Anda di halaman 1dari 14

40

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di KUD Mojosongo Kabupaten
Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian dimulai dari bulan April
sampai Juni 2011.

B. Metode Penelitian
Menurut Sanafiah Faisal (1982: 162) Penelitian ini untuk mencari
hubungan antar variabel, menggunakan metode Diskriptif. Untuk mengetahui
hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat digunakan teknik korelasi.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian merupakan keseluruhan suatu subjek penelitian yaitu
individu atau obyek penelitian yang akan dikenai sasaran generalisasi dan
sampel-sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto
(2006:108) adalah Keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan Menurut
Sugiyono (2008 : 115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
atau jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Populasi dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh
karyawan KUD Mojosongo Boyolali yang berjumlah 46 Orang yaitu
41

keseluruhan jumlah populasi, dengan demikian teknik pengambilan sampel
dalam penelitian penulis gunakan teknik sampling jenuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sugiyono (2008 : 122) bahwa sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
Berdasarkan uraian tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 46 orang karyawan.

D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti kelapangan untuk
mendapat data yang dibutuhkan dengan cara terjun langsung di lokasi penelitian
dengan menyebar kuesioner untuk diisi oleh anggota populasi.

E. Uji Instrumen Penelitian
Berdasar rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis penelitian
tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan instrument dalam bentuk
kuesioner untuk memperoleh data-data variabel pelatihan, kepemimpinan,
motivasi dan kinerja karyawan.
Adapun kuesioner yang digunakan didesain berdasarkan sekala model
Likert yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak
diungkap. Pensekoran atas kuesioner sekala model Likert yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan lima alternative jawaban. Sebagaimana
42

diungkapkan oleh Sanapiah Faisal (1982: 197) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Pendidikan, yaitu :
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
Uji validitas yang digunakan adalah koefisien korelasi item-total yang
terkoreksi. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor
yang memiliki tingkatan (ordinal), rumus yang digunakan adalah dengan
menggunakan koefisien validitas dengan koefisien korelasi item-total yaitu :

| |
x i ix i x
i x ix
i x i
S S r S S
S S r
r
2
2 2
) (
+

=


Di mana r
ix
merupakan korelasi Product Moment :
) ) ( )( ) ( (
2 2 2 2
1
x x n i i n
x i ix n
r
ix
E E E E
E E E
=
Keterangan :
r
ix
= Korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan
S
i
= Varians jawaban responden untuk instrumen ke i
S
x
= Varians jawaban responden keseluruhan instrumen

X = Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen

i = Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke i

2
X = Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang
dikuadratkan
43

2
i = Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke i yang
dikuadratkan
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika r positif, serta r > 0.30 (r kritis) maka item pertanyaan tersebut valid
- Jika r tidak positif, serta r < 0.30 (r kritis) maka item pertanyaan
tersebut tidak valid (Sugiyono, 2008 : 179)
Pengujian reliabilitas digunakan dengan rumus koefisien reliabilitas
alpha cronbach dengan bantuan komputer, dengan rumus (Arikunto, 2006 :
178). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dengan membandingkan nilai r
tabel dengan alpha. Pernyataan dikatakan reliabel dengan ketentuan bila alpha
lebih besar dari pada r tabel (0,6). Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu sebagai
berikut :
(
(

=

2
2
1
1
x
j
S
S
k
k
o

Keterangan :
k = Jumlah instrumen pertanyaan

2
i
S = Jumlah varians dari tiap instrumen
2
X
S = Varians dari keseluruhan instrumen
a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regeresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi berarti ada problem
44

autokorelasi. Untuk mendeteksi outokorelasi akan digunakan metode
Durbin-Watson (D-W). Gujarati (2004, 470) menyatakan bahwa model
tidak terdapat autokorelasi bila nilai Durbin-Watson (D-W) berada dalam
rentang dU - (4 -dU).
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengertian heterskerdastisitas adalah bila kesalahan atau residual
yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi
heterskedastisitas sering terjadi pada data cross section atau data yang
diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu. Untuk
mendeteksi dapat digunakan uji LM (Lagrange multiplier) dengan
formula LM = R
2
x N, dimana R
2
diperoleh dari regresi e terhadap Y
astimasi dan N besarnya observasi. Bila R
2
x N lebih kecil dari 9,2 maka
e tidak mengalami heteroskedastissitas. Sebaliknya jika R
2
x N lebih
besar dari 9,2, maka e mengalami heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
ditribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahuinya
adalah dengan melihat nilai Asym Sig (2-tailed) pada semua variabel
dengan taraf signifikan = 5% (0,05). Suatu modal regresi memiliki
distribusi normal nilai Asym Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05.


45

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Pelatihan (X
1
)
Pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Bagi
setiap perusahaan/organisasi yang ingin berkembang, program pelatihan
bagi karyawan/karyawan harus diberikan porsi perhatian yang lebih besar.
Agar program pelatihan dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil,
diperlukan penerapan prinsip-prinsip program pelatihan sebagai pedoman
pelaksanaan sehingga proses pelatihan akan dapat berjalan lancar. Untuk
memberikan pedoman atau petunjuk terhadap penyelenggaraan pelatihan
diperlukan prinsip fundamental yang dapt dijadikan pedoman normatif
dalam pelaksanaan atau penyelenggaraan pelatihan. Adapun unsur-unsur
pelatihan adalah media, materi, metoda, pelatih (instruktur), lingkungan
tempat penyelenggara dan peserta.
Kisi-kisi Instrumen Pelatihan Karyawan
No Indikator Deskripsi
Nomor
Pertanyaan
1 Pelaksanaan
program pelatihan
(X
1
)
- Media yang diberikan diuraiakan dengan jelas
dan dapat dimengerti
- Dilengkapi dengan alat bantu pengajaran yang
dapat membantu efektivitas pelatihan
1

2

- Materi menggambarkan tugas yang diemban
dan sesuai dengan jenis pekerjaan
- Adanya evaluasi terhadap materi yang telah
diberikan untuk mengetahui kemajuan belajar
3


4
- Ketepatan dalam memilih metode pelatihan
- Metode yang diberikan tidak menimbulkan
kebosanan
5

6
- Pelatih memahami materi yang disampaikan
- Kemampuan pelatih dalam menjawab setiap
pertanyaan
- Kemampuan pelatih dalam mengontrol situasi
dan kondisi
7

8

9
- Ruang belajar yang nyaman 10
- Latar belakang pendidikan formal
- Pengalaman kerja
11
12
46

b. Kepemimpinan (X2)
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin antara lain
dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat serta kualitas atau
mutu perilakunya yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinannya. Sifat-sifat tersebut sangat dibutuhkan oleh seorang
pemimpin didalam menjalankan kepemimpinannya karena dengan sifat-
sifat tersebut pemimpin akan mampu berperan sebagai panutan bagi
bawahannya. Pemimpin didalam menjalankan kepemimpinannya
hendaknya memperhatikan asas-asas yang menyangkut dengan organisasi
yang dipimpinnya. Dengan demikian diharapkan terjadi kesinergian
diantara komponen yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya. Asas-
asas tersebut sangat penting sebagai pedoman dan tuntunan dalam
menjalankan organisasi. Seorang pemimpin yang baik harus menjalankan
fungsi sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya.
Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan

No Indikator Deskripsi
Nomor
Pertanyaan
2 Kepemimpinan
(X
2
)
- Memberikan Motivasi
- Memberikan bimbingan
- Mencari, menerima dan
mengumpulkan informasi
- Mengadakan pertemuan dengan
karyawan
- Hubungan dengan bawahan
- Mengatasi masalah
- Mencegah masalah
- Menyusun anggaran
- Pengambilan keputusan secara
demokratis
- Memberikan Tugas perintah
- Melibatkan bawahan
1
2
3

4

5
6
7
8
9

10
11

47

c. Motivasi (X3)
Motivasi adalah suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang
untuk memenuhi kebutuhan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan karyawan agar
mampu mencapai tujuan dari motifnya. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mendorong gairah kerja karyawan, agar mereka mau
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya
untuk mewujudkan tujuan organisasi. Masalah pokok dalam motivasi kerja
adalah bagaimana cara terbaik untuk mengusahakan agar karyawan dapat
selalu berprestasi secara maksimal untuk kepentingan organisasi. Teori
motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang inenyajikan
kinerja yang baik yang akan membantu para pimpinan memusatkan
perhatian pada faktor yang akan membuat perbedaan pengaruh yang paling
penting pada karyawan.
Kisi-kisi Instrumen Motivasi
No Indikator Deskripsi
Nomor
Pertanyaan
3 Motivasi (X
3
) - Kebutuhan Ekonomis
- Kebutuhan Berkembang dan Kemajuan
- Pengakuan diri sebagai anggota organisasi
- Meningkatkan kapasitas kerja untuk
mendukung tujuan organisasi
- Hubungan kerja yang harmonis
- Harapan adanya pimpinan yang bijaksana
- Harapan perlakuan yang adil
- Harapan adanya jaminan dan keamanan
kerja.
- Harapan penghargaan atas prestasi kerja
- Adanya kenaikan gaji yang layak
- Adanya jaminan kesehatan
- Adanya promosi jabatan
- Adanya fasilitas diklat dan penghargaan,
1
2
3

4
5
6
7
8

9
10
11
12
13

48

d. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan merupakan hasil yang dicapai seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya yang ditugaskan kepadanya.
Kinerja karyawan menggambarkan hasil kerja yang diperoleh karyawan,
semakin besar hasil kerja yang diperoleh tersebut maka semakin tinggi pula
kinerja karyawan. Karyawan akan selalu berusaha untuk memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut, berikut ini
akan diuraikan berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja dari seorang karyawan.
Berdasarkan teori-teori maupun konsep-konsep tentang kinerja
tersebut, maka tolok ukur kinerja karyawan yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Heidrachman dan Suad
Husnan (1990:124), dengan memperhatikan factor-faktor penting dalam
menilai kinerja karyawan antara lain kualitas kerja, kuantitas kerja,
keandalan, dan sikap kerja.
Kisi-kisi Instrumen Kinerja
No Indikator Deskripsi
Nomor
Pertanyaan
4 Kinerja (X
4
) - Ketepatan isi pekerjaan
- Ketelitian dalam bekerja
- Keahlian kerja
- Kerapihan hasil kerja
- Jumlah pekerjaan rutin yang
diselesaikan
- Jumlah pekerjaan ektra yang
diselesaikan
- Kemampuan mengikuti intruksi
- Insiatif dalam melakukan pekerjaan
- Kemampuna dalam menghadapi
perubahan pekerjaan
- Adanya kerjasama dengan teman
kerja
1
2
3
4
5

6

7
8
9

10

49

G. Metode Analisa Data
Analisis yang digunakan yaitu Analisis deskriptif terutama untuk
variabel yang bersifat kualitatif dan Analisis kuantitatif berupa pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kuantitatif ditekankan
untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian, sedangkan analisis
deskriftif kuantitatif digunakan untuk menggali perilaku faktor penyebab.
Dengan menggunakaan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh
generalisasi yang bersifat komprehensif. Adapun untuk keperluan analisis telah
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing beberapa variabel independen terhadap satu
variabel dependen.
Rumus : Y = +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ e
Y : Kinerja karyawan
X
1
: Pelatihan
X
2
: Kepemimpinan
X
3
: Motivasi
: Koefisien regresi (konstanta)

1
: Koefisien Pelatihan

2
: Koefisien Kepemimpinan

3
: Koefisien Motivasi

50

b. Uji t (Uji Signifikansi Regresi Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial atau satu-satunya
antara variabel independen dengan variabel dependen. Penghitungan
dilakukan dengan bantua SPSS versi 15. Adapun langkahnya adalah : a).
Menentukan Ho dan Ha. b). Menentukan level of significance untuk
mengetahui besarnya t
tabel
. c). Menghitung hipotesis. Ho diterima jika y
hitung

> t
tabel
. Ha ditolak jika t
hitung
< t
tabel
. Langkah tersebut adalah :
1) Menentukan Ho da Ha
Ho :
1
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel bebas terhadap kinerja karyawan KUD Mojosongo
Kabupaten Boyolali

Ha :
1
# 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel bebas terhadap kinerja karyawan KUD Mojosongo
Kabupaten Boyolali


2) Kreteria pengujian
t
hitung
=
Sb
- b

(Djarwanto, PS, 1996 : 164)
Keterangan :
b = Koefisien regresi
= Nilainya nol
Sb = Standar error of regression coefacient
3) Kreteria Keputusan
Ho diterima bila nilai t table atau t hitung > -t table, artinya variabel
independent tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Ho ditolak bila nilai t hitung > t table atau t hitung < -t
51

table, artinya variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen, untuk memudahkan dalam pengolahan data
pengujiannya dilakukan dengan bantuan Program SPSS.V.15.
Jika hasil uji koefisien Regresi Parsial (Uji t) melalui bantuan program
SPSS 12,0 for Windows menunjukan bahwa secara individu-individu,
variabel pelatihan, kepemimpinan, mativasi kerja dan kinerja nilai
tingkat probilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka signifikan. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan, kepemimpinan dan
motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan KUD
Mojosongo Kabupaten Boyolali. Sebaliknya jika nilai tingkat
probabilitasnya lebih dari 0,005 berati tidak signifikan. Artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan, kepemimpinan dan
motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan KUD
Mojosongo Kabupaten Boyolali.
c. Uji F (Uji Signifikasi Regresi Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara serentak. Penghitungan
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 11. Adapun langkahnya adalah : a).
Menetukan Ho dan Ha. b). Menentukan level of significance untuk
mengetahui besarnya F
tabel
. c). Menghitung besarnya F
hitung
. d). Menguji
hipotesis. Ho diterima jika F
tabel
> F
tabel
. Ha ditolak jika F
hitung
< F
tabel
.

52

1) Menentukan Ho dan Ha
Ho :
1
=
2
=
3
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama variabel bebas terhadap kinerja karyawan KUD
Mojosongo Kabupaten Boyolali
Ha :
1
#
2
#
3
# 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel bebas terhadap kinerja karyawan KUD
Mojosongo Kabupaten Boyolali.
2) Kriteria Pengujian
SSR/k
F hitung =
SSE/n-l-k

(Djarwanto, PS, 1996 : 166)
Keterangan :
SSR = Sum of Squares Regression
SSE = Sum of Square from sampling Error
k = Banyaknya variabel bebas
n = Banyaknya sample

3) Kriteria Keputusan
Ho diterima dan Ha ditolak bila nilai F hitung < F table, artinya
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Ho di tolak dan Ha diterima bila F hitung > F table, artinya
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Adapun untuk memudahkan pengujiannya dilakukan dengan
bantuan program SPSS V.12. Jika hasil output perhitungan uji F
melalui bantuan program SPSS 12.0 for Windows menunjukan tingkat
probalitasnya < 0,05 signifikan maka model regresi dapat digunakan
53

untuk mempredeksi kinerja karyawan. Dengan kata lain bahwa
pelatihan, kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja KUD Mojosongo
Kabupaten Boyolali. Sebaliknya jika tingkat probilitasnya > 0,05 maka
tidak signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pelatihan, kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali.

d. Uji R
2
(Uji Koefisien Determinasi)
Uji R
2
digunakan untuk mengetahui persentase besarnya
perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas. Sedangkan
Uji Adjusted R
2
digunakan untuk mengetahui besarnya R
2
yang
dipengaruhi banyaknya penambahan variabel independen. Penghitungan
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 11. Menurut Gujarat dalam Imam
Ghozali (2002 : 83), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R
2

negatif, maka nilai adjusted R
2
dianggap bernilai nol. Secara matenatis jika
nilai R
2
= 1, maka adjusted R
2
= R
2
= 1, sedangkan nilai R
2
= 0, maka
adjusted R
2
= (1-k)(n-k), jika K < 1, maka adjusted R
2
akan bernilai
negative.

Anda mungkin juga menyukai