Anda di halaman 1dari 23

1. Mekanisme kerja aminofilin pada bayi prematur: Jawab : a. M e n i n g k a t k a n f r e k u e n s i p e r n a f a s a n b. M e n ye b a b k a n r e l a k s a s i o t o t c. Menurunkan hipoksia karena depresi nafas d. M e n i n g k a t k a n a k t i f i t a s d i a f r a g m a e.

M e n u r u n k a n p e r i o d i c b r e a t h i n g
http://www.scribd.com/doc/94510393/aminofilin

2. Sediaan obat aminofilin: Jawab : Bentuk Sediaan Tablet 225 mg, Ampul 10ml Nama Dagang - Amicain Indikasi Asma dan penyakit paru obstruksi kronis - Aminophyllinum - Phyllocontin

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Cara pemberian : 1. Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan maupun tidak 2. Intravenous: * Dapat diberikan dengan injeksi lambat IV bolus atau dapat diberikan dengan IV infus * Jangan dicampur dengan obat lain didalam syringe * Hindari penggunaan obat-obat yang tidak stabil dalam suasana asam bersamaan dengan aminofilin * Jangan digunakan jika terdapat kristal yang terpisah dari larutan * Jangan digunakan jika larutan tidak jernih Dosis : Dewasa : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan Teofilin. Injeksi IV pelan : 250-500mg (5 mg/kg) (diinjeksikan lebih dari 20 menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada asma akut berat.

Dewasa : Asma akut berat : IV infus 500 mcg/kg/jam (dengan monitoring ketat) disesuaikan dengan konsentrasi plasma Teofilin. Anak-anak : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan Teofilin. Injeksi IV pelan : 5 mg/kg (diinjeksikan lebih dari 20 menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada asma akut berat. Anak-anak : Asma akut berat: IV infus: anak usia 6 bulan - 9 tahun 1mg/kg/jam anak usia 10 - 16 tahun 800 mcg/kg/jam disesuaikan dengan konsentrasi teofilin dalam plasma. Farmakologi Absorpsi : Oral, tablet: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar puncak 10 mcg/mL (range 5-15 mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian dosis 5mg/kg pada dewasa. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi. Distribusi : Vd: 0.45 L/kg (range 0.3 L/kg-0.7 L/kg). Protein binding: 40%, khususnya dengan albumin. Metabolisme : Hepatic; isoenzyme P450 CYP1A2, CYP2E1, CYP3A3; pasien lebih dari 1 tahun, 90% metabolisme terjadi di hati. Metabolit aktif: 3-methylxanthine; caffeine (tidak ditemukan pada pasien dewasa, diduga dapat terakumulasi pada neonatus dan dapat menyebabkan efek farmakologi). Ekskresi : Pada ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), 10% tidak berubah; (neonatus), 50% tidak berubah. Teofilin, terdialisis pada hemodialysis; tidak terdialisis pada peritoneal dialysis. 3-methylxanthine, Ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), merupakan rute utama.
http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/208-aminofilin.html

3. Penyebab bronkhopneumonia berdasarkan usia: Jawab: Agen spesifik penyebab tidak dapat diidentifikasi dalam 40-60% dari kasus. Virus merupakan agen penyebab terbanyak pada bronkopneumonia pada anak-anak. Kirakira 50% dari bronkopneumonia virus disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Sekitar 25% disebabkan oleh parainfluenza dan sebagian kecil oleh influenza A dan B atau adenovirus. Indikator yang sangat berguna dalam memperkirakan agen penyebab bronkopneumonia adalah kelompok umur. Berikut agen penyebab bronkopneumonia berdasarkan kelompok umur: 1. Kelompok semua umur a. Respiratory syncytial virus b. Influenza c. Cytomegalivirus d. Parainfluenza
2

e. Adenovirus f. Human metapneumovirus g. Rhinovirus 2. Neonatus a. Streptococcus grup B b. Gram negatif c. Listeria monocytogenes 3. 1 sampai 3 bulan a. Chlamydia trachomatis b. Staphylococcus aureus c. Streptococcus pneumoniae 4. 4 bulan sampai 5 tahun a. Streptococcus pneumoniae b. Nontypeable Haemophilus influenza 5. 5 tahun ke atas a. Mycoplasma pneumoniae b. Chlamydia pneumoniae c. Streptococcus pneumoniae
http://muhammadalmustofa.wordpress.com/2011/03/31/bronkopneumonia/

4. Obat Sefalosporin: Jawab: Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi. Penggolongan Sefalosporin Hingga tahun 2006 golongan Sefalosporin sudah menjadi 4 generasi, pembedaan generasi dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang secara tidak langsung sesuai dengan urutan masa pembuatannya.
3

Berikut pembagian generasi Sefalosporin : No. 1. 2. 3. 4. Nama Cefadroxil Cefalexin Cefazolin Cephalotin Generasi 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 Cara Pemberian Oral Oral IV dan IM IV dan IM Oral IV dan IM Oral IV dan IM IV dan IM IV dan IM Oral IV dan IM Oral Oral IV dan IM IV dan IM Oral IV dan IM IV dan IM IV dan IM Oral IV dan IM Oral IV dan IM Aktivitas Antimikroba Aktif terhadap kuman gram positif dengan keunggulan dari Penisilin aktivitas nya terhadap bakteri penghasil Penisilinase Kurang aktif terhadap bakteri gram postif dibandingkan dengan generasi pertama, tetapi lebih aktif terhadap kuman gram negatif; misalnya H.influenza, Pr. Mirabilis, E.coli, dan Klebsiella Golongan ini umumnya kurang efektif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kuman gram positif, tetapi jauh lebih efektif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil Penisilinase. Hampir sama dengan generasi ketiga

5. Cephradin 6. Cefaclor 7. Cefamandol 8. Cefmetazol 9. Cefoperazon 10. Cefprozil 11. Cefuroxim 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Cefditoren Cefixim Cefotaxim Cefotiam Cefpodoxim Ceftazidim Ceftizoxim

19. Ceftriaxon 20. Cefepim 21. Cefpirom Indikasi Klinik

Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya. Anjuran ini diberikan karena selain harganya mahal, potensi antibakterinya yang tinggi sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal tersebut di atas. Adapun indikasi dari masing-masing Sefalosporin sebagai berikut : 1. Cefadroxil dan Cefalexin
4

Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus. 2. Cefazolin Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit atau luka. 3. Cephalotin Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran nafas, genito-urinaria, pasca operasi, otitis media dan septikemia. 4. Cefaclor dan Cefixim Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit seperti pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru, tenggorokan, saluran kemih dan kulit. 5. Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit pada paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing. 6. Cefmetazol Cefmetazol lebih aktif daripada Sefalosporin golongan pertama terhadap gram positifProteus, Serritia, kuman anaerobik gram negatif (termasuk B. fragilis) dan beberapa E.coli, Klebsiella dan P. mirabilis, tetapi kurang efektif dibandingkan Cefoxitin atau Cefotetan melawan kuman gram negatif. 7. Cefoperazon dan Ceftazidim Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi termasuk paru-paru, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan saluran kemih. 8. Cefprozil Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi seperti Otitis Media, infeksi jaringan lunak dan saluran nafas.
5

9. Cefuroxim Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti; bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit. 10. Cefotaxim Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi pada ginjal (pyelonephritis), organ pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit dan jaringan lunak. 11. Cefotiam Memiliki aktivitas spetrum luas terhadap kuman gram negatif dan positif, tetapi tidak memiliki aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa. 12. Cefpodoxim Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi seperti Pneumonia, Bronkitis, Gonore dan infeksi pada telinga, kulit, tenggorokan dan saluran kemih. 13. Cefepim Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi seperti Pneumonia, kulit, dan saluran kemih. 14. Cefpirom Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi pada darah atau jaringan, paru-paru dan saluran nafas bagian bawah, serta saluran kemih.
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/sefalosporin

5. BCG di imunisasi kapan: Jawab: Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Kementrian Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.

6. Obat Kalmetason: Jawab: ZAT AKTIF Dexamethasone 4mg/mL, 5mg/mL

BENTUK SEDIAAN OBAT


KALMETHASONE 4 mg/mL injeksi KALMETHASONE 20 mg/5mL injeksi KALMETHASONE 5 mg/mL injeksi KALMETHASONE tablet (1 box berisi 20 strip @ 10 tablet) KALMETHASONE tablet (1 box berisi 20 blister @ 10 tablet) FARMAKOLOGI Dexamethasone adalah glukokortikoid. Dexamethasone secara praktis kurang mempertahankan natrium.

INDIKASI KALMETHASONE digunakan terutama dalam pengobatan inflamasi dan kondisi alergi dan penyakit lain yang responsif terhadap glucocorticoid. Hal ini tidak efektif untuk pengobatan akut atau kronis kekurangan adrenokortikoid di mana aktivitas mineralkortikoid diperlukan. Diantara kondisi-kondisi berikut yang ditunjukkan KALMETHASONE adalah : 1. Gangguan kolagen dan rematik o Sistemik lupus erythematosus. o Rheumatoid arthritis. o Carditis rematik akut. o Pasca-traumatik osteoarthritis. o Synovitis dari osteoarthritis. o Radang kandung lendir akut dan subakut. o Penderita encok akut artritis. o Psoriatic arthritis o Spondilitis 2. Penyakit kulit o Pembigus. o Sindrom Stevens Johnson. o Exfoliative dermatitis. o Psoriasis parah. o Dermatitis bullous herpetiformis. 3. Penyakit Neoplastik o Hypercalcemia terkait dengan kanker.
7

4.

5.

6.

7.

Leukimia dan limfoma pada orang dewasa. Leukimia akut pada anak-anak. Penyakit alergi o Bronkial asma dalam berbagai bentuknya (akut, kronis dan status asma). o Kontak dermatitis. o Atopic dermatitis. o Serum penyakit. o Alergi rhinitis musiman. o Reaksi hipersensitivitas obat. o Angioneurotic edema. o Reaksi anafilaksis. Penyakit Gastrointestinal o Ulseratif kolitis. o Enteritis regional. Gangguan Hematologic o Acquired anemia hemolitik. o Conginital Anemia hypoplastic. Kondisi mengancam kehidupan lainnya: o Tuberkolosis meningitis (digunakan bersamaan dengan kemoterapi antituberkulosis). o Cerebral edema. KONTRA INDIKASI Seperti persiapan glukokortikoid lain KALMETHASONE tidak boleh digunakan pada pasien dengan herpes simpleks okular. Tidak boleh digunakan sendiri tanpa bersamaan pemberian terapi kausal yang tepat pada pasien dengan piogenik atau infeksi jamur.

o o

DOSIS Untuk pemberian oral

Persyaratan dosis variabel dan harus individual atas dasar penyakit dan respons dari pasien. Dosis awal bervariasi 0,75 9 mg per hari tergantung pada penyakit yang sedang dirawat. Pada penyakit yang kurang parah,dosis lebih rendah dari 0,75 mg diperkirakan cukup. Sedangkan pada penyakit parah dosis yang lebih tinggi dari 9 mg mungkin diperlukan. Dosis awal harus dipertahankan atau disesuaikan sampai respon pasien memuaskan. Jika respon klinis yang memuaskan tidak terjadi setelah jangka waktu yang wajar, hentikan pengobatan tablet Dexamethasone dan transfer pasien untuk terapi lain. Setelah respon awal yang baik, Dosis Maintenance harus ditentukan dengan mengurangi dosis awal dalam jumlah kecil hingga dosis terendah yang mempertahankan respon klinis yang memadai.
8

Pasien harus diamati dengan cermat untuk tanda-tanda yang mungkin memerlukan penyesuaian dosis, termasuk perubahan dalam status klinis yang dihasilkan dari remisi atau eksaserbasi dari penyakit, respon obat individu, dan pengaruh stres (misalnya pembedahan, infeksi, trauma). Selama stres mungkin perlu untuk meningkatkan dosis sementara. Jika obat ini harus dihentikan setelah lebih dari beberapa hari pengobatan, biasanya harus ditarik secara bertahap. Miligram setara berikut memfasilitasi perubahan untuk dexamethasone dari glukokortikoid lain.
http://www.hexpharmjaya.com/page/kalmethasone.aspx

8. Nilai normal analisa gas darah: Jawab: pH pCO2 pO2 HCO3 TCO2 Beb SBC BE % SO2-C 7,35 7,45 35 45 mmHg 80 95 mmHg 22 26 mEq/l 23 27 mEq/l 0 2 mEq/l 22 26 mEq/l (-2,5) (+2,5) 96 97

9. Asidosis Respiratorik: Jawab:

pH turun PCO2 naik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam. Penyebab asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak

dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti: 1. Emfisema 2. Bronkitis kronis 3. Pneumonia berat 4. Edema pulmoner 5. Asma 6. Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan 10. Asidosis Metabolik Jawab: PH turun HCO3 turun Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama: Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

10

Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam. Penyebab utama dari asidois metabolik: 1. 2. 3. 4. 5. Gagal ginjal Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal) Ketoasidosis diabetikum Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat) Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida 6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi 11. Alkalosis Respiratorik: Jawab: PH naik PCO2 turun Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Penyebabnya pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah: 1. 2. 3. 4. 5. rasa nyeri sirosis hati kadar oksigen darah yang rendah demam overdosis aspirin.

Pengobatan : Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
11

dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik. 12. Alkalosis Metabolik: Jawab:

PH naik HCO3 naik Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Penyebab :Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.Penyebab utama akalosis metabolik: 1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat) 2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung 3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid). 12. Efek samping imunisasi BCG: Jawab:

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Satu hingga dua minggu kemudian timbul indurasi dan eriterna di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka ini tidak memerlukan pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan/atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan sendirinya. Sekalipun sangat jarang, karena dosis berlebihan atau suntikan terlalu dalam (subkutan) pada bayi < 1

12

tahun kadang-kadang dapat terjadi limfadenitis supurativa. Proses ini bersifat tenang dan akan sembuh spontan sekalipun tanpa pengobatan.
http://dwidayadarma.com/pengenalan-vaksin.html

13. Kriteria frekuensi nafas cepat menurut WHO: Jawab: Usia <2 bulan Usia 2 12 bulan Usia 12 60 bulan : 60x/menit : 50x/menit : 40x/menit

Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak UNPAD

14. Pencapaian O2 bedasarkan pemberiannya: Jawab: Teknik Pemberian Oksigen Cara pemberian oksigen dibagi dua jenis, yaitu sistem arus rendah dan sistem arus tinggi, keduanya masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Alat oksigen arus rendah diantaranya kanul nasal, topeng oksigen, reservoir mask,kateter transtrakheal, dan simple mask. Alat oksigen arus tinggi diantaranya venturi mask, dan reservoir nebulizer blenders. 1. Alat pemberian oksigen dengan arus rendah Kateter nasal dan kanul nasal merupakan alat dengan sistem arus rendah yang digunakan secara luas. Kanul nasal terdiri dari sepasang tube dengan panjang 2 cm, dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube dihubungkan secara langsung keoxygen flow meter. Alat ini dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat masker, terutama bagi pasien yang membutuhkan suplemen oksigen rendah. Kanul nasal arus rendah mengalirkan oksigen ke nasofaring dengan aliran 1-6 L/m, dengan FiO2 antara 24-40%. Aliran yang lebih tinggi tidak Meningkatkan FiO2 secara bermakna diatas 44% dan akan menyebabkan mukosa membran

13

menjadi kering. Kanul nasal merupakan pilihan bagi pasien yang mendapatkan terapi oksigen jangka panjang. Simple oxygen mask dapat menyediakan 40-60% FiO2, dengan aliran 5-10L/m. aliran dapat dipertahankan 5L/m atau lebih dengan tujuan mencegah CO2 yang telah dikeluarkan dan tertahan di masker terhirup kembali. Penggunaan alat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi kulit dan pressure sores. Partial rebreathing mask merupakan simple mask yang disertai dengan kantung reservoir. Aliran oksigen harus selalu tersuplai untuk mempertahankan kantung reservoir minimal sepertiga sampai setengah penuh pada inspirasi. Sistem ini mengalirkan oksigen 6-10L/m dan dapat menyediakan 40-70% oksigen. Sedangkan non-rebreathing mask hampir sama dengan parsial rebreathing mask kecuali alat ini memiliki serangkai katup one-way. Satu katup diletakkan diantara kantung dan masker untuk mencegah udara ekspirasi kembali kedalam kantung. Untuk itu perlu aliran minimal 10L/m. Sistem ini mengalirkan FiO2 sebesar 60-80%. Transtracheal oxygen. Mengalirkan oksigen secara langsung melalui kateter ke dalam trakea. Oksigen transtrakea dapat meningkatkan kesetiaan pasien menggunakan oksigen secara kontinyu selama 24 jam, dan sering berhasil bagi pasien hipoksemia yang refrakter. Dari hasil studi, dengan oksigen transtrakea ini dapat menghemat penggunaan oksigen 3060%. Keuntungan dari pemberian oksigen transtrakea yaitu tidak menyolok mata, tidak ada bunyi gaduh, dan tidak ada iritasi muka/hidung. Rata-rata oksigen yang diterima mencapai 80-96%. Kerugian dari penggunaan oksigen transtrakea adalah biaya tinggi dan resiko infeksi lokal. Komplikasi yang biasa terjadi pada pemberian oksigen transtrakea ini adalah emfisema subkutan, bronkospasme, dan batuk paroksismal. Komplikasi lain diantaranya infeksi stoma, dan mucus ball yang dapat mengakibatkan fatal. 2. Alat pemberian oksigen dengan arus tinggi

14

Alat oksigen arus tinggi diantaranya venture mask dan reservoir nebulizer blenders. Alat venturi mask menggunakan prinsip jet mixing (efek Bernoulli). Jet mixing mask,mask dengan arus tinggi, bermanfaat untuk mengirimkan secara akurat konsentrasi oksigen rendah (24-35%). Pada pasien dengan PPOK dan gagal nafas tipe II, bernafas dengan mask ini mengurangi resiko retensi CO2, dan memperbaiki hipoksemia. Alat tersebut terasa lebih nyaman dipakai, dan masalah rebreathing diatasi melalui proses pendorongan dengan arus tinggi tersebut. Sistem arus tinggi ini dapat mengirimkan sampai 40L/menit oksigen melalui mask, yang umumnya cukup untuk total kebutuhan respirasi. Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi adalah pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian FiO2, dan pasien hipoksia dengan ventilasi abnormal.

15. Komposisi udara: Jawab:

http://www.sains123.cikgunaza.com/2012/04/komposisi-udara.html#_/exjun_

16. Kalori pada susu formula untuk bayi baru lahir sampai 6 bulan Susu formula

15

Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 6 bulan, susu formula dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu : a) Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi

sampai dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain. b) Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati

ASI sebagai adaptasi. c) Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan

sebagai makanan tambahan. d) Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi

dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa. (YupiSupartini, 2004) Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak (Editor : Monica Ester ). Jakarta : EGC Jenis Susu Formula Tidak semua susu formula cocok dengan kebutuhan bayi meski sudah dipilih berdasar usia. Beberapa anak tertentu ada yang alergi terhadap susu sapi. Untuk kasus seperti ini biasanya dokter akan menganjurkan untuk menggantinya dengan susu yang terbuat dari kacang kedelai. Kalau susu kedelai pun ternyata menimbulkan masalah, alternatif lainnya adalah susu elemental atau susu formula hidrolisa. Inilah jenis-jenis susu: a. Susu formula berbahan dasar susu sapi Dokter akan menyarankan susu jenis lain, semisal susu kedelai bila bayi dinilai sangat peka terhadap kandungan susu sapi. b. Susu formula berbahan soya atau kedelai
16

Tak jarang ada juga bayi yang alergi susu sapi sekaligus alergi soya. Bayi yang alergi terhadap kedua sumber protein ini biasanya disarankan mengonsumsi susu alternatif lain, yaitu golongan susu hipoalergenic. c. Susu formula hidrolisa atau susu elemental Susu formula jenis ini kandungan lemaknya sudah diperkecil. Selain itu kandungan protein kaseinnya sudah dipecah menjadi asam amino. Jadi, kandungannya bukan lagi protein, melainkan "bangunan" protein yang paling kecil. Biasanya pada kemasannya bertuliskan HA atau hipoalergenic. Susu jenis ini memang khusus untuk bayi yang alergi. Tentu saja pemberian susu khusus ini harus dengan sepengetahuan dokter. Yang juga perlu diperhatikan adakah indikasi penyakit lain, kandungan apa saja yang harus dihindari dan berapa takaran seharusnya.

* Kandungan Gizi Sebenarnya, semua susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran memiliki kandungan gizi yang sama. Pada prinsipnya semua sudah diupayakan mendekati komposisi ASI dengan kandungan sesuai standar yang ditetapkan WHO sebagai badan kesehatan dunia. Selain itu, kadar kandungan gizinya pun disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi, tidak boleh lebih tinggi ataupun lebih rendah. Ingat, kebutuhan zat gizi bayi berbeda sesuai kelompok usia.

Kandungan gizi susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan lebih spesial, karena secara alami, usus bayi kecil belum mampu mencerna nutrien susu dengan baik. Masih rentannya bayi dalam kelompok usia ini membuat susu yang dikonsumsinya pun dibagi lagi secara spesifik. Di antaranya susu untuk bayi yang lahir cukup bulan, susu untuk bayi yang lahir

17

kurang bulan ataupun yang lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Untuk bayi 6 bulan ke bawah yang lahir kurang bulan atau cukup bulan tapi dengan BBLR, komposisi nutriennya diformulasikan lebih rendah dari susu formula untuk bayi enam bulan ke bawah yang cukup bulan. Pembedaan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kondisi bayi yang daya serapnya terhadap nutrien masih belum optimal, terutama ginjalnya.

Adapun susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan secara umum digolongkan menjadi dua: 1. Formula adaptasi Susu formula jenis ini mempunyai kandungan sebagai berikut:

* Lemak Disarankan mempunyai kadar lemak antara 2,7-41 g setiap 100 ml atau setara 8,5%. Dari jumlah ini, 3-6% kandungan energinya harus terdiri dari asam linoleik.

* Protein Kadarnya harus berkisar antara 1,2 sampai 1,9 g/100 ml, dengan rasio lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Karena itu komposisi asam aminonya harus identik dengan protein yang terdapat dalam ASI. Alasannya, hanya protein itulah yang bisa dimanfaatkan bayi.

* Karbohidrat Disarankan kandunganya antara 5,4 sampai 8,2 g bagi tiap 100 ml. Karbohidratnya dianjurkan terdiri atas laktosa dan selebihnya glukosa atau dekstrin-maltosa. Dalam hal ini

18

tidak dibenarkan menggunakan sumber karbohidrat dari tepung, madu, atau susu yang diasamkan.

* Mineral Sebagian besar mineral dalam susu sapi adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan klorida. Karena itu komposisinya harus diturunkan sekitar 0,25 sampai 0,34 g tiap 100 ml. Ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan keseimbangan air dan dehidrasi hipertonik, selain timbulnya gangguan hipertensi di kemudian hari.

* Vitamin Harus ditambahkan pada pembuatan susu formula.

* Energi Harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar 72 Kkal.

2. Formula awal lengkap Sesuai namanya, susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk bayi baru lahir. Sekalipun demikian, susu ini sedikit berbeda dari formula adaptasi. Susu formula ini mempunyai kadar protein tinggi karena rasio proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio protein yang terkandung dalam ASI. Begitu juga dengan mineral yang lebih tinggi dari susu formula adaptasi. Keuntungan susu formula jenis ini adalah harganya yang jauh lebih murah daripada susu formula adaptasi.

Susu formula untuk bayi 6 bulan ke atas mengandung protein yang lebih tinggi dari susu adaptasi maupun susu awal lengkap. Rasio proteinnya pun tidak mengikuti rasio yang

19

terdapat dalam ASI. Sedangkan kadar beberapa mineral, karbohidrat, lemak dan energinya lebih tinggi. Ini dimaksudkan untuk mengimbangi kebutuhan anak yang sudah semakin aktif dan sedemikian cepat tumbuh kembangnya.

Perbedaan paling nyata dalam kebutuhan zat gizi bayi 6 bulan ke bawah dan 6 bulan ke atas adalah kalorinya. Kalori yang dibutuhkan bayi usia 6 bulan ke bawah per hari hanya sebesar 560 kkl atau lebih, sedangkan bayi usia 6 bulan ke atas adalah 800 kkl per hari atau lebih. * Kandungan Zat Tambahan Kemajuan teknologi memungkinkan susu formula yang sudah ada ditingkatkan kualitasnya, yakni dengan diformulasikan sedemikian rupa sehingga makin mirip dengan ASI. Salah satunya adalah penambahan DHA. Penambahan ini dibolehkan karena zat tambahan tersebut merupakan zat-zat mikro. Hanya saja penambahannya pun harus mengikuti standar yang berlaku. Yang tak kalah penting, orang tua harus segera memastikan cocok atau tidaknya si bayi mendapat susu tersebut. Bila ternyata tidak cocok, ya jangan dipaksakan. Asal tahu saja, DHA yang berasal dari ikan berpotensi menyebabkan alergi. Belakangan beberapa produsen susu menggunakan DHA/AA yang bersumber dari bahan nonikan.

* Porsi Pemberian Banyaknya susu formula yang diberikan kepada bayi tentu saja tergantung pada kebutuhan. Umumnya sampai berusia 3 atau 4 bulan, bayi mendapat susu sekitar 180 ml yang diberikan setiap 2-3 jam. Meski begitu, prinsip on demand juga berlaku dalam pemberian susu formula. Begitu bayi menangis karena lapar meski mungkin belum waktunya, maka berikan saja sesuai keinginannya.

20

Sementara susu formula lanjutan untuk bayi 6 bulan ke atas bisa diberikan 2 kali sehari masing-masing sebanyak 180-200 ml. Lo, mengapa cuma 2 kali? Di usia ini bayi sudah mendapat makanan setengah padat (bubur susu, nasi tim yang disaring, dan seterusnya). Untuk jadwalnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan individual si bayi. Usahakan minum susu tidak berbarengan atau berdekatan dengan waktu makan utama. Selain membuat anak jadi enggan makan karena sudah kenyang duluan, penyerapan kalsium pun jadi terganggu. Tenggang waktu ideal minum susu adalah 2-3 jam sebelum atau sesudah waktu makan makanan utama Konsultan Ahli: dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta; Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita, Jakarta

17. Mekanisme terjadinya pernapasan cuping hidung: Jawab: Pernapasan cuping hidung akan mengembang pada saat inspirasi dan menguncup pada saat ekspirasi. Nafas cuping hidung menandakan adanya kerja nafas yang meningkat. Resistensi udara umumnya terjadi 50% di hidung dan 50% di saluran nafas bawah. Bila terjadi kelainan obstruktif atau restriktif di saluran nafas distal, maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan menurunkan resistensi udara di hidung, dengan manifestasi klinisnya berupa nafas cuping hidung. 18. Definisi asma menurut UKK respirologi Jawab: Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan kharakteristik sebagai berikut : timbul secara episodic, cenderung pada malam/dini hari (nocturnal),musiman,

21

setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya. (Unit Kerja Kordinasi Respirologi Anak III, 2001) 19. Tablet Clinitest Jawab: Clinitest adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan tablet clinitest yangdigunakan untuk mendeteksi adanya zat-zat dalam feses yang mereduksi tembaga yang terdapat dalam table clinitest tersebut. Zat zat tersebut adalah monosakarida sepertiglukosa, laktosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Clinitest ini dapat digunakan untuk membedakan diare yang disebabkan oleh karena ekskresi abnormal gula (monosakarida)dan diare yang disebabkan oleh karena kuman. Prinsip Clinitest Gula (monosakarida) akan mereduksi tembaga. Warna larutan yang dihasilkandibandingkan dengan warna baku pada color chart . BahanPemeriksaan Feses (feses padat dan cairannya dicampur terlebih dahulu sebelum diperiksa)Bahan pemeriksaan ini harus segera diperiksa dalam waktu 1 jam atau dapatdisimpan dalam lemari es paling lama 4 jam. Alat Sentrifus Aquadest PipetTabung reaksi Color chart Faeces container Penangas air Rak tabung reaksiTang penjepit Reagen Tablet clinitest. TeknikPemeriksaan 1.Periksa apakah ada glukosa dalam urin dengan urine dipstick . Jika terdapatglukosuria, maka hal ini dapat menyebabkan hasil false positive, jika feses yangakan diperiksa sudah bercampur dengan urin. 2 . E n c e r k a n f e s e s d e n g a n aquadest dengan perbandingan 1:2. 3.Jika masih terdapat feses padat, sentrifus selama 2-6 menit. 4 . A m b i l d e n g a n p i p e t 1 5 t e t e s supernatant , masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. 5.Masukkan tablet clinitest ke dalam tabung reaksi. 6.Panaskan dalam penangas air hingga mendidih. Selama pemanasan, larutan tersebut jangan diaduk. 7.Setelah mendidih, ambil tabung reaksi dari penangas air dengan tang penjepit dantempatkan pada rak tabung reaksi.
22

8.Tunggu hingga sekitar 15 detik, kemudian kocok larutan perlahan-lahan. Perhatikan perubahan warnanya.9.Warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan warna pada color chart . KadarNormal Kadar monosakarida < %
http://www.scribd.com/doc/93018781/CLINITEST

20. Pemeriksaan turgor kulit Jawab: Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ). 1). Persiapan alat 1. stop watch 2. tissue 2). Persiapan pasien 1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas 2. Posisi pasien berbaring, atau duduk. 2) cara pemeriksaan 1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang akan diperiksa terbuka 2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan tissue 3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk pada kulit, 4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang diperlukan kulit untuk kembali seperti semula ( dalam detik ) 5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status

http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/08/20/panduan-pemeriksaan-fisik-umum-bagipetugas-kesehatan-bagiii/

23

Anda mungkin juga menyukai