Anda di halaman 1dari 25

SKABIES

RAGIL WALIDATIL RIZKI 07700101 PEMBIMBING DR. BUIH AMARTIWI SP.KK

DEFINISI

Penyakit kulit menular yang ditandai dengankeluhan gatal terutama malam hari yang disebabkan Sarcoptes scabiei varian hominis

ETIOLOGI SARCOPTES SCABEI

Ciri-ciri :
termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super family Sarcoptes Tungau kecil, berbentuk oval Cembung ,berigi-rigi, sisik 4 pasang kaki, Tidak bermata

EPIDEMIOLOGI
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. prevalensi skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur, ataupun kondisi sosial ekonomi.

SIKLUS HIDUP TUNGAU


Tungau Betina + Jantan Kulit Menggali terowongan Meletakkan telur mati

Telur menetas
larva

PATOGENESIS

S. Scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit. Akibat garukan yang dilakukan oleh pasien dapat timbul 1. erosi, 2. ekskoriasi, 3. krusta hingga terjadinya infeksi sekunder

EFLORESENSI
Lesi yang khas berupa terowongan kecil, sedikit meninggi berkelok-kelok berwarna putih keabuan ( bila belum ada infeksi sekuder), panjang 10mm. Kelainan dapat berupa papula, vesikula, urtika, ekskoriasi, kusta, dan bila timbul infeksi sekunder terdapat purtula yang dapat mengaburkan lesi primernya.

PREDILEKSI
Sela-sela jari tangan

Teapak tangan
Pergelangan tangan sebelah dalam Siku dan Ketiak Daerah mammae Daerah pusar

Perut bagian bawah


Daerah genital externa dan pantat

BENTUK-BENTUK SKABIES

Skabies nodular Lesi berupa nodul merah kecoklatan berukuran 2-20 mm yang gatal. Umumnya terdapat pada daerah yang tertutup terutama pada genitalia, inguinal dan aksila. dan dapat menetap selama beberapa minggu hingga beberapa bulan walaupun telah mendapat pengobatan anti skabies.

Skabies incognito Penggunaan obat steroid dapat menyamarkan gejala dan tanda pada penderita skabies. kekurangan pada penggunaan steroid, keluhan gatal tidak hilang , dalam waktu singkat setelah penghentian , penggunaan steroid lesi dapat kambuh kembali bahkan lebih buruk. mungkin disebabkan oleh penurunan respon imun seluler

Skabies ditularkan oleh hewan Lesi tidak pada daerah predileksi skabies tipe humanus tetapi pada daerah yang sering berkontak dengan hewan peliharaan tersebut, seperti dada, perut, lengan. Masa inkubasi jenis ini lebih pendek dan sembuh sendiri

Skabies Norwegia (Skabies berkrusta) Kondisi ini jarang dan mudah menular, Lesi tersebut menyebar secara generalisata seperti daerah leher dan kulit kepala. telinga, bokong, siku, dan lutut.

CARA PENULARAN
Kontak langsung Kulit dengan kulit, tidur bersama dan hubungan seksual. Kontak tidak langsung Melalui benda misalnya pakaian handuk, sprei, bantal dan lain lain.

KONTAK LANGSUNG (KULIT KE KULIT)

Tidur Bersama

Berjabat tangan

TIDAK LANGSUNG (MELALUI BENDA)

Pakaian, handuk sprei

TANDA DAN GEJALA CARDINAL SIGN

Gatal pada malam hari keadaan ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih lembab dan panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur

KELUARGA

ASRAMA

MENGENAI MANUSIA SECARA KELOMPOK

MENEMUKAN TEROWONGAN KANALIKULI


Terowongan biasanya berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, berwarna putih abuabu, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.

Menemukan

Tungau

Apabila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh kemungkinan besar kita dapat menemukan tungau dewasa, larva, nimfa maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling diagnostik

DIAGNOSA BANDING

Prurigo

pedikulosis korporis dermatitis Urtikaria

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kerokan kulit Mengambil tungau dengan jarum Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test) Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy) Biopsi irisan dengan pewarnaan HE. Uji tetrasiklin

PENATALAKSANAAN
1.

Salep yang mengandung asam salisilat dan sulfur selama 3-4 hari, kemudian dapat diulang setelah 1 minggu.

2.

Salep yang mengandung benzilicus selama 3 malam kemudian


dapat diulangi sekali 1x dalam seminggu

3.

Salep yang mengandung gama benzene hexaclorida selam 1

malam, kemudian dapat diulangi setelah 1 minggu.


4.

Malathion 0,5% dalam basis air berfungsi sebagai scabisid dioleskan pada kulit dalam 24jam

5.

Krim parmethrin 5% ( terbaik, dapat untuk semua umur dan wanita hamil). Dioleskan pada seluruh tubuh dan dicuci setelah 814jam.

EDUKASI

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitasi). Penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan dengan mandi secara teratur, seluruh pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan harus dicuci secara teratur bila perlu direndam dengan air panas. Begitu pula dengan seluruh anggota keluarga yang berisiko tinggi utnuk tertular agar ikut menjaga kebersihan dan untuk sementara menghindari kontak langsung

PROGNOSIS

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan factor predisposisi (antara lain hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi Prognosis yang baik.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Snake Bite
    Snake Bite
    Dokumen13 halaman
    Snake Bite
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f5 BIAS
    f5 BIAS
    Dokumen7 halaman
    f5 BIAS
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f3 Gizi Kurang
    f3 Gizi Kurang
    Dokumen10 halaman
    f3 Gizi Kurang
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • TYPOID
    TYPOID
    Dokumen32 halaman
    TYPOID
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f6 Balai Pengobatan
    f6 Balai Pengobatan
    Dokumen11 halaman
    f6 Balai Pengobatan
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Fibroadenoma Mamae1
    Fibroadenoma Mamae1
    Dokumen12 halaman
    Fibroadenoma Mamae1
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anosmia
    Anosmia
    Dokumen15 halaman
    Anosmia
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Durum
    Ulkus Durum
    Dokumen7 halaman
    Ulkus Durum
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f3 Gizi Kurang
    f3 Gizi Kurang
    Dokumen10 halaman
    f3 Gizi Kurang
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Mole
    Ulkus Mole
    Dokumen29 halaman
    Ulkus Mole
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Guillain Barre Syndrom
    Guillain Barre Syndrom
    Dokumen29 halaman
    Guillain Barre Syndrom
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hepatis
    Sirosis Hepatis
    Dokumen32 halaman
    Sirosis Hepatis
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Gbs
    Lapsus Gbs
    Dokumen18 halaman
    Lapsus Gbs
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Mole
    Ulkus Mole
    Dokumen29 halaman
    Ulkus Mole
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Referat Fam
    Referat Fam
    Dokumen16 halaman
    Referat Fam
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat