Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Kandungan air di dalam tinja melebihi normal yaitu lebih dari 10 ml/kgBB/hari. Sebagian besar diare berlangsung selama 7 hari, dan biasanya sembuh sendiri (self limiting disease). Hanya 10% yang berlanjut sampai 14 hari. Bila diare berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut. 1,2,3 Penyakit diare tergolong sebagai salah satu masalah kesehatan utama di dunia dan menyebabkan sebanyak 1,5 milyar episode dan 4 juta kematian pada anak-anak di negara berkembang. Menurut laporan Departemen Kesehatan di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6-2 kali setahun. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita.2 Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Penyebaran kuman penyebab diare melalui mulut (oro-fekal), melalui makanan dan minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita.2 Penyebab diare dapat dibagi menjadi 2, yaitu infeksi dan non infeksi.1 Infeksi usus merupakan penyebab tersering dari diare, infeksi terjadi paling banyak disebabkan oleh virus yaitu rotavirus. Diare cair disebabkan oleh gangguan pada mekanisme transport air dan elektrolit di usus halus. Absorbsi di usus halus disebabkan oleh derajat osmolaritas yang terjadi apabila bahan terlarut diabsorbsi secara aktif dari lumen usus oleh sel epitel vili. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah akibat gangguan sekretorik disebabkan oleh karena sekresi air dan elektrolit kedalam usus halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Akhirnya terjadi sekresi cairan yang menyebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair ini menyebabkan terjadinya dehidrasi.1,3 Diare akibat gangguan osmotik yaitu mukosa usus halus yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lain isi usus dengan 1

cairan ekstraseluler. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Diare akibat gangguan motilitas usus yaitu hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare.1,3 Manifestasi klinis dari diare mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Adanya lendir atau darah menunjukkan adanya proses inflamasi, biasanya disebabkan invasi bakteri ke mukosa saluran cerna. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi, terutama pada anak kecil. Tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare (malabsorpsi karbohidrat sekunder).4 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Selain itu muntah biasanya dihubungkan dengan neuroenterotoksin pada makanan beracun dari Staphylococcus aureus atau Bacillus cereus. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.1,3,4 Derajat dehidrasi dan penanganan menurut MTBS, dibagi menjadi: tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi ringan sedang, terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini, gelisah, rewel, mata cekung, haus, minum dengan lahap, dan cubitan perut kembalinya lambat. Prinsip penatalaksanaan pasien diare adalah dengan Lintas diare: (1) Cairan Rehidrasi Oral, (2) Zinc, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat sesuai indikasi, dan (5) Edukasi. Pada pasien dengan dehidrasi ringan sedang upaya awal yang dilakukan adalah pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap diare cair.

Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan secara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala. Pasien dipantau di Puskesmas/ Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua. 2,3,5 Di negara berkembang, dengan manajemen yang lebih baik, prognosisnya sangat baik. Kematian sebagian besar disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi sekunder. Apabila dirawat di rumah sakit dan diberikan suplemen nutrisi parenteral prognosisnya bisa lebih baik. Neonatus dan infant muda merupakan kelompok yang beresiko terjadinya sindrom dehidrasi, malnutrisi, dan malabsorpsi. Meskipun angka kematian rendah di negara berkembang, anakanak dapat meninggal karena komplikasi yang ada.3,4,6

BAB II LAPORAN KASUS

2.1 Identitas penderita Nama : GNRA

Tempat/ tanggal lahir : Gianyar / 16 Agustus 2012 Umur Jenis kelamin Alamat Agama Suku Pendidikan Tanggal MRS : 1 tahun 4 bulan : Laki - laki : Selat Samplangan, Gianyar : Hindu : Bali : Belum sekolah : 7 Januari 2014

Tanggal Pemeriksaan : 7 Januari 2014 2.2 Heteroanamnesis (Ibu dan Ayah) Keluhan Utama: Mencret Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (4 Januari 2014). Mencret terjadi secara tiba-tiba, satu hari setelah pasien makan mie kuah yang dibeli dari pedagang kaki lima di depan rumahnya. Mencret dikatakan kira-kira lebih dari 10 kali per hari. Volume setiap kali mencret kurang lebih 1/2 gelas. Feses dikatakan berwarna hijau kecoklatan, encer, mengandung sedikit ampas, tidak mengandung lendir, tidak berdarah, dan berbau busuk. Setiap kali akan mencret pasien meringis kesakitan. Selain mencret pasien juga dikatakan muntah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (5 Januari 2014). Muntah dikatakan kira-kira 3 kali per hari. Muntahan tersebut dikatakan berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Volume setiap kali muntah kurang lebih 1 gelas aqua. 4

Keluhan lain yang dikatakan oleh orangtua pasien adalah badan panas. Keluhan badan panas tersebut dikatakan timbul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (6 Januari 2014). Panas badan tidak diukur oleh orangtua pasien menggunakan termometer. Panas dikatakan mendadak tinggi, lalu sempat turun setelah minum obat penurun panas, tetapi kemudian panas naik lagi. Makan dan minum dikatakan berkurang sejak pasien sakit. Buang air kecil dikatakan baik, 2 jam sebelum masuk rumah sakit pasien dikatakan sempat buang air kecil dengan warna urin yang jernih. Keluhan batuk dan pilek disangkal. Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Pengobatan Pasien belum pernah mengalami keluhan mencret sebelumnya. Oleh karena mencret tidak berhenti, orang tua pasien langsung membawa pasien ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sebelum masuk rumah sakit, orang tua pasien hanya sempat memberikan obat sirup penurun panas untuk mengatasi panas badan pasien. Riwayat penyakit dalam keluarga Dalam keluarga orang tua pasien juga mengalami keluhan yang sama, orang tua pasien mengatakan juga mengkonsumsi mie yang sama di konsumsi oleh pasien. Dalam anggota keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang menderita hipertensi, kanker, TB, gangguan jantung, asma, kejang, ataupun penyakit metabolik. Riwayat persalinan Pasien lahir spontan di RSUD Sanjiwani Gianyar ditolong oleh dokter spesialis. Lahir cukup bulan dengan berat lahir 3700 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala dikatakan lupa, dan langsung menangis. Riwayat imunisasi: Riwayat Imunisasi dasar yang sudah dilakukan oleh pasien, yaitu BCG, Polio 4 kali, Hepatitis B 4 kali, DPT 3 kali, dan Campak 1 kali.

Riwayat nutrisi: ASI eksklusif Susu formula Bubur susu Nasi tim Makanan dewasa : 0 sampai 6 bulan, dengan frekuensi 12 kali per hari : sejak usia 5 bulan-sekarang dengan frekuensi 7x/hari : sejak usia 5 bulan dengan frekuensi 1 kali per hari : sejak usia 11 bulan dengan frekuensi 2 kali per hari : sejak usia 12 bulan dengan frekuensi 3 kali per hari

Riwayat tumbuh kembang Pada saat dirawat evaluasi tumbuh kembang berdasarkan laporan dari ibu pasien dapat menegakkan kepala pada usia 3 bulan, membalik badan pada usia 5 bulan, merangkak 8 bulan, berdiri pada usia 10 bulan, berjalan pada usia 13 bulan, dan bicara pada usia14 bulan. Riwayat Alergi Pasien dikatakan tidak memiliki riwayat alergi. 2.3 Pemeriksaan fisik Status Present Keadaan umum Kesadaran Nadi Respirasi rate Tempt axilla Status Gizi Berat Badan BBI Panjang Badan Lingkar Kepala Lingkar Lengan Atas : 10,7 kg : 9,5 kg : 75 cm : 45 cm : 15,5 cm 6 : kesan sakit sedang : compos mentis : 124 kali/ menit, reguler, teratur : 32 kali/ menit, thoracal abdominal : 37.2 C

Status gizi menurut WHO anthro BB/TB BB/U TB/U LK/U LL/U : 1,40 : 0,02 : -2,27 : -1,63 : 0,60

Status gizi menurut waterlow 10,7 x100% = 112 % (gizi lebih / overweight) 9,5 Status generalis Kepala Mata THT Telinga Hidung Tenggorok : normocepali : konjungtiva pucat(-), ikterus(-), RP+/+ isokor,cekung +/+, air mata +/+ : : sekret (-) : sekret (-), napas cuping hidung (-), sianosis (-) : faring: Hiperemis (-) tonsil: T1/T1 Hiperemis (-) Lidah Bibir Leher : kotor (-) sianosis (-) : mukosa kering (+) : pembesaran kelenjar (-)

Thoraks : Jantung Inspeksi Palpasi : iktus kordis tidak terlihat : iktus kordis tidak teraba

Auskultasi : S1S2 tunggal reguler mur-mur (-)

Paru-paru Inspeksi Palpasi Auskultasi Aksila Abdomen : bentuk torak simetris, gerakan dada simetris, retraksi (-) : gerakan dada simetris : broncho vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

: pembesaran kelenjar (-) : Inspeksi : distensi (-)

Auskultasi : bising usus (+) meningkat Palpasi Perkusi : hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan (-) : timpani

Turgor kembali lambat Genitalia Inguinal : tidak ada kelainan : pembesaran kelenjar (-), anal eritema (-)

Ekstremitas : akral hangat (+), cyanosis (-), edema (-) CRT < 2 detik

2.4 Pemeriksaan penunjang Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, dan gula darah sewaktu pada tanggal 07/01/2014, ditemukan hasil seperti berikut: Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap (07/01/14) Parameter WBC - LYM% -MO% -GRA% -LYM# -MON# Hasil 6,6 44,3 H 14,1 41,6 L 2,9 0,9 Nilai Rujukan 3,6-11,0 25,0-40,0 0,0-14,0 50,0-70,0 1,0-4,4 0,0-1,5 8

-GRA# RBC HGB HCT MCV MCH MCHC RDW THR MPV

2,7 5,28 11,1 L 36,0 L 68,1 L 21,0 L 30,8 L 14,1 320 7,6

1,8-7,7 4,4-5,9 13,2-17,3 40,0-52,0 84,0-96,0 28,0-34,0 32,0-36,0 11,5-14,5 150-440 9,0-13,0

Hasil Pemeriksaan Elektrolit (07/01/14) Pemeriksaan Natrium Kalium Nilai Normal 135-155 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L Hasil 136 4,0

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (07/01/14) Jenis Pemeriksaan Gula darah sewaktu Hasil 68 mg/dl

2.5 Diagnosis klinis Diare akut dehidrasi ringan-sedang (terhidrasi) + gizi lebih (overweight) 2.6 Penatalaksanaan Terapi IFVD RL 40 tpm selama 4 jam pertama, setelah itu lanjut 20 tpm Sanmol syr 3 x 1 cth Interzinc 1 x 1 cth L Bio 2 x 1 sachet

Monitoring Vital sign Balance cairan Derajat dehidrasi

2.7 Follow Up

Tanggal Rabu, 8 Januari 2014 (Hari ke I)

S.O. S: Mencret (+) encer kehijauan 4x/hari, Panas (+) Batuk (-) Pilek (-) Muntah (-), BAK (+) O: Status present HR: 120 x/menit RR: 40 x/menit Tax: 37,0 C Status general: Kepala - Inspeksi :Normocephali Mata : anemia (-/-), Ikterus (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor edema (-/-), mata cowong (+/+), air mata (+/+) Abdomen Inspeksi : Distensi ( - ) Auskultasi : Bising Usus (+) sedikit meningkat Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba Turgor : normal

A. P. A: Perbaikan Diare akut dehidrasi ringan sedang + gizi lebih (overweight) P: - RL 40 tpm selama 4 jam pertama, setelah itu lanjut 20 tpm - Interzinc 1 x 1 cth - L- Bio 2 x 1 sachet - Sanmol syr prn

10

Kamis, 9 Januari 2014 (Hari ke II)

S: Mencret (+) 2x/hari sedikit encer kekuningan panas (-), batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAK (+) O: Status present HR: 120 x/menit RR: 38 x/menit Tax: 36,5 C Status general: Kepala - Inspeksi :Normocephali Mata : anemia (-/-), Ikterus (-/-), Refleks pupil (+/+) isokor edema (-/-), mata cowong (-/-), air mata (+/+) Abdomen Inspeksi : Distensi ( - ) Auskultasi : Bising Usus (+) normal Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba Turgor : normal

A: Perbaikan Diare akut dehidrasi ringan sedang + gizi lebih (overweight) P: - RL dosis maintenance 20 tpm - Interzinc 1 x 1 cth - L- Bio 1 x 1 sachet - Pasien bisa rawat jalan

11

BAB III PEMBAHASAN

Diare adalah suatu keadaan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Pada pasien ini memenuhi kriteria definisi diare karena didapatkan keluhan mencret dikatakan terus menerus sepanjang hari dengan frekuensi mencapai 10 kali per hari. Volume setiap kali mencret dikatakan sekitar 1/2 gelas aqua. Feses dikatakan berwarna kecoklatan, encer, mengandung sedikit ampas, tidak mengandung lendir, tidak berdarah, dan berbau busuk. Pasien mengalami mencret 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Hal ini sesuai dengan definisi diare akut karena diare pada pasien ini berlangsung kurang dari 14 hari. Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria WHO ataupun MTBS. Berdasarkan WHO didapatkan dari anamnesis pada orang tua pasien diare pasien lebih dari 3x yaitu sampai 10x perhari, muntah dikatakan kadang-kadang, pasien ingin banyak minum karena kehausan, kencing dikatakan normal, nafsu makan dikatakan berkurang semenjak pasien sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sedikit rewel dari biasanya, mata pasien tampak cekung, mulut pasien terlihat kering dan sedikit pecah pecah, pemeriksaan abdomen didapatkan turgor kembalinya lambat, nadi pasien cepat. Jadi pada pasien ini terdapat lebih dari 2 gejala yang sesuai dengan kriteria diare ringan sedang menurut WHO. Derajat dehidrasi pada pasien ini juga sesuai dengan derajat dehidrasi menurut MTBS, pada pasien didapatkan 4 dari kriteria MTBS yaitu: pasien rewel, mata cekung, pasien kehausan, dan turgor kembali lambat. Penyebab tersering diare akut pada anak umur 6 bulan sampai 24 bulan adalah virus, terutama rotavirus. Gejala diare yang disebabkan oleh virus akan bersifat akut dengan onset yang cepat, karena virus akan bersifat invasif dalam dinding usus dan menyebabkan pembentukan abses yang kemudian menyebabkan respon inflamasi. Diare yang disebabkan oleh virus akan menghasilkan feses yang encer atau banyak mengandung air. Hal ini sesuai dengan gejala klinis yang dialami pasien, pada pasien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dengan, onset dari kecurigaan faktor penyebab diare yaitu mie yang dikonsumsi pasien sampai terjadinya diare sangat cepat, pada feses pasien didapatkan feses dengan konsistensi yang sangat cair dengan warna sedikit kehijauan. 12

Gejala yang terdapat pada pasien ini sesuai dengan gejala diare yang disebabkan oleh rotavirus. Kemungkinan virus penyebab diare pada pasien ini masuk ke saluran pencernaan pasien melalui makanan berupa mie yang dikonsumsi oleh pasien sebelum mengalami diare, pada anamnesis juga didapatkan orang tua pasien juga mengalami keluhan yang sama. Orang tua pasien juga mengkonsumsi makanan yang sama. Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan penurunan kadar hemoglobin, namun masih dalam batas normal berdasarkan kriteria kadar hemoglobin menurut usia. Berdasarkan WHO kadar hemoglobin anak umur 6 bulan-6 tahun adalah 11 g/dL. Pada hasil darah lengkap juga tidak ditemukan peningkatan leukosit jadi bakteri dapat disingkirkan sebagai etiologi pada kasus ini. Pada pemeriksaan elektrolit juga tidak didapatkan kelebihan ataupun kekurangan elektrolit. Pemeriksaan feses lengkap untuk mengetahui atau menyingkirkan etiologi parasit disarankan pada kasus ini namun belum dilakukan. Pada diare akut dehidrasi ringan sedang, penatalaksanaan yang utama adalah memberikan rehidrasi oral (URO) dengan larutan oralit osmolaritas rendah. Oralit diberikan dengan mengalikan berat badan (kg) dengan 75 mL, diberikan dalam 3 jam pertama. Bila rehidrasi berhasil, lanjutkan pemberian oralit 10 mL/kgBB setiap BAB.1,2 Pasien saat datang dalam kondisi dehidrasi ringan-sedang, serta sulit untuk makan dan minum. Penatalaksanaan yang dilakukan dalam kondisi ini, pasien disarankan untuk MRS, diberikan cairan secara parenteral yaitu RL 40 tpm selama 4 jam pertama, kemudian lanjut 20 tpm. Pemberian probiotik bertujuan untuk memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan imunitas saluran gastrointestinal.5 Pemberian probiotik pada penatalaksanaan diare akut dapat dipertimbangkan namun tidak boleh menggantikan cairan rehidrasi oral sebagai terapi utama. Pemberian interzinc dalam kasus diare merupakan hal yang penting karena zinc dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit, meningkatkan regenerasi epitel usus, meningkatkan kadar enzim brush border, dan meningkatkan respon kekebalan tubuh sehingga proses clearance terhadap agen infeksi lebih baik. Zinc juga berperan penting dalam mengurangi risiko, keparahan, dan durasi terjadinya diare. Pada kasus ini tidak diperlukan antibiotik, karena diare pada kasus ini lebih mengarah ke infeksi virus sesuai dengan anamnesis dan gejala klinis yang didapat. Pada pasien ini tidak dapat diberikan URO karena pasien muntah terus menerus. Karena pemberian URO tidak sesuai target, diputuskan untuk menggunakan infuse Ringer laktat 40 tetes makro permenit. Keesokan harinya, kemudian diturukan menjadi dosis 13

maintenance 20 tetes makro permenit. Apabila mengikuti hitungan cairan menurut WHO, jumlah cairan/ tetesan yang diberikan adalah sebagai berikut : 70 ml x 10,7 kg = 749 ml ~ 83 tetes makro permenit selama 3 jam). Karena berat badan pasien 10,7 kg, kebutuhan cairan menurut Holiday Segar adalah 10,7 x 100 = 1070 ml perhari. Cairan maintenance untuk pasien ini adalah 17 tetes makro permenit selama 21 jam. Keesokan harinya diberikan cairan yang sama, sesui kebutuhan cairan pasien yaitu 1070 ml perhari ~ 24 tetes makro permenit selama 24 jam. WHO pada tahun 2004 telah merekomendasikan 5 langkah untuk tata laksana diare, yaitu penggunaan oralit untuk rehidrasi pada diare dengan tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang. Dukungan nutrisi dengan melanjutkan ASI dan makanan selama diare. Suplementasi zinc 10 mg untuk anak usia dibawah 6 bulan dan 20 mg untuk anak usia diatas 6 bulan setiap hari selama 10-14 hari. Penggunaan antibiotika yang selektif dan menghindari penggunaan obat anti diare. Terakhir edukasi yaitu nasehat kepada ibu dan orang tua agar selama diare cairan dan makanan diteruskan, dan pasca diare terus ditingkatkan.7 Nasihat yang diberikan adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan untuk mengurangi transmisi fecal-oral. Memasak sampai matang air yang diminum, daging, telur, dan olahan lainnya. Prognosis dari pasien ini sangat baik, karena penatalaksanaan sudah sesuai dengan derajat penyakitnya. Pada hari ke II pasien dirawat, keadaan umum pasien sudah membaik dan pasien diperbolehkan untuk rawat jalan.

14

BAB IV SIMPULAN

1. Diare adalah suatu keadaan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa darah dan/atau lendir 2. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari 3. Tata laksana diare mencakup 5 lintas diare yaitu penggunaan oralit untuk rehidrasi pada diare dengan tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang. Dukungan nutrisi dengan melanjutkan ASI dan makanan selama diare. Suplementasi zinc 10 mg untuk anak usia dibawah 6 bulan dan 20 mg untuk anak usia diatas 6 bulan setiap hari selama 10-14 hari. Penggunaan antibiotika yang selektif dan menghindari penggunaan obat anti diare. Terakhir edukasi yaitu nasehat kepada ibu dan orang tua agar selama diare cairan dan makanan diteruskan, dan pasca diare terus ditingkatkan. 4. Pada pasien ini didiagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang + gizi lebih karena memenuhi kriteria definisi diare akut dan kriteria dehidrasi ringan sedang

15

DAFTAR PUSTAKA

1. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unud. Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Denpasar. FK UNUD/RSUP Sanglah;2011;93-101 2. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Anak di Rumah Sakit. Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Utama di Kabupaten atau Kota. Jakarta : WHO Indonesia;2009;131-152 3. Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi ke 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI; 2004;49-52 4. Antonius H, dkk. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. Jakarta :Badan Penerbit IDAI;2010;58-62 5. Soeparto P, dkk. Gangguan Absorpsi Sekresi Sindroma Diare. Surabaya : GRAMIK FK UNAIR RSUD dr. Soetomo;1999;37-143 6. Suraatmaja S. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta : Sagung Seto;2005;1-25 7. Juffrie M, dkk.Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1. Jakarta : UKKGastroenterologi-Hepatologi IDAI;2010;87-120

16

Anda mungkin juga menyukai