Anda di halaman 1dari 5

CTEV-referat BAB IPENDAHULUAN1.1.

Latar Belakang Congenital Talipes Equino-varus (CTEV) atau biasa disebutClubfoot merupakan deformitas yang umum terjadi pada anak-anak. Congenital talipesEquino Varus (CTEV) adalah deformitas yang meliputi flexi dari pergelangankaki,inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia.Menurut Sharrard, congenital talipes equinovarus (CTEV) merupakanabnormalitas kongenital pada kaki yang paling sering dijumpai. MenurutWynne- Davies, insiden di negara Amerika Serikat dan Inggris adalah 1 kasusdalam 1000 kelahiran hidup, dengan perbandingan laki-laki:perempuan 2:1.Insiden akan meningkat 2,9 % bila saudara kandung menderita CTEV. Insiden pada kaukasia adalah 1,12; Oriental: 0,57; sedangkan yang tertinggi adalah pada suku Maori, yaitu 6,5-7 per 1000 kelahiran. Hal ini menunjukkan bahwaras juga mempunyai efek terhadap resiko CTEV.Deformitas ini memerlukan terapi dan penanganan sedini mungkin.Tanpa terapi, pasien dengan clubfoot akan berjalan dengan bagian luar kakinya, yang mungkin menimbulkan nyeri dan atau disabilitas.1.2. Tujuan Penulisan referat ini bertujuan untuk mempelajari Congenital talipesequinovarus yang meliputi definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi,diagnosis, pemeriksaan radiologis dan penanganan. BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukkansuatu kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya berjalan padaankle-nya. Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) + varus(bengkok ke arah dalam/medial). Clubfoot sering disebut juga CTEV (Congeintal Talipes EquinoVarus) adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversidari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz). 2.2. Epidemiologi Insidens talipes ekuinovarus kongenital adalah dua dari setiap 1000kelainan hidup. Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki daripada perempuan (2:1). 30% persen bersifat bilateral. Insiden akan meningkat 2,9% bila saudara kandung menderita CTEV (Rasjad, 2003).

2.3. Etiologi Sampai sekarang, penyebab dari deformitas ini masih belum dapat dipastikan,dikemukakan berbagai macam teori tentang hal itu. Antara lain (Ribes, 2008;Graham, 1995): 1.Mekanik Teori ini dikemukakan oleh Hippocrates yang menyatakan bahwa posisiequinovarus kaki fetus disebabkan oleh tekanan mekanik eksternal. 2. Environmental Browne (1936) menyatakan teori peningkatan tekanan intrauterin yangmenyebabkan imobilisasi ekstremitas sehingga menyebabkan deformitas. 3. Herediter Wynne-Davies (1964) menyatakan bahwa deformitas tersebut terjadi pada2,9 % saudara kandung. 4. Idiopatik Bhm menyatakan teori terhambatnya perkembangan embrio. Kaki embrionormal saat usia 5 minggu kehamilan dalam posisi equinovarus, jikaterjadi terhambatnya perkembangan kaki pada salah satu fase fisiologidalam kehidupan embrio, maka deformitas ini akan persisten hinggakelahiran. Beberapa teori mengenai penyebab terjadinya CTEV: Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak dibuahi dan muncul sebelum fertilisasi. Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada selgerminativum yang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yangmengimplikasikan defek terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan. Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lainhambatan temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu ke-7 sampai ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatudeformitas clubfoot yang jelas, namun bila hambatan ini terjadi setelahminggu ke-9, terjadilah deformitas clubfoot yang ringan hingga sedang.Teori hambatan perkembangan ini dihubungkan dengan perubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai Cronon inimemandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif setiap struktur tubuh semasa perkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi karenaelemen disruptif (lokal maupun umum) yang menyebabkan perubahanfaktor genetic (cronon). Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterine crowding. Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik. Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.

2.4. Klasifikasi a. EASY CASE / FLEKSIBEL : Dimana belum terjadi kekakuan pada sendi. Akan banyak berhasil dengan terapi konservatif (manipulasi, strapping, plastering Tumit kecil, equines, dan inverse. Kulit dorsolateral pergelangan kakitipis dan teregang, sedangkan kulit medial terlipat. b. RESISTANT CASE/RIGID :Masih terdapat deformitas walaupun koreksi telah dilakukan berbulan bulan.Sulit dikoreksi secara konservatif.Tumit normal dan terdapat lipatan kulit pada bagian dorsolateral pergelangan kaki. 2.5. Patofisiologi Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. Kaki yang padamulanya normal akan menjadi clubfoot selama trimester kedua kehamilan..Clubfoot jarang terdeteksi pada janin yang berumur dibawah 16 minggu.Pada clubfoot, ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medialankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisiadduksi dan inversi. Ukuran otot-otot betis berbanding terbalik dengan derajatdeformitasnya. Pada kaki pengkor yang sangat berat, gastrosoleus tampak sebagai otot kecil pada sepertiga atas betis. Sintesis kolagen yang berlebihan pada ligament, tendo, dan otot terus berlangsung sampai anak berumur 3-4tahun dan mungkin merupakan penyebab relaps (kekambuhan). Sintetiskolagen ini menyebabkan ligament mudah digerakkan. Peregangan ligament pada bayi yang dilakukan gentle, tidak membahayakan. Sintetis kolagen akanmuncul lagi dalam beberapa hari berikutnya, yang memungkinkan dilakukan peregangan lebih lanjut. Inilah sebabnya koreksi deformitas secara manualmudah dilakukan.Sebagian besar deformitas terjadi di tarsus. Pada saat lahir, tulangtarsal, yang hampir seluruhnya masih berupa tulang rawan, berada dalam Activity (0)

Definisi Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukkansuatu kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya berjalan padaankle-nya. Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) + varus(bengkok ke arah dalam/medial). Clubfoot sering disebut juga CTEV (Congeintal Talipes EquinoVarus) adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversidari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).

2.2. Epidemiologi Insidens talipes ekuinovarus kongenital adalah dua dari setiap 1000kelainan hidup. Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki daripada perempuan (2:1). 30% persen bersifat bilateral. Insiden akan meningkat 2,9% bila saudara kandung menderita CTEV (Rasjad, 2003). 2.3. Etiologi Sampai sekarang, penyebab dari deformitas ini masih belum dapat dipastikan,dikemukakan berbagai macam teori tentang hal itu. Antara lain (Ribes, 2008;Graham, 1995):1. . Tumit normal dan terdapat lipatan kulit pada bagian dorsolateral pergelangan kaki. 2.5. Patofisiologi Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. Kaki yang padamulanya normal akan menjadi clubfoot selama trimester kedua kehamilan..Clubfoot jarang terdeteksi pada janin yang berumur dibawah 16 minggu.Pada clubfoot, ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medialankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan kuat menahan kaki pada posisi equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisiadduksi dan inversi. Ukuran otot-otot betis berbanding terbalik dengan derajatdeformitasnya. Pada kaki pengkor yang sangat berat, gastrosoleus tampak sebagai otot kecil pada sepertiga atas betis. Sintesis kolagen yang berlebihan pada ligament, tendo, dan otot terus berlangsung sampai anak berumur 3-4tahun dan mungkin merupakan penyebab relaps (kekambuhan). Sintetiskolagen ini menyebabkan ligament mudah digerakkan. Peregangan ligament pada bayi yang dilakukan gentle, tidak membahayakan. Sintetis kolagen akanmuncul lagi dalam beberapa hari berikutnya, yang memungkinkan dilakukan peregangan lebih lanjut. Inilah sebabnya koreksi deformitas secara manualmudah dilakukan.Sebagian besar deformitas terjadi di tarsus. Pada saat lahir, tulangtarsal, yang hampir seluruhnya masih berupa tulang rawan, berada dalam posisi fleksi, adduksi, dan inversi yang berlebihan. Sendi-sendi tarsal secarafungsional saling tergantung. Pergerakan satu tulang tarsal akan menyebabkan pergeseran tulang tarsal disekitanya. Pergerakan sendi ditentukan olehkelengkungan permukaan sendi dan struktur ligamen yang mengikatkanya.Sehingga koreksi tulang tarsal kaki pengkor yang inversi serta bergeser jauhke medial, harus dilakukan dengan menggeser navicular, cuboid, dancalcaneus ke arah lateral bertahap dan simultan.Pergeseran ini mudah dilakukan karena ligament tarsal dapatdiregangkan secara bertahap. Koreksi tulang tarsal kaki pengekor yang telah bergeser hebat memerlukan pengertian yang baik mengenai anatomifungsional talus. 2.6. Gambaran Klinis Kelainan ini bisa bersifat bilateral atau unilateral. Kelainan yang ditemukan berupa:

Inversi pada kaki depan

Adduksi atau deviasi interna dari kaki depan terhadap kaki belakang Ekuinus atau plantar fleksi Pengecilan dari otot-otot betis Kaki tidak dapat digerakkan secara pasif pada batas eversi dandorsofleksi normal.Tanda lain : Betis seperti tangkai pipa (pipe stem colf) Tendo achiles pendek Bagian distal fibula menonjol Kaki lebar dan pendek Metatarsal I pendek 2.7. Diagnosis Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata padawaktu lahir (early diagnosis after birth).

Anda mungkin juga menyukai