Anda di halaman 1dari 19

Manifestasi Dari Erythema Multiformis Dengan Adanya Infeksi Herpes Yang Berulang

Oleh Kelompok 2C : 1. Nurul Ainil Fitri 2. Titimatul Khusnah 3. Mariana Winny S 4. Sherly Santiago 5. Larasati Sekar A 6. Rasmi Putri Santoso 7. Sri Dewi Nur Atika 8. Dyah Ayu Lestari 9. Farah Aisyah N 10. Ahlam Uweys 11. Silvi Aisyah 12. Erni Nurhayati 13. Yossa Balqis Nur Azizah A

NIM. 2011.07.0.0074 NIM. 2011.07.0.0075 NIM. 2011.07.0.0076 NIM. 2011.07.0.0077 NIM. 2011.07.0.0078 NIM. 2011.07.0.0079 NIM. 2011.07.0.0080 NIM. 2011.07.0.0081 NIM. 2011.07.0.0082 NIM. 2011.07.0.0083 NIM. 2011.07.0.0084 NIM. 2011.07.0.0085 NIM. 2011.07.0.0086

Seorang anak laki-laki 11 tahun mengunjungi klinik Stomatologi dengan keluhan nyeri pada ulser dan adanya perdarahan pada permukaan bibir. Pasien memulai pengobatan dengan pemberian azithromycin dan amixicillin yang kemudian timbul lesi ulseratif pada daerah mukosa bukal dan mukosa labial. Pasien juga pernah mengalami hal serupa dua tahun sebelumnya. Saat ini, ia memiliki kulit yang tidak ada luka dan gambaran klinis menunjukkan eritema multiforme minor. Oleh karena itu dirawat dan lesi sembuh dalam waktu 14 hari.

Adanya ulser, perdarahan pd permukaan bibir, diagnosa erytema multiformis minor.

Empat bulan kemudian, pasien kembali ke klinik dengan adanya gingivitis yang menyebar (diffuse) dan bermanifestasi deskuamatif gingivitis.

Pada pasien juga ditemukan adanya erythematus lesi dengan daerah nekrotik pada kaki dan lesi vesikel tunggal terlihat pada kulit perilabial

Setelah dilakukan tes serologi pasien positif HSV. Infeksi herpes tersebut memicu erithema multiformis.

Lima bulan kemudian, pasien kembali dengan lesi baru pada oral dan adanya ulserasi menyebar di mukosa mulut tepatnya di mukosa bukal dan mukosa labial, dan perdarahan pada vermilion bibir. Diagnosa: HAEM

OH dan intake nutrisi menurun

Adanya lesi berbentuk bulat pada kaki, lengan, tangan dan tubuh disertai nekrotik center. Juga ditemukan ulserasi mukosa penis, ulser tersebut muncul akibat paparan sinar matahari langung

Erythema

multiformis

adalah

suatu

gangguan mukokutan akut, yang ditandai dengan berbagai tingkatan pelupuhan dan ulserasi.

Eritema multiforme dapat disebabkan oleh asupan obat atau beberapa infeksi, khususnya infeksi virus herpes simpleks (HSV). Penyebab yang pasti belum diketahui.Faktor-faktor penyebabnya selain alergi obat sistemik dan peradangan oleh alergi virus tertentu adalah rangsangan fisik,misalnya sinar matahari, hawa dingin, faktor endokrin seperti keadaan hamil atau haid,dan penyakit keganasan.Pada anak-anak dan dewasa muda,erupsi biasanya disertai dengan infeksi, sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh obat-obatan dan keganasan.

Mekanisme utama menggambarkan patogenesis EM yang didasarkan pemeriksaan HSV yang terkait dengan EM yang dianggap sebagai perantara sel imun terhadap antigen virus didalam lesi. Diperkirakan bahwa langkah awal adalah fagositosis virus oleh sel langerhans yang mengangkut DNA HSV ke epidermis. DNA ini kemudian di transfer ke keratinosit epidermis.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa, patogenesis dari haem konsisten dengan reaksi hipersensitivitas yang tertunda. Penyakit ini dimulai dengan pengangkutan fragmen HSV DNA oleh sirkulasi darah perifer mononuklear + sel CD 34 ( prekursor sel langerhans ) ke keratinosit yang mengarah ke perekrutan HSV spesifik CD4 + TH1. Kaskada inflamasi diprakarsai oleh interferon - ( IFN - ) yang diperoleh dari CD 4 + sel dalam menanggapi antigen virus, dan kerusakan epidermal immunomediates terjadi.

Pada fase ini pasien di diagnosa terkena eritema multiformis . Hal tersebut dikuatkan dengan hasil pemeriksaan serologi adanya HSV (Herpes Simplex Virus), yang merupakan penyebab dari eritema multiformis

Untuk fase selanjutnya pasien di diagnosa terkena HAEM (Herpes Assosiated Erytema Multiforme), hal tersebut dikarenakan adanya ulser pada rongga mulut yang menyebar. Selain itu, HAEM juga ditemukan setelah eritoma multiformis.

1. Herpes LabialisPemphigus 2. Vulgaris 3. Oral Lichen Planus 4. Cheilitis Solar (radang bibir) Diagnosa Banding

Gejala Klinis Lesi biasanya muncul pada muccutaneus juntion, mulai dari makula yang dengan cepat menjadi papula, vesikular, dan kemudian menjadi pustul. Lesi berkeropeng dan sembuh dalam waktu 7-10 hari, biasanya tanpa jaringan parut. Lesi yang menyebar luas dapat muncul pada pasien immunocompromissed. Diagnosis Kultur virus Immunodetection (jarang) Mikroskop elektron (jarang) Pengujian serum antibodi

Erythema multiform (minor atau major) biasanya setelah seseorang di manifestasi klinik terinfeksi HSV PCR (polymerase chaine reaction) digunakan untuk mendiagnosa HAEM Histopathologic examination digunakan untuk memastikan erythema multiforme Setelah itu diberikan terapi sesuai dengan tingkat keparahannya

Pengobatan Eritema multiformis tergantung pada tingkat keparahan secara klinis. Pada tingkat ringan biasanya sembuh dalam 2-6 minggu, perawatan luka lokal, analgesik topikal, atau anestesi untuk mengontrol rasa sakit dan diet cait sering ditunjukkan dalam situasi ini. Untuk kasus yang yang lebih parah, manajemen intensif dengan terapi cairan intravena dapat menjadi kebutuhan. Antihistamin oral dan steroid topikal mungkin juga diperlukan untuk meringankan gejala. Kortikosteroid sistemik telah digunakan pada beberapa pasien, namun keterbatasan bukti yang mendukung penggunaannya untuk eritema multiformis.

Kekambuhan pada kasus eritema multiformis terjadi sekitar 20-25%. Seringkali HAEM ditangani secara efektif dengan acyclovir 500 mg 5x selama 5 hari, tetapi jika dimulai dengan rencana atau susunan terapeutik pada beberapa hari pertama. Jika eritema multiformis tetap muncul, maka dibutuhkan acyclovir oral dosis rendah yang berkelanjutan. Acyclovir oral telah menunjukkan keefektifisannya untuk mencegah HAEM recurrent (dan protokolnya mungkin termasuk 200-800 mg/hari untuk 26 minggu)

Jika terapi ancyclovir gagal, valacyclovir dapat juga diresepkan 500 mg 2x sehari. Yang paling akhir mempunyaI bioavailabilitas terbesar dan lebih efektif dalam menekan HAEM recurrent. Selama episode kedua dan ketiga pada kasus ini, pasien diterapi dengan acyclovir (1000mg/hari) dan penggunaan prophylactic acyclovir diresepkan untuk mencegah kekambuhan. Dosis dari sebuah pengobatan antiviral mungkin dikurangi ketika pasien terbebas dari kekambuhan selama 4 bulan dan pada akhirnya memungkinkan pengobatan tidak dilanjutkan. Pada kasus tersebut, pasien diterapi selama 7 bulan dengan acyclovir diawali dengan 800 mg/hari yang diikuti dengan penurunan dosis sampai 400 mg/hari pada akhir bulan.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai