi ada ide yg tidak tergantung hal yg empiris ( kesempurnaan, kesatuan )
 innate ideas ; Ide bawaan dipadukan dengan kepastian adanya
jiwanyakesempurna an  pasti ada yangmewujudkan kesempurnaan,
yaitu Tuhan
DESCARTES
• FILS Descartes : menenmpatkan rasio dan fungsi intelektual jiwa
sbg hal yg lebih fundamental dibandingkan pengalaman indra 
rasionalis
• Sistem filsafatnya juga menempatkan ide bawaan sbg hal yg
mendahului pengalaman konkrit  nativis >< tdk ada ide
bawaan (empiris)
• Hub jiwa dan tubuh : tubuh tanpa jiwa hanya akan otomat
belaka, bergerak tanpa kesadaran, tanpa makna, mekanis belaka.
Sebaliknya jiwa tanpa tubuh, tetap memiliki kesadaran , tapi
hanya berupa ide bawaan
• Tempat berpadunya jiwa dan tubuh di kelenjar pinealis , organ
kecil, terletak di dekat pusat otak.
DESCARTES
• INTERAKSI TUBUH-JIWA : tubuh dan jiwa
sering terdapat konflik, namun sebenarnya
dalam jiwa itu tidak terjadi konflik. Jiwa is
terpadu, rasional, dan konsisten, perubahan
terjadi karena keterbatasan kekuatannya
dalam menghadapi tubuh, yang kadang sulit
dikendalikan. Jika jiwa kalah, maka akan
terjadi masalah kejiwaan, jika jiwa menang ia
akan mampu mengendalikan tubuh.
Manusia menurut Schopenhauer (kehendak buta)

1.Esensi manusia adalah kehendak. Kehendaklah yang menyebabkan manusia itu menjadi
ada.
2.Macam kehendak
a. Kehendak untuk hidup  sebelum ada intelek, ada kehendak terlebih dulu, atau intelek
adalah alat bagi kehendak. Perilaku manusia merupakan ekspresi dari kehendak, yaitu
kehendak untuk bertahan hidup dan memaksimalkan kehidupan. Musuh kehendak ini
adalah kematian.
b. Kehendak untuk reproduksi reproduksi adalah naluri yang paling kuat, shg
merupakan tujuan utama, dan hal ini disebabkan oleh kehendak
3.Kehendak is kejahatan  jika dunia is kehendak,maka dunia is penderitaan, karena
kehendak kehendak selalu terus ada, dan tidak pernah tercapai seperti apa yang
dikehendaki. Jika manusia takluk pada kehendak, maka tidak pernah akan bahagia dan
damai. Kemenangan manusia adalah setelah manusia mampu menundukkan kehendak
dengan pengetahuan dan intelegensianya.
4. Ada 4 kebijaksanaan hidup sbg alat antisipasi kehendak, filsafat, jenius, seni, dan agama.
• Kebijaksanaan : melakukan renungan yang cerdas thd kehidupan
• Jenius : bentuk tertinggi pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendaknya
(will-less knowledge). Jenius is objektivitas yg paling lengkap, daya –kekuatan
menghapus keinginan dan tujuan sendiri
• Seni : seni akan menghantarkan pada hal yang universal, melalui intuisi dan
presentasi, seni membutuhkan kejeniusan  seni musik
• Agama : sbg kebijaksanaan sejati , mengurangi sesedikit mungkin keinginan
dan kehendak . Semakin mampu mengurangi kehendak, maka akan semakin
berkurang penderitaan.
• Intelek hanya merupakan permukaan jiw a manusia. Intelek digerakkan oleh
kehendak. Kehendak is orang kuat yg buta yg menggendong orang yang
lumpuh dan melek. Intelek is alat kehendak.
• Istri Scopenhaouer , is sadis, kejam , Zantippe
• Kehendak reproduksi : utk spesies, bukan krn cinta
NIETZSCHE
• Friedrich Nietzsche (1884-1900) seorang tokoh pertama
eksistensialisme modern yang atheistis. Ayahnya seorang
pendeta dan Ibunya adalah seorang penganut kristen yang
taat. Akan tetapi dalam suatu skeptis akademis ia kehilangan
iman kepercayaannya saat usia delapan belas tahun dan pada
usia dua puluh tahun ia masih mencari Allah yang tidak
dikenal. Ketika ia mengalami periode atheistisnya yang sangat
militan Nietzsche ternyata masih mencari dengan penuh
kegelisahan mencari Allah yang tidak dikenal walaupun
sekaligus ia menyebutnya musuh serta algojonya. Sayangnya,
Neitzsche yakin bahwa Allah itu telah mati, kematian Allah
berkembang menjadi serangan fanatik atas segala yang berasal
dari kepercayaan lama akan Allah dan alam baka, yang adi-
duniawi ia tukar dengan yang duniawi.
THE WILL POWER
Nietzsche mendobrak konstruksi sosial yang telah tertanam di
Eropa selama berabad-abad, khususnya tradisi Judeo-
Christian yang berkembang selama Abad Pertengahan dan
Rasionalisme yang berkembang pasca Aufklarung.
Bagi Nietzsche, moralitas dan akal adalah suatu produk jadi-
jadian manusia yang bersumber dari kecemasan manusia
itu sendiri.
Nietzsche mengatakan bahwa sebenarnya sesuatu yang
fundamental dalam diri manusia adalah Hasrat, dalam hal
ini dia merujuk pada Hasrat untuk Berkuasa (the will to
power). Kekuasaan dan kekuatan adalah eksitensi hasrat
manusia yang sebenarnya.
Manusia yang bermoral Tuan adalah manusia yang menentukan
nilai-nilainya sendiri. Manusia sendirilah yang mesti
bertanggungjawab atas nilai dan kebernilaian hidupnya.
Hasratlah yang menjadi patokan dalam penentuan nilai itu. Nilai
mana yang akan dipilih sangat tergantung pada hasrat manusia
itu. Kekuatan manusia yang menentukan semua itu. Human, All
Too Human, kata Nietzsche. Manusia yang ideal adalah manusia
yang berhasrat untuk berkuasa. Manusia yang karena hasratnya
untuk berkuasa membuat dia membentuk Moralitas Tuan dan
bukan moralitas budak. Itulah sebabnya Nietzsche
memperkenalkan jenis manusia seperti ini : UBERMENSCH.
“Dead are all the Gods : Now do we desire the Overman to live.”
Let this be our final will at the great noontide!
(Nietzsche : Thus Spoke Zarathustra, Chapter XXII The Bestowing
Virtue, section 3
Hampir dalam semua karya-karya Nietzsche, dia menjelaskan
panjang lebar (kebanyakan dengan bentuk aforisme) tentang
Hasrat untuk Berkuasa. Nietzsche mengangkat manusia
setinggi-tingginya, lepas dari moralitas dan akalnya, dan
menempatkan hasrat manusia (hasrat berkuasa) sebagai
dorongan utama hidup manusia.
Nietzsche menolak moralitas agama dan akal yang menempatkan
manusia dalam bentuk Moralitas Budak. Yang terpenting dan
terutama bagi manusia adalah mewujudkan Moralitas Tuan.
Manusia, bagi Nietzsche, harus disadarkan bahwa mereka adalah
makhluk yang bebas dan merdeka. Bebas dari segala produk
nilai-nilai yang berasal dari luar, dari agama dan Tuhan. Tidak
ada nilai-nilai yang berasal dari Tuhan
Ubermensch adalah manusia-manusia yang bermoral Tuan, dan
memiliki hasrat untuk menguasai dunianya serta tidak
membiarkan dirinya dikuasai oleh dunia. Inilah produk manusia
ideal menurut Nietzsche.
Konstruksi hasrat Nietzsche dimulai dari penghancuran atas
segala bentuk moralitas agama yang justru membuat manusia
bermoral budak. Nietsche menihilkan segala kemapanan itu,
dan membangun “manusia ideal” dari reruntuhan kehancuran
moralitas tersebut. Apa yang bermoral adalah apa yang
memiliki hasrat berkuasa, karena dari situ akan membentuk
moralitas yang baru (Tuan) dan menjadikan manusia ideal
(Ubermensch/Overman) yang menguasai dunia.
I want to teach men the sense of their existence, which is the
Overman, the lightning out of the dark cloud—man.
(Nietzsche : Thus Spoke Zarathustra, Prologue, section 8
GO
Nietzche yang juga seorang atheistis yang kebingungan
mencari “Allah yang tidak dikenal” akhirnya berpendapat
bahwa tuhan itu tidak ada, sehingga menurutnya manusia
akan mendapatkan kebebasan dan kekuasaan yang ia
inginkan ketika tuhan itu tidak ada, maka dari itu Nietzsche
beranggapan bahwa Allah itu telah mati, Allah itu tidak ada
dan kitalah yang telah membunuh Allah. Dalam berbagai
buku yang ia tulis, Nietzsche sepertinya mengajak orang-
orang untuk membenci Allah dan mengajak orang percaya
bahwa tuhan itu tidak ada, sehingga mereka harus
menciptkan dunia baru tanpa tuhan.
Manusia menurut Nietzsche

1. Hidup is perjuangan untuk bereksistensi, maka kekuatan is kebajikan dan


kelemahan is keburukan yang memalukan. Yang baik is yang mampu
melangsungkan kehidupan,yang berjaya, dan yang buruk is yang tidak bisa
bertahan,yang terpuruk dan kalah.
2. Hidup is medan untuk untuk bertarung agar dpt melangsungkan kehidupan.
Yang dibutuhkan dalam hidup is kekuatan bukan kebaikan, kebanggaaan diri
bukan kerendahan hati. Hukum yang berlaku is hukum alam,bukan hukum
buatan manusia.
3. Manusia harus berjuang menjadi manusia unggul. Manusia unggul bukan dr
seleksi alam, manusia unggul dapat bertahan dan ada melalui seleksi manusia
(human selection), perbaikan kecerdasan (eugenic foresight), dan pendidikan
yang meningkatkan derajad dan keagungan individu. Menurut Nietzsche
perkawinan bukan sekedar untuk reproduksi tetapi juga untuk perkembangan.
Manusia menjadi unggul if ada energi,intelek,dan kebanggaan diri
Ciri manusia unggul

• Berani menghargai segala tantangan


• Berani ,menderita untuk mencapai tujuan
• Aktif dan kreatif
• Punya jati diri yang khas
• Tidak mudah dipengaruhi
• Punya norma dan nilai sendiri
• Dalam keadaan menderita (krn untuk menjadi kreator
diperlukan penderitaan dan perubahan) SUKA
TANTANGAN DAN TAHAN BANTING
Cara menjadi manusia unggul

Untuk menjadi manusia unggul manusia harus meningkatkan


dirinya dari sekedar manusiawi menjadi manusiawi. Manusia
unggul keluar dr proses dinamis yang penuh tantangan ,
manusia yang bisa menggunakan kehendak dan kuasanya
untuk mengatasi rasa lemahnya.
Cara mencapai manusia unggul adalah dengan tiga komponen
dasar, yaitu untuk mempunyai :
a. Keberanian
b. Kecerdasan
c. Kebanggaan
Peran penting individu ada 2 :

a. Mendobrak batas-batas baik buruk diri sendiri. Untuk mejadi


individu yang melebihi dirinya sendiri.
b. Membentuk nilai-nilai dari pada mencoba mengikuti nilai-nilai
masyarakat kebanyakan, mendobrak tatanan nilai yang sudah
mapan.
Hal yang terbaik adalah mendisiplinkan diri, berbuat keras
terhadap diri sendiri. Manusia yang tidak ingin jadi komponen
masa, berhentilah memanjakan diri sendiri. Kita harus keras
pada orang lain, tetapi terutama pada diri kita sendiri, kita harus
mempunyai tujuan dalam menghendaki apa saja, kecuali
berkhianat pada teman sendiri, itulah tanda kemuliaan, rumus
akhir manusia unggul.
Manusia menurut Comte

Tahap perkembangan akal manusia:


a. Tahap Teologis,dalam tahap ini manusia menghayati dirinya sebangai bagian
dari keseluruan alam yang selalu diliputi oleh hal yang sifatnya misterius.
b.Tahap Metafisis,manusia pada tahap ini berusaha mencari esensi dari segala
sesuatu tidak hanya didasarkan pada pengertian umum tetapi dilandasi oleh
pemikiran logis. Dogma agama mulai ditinggalkan dan kemampuan akal
mulai dikembangkan.Pada tahap ini manusia mengembangkan pengetahuan
dlm rangka mencari sebab pertama dan tujuan akhir kehidupan.
c. Tahap Positif,pada tahap ini gejala dan kejadian alam tdk lagi dijelaskan scr
apriori melainkan berdasarkan pada observasi, eksperimen dan komparasi
yang ketat dan teliti. Gejala dan kejadian alam harus dibersihkan dr muatan
teologis dan metafisis. Hukum yang ditemukan bersifat positif dan
observasional, shg dapat dibuktikan secara positif.
KIERKEGAARD
• Ia melihat berbagai fenomena dalam kehidupan manusia
( adayang ingin bebas, ada yg taat, ada yang cuek )
• Ia mengakui hukum positif / kesepakatan , yang tidak
disetujui adalah efek negatif hukum positif, is sbg tameng
agar terhindar dari tanggungjawab pribadi, atau demi
kepentingan nasional / masa, manusia melupakan hati
nurani. Di kost ada kesepakatan setiap 2 hari sekali,
setelah isyak pertemuan warga kost, jika tidak hadir
didenda 5000. warga kost taat, padahal hati nurani
menyatakan ini saatnya belajar.
• Menurutnya manusia bukan hanya makhluk yang
murni rasional, tetapi makhluk yang punya
pertimbangan emosional dan praktis. Ex : ada
pertemuan kost, tapi krn ujian dan belum tuntas
belajar, maka ijin tidak hadir pertemuan.
• Menurutnya manusia pd prinsipnya adalah individu,
individu identik dg kebebasan  dalam arti setiap
individu mengkonstitusi / menciptakan diri dan
dunianya melalui suatu pilihan bebas, dipilih dan
diputuskan sendiri oleh manusia.
• Menurutnya kebebasan berkonsekuensi dg
tanggungjawab. Menurutnya sumber masalah
manusia terletak pada masalah kebebasan dan
tanggungjawab. Kebebasan bukan sesuatu yang
menyenangkan , tapi justru mendatangkan persoalan
( rasa cemas, gelisah )
• Yang dibutuhkan dalam hidup is passion, yang
dilandasi oleh kehendak bebas dan afeksi / emosi.
Passion / greget dalam setiap perilaku.
• Tahap estetis, etis, religius
Tahap estetis
• Hidup untuk kesenangan ( libido, hedonis ), sesuai dengan
mood
• Hidup tanpa passion / greget/ jiwa / antusianisme/
komitmen
• Kemauan manusia diikatkan pada kecenderungan
masyarakat dan zamannya / trend
• Manusia sebagai penonton, tidak melibatkan diri dlm
aktivitas
• Kecenderungan masy / zaman / trend berubah/ berkembang
 membuat putus asa, saat tidak dapat memenuhi
Tahap etis
• Manusia mulai menerima kebajikan moral
• Manusia menerima dan menghayati nilai nilai kemanusiaan
sebagai dasar dalam melaksanakan kebajikan moral
• Mulai ada passion dalam menjalani kehidupan berdasar
nilai kemanusiaan
• Menurutnya pernikahan merupakan langkah awal
perpindahan eksistensi estetis menuju eksistensi etis.
Karena dalam pernikahan akan terdapat tugas tugas
kemanusiaan
• Manusia berani mengatakan tidak pada setiap trend
Tahap religius
• Hidup manusia sudah bersama Tuhan. Dalam
berperilaku didasarkan pada keyakinan dan
keimanan subyektif.
• Perpindahan dari tahap etis ke religius lebih
mudah dibandingkan dengan pepindahan dari
tahap estetis ke tahap etis. Karena perpindahan
estetis ke etis harus aada pertimbangan rasional
sedangkan perpimdahan dari tahap etis ke religius
cukup didasarkan pada keyakikan subyektif.
Eksistensi manusia sebagai individu menurut
kierkegaard

1. Kebermaknaan hidup adalah ketika kita menghayati kehidupan


ini,manusia akan berada diantara tiga tahap eksistensi,dan pilihan
manusia sendirilah yang menentukan pada tahap mmana dia akan
berada.
2. Tiga tahap eksistensi:
a. Tahap estetis,tahap dimana orientasi hidup manusia sepenuhnya
diarahkan untuk mendapatkan kesenangan.
b. Tahap etis,tahap dimana individu mulai menerima kebajikan moral
dan memilih untuk mengikat diri.
c. Tahap religius,pada tahap ini manusia melebur diri dalam realitas
Tuhan,dan individu tidak lagi menggunakan akal rasional tetapi
lebih pada keyakinan subyektif.
Kierkegaard VS Hegel

 Konsep kebenaran dalam pandangan Kierkegaard merupakan


kritik atas konsep kebenaran ala Hegel, kebenaran subyektif
versus kebenaran obyektif.
 Jika Hegel mengatakan bahwa kebenaran adalah totalitas
(keseluruhan) maka Kierkegaard mengatakan bahwa kebenaran
adalah subyektivitas, kebenaran obyektif itu memang ada tetapi
tidak dapat diketahui oleh manusia (subyek). Manusia hanya
bisa mendekati kebenaran obyektif karena itu hanya ada dan
diketahui oleh Allah. Dengan demikian kierkegaard mengkritik
Hegel karena dengan obyek filosofinya itu Hegel telah
meleburkan individualitas ke dalam sistem filsafatnya. Di dalam
sistem filsafat Hegel, tidak ada ruang bagi individu
KONSEP KEBENARAN MENURUT
KIERKEGAARD

 Kebenaran diletakkan dalam proses menjadi dan berada


dalam antisipasi kecocokan dari “pikiran” dan “ada”.
Implikasinya jelas, kebenaran obyektif hanya ada dan
sungguh disadari oleh Allah tetapi tidak disadari oleh
manusia (existing spirit) yang secara esensial berada dalam
proses menjadi (becoming).
 Bagi Kierkegard “pikiran” dan “ada” merupakan dua hal
yang beda. Menurutnya “ada” mendahului “pikiran”,
manusia ada dahulu dan kemudian baru berpikir, manusia
dapat sekaligus berpikir dan ada tetapi manusia tetap ada
walaupun tidak berpikir ( eksistensi mendahului esensi)
KESIMPULAN

Kierkegaard adalah fisul pertama yang membahas secara mendalam


ploblematika manusia individu dengan seluruh eksistensinya ke dalam
pemikiran filsafat. Pemikiran yang mengacu pada eksistensi manusia secara
tidak langsung telah membangun kita yang terlelap dengan arus kerumunan
obyektif yang membelenggu kita.
Untuk tidak salah meninterpretasikan kebenaran yang dimaksud kierkegaard,
maka harus digaris bawahi bahwa kebenaran subyektif perlu dipahami sebagai
kebenaran yang bersifat esensial bagi eksistensi manusia, yakni kebenaran
moral dan religius. Artinya, kierkegaard sama sekali tidak menolak adanya
kebenaran obyektif, dalam hal ini ia percaya bahwa kebenaran obyektif dapat
dicapai oleh ilmu ilmu pengetahuan. Dengan menekankan unsur subyektif,
secara radikal ia telah mengabaikan hubungan intersubyektif, dimana manusia
selalu ada di dunia ini dengan yang lainnya. Manusia tidak perlu menarik diri
dan menyangkal dunia dan hanya terfokus pada dirinya sendiri.
Edmund Husserl ( Fenomenologi)

Fenomena adalah gerakan filsafat yang


dipelopori oleh Edmund Husserl. Kata
fenomenologi berasal dari bahasa yunani.
Phainomenon dari phainesthail phainomail
phainein yang berarti menampakan atau
memperlihatkan dan terbentuk dari akar kata
fantasi, fantom dan fosfor yang artinya sinar atau
cahaya. Jadi, fenomenologi mempelajari apa
yang tampak atau apa yang menampakkan diri
Metode Fenomenologi
Bagi Husserl metode yang benar benar ilmiah adalah
metode yang sanggup membuat fenomena
menampakkan diri sesuai dengan realitas yang
sesungguhnya tanpa memanipulasinya. Ada suatu
slogan yang terkenal di kalangan penganut
fenomenologi,, yaitu, zu den sachen selbst. dalam
keterarahan benda itu, sesungguhnya benda itu
sendirilah yang dibiarkan untuk mengungkapkan
hakikat dirinya sendiri. Berangkat dari proses
pemikiran yang demikian maka lahirlah metode ini.
Go fenomenologis

• Ada 3 macam reduksi yang ditempuh untuk


mencapai realitas fenomen dalam pendekatan
fenomenologi.
• Reduksi adalah langkah langkah metodis yang
digunakan untuk menunda atau menyimpan
setiap prasangka kita pada realitas
Reduksi eidetis
• Tujuannya untuk mengungkapkan struktur
dasar dari suatu fenomena atau gejala murni
atau yang telah dimurnikan. Perhatian kita
sepenuhnya diarahkan hanya pada esensi pada
hakikatnya
Reduksi fenomenologis
• Reduksi pada obyek untuk mengungkapkan
esensi atau hakikat obyek diteruskan dengan
reduksi pada kesadaran sendiri.
• Yang direduksi adalah segenap prasangka kita
seperti yang berasal dari tradisi, kepercayaan,
asumsi, teori atau hukum tentang obyek yang
hendak dicari esensinya.
Reduksi fenomenologis transedental

• Lebih menekankan pada esensi subyek


( kesadaran) dan aktivitasnya.
• Tidak hanya terbatas pada prasangka terhadap
obyek tetapi juga pada keberadaan dari realitas
secara keseluruhan.
Esensi Kesadaran dan aktivitasnya
• Intensionalitas adalah obyektifikasi. Intensionalitas berarti
mengarahkan data kepada obyek obyek intensional. Fungsi
intensionalitas disini adalah menghubungkan data dengan
obyek.
• Intensionalitas adalah identifikasi. Setelah mengadakan
obyektifikasi, intensionalitas kemudian mengarahkan
berbagai data yang datang dari berbagai peristiwa
kemudian kepada obyek hasil objektivitas tadi. Identifikasi
ini banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek dari dalam,
seperti motivasi, minat, keterlibatan ( baik emosional
maupun intelektual).
Go essensi kesadaran
• Intensionalitas adalah menghubung hubungkan.
Setiap aspek dari obyek yang identik menunjuk
dari aspek aspek lainyang menjadi horisonnya
• Intensionalitas adalah konstitusi
( menciptakan ). Prestasi sesungguhnya dari
intensionalitas terletak pada konstitusi
( menciptakan ). Dengan perkataan lain, objek
intensional sebenarnya berasal dari “ endapan
endapan “ aktivitas aktivitas intensional.
Eksistensionalisme
• Esensi : abstrak, umum, statis
• Eksistensi : kongkret, individual, dinamis
• Existere: sst yang sanggup keluar dari
keberadaanya, sst yang melampaui dirinya
sendiri  yang dapat seperti ini hanya
manusia, shg manusia itu proses menjadi .
SARTRE
• Dua tema utama: kebebasan dan ada : kebebasan dan
kesadaran diri is tidak mudah dan tidak mengenakkan .
Kebebasan itu penuh paradoks dan menyesakkan.
Mengapa ? Krn kebebasan yg ditentukan dari situasi /
hal yg tidak kita ketahui sebelumnya / “terlempar “,
dan pd saat bebas berarti kita rapuh dan terancam.
• Ancaman tersebut is benda
• Dualisme : ada yg subjektif dan ada yang objektif,
antara kebebasan dan “ada”.  rekonsiliasi antara
kebebasan dengan ada, antara subjek dan objek .
Tahap tahap pemikiran Sartre
1. Pra fenomenologis : kebebasan > < ada. Antara kebebasan (manusia) dan
Ada (Tuhan) idak dapat direkonsiliasi, krn cara beradanya sendiri-sendiri.
Manusia sbg nafsu yang tidak berguna ,sbg gairah yang sia-sia.
2. Psikologi fenomenologis : rekonsiliasi antara kebebasan dan ada, dilakukan
dengan fenomena psikis, misal mendengarkan musik, menikmati alam.
Rekonsiliasi antara keduanya scr langsung belum dapat dilakukan.
3. ontologi fenomenologis : ada > < tiada  kesadaran : pada saat kita memiliki
kesadaran maka akan sampai pada ketiadaan (ex; sadar tidak dapat menjawab,
berarti ketiadaan pengetahuan. Hubungan antar kesadaran  ada bagi orang
lain
4. eksistensialisme fenomenologis : Menjadi manusia is anugrah > < sia-sia,
relasi antar manusia adalah kebersamaan bukan konflik.
Menurut Sartre eksistensi mendahului esensi, karena esensi is hasil dari
perbuatan bebas manusia
Tahap tahap kesadaran manusia
1. Penolakan ego transedental
2. Kesadaran :
Reflektif : terarah pada subjek
Pra reflektif : terarah pada objek
3. Karakter negatif kesadaran
4. Kebebasan
5. Kecemasan
6. Malafide : manusia menipu dirinya sendiri dengan
menyangkal kebebasan dan kecemasan
Gejala gejala dasar manusia

• 1. Imajinasi
• 2. Emosi
• 3. Tatapan : memandang dan mempertimbangkan orang
• 4. Tubuh
• Sebagai man
• Untuk saya sendiri
• Untuk orang lain
• Untuk saya yang menyadari adanya kesadaran orang
lain akan tubuh saya : malu
HEIDEGGER
• Kritik thd Husserl : manusia kembali ke subjek  aku
transedental  subjek absolut  menciptakan dunia.
Manusia lupa akan makna ada  dg metode
fenomenologi analisis ada  mengada analisis
eksistensial . Menurut heidegger manusia juga
diciptakan/dikonstitusi oleh dunia . Perlu ada sintetis
antarasubjek dan objek  dunia-manusia ada dalam
dunia
• Manusia harus memahami realitas dunia manusia sendiri,
tempat manusia menciptakan diri dan dunia serta
diciptakan oleh diri dan dunia.
8 tema
• Eksistensi is milik pribadi, mengadanya manusia tdk dpt
digantikan oleh yg lain  ada dalam dunia, butuh yg lain ,
butuh keterlibatan  yang ditemukan pertama di dunia is
“orang”, adanya kecenderungan enggan menerima diri sendiri,
membuka kesempatan orang lain masuk , lebih suka menjadi/
meniru orang lain , lupa dg diri sendiri mensikapi orang dan
faktisitas berdasarkan suasana hati  kecemasan
ketidakmampuan menata suaana hati yang berakibat ketiadaan
 kematian , agar tidak mengalami ketiadaan / kematian,
mendengarkan hati nurani  suasana hati yg didasarkan pada
keprihatinan akan masa depan, faktisitas, dan rutinitas /
peraturan yg berlaku  historisitas scr terus menerus.
Manusia menurut Heidegger
Manusia menurut Heidegger lupa akan makna ada, hal ini ditandai dengan manusia
melupakan pertimbangan nilai. Heidegger memberi solusi,dengan metode
fenomenologi, yaitu mencari makna ada, dengan cara analisis eksistensial.
Sasaran Heidegger adalah pada mengadanya manusia
Tema-tema eksistensi manusia:
1. Eksistensi is milik pribadi berada pada ruang dan waktu
2. Ada dlm dunia
3. Orang sbg diri
4. Suasana hati / faktisitas
5. Kecemasan
6. Kematian dan hati nurani
7. Keprihatinan
8. historisitas
Manusia versi Notonagoro
• Hakikat man is monopluralis
• Susunan kodrat : jiwa dan raga
• Sifat manusia : individu dan sosial
• Kedudukan kodrat : m.pribadi mandiri dan m.Tuhan
1. Bijaksana
2. Adil
3. Sederhana
4. teguh
go
• Manusia : materi dan immateri / jasmani dan rokhani. Tubuh dari tanah,
roh dr substansi immateri alam gaib. Tubuh akan kembali ke tanah, dan
roh akan pulang ke alam gaib.
• Manusia is theomorfis, makhluk yg dlm dirinya memiliki suatu yg agung.
• Manusia sbg makhluk yg suci dan mulia, makhluk surgawi,
berpembawaan baik.
• Unsur-unsur immateri : roh, hati, akal, nafsu
• Sebutan manusia : dr aspek historis : bani adam, aspek biologis :basyar,
aspek kecerdasan: insan, aspek sosiologis : annas, aspek posisi : abdun
• Tujuan manusia diciptakan : menyembah Allah swt : menundukkan dan
merendahkan diri kpd Allah, berorientasi kpd Allah dlm segala aktivitas
kehidupan.
Manusia versi Islam
• QS Al-Baqoroh 31-32 : Allah menciptakan Adam sbg manusia
pertama yg memiliki kemampuan akal yang sempurna. Dengan
materi tanah
• Setelah Adam, manusia diciptakan mll pecampuran laki-laki dan
perempuan (QS Al Mukminun 12-14), dg tahap-tahap : manusia
dr sari pati tanah mll nutrisi yang dimakan  nuftah (cairan yg
mengandung gamet pria dan wanita ) tersimpan di rahim atau
uterus Alaqoh ( embrio dg umur 24-25 hari) mugdhah 26-
27 hari stadium tulang pembentukan dagingminggu ke
delapan, membentuk otot  assifikasi di pusat pertulangan .
Ditiupkan roh (QS As-Sajdah 7-9) sekalian diberi pendengaran,
penglihatan, dan hati.
Fungsi dan peran manusia
• Fungsi sbg hamba, dg peran sbg pengabdi Allah
• Fungsi sbg khalifah, dg peran sbg pengelola bumi
• Fungsi terhadap diri sendiri
• Fungsi terhadap masyarakat : QS Al Hujarat :13
• Fungsi terhadap alam (QS Al-Jasiyah: 13, QS
Ibrahim 32-34,QS An –Nahl :14 )  sebaliknya QS
Ar-Rum :41 ; manusia merusak alam
• Fungsi thd Allah , sbg hamba(Q S Az-zariyat :56
:beribadah)
Kekurangan manusia
Antara lain : Makhluk yg melampaui batas
(Yunus:12) zalim (Ibrahim, 34),tergesa-gesa (Al-
Isro 11), suka membantah (Al-Kahf 54), berkeluh
kesah (Al-Maarij 19-21), ingkar dan tidak
berterimakasih (Al-Adiyat 6)
Manusia berkualitas
• Beriman dan beramal sholeh (QS Al-Hujarat:14
danAt-Tin :6
• Diberi ilmu .Al-Isro:85, Mujadilah:85, Fatir:28
• Alim : Al-Ankabut 43
• Berakal : Al-Mulk:10
• Jiwa yg tenang : Al-Baqoroh 83
Manusia berkualitas : kualitas iman, kualitas
intelektual, kualitas amal sholeh, kualitas sosial
Al-Farabi
• Manusia terdiri dr jiwa dan jasad : bersifat
accident substansinya berbeda
• Jiwa : daya gerak (makan, memelihara,
berkembang), daya mengetahui
(merasa,imajinasi), daya berfikir (akal praktis,
alam teoritis)
Muh Iqbal
• Amal penting bagi upaya aktualisasi diri. Diri manusia bukan
kesatuan hidup yang telah sempurna  perjuangan menuju
kesatuan yg lebih inklusif, efektif, seimbang, lebih unik.
• QS At-Tin 4 – 6 : manusia yg lalai pd hakikat kemanusiaannya,
tidak mengembangkan potensi diri, membnuh bakat
kemanusiaan, menyia-nyiakan realitas sbg sebaik-baiknya
makhluk , ia jatuh ke derajat yg paling hina. Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yg sebaik-
baiknya, kemudia Kami kembalikan di ke tempat yang
serendah-rendahnya, kecuali orang yg beriman dan beramal
sholeh.
• Aktualisasi diri dpt sempurna is didasari cinta cinta pada
Tuhan
KONTRIBUSI FILSAFAT (FIL.MANUSIA) UNTUK
PSIKOLOG PROFESIONAL
• Ciri-ciri berfikir filosofis  psikolog yang mampu menyelesaikan
masalahnya secara mendasar, komphrehensif, dan
bertanggungjawab (sistematis)
• Prinsip-prinsip berfikir filosofis  psikolog yang objektif,
argumentatif, dan realistik
• Tesis dan hakikat manusia  menentukan pilihan akan menjadi
manusia yang mana ?
• Manusia sempurna is manusia yang memiliki dan mampu
mewujudkan semua tesis / hakikat manusia  manusia bermasalah
is manusia yang merealisasikan salah satu unsur hakikat manusia
secara ekstrim  perlu seimbang dinamis, shg psikolog harus tahu
unsur-unsur hakikat manusia secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai