Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Kegiatan masyarakat saat ini tidak lepas dari komunikasi, setiap hari

komunikasi sering ditemukan saat akan melakaukan interaksi dalam masyarakat. Kegiatan ini menjadi hal utama dilakukan, karena tanpa itu akan banyak tertinggal informasi. Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi dengan evolusi pada organisme awal kehidupan, maka digunakan sinyal-sinyal

untuk reproduksi. Seiring

kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. . Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau

sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk barang antik, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai penemuan yang revolusioner, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Melihat teknologi semakin maju, masyarakat mulai mengikuti dengan menggunakan telepon satelit / handphone.

Teleponsatelit..adalah..suatu..layanan telekomunikasi berupa telepon tanpa k abel yang menempatkan base transceiver station (BTS) nya di udara sehingga memiliki jangkauan lebih luas dibanding telepon berbasis GSM yang menempatkan BTS-nya di darat. Karena memiliki jangkauan yang luas, telepon satelit dapat digunakan di derah pegunungan, pedalaman hingga di tengah lautan. Berbeda dengan telepon GSM yang jangkauannya terbatas. Telepon satelit infrastruktur yang ada di bumi untuk melakukan panggilan. Semakin banyaknya pengguna telepon satelit, maka provider terus berlomba untuk menambah menara operator / base transceiver station untuk memperbaiki pelayanan. Pertumbuhan BTS mampu melayani konsumen dalam menikmati provider, sebelumnya sinyal provider memiliki beberapa permasalahan. Diantaranya kualitas suara buruk, sinyal yang tidak menjangkau pada lokasi tertentu. Namun pertumbuhan BTS yang terus menyebar luas di beberapa tempat dalam jumlah yang banyak, menimbulkan permasalahan di lingkungan Masyarakat sekitar BTS. Maraknya pembangunan menara base transceiver station (BTS) di wilayah perkotaan, tidak hanya merusak tata ruang dan peruntukkan kawasan. Namun, juga sudah tidak mengindahkan dampak sosial yang ditimbulkan bagi masyarakat sekitar. Sebab, tak jarang menara tersebut dibangun dekat pemukiman warga, bahkan ada juga yang di atas fasilitas ibadah seperti masjid sehingga keberadaannya meresahkan warga sekitar. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat pentingnya peraturan menara operator di wilayah perkotaan. Agar dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan dari pembangunan Base Transceiver Station yang belum tertata. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan fungsi Base Transceiver Station ? 2. Bagaimana dampak dari keberadaan Base transceiver Station ? 3. Mengapa perlu adanya peraturan keberadaan Base transceiver Station tidak ...menggunakan

C.

Tujuan Agar pembaca makalah mampu :

1. Mengetahui pengertian dan fungsi Base Transceiver Station 2. mengetahui dampak dari keberadaan Base transceiver Station 3. mengetahui pentingnya peraturan keberadaan Base transceiver Station

II. PEMBAHASAN

A. Base Transceiver Station Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan berkomunikasi, maka di Indonesia,juga sudah dirambah oleh teknologi wireless telecomunication atau seluler. Teknologi tersebut membutuhkan tower-tower sebagai titik (node) untuk meletakkan peralatan telekomunikasi sehingga satu pelanggan dapat berkomunikasi dengan pelanggan lainnya di wilayah itu maupun di wilayah lainnya. Lokasi pendirian tower di Indonesia bermacam-macam, sebagian besar berada Indonesia. Pada umumnya, lokasi tower berada pada sebuah lahan kosong yang dikhususkan untuk pendirian tower. Pendirian tower BTS oleh para operator pada umumnya kurang memperhatikan tata kota, yang terjadi hingga kini lokasi tower dapat berada pada tempat manapun. Lokasi pendirian tower telah berada pada pemukiman penduduk padat. Hal tersebut dikarenakan belum optimalnya implementasi aturan tentang pembangunan BTS. Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM yang berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan dengan MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)). Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio

Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan: meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan. menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama. B. Dampak Keberadaan Base Transceiver Station Perkembangan teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang telekomunikasi mendorong berbagi operator provider untuk mengembangkan kualitas jaringan mereka. Salah satu cara yang mereka lakukan guna tercapainya kualitas jaringan yang bagus dalam bidang komunikasi adalah dengan cara memperbanyak jumlah bts atu masyarakat kerap menyebutnya dengan tower seluler dan ada juga yang menyebutnya dengan nama tower pemancar sinyal. Banyak diantara mereka yang belum tau dari dampak pembangunan tower bts tersebut. Hal ini seiring dengan minimnya tingkat pendidikan di Indonesia sehingga mereka dengan mudah dapat di iming-imingi sesuatu yang ternyata dibalik iming-iming itu ada dampak bahaya yang sangat besar bagi mereka. Berikut ini beberapa fakta kasus di daerah perkotaan:

1. Provinsi DKI Jakarta Sedikitnya ada 3.400 menara BTS yang tersebar di Jakarta. Dari jumlah itu, sebanyak 840 menara berada di Jakarta Selatan. Sesuai Pergub No 89 Tahun 2006 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi, sebagian besar dari menara harus dibongkar. Selain izin yang sudah kedaluwarsa, rencana pembongkaran itu terkait dengan pengaturan tata ruang untuk menara telekomunikasi. Berdasarkan Pergub itu pula, setiap operator tidak bisa mendirikan menara BTS sendiri-sendiri, tetapi harus bergabung atau mendirikan menara bersama operator lain. Hal ini untuk mencegah Jakarta jadi hutan menara. 2. Kota Yogyakarta Pemkot Yogyakarta dan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) akhirnya sepakat untuk melindungi 109 menara telekomunikasi eksisting milik seluruh operator sampai Juni 2011. Dalam kesepakatan bersama tersebut, keduanya sepakat, menara yang telah berdiri sebelum 30 Maret 2009 namun belum berizin dan tidak

berada di zona larangan, tetap diperbolehkan untuk beroperasi dengan syarat izinnya diurus segera. Jangka waktu kesepakatan bersama tersebut adalah tiga tahun yaitu hingga 25 Juni 2011. Penandatanganan kesepakatan bersama tersebut sejalan dengan kebijakan dari pemerintah pusat yang tertuang dalam Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menkominfo serta Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), No.18/2009 Tentang pedoman pembangunan dan penggunaan bersama menara telekomunikasi.

3. Semarang Warga RT 5 RW 1 Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, menolak pembangunan menara base transceiver station atau BTS operator seluler Axis karena berpotensi mengganggu kenyamanan dan keselamatan. a. Radiasi BTS dapat memicu kanker Meskipun ada dua pendapat yang berbeda yang satu mengatakan bahwa radiasi BTS sangat kecil dan tidak berbahaya, sedangkan yang satu lagi mengatakan bahwa radiasi BTS itu sangat berbahaya dan menyebabkan kanker. Cenderung lebih percaya dari pernyataan ke dua, mengapa? Ada dua hal yang membuat masyarakat percaya dengan nomor dua, yang pertama sekolah jurusan listrik sangat mengerti betul tentang radiasi. Kita tau bahwa BTS menggunakan daya energi yang sangat besar sehingga kemungkinan radiasi juga besar. Yang kedua lebih diyakinkan dengan penelitian seorang peneliti dari India yang bernama Prof Girish Kumar. Beliau mengatakan bahwa dampak radiasi BTS sangat fatal dan dapat memicu kanker. Jadi jelas saja lebih percaya dengan pernyataan kedua dari pada pernyataan pertama yang tanpa ada bukti dan penelitian. b. Menurunkan sistem kekebalan tubuh Berdasarkan penelitian di India ternyata BTS mengeluarkan medan elektromagnetik. Medan elektromagnetik dari BTS inilah yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. c. Mudah terserang penyakit

Hal ini masih berkaitan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang lemah dalam sistem kekebalan tubuh maka akan mudah sekali untuk terserang penyakit. Contohnya saja penyakit HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh, penderita penyakit tersebut akan mudah sekali terserang penyakit. d. Mudah terkena petir Seperti kita tau petir akan lebih suka menyambar sesuatu yang tinggi dan terutama lancip. Bentuk BTS yang tinggi dan lancip menjulang menjadi sasaran empuk petir, namun tenang saja karena di setiap BTS sudah dipasang anti petir (grounding) yang sangat baik sekali (R<1 Ohm). Meskipun demikian jika rumah masyarakat dekat dengan BTS maka mereka akan tetap merasakan dampak dari tersambarnya BTS oleh petir. e. Bahaya BTS roboh Hal ini yang sering kali menjadi pertimbangan masyarakat jika BTS suatu saat akan roboh. Mengingat BTS yang semua bagiannya terbuat dari besi, sangat tinggi dan tentunya berat bayangkan jika rumah tertimpa oleh BTS, apa yang akan terjadi? Ditambah lagi dengan angin kencang yang sering terjadi di Indonesia semakin membuat was-was warga yang dekat dengan BTS. C. PENATAAN LOKASI MENARA BTS MENURUT KEPENTINGAN PASAR DAN KINERJA Pemerintah memiliki peran sebagai regulator yang menyediakan rambu-rambu dalam pembangunan suatu menara BTS. Keinginan Pemerintah dalam menata menara BTS agar tidak terlalu berlebihan di daerahnya, secara filosofis tidak boleh mengorbankan kepentingan rakyat, yang diwakili oleh pelanggan, dan masyarakat sekitar menara. Maka dari itu, diperlukan strategi yang disusun secara hati-hati, agar penataan menara BTS yang terjadi, tidak mengganggu kepentingan pasar dan kinerja, yang pada akhirnya merugikan rakyat (pelanggan).
1.

Penataan Lokasi Menara BTS Menurut Kepentingan Pasar

Pasar dalam konteks studi ini, memiliki 2 (dua) makna, yaitu : I. Pasar operator, yang dalam hal ini pelanggan di wilayah operasional operator yang mengalami penataan; II. Pasar industri telekomunikasi di wilayah penataan.

Proses penataan menara BTS dari lokasi eksisting pada suatu lokasi yang baru, memiliki potensi untuk mengganggu dua jenis pasar tersebut jika tidak dilakukan secara tepat. Pasar operator, dalam hal ini pelanggan akan terganggu, sekaligus juga memberikan sinyal-sinyal negatif mengenai kondisi lingkungan investasi dalam industri telekomunikasi di wilayah penataan. Beberapa contoh proses penataan yang mengganggu adalah adanya penumbangan menara. Operator dipaksa untuk segera melakukan proses pemindahan BTS dari lokasi satu ke lokasi lainnya dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini menimbulkan tambahan biaya yang besar, yang menyebabkan tujuan dari penataan menara BTS agar terjadi efisiensi menjadi tidak tercapai. Proses penataan menara BTS sesuai kepentingan pasar juga melibatkan kepastian dalam hal perijinan. Kepastian yang dimaksud adalah kepastian dalam hal waktu keluarnya perijinan dan kepastian besarnya tarif yang mesti dibayarkan.
2.

Penataan Lokasi Menara BTS Menurut Kepentingan Kinerja

Kinerja layanan jaringan yang baik dinyatakan dengan standar kinerja sesuai dengan Permenkominfo No 12 dan 13 Tahun 2008 berupa parameter persentase drop call yang kurang dari 5%, persentase call yang tidak mengalami drop maupun block harus lebih dari 90% dan persentase keberhasilan pengiriman SMS tidak lebih dari 3 menit adalah lebih dari 75%. Kinerja layanan jaringan akan fluktuatif bergantung pada dinamika trafik dan jumlah pelanggan yang mengakses jaringan tersebut. Oleh karena itu, pengukuran kinerja layanan harus dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa kinerja layanan senantiasa berada di atas standar. Untuk melihat efek dari penataan terhadap kinerja layanan jaringan, diperlukan langkah pengukuran sebelum dan sesudah penataan. Untuk melihat efek dari proses penataan dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran di daerah-daerah yang

sedang mengalami penataan. Namun demikian, angka pencapaian penggunaan menara bersama hendaknya dapat dipantau secara periodik. Kinerja layanan jaringan sebagian besar akan ditentukan oleh kualitas di air interface (kondisi akses antara BTS dengan user). Parameter kualitas air interface ditentukan oleh banyak parameter dan bergantung pada jenis teknologi yang digunakan. Parameter kualitas air interface untuk berbagai teknologi seperti CDMA, GSM dan UMTS dapat berbeda. Contoh parameter air interface RX_Level (received signal level), Tx_PO (Transmit Power), Eb/Io, S/N, dll. Dalam penataan menara BTS harus dapat dipastikan bahwa semua parameter kualitas air interface memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh masing-masing teknologi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan sel yang komprehensif melibatkan

karakteristik/parameter penting dalam setiap teknologi. D. Peraturan pemerintah tentang pembangunan dan zona BTS Kementerian Pekerjaan Umum terbitkan peraturan pemerintah (Permen) tentang zonasi menara telekomunikasi (base tranceiver station/BTS). Permen itu menjadi pedoman bagi pemerintah daerah (pemda) dalam rangka menyusun peraturan daerah (perda) tentang tata tuang jaringan telekomunikasi. Seperti yang diutarakan oleh Direktur Penataan Ruang Nasional Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Iman Soedrajat , regulasi zonasi BTS itu adalah upaya penataan ruang di perkotaan dan sebagai pemberian suatu kepastian ruang bagi operator telekomunikasi dalam membangun infrastruktur telekomunikasinya. penataan ruang bagi pendirian BTS itu harus lebih dilaksanakan dan selalu memperhatikan aspek kenyamanan visual dan lingkungan. Regulasi BTS hanya fokus pada penataan ruang satu kawasan saja. Sedangkan ketentuan teknis konstruksi BTS itu diatur oleh direktorat lain Pembahasan regulasi tentang zonasi BTS itu melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Regulasi Permen menetapkan zonasi BTS di ruang terbuka umum, kawasan wisata, cagar budaya, dan tempat vital yang menggambarkan simbol

kenegaraan.Akan diatur soal jarak, tempat mana yang boleh dibangun dan mana yang tidak boleh. Peraturan Daerah BTS Terkait di Daerah
1. Kota Yogyakarta, Provinsi DIY

Penataan penempatan lokasi menara telekomunikasi dengan kewajiban penggunaan bersama diawali dengan terbitnya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pembangunan Menara Telekomunikasi tanggal 27 Februari 2007. Aturan yang selanjutnya yang pernah berlaku di Kota Yogyakarta adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 29 Tahun 2008 Tentang Pengendalian Pembangunan Menara Telekomunikasi yang memuat pelarangan sementara pembangunan menara telekomunikasi selama 6 bulan 20 hari sejak tanggal 11 Juni hingga 31 Desember 2008 untuk memberikan waktu penyelesaian penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Penempatan Lokasi Menara Telekomunikasi Bersama di Yogyakarta. Aturan yang berlaku saat ini di wilayah Kota Yogyakarta adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Menara Telekomunikasi yang memuat ketentuan-ketentuan lebih rinci dan telah didasari maksud untuk mengimplementasikan Peraturan Bersama Mendagri, MenPU, Menkominfo dan Kepala BKPM No. 18/2009, 07/PRT/M/2009, 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, 3/P/2009 Tanggal 30 Maret 2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi (PerBer 2009).
2. Provinsi DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan pemerintah wilayah daerah otonom yang pertama kali menerbitkan peraturan tentang penataan menara telekomunikasi bersama melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 101 Tahun 2001. Peraturan tersebut kemudian mengalami beberapa kali revisi, hingga yang terakhir berlaku merupakan revisi dari Peraturan Gubernur DKI Nomor 1 Tahun 2006, yaitu Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 89 Tahun 2006 Tanggal 22 September 2006

Tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3. Kota Batam Provinsi, Kepulauan Riau

Sejarah regulasi pembangunan dan penggunaan bersama menara telekomunikasi terdokumentasikan dalam rentetan peraturan daerah berikut: Peraturan Walikota Batam Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pengaturan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Wilayah Kota Batam; Peraturan Walikota Batam Nomor 31 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Batam Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pengaturan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Wilayah Kota Batam tanggal 24 Desember 2008; Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam tanggal 30 Juli 2009.

III.

PENUTUP Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM

yang berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan dengan MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. Beberapa dampak ditimbulkan oleh keberadaan BTS, radiasi BTS dapat memicu kanker, menurunkan sistem kekebalan tubuh, mudah terserang penyakit, mudah terkena petir, bahaya BTS roboh Pemerintah memiliki peran sebagai regulator yang menyediakan ramburambu dalam pembangunan suatu menara BTS. Diantaranya penataan lokasi menara BTS menurut kepentingan pasar, penataan dan penataan lokasi menara BTS menurut kepentingan kinerja. Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum terbitkan peraturan pemerintah (Permen) tentang zonasi menara telekomunikasi (base tranceiver station/BTS). Permen itu menjadi pedoman bagi pemerintah daerah (pemda) dalam rangka menyusun peraturan daerah (perda) tentang tata tuang jaringan

telekomunikasi. Sejarah regulasi pembangunan dan penggunaan bersama menara

telekomunikasi terdokumentasikan dalam rentetan peraturan daerah Peraturan Walikota Batam Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pengaturan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Wilayah Kota Batam; Peraturan Walikota Batam Nomor 31 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Batam Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pengaturan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama di Wilayah Kota Batam tanggal 24 Desember 2008; Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam tanggal 30 Juli 2009.

DAFTAR PUSAKA http://phamandos.blogspot.com/2010/10/mengetahui-sedikit-tentangbase.html http://telecomeducation.blogspot.com/2008/10/apa-itu-bts.html http://id.wikipedia.org/wiki/Base_Transceiver_Station http://portal.paseban.com/article/4184/base-transceiver-station http://www.malang-post.com/tribunngalam/70346-kendalikan-menaraoperator-seluler http://dinkominfo.surabaya.go.id/dki.php?hal=detail_berita&id_berita=188 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pemerintah-akhirnyakeluarkan-aturan-bts-base-transceiver-station/ http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=48895 http://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_satelit http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi http://dampakteknologi-dunia.blogspot.com/2013/04/dampak-efeknegatif-bts-atau-tower.html

Anda mungkin juga menyukai