Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan perkebunan tebu tegalan berbasis mekanisasi sederhana

Kelangkaan tenaga menjadi masalah serius dalam bidang perkebunan tebu. Fenomena ini yang menjadi salah satu penyebab penuruan produktifitas tebu, karena keterlambatan pengerjaan setiap kegiatan kultur teknis budidaya sehingga tanaman tebu tidak bisa tumbuh dengan maksimal. Contohnya keterlambatan pengeprasan berakibat hasil tunas keprasan jelek, keterlambatan pedot oyot berakibat kurangnya anakan hasil keprasan, telat pupuk menjadikan daun lambat tumbuh, telat menurunkan tanah sehingga tumbuh kembang tebu kurang baik. Hal tersebut di atas menjadikan dasar alasan bahwa pengembangan perkebunan tebu perlu menggunakan alat mesin pertanian. Penggunaan alsintan dirasa sangat membantu untuk memecahkan masalah kelangkaan tenaga kerja lapang. Alsintan juga perlu dilakukan secara sinergi dan menyeluruh pada setiap kegiatan budidaya yang dimungkinkan menggunakan alsintan. Perkembangan areal tebu memang mengarah ke lahan marginal yang ditandai dengan lahan dengan pengairan mengandalkan air hujan. aka dalam pembuatan alur tanamnya dibatasi dengan got!saluran pembuangan yang jaraknya lebih jauh dibandingkan dengan areal lahan tebu yang berpengairan irigasi teknis, serta lahan tegalan tadah hujan juga karakter gotnya tidak terlalu dalam. "alam beberapa penelitian uji kinerja alsintan perkebunan tebu terkendala dengan adanya got yang yang pendek dan dalam pada lahan sawah irigasi teknis, maka sasaran kita dalam penggunaan alsintan ini adalah pada lahan tegalan tadah hujan. Pada kenyataannya tebu di #ndonesia sebagian besar dibudidyakan di lahan tegalan tadah hujan. "engan karakter lebar juringan yang agak lebar $antara %&'(%'& cm), jarak lebar antar got juga jauh serta got tidak terlalu dalam, maka akan lebih mendukung untuk pengembangan penggunaan alsintan. Penggunaan alsintan dibagi pada tahapan kegiatan budidya tebu, adapun tahapan tersebut adalah pengolahan tanah, tanam atau kepras pada tanaman kedua, pemupukan, pengendalian gulma, turun tanah atau bumbum, pengairan, serta tebang. "engan tahapan tersebut maka akan lebih mudah mengelola alsintan yang ada serta tau spesifikasi alsintan yang tepat digunakan pada setiap tahapan. Pengolahan tanah, kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilakukan untuk budidaya tanaman tebu pertama. Pengolah tanah dilakukan * aplikasi yaitu pembajakan pertama, penggaruan atau pembajakan kedua serta pembuatan alur tanam atau kairan. Pada bajak pertama dilakukan pemotongan tanah dan pembalikan tanah dalam bongkahan( bongkahan besar, tanah dapat terbalik dan akan tersinari matahari sehingga tanah akan menjadi kering dan menjadi remah serta mengembalikan sifat(sifat kimia tanah $hara kimia tanah bereaksi karena bantuan sinar matahari), serta tanah yang padat $compaction) yang terbalik akan memungkinkan adanya rongga untuk udara! oksigen masuk. Alat yang digunakan pada bajak pertama adalah bajak piringan $disk plow). Pengolahan tanah tahap kedua adalah penggaruan atau bajak kedua, kegiatan ini bertujuan untuk memperkecil partikel tanah sehingga mendukung untuk pertumbuhan akar tebu. Pengolahan tanah yang ketiga adalah pembuatan alur tanam atau kairan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat alur tanam pada areal sehingga tebu yang ditanam menjadi

berderet seragam, adapun jarak antar alur tanam antara %&' cm + %'& cm. ,arak ini akan antar alur memungkinkan tebu mendapat ruang yang cukup sehingga tebu dapat tumbuh anakan dengan jumlah yang diharapkan. ,arak tanam ini dapat ditentukan dengan mensetting jarak alat kair $furrower).

Gambar bajak piringan (disk plow)

-ambar garu piringan $disk harrow)

-ambar pembuat alur $furrower) Kegiatan dalam budidaya tebu selanjutnya adalah tanam, tanam adalah kegiatan pada tebu pertama yaitu penanaman bibit tebu $jenis bibit. bagal, budsett, budchip) pada lahan tebu yang telah diolah tanahnya. /ntuk tebu kedua!keprasan, maka kegiatannya adalah mengepras yaitu memotong sisa(sisa bagal tebu yang tidak ikut tertebang dengan tujuan agar dapat tumbuh tunas baru sebagai tanaman selanjutnya. Kepras ini dapat dimungkinkan karena tebu yang telah ditanam secara fisiologis bisa dikepras dengan hasil yang sama dengan tanaman pertama, bahkan bisa lebih baik karena akar telah mantap

tumbuh dudalam tanah sehingga kondisi penyerapan air dan hara dari dalam tanah akan lebih baik daripada tanaman pertama.

Anda mungkin juga menyukai