Anda di halaman 1dari 47

SEJARAH dan KONSEP PERILAKU MANUSIA

Disusun Oleh :

HENNY FITRIYAH, S.Pd, M.Pd


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BANYUWANGI-JAWA TIMUR 2010

PERILAKU MANUSIA SECARA HISTORIS

Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus objek, serta makhluk individual sekaligus sosial. Manusia pada umumnya tidak bersifat pasif, yaitu menerima keadaan dan tunduk kepada suratan tangan atau kodrat-Nya, tetapi secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada alam, sedangkan makhluk lain sepenuhnya bergantung pada alam. Ciri khas manusia adalah memiliki kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhinya.

Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya, sehingga timbullah kebudayaan dengan segala macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk denga hidup lainnya di muka bumi. Manusia adalah makhluk biologis yang memiliki ciri: bernapas, membutuhkan makanan dan minuman, mengembangkan keturunan, tumbuh dan kembang secara bergerak. Secara alamiah manusia adalah makhluk yang sejak lahir tidak dibekali alatalat untuk bertahan hidup dalam lingkungannya. Sebagai makhluk biologis, manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Modal utama manusia untuk dapat bertahan dalam dunia karena memiliki akal dan kecerdasan. Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ-organ tubuh Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus), baik dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (over behavior) dan atau perilaku yang tidak tampak (innert behavior atau covert behavior)

Kaitannya dengan respons atau perilaku individu (organisme) terhadap stimulus, baik internal maupun eksternal sebagaimana dikemukakan oleh Bimo Walgito, dapat diformulasikan secara sederhana sebagai berikut: S (stimulus) O (organisme) R (respons), artinya: organisme aktif ambil sebagian dalam menentukan respons.

Keterangan: B = Perilaku (Behavior) E = Lingkungan (Environment) P = Person

Interaksi Behavior Person - Environment

KONSEP DAN TEORI PERILAKU


Pengertian

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo, N., 1993:55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo, 1993:58) Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. (Notoatmofjo, S., 1997:60) Robert Kwick (1974, sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo, S, (1997), perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Umum, perilaku manusia adalah hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungan sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990:1) Menurut penulis, perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Ciri-ciri Perilaku Manusia Yang Membedakan Dari Makhluk Lain

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983) dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi, ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Kepekaan Sosial Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyusuaikan perilakunya sesuai pandangan dan harapan orang lain Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain. Perilaku manusia adalah situasional, artinya perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda. Kelangsungan perilaku Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan yang baru lalu, dan seterusnya. Jadi, sebenarnya perilaku manusia tidak pernah berhenti pada sutau saat. Fase-fase perkembangan manusia bukanlah suatu fase perkembangan yang berdiri sendiri, terlepas dari perkembangan lain dalam kehidupan manusia.

Orientasi pada tugas Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada tugas tertentu. Usaha dan perjuangan Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin di perjuangkan. Tiap-tiap individu manusia adalah unik Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya. Proses Pembentukan Perilaku Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan.

Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu:


a. b. c. d. e.

Kebutuhan fisiologis/biologis Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan mencintai dan dicintai, Kebutuhan harga diri, Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan fisiologis/biologis yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2 (Oksigen), H2O (Air), cairan elektrolit, makanan dan seks, pakaian dan tempat tinggal
Kebutuhan rasa aman

- Rasa aman terhindar dari pencurian, perampokan dan kejahatan lain. - Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan dan lain-lain - Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit - Rasa aman memperoleh perlindungan hukum

Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :

- Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain - Ingin dicintai/mencintai orang lain - Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada

Kebutuhan harga diri, misalnya :

- Ingin dihargai dan menghargai orang lain - Adanya respek atau perhatian dari orang lain - Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan

Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya : - Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain - Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita

- Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan dan lain-lain.
Akualisasi Diri

Harga Diri
Mencintai dan Dicintai

Rasa Aman
Kebutuhan Fiologis/Biologis

O2

H2O

Elektrolit

Makan/Minum

seks

Hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow

Motivasi

- Motivasi adalah dorongan penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari - Motivasi dapat timbul tentu dari dalam diri individu atau datang dari lingkungan

Faktor perangsang dan penguat

- Untuk meningkatkan motivasi berperilaku dapat dilakukan dengan 4 cara sebagai berikut : a. Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam, hadiah, promosi pendidikan dan jabatan. b. Kompetisi atau persaingan yang sehat c. Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara (Pace Making) d. Memberi informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, untuk mendorong agar lebih berhasil

Pengaruh sikap dan kepercayaan - Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku baik sikap positif maupun sikap negatif - Hal lain yang mempengaruhi perilaku adalah kepercayaan yang dimiliki seseorang

Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang Faktor genetik atau faktor endogen

- Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), al:


a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya. Tiga kelompok ras terbesar, yaitu : 1. Ras kulit putih atau ras Kaukasia, Ciri-ciri fisik : warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang. Perilaku yang dominan : terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 2. Ras kulit hitam atas ras Negroid, Ciri-ciri fisik : berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang dominan : tabiatnya keras, tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olah raga keras.

b. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin. c. Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus. d. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah : Keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya e. Bakat pembawaan. Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip pendapat Willian B.Micheel (1960) adalah Kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan menganai hal tersebut. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.

f. Inteligensi, menurut Terman inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstraqk (Sukardi, 1997). Sedangkan Ebbing-haus mendefinisikan, inteligensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi (Notoatmodjo, 1997). Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang inteligensi, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki inteligensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat. faktor eksogen atau faktor dari luar individu a. Faktor lingkungan. Lingkungan di sini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. b. Pendidikan, secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompik.

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi berubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat.

c. Agama, merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap bereaksi, dan berperilaku individu.
d. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. Sebagai contoh keluarga yang status sosial ekonominya berkecukupan, akan mampu menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, keluarga yang sosial ekonominya rendah, akan mengalami kesulitan di dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, misal : menggadaikan barang, meminjam uang, bon ke toko di dekat rumahnya dan lain-lain. e. Kebudayaan, menurut Mac Iver sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto (2001) Ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, sebi kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.

Faktor-faktor lain - Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus neuron kesimpul saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku. - Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang didahului oleh perhatian (attention), sehingga individu sadar tentang memiliki persepsi yang berbeda walaupun mengamati objek yang sama. - Emosi, Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah Manifestasi perasaan atau efek keluar disertai banyak komponen fisiologis, dan biasanya berlangsung tidak lama

Proses Belajar

- Proses belajar adalah bentuk mekanisme sinergi antara faktor hereditas dan lingkungan dalam rangka terbentuknya perilaku.

Prosedur Pembentukan Perilaku - Menurut Skinner, perilaku merupakan interaksi antara perangsang dengan tanggapan. Sebelum diuraikan tentang prosedur pembentukan perilaku terlebih dahulu akan diuraikan tentang macam-macam tanggapan.

Responden respons (refleksi atau perilaku responden) 1. Responden respons merupakan tanggapan yang disebabkan oleh adanya rangsangan (stimulus) tertentu atau electing stimuli yang menimbulkan tanggapan yang relatif tetap. 2. Termasuk ke dalam responden adalah respons emosi perilaku emosi yang timbul karena ada hal-hal yang tidak mengenakan.

Operant response atau intrumental behavior a. Langkah pertama : melakukan pengenalan terhadap sesuatu yang merupakan penguat, yaitu berupa hadiah. b. Langkah kedua : melakukan analisa, dipergunakan untuk mengenal bagian-bagian kecil pembentukan perilaku sesuai yang diinginkan. Selanjutnya bagian-bagian tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju pada terbentuknya perilaku yang diinginkan. c. Langkah ketiga : menggunakan bagian-bagian kecil perilaku, ayitu :

Bagian-bagian perilaku ini disusun secara urut dan dipakai untuk tujuan sementara Mengenal penguat atau hadiah untuk masing-masing bagian tadi Membentuk perilaku dengan bagian-bagian yang telah tersusun tersebut

Apabila bagian perilkau pertama telah dilakukan hadiahnya akan diberikan, yang mengakibatkan tindakan tersebut akan sering dilakukan.

Akhirnya akan dibentuk perilaku kedua dan seterusnya sampai terbentuk perilaku yang diharapkan. Contoh membentuk kebiasan/perilaku toilet training : Memakai sandal

Pergi ke kamar mandi sebelum tidur


Buang air kecil Mengambil air untuk mencuci alat kelamin Melepas sandal sebelum naik ke tempat tidur Naik ke tempat tidur Beri hadiah setiap kali ia berhasil

Bentuk Perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu : - Perilaku pasif (respons internal) Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tidaknya yang nyata. - Perilaku aktif (respons eksternal) Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan yang nyata.

Perilaku Kesehatan - Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.

- Respons atau reaksi organisme dapat berbentuk pasif (respons yang masih tertutup) dan aktif (repsons terbuka, tindakan yang nyata atau practice/psychomotor)

- Menurut Notoadmojo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Diagram Interaksi perilaku kesehatan

Keterangan :

a. Perilaku kesehatan individu berupa : sikap dan lebiasaan yang erat kaitannya dengan lingkungan
b. Lingkungan keluarga, berupa : sikap dan kebiasaan anggota keluarga mengenai kesehatan c. Lingkungan terbatas, berupa : tradisi, adat istiadat, dan keperdayaan masyarakat terkait dengan kesehatan

d. Lingkungan umum seperti : polisi, pemerintah dibidang kesehatan, UU kesehatan, dan program-program kesehatan.

a) Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkattingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu:
a. Perilaku peningkatan promotion behavior) dan pemeliharaan kesehatan (health

b. Perilaku pencegahan penyakit (health perevention behavior) c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation bahavior) b) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi : a. Respon terhadap fasilitas pelayanan kesehatan b. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan

c. Respons terhadap petugas kesehatan


d. Respons terhadap pemberian obat-obatan

Respons tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan.
c) Perilaku terhadap makanan (nutritions behaviour)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengetahuan makanan sehubungan kebutuhan tubuuh kita.
c) Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental behavior)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia.
Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu: a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan. b. Perilakku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran. c. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat. d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat e. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor

Klasifikasi Perilaku Kesehatan Menurut Backer (1979) - Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku individu yang ada kaitannya dengan health promotion, health prevention, personal hygiene, memilih makanan dan sanitasi. - Perilaku sakit (illness behavior), yaitu semua aktivitas yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk mengenal keadaan kesehatan atau rasa sakitnya, pengetahuan dan kemampuan individu untuk mengenal penyakit, pengetahuan dan kemampuan individu tentang penyebab penyakit, dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit. - Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan. Menurut Saparina Sadli (1982)

- Dikutip oleh Notoatmojo (1997) menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling memengaruhi.

Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat

Pengertian
- Menurut Solitas Sarwono (1993) yang dimaksud dengan perilaku sakit dan perilaku sehat sebagai berikut :

Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
- Perilaku sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala tertentu. Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Penyebab perilaku sakit - Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa penyebab perilaku sakit sebagai berikut :

a. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal b. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya c. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan d. Frekuensi pada persisten (terus menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat dilihat e. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit f. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit

g. Adanya perbedaan interprestasi tentang gejala penyakit


h. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit i. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti : fasilitas, tenaga, obat-obatan, biaya, dan transportasi.

- Menurut Sri Kusmiyati dan Desmaniarti (1990), terdapat 7 perilaku orang sakit yang dapat diamati, yaitu : 1. Fearfullness (merasakan ketakkutan), umumnya individu yang sedang sakit memiliki perasaan takut. Bentuk ketakutannya, meliputi takut penyakitnya tidak sembuh, takut mati, takut mengalami kecacatan, dan takut tidak mendapat pengakuan dari lingkungan sehingga merasa diisolasi. 2. Regresi, salah atau perasaan yang timbul pada orang sakit adalah ansietas (kecemasan). Untuk mengatasi kecemasan tersebut, salah satunya adalah dengan regresi (menarik diri) dari lingkungannya. 3. Egosentris, mengandung arti bahwa perilakku individu yang sakit banyak mempesoalkan tentang dirinya sendiri. Perilaku egosentris, ditandai dengan hal-hal berikut. a. Hanya ingin menceritakan penyakitnya yang sedang diderita b. Tidak ingin mendengarkan persoalan orang lain c. Hanya memikirkan penyakitnya sendiri d. Senang mengisolasi dirinya baik dari keluarga, lingkungan maupun kegiatan.

4. Terlalu memperhatikan persoalan kecil, yaitu perilaku individu yang sakit dengan melebih-lebihkan persoalan kecil. Akibatnya pasien menjadi cerewet, banyak menuntut, dan banyak mengeluh tentang masalah sepele. 5. Reaksi emosional tinggi, yaitu perilaku individu yang sakit ditandai dengan sakit sensitif terhadap hal-hal remeh sehingga menyebabkan reaksi emosional tinggi. 6. Perubahan persepsi terhadap orang lain, karena beberapa faktor di atas, seorang penderita sering mengalami perubahan persepsi terhadap orang lain. 7. Berkurangnya minat, individu yang menderita sakit di samping memiliki rasa cemas juga kadang-kadang timbul stres. Faktor psikologis inilah salah satu sebab kurangnya minat sehingga ia mempunyai perhatian terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Perubahan perilaku pada orang sehat - Konflik adalah suatu keadaan yang timbul sebagai akibat adanya dua atau lebih keinginan, kondisi atau dorongan yang tidak harmonis. Terdapat tiga jenis konflik, yaitu :

a. Approach-approach conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan, kondisi atau dorongan yang ada, sama-sama dikehendaki dan akibatnya positif. b. Avoidance-avoidance conflict, konflik yang terjadi apabila semua keinginan, kondisi, dan dorongan yang ada sama-sama tidak dikehendaki, dan bersifat negatif. Peribahasa mengatakan ibarat makan buah simalakama. c. Approach-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan, kondisi, dan dorongan yang dikehendaki mengandung risiko positif dan negatif yang seimbang. - Frustasi adalah suatu keadaan yang terjadi akibat konflik berkepanjangan atau tidak terselesaikan atau ada perasaan kecewa berat karena tujuan yang dicita-citakan tidak tercapai - Marah, apabila frustasi yang dialami oleh seorang individu tidak dapat dikelola dengan baik, akan timbul perilaku mudah marah.

Domain Perilaku

- Pengukuran domain perilaku :


a. Cognitive domain, diukur dari knowledge (pengetahuan) b. Affective domain, diukur dari attitude (sikap) c. Psychomotor domain, diukur dari psychomotor/practice (keterampilan) - Menurut Ki Hajar Dewantoro, perilaku manusia terdiri dari cipta, rasa dan karsa

Domain perilaku menurut Ki Hajar Dewantara :


Cipta (Kognisi)

Rasa (Emosi)

Karsa
Perilaku Perilaku (Konasi)

- Terbentuknya perilaku baru, khususnya pada orang dewasa dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Menurut Benyamin Bloom yang dipaparkan oleh Botoatmodjo (1997), perilaku manusia dapat dibagi ke dalam 3 domain : Domain perilaku menurut Benyamin Bloom : 1. Cognitive Domain
(Ranah Kognitif)

2. Affective Domain (Ranah Afektif)

3. Psycomotor Domain

Perilaku

(Ranah Psikomotor)

- Diawali dari cognitif domain, yaitu individu tahu terlebihdahulu terhadap stimulus berupa objek sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada individu. - Affective domain, yaitu timbul respons batin dalam bentuk sikap dari individu terhadap objek yang diketahuinya. Berakhir pada psyxomotor domain, yaitu objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya yang akhirnya menimbulkan respons berupa tindakan cognitive domain affective domain psycokomor domain

Pengetahuan
- Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

- Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo S. (1997) yang mengutip pendapat Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalm diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yaitu :
a. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru


e. Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai pengetahuan, sikap dan kesadaran terhadap stimulus. dengan

- Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap AIETA (Awarencess, Interest, Evaluation, Trial, Adoption) sehingga umumnya perilaku baru tersebut tidak langgeng. Sebaliknya, perilaku yang melalui proses AIETA akan bersifat langgeng.
- Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu : a. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat atau mengikat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

b. Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan menginterprestasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan. c. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata. d. Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke adlaam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah ia dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi dengan fisiologi. e. Sintesis, adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Ukuran kemampuan adalah ia dapat menyusun, meringkas, merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada.

e. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penelaian terhadap suatu objek.

Sikap - Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun eskstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat diafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut.

STIMULUS

PROSES
STIMULUS

REAKSI TINGKAH
LAKU TERBUKA

SIKAP (TERTUTUP)

Pengetahuan - Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Agar sikap terwujud dalam perilaku nyata diperlukan faktor pendukung dan fasilitas. - Tingkatan praktik, seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktik juga memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu : a. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

b. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh.
c. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.

d. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran. Gangguan psikologi - Menurut Maramis (1999) gangguan psikomotor, yaitu gangguan berupa gerakan badan yang dipengaruhi faktor psikologis. Terdapat beberapa bentuk gangguan psikomotor, yaitu :

a. Kelambatan, gangguan yang ditandai dengan gerakan dan reaksi tubuh secara umum lambat. Macam-macam bentuk kelambatan, antara lain : - Hipokinesis, hipoaktivitas, yaitu gerakan atau aktivitas tubuh berkurang - (Sub)-stupor katatonik, yaitu bentuk kelambatan yang ditandai dengan reaksi terhadap lingkungan yang sangat berkurang, gerakan sangat lambat, dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. - Katalepsi, yaitu bentuk gangguan kelambatan psikomotor dengan mempertahankan posisi tubuh dalam waktu lama baik pada bagian tertentu maupun bila akan diubah. - Fleksibelitas serea, yaitu bentuk gangguan kelambatan psikomotor dengan mempertahankan posisi badan khususnya lengan atau tungkai yang dibuat oleh orang lain. b. Peningkatan, yaitu aktivitas dan reaksi umum meningkat

- Hiperkinesis, hiperaktivitas, yaitu bentuk gangguan psikomotor dengan adanya peningkatan aktivitas atau yang berlebihan.

- Gaduh-gaduh katatonik, yaitu bentuk gangguan peningkatan psikomotor dengan aktivitas motorik yang meninggi, di sertai dengan ketegangan, kecemasan, dan kebingungan yang kelihatannya tidak bertujuan, berulang-ulang dan seakan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal. - Tik, yaitu gerakan tanpa sengaja, sekejap dan berkali-kali mengenai sekelompok kecil otot. - Bizar, yaitu sikap yang tidak wajar atau aneh - Grimas, yaitu mimik (eksresi) yang aneh, lucu, dan berulang-ulang karena tarikan pada otot wajah - Stereotip, yaitu gerakan dari salah satu anggota badannya berulang-ulang dan tidak bertujuan. - Pelagakan (mannerisme) yaitu gangguan psikomotorik dengan cara melagak, seperti melakukan sesuatu, stereotip dan teatral (seperti sedang bermain pantomin) - Eksbopraksia, yaitu gangguan psikomotor dicirikan dengan melakukan tindakan yang langsung meniru perilaku orang lain.

- Ekolalia, yaitu suatu gangguan psikomotor ditandai dengan tindakan langsung mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain.
- Otomatis perintah, yaitu gagasan psikomotorik yang ditandai dengan tindakan yang menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa dipikir terlebih dahulu. - Negativitsme, yaitu gangguan psikomotorik yang ditandai dengan tindkan menolak atau menentang nasehat, permintaan, dan perintah orang lain. - Katapleksia, yaitu suatu gangguan psikomotorik yang ditandai dengan keadaan penurunan tonus otot secara tiba-tiba, bersifat umum sehingga tidak dapat bergerak, duduk dan berdiri. b. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi, keadaan ini sering menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional seperti : - Kelumpuhan - Pergerakan abnorma, seperti : tremor (gemertar), tic dan kejangkejang - Astasia-abasia adalah suatu keadaan tidak dapat duduk, berciri dan berjalan.

- Verbigerasi adalah suatu gangguan psikomotorik ditandai dengan beulang-ulang mengucapkan kata-kata yang sama. - Berjalan tidak tegap, kaku (rigid), dan lambat. d. Gangguan motorik bukan gangguan psikomotorik. Kemungkinan gangguan motorik disebabkan oleh pemakaian obat-obatan. e. Kompulsi adalah suatu dorongan atau desakan yang kuat dan berulang-ulang, mengganggu, tidak dikehendaki pada individu agar berbuat sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya sehari-hari atau dengan kebiasaan atau norma-norma.

f. Gagap, yaitu berbicara dengan terhenti-henti Macam-macam kompulsi :


- Bacteriofobia, ketakutan terhadap bakteri atau kuman, yang mengakibatkan salah satu cirinya cuci tangan berkali-kali - Dispomania, dorongan kuat agar meminum-meminum beralkhohol - Egomania, preokupasi (pikiran berulang-ulang) dengan diri sendiri secara patologik.

1. Evolusi (evolution) : Perkembangan setingkat dari setingkat diri batas yang sederhana ke bantuk yang lebih maju. 2. Ekosistem (ecosystem) : Sistem ekologi yaitu satu kesatuan yang terbentuk oleh interaksi antara mahluk hidup dengan faktor tak hidup di suatu tempat. 3. Ekologi (ecology) : Ilmu tentang hungan timbal balik antara mahluk hidu dengan lingkungan. 4. Ko-Evolusi (Co-Evolution) Evolusi bersama dua / lebih jenis

5. Fenotipe (Phenetype)
Sifat individu yang mampu sebagai hasil interaksi sifat keturunan dengan lingkungan

6. Ben (Bene) Kesatuan faktor keturunan dalam kromosan


7. Genotip (Genotype) Sifat mahluk hidup yang terkandung di dalam gen

Konsep Diri Pengertian

- Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual.
- Beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam konsep diri, yaitu : a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain b. Berkembang secara bertahap, diawali pada waktu bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain c. Positif ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan d. Negatif ditandi dengan hubungan individu dan hubungan sosial yang maladaptif. e. Merupakan aspek kritikal dan dasar dari pembentukan perilaku individu f. Berkembang dengan cepat bersama-sama dengan perkembangan bicara

g. Terbentuk karena peran keluarga, khususnya pada masa anak-anak, yang mendasari dan membantu perkembangannya.

- Hal-hal lain yang penting dalam konsep diri, yaitu : a. Aspek utama dalam perkembangan identitas diri adalah nama dan panggilan anak
b. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya. c. Suasana keluarga yang serasi atau harmonis dan berpandangan positif akan mendorong kreativitas, menghasilkan peranan yang positif dan berarti bagi anak. d. Penerimaan keluaga akan kemampuan anak sesuai dengan perkembangannya sangat mendorong aktualisasi diri dan kesadaran akan npotensi dirinya. Kepada anak-anak disarankan agar seminimal mungkin menggunakan kata-kata jangan, tidak boleh, dan nakal tanpa penjelasan lebih lanjut.

Komponen Konsep Diri

Terdapat lima komponen konsep diri, yaitu :


1. Gambaran diri (body image), yaitu sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal-hal penting yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut : a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja. b. Bentuk tubuh, TB dan BB serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu), menjadi gambaran diri c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis. d. Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri. e. Individu yang stabil, realistik dan konsisten terhadap gambaran dirinya, dapat mendorong sukses dalam kehidupan.

2. Ideal diri (self ideal), adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri : a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru dan teman. c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam memberi tuntutan dan harapan.

d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial.
Faktor-faktor yang memengaruhi ideal diri : - Menetapkan ideal diri sebatas kemampuan - Faktor culture dibandingkan dengan standar orang lain - Hasrat melebihi orang lain - Hasrat untuk berhasil - Hasrat memenuhi kebutuhan realistik

Hasrat menghindari kegagalan

- Adanya perasaan cemas dan rendah diri 3. Harga diri (self esteem), penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri.

Harga diri rendah apabila :


a. Kehilangan kasih sayang atau cinta kasih orang lain. b. Kehilangan penghargaan dari orang lain

c. Hubungan interpersonal yang buruk Beberapa cara meningkatkan harga diri anak - Beri kesempatan untuk berhasil
Beri pengakuan dan pujian Jangan memberi tugas yang tidak dapat diselesaikan Tanamkan gagasan yang dapat memotivasi kreativitas anak untuk berkembang Dorongan aspirasi atau cita-citanya

- Tanggapi pertanyaan dan pendapat anak dengan memberi penjelasan yang sesuai - Berikan dukunga untuk aspirasi yang positif sehingga anak memandang dirinya diterima dan bermakna.

4. Peran diri (self role) adalah pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat.
Konflik peran terjadi pabila peran yang diinginkan individu, sedang diduduki individu lain. Peran yang tidak jelas, terjadi apabila individu diberikan peran yang kabur, sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Peran yang tidak sesuai, terjadi apabila individu dalam proses peralihan mengubah nilai dan sikap. Peran berlebih, terjadi jika seseorang individu memiliki banyak peran dalam kehidupannya.

Hal-hal penting terkait dengan peran


- Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri - Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai ideal diri, menghasilkan harga diri yang tinggi atau sebaliknya. - Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stesor terhadap peran - Stres peran timbul karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.

- Stres peran, terdiri dari : konflik peran, peran tidak jelas, peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak.
5. Identitas diri (self identity), kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal-hal penting yang terkait dengan identitas diri, yaitu : a. Berkembang sejak masa berkembangnya konsep diri anak-anak, bersama dengan

b. Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya.

c. Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi d. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perlakuan masyarakat. e. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri, kemampuan, dan penguasaan diri. Ciri identitas diri : - Memahami diri sendiri sebagai organisme yang utuh, berbeda dan terpisah dari orang lain - Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat - Mengakui jenis kelamin sendiri

- Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang
- Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keserasian dan keselarasan

- Mempunyai tujuan hidup yang bernilai dan dapat direalisasikan.

Anda mungkin juga menyukai