Anda di halaman 1dari 36

Nama:

Tn. S Umur: 57 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat: Kalijoho, Argosari, Sedayu, Bantul Tanggal masuk RS: 27 Oktober 2012

Keluhan Utama

BAB keluar darah dan terdapat benjolan dari anus yang tidak bisa dimasukkan lagi.

Riwayat Penyakit Sekarang

Darah segar menetes di akhir BAB sejak 1 bulan SMRS dan benjolan dari dubur yang tidak bisa dimasukkan kembali sejak 1 minggu SMRS.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya dan tidak memiliki penyakit kronis
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa

Pemeriksaan Fisik
Kulit
Kepala Mata Hidung Mulut Leher

:Pucat (-), Ikterik (-), Eritem (-)

: : : :

Oedem Palpebra (-), CA +/+, SI -/Nafas cuping hidung (-), Epistaksis (-) Bibir pucat (-), Bibir sianosis (-), Lidah kotor (-),candidiasis (-) Pembesaran lln (-), tiroid tidak membesar, JVP meningkat(-)

Dada

Paru

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi


Jantung

: Dada simetris, Retraksi (-) : Ketinggalan gerak (-), Fremitus kanan = kiri : Sonor (+) kanan=kiri : Suara vesikuler, Ronki (-), Wheezing (-) : Ictus kordis tidak tampak : Ictus kordis tidak kuat angkat : Pembesaran Jantung (-) : S1-S2 reguler, bising (-)

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Abdomen
Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Extremitas : Supel, perut tidak membesar, jaringan parut (-) : Peristaltik usus (+) Normal : Timpani (+) : Nyeri tekan (-), massa (-), Ascites (-) : Oedem (-), Akral hangat

STATUS LOKALIS

Inspeksi: Tampak benjolan diameter 2,5 cm, warna merah kecoklatan, hematom perianal (-), abses (-) Palpasi (RT):Tonus sphingter ani cukup, ampulla recti kolaps (-), mukosa rektum licin, terdapat massa di anus bagian luar, konsistensi kenyal dengan diameter kuranglebih 2,5 cm, tidak ada nyeri tekan, mobile, tidak menghilang saat penekanan dan pada sarung tangan didapatkan darah (+), lendir (+), feses (-).

Hb : 12,1 AL: 8.1 AE: 4. 20 AT: 268 HMT: 42.2 Hitung leukosit: Eosinofil: 2 Basofil: 0 Batang: 1 Segmen: 73 Lymfosit: 18 Monosit: 6

LAB DARAH LENGKAP

Diagnosis
Hemorrhoid Interna Grade IV

Diagnosis Banding
-

Prolaps recti Ca anorecti

Terapi
Pre.op

Post. op
- Ciprofloxacin 500 mg 2x1 - Na. Diklofenak 50 mg 2x1

Inj. Cefotaxim 2x1 Inj. Teranol 2x1 Inj. Ranitidin 2x1

Definisi Hemoroid merupakan pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang bukan merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.

v.hemoroidalis superior plexus venosus hemorrhoidalis internus v. Mesenterika inferior v. Porta (tidak punya valvula, jd sering utk penyebaran kanker).

ANATOMI SALURAN ANUS

adalah

pleksus v. hemoroidalis superior di atas garis mukokutan yang ditutupi oleh mukosa dan merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah v.hemoroidalis superior plexus venosus hemorrhoidalis internus v. Mesenterika inferior v. Porta (tidak punya valvula, jd sering utk penyebaran kanker).

Hemoroid

eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior Terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus Pleksus hemoroidalis inferior:

v. hemoroidalis mediav. pudenda interna v. hemoroidalis inferior v. Pudenda internav . Iliaka interna v. Cava inferior

Simpatis

: berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem parasacral yg terbentuk dari ganglion simpatis ruas lumbal 2,3,4. Somatik sensoris (bawah linea dentata) : n. Rektalis inferior (peka thd nyeri, sentuhan) Persyarafan Otonom (atas linea dentata) : plexus hipogastricus inferior (hanya peka thd regangan)

HEMORRHOID INTERNA DERAJAT I BERDARAH + MENONJOL REPOSISI -

II
III IV

+
+ +

+
+ Tetap

Spontan
Manual Tidak dapat

Derajat I

Derajat II

Derajat III

Derajat IV

Obstruksi

organik pada aliran v. Hemorrhoidalis superior (sirosis hepatis, trombosis v. Porta, tumor intra abdomen) Mengejan saat defekasi pemb.hemorrhoidalis berdilatasi scr progresif + jar.sub mukosa kehilangan perlekatan normalnya dgn sfingter internal dibawahnya prolapsus hemorrhoid + berdarah Konstipasi

Primer
1. Keturunan 2. Anatomik dan fisiologik 3. Kelemahan tonus sfingter ani

Sekunder
1. Pekerjaan 2. Umur 1. Endokrin 2. Mekanis 1. 2. 3. 4. 5. pola makan Pola defekasi Kehamilan Obstruksi vena Peningkatan tekanan intra abdominal

Perdarahan
Prolaps Anemia

pada anus (Hematokezia)

sekunder Pengeluaran mukus Pruritus anus Nyeri (prolaps dan menyebabkan spasme kompleks sfingter strangulasi dgn nekrosistrombosis eksternal

Anamnesis

Riwayat obstipasi, defekasi keras dan gejalagelaja hemorrhoid

Pemeriksaan

fisik posisi miring (sims position), posisi menungging (knee chest) Anoskop

Melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar Mengeliminasi penyebab dari peradangan dibagian yg lebih tinggi (kolon sigmiod)

Proktosigmoidoskopi

anoscopy

proctosigmoidoscopy

Terapi

simptomatik Diet tinggi serat Skleroterapi Ligasi dengan gelang karet Bedah beku Hemorrhoidectomy Hemorrhoidopeksi dengan stapler

Ligasi gelang karet

Skleroterapi (grade I-II)

Hemorrhoidopeksi dengan stapler

Indikasi : Px dengan keluhan menahun dan pada hemoroid grade III IV Px dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara lainnya. Hemoroid interna dengan penyulit ( perdarahan ) dan prolaps Hemorid eksterna dengan penyulit ( thrombosis )

Prinsip : Eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan Eksisi sehemat mungkin dengan tidak mengganggu sfingter anus Eksisi harus digabung dengan rekonstruksi tunika mukosa

Bedah
1.

konvensional Teknik Milligan-Morgan paling populer dan sebagai gold standar (semua primary piles diangkat)

2. Teknik Langen-beck (mukosa turut diangkat


bersama varises) caranya mudah dan tidak ada resiko pembentukan jaringan parut sekunder yang bisa menimbulkan stenosis.

3.Teknik

whitehead

(mukosa

dikembalikan

ke

tempatnya)

4. Teknik ferguson

(modifikasi dari milligan morgan = insisi tertutup lokal dengan anoskop)

Hari

1 : tampon kasa yang diberi pelicin, infus, dan obat-obat parenteral Hari 2 : diet rendah serat, tampon anus dilepas Hari 3 : obat peroral, rendam duduk antiseptik, edukasi

Komplikasi Dini : - Nyeri post op

- Infeksi - Perdarahan post operative


Komplikasi Lanjut : - Stenosis ani - Pembentukan skin tag - Rekurensi

- Bengkak jar kulit - Retensi urine - Inkontinensia urine - Fissura ani - Inkontinensia urine - Perdarahan

Sebagian besar hemoroid akan sembuh secara spontan atau dengan terapi konservatif saja. Prognosis kambuhnya penyakit hemoroid sebagian besar timbul pada keberhasilan edukasi, yaitu pada perubahan pola makan, defekasi, dan gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai