Intisari
Pada tulisan ini dirancang dan direalisasikan piranti modulator dan demodulator Binary ASK( Amplitude Shift Keying) yang mempunyai isyarat pembawa yang dapat diubah frekuensinya yaitu 5 kHz; 10 kHz; 15 kHz. Di samping itu isyarat data acak yang dihasilkan juga dapat diubah data ratenya yaitu 1.000 bps dan 2.400 bps. Dari hasil pengujian yang dilakukan, piranti tersebut dapat memodulasikan dan mendemodulasikan isyarat binary ASK dengan baik. Isyarat binary ASK 1 ditunjukkan dengan amplitudo sebesar 4,24 Vpp dan isyarat binary ASK 0 ditunjukkan dengan amplitudo sebesar 2 Vpp. Data yang diterima dan dihasilkan demodulator sama dengan data yang dikirim modulator. Kata kunci : Modulator, Demodulator, Amplitude Shift Keying
1. 1.1.
isyarat pemodulasi sehingga pesan/informasi tertumpang ke dalamnya. Modulasi pelewat pita didefinisikan sebagai proses pengubahan amplitudo, frekuensi atau fasa isyarat pembawa atau kombinasi ketiganya, diubah sesuai dengan informasi yang dipancarkan. Sedangkan demodulasi berarti proses mendapatkan kembali isyarat informasi yang sama dengan aslinya. Bentuk umum gelombang termodulasi adalah :
77
s(t) = Ac (t).cos
(1)
Adapun parameter-parameter gelombang yang dapat dimodulasikan adalah Ac(t) untuk modulasi amplitudo, dan (t) untuk modulasi sudut. Untuk modulasi sudut, bisa modulasi fase atau modulasi frekuensi, tergantung pada hubungan antara sudut (t) dan isyarat pemodulasi. Pada binary amplitude shift keying , nilai (t) adalah 0, dan persamaan isyarat termodulasinya menjadi :
s ( t) = m ( t).Ac cos c( t)
(2)
dimana m(t) mewakili data 0 atau 1. Peubah Ac memberikan pengertian bahwa amplitudo gelombang tersebut termodulasi dan mengandung informasi sesuai dengan masukan isyarat baseband pemodulasinya. Nilai m(t) tidak boleh melampaui 1 atau 100%, pada puncak-puncak negatif agar dapat menghindari distorsi. Sistem modulasi dan demodulasi binary ASK terdiri atas modulator dan demodulator.
1.2.
digital yang amplitudo gelombang pembawanya bervariasi sesuai dengan informasi yang dipancarkan. Sistem modulasi binary amplitude shift keying atau pengunci geser amplitudo biner serupa dengan modulasi amplitudo secara analog, kecuali pengunci geser amplitudo biner mempunyai masukan isyarat biner dan menghasilkan amplitudo yang berbeda sesuai dengan isyarat masukan. Persamaan isyarat binary ASK adalah sebagai berikut :
(3)
dengan m(t) = 1 atau 0, Ac adalah amplitudo gelombang pembawa, fc adalah frekuensi pembawa, dan T adalah durasi bit. Berikut ini adalah gambar isyarat binary ASK.
78
2.
Pembangkit data acak Gambar 2. Blok Diagram Modulator Binary ASK. Modulator binary ASK tersusun atas untai osilator isyarat pembawa, untai pembangkit clock, untai pembangkit gelombang acak, dan untai pengali (multiplier). Prinsip kerja modulator binary ASK dijelaskan sebagai berikut. a. Untai osilator isyarat pembawa akan menghasilkan isyarat pembawa dengan frekuensi : 5 kHz; 10 kHz; 15 kHz. Nilai frekuensi pembawa yang ada akan ditampilkan oleh untai penampil frekuensi pembawa. b. Sedangkan isyarat data acak akan dihasilkan oleh pembangkit gelombang acak. Nilai data rate yang sedang bekerja akan ditampilkan oleh untai penampil data rate. c. Isyarat data dan isyarat pembawa tersebut kemudian akan dikalikan oleh pengali, sehingga didapatkan isyarat binary ASK.
79
Osilator yang berfungsi sebagai feedback positif, menghasilkan isyarat keluaran secara terus menerus tanpa adanya isyarat masukan. Sedangkan pengali berfungsi untuk mengalikan isyarat data dengan isyarat pembawa. Sehingga didapatkan isyarat binary ASK yang bernilai 0 dan Ac cos(ct). Pada binary ASK, laju bit (bit rate) dihitung dengan cara 1/Tb. Bit rate tersebut besarnya sama dengan frekuensi clock untai pembangkit clock.
TP1
RB 20k RA 1k
+ 1uF
Gambar 3. Untai Osilator Isyarat Pembawa. Osilator isyarat pembawa dengan XR-2206 tersebut, frekuensi osilasinya dihitung sebagai berikut : f=
1 Hz RC
(4)
80
dengan R adalah jumlah resistor yang terdapat pada pin 7 (R1 + 1 k#).
RA 1k
RB 10 k
C 100nF
C1 10nF
Gambar 4. Untai Osilator Isyarat Clock. Hubungan antara frekuensi dan nilai resistor dan kapasitor diberikan oleh persamaan berikut :
f =
(RA
1 , 44 Hz + 2RB) C
(5)
81
Gambar 5. Untai Pembangkit Data Acak. Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa tap dari shift register diambil pada keluaran keluaran D flip-flop tahap ke 3(Q3) dan ke 4(Q4).
82
Envelope detector
Komparator
Data acak
Gambar 7. Blok Diagram Demodulator Binary ASK. Demodulator binary ASK pada dasarnya tersusun atas envelope detector dan komparator. Prinsip kerja demodulator binary ASK dijelaskan sebagai berikut. a. Sinyal binary ASK yang diterima, dideteksi dengan menggunakan untai envelope detector. b. Kemudian sinyal binary ASK yang telah dideteksi tersebut dilewatkan pada untai komparator yang berguna untuk menentukan logika 0 dan 1.
Untai envelope detector di sini terdiri dari untai penyangga, untai pembalik fasa, dan untai tapis lolos bawah Butterworth orde pertama. Sedangkan untai komparator tersebut berfungsi untuk membandingkan tegangan isyarat keluaran envelope detector dengan tegangan referensi. Prinsip kerjanya adalah ketika tegangan masukan (Vin) melebihi Vref, maka keluaran komparator (Vo) mengambil harga yang sangat berbeda dari harga Vo yang didapatkan jika Vin lebih kecil dari Vref. Untuk untai ini, bila Vin > Vref, maka VO bernilai 5 V. Dan bila Vin < Vref, maka VO bernilai 0 V. Di sini digunakan Vref senilai 3 V.
83
R3 1k 12V R1 1k + LM741 R5 1k
R6 1k 12V + LM741 R9 1k
R2 1k -12V
R4 10k -12V
R7 10k
R8 50k
C2 10nF -12V
R11 10k
Gambar 8. Untai Envelope Detector. Kapasitor penghalang (C1) diperlukan sebab terjadi offset bila isyarat binary ASK langsung diterima. Fungsi kapasitor penghalang adalah untuk menghalangi tegangan DC dan melewatkan tegangan AC. Persamaan isyarat keluaran envelope detector adalah : y(t) = m(t)+ Ac cos $ct dengan m(t) adalah isyarat data acak. Gambar 9 berikut ini adalah gambar untai penyangga.
R2 1k
(6)
12V RA 1k + LM741 Vo
RB 1k V2 -12V
RL 10k
R2 (V1 ) RA
(7)
84
Tegangan keluaran untai penyangga tersebut masih dalam bentuk tegangan minus, sehingga diperlukan untai pembalik fasa untuk memperoleh tegangan positif. Pada Gambar 10 berikut ini adalah untai pembalik fasa.
R2 1k 12V Vi R1 1k + LM741 Vo
RL 10k -12V
Gambar 10. Untai Pembalik Fasa. Untai pembalik fasa tersebut, nilai penguatannya adalah sebesar:
Av =
R2 R1
(8)
Pada Gambar 11 berikut ini adalah untai tapis lolos bawah Butterworth orde pertama.
R2 1k R1 1k 12V + LM741 Vi R3 50k C1 10nF -12V R4 10k Vo
Gambar 11. Untai Tapis Lolos Bawah Butterworth Orde Pertama. Tapis lolos bawah berfungsi untuk melewatkan frekuensi rendah. Jadi dengan adanya tapis lolos bawah dapat menghilangkan isyarat frekuensi tinggi(isyarat pembawa) dan melewatkan isyarat frekuensi rendah (isyarat data acak). Nilai resistor yang diperlukan untuk melewatkan frekuensi tertentu, dapat diketahui dari:
85
f=
1 Hz 2RC
(9)
Nilai C ditetapkan dahulu (untuk untai ini, penulis menggunakan C = 10 nF). Besarnya nilai RC harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan tetapan waktu (time constant) yang cukup besar agar isyarat pembawa bisa tuntas ditapis tetapi masih cukup cepat untuk mengikuti perubahan frekuensi modulasi yang tertinggi.
3.2. Komparator
Pembanding (komparator) adalah untai yang membandingkan tegangan masukan (Vin) dengan tegangan referensi (Vref). Komparator di sini prinsipnya adalah bila Vin > Vref, maka VO bernilai 5 V. Dan bila Vin < Vref, maka VO bernilai 0 V. Di sini digunakan Vref senilai 3 V. Gambar 12 adalah untai komparator yang menggunakan komponen LM339 (low power low offset voltage quad comparators). Untai komparator tersebut berfungsi untuk mendapatkan kembali isyarat data acak
5 V
Rref 20 k R1 20 k
Vref
3 k LM339 TP 7
Vref =
R1 Vcc R1 + Rref
(10)
86
4. 4.1.
Gambar 13. Isyarat Pembawa. Dari Gambar 13 terlihat bahwa isyarat sinus yang dihasilkan sudah mempunyai amplitudo sebesar 4,24 Vpp.
Gambar 14. Isyarat Data Acak. Gambar 14 adalah isyarat data acak yang mempunyai kecepatan 1000 bps dan 2400 bps. Bila data rate makin tinggi, maka makin rapat pula isyaratnya, dan begitu pula sebaliknya.
87
Data rate = 1.000 bps: frekuensi pembawa=5 kHz. frekuensi pembawa=10 kHz. frekuensi pembawa=15 kHz.
Data rate = 2.400 bps: frekuensi pembawa =5 kHz. frekuensi pembawa=10 kHz. frekuensi pembawa=15 kHz.
Gambar 15. Isyarat Binary ASK yang Dikirimkan dan Diterima. Dari Gambar 15 tersebut terlihat bahwa isyarat binary ASK sudah bagus dan stabil. Terlihat pula bahwa isyarat binary ASK yang dikirimkan sudah sama dengan isyarat binary ASK yang diterima. Nilai 1 isyarat binary ASK ditunjukkan dengan 4,24 Vpp dan nilai 0 isyarat binary ASK ditunjukkan dengan 2 Vpp .
88
4.2. 4.2.1.
Saluran 1 = Isyarat binary ASK yang diterima. Saluran 2 = Isyarat keluaran envelope detector.
Data rate = 1.000 bps: frekuensi pembawa=5 kHz. frekuensi pembawa=10 kHz. frekuensi pembawa=15 kHz.
Data rate = 2.400 bps: frekuensi pembawa=5 kHz. frekuensi pembawa=10 kHz. frekuensi pembawa=15 kHz.
Gambar 16. Isyarat Keluaran Envelope Detector. Dari Gambar 16 tersebut terlihat bahwa envelope detector telah berhasil mendeteksi sampul positif isyarat binary ASK.
89
4.2.2.
Saluran 1 = Isyarat binary ASK. Saluran 2 = Isyarat data acak keluaran untai komparator.
Data rate = 1.000 bps: frekuensi pembawa=5 kHz. frekuensi pembawa = 10 kHz. frekuensi pembawa=15 kHz.
Data rate = 2.400 bps: frekuensi pembawa=5 kHz. frekuensi pembawa=10 kHz. frekuensi pembawa=15kHz.
Gambar 17. Isyarat Data Acak Keluaran Untai Komparator. Dari Gambar 17 tersebut terlihat bahwa data acak keluaran dari komparator sudah bagus dan stabil. Bila data rate makin tinggi, maka makin rapat pula isyaratnya dan begitu pula sebaliknya.
5.
1.
Kesimpulan
Untuk memodulasi isyarat pembawa dan isyarat data acak digunakan IC 4066(IC saklar analog), sehingga dihasilkan isyarat binary ASK. 2. Deteksi non koheren (dengan menggunakan envelope detector) dapat mendeteksi data acak dengan baik.
90
3.
Data rate makin tinggi, maka makin rapat pula isyarat datanya dan begitu pula sebaliknya.
Daftar Pustaka
1. Krauss, Herbert L.; Bastian, Charles W.; Raab, Frederick H., 1990, Teknik Radio Benda Padat, Universitas Indonesia(UI-Press) Jakarta. 2. Lee, Charles, Amplitude Shift Keying (ASK) Modulation. 3. Pursley, Michael B., 2005, Introduction to Digital Communications, Pearson Prentice Hall. 4. Stremler, Ferrel G., 1982, Introduction to Communication Systems, AddisonWesley.
91
92