Anda di halaman 1dari 23

BAB III PENGARUH ASUPAN ASAM FOLAT SELAMA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO MELAHIRKAN ANAK AUTISME DITINJAU DARI

AGAMA ISLAM

3.1 Pandangan Islam Mengenai Pertumbuhan Janin Islam mempunyai prinsip akan kesehatan. Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kebugaran tubuh. Kesehatan tubuh menjadi hal pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang. Setiap manusia sangat mendambakan kesehatan yang baik, mulai dari anak yang baru lahir sampai berusia lanjut. Kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar bagi hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Menjaga kesehatan merupakan bagian dari Ibadah, karena kesempatan beribadah dipengaruhi oleh kesehatan (Zuhroni, 2012). Syariat Islam memberikan perlindungan yang sangat besar terhadap kesehatan janin dalam rahim seorang ibu, baik perlindungan jasmaniah maupun rohaniah, sehingga janin tersebut dapat tumbuh dan berkembang dalam rahim dengan baik sampai akhirnya lahir ke dunia dalam keadaan sempurna (Zuhroni, 2012). Dalam kitab tafsir dan fiqih dijelaskan bahwa janin adalah materi yang terbentuk dalam rahim dari unsur spermatozoa dan unsur ovum (sel telur). Janin

29

menurut bahasa adalah untuk menggambarkan keadaan tubuh janin sebelum dilahirkan di dalam rahim (Wikipedia, 2012). Sebagaimana telah ditegaskan dalam firman Allah SWT:

QuickTime and a decompressor are neede d to see this picture.

Artinya: Dan menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim (Q.S.: Az-Zumar (39) : 6). Pengertian janin adalah anak yang berada dalam perut ibu.Adapun menurut ahli fiqih, yang mutlak disebut janin adalah sesuatu yang berada dalam rahim seorang ibu sejak permulaan pembentukannya (Syafiyarrahman, 2003). Sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Quran.

30

QuickTime an d a decompressor are need ed to see this picture .

Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah (Q.S : Al Hajj (22): 5).

31

3.2. Fase-Fase Perkembangan Janin Menurut Islam Fase perkembangan janin dalam Al-Quran telah dijelaskan antara lain:

Artinya: dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal ) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging,kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (Q.S.: Al-Mukminun (23): 12-14).

Dari keterangan ayat tersebut dijelaskan bahwa janin melewati fase perkembangan dalam rahim ibu dengan bertingkat-tingkat, dan sangat jelas kondisinya. Fase-fase yang dimaksud adalah (Syafiarrahman, 2003): 1. Sebagai nuthfah yakni air yang sedikit. Yang dimaksud dalam fase ini adalah sesuatu yang merupakan hasil pertemuan antara air mani laki-laki (sel spermatozoa) dengan sel telur perempuan (sel ovum) yang kemudian berlanjut dengan perkembangannya selama 40 hari. 2. Sebagai alaqah yakni darah yang menggantung/ menempel, keadaan ini tetap dalam masa waktu 40 hari.
32

3. Sebagai mudhgah (segumpal daging) yakni gumpalan kecil dari sekedar bisa dikunyah oleh orang yang makan. Ada yang mengartikan segumpal daging dalam arti yang lain. Dalam sebuah riwayat yang bersumber pada Al-Bukhari dan Muslim diterangkan bahwa sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pulalah jasad. Segumpal daging itu adalah hati. Dari hadits tersebut dapat diketahui baik tidaknya seseorang tergantung dari hatinya, untuk itu perlu pembentukan mudhgah yang baik yang dimulai saat janin. Pada saat meninggalkan tiga fase tersebut sudah ditiupkan ruh ke dalamnya dan mulai menampakkan bentuk manusia serta berkembang hingga tiba saatnya keluar menuju dunia dengan menjadi bayi yang sempurna (Syafiarrahman, 2003)

3.3. Kewajiban Melindungi Janin Menurut Islam Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan sehingga dapat menjaga kelestarian umat manusia dan memakmurkan dunia. Dalam Islam seorang anak adalah amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada orang tua sebagaimana firman Allah SWT (Adhim, 2002):

33

Artinya: kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki (Q.S. : As-Syura: 49). Untuk itu sudah menjadi kewajiban setiap orang tua untuk menjaga dan melindungi amanah tersebut, yang mulai diberikan saat janin dalam rahim ibu. Perlindungan terhadap janin dalam Islam di antaranya yaitu: 1. Pada awal sebelum proses terbentuknya janin, seorang suami yang akan berhubungan dengan istrinya hendaklah keduanya terlebih dahulu berdoa kepada Allah SWT ( Adhim, 2002, Syafiarrahman 2003) 2. Dianjurkan untuk kaum ibu agar pandai dalam melindungi diri mereka sendiri sewaktu hamil demi untuk menjaga kesehatan janin sehingga tidak menjadi cacat ataupun keguguran. Begitu besarnya perhatian Islam terhadap kesehatan ibu dan janin semasa kehamilan terlihat juga pada adanya keringanan membolehkan ibu yang sedang hamil untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan bila dia merasa khawatir terhadap keselamatan dirinya atau keselamatan anak yang sedang dikandungnya (Adhim 2002 ; Syafiarrahman 2003). Sebagaimana firman Allah SWT:

34

QuickTime and a decompressor are neede d to see this picture.

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, Barangsiapa diantara kamu hadir ( dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu , Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (Wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Q.S : Al-Baqarah{185} :185).

Berdasarkan ayat tersebut dapat dimengerti bahwa seorang ibu yang sedang hamil dianjurkan agar selalu makan yang teratur, tercukupi, dan penuh gizi, sehingga dapat membentuk janin dengan sempurna serta melindungi kesempurnaan pertumbuhannya. 3. Tidak melakukan perbuatan yang menyakiti janin seperti melakukan

aborsi ( pengguguran kandungan). Syariat Islam telah menerapkan sanksi


35

yang cukup berat kepada orang yang mencoba melakukan perbuatan tersebut baik terhadap wanita maupun pria. Dalam sebuah riwayat yang bersumber pada Abi Huraihah RA menerangkan bahwa ada dua orang wanita yang terlibat dalam suatu perkelahian. Keduanya saling melempar batu antara satu dengan yang lain, hingga janin salah satu dari kedua orang itu terluka. Lalu kejadian tersebut disampaikan kepada Rasullulah hingga kemudian Beliau memutuskan kepada wanita yang melukai janin tersebut untuk

memerdekakan budak, boleh budak laki-laki ataupun budak perempuan. Hadits tersebut mengandung makna bahwa kedudukan janin sangat istimewa dalam syariat Islam sehingga perlu diberikan pertolongan dan perlindungan dan perkembangannya sejak masih dalam rahim ibu (Syafirrahman, 2003) 4. Menunda untuk melaksanakan hukuman bagi wanita hamil sampai dia

melahirkan bayinya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan janin yang dikandungnya.Selain itu seorang wanita hamil harus diperlakukan dengan lemah lembut, ramah, dan penuh kasih sehingga dia tidak merasakan sakit yang terlalu berat dari kondisinya yang sedang hamil. Hal ini penting karena pengaruh fisiologis wanita itu akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Dalam Islam menangguhkan pelaksanaan hukuman pada wanita hamil dilakukan atas dasar Firman Allah SWT (Adhim, 2002):

36

Artinya : dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar (853).dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah member kekuasaan (854) kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang dapat pertolongan (Q.S.: AlIsra{17}: 33). Pembunuhan terhadap wanita hamil sama saja membunuh janin yang tidak berdosa. Tentunya pembunuhan yang demikian merupakan perbuatan yang melampaui batas.

3.4.

Makanan dan Gizi Wanita Hamil Menurut Islam Masalah makanan dan gizi sebenarnya telah jelas dalam Islam yaitu agar

setiap muslim memakan makanan yang halal dan baik (Thayib). Untuk itulah AlQuran menyebutkan tentang makanan yang halal dan thayib. Allah SWT berfirman (Najib, 2006):

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Q.S: Al-Baqarah{2} :168).
37

Firman Allah SWT:

Artinya:

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada Nya saja menyembah (Q.S.An-Nahl{16}: 114).

Begitu pula Allah SWT berfirman:

Artinya: dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Q.S.:Al-Maidah{5}: 88).

Allah SWT berfirman :

Artinya Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. : Al-Mukminun{23} :51).

38

Keempat ayat di atas secara jelas menegaskan perintah Allah SWT agar setiap umat muslim selalu memakan makanan yang halal serta bermanfaat bagi tubuh. Memakan makanan yang bersifat haram dan merugikan bagi tubuh sesungguhnya adalah perintah syaitan dan melakukan perbuatan seperti itu merupakan suatu perbuatan dosa. Allah SWT juga memerintahkan agar kita selalu bersyukur atas rejeki yang kita terima. Makanan tidak harus makanan yang mahal, namun yang penting bersifat halal dan bermanfaat bagi tubuh (Yunus, 1994). Dalam Islam tidak ada dalil dalam Al-Quran atau Hadits yang menyebutkan secara langsung tentang makanan yang bergizi bagi wanita hamil, yang ada adalah anjuran makan makanan yang halal dan baik bagi kaum muslimin pada umumnya yang tentunya halal dan baik pula bagi wanita hamil. Makanan yang dianjurkan antara lain: 1. Anjuran makan daging binatang ternak Allah SWT berfirman:

Artinya : dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagianya kamu makan (Q.S. : An- Nahl{16} :5). Ayat ini menerangkan bahwa binatang ternak itu termasuk unta,kambing, dan sapi dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal yang menjadi kebutuhan manusia. Ayat ini menerangkan bahwa pada binatang ternak terdapat manfaat, yaitu pada bulunya
39

atau kulitnya yang dapat dijadikan sebagai penghangat tubuh (baju, selimut,tas, sepatu dan lain sebagainya). Hal lain yang biasa digunakan manusia dari binatang ternak itu pula adalah manusia dapat memanfaatkan hewan ternak sebagai makanan dari air susunya, minyaknya, serta dagingnya yang jika disembelih dengan menyebut nama Allah (Al-Qurtuby 1987).

2. Anjuran makan ikan Allah SWT berfirman:

QuickTime and a decompressor are needed to see this picture.

Artinya: dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur (Q.S. : An-Nahl{16} :14).

Ayat ini menjelaskan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang ada di lautan yang kesemuanya itu ditujukan untuk umat manusia. Nikmat-nikmat itu berupa banyaknya bahan makanan yang berasal dari laut (ikan,rumput laut).Selain itu banyaknya perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut (mutiara, emas, permata, marjan).Laut juga dapat berfungsi sebagai sarana transportasi, sehingga banyak bahtera atau kapal-kapal yang dapat berlayar di laut. Dan yang terakhir laut juga
40

mengandung potensi kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas bumi. (Al-Qurtuby, 1987).

3. Anjuran makan buah-buahan dan sayuran Allah SWT berfirman:

Artinya: lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayursayuran, zaitun dan kurma kebun-kebun (yang) lebat dan buahbuahan serta rumput-rumputan untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (Q.S. Al Abasa{80} :27-32). Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk menyantap buah dan sayur. Ayat ini sendiri dengan sangat jelas menganjurkan agar manusia makan buah dan sayur-mayur. Dari sudut gizi, sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, sedikit protein, lemak, serta karbohidrat. Sseorang yang mengabaikan makan atau bahkan anti mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran tubuhnya kelak akan menjadi surga bagi berbagai macam penyakit, dan apabila terserang infeksi maka akan lebih sulit untuk bertahan dan memulihkan diri (Al-Qurtuby, 1987)

4. Anjuran minum susu Allah SWT berfirman :

41

Artinya: dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (Q.S. : An-Nahl{16} : 66).

Susu adalah salah satu nikmat yang sangat besar nilainya dalam kehidupan manusia. Kebutuhan gizi manusia khususnya pada anak-anak kecil, sangat bergantung pada kandungan nutrisi dan gizi yang ada dalam susu. Susu merupakan mukzizat yang Allah SWT tanamkan dalam tubuh binatang ternak (Al-Qurtuby, 1987). Dapat disimpulkaan bahwa setiap muslim dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi di samping arus halal dan baik. Begitu juga dengan seorang wanita yang sedang hamil yang memerlukan makanan lebih banyak secara kualitas maupun kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Asam folat merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh wanita hamil dimana terdapat pada makanan yang halal di antaranya susu, daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tapi dalam memenuhi kebutuhan makanannya, Islam tidak menganjurkan untuk makan berlebihan (Qaradhawy, 2006) Rasullulah SAW bersabda:.

42

Artinya : Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah dengan tanpa berlebihan dan menyombongkan diri (H.R. Ahmad Nasai, Ibnu Majah dan Hakim dari Abdullah bin Amr)

3.5.Autisme Masa Kanak Menurut Agama Islam Dalam Islam, penyakit dibagi atas penyakit jasmani atau fisik, penyakit jiwa, penyakit sosial dan penyakit akidah (Zuhroni, 2003). Allah SWT mensyariatkan hukum, baik yang mengatur tentang hak yang harus dimiliki oleh seseorang atau hak yang harus ditunaikannya atau pun mengenai ucapan dan perbuatannya, dengan tujuan untuk mewujudkan kemaslahatan (kebaikan) hidupnya, baik secara berkelompok maupun perorangan, jasmani maupun rohani, baik didunia maupun di akhirat. Oleh karena itu dalam penetapan hokum tersebut sangat diperhatikan perkembangan dan keadaan manusia baik fisik maupun akhlaknya, dari semenjak masih dalam kandungan sampai akhir hayatnya. Dengan kata lain, syariat Islam dibebankan kepada umat manusia sesuai dengan kadar dan kemampuan mereka. Islam adalah agama yang mudah, ringan dan sesuai dengan fitrah, tidak memberati suatu beban kecuali dengan kadar kemampuan manusia itu sendiri (Zuhroni,2010). Sesuai dengan firman Allah :

43

QuickTime and a decompressor are neede d to see this picture.

Artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hokum Kami jika kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orangorang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir. (QS: Al-Baqarah{2} : 185).

Di dalam agama Islam, orang yang di bebani ketentuan hokum Syara disebut mukallaf. Agar seseorang dapat dibebani ketentuan hokum Syara, maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut (Daradjat, 1995): 1. Orang tersebut harus dapat memahami dalil-dalil penetapan hokum baik dari Al-Quran maupun Hadits. Jika orang tersebut tidak dapat memahami dalil-dalil tersebut, maka tidak mungkin ia akan dapat menunaikan ketentuan-ketentuan hokum yang ditetapkan oleh dalil-dalil itu.
44

2. Orang tersebut harus telah berakal sempurna. Dengan kemampuan akal yang sempurna seseorang akan dapat memahami dalil-dalil penetapan hokum. Namun karena sampai saat seseorang itu memiliki kemampuan akal dengan secara sempurna, melalui suatu perkembangan dank arena tanda-tanda kemampuan akal secara semnpurna pada seseorang itu tidak tampak dengan jelas, maka bukan hal yang mudah untuk menentukan saat seseorang itu mulai memiliki kemampuan akal dengan sempurna. Dalam hal ini Syara mengaitkan kemampuan akal dengan sempurna bagi seseorang dengan kebaghligannya. Jika seseorang telah memasuki periode baligh dan dari dirinya tidak menampakkan tanda-tanda ketidak sempurnaan akalnya, maka orang tersebut dianggap telah dapat dianggap telah memahami dalil-dalil penetapan hokum. Sebaliknya, meskipun seseorang itu tetap baligh, tetapi tidak berakal, seperti orang gila atau belum berakal atau kurang sempurna, kemampuan akalnya seperti anak kecil, atau sedang dalam keadaan tidak sadar sehingga orang itu tidak dapat menggunakan kemampuan akalnya, seperti orang yang sedang tidur, ia tidak dapat memahami dalil-dalil penetapan hokum. Karena itulah orang-orang tersebut tidak dibebani dengan ketentuan-ketenuan Syara.

Rasulullah SAW bersabda :

45

Artinya: Diangkat kalam (dibebaskan dari ketentuan-ketentuan hukum) dari tiga golongan yaitu : orang yang sedang tidur sampai dengan ia bangun, dari anak-anak sampai ia bermimpi dan dari orang gila sampai dengan ia berakal (sembuh) (H.R. Ahmad dari Aisyah). 3. Orang tersebut harus mempunyai ahliyyah (kecakapan), untuk

melaksanakan ketentuan-ketentuan hokum yang diberikan kepadanya.

Sakit dapat merupakan salah satu sebab dari timbulnya rukhshah atau dispensasi. Secara bahasa, rukhshah berarti mempermudah, keringanan, atau kelonggaran. Menurut ulama fikih rukhshah didefinisikan sebagai ketetapanketetapan hokum yang ditetapkan Allah swt berdasarkan uzur-uzur yang dihadapi manusia (Zuhroni, 2010). Sedangkan autism adalah suatu penyakit yang menyebabkan terganggunya kemampuan berpikir dan kecakapan bertindak dari seseorang sejak masa kanakkanak dan menetap hingga dewasa. Maka seseorang penderita autism, ia termasuk golongan orang yang tidak dibebani dengan ketentuan hukum Syara. Bagi para orang tua yang memiliki anak seorang penderita autism, janganlah merasa kecewa atas takdir yang menimpa diri mereka. Anak merupakan amanah yang diberikan Allah SWT, tetapi juga dapat merupakan ujian bagi mereka. Apabila mereka dapat mengemban amanah dengan baik dan mampu mengatasi cobaan yang berat itu, maka Allah SWT akan memberikan pahala sesuai dengan amal dan ibadah yang dikerjakan (Zainuddin, 1996).

46

Allah SWT berfirman :

Artinya : dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar (Q.S. : Al-Anfaal :28)

2.6. Pengaruh Asupan Asam Folat Selama Kehamilan Terhadap Risiko Melahirkan Anak dengan Autisme Menurut Islam Al-Quran, di samping fungsinya bersifat normative menyangkut semua bidang kehidupan manusia, telah terbukti bahwa ajarannya menjadi rahmatan li alAalamin, sesuai dengan penegasan dalam firman Allah swt (Zuhroni,2010):

Artinya : dan Tiadalah Kami mengatur kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS : Al-Anbiya : 107)

Islam sangat memperhatikan masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan, baik yang bersifat represif maupun yang bersifat preventif (pencegahan). Islam dalam ajarannya telah menonjolkan upaya preventif disbanding dengan upaya represif (Zuhroni, 2010). Sesuai dengan hadist : Artinya : Pencegahan pangkal semua pengobatan

47

Prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pengobatan. Hal ini sudah diterima secara mutlak oleh ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran pencegahan (Sudan 2010). Apabila dikaji lebih dalam, konsep pemeliharaan kesehatan dalam Islam terintegrasi dalam perintah-perintah agama itu sendiri, murah dan mudah dilakukan. Pernyataan tersebut sejalan dengan konsep kesempurnaan ajaran Islam yang telah terbukti bahwa ajarannya diperuntukkan menjadi rahmatan li al-alamin atau rahmat bagi semesta alam. Ajaran Islam secara implicit maupun eksplisit telah mengatur semua segi kehidupan umatnya (Zuhroni, 2010). Penyebab yang pasti dari gangguan autismeini belum dapat ditentukan. Namun diduga faktor biologi : yaitu penyakit infeksi seperti rubella dan tuberkulosa yang menyerang semua bayi atau yang di derita ibu sewaktu mengandung janinnya merupakan penyebab utama. Selain itu pengaruh faktor kecukupan gizi ibu pada masa kehamilan; seperti kecukupan asam folat dan vitamin lainnya, juga berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan janin (Kaplan,2011). Oleh karena itu penting artinya bagi para ibu hamil untuk memelihara dan menjaga kandungannya dengan baik agar tidak terkena penyakit yang dapat membahayakan kesehatannyamaupun janin yang dikandungnya (Sudan 2010). Menurut syariat Islam, seorang ibu hamil diwajibkan untuk memelihara janin yang dikandungnya. Diantaranya dengan memberikan zat gizi yang cukup dan beragam yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, daging,ikan susu, dan karbohidrat
48

sebagai sumber energi, agar janin dapat tumbuh dengan sempurna tanpa mengalami gangguan bawaan yang terjadi pada masa kehamilan, salah satu nya adalah gangguan autism (Uddin,2002; Wilton,dkk 2008). Dalam hal ini asam folat merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh janin untuk membantu pertumbuhannya dan dapat mengurangi resiko gangguan bawaan tersebut. Asam folat itu sendiri secara alami telah ada dalam makanan yang halal dan thayib sesuai dengan syariat Islam, terutama dalam hati sapi selain itu juga terdapat dalam susu, sayuran hijau (seperti bayam, brokoli), buahbuahan (seperti jeruk, alpukat), ikan, daging sapi, dan lain-lain. Bagi ibu hamil yang memiliki pola makan vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan asam folat dalam makanan yang dikonsumsinya karena ia dapat memenuhi kebutuhan asam folat tersebut dengan mengkonsumsi tablet folat yang telah tersedi atau dengan mengkonsumsi makanan yang telah mengalami fortifikasi (pengayaan) dengan asam folat seperti makanan sereal (Uddin,2002; Beaudet,2010).Oleh sebab itu diharapkan kepada ibu hamil agar dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dalam jumlah yang cukup sehingga tidak mengalami defisiensi zat gizi tersebut, tetapi dalam memenuhi kebutuhan asam folat dianjurkan tidak berlebihan karena kelebihannya akan dibuang oleh tubuhmelalui urin (Wilton dkk,2008). Hal ini sesuai dengan Syariat Islam bahwa berlebihan dalam hal apapun merupakan hal yang tidak baik, sebagaimana informasi dalam Al-Quran bahwa orang-orang yang berbuat mubadzdzir termasuk dalam kelompok setan, sebagimana firman Allah SWT :

49

QuickTime and a decompressor are needed to see this picture.


QuickTime and a decompressor are neede d to see this picture.

Artinya

: dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (Q.S. : Al-Isra{17} :26-27).

Hukum segala sesuatu adalah boleh. Jenis obat apapun boleh dipergunakan kecuali ada dalil yang mengharamkannya atau termasuk kelompok yang diharamkan. Semua bahan obat, baik cair, padat, berasal dari hewani maupun nabati, dan sebagainya, setelah dilakukan penelitian merupakan bahan obat yang bermanfaat maka hukumnya boleh digunakan (Zuhroni,2010). Dan hukum atas sesuatu yang bermanfaat adalah boleh. Semua tindakan pengobatan terapi kesehatan dan penggunaan metode pengobatan jika ternyata bermanfaat maka hukumnya boleh (Zuhroni,2003). Dalam kaitannya dengan hal ini asam folat merupakan bahan alami yang didapatkan dari bahan-bahan bersifat halal. Penggunaannya telah melalui berbagai proses penelitian, dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.Tidak ada dalil yang mengharamkan penggunaan asam folat. Oleh karena itu diperbolehkan penggunaannya dalam Agama Islam.

50

Pada pembahasan ini, keamanan penggunaan asam folat telah diteliti secara luas. Keamanan dan efektivitasnya dilaporkan penggunaannya sebagai apapun pada ibu hamil untuk pencegahan kasus autism pada anak. Upaya pencegahan dalam pembahasan ini sejalan dengan ajaran Islam.Islam lebih mengedepankan upaya-upaya preventif dari suatu penyakit dibandingkan dengan upaya-upaya yang sifatnya represif.Yang juga perlu diperhatikan adalah manfaat dan mudharat yang didapatkan dari upaya pencegahan tersebut. Dengan kata lain, perlunya juga memperhatikan efektifitas dari penggunaan obat sebagai terapi pengobatan dan efek samping penggunaan obat yang dapat muncul selama terapi pencegahan.Setelah menimbang berbagai kaidah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penggunaan asam folat sebagai asupan ibu hamil untuk pencegahan kasus autism diperbolehkan dan dianjurkan dalam agama Islam.

51

Anda mungkin juga menyukai