Anda di halaman 1dari 2

Bahan Disinfeksi Saluran Akar

1. Sodium Hipoklorit (NaOCl) Sodium hipoklorit merupakan bahan irigasi yang sering digunakan. Bahan ini berfungsi sebagai debridemen, pelumas, anti mikroba serta pelarut jaringan lunak. Sodium hipoklorit terbukti secara in vitro sebagai bahan anti-mikroba yang efektif. Keefektifan sifat anti mikroba bahan ini dipengaruhi konsentrasinya. Selain itu, konsentrasi juga berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan dalam membunuh mikroba, dimana semakin tinggi konsentrasi nya akan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba. Penggunaan bergantian NaOCl dengan EDTA dalam proses strerilisasi saluran akar dapat meningkatkan efek antimikrobanya. Ketika diaplikasikan, sodium hipoklorit akan terurai dan melepas oksigen bebas yang nantinya akan bergabung dengan sel protoplasma dan menyebabkan kerusakan sel bakteri. Selain itu, Cl2 dari sodium hipoklorit jika bergabung dengan sel membrane bakteri akan membentuk N-chlorocoumpund yang mengganggu metabolism sel, serta menyebabkan kerusakan sel secara mekanis dan kematian bakteri akibat terhambatnya kerja enzim.

2. Kalsium Hidroksida (NaOH) Sebagai bahan disinfeksi saluran akar, kalsium hidroksida dapat digunakan sebagai bahan irigasi dengan konsentrasi larutan 10% dan sebagai bahan sterilisasi saluran akar dalam bentuk pasta non setting. Penggunaan terbanyak bahan ini ialah sebagai bahan strerilisasi yang dapat dibuat dengan cara mencampur bubuk Ca(OH)2 dengan air destilasi, salin, chlorhexidin,

champorated chlorophenol, dsb untuk mempermudah bahan masuk ke saluran akar. Selain untuk mempermudah aplikasi, pencampuran bubuk Ca(OH)2 dengan cairan juga diperlukan sebab cairan berguna untuk melepas ion hidroksil dari Ca(OH)2. Selain memiliki sifat antiseptic, bahan ini juga mampu melarutkan jaringan lunak dan jaringan nekrotik.

Sifat anti mikroba Ca(OH)2 bekerja dengan cara melepas ion hidroksil yang menyebabkan peningkatan pH. Meningkatnya pH ini menyebabkan rusaknya membrane sitoplasma bakteri sehingga terjadi denaturasi bakteri yang berakibat pada terhambatnya replikasi DNA. Hambatan replikasi DNA menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri. Ca(OH)2 juga mampu mengabsorsi karbon dioksida yang merupakan sumber makanan bakteri. Selain itu, hidrolisa

lipopolisakarida bakteri oleh Ca(OH)2 dapat menurunkan toksisitas dan pirogenitas bakteri, serta aktivasi makrofag dan komplemen. pH tinggi yang ditimbulkan oleh Ca(OH)2 besifat sangat letal terhadap bakteri, terutama jenis Bacteroides.

Dapus: Walton, Richard; Mahmoud Torabinejad. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi 3. Jakarta: EGC Mulyawati, Erna. 2011. Peran Bahan Disinfeksi pada Perawatan Saluran Akar. Maj Ked Gi; Desember 2011; 18(2): 205-209 ISSN: 1978-0206

Anda mungkin juga menyukai