Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Telah dilaporkan berbagai hasil laboratorium penderita dermatitis atopik, walaupun demikiansulit untuk menghubungkan hasil

laboratorium ini dengan efek yang ada. 1.Imunoglobulin IgG, IgM, IgA dan IgD biasanya normal atau sedikit meningkat pada penderita dermatitis atopik. 7 % penderita dermatitis atopik mempunyai kadar IgA serum yang rendah, dan defisiensi IgA transien banyak dilaporkan pada usia 3-6 bulan. Kadar IgE meningkat pada 80-90% penderita dermatitis atopik dan lebih tinggi lagi bila terdapat asma dan rinitis alergika. Tinggi rendahnya kadar IgE ini erat hubungannya dengan berat ringannya penyakit, dan tinggi rendahnya kadar IgE tidak mengalamifluktuasi baik pada saat eksaserbasi, remisi, atau yang sedang mendapat pengobatan prednison atau azatioprin. Kadar IgE ini akan menjadi normal 6-12 bulan setelah terjadi remisi.

2. Leukosit a. Limfosit Jumlah limfosit absolut penderita alergi dalam batas normal, baik pada asma, rinitis alergilk, maupun pada dermatitis atopik. Walaupun demikian pada beberapa penderita dermatitis atopik berat dapat disertai menurunnya jumlah sel T dan meningkatnya sel B. b. Eosinofil Kadar eosinofil pada penderita dermatitis atopik sering meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya IgE, tetapi tidak seiring dengan beratnya penyakit. c. Leukosit polimorfonuklear (PMN) Dari hasil uji nitro blue tetrazolium (NBT) ternyata jumlah PMN biasanya dalam batasnormal. 3. Komplemen Pada penderita dermatitis atopik kadar komplemen biasanya normal atau sedikit meningkat. 4. Bakteriologi Kulit penderita dermatitis atopik aktif biasanya mengandung bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureus, walaupun tanpa gejala klinis infeksi. 5. Uji kulit dan provokasi Diagnosis dermatitis atopik ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis. Untuk mencari penyebab timbulnya dermatitis atopik harus disertai anamnesis yang teliti dan bila perlu dengan ujikulit serta uji eliminasi dan provokasi. Korelasi uji kulit hanya baik hasilnya bila penyebabnya allergen hirup. Untuk makanan dianjurkan dengan uji eliminasi dan provokasi. Reaksi pustula terhadap 5% nikel sulfat yang diberikan dengan uji tempel dianggap karakteristik untuk dermatitis atopik oleh beberapa pengamat. Patogenesis reaksi pustula nikel fosfat ini belum diketahui walaupun data menunjukkan reaksi iritan primer. DIAGNOSIS BANDING

Umumnya diagnosis dermatitis atopik tidak terlalu sulit. Pada bentuk infantil dapat menyerupai dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik pada muka mirip dengan dermatitis atopik. Dermatitisseboroik berlokasi di tempat-tempat seboroik yakni kulit kepala yang berambut, muka terutama alis mata dan lipatan nosolabial, ketiak, dada di atas sternum, interskapular, daerah genitalis eksterna dan perianal. Kulit pada dermatitis seboroik, berskuama kekuningan dan berminyak. Tidak terdapat stigmata atopi, eosinofilia,peninggian kadar IgE, tes asetilkolin negatif maupun dermografisme putih. 1

Pada bentuk anak dan dewasa dibedakan dengan neurodermatitis sirkumskipta vidal atauyang lazim di sebut liken simpleks kronis. Kedua-duanya gatal dan terdapat likenifikasi. Lokasi lesi

Anda mungkin juga menyukai