Anda di halaman 1dari 12

1.

1Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan (Majid 2009: 135). Dua konsep belajar dan mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya terjadi interaksi antara siswa dan guru yang pada akhirnya, dari proses belajar mengajar akan mendapatkan hasil belajar berupa nilai berdasarkan evaluasi pembelajaran. Keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Sebuah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, sepenuhnya ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa itu sendiri di dalam kelas. Perbedaan daya serap yang dialami oleh siswa menuntut sebagai seorang guru untuk melakukan inovasiinovasi dalam pembelajaran sehingga guru tidak hanya menyajikan materi tetapi juga menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa menjadi aktif dan mudah dalam memahami materi. Proses belajar dikatakan berhasil apabila tujuan dari setiap mata pelajaran yang diajarkan dapat tercapai, untuk melihat belum sudahnya tujuan pembelajaran itu tercapai yaitu dengan menilai kemampuan siswa melalui evaluasi. Melalui evaluasi inilah akan dapat diketahui hasil belajar. Keberhasilan suatu proses belajar adalah apabila hasil belajar yang dicapai siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Rifai A dan Cathrina T. (2009:85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu. Apabila hasil belajarnya baik maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajarnya telah berhasil. Sebaliknya, apabila hasil belajarnya buruk maka dapat dikatakan proses belarnya belum berhasil. Menurut Slameto (2010: 54) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Selain diri siswa sendiri, guru juga sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa terutama dalam metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Santoso (2011: 8) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran sebagai cara-cara yang akan digunakan guru selama proses pembelajaran harus mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Berawal dari hasil observasi yang dilakukan di SMK N 1 Kendal, terdapat data hasil belajar siswa kelas X Akuntansi SMK N 1 Kendal tahun ajaran 2012/2013 yang kurang memuaskan dimana masih terdapat ketidaktuntasan siswa dalam nilai hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal 75, ketuntasan secara klasikalnya pun belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu 85%. Berikut hasil penilaian guru setelah melakukan evaluasi terhadap siswa pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar jurnal penyesuaian kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Kendal tahun ajaran 2012/2013 yang tersaji pada tabel 1.1.: Tabel 1.1. Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siswa mata Pelajaran Akuntansi kompetensi dasar menyusun jurnal penyesuaian Kelas X Ak SMK N 1 Kendal Tahun ajaran 2012/2013 Tuntas Belum Tuntas Kelas KKM Jumlah Siswa Jumlah % Jumlah % X AK 1 X AK 2 X AK 3 75 75 75 10 11 9 28,57 31,43 25,71 25 24 26 71,43 68,57 74,29 35 35 35

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan, proses pembelajaran memang masih terpusat pada guru. Siswa hanya diterangkan dan disuruh mencatat hal-hal yang penting tentang materi yang disampaikan. Namun tampaknya, pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. Hal itu terlihat pada reaksi siswa selama pembelajaran berlangsung. Terkadang guru memberi lontaran pertanyaan, namun masih terdapat siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan secara tepat. Pada akhirnya, guru merasa bahwa pembelajaran menggunakan metode ceramah saja belum mampu memaksimalkan pembelajaran sehingga diperlukan suatu alternatif penerapan strategi pembelajaran yang lain. Kenyataan ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan di SMK N 1 Kendal terhadap guru yang menggunakan metode konvensional (metode ceramah) dalam proses pembelajaran akuntansi. Selama pembelajaran berlangsung terlihat hanya siswa yang pandai saja yang tidak terlihat jenuh untuk mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir, mereka akan mendengarkan ketika guru menyuruh untuk mencatat. Namun ada sebagian siswa yang awalnya semangat mendengarkan namun lama-lama terlihat bosan dan akhirnya mengantuk atau lebih memilih mengobrol dengan teman

sebangkunya. Bagi siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata ketika guru menyuruh untuk mencatat terlihat mereka hanya mencorat-coret dengan berbagai gambar, hal ini terjadi karena mereka tidak tahu apa yang mereka harus catat. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Agar pembelajaran dapat lebih interaktif dan menyenangkan, seorang guru perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat (Santoso 2011: 14). Seorang guru harus menentukan strategi pembelajaran sesuai kriteria tersebut (tujuan pembelajaran), dan juga harus menyadari bahwa terdapat banyak metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, namun tidak ada suatu teknik yang dapat digunakan untuk semua topik pembelajaran atau mata pelajaran. Disinilah letak kreatifitas guru untuk memilih strategi yang paling sesuai (Santoso 2011: 15). Peran guru dalam proses pembelajaran harus diubah dari hanya sekedar sebagai pengajar juga menjadi fasilitator. Oleh karena itu, metode lama (pendekatan konvensional) harus ditinggalkan dan diganti dengan metode baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kretif, efektif, dan menyenangkan dalam proses belajar. Realitanya yang masih ditemukan di lapangan masih sedikit guru yang sudah mencoba menerapkan metode-metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa bukan guru, menjadikan siswa sebagai objek bukan subjek pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengembangkan ide-idenya selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan melihat permasalahan yang ada, maka diperlukan suatu pemecahan masalah yang mana penyusun menawarkan strategi pembelajaran yang baru berkembangadalah Learning Start With A Question (LSQ) yang

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Strategi LSQ merupakan suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya, dimana agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya. sehingga apabila ada materi yang belum jelas siswa dapat bertanya ketika pemnbelajaran berlangsung didalam kelas. Penerapan strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) pada pembelajaran dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapatkan tambahan penjelasan dari guru. Disisi lain juga dapat mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok (Susatyo dkk, 2009:407). Jadi, dengan strategi pembelajaran LSQ siswa diharapkan mampu lebih aktif membaca dan meningkatkan belajarnya. Beberapa penelitian tentang strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) menunjukkan hasil yang positif. Salah satunya yaitu Chin (2001: 86-100) meneliti tentang Learning In Science: What Do Students Question Tell Us About Their Thinking, menunjukkan hasil yang positif, menyimpulkan bahwa pertanyaan siswa sebagai pertanyaan informasi dasar yang memberikan kontribusi pada pengetahuan. Partisipasi siswa dalam pemebalajaran salah satunya yaitu dengan siswa mengajukan pertanyaan dari

materi yang sekiranya belum jelas dan belum bisa dikuasai. Sehingga pertanyaan siswa bisa menjadi indikator masalah belajar. Karena melalui pertanyaan yang diajukan oleh siswa, memudahkan guru untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan mengajarnya. Pembelajaran LSQ yang telah diterapkan pada penelitian sebelumnya, Eko Budi Susatyo dkk (2009: 406-412) memiliki kelemahan yaitu tidak menjamin bahwa semua siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas dan terarah. Siswa yang aktif bertanya adalah siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka tidak malu untuk bertanya mengenai konsep materi yang dianggap sulit tetapi untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah sulit untuk bertanya mengenai konsep materi yang dirasa kurang memahami. Siswa yang aktif bertanya juga sebagian adalah siswa yang

pandai, akibatnya siswa yang pandai dengan antusias tinggi dapat mengembangkan potensinya secara optimal, namun siswa dengan antusias rendah kurang mengalami perkembangan, karena tidak semua konsep yang dikontruksi setiap siswa sama. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti akan mencoba strategi LSQ menggunakan macromedia flash sebagai media dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Anitah Sri, 2008). Dengan pengertian itu, guru atau dosen, buku ajar, lingkungan adalah media pembelajaran. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya

terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Dengan memanfaatkan macromedia flash dalam proses pembelajaran dapat

merangsang partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Selama ini media pemebelajaran yang digunakan oleh guru belum mendukung kegiatan pembelajaran. Guru kurang memanfaatkan fasilitas yang ada seperti LCD dan komputer secara optimal, melainkan hanya membawa buku paket dan LKS untuk menerangkan materi pelajaran. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan ketika menerima pelajaran khususnya pada pokok bahasan jurna penyesuaian. Pokok bahasan terseut bersifat aplikatif dan teoritis sehingga seringkali siswa sulit untuk memahaminya. Oleh karena itu , kegiatan pembelajaran perlu adanya suatu alat atau media pembelajaran. Dengan menggunakan media macromedia flash, materi pelajaran dapat ditampilkan secara konkrit atau dapat diamati sehingga diharapkan siswa menjadi lebih paham tentang pokok bahasan jurnal penyesuaian. SMK

Negeri 1 Kendal sudah memiliki LCD dan ruang komputer sehingga pembelajaran dengan menggunakan media macromedia flash sesuai diterapkan di SMK Negeri 1 Kendal. Pembelajaran akuntansi dengan macromedia flash sangat menarik, karena materi dapat didesain sedemikian rupa. Macromedia flash adalah software yang dipakai luas oleh para profesional web karena kemampauannya yang mengangumkan dalam menampilkan multimedia, menggabungkan unsur teks, grafis, animasi, suara dan serta interaktivitas bagi pengguna

program animasi internet (Rizky Rahman dkk, 2008: 5). Sehingga penyajian materi dengan menggunakan media macromedia flash dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Selain itu, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan siswa tidak merasa bosan saat kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin Aris dkk (2006: 85-95) yang berjudul Learning Goal programming Using An Interactive Multimedia Courseware : Design Factors And Students Preference menyimpulkan bahwa multimedia interactive seperti macromeia flash mampu mendukung pembelajaran dibandingkan dengan media pembelajaran

tradisional. Jadi ini signifikan bahwa media pembelajaran seperti multimedia dapat meningkatkan hasil belajar.melalui macromedia flash sebagai salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang menantang daya pikir siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan kesempatan yang luas untuk mengembangkan wawasan serta menumbuhkan kreativitas siswa sehingga aktif merespon pelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan strategi pembelajaran Learning start With A Question (LSQ) sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi dan penggunaan macromedia flash dapat menarik aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran. Selain itu, macromedia flash dapat membantu guru menyusun materi dan menyajikan materi yang lebih terorganisir dan dapat menarik perhatian siswa. Sehingga dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Maka peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul

Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) Berbantuan Media Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Kompetensi Dasar Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Kendal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) berbantuan media macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi kompetensi dasar jurnal penyesuaian pada siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Kendal tahun ajaran 2013/2014?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) berbantuan media macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi kompetensi dasar jurnal penyesuaian pada siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Kendal tahun 2013/2014.

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca, yaitu dapat memberikan pengetahuan dan informasi khususnya mengenai strategi dan media pembelajaran pada mata pelajaran akuntansi dan juga dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya. Bagi peneliti yang bersangkutan, dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman langsung dalam penerapan strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) berbantuan macromedia flash.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan keaktifan siswa untuk aktif bertanya dalam kegiatan pembelajaran b. Diperoleh suatu strategi pembelajaran akuntansi yang

menyenangkan dan merangsang siswa untuk aktif serta media pembelajaran yang menarik dan interaktif meningkatkan partisipasi siswa mengikuti pelajaran 2. Manfaat bagi guru a. Sebagai referensi tentang strategi pembelajaran terutama dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi b. Menambah wawasan guru dalam menggunakan media

pembelajaran, sehingga dapat menarik aktifitas siswa mengikuti pelajaran

3. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi khususnya dan kualitas sekolah pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai