Anda di halaman 1dari 86

Standarisasi Pelayanan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di PKT RSUPNCM

Ferryal Basbeth, Budi Sampurna, Mutia Prayanti, Djaja Surya Atmadja Integrated Crisis Center Department of Forensic Medicine University of Indonesia Jl. Salemba Raya 6 Jakarta, Tel:+62 21 3106976 fbasbeth19100@yahoo.com

Prinsip Pelayanan semua kasus


Korban jangan menunggu terlalu lama Tentukan jenis kasus yang akan di hadapi Periksa korban dengan atau tanpa SPV (Surat Permintaan Visum) Ijin tertulis untuk semua pemeriksaan Dokter didampingi perawat perempuan pada waktu melakukan pemeriksaan Dokter segera mencatat dalam MR Serahkan VER hanya kepada polisi Memberikan konseling psikologi dan menawarkan bantuan hukum (kerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum yang ada) dan rumah aman

PASIEN / KORBAN
DOKTER TRIAGE

ANAMNESIS KONSELING

PEMERIKSAAN MEDIS DAN MEDIKOLEGAL

KONSULTASI PSIKOLOGIS

KONSULTASI HUKUM

PENDAMPINGAN, SHELTER

BANTUAN HUKUM

Macam-macam Pelayanan yang ada di PKT RSUPNCM


Penanganan kekerasan seksual terhadap Perempuan Penanganan kekerasan dalam rumah tangga Penanganan Child Abuse and Neglect dan Sexual Child Abuse and neglect

Penanganan Kekerasan Seksual terhadap wanita (Rape Investigation)


Pahami definisi rape, pencabulan (molestation), sexual harassment, overspel, incest Pahami aspek medikolegal termasuk VeR Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada Pahami Pendokumentasian Kasus

Definisi Rape
Perkosaan adalah persetubuhan diluar nikah dengan kekerasan atau dibawah ancaman kekerasan 12 th(ps 285). UU perlindungan Anak UU HAM no 26/2000 UU KDRT no 23/2004 Three elements are necessary to constitute the crime: Sexual intercourse (Carnal knowledge) Failure to seek or to obtain the consent of the victim. Force

Carnal knowledge is the slightest penetration of the labia minor by the penis. Hymeneal penetration or ejaculation is not necessary. Force may involve the use of violence, threat of violence or coercion.

Pahami Prosedur mediko-legal


Prosedur mediko-legal adalah tata-cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran

LINGKUP PROSEDUR MEDIKO-LEGAL


pengadaan visum et repertum, tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka. pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran, tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik , tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik,

Pahami Prosedur medikolegal


Definisi Visum Laporan tertulis yg dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik, memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensik terhadap benda bukti (baik korban hidup maupun mati) untuk keperluan peradilan Landasan hukum
PS 120 KUHAP PS 133 KUHAP PS 179 KUHAP

SANKSI HUKUM BILA MENOLAK


PASAL 216 KUHP Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

PEJABAT YG BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM


PASAL 133 KUHAP : PENYIDIK PASAL 6 (1) KUHAP :
PENYIDIK ADALAH :
PEJABAT POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEJABAT PNS TERTENTU YG DIBERI WEWENANG KHUSUS OLEH UNDANG-UNDANG

YG MEMBUTUHKAN VISUM ET REPERTUM ADALAH KASUS PIDANA UMUM, SEHINGGA PENYIDIKNYA ADALAH POLISI. PENYIDIK PNS TIDAK BERWENANG MEMINTA VISUM ET REPERTUM

PASAL 11 KUHAP :
PENYIDIK PEMBANTU MEMPUNYAI WEWENANG SEPERTI TERSEBUT DALAM PASAL 7 (1), KECUALI MENGENAI PENAHANAN YANG WAJIB DIBERIKAN DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG DARI PENYIDIK. MENDATANGKAN AHLI ATAU MEMINTA VISUM ET REPERTUM BOLEH DILAKUKAN PENYIDIK PEMBANTU.

JADI, YANG BERWENANG MEMINTA


VISUM ET REPERTUM ADALAH :
PENYIDIK POLISI DAN PENYIDIK PEMBANTU POLISI

PP NO 27 TAHUN 1983
PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983 (2) Penyidik adalah :
a.Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat PembantuLetnanDua polisi (Ajun Inspektur Dua)

PASAL 3 PP No 27 TAHUN 1983 (2) Penyidik pembantu adalah :


a.Pejabat Polisi Negara RI tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua polisi; b.Pejabat PNS tertentu yg sekurang-kurangnya berpangkat Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu.

DOKTER DAN KORBAN (terutama diatur oleh Hk. Pidana)


KORBAN TIDAK SELALU PASIEN, KADANG HANYA SEBAGAI KLIEN HUBUNGAN :
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN tetap ada HUBUNGAN DOKTER DENGAN PENYIDIK (PEMINTA PEMERIKSAAN)

SEBAGIAN DARI KLIEN (PASIEN) = BARANG BUKTI, HARUS DIDOKUMENTASIKAN DAN DIJADIKAN VISUM ET REPERTUM

NILAI HUKUM VER


PS

184 KUHAP tentang alat bukti yang sah, KET. SAKSI, KET. AHLI, SURAT, PETUNJUK, KETERANGAN TERDAKWA 187 Surat yang dibuat oleh ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya atas dasar permintaan yang sah

PS

KETENTUAN LAIN VER KORBAN HIDUP


SURAT PERMINTAAN VER DAPAT TERLAMBAT :
KORBAN LUKA DIBAWA KE DOKTER (RS) DULU SEBELUM KE POLISI SPV MENYEBUTKAN PERISTIWA PIDANA YANG DIMAKSUD VER = SURAT KETERANGAN, JADI DAPAT DIBUAT BERDASARKAN REKAM MEDIS (RM telah menjadi barang bukti sejak datang SPV) PEMBUATAN VER TANPA IJIN PASIEN, SEDANGKAN SKM LAIN HARUS DENGAN IJIN.

Format Visum et Repertum


Pembukaan Pendahuluan Pemberitaan
Kesimpulan Penutup

PRO JUSTITIA Identitas Hasil pemeriksaan (objektif) Pendapat pemeriksa (subjektif, ilmiah) sumpah, ilmiah, tandatangan, cap dsb

PEMBUKAAN KESIMPULAN

PENDAHULUAN

PENUTUP

PEMBERITAAN

CONTOH VISUM ET REPERTUM

Pahami cara melakukan anamnesa pemeriksaan fisik dan laboratorik berdasarkan kasus yang ada
Merupakan kurikulum baru selama beberapa tahun belakangan ini Yang harus di ingat bahwa pemeriksaan medis ini harus seteliti mungkin dan sensitive gender Tenaga kesehatan sebaiknya di training mengenai miskonsepsi pada istilah perkosaan Pemeriksaan meliputi riwayat kejadian, pemeriksaan fisik, dan pengumpulan barang bukti Dokter sebaiknya didampingi perawat atau orang ketiga pada waktu melakukan pemeriksaan ini Tenaga kesehatan sebaiknya menerangkan tindakan apa yang akan dilakukan Selalu menggunakan informed consent termasuk fotografi

Anamnesa
Riwayat kejadian:
Sebelum
Kenal dengan pelaku? Diberi minuman? Diancam? Dengan kata2 atau dengan senjata? Diberi iming2/janji2

Selama
Melawan? Pelaku menggunakan kekerasan? Berteriak? Pelaku menggunakan kondom? Terjadi penetrasi? Terjadi ejakulasi?

Sesudah
Membasuh diri? Mandi? Ganti pakaian? Kencing? Bab? Minum? Sikat gigi?

Riwayat seksual:
Menarche, menstruasi, sudah menikah atau belum? KB yang dipakai? Jumlah anak? Pernah aborsi? Dll

Tugas Dokter

1. Yang harus dicari oleh dokter adalah


Tanda tanda persetubuhan Tanda-tanda kekerasan Umur bila korban tidak tau tanggal lahir pasti Pantas dikawin atau tidak

2. Mengumpulkan barang bukti 3. Pembuatan Diskripsi Luka 4. Pembuatan Kesimpulan

Tanda-tanda persetubuhan
Adanya robekan hymen (tidak selalu) Adanya sperma dan cairan sperma (tidak selalu) Kehamilan dengan USG, test pack PMS : GO, HIV, Sifilis dll

Tanda-tanda kekerasan
Cari luka luka memar biasanya mempunyai tempat predileksi Ambil darah atau urine untuk toksikologi dan mikrobiologi

Umur, bila klien tidak mengetahui umurnya dengan pasti


Dari gigi Radiologis

Pantas dikawin atau tidak


Menarche pertama umur berapa? Tanda kelamin sekunder

Pengumpulan Barang Bukti. Ingat semuanya harus menggunakan label

Pada kasus yang masih baru, buka seluruh pakaian diatas selembar kertas berukuran 1 m x 1 m, untuk pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan

Pengumpulan barang bukti lainnya misalnya daun kering dan tanah yang melekat pada korban

Periksa memar pada mulut dan langit-langit pada persetubuhan oral

Pengumpulan barang bukti lainnya untuk pemeriksaan DNA

Bila ada bercak sperma pada tubuh, bila kering kerok dengan skalpel, bila basah gunakan kapas lidi dan masukkan dalam amplop

Status ginekologis
Dewasa Anak

Status Ginekologis

Normal

Indikasi Pemeriksaan Inspekulo pada anak: 1. Di OK dan bila akan dilakukan tindakan 2. Dalam keadaan narkose umum

Kondiloma Akuminata

Pemeriksaan Laboratorium
Darah dan Urine untuk toksikologi
Napza, Hipnotik, Alkohol dll Kehamilan emergency pill

Sperma :
Cairannya
Fosfatase asam Berberio Florence

Selnya
Dari swab Vagina : Malachite Green Terjebak dalam kain: Baechi

DNA Pada kasus-kasus Paternitas dan salome

Pemeriksaan dengan sinar UV

Fosfatase Asam

Berberio

Diskripsi luka
Pada paha kanan sisi dalam 7 cm dibawah lipat paha terdapat luka memar berwarna hijau kebiruan berukuran 8 cmx 9 cm, disertai nyeri pada penekanan Pada bibir besar kanan terdapat memar berwarna biru kehitaman berukuran 3 cm x 5 cm, nyeri pada penekanan Pada pertemuan antara bibir kecil bagian belakang terdapat luka robek dangkal yang masih mengeluarkan sedikit darah berukuran 2 cm x 3 mm Pada selaput dara terdapat robekan baru sampai dasar disertai bintik perdarahan pada posisi jam 7, type hymen adalah fimbriata

Contoh Kesimpulan
Pada pemeriksaan terhadap wanita berusia dua puluh tiga tahun ini ditemukan robekan baru pada selaput dara yang sampai ke dasar dan posisinya sesuai arah jarum jam pukul tujuh akibat kekerasan tumpul yang menembus liang senggama (penetrasi) serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya cairan mani/ sperma. Keadaan tersebut sesuai tanda-tanda persetubuhan. Selain itu pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya memar-memar pada badan dan anggota gerak karena kekerasan tumpul yang menurut sifat dan polanya sesuai dengan luka tangkis.

Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)


Lingkup KDRT: fisik, psikis, ekonomi Tanda2 perempuan yang mengalami KDRT: Kurang pe de, merasa bodoh, tampak tua dari umurnya, nyeri tanpa tahu sebabnya, cemas Tanda-tanda kekerasan: memar, cekik, gigi tanggal, patah tulang hidung, perdarahan pervaginam Bila darurat berikan terapi sesuai dengan lukanya, ke poli mata? Poli THT? Bedah? Kebidanan?

Pemeriksaan thdp kasus KDRT (Domestic Violence Investigation)


Anamnesa: cari faktor latar belakang dan pencetus: sosek? Obat? PIL? WIL? Tekanan pekerjaan? Kejadian yang keberapa? Apakah sesuai dengan siklus KDRT Pemeriksaan korban dengan konsen
Prinsip menjaga rahasia, kepercayaan dan membatu pelayanan klien

Pembuatan visum, konseling, merujuk ke tkt advokasi yang terkait

Perlukah KDRT dilaporkan?


MANDATORY REPORTING
Yg mengetahui WAJIB lapor ke instansi penegak hukum, instansi perlindungan sipil Efek : resiko kekerasan lanjutan resiko krn ketidak berdayaan dari korban

FACULTATIVE REPORTING
Dilaporkan bila ada izin langsung / permintaan korban.

UU No 23 tahun 2004
Pasal 15: setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya KDRT WAJIB melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk
Mencegah berlangsungnya TP Memberikan perlindungan kepada korban Memberikan pertolongan darurat Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan

UU No 23 tahun 2004
Pasal 26 (1): korban berhak melaporkan secara langsung KDRT kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara Pasal 26(2): korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan KDRT kepada pihak kepolisian

SANKSI PIDANA KDRT UU No 23 tahun 2004


Kekerasan fisik: 5 tahun atau denda maksimal 15 juta pasal 44(1) Kekerasan fisik menyebabkan jatuh sakit atau luka berat: 10 tahun atau denda maks 30 juta pasal 44(2) Kekerasan fisik menyebabkan meninggal: 15 tahun atau denda maks 45 juta ps. 44(3) Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 5 juta ps. 44(4)

SANKSI PIDANA KDRT UU No 23 tahun 2004


Kekerasan psikis: 3 tahun atau
denda maks 9 juta ps. 45(1) Dilakukan oleh pasangan, luka ringan: 4 bulan atau denda maks 3 juta ps. 45(2)

Kekerasan seksual: 12 tahun

atau denda maks 36 juta ps. 46

SANKSI PIDANA KDRT UU No 23 tahun 2004


Memaksa orang serumah melakukan hubungan seksual: 4 tahun 15 tahun atau denda 12 300 juta ps. 47 Kekerasan seksual menyebabkan luka berat: 5 tahun 20 tahun atau denda maks 25 500 juta ps. 48

SANKSI PIDANA KDRT UU No 23 tahun 2004


Menelantarkan orang serumah atau menyebabkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan atau melarang bekerja yang layak di dalam atau diluar rumah tangga sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut: 3 tahun atau denda maks 15 juta ps. 49

Tugas Dokter
Pemeriksaan, pengobatan (asas rujukan) Diskripsi luka Pencatatan dan pendokumentasian Pembuatan visum Menentukan derajad luka karena ini berhubungan dengan hukuman pelaku

Contoh diskripsi luka


Pada dahi kanan 7 cm GPD, 5 cm grs batas rambut depan terdapat luka memar berwarna merah kehijauan berukuran 5 cm x 6 cm Pada tangan kanan sisi dalam mulai 6,5 cm di atas lipat siku sampai 8 cm dibawah lipat siku terdapat luka memar berwarna merah ungu berukuran 14,5 cm x 7 cm disertai nyeri pada penekanan

Diskripsi luka
Pada leher kanan 2 cm dibawah jakun terdapat 5 buah luka lecet tekan yang berbentuk bulan sabit yang terbesar berukuran 1,5 cm x 2 mm yang terkecil berukuran 5 mm x 2 mm

Jangan lupa mencari luka2 kekerasan karena ditinju atau dibekap pada mulut.
Biasanya luka-luka di mulut bentuknya seperti sariawan

Cara penentuan derajad luka


Lihat luka2 yang terdapat seluruh tubuh Memar yang samar dapat dilihat dari sinar UV (Ultra Violet) Memar hanya sedikt dan tidak memerlukan perawatan dokter dpt dimasukkan derajad 1 Bila memar terdapat seluruh tubuh minimal derajad 2 Luka cekik walaupun hanya berupa luka lecet tekan dan tidak memerlukan terapi derajad 3 Luka robek karena kekerasan tajam minimal derajad 2 (apakah mengancam kehidupan? derajad 3) Luka derajad 2 adalah luka yang memerlukan perawatan dokter

Korban KDRT di Kamar Otopsi atau DOA (Death on Arrival) Periksa bahwa warna memar yang beraneka warna diseluruh tubuh Tanya riwayat kejadian kepada keluarga korban dengan cross check Lapor polisi mengenai kejadian ini

Pada waktu otopsi periksa apakah ada penyakit2 kronis lainnya spt TBC, ulcus peptik ok ditelantarkan suami

KDRT
POLISI DOKTER LSM

PEMERIKSAAN
Terapi Pencegahan Penuntutan

pembuatan VeR penuntutan perwalian anak dsb

Pemeriksaan thdp kasus Child Abuse and Neglect (CAN)


Korban datang sering datang diantar orang tua,dengan keluhan anak terjatuh dari tangga pada pemeriksaan banyak memar yang berwarna warni, pada pemeriksaan Radiologis sering ditemukan multiple fraktur Penemuan dokter saat pemeriksaan (accidental): pengetahuan, kepekaan dokter, kelengkapan sarana diagnosis, SOP RS

Pelaku : orang tua atau pengasuh yang sengaja, kebablasan karena tidak tahu akibatnya,atau sakit jiwa atau pelaku dulunya korban child abuse juga Pelaporan iceberg phenomena oleh karena dianggap disiplin keluarga (discipline killing) atau cara mendidik anak Kadang pelaporan sudah terlambat: bahkan si anak sudah meninggal baru dilaporkan

Dokter
Temuan tak sengaja: ada kesenjangan keluhan dan luka-luka, luka lebih banyak, lebih parah, salah lokasi Fraktur Perdarahan Subdural Memar jaringan lunak Hematom pada kulit Battered Malnutrisi Child

Syndrome

Child abuse
Setua peradaban manusia: budaya ? Laporan pertama CA 1906: patah tulang Caffei,1946: perdarahan subdural dan patah tulang Wooley: multiple fracture Henry Kempe,1962: istilah Battered Child Syndrome

Definisi CAN
Physical or mental injury, sexual abuse, negligent treatment or maltreatment Of a child under the age of 18 By a person who is responsible for the child welfare Under the circumstances which indicate that the child health or welfare is harmed or threatened (The Child Abuse Prevention and Treatment Act, USA, 1974)

Ruang lingkup CAN


Negligent treatment and maltreatment of children by family members Negligent treatment and maltreatment of children in institution Exploitation of children outside the family: pornography and prostitution, exploitation of juvenile labor Others
(International Union for Children Welfare, 1981)

Penyebab Child Abuse


Faktor anak Mental retarded Perilaku buruk, Fisik anak,Cacat Kegagalan anak, Unwanted,Adopsi,Kembar Faktor orangtua Pecandu NAPZA,Kelainan kepribadian dan jiwa Mantan korban abuse,Orangtua tunggal/tiri Pola asuh dan didik, Kurang pengetahuan Situasi keluarga Banyak anak,Baby sitter/pembantu Keluarga terisolasi, Sos-ek-pol: miskin, padat lingkungan, pengangguran,

Faktor Pencetus
Anak cengeng, menangis tengah malam Anak sulit makan Anak sering ngompol Anak yang agak besar: mencuri, berbohong, melawan

Pemeriksaan Fisik CAN


Superfisial (kulit): memar, lecet, laserasi, cakar, gigit, tusuk, jarum, cubit, jerat, kuku / rambut avulsi, luka bakar dan lepuh, luka kimia Lesi dalam: hematom, cedera mulut, jerat Fraktur, dislokasi, cedera periosteal Cedera organ dalam (lambung, usus, viscera, paru-paru)

Pemeriksaan Fisik CAN


Cedera intra kranial (termasuk mata) dan spinal: whiplash, shaken, hematom subdural, perdarahan otak, kontusio atau edema, cedera medulla spinalis Asfiksia, tenggelam dan keracunan Kelainan buatan (pura-pura): Munchausen by proxy

Pemeriksaan Radiologi
a) b) c) d) e) Mencari trauma tersembunyi dan trauma lama SCAN dibawah 1 tahun: 80 % fraktur tersembunyi SCAN dibawah 2 tahun: bone survey Indikasi CA: fraktur multipel (variasi proses penyembuhan) Trauma kapitis: CT scan dan / atau MRI

Pemeriksaan Radiologi
Ronsen thoraks: fraktur iga, pneumothoraks, efusi atau hematothoraks Foto dada dan abdomen AP dan lateral: posisi terlentang dan tegak utk visualisasi air fluid level (perforasi usus) Foto polos abdomen (BNO): deteksi perdarahan intraperitoneal dan asites CT scan: cedera paru-paru, organ abdomen padat, pankreas dan perdarahan duodenum

INDIKASI SCAN PSIKOLOGIS


Fisik: keluhan psikosomatis, failure to thrive tanpa penyebab yang jelas Perilaku: pengakuan, inkonsisten, takut berlebihan, respons mencari perlindungan, pasif / agresif, lari, nakal Suka mencederai diri, tentamen suicide, gg. tidur, takut kontak mata Tak sesuai umur: kekanak-kanakan atau terlalu dewasa

Indikasi Child Neglect


Failure to thrive: fisik dan mental Malnutrisi tanpa sebab jelas Dehidrasi Luka atau penyakit yang dibiarkan Tanpa imunisasi dasar Higiene buruk: kulit, rambut, gigi Pakaian lusuh dan kotor Keterlambatan tumbuh kembang Keadaan umum lemah, letargi dan lelah Anak pasif, depresi

CHILD ABUSE FISIK


Anamnesis rinci Pemeriksaan fisik lengkap dan rinci, foto berwarna Pola tumbuh kembang Foto ronsen Penilaian pendengaran Perilaku: psikiater/ psikolog Pemeriksaan fisik saudara kandung Med.rec lengkap dan rinci

Child Abuse Seksual


Tatalaksana delik susila Pengobatan trauma fisik Pengobatan trauma psikologis Pengobatan / pencegahan PHS Pengobatan / pencegahan kehamilan Pengumpulan bukti: pencarian pelaku (kerokan kuku, sperma, rambut, dll)

PROSES HUKUM
Prosedur pelaporan ke penyidik: pasal 108 KUHAP SOP Rumah Sakit Perlindungan saksi Jika ada SPV: buat Visum et Repertum Untuk hasil optimal: pembuatan VER sebaiknya oleh Spesialis Forensik (penjelasan pasal 133(1) KUHAP)

PROSES HUKUM
Pasal 10 UU no. 4 thn 1979 tentang
Kesejahteraan Anak: pencabutan kuasa asuh OT yang terbukti melalaikan kesejahteraan anak PP ? UU tentang kewajiban melaporkan kasus SCAN ?? UU tentang perlindungan saksi (yang melaporkan) ??

Perlindungan Anak
Anak sangat dependen terhadap orangtua, pengasuh dan keluarga Padahal pelakunya justru orangtua, pengasuh atau keluarga Penilaian tentang CARA PROTEKSI anak pasca diagnosis Peran LPA, LSM, pekerja sosial dan negara

Penutup
PUSAT KRISIS TERPADU:
Pemberian layanan medis, medikolegal, Psikososial Pembuktian Ilmiah Meningkatkan kesadaran masyarakat Advokasi reformasi hukum dan penegakan hukum yang konsekuen Perlu Mitra kerja Perlu advokasi pendanaan Pemerintah Daerah

Penutup (2)
PUSAT KRISIS TERPADU Adalah salah satu mata rantai dalam penatalaksanaan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak Sekaligus salah satu komponen jaringan yang mengadvokasi terbentuknya masyarakat yang non diskriminatif terhadap perempuan dan anak

Anda mungkin juga menyukai