Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2013

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menim !n" # a. bahwa perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang terorganisasi antar negara maupun dalam negeri berpotensi mengancam tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar hak asasi manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijunjung tinggi, hormati, dan dilindungi oleh negara, pemerintah, dan setiap orang; b. bahwa kota Tanjungpinang merupakan salah satu daerah tujuan, pengirim, pemulangan dan/atau daerah persinggahan (transit bagi pencari kerja baik yang

dilakukan oleh perorangan maupun melalui perusahaan jasa tenaga kerja yang dapat berpotensi terjadinya tindak pidana perdagangan orang;

c.

bahwa berdasarkan !asal "# $ndang%$ndang &omor '( Tahun '))# Tentang !emberantasan Tindak !idana !erdagangan *rang mengamanatkan bahwa !emerintah +aerah wajib membuat kebijakan, program, kegiatan, dan mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan pencegahan

dan penanganan masalah perdagangan orang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru, a, huru, b dan huru, c perlu menetapkan !eraturan +aerah tentang !encegahan dan !enanganan -orban !erdagangan *rang; Men"in"!$ # (. '. !asal (. ayat (/ $ndang%$ndang +asar &egara

0epublik 1ndonesia Tahun (23"; $ndang%$ndang &omor / Tahun (2#3 tentang -etentuan% ketentuan !okok -esejahteraan 4osial (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (2#3 &omor ., Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6)'( ; 6. $ndang%$ndang -esejahteraan &omor 7nak 3 Tahun (2#2 tentang 0epublik (5embaran &egara

1ndonesia Tahun (2#2 &omor 6', Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6(36 ; 3. $ndang%$ndang &omor . Tahun (2.( tentang 8ukum 7cara !idana (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (2.( &omor #/, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6')2 ; ". $ndang%$ndang &omor # Tahun (2.3 tentang !engesahan -on9ensi Mengenai !enghapusan 4egala :entuk +iskriminasi Terhadap ;anita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimation Agains Women (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (2.3 &omor '2, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6'## ; /. $ndang%$ndang &omor 6 Tahun (22# tentang !eradilan 7nak (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (22# &omor 6, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6//. ; #. $ndang%$ndang &omor (2 Tahun (222 tentang !engesahan 15* Covention &omor 105 Concerning The Abolition of Forced Labour (-on9ensi 15* mengenai !enghapusan Tenaga !aksa (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (222 &omor "", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6.'3 ;

..

$ndang%$ndang &omor 62 Tahun (222 tentang 8ak 7sasi Manusia (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (222 &omor (/", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 6../ ;

2.

$ndang%$ndang

&omor

Tahun

'))),

tentang

!engesahan 15* Convention Nomor 1 ! Concerning the "robihition of the Worst Forms of Child Labour (-on9ensi 15* (.' mengenai !elarangan dan Tindakan 4egera !enghapusan :entuk%bentuk !ekerjaan terburuk untuk 7nak (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))) &omor 6), Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 623( dan #$N Concention Against Transnational %rgani&ed Crime, '))); (). $ndang%$ndang &omor " Tahun '))( tentang !embentukan -ota Tanjungpinang (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))( &omor .", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3((' ; ((. $ndang%$ndang &omor '6 Tahun '))' tentang !erlindungan 7nak (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))' &omor ()2, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3'6" ; ('. $ndang%$ndang &omor (6 Tahun '))6 tentang -etenagakerjaan (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))6 &omor 62, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3'#2 ; (6. $ndang%$ndang !emerintahan &omor 6' Tahun '))3 tentang 0epublik +aerah (5embaran &egara

1ndonesia Tahun '))3 &omor ('", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 336# sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan $ndang% $ndang &omor (' Tahun ')). tentang !erubahan -edua 7tas $ndang%$ndang &omor 6' Tahun '))3 tentang !emerintahan +aerah (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun ')). &omor "2, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3.33 ; (3. $ndang%$ndang &omor (6 Tahun '))/ tentang !erlindungan 4aksi dan -orban (5embaran &egara

0epublik 1ndonesia

Tahun '))/ &omor /3, Tambahan

5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3/6" ;

(".

$ndang%$ndang

&omor

'6

Tahun

'))/

tentang

7dministrasi -ependudukan (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))/ &omor ('3, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3/#3 ; (/. $ndang%$ndang !emberantasan &omor Tindak '( !idana Tahun '))# tentang *rang !erdagangan

(5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))# &omor "., Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3#') ; (#. $ndang%$ndang !engesahan &omor " Tahun '))2 Tentang against united nations convention

Transnational organi&ed crime (kon9ensi perserikatan bangsa%bangsa menentang tindak pidana transnasional yang terorganisasi (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))2 &omor ", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 32/) ; (.. $ndang%$ndang &omor (3 Tahun '))2 tentang !engesahan 'rotocol to 'revent( su''ress and 'unish Traffic)ing in 'ersons( es'eciall* +omen and children( ,u''lementing the united nations convention against Transnational organi&ed crime (protokol untuk mencegah, menindak, dan menghukum !erdagangan orang, terutama perempuan dan 7nak%anak, melengkapi kon9ensi perserikatan :angsa%bangsa menentang tindak pidana Transnasional yang terorganisasi ; (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))2 &omor "6, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 322) ;

(2.

$ndang%$ndang

&omor

("

tahun

'))2

tentang

!engesahan 'rotocol against the smuggling of migrants -* land( sea and air( su''lementing the united nations Convention against transnational organi&ed crime

(protokol menentang penyelundupan migran melalui darat, 5aut, dan udara, melengkapi kon9ensi perserikatan :angsa%bangsa menentang tindak pidana Transnasional yang terorganisasi (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))# &omor "3, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 322( ; '). $ndang%$ndang &omor () Tahun ')(' Tentang !engesahan o'tional 'rotocol to the convention on the rights ot the child on the sale of children$ Child 'rostitution and child 'ornogra'h* (protokol opsional kon9ensi hak%hak anak mengenai penjualan anak, prostitusi anak, dan pornogra,i anak (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun ')(' &omor (32, Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor "66) ; '(. !eraturan !emerintah &omor #2 Tahun '))" tentang !edoman !embinaan dan !engawasan !enyelenggaraan !emerintahan +aerah (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))" &omor (/", Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3"62 ; ''. !eraturan !emerintah &omor 6# Tahun '))# tentang !elaksanaan $ndang%$ndang &omor '6 Tahun '))/ tentang 7dministrasi -ependudukan (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))# &omor .), Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3#6/ ; '6. !eraturan !emerintah &omor 6. Tahun '))# tentang !embagian $rusan !emerintahan 7ntara !emerintah, !emerintahan +aerah !ro9insi dan !emerintahan +aerah -abupaten/-ota (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun '))# &omor .', Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia &omor 3#6# ; '3. !eraturan !emerintah &omor 2 Tahun ')). tentang Tata <ara dan Mekanisme !elayanan Terpadu :agi 4aksi dan/atau -orban Tindak !idana !erdagangan *rang (5embaran &egara 0epublik 1ndonesia Tahun ')). &omor '', Tambahan 5embaran &egara 0epublik 1ndonesia

&omor 3.(. ;

Den"!n Pe%&e$'('!n Be%&!m! DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANJUNGPINANG )!n WALIKOTA TANJUNGPINANG MEMUTUSKAN# Mene$!*+!n # PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG,

BAB I KETENTUAN UMUM P!&!- 1 +alam !eraturan +aerah ini, yang dimaksud dengan= (. !emerintah -ota adalah !emerintah -ota Tanjungpinang. '. 6. 3. ". -ota adalah ;ilayah !emerintahan -ota Tanjungpinang. ;alikota adalah ;alikota Tanjungpinang. 7nggaran !endapatan :elanja +aerah (7!:+ adalah 7nggaran !endapatan dan :elanja +aerah -ota Tanjungpinang. !erdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pemindahan atau penerimaan dan pengiriman seseorang melalui ancaman kekerasan, menggunakan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau memberi bayaran, memberi man,aat sehingga memperoleh persetujuan atas orang yang memegang kendali atau kuasa atas orang lain baik yang dilakukan di dalam &egara maupun antar &egara untuk tujuan eksploitasi yang mengakibatkan orang lain tereksploitasi. /. !encegahan adalah segala upaya, usaha atau tindakan yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab yang bertujuan untuk meniadakan dan/atau menghalangi

,aktor%,aktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan orang. #. *rang adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat serta hak asasi manusia yang sama dalam pandangan dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan berlaku secara uni9ersal. .. !enanganan adalah setiap tindakan atau upaya untuk mengatasi dan atau mengembalikan kondisi korban baik ,isik, psikis, ekonomi dan/atau sosial sebagai akibat tindak pidana perdagangan orang meliputi kegiatan pemantauan, penguatan dan peningkatan kemampuan penegakan hukum dan para pemangku kepentingan lain.

2.

-orban adalah seseorang baik berjenis perempuan ataupun laki%laki baik yang sudah dewasa maupun anak%anak yang mengalami penderitaan ,isik, psikis, seksual, ekonomi, dan sosial yang diakibatkan dari perlakuan tindak pidana perdagangan orang.

().

!encegahan preemti, adalah tindakan

yang dilakukan oleh

!emerintah -ota

pada tingkat kebijakan dalam upaya mendukung rencana, program dan kegiatan dalam rangka peningkatan pembangunan kualitas sumber daya manusia. ((. !encegahan pre9enti, adalah upaya langsung yang dilakukan oleh !emerintah -ota untuk melakukan pencegahan perdagangan orang melalui pengawasan, perijinan, pembinaan dan pengendalian. ('. !elayanan terpadu adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan perlindungan bagi saksi dan/atau korban perdagangan orang yang dilaksanakan secara bersama%sama oleh instansi atau lembaga terkait sebagai suatu kesatuan penyelenggaraan, rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukum, pemulangan dan reintegrasi sosial bagi saksi dan/atau korban perdagangan orang. (6. !erlindungan orang adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan baik oleh lembaga, organisasi, institusi ataupun perorangan dalam rangka melindungi harkat dan martabat manusia sehingga terjamin hak%hak hidupnya sesuai dengan kondratnya dari segala bentuk perlakuan yang mengganggu dan merusak hak%hak dasarnya dalam berbagai bentuk peman,aatan dan eksploitasi yang bertentangan dengan hak asasi manusia. (3. 0ehabilitasi adalah upaya pemulihan terhadap gangguan baik kondisi psikis, ,isik dan sosial agar dapat melaksanakan perannya kembali secara wajar baik dalam kehidupan keluarga, lingkungan maupun dalam kehidupan masyarakat. (". (/. 0eintegrasi adalah upaya pembauran kembali seseorang ke dalam lingkungan, keluarga, masyarakat, sosial dan lembaga pendidikan. >ugus Tugas !emberantasan Tindak !idana !erdagangan *rang yang selanjutnya

disebut >ugus Tugas !T!!* adalah lembaga koordinati, yang dibentuk oleh ;alikota dan beranggotakan wakil dari !emerintah -ota, aparat penegak hukum, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi pro,esi, peneliti, akademisi yang bertugas melaksanakan penanggulangan perdagangan orang. (#. !usat !elayanan Terpadu !emberdayaan !erempuan dan 7nak, yang selanjutnya disingkat !'T!'7, adalah suatu unit kerja ,ungsional yang menyelenggarakan pelayanan terpadu untuk saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang. (.. (2. '). 0encana aksi daerah adalah program kerja daerah dalam upaya penanggulangan perdagangan orang. Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama yang tinggal dalam suatu daerah tertentu dan tunduk pada norma dan aturan tertentu dalam wilayah tersebut. !engawasan adalah segala upaya, usaha atau tindakan yang bertujuan untuk menjamin agar pencegahan perdagangan orang dapat terlaksana sesuai ketentuan yang berlaku. '(. !embinaan adalah suatu proses, tindakan atau cara berupa pembaharuan, penyempurnaan atau kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna berkaitan dengan pencegahan perdagangan orang. ''. !erusahaan ?asa Tenaga -erja 1ndonesia, selanjutnya disebut !?T-1, dan !elaksana !enempatan Tenaga -erja 1ndonesia 4ementara, selanjutnya disebut !!T-14 adalah perusahaan yang mempunyai badan hukum serta memperoleh ijin tertulis dan resmi dan pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan, penempatan Tenaga -erja 1ndonesia (T-1 baik di dalam maupun diluar &egara 0epublik 1ndonesia. '6. '3. -orporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. Tenaga -erja 1ndonesia yang selanjutnya disebut T-1 adalah setiap warga negara 1ndonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di dalam negeri dan di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. '". -ekerasan adalah setiap perbuatan dan perlakuan yang menggunakan kekuasaan dengan atau tanpa menggunakan sarana secara melawan hukum terhadap ,isik dan/atau mental, ancaman kekerasan yang menimbulkan bahaya atau terampasnya kemerdekaan seseorang. '/. '#. !erekrutan adalah tindakan yang meliputi mengajak, mengumpulkan, membawa atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya. -eluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dan ayah ibu, atau ayah ibu dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam garis lurus genitik baik ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

BAB II ASAS DAN TUJUAN B!"i!n Ke&!$' A&!& P!&!- 2 $paya pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang berasaskan pada !ancasila dan $ndang%$ndang +asar &egara 0epublik 1ndonesia Tahun (23", dengan memperhatikan prinsip%prinsip= a. penghormatan dan pengakuan terhadap hak dan martabat manusia; b. kepastian hukum; c. kesetaraan gender; d. non%diskriminasi; e. perlindungan; dan ,. keadilan.

B!"i!n Ke)'! T'('!n P!&!- 3 $paya pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang di -ota bertujuan= a. mencegah secara dini segala bentuk tindak pidana perdagangan orang; b. melakukan penanganan yang komprehensi, terhadap korban perdagangan orang demi menyelamatkan dan memberikan keadilan sesuai dengan harkat dan c. martabatnya; meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial kemasyarakatan d. e. dengan tetap menghargai, menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia; membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang; dan meningkatkan kepekaan publik terhadap ,aktor%,aktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya pidana perdagangan orang. BAB III TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH KOTA (( P!&!- . !emerintah -ota mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan pencegahan, pemberantasan, perlindungan, dan penanganan terhadap korban tindak pidana (' perdagangan orang. $ntuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (( , !emerintah -ota berwenang melaksanakan kegiatan dalam bentuk=

a. b.

melakukan koordinasi, komunikasi dan in,ormasi dalam upaya pencegahan terjadinya tindak pidana perdagangan orang; menyiapkan rencana aksi dan bentuk%bentuk program berkaitan dengan kegiatan pencegahan, perlindungan, pemberantasan dan rehabilitasi terhadap korban perdagangan orang; membentuk gugus tugas pencegahan tindak pidana perdagangan orang; membentuk wadah untuk penanganan dan pelayanan terhadap korban tindak pidana perdagangan orang; menyelenggarakan sosialisasi dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya perdagangan orang; melakukan penanganan dan rehabilitasi terhadap korban tindak pidana perdagangan orang; dan melakukan pengawasan, pembinaan dan bimbingan kepada perorangan, kelompok atau organisasi yang berperan serta dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

c. d. e. ,. g.

BAB I/ PENCEGAHAN PERDAGANGAN ORANG B!"i!n Ke&!$' Um'm P!&!- 0 !encegahan tindak pidana perdagangan orang, dilaksanakan melalui= a. pencegahan preemti,;dan b. pencegahan pre9enti,. B!"i!n Ke)'! Pen1e"!2!n P%eem$i3 (( P!&!- 4 -ebijakan pencegahan preemti, tindak pidana perdagangan orang dilakukan melalui= a. peningkatan jumlah dan mutu pendidikan baik ,ormal, non,ormal maupun b. in,ormal bagi masyarakat; pembukaan aksesibilitas bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan, pelatihan, pendanaan, peningkatan pendapatan pelayanan sosial dan c. d. e. (' kesehatan; pembukaan lapangan kerja seluas%luasnya bagi masyarakat; peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah; dan membangun partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan

perdagangan orang. !emerintah -ota melakukan pemberdayaan dan penyadaran kepada masyarakat dengan memberikan in,ormasi, bimbingan dan/atau penyuluhan seluas%luasnya kepada masyarakat tentang nilai%nilai moral dan/atau keagamaan.

(6

!elaksanaan kebijakan pencegahan preemti, tindak pidana perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( dilaksanakan oleh perangkat daerah yang tugas pokok dan ,ungsinya di bidang= a. sosial; b. pendidikan; c. pemberdayaan perempuan d. ketenagakerjaan; e. kesehatan; ,. kependudukan;dan g. perekonomian.

(3

-etentuan lebih lanjut mengenai kebijakan pencegahan preemti, tindak pidana perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( (' , diatur dengan !eraturan ;alikota. B!"i!n Ke$i"! Pen1e"!2!n P%e5en$i3 P!&!- 6 dan pelaksanaan pemberdayaan dan penyadaran kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

((

!encegahan pre9enti, tindak pidana perdagangan orang dilakukan melalui= a. membangun sistem pengawasan yang e,ekti, dan responsi,; b. membangun sistem peri@inan yang jelas, pasti dan rasional; c. membangun dan menyediakan sistem in,ormasi yang lengkap dan mudah di d. e. ,. akses; melakukan pendataan, pembinaan dan meningkatkan pengawasan terhadap setiap !?T-1/!!T-14 dan korporasi; melakukan pendataan dan memonitor terhadap setiap tenaga kerja yang akan bekerja di luar daerah; membangun jejaring dan kerjasama dengan aparatur penegak hukum, aparatur pemerintah, perguruan tinggi dan berbagai 5embaga 4wadaya Masyarakat yang bergerak di bidang ad9okasi tenaga kerja dan 8ak 7sasi Manusia; dan/atau g. membuka pos%pos pengaduan adanya tindak pidana perdagangan orang. !elaksanaan kebijakan pencegahan pre9enti, tindak pidana perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( dilaksanakan oleh !erangkat daerah yang tugas pokok dan ,ungsinya di bidang= a. sosial; b. pendidikan; c. pemberdayaan perempuan; d. ketenagakerjaan; e. kesehatan; ,. kependudukan;dan g. perekonomian. !elaksanaan kebijakan pencegahan pre9enti, perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( dilaksanakan secara terpadu yang dikoordinasikan oleh 4-!+ yang membidangi !emberdayaan !erempuan dan !erlindungan 7nak.

(6

(3

("

-etentuan lebih lanjut mengenai kebijakan pencegahan pre9enti, tindak pidana perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( ,diatur dengan !eraturan ;alikota.

BAB / PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG B!"i!n Ke&!$' Um'm

P!&!- 7 (( !enanganan korban tindak pidana perdagangan orang mencakup= a. perlindungan korban; b. pemulangan korban; c. rehabilitasi; dan d. reintegrasi sosial. !elaksanaan penanganan korban perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( , dilaksanakan secara terpadu yang dikoordinasikan oleh >ugus Tugas dan (6 !usat !elayanan Terpadu (!!T . -etentuan lebih lanjut mengenai teknis penanganan korban perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( ditetapkan oleh ;alikota. B!"i!n Ke)'! Pe%-in)'n"!n K8% !n P!&!- 10 4etiap orang yang menjadi korban perdagangan orang berhak mendapat= a. perlindungan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan; b. bantuan hukum dan pendampingan dalam semua tahapan proses penanganan; c. pelayanan medis sesuai kebutuhan; dan d. perlindungan psikis. B!"i!n Ke$i"! Pem'-!n"!n K8% !n P!&!- 11 (( (' -orporasi, !?T-1/!!T-14 atau perorangan yang merekrut tenaga kerja dan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang wajib memulangkan korban ke daerah asal. Teknis pemulangan korban tindak pidana perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (( dikoordinasikan oleh instansi terkait dengan memperhatikan kesepakatan (6 kerjasama dengan daerah asal korban. !emerintah -ota melakukan mediasi dan men,asilitasi pemulangan korban tindak pidana perdagangan orang ke daerah asal korban. B!"i!n Keem*!$

('

Re2! i-i$!&i (( (' P!&!- 12 -orban tindak pidana perdagangan orang berhak memperoleh pemulihan atau rehabilitasi baik secara ,isik maupun psikis dan sosial. 8ak%hak sebagaimana dimaksud pada ayat (( dapat diajukan oleh korban sendiri, keluarga korban, teman korban, kepolisian, relawan pendamping atau pekerja sosial setelah korban melaporkan kasus yang dialaminya atau pihak lain yang melaporkan (6 kepada aparat kepolisian. 5ayanan dan ,asilitas rehabilitasi yang diberikan kepada korban meliputi konseling, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan medis, pendampingan hukum dan pemberian pendidikan keterampilan keahlian atau alternati, lain yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan mengembalikan keadaan phsikis atau mental kepada keadaan (3 normal. !elaksanaan rehabilitasi korban perdagangan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (( , dilaksanakan secara terpadu yang dikoordinasikan oleh 4-!+ yang membidangi !emberdayaan !erempuan dan !erlindungan 7nak. B!"i!n Ke-im! Rein$e"%!&i S8&i!P!&!- 13 (( (' -orban perdagangan orang yang telah pulih baik ,isik maupun psikis berhak untuk mendapatkan reintegrasi sosial. -egiatan reintegrasi dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama dan koordinasi antar instansi yang berwenang dengan lembaga swadaya masyarakat, penegak hukum, instansi terkait, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, akademisi, swasta, masyarakat serta pengerah tenaga kerja. BAB /I GUGUS TUGAS PTPPO P!&!- 1. $ntuk menge,ekti,kan dan menjamin terlaksananya pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang, ;alikota membentuk >ugus Tugas !T!!*. -eanggotaan >ugus Tugas !T!!* sebagaimana dimaksud pada ayat (( terdiri dari perangkat daerah, aparat penegak hukum, organisasi pro,esi, instansi 9ertikal, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat. P!&!- 19 (( >ugus Tugas !T!!* sebagaimana dimaksud dalam !asal (3 merupakan lembaga koordinati, yang bertugas= a. memberikan saran pertimbangan kepada ;alikota mengenai pencegahan dan b. penanganan korban perdagangan orang; mendorong terbentuknya !'T!'7 didaerah sesuai dengan ketentuan peraturan

(( ('

c. d. e. ,. g. h. ('

perundang%undangan; mengkoordinasikan upaya pencegahan terjadinya perdagangan orang dan penanganan korban perdagangan orang; melaksanakan ad9okasi, sosialisasi, pelatihan dan kerjasama; memantau perkembangan pelaksanaan perlindungan korban

meliputi

rehabilitas, pemulangan dan reintegrasi sosial; memantau perkembangan pelaksanaan penegakan hukum; melaksanakan pelaporan dan e9aluasi; dan mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap kinerja lembaga%lembaga

yang melaksanakan 0encana 7ksi +aerah. -etentuan lebih lanjut mengenai 5embaga !'T!'7 sebagaimana dimaksud pada ayat (( huru, b, diatur dalam !eraturan ;alikota.

(( (' (6

P!&!- 10 >ugus Tugas !T!!* dipimpin oleh seorang pejabat setingkat 7sisten. >ugus Tugas !T!!* !emerintah -ota menyusun 0encana 7ksi +aerah !encegahan dan !enanganan korban !erdagangan *rang setiap 6 (tiga tahun. -etentuan lebih lanjut mengenai pembentukan lembaga, tata cara pengisian keanggotaan, dan tata kerja >ugus Tugas !T!!* diatur lebih lanjut dengan !eraturan ;alikota. BAB /II RENCANA AKSI DAERAH P!&!- 14

!emerintah -ota menyusun rencana aksi daerah melalui langkah%langkah= a. menjalin aliansi strategis dengan berbagai instansi atau sektor terkait dan para pemangku kepentingan untuk membangun komitmen bersama sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, kependudukan, perekonomian, kepariwisataan dan bidang lainnya b. yang terkait; menjalin koordinasi dengan !emerintah !usat dan !ro9insi dalam upaya pencegahan, penanganan dan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang c. di daerah; melaksanakan upaya pengadaan dan perluasan sumber pendanaan dalam kegiatan rencana aksi daerah untuk penanganan tindak pidana perdagangan orang; d. dan membangun jaringan kerjasama dengan masyarakat, ulama, rohaniawan,

peneliti independen, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, institusi internasional dalam mewujudkan rencana aksi daerah menjadi program bersama.

BAB /III PARTISIPASI MASYARAKAT P!&!- 16 Masyarakat dapat berperanserta membantu upaya pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. !eranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (( diwujudkan dengan tindakan memberikan in,ormasi dan/atau melaporkan adanya tindak pidana perdagangan orang kepada penegak hukum atau pihak yang berwajib atau turut serta dalam menangani korban tindak pidana perdagangan orang. P!&!- 17 4etiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, media massa, perguruan tinggi, lembaga studi dapat melakukan penelitian, pendidikan dan pelatihan, dan penyebarluasan in,ormasi mengenai tindak pidana perdagangan orang. P!&!- 20 (( Masyarakat atau lembaga%lembaga pelayanan sosial lainnya dapat berpartisipasi membentuk rumah perlindungan sosial atau pusat trauma atau pusat pelayanan (' terpadu yang berbasis masyarakat. -etentuan mengenai pembentukan, struktur organisasi, personalia, tugas dan wewenang rumah perlindungan sosial daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (( ditetapkan oleh ;alikota. BAB I: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN B!"i!n Ke&!$' Pem in!!n (( (' !emerintah -ota P!&!- 21 melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kebijakan

(( ('

pencegahan dan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. !embinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (( diarahkan untuk= a. melakukan diseminasi in,ormasi kepada masyarakat tentang pencegahan dan b. c. d. penanganan korban tindak pidana perdagangan orang; melindungi masyarakat dari segala kemungkinan terjadinya tindak pidana perdagangan orang; memberikan kemudahan dalam rangka menunjang peningkatan upaya pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang; dan meningkatkan sumber daya manusia dalam upaya pencegahan dan

penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. B!"i!n Ke)'! Pen"!;!&!n P!&!- 22 (( (' (6 !emerintah -ota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang. !engawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (( dikoordinasikan oleh >ugus Tugas dan instansi terkait. Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (( diatur lebih lanjut oleh ;alikota. P!&!- 23 Masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok dapat ikut berpartisipasi melakukan pengawasan terhadap kebijakan pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang. BAB : KERJASAMA DAN KEMITRAAN B!"i!n Ke&!$' Ke%(!&!m!

P!&!- 2. !emerintah -ota mengembangkan pola kerjasama dengan !emerintah !usat, !emerintah !ro9insi, dan !emerintah -abupaten/-ota di seluruh 1ndonesia serta berbagai jejaring kerja lainnya dalam rangka pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. (( P!&!- 29 -erjasama sebagaimana dimaksud dalam !asal '3 meliputi= a. pelatihan pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan b. c. d. e. ,. (' orang; rehabilitasi korban tindak pidana perdagangan orang; pemulangan korban tindak pidana perdagangan orang; penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dalam upaya penegakan hukum tindak pidana perdagangan orang; pertukaran data, in,ormasi, dan alat bukti; dan penyitaan aset dan penyediaan dokumen yang diperlukan untuk kepentingan

korban= -erjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (( , dituangkan dalam keputusan bersama. B!"i!n Ke)'! Kemi$%!!n

P!&!- 20 (( (' (6 !emerintah -ota membangun kemitraan dengan dunia usaha dalam rangka penanggulangan tindak pidana perdagangan orang. -emitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (( , dilakukan dalam bentuk= a. pemberitahuan in,ormasi lowongan pekerjaan kepada masyarakat;dan b. pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja. -emitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (( , dituangkan dalam perjanjian kerja sama.

BAB :I PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN P!&!- 24 -orban dan/atau saksi tindak pidana perdagangan orang berhak mendapatkan perlindungan kerahasiaan diri, identitas dan keluarganya, tempat tinggal dan tempat kerja dari suatu publikasi untuk tidak disebarkan pada khalayak umum termasuk (' dari petugas berwenang, pers maupun terdakwa. 8ak sebagaimana dimaksud pada ayat (( , diberikan juga kepada keluarga saksi dan/atau korban sampai dengan derajat ketiga, apabila keluarga saksi dan/atau korban mendapat ancaman ,isik maupun psikis dari orang lain yang berkenaan dengan keterangan saksi dan/atau korban. P!&!- 26 (( $ntuk melindungi saksi dan/atau korban, !emerintah -ota bekerjasama dengan kepolisian membentuk ruang pelayanan khusus atau pelayanan perempuan dan anak pada kantor kepolisian guna melakukan pemeriksaan di tingkat penyidikan bagi (' saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang. -etentuan mengenai pembentukan ruang pelayanan khusus atau pelayanan perempuan dan anak dan tata cara pemeriksaan saksi dan/atau korban praktek perdagangan orang ditetapkan oleh ;alikota. BAB :II PEMBIAYAAN P!&!- 27 4umber pembiayaan kegiatan pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang bersumber dari 7nggaran !endapatan dan :elanja &egara (7!:& , 7nggaran !endapatan dan :elanja +aerah (7!:+ !ro9insi -epulauan 0iau, 7nggaran !endapatan dan :elanja +aerah (7!:+ -ota Tanjungpinang, dan sumber%sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB :III KETENTUAN PENYIDIKAN P!&!- 30

((

((

4elain penyidik !ejabat !olisi &egara 0epublik 1ndonesia, juga !enyidik !egawai &egeri 4ipil (!!&4 tertentu di lingkungan !emerintah -ota yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang yang berkaitan dengan !eraturan +aerah ini, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam $ndang% undang 8ukum 7cara !idana yang berlaku. +alam melaksanankan tugasnya, !!&4 sebagaimana dimaksud pada ayat (( , adalah= a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau badan tentang adanya b. c. d. pelanggaran; melakukan tindakan pertama di tempat kejadian serta melakukan pemeriksaan; memanggil seseorang untuk didengar keterangannya; mendengar keterangan ahli yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan

('

(6 (3 ("

perkara; dan e. melakukan tindakan lain yang diperlukan. 7pabila di dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (' ditemukan adanya petunjuk tindak pidana, !!&4 melaporkannya kepada !enyidik $mum. !!&4 sebagaimana dimaksud pada ayat (6 berwenang membuat berita acara pemeriksaan. :erita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3 , disampaikan kepada penyidik umum. BAB :I/ KETENTUAN SANKSI B!"i!n Ke&!$' S!n+&i A)mini&$%!&i P!&!- 31 !?T-1/!!T-14, -orporasi atau perorangan yang melakukan, turut melakukan, membantu melakukan dan/atau mempermudah terjadinya perdagangan orang dikenakan sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam $ndang%$ndang !emberantasan Tindak !idana !erdagangan *rang. !ejabat +aerah yang melakukan, turut melakukan, membantu melakukan dan/atau mempermudah terjadinya perdagangan orang dikenakan sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam -etentuan !eraturan !erundang%undangan. !enegakan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (( dan ayat (' tidak menghapus tuntutan pidana sebagaimana diatur dalam $ndang%$ndang !emberantasan Tindak !idana !erdagangan *rang dan tuntutan perdata oleh korban perdagangan orang. B!"i!n Ke)'! S!n+&i Pi)!n! P!&!- 32 4etiap orang yang melanggar ketentuan dalam !asal (( ayat (( diancam dengan

((

('

(6

((

pidana kurungan paling lama / (enam bulan atau denda paling banyak 0p. (' (6 ").))).))),)) (lima puluh juta rupiah . Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (( adalah pelanggaran. 4elain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (( dan ayat (' pelaku dapat juga dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam $ndang%$ndang &omor '( Tahun '))# Tentang !emberantasan Tindak !idana !erdagangan *rang. BAB :/ KETENTUAN PERALIHAN P!&!- 33 !ada saat berlakunya !eraturan +aerah ini, maka segala ketentuan dan/atau peraturan yang berkaitan dengan pencegahaan, penanganan dan pencegahan praktek perdagangan orang sepanjang tidak bertentangan dengan !eraturan +aerah ini tetap berlaku.

BAB :/I KETENTUAN PENUTUP P!&!- 3. !eraturan pelaksanaan dari !eraturan +aerah ini ditetapkan paling lambat / (enam bulan sejak tanggal pengundangan !eraturan +aerah ini. P!&!- 39 !eraturan +aerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 7gar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam 5embaran +aerah -ota Tanjungpinang. +itetapkan di Tanjungpinang pada tanggal WALIKOTA TANJUNGPINANG,

SURYATATI A, MANAN +iundangkan di Tanjungpinang pada tanggal P-$, SEKRETARIS DAERAH

KOTA TANJUNGPINANG,

SUYATNO LEMBARAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2013 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai