Baru 2
Baru 2
PENDAHULUAN
Kehamilan pada wanita penyandang epilepsi sampai saat ini masih dianggap sebagai kehamilan resiko tinggi3 Sekitar 25%-33,3% serangan epilepsi akan meningkat selama hamil4 Komplikasi serangan epilepsi pada kehamilan terjadi 1,5 sampai 4 kali salah satunya yaitu perdarahan pervaginam sekitar 7%-10% pada trimester I dan III dan trauma fisik4
Di Indonesia (RSUD Arifin Achmad Pekanbaru) solusio plasenta yang termasuk dalam hemoragi antepartum menduduki peringkat ke-4 terbanyak dari 10 kasus Obstetri terbanyak tahun 2004.2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N Umur : 33 tahun Alamat : Ds. Sukamaju Majalengka Pendidikan: SD Pekerjaan : IRT Medrek : xxxx MRS : 19 Januari 2014 (00.55 Wib)
Keluhan utama :Keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang Pasien hamil anak ke-4 dengan usia kehamilan 9 bulan dirujuk dari RS.Majalengka dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 8 jam SMRS, darah dirasakan keluar banyak sampai membasahi 4 kain, darah berwarna merah hati tidak disertai gumpalan. Keluhan disertai nyeri perut, mules (+), perut terasa tegang (+), pada saat di IGD ibu masih merasakan gerakan janin. Keluhan ini baru pertama kali dialami pasien, sehari sebelum perdarahan pasien terjatuh dikamar mandi dan saat ditemukan oleh keluarga dalam keadaan terlentang.
Keluarga
mengatakan pasien mengalami kejang 1 kali dirumah, lamanya kejang 5 detik dengan bentuk kejang seluruh badan kelojotan, mata melotot, mulut tidak berbusa serta dalam keadaan sadar . Setelah kejang pasien menjadi tidak koperatif dan sulit berkomunikasi. Pasien hanya menjawab dengan sebatas kata atau hanya menggunakan kode kepala. 2 minggu yang lalu pasien pernah mengalami kejang yg sama 1x.
Sejak usia kehamilan 6 bulan, pasien melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan, dan tekanan darah pasien tinggi (130/ ...) dan pernah pemeriksaan protein urin +1, tetapi tidak melakukan pengobatan. Menurut keluarganya pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi sebelum kehamilan ataupun pada kehamilan sebelumnya. Ibu tidak pernah mengalami gejala pusing, nyeri ulu hati dan penglihatan kabur.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat kejang sejak 8 tahun yang lalu tetapi tidak pernah melakukan pengobatan. Kejang bisa kambuh 2-3 kali dalam 1 bulan. kejang yang terjadi terjadi secara mendadak tanpa adanya penyebab yang jelas. 1 bulan yang lalu pasien baru berobat ke poli saraf RSUD Majalengka. Keluarga lupa obat kejang yang diberikan dari poli saraf.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang serupa dengan pasien. Riwayat Alergi Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obatobatan Riwayat Pengobatan Pasien tidak rutin meminum obat anti kejang Pasien baru pertama berobat dengan keluhan sekarang Riwayat Habituasi Pasien sehari-hari adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan menghabiskan waktunya dirumah.
Riwayat Obstetri & Ginekologi Menarche : Lupa Menstruasi Siklus + 30 hari, tidak teratur. Banyaknya, sedang (+2x ganti pembalut/hari). Lamanya 7 hari. Sifat darah, encer kadang menggumpal, merah. Kontrasepsi :-
Riwayat kehamilan sekarang HPHT : Lupa TP: Tidak diketahui ANC : Ibu memeriksakan kehamilan sejak usia kehamilan 6 bulan, Ibu menolak mendapatkan suntikan TT di bidan. Ibu mendapatkan multivitamin.
Riwayat Kehamilan
No Tempat Hasil penolon kehamila g n
Rumah aterm paraji
Tahu n
1997
kelainan
JK
BB
H/M
Tidak ada
2,8
Rumah
aterm
paraji
1999
Tidak ada
2,7
Rumah
abortus
paraji
2010
epilepsi
--
--
--
Sekara ng
epilepsi
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign Keadaan Umum Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu
Status Generalis Mata : CA +/+, Si -/Jantung : BJ murni reguler Paru : Sonor, VBS ki = ka Abdomen : keras seperti papan, nyeri tekan Terlampir di status obstetri Ekstrimitas : Edema +/+, Varices -/-, CRT <3dtk, akral hangat
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan Luar Abdomen Fundus Uteri Leopold : 29 cm : i. sulit dinilai (perut tegang) ii. sulit dinilai (perut tegang) iii. sulit dinilai (perut tegang) iv. sulit dinilai(perut tegang) Bunyi jantung anak : (-) di VK pukul 01.30 His : (+) Taksiran Berat Janin :2635 gr (Jonson Tusack)
Pemeriksaan Dalam dilakukan di VK Inspekulo : Tidak dilakukan vulva/vagina : t.a.k, tidak telihat perdarahan aktif Portio : Tebal lunak Pembukaan : 2-3 cm Ketuban : (-) Penurunan : Station -5 (Hodge 1) Persentasi : Teraba bagian kecil Promontorium : Tidak teraba Spina Ischiadica : Tidak menonjol Arcus Pubis : >90 Handscoon : Darah (+), Lendir (-), sitosol (+) Kesan : Panggul normal
DIAGNOSA G4P2A1 Parturien aterm kala I fase laten dengan HAP susp Solusio Plasenta+ susp.Letak Lintang+PER anemia+Epilepsi + IUFD
TINDAKAN/PENGOBATAN Lapor Konsulen (dr. Rika Kartika, Sp.OG) pukul 02.10 Advis : Siapkan darah WB 2 Labu IVFD RL Amniotomi observasi 6jam bila belum lahir SC
FOLLOW UP RUANGAN DI VK
Tanggal/ Jam 19/01/14 03.15 CATATAN INSTRUKSI
S pasien kejang >5x, 5 detik, kejang seluruh Co.dr Rika Sp.OG badan kelojotan, mata melotot, mulut tidak -O2 2-3 liter berbusa serta dalam keadaan sadar (bentuk -MgSO4 Loading+Maintenance general parsial) O KU : apatis T : 140/100 mmHg N: 121 x/mnt Mata : CA +/+ Abdomen : Tegang Ekstremitas edem +/+ Terpasang DC urin 30cc Status Obstetri - Leopold sulit dinilai - BJA (-) - PD : 3-4 cm teraba bagian kecil , tidak tampak perdarahan aktif R S : 22 x/mnt : Afebris Co. Dr. Awaludin Sp.S -Fenitoin 3 amp dalam 100cc/ 20 menit Setelah loading MgSO4
CATATAN
INSTRUKSI
S tangan kanan bayi menumbung, ibu tidak dr.Rika Sp.OG datang ke VK pukul 04.30 koperatif (gelisah+mengamuk) O KU : CM (gelisah) T : 160/100 mmHg N: 117 x/mnt R : 22 x/mnt Dicoba partus pervaginam embriotomi
direncanakan
S : Afebris
Abdomen : Tegang
Ekstremitas edem +/+ DC hematuri 60cc Status Obstetri Leopold sulit dinilai BJA (-) PD : lengkap, tampak tangan kanan bayi menumbung
Tanggal/ CATATAN Jam 19/01/14 05.00 Pasien dibawa ke OK O KU : gelisah T : 160/100 mmHg R : 22 x/mnt Jawaban Konsul Anestesi dr. Taufik Sp.An acc sc INSTRUKSI
N: 119 x/mnt
Mata : CA +/+
S : Afebris
Dc hematuri 70cc
Status Obstetri Leopold sulit dinilai BJA (-)
v/v
tampak
tangan
kanan
bayi
menumbung
DIAGNOSA Diagnosa Prabedah : G4P2A1 Parturient 35-36 minggu kala II +Letak Lintang+ Epilepsi+Impending Ruptur Uteri+Anemia+ PEB + HAP ec solusio plasenta+ IUFD Diagnosa Pasca bedah :P3A1 partus prematurus dengan SC ec Letak Lintang+ Epilepsi+Impending Ruptur Uteri+Anemia+ PEB + HAP ec solusio plasenta+ IUFD
LAPORAN OPERASI SC dimulai pukul 06.00 (19-01-14) Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya. Dilakukan insisi mediana inferior + 10 cm. Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat konkaf di perlebar ke kanan dan kiri ke arah ligamentum rotundum. Kandung kencing disisihkan ke bawah. Tampak SBR terlihat rapuh (tipis) disayat melintang, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong lalu diperlebar ke kanan dan ke kiri secara tumpul.
Jam 06.15 Lahir bayi mati o Tampak biru BB : 1810 gr, PB: 38 cm, A/S 0 Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular uteri. Kontraksi uterus lemah Jam 06.17 Lahir plasenta 400gr ukuran 18x18x2 cm Luka operasi di jahit secara jelujur interlocking, lapisan kedua secara jelujur kontinyu. Perdarahan dirawat, setelah yakin tidak ada perdarahan dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan Nylon No. 1.0 Kulit dijahit secara subkutikuler. Perdarahan selama operasi + 500 cc Diuresis selama operasi + 100 cc
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal/
CATATAN Jam 19/01/14 06.45 Post Operasi di Ruang Resusitasi S Kejang (-) O KU : Somnolen Dr. Rika Sp.OG Observasi vital sign Observasi kontraksi uterus dan INSTRUKSI
T : 135/90 mmHg
N: 102 x/mnt Mata : CA +/+ Status Obstetri
: 22 x/mnt
-
perdarahan
Infus RL+Oksitoksin 20 IU
S : Afebris
TFU stinggi pusat, kontraksi baik Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-)
Tanggal/ CATATAN Jam 19/01/14 11.00 Post Operasi di ICU S Kejang (-) O KU : CM (tapi ibu tidak koperatif) T : 140/100 mmHg R : 22 x/mnt - Lanjutkan INSTRUKSI
N: 100 x/mnt
Mata : CA -/Status Obstetri -
S : Afebris
14.00
CATATAN
INSTRUKSI
Pindah ke Nifas (10.45) Post OP POD - Terapi lanjutkan II S Kejang (-), nyeri luka post op, mengeluh perut kembung, O KU : CM T : 120/80 mm HR: 20 x/mnt - Alinamin 2x1 ampul
N: 98 x/mnt
Mata : CA -/Status Obstetri -
S : Afebris
TFU 2jari dibawah pusat, kontraksi baik, Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-)
Tanggal/
Jam 22/01/14 10.00
CATATAN POD III S Kejang (-), nyeri luka post op O KU : CM T : 120/70 mmHg R: 21 x/mnt N: 98 x/mnt Mata : CA -/Status Obstetri TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-) S : Afebris
INSTRUKSI Acc pulang Cefadroxi 2x1 tab Asmef 3x1 tab Phenitoin 3x1 cap Perawatan luka di fasilitas kesehatan terdekat
DEFINISI
Epilepsi kumpulan gejala dan tanda klinis, ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermitten.6 Manifestasi klinis seizure :
DIAGNOSIS
Minimal terdapat 2 kali kejang dalam kurun waktu 24 jam. Satu kejang yang tidak diprovokasi Terdapat dua episode kejang yang diprovokasi dengan reflek epilepsi6
Pada kasus ini Pasien memiliki riwayat kejang sejak 8 tahun yang lalu. Kejang berulang dan terjadi 2-3x/ 1 bulan. sifat Kejang yang dialami pasien terjadi tiba-tiba tanpa ada penyebabnya dan hilang dengan sendirinya
ETIOLOGI
70% kasus epilepsi idopatik 30% kasus epilepsi simptomatik (trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak,toksik dan metabolik)
KLASIFIKASI
International League Against Epilepsy (ILAE) menetapkan klasifikasi epilepsi berdasarkan jenis bangkitan (tipe seranganepilepsi): 8 1. Serangan parsial
a.
b. c. 2.
Parsial sederhana Parsial kompleks Umum sederhana Absen Mioklonik Klonik Tonik Atonik Tonik-klonik
Serangan umum
a.
b. c. d. e. f.
3.
Pada kasus ini bentuk kejang yang terjadi berupa kejang umum tonik klonik / grand mal.
PATOFISIOLOGI EPILEPSI8,9
Kurangnya Brain inhibitor (GABA) impuls epileptik berlebihan Berlebihnya brain eksitatorik(Glutamat) Pelepasan impuls abnormal pada otak dengan neurotransmitter yg normal
1/3 peningkatan serangan epilepsi 1/3 penurunan serangan epilepsi 1/3 perubahan serangan
Faktor Ketaatan minum obat : dari 125 wanita dg epilepsi, 25% berhenti pengobatan dengan alasan takut akan efek samping obat. Faktor Metabolik
Kenaikan BB kehamilan gangguan metabolisme ginjal&hepar ganggu metabolisme obat anti epilepsi
Faktor devrivasi tidur, Psikologik dan emosional Faktor Perubahan farmakokinetik obat anti epilepsi
Pada kasus ini meningkatnya frekwensi serangan kejang (>5x dalam sehari) pada trimester III ( 35 36 minggu ) disebabkan oleh : perubahan hormonal ( kadar estrogen dan progesteron dalam plasma darah yang meningkat dan mencapai puncak nya pada kehamilan akhir ) Faktor metabolik faktor ketidaktaan minum obat antiepilepsi
kelahiran) Stillbirth Perinatanal Kematian neonatal Kematian postnatal 5,3 31,8* 29,3* 5,3 7,8 14,6 8,0 3,4
Anamnesa Pada kasus ini terjadi perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri dan rasa tegang pada perut. Darah yang keluar pada kasus ini juga berwarna merah hati. Pada pemeriksaan fisik(leopold) sulit dinilai dikarenakan perut atau uterus teraba tegang dan nyeri tekan sehingga sulit dilakukan( bagian-bagian janin sulit diraba) dari anamnesa dan pemeriksaan fisik perdarahan antepartum ec solusio plasenta
Kematian pada janin serangan ibu hamil mengalami kecelakaan (terjatuh, luka bakar dan tenggelam) dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban, perdarahan antepartum, persalinan prematur, infeksi. Kejang umum tonik klonik 1x DJJ lambat (transient fetal bradycardia selama 20 menit), Kejang berulang dan berlangsung lama komplikasi DJJ lebih berat mengganggu sirkulasi sistemik janin hipoksia. kematian janin Akibat lain : asfiksia, BBLR dan prematuritas, perdarahan intrakranial
Kejang berulang
IUFD
DIAGNOSA BANDING
Eklamsi : preeklampsia yang disertai dengan kejang tonik-klonik disusul dengan koma Epilepsi : bangkitan/kejang berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermitten. Pada kasus didapatkan dalam anamnesis diketahui adanya serangan kejang sebelum hamil
TATALAKSANA KASUS
Pada kasus ini ibu mengalami epilepsi dengan perdarahan antepartum dan kehamilan letak lintang serta bayi yang IUFD. Dilakukan amniotomi pada saat pembukaaan 3-4 cm dan ketuban (+) bertujuan untuk mengurangi regangan dinding rahim dengan demikian diharapkan dapat mempercepat persalinan sekurang-kurangnya 6 jam. Namun 2 jam kemudian tangan bayi menumbung sesuai dengan teori letak lintang bahwa pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul dan salah satu tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina dan melewati vulva.
tidak lama kemudian kemajuan bagian depan terhenti. Rahim menambah kekuatan kontraksi untuk mengatasi rintangan dan berangsur terjadilah lingkaran retraksi yang patologis. Jika keadaan ini dibiarkan, terjadilah rupture uteri atau his menjadi lemah karena otot rahim kecapean. Pada kasus ini sudah terdapat tanda impending rupture uteri diduga dari adanya hematuri dan ibu tidak koperatif. Maka pada kasus ini segera dilakukan tindakan operatif sectio caesaria setelah sebelumnya gagal direncanakan embriotomi.
Kejang
Konsumsi O2 Meningkat
Anemia
Hipoksia
Gawat Janin
Terminasi
IUFD
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. Gary; Gant, Norman F; Leveno Md. Williams Obstetrics. 21st Ed. McGraw-Hill Professional. 2001. Wiknjosastro,Hanifa. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. 2005. Yerby MS, Leavitt A, Erickson BS, et. al. Antiepileptics and the development of congenital anomalies. Neurology, 1992; 42: 132-140 Meadow R. Antoconvulsants in pregnancy. Arch Dis. In: Childhood,1991: 62-65 Pedoman Tata Laksana Epilepsi. Kelompok studi epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) 2003
Nelson KB, Ellenberg JH. Maternal seizure disorder, outcome of pregnancy and neurologic abnormalities in the children. Neurology, 1982; 32: 1247-1254 Gram L, Dam M. Epilepsy explained. 1st edition. Munksgaard, Copenhagen, 1995: 30-31 Cotman CW, et. al. Excitatory Aminocid neurotransmission. In: Bloom, FE & Kupfer DJ: Psychopharmacology. The fourth generation of progress. Raven Press, New York, 1995: 75-85 Meldrum BS. Pathophysiology. A text book of epilepsy. Ed. by laidlaw J . ,1988:203-235 Yerby M, Koepsell T, Daling J. Pregnancy complications and outcomes in a cohort of women with epilepsy. Epilepsia, 1985; 26: 631-5 Shorvon SD. Epilepsi untuk dokter umum. PT Ciba Geigy Pharma Indonesia, 1988: 7-78 Janz D. The teratogenic risk of antiepileptic drugs. Epilepsia, 1975; 16: 159-169
TERMA KASIH