Anda di halaman 1dari 58

KATA PENGANTAR

Pekerjaan Penyusunan Materi Teknis dan Raperpres RTR KAPET Palapas pada Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2012 dengan maksud untuk mewujudkan kepastian hukum Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Palapas sebagai penggerak utama perekonomian wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kurun waktu 7 bulan, dengan pembagian 3 bulan di awal untuk penyempurnaan materi teknis dan sisanya untuk penyempurnaan draft raperpres RTR KAPET Palapas. Laporan Bulanan yang disajikan ini berisikan data pekerjaan secara umum termasuk lokasi dan lingkup pekerjaan, pendayagunaan personil, kegiatan yang sudah dilakukan, dan rencana kerja konsultan untuk periode bulan yang selanjutnya, beserta lampiran-lampiran terkait kegiatan selama bulan berjalan. Laporan Bulanan kali ini merupakan laporan kemajuan periode bulan September 2012. Semoga penyajian laporan bulanan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Demikian atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Palu, September 2012

PT.SARANABUDI PRAKARSARIPTA

Laporan Bulanan September i Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ i DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL............................................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... iiv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1 1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................................................... 2 1.3 Sasaran ............................................................................................................................. 2 1.4 Manfaat............................................................................................................................ 3 1.5 Lokasi Kegiatan ................................................................................................................ 3 1.6 Standar Teknis.................................................................................................................. 5 1.7 Studi-studi Terdahulu ...................................................................................................... 5 1.8 Referensi Hukum.............................................................................................................. 5 1.9 Lingkup Kegiatan .............................................................................................................. 5 1.10 Keluaran .......................................................................................................................... 7

BAB 2 PENDAYAGUNAAN PERSONIL ........................................................................................... 8 2.1 Pelibatan Personil ............................................................................................................ 8 2.2 Uraian Kegiatan Personil yang Dilakukan ........................................................................ 9

BAB 3 KEGIATAN YANG SUDAH DILAKUKAN ............................................................................. 14

BAB 4 RENCANA KEGIATAN BULAN YANG AKAN DATANG ...................................................... 16

LAMPIRAN 1. 2. Outline Materi Teknis Konsep Struktur dan Pola Ruang Draft Raprepres pasca konsultasi bulan september

3.

Laporan Bulanan September ii Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 4.1 Pelibatan Personil ............................................................................................. 8 Kegiatan Personil .............................................................................................. 9 Rencana Kerja Konsultan Bulan Oktober 2012 ............................................... 16

Laporan Bulanan September iii Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Lingkup Wilayah Kajian ................................................................................. 4 Dokumentasi Presentasi Laporan Antara ................................................... 14 Dokumentasi Pertemuan dengan Tim Supervisi dan Konsultan Pengawas .................................................................................................... 15

Laporan Bulanan September iv Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pemerintah telah

mengambil langkah dan kebijakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia melalui penetapan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

(KAPET). KAPET diharapkan dapat berperan sebagai penggerak utama (prime mover) pertumbuhan ekonomi wilayah melalui pengembangan daya saing produk unggulan sesuai dengan kompetensi sumber daya lokal, serta memberikan kemudahan-

kemudahan bagi dunia usaha untuk berperan serta dalam kegiatan pembangunan. Dalam pelaksanaannya sejak ditetapkan pada tahun 1998, belum banyak perubahan signifikan dalam pengembangan KAPET. Walaupun banyak kegiatan investasi di kawasankawasan KAPET, namun sebagian besar hal tersebut baru pada tahap minat dan keinginan yang belum diwujudkan dalam investasi sesungguhnya. Komitmen pengembangan KAPET mulai menguat dengan lahirnya PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), dimana KAPET telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang penataan ruangnya

diprioritaskan. PP RTRWN telah menetapkan 13 (tiga belas) lokasi KAPET, salah satunya adalah KAPET Palapas di Provinsi Sulawesi Tengah. KAPET PALAPAS merupakan reposisi dari KAPET Batui, yang dibentuk berdasarkan KEPPRES No. 168 Tahun 1998. Wilayah KAPET Batui meliputi seluruh sebagian wilayah Kabupaten Banggai, Kabupaten Tojo Una-Una, dan Kabupaten Morowali. Sejak keluarnya SK Gubernur Nomor: 800/I.A.01/KT KAPET.PLPS/12/2008, yang memindahkan lokasi KAPET Batui

menjadi KAPET Palapas. Wilayah KAPET Palapas meliputi 4 kabupaten/kota yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi.

Laporan Bulanan September 1 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

Atas dasar itu, perlu segera disiapkan penataan ruang KAPET yang akan ditetapkan melalui Peraturan Presiden. Dengan dukungan legalitas ini, KAPET diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya, serta membentuk keterkaitan dengan daerah sekitarnya dalam suatu keterpaduan sistem ekonomi wilayah. Upaya ini juga seiring dengan pelaksanaan kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana keberadaan 13 KAPET tersebar di lima Koridor Ekonomi, yaitu Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi PapuaKepulauan Maluku. Dalam rangkaian proses penyusunan Rancangan Perpres tentang RTR KAPET ini terlebih dahulu perlu disusun dokumen kajian teknis sebagai landasan ilmiah yang memenuhi kaidah-kaidah filosofis, yuridis, sosiologis, dan empiris, sehingga jangkauan pengaturan Rancangan Perpres tersebut menjadi jelas. Dokumen tersebut selanjutnya akan menjadi masukan utama bagi penyusunan Rancangan Perpres tentang RTR KSN KAPET Palapas. Untuk itu, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun Anggaran 2012 ini melakukan kegiatan Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Perpres RTR KSN KAPET Palapas.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah menyiapkan materi teknis sebagai bahan penetapan dan rancangan perpres tentang RTR KSN KAPET Palapas. Tujuan pekerjaan ini adalah tersusunnya RTR KSN KAPET Palapas yang telah

disepakati oleh pemerintah kabupaten, provinsi dan kementerian/lembaga yang terkait.

1.3 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah: a. b. c. Tersusunnya Materi Teknis RTR KSN KAPET Palapas; Tersusunnya Draft Raperpres RTR KSN KAPET Palapas; Tersusunnya Peta RTR KSN KAPET Palapas.

Laporan Bulanan September 2 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

1.4 Manfaat
Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan kesamaan persepsi

pengembangan wilayah antara stakeholders terkait, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses legalisasi Rancangan Perpres tentang RTR KSN KAPET Palapas.

1.5 Lokasi Kegiatan


Pekerjaan Konstruksi Penyusunan Materi Teknis dan Raperpres RTR KAPET Palapas Tahun Anggaran 2012 dilaksanakan di Jakarta, sedangkan lingkup wilayah kajian meliputi KSN KAPET Palapas yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah mencakup 1 Kota dan 3 kabupaten, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi (lihat gambar).

Laporan Bulanan September 3 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

Gambar 1.1 Lingkup Wilayah Kajian


Sumber: BP KAPET Palapas, 2009

Laporan Bulanan September

Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

1.6 Standar Teknis


Pelaksanaan pekerjaan penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Perpres RTR KSN KAPET Palapas ini minimal harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait.

1.7 Studi-studi Terdahulu


Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait dengan kegiatan ini adalah segala sesuatu data, informasi, analisis, dan kajian terukur yang dapat dijadikan dasar dalam

penyusunan Rancangan Perpres tentang RTR KSN KAPET Palapas. Studi-studi terdahulu yang sudah dilakukan meliputi: 1. 2. 3. Penyusunan RTR KAPET Palapas pada tahun 2009 Sinkronisasi Dukungan Program Infrastruktur KAPET Palapas, 2009 Review Potensi Pengembangan KAPET Palapas, 2011

1.8 Referensi Hukum


Referensi hukum terkait pekerjaan ini di antaranya: 1. 2. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), 3. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Ruang. Penyelenggaraan Penataan

1.9 Lingkup Kegiatan


Berdasarkan KAK lingkup kegiatan penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas meliputi kegiatan sebagai berikut. 1. Melakukan kajian peraturan perundang-undangan yang terkait dan kepres 150 tahun 2000 dengan pengembangan wilayah KAPET Palapas, seperti PP No. 26 tahun 2008, Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, Perpres 32 Tahun 2011 tentang MP3EI, maupun peraturan perundang-undangan sektoral. 2. Melakukan review terhadap RTR KSN KAPET Palapas yang telah disusun oleh BP KAPET di daerah.

Laporan Bulanan September 5 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

3.

Pengadaan peta kerja dalam bentuk digital (peta rupa bumi dan citra satelit serta interpretasinya).

4. 5.

Melakukan survey lapangan dan pengumpulan data. Melakukan kajian kondisi ekonomi di bidang ekonomi kawasan (lokal dan eksternal), ketersediaan iinfrastruktur kawasan, geologi dan tata lingkungan, lingkungan hidup di KAPET Palapas, termasuk kajian daya saing dan komoditas unggulan KAPET Palapas.

6.

Melakukan kajian awal terkait penyusunan KLHS, sekurang-kurangnya : - Melakukan base line data bersamaan dengan survey lapangan - Melakukan analisis base line data - Merumuskan isu strategis lingkungan hidup - Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait. - Memberikan masukan terhadap konsep pengembangan KAPET Palapas.

7. 8. 9

Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang KAPET Palapas. Perumusan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang KAPET Palapas. Penyiapan peta tematik termasuk peta rencana pola ruang dan struktur ruang.

10. Penyepakatan konsep pengembangan KAPET Palapas. 11. Perumusan arahan pemanfaatan ruang yang berisikan indikasi program. 12. Perumusan arahan pengendalian. 13. Melakukan kajian dan merumuskan konsep kelembagaan KAPET Palapas. 14. Penyelesaian materi teknis RTR KAPET Palapas. 15. Penyusunan raperpres RTR KAPET Palapas. 16. Penyepakatan materi teknis dan raperpres RTR KAPET Palapas dengan pemerintah daerah dan Pemerintah pusat. 17. Pembahasan dan penyepakatan muatan peta lampiran dengan sektor terkait dan pemerintah daerah. 18. Pembahasan draft raperpres RTR KAPET Palapas lintas sektor dengan instansi pemerintah (eselon 2 tim pelaksana BKPRN) serta kepala daerah untuk memperoleh kesepakatan substansi. 19. Pencetakan album peta dan penyiapan peta lampiran RTR KAPET Palapas dalam format lembar Negara.

Laporan Bulanan September 6 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

20. Melakukan konsinyasi di Jakarta sebanyak 4 (empat) kali dalam rangka penyelesaian muatan rencana tata ruang, penyelesaian materi teknis, Penyusunan Raperpres, dan pembahasan peta lampiran. Dengan jumlah peserta minimal 30 orang dalam tiap pertemuan selama 2 (dua) hari. 21. Rapat BKPRN sebanyak 2 (dua) kali dalam rangka pembahasan dan penyepakatan muatan RTR KSN di Jakarta dengan jumlah peserta minimal 30 orang. 22. Melakukan diskusi terfokus (FGD) di daerah sebanyak 2 (dua) kali dalam rangka pembahasan aspek kelembagaan KSN, dengan jumlah peserta minimal 25 orang dalam tiap pertemuan selama 1 (satu) hari. 23. Melakukan pembahasan di daerah dalam rangka penyepakatan materi RTR KSN dan muatan peta lampiran sebanyak 3 (tiga) kali, dengan jumlah peserta minimal 30 orang dalam setiap pertemuan selama 1 (satu) hari. 24. Pembahasan laporan akhir di Jakarta sebanyak 1 (satu) kali, dengan jumlah peserta minimal 30 orang dalam setiap pertemuan. 25. Perjalanan dalam rangka FGD di Palu sebanyak 2 (dua) kali, dengan jumlah peserta yang diikuti 8 (delapan) orang selama 2 (dua) hari. 26. Perjalanan dalam rangka survey ke wilayah KAPET sebanyak 2 (dua) kali, dengan jumlah peserta yang diikuti 8 (delapan) orang selama 2 (dua) hari. 27. Perjalanan dalam rangka Pembahasan dan Penyepakatan Muatan materi Teknis di Palu sebanyak 3 (tiga) kali, dengan jumlah peserta yang diikuti 7 (tujuh) orang selama 3 (tiga) hari.

1.10 Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut: a. b. Materi Teknis Raperpres Rencana Tata Ruang KAPET Palapas; Naskah Raperpres yang telah disepakati oleh kepala daerah dan Eselon II BKPRN tentang Raperpres Rencana Tata Ruang KAPET Palapas; c. Prosiding dari temu pakar, FGD, dan rangkaian rapat pembahasan Raperpres Raperpres Rencana Tata Ruang KAPET Palapas; dan d. Album peta Raperpres Rencana Tata Ruang KAPET Palapas.

Laporan Bulanan September 7 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

BAB 2 PENDAYAGUNAAN PERSONIL


2.1 Pelibatan Personil
Sampai dengan saat ini, jumlah personil tenaga ahli yang dilibatkan meliputi tenaga ahli sesuai dengan beban pekerjaan yang dilaksanakan dalam kurun waktu 1-30 September 2012, antara lain sebagaimana dapat diikuti pada tabel berikut: Tabel 2.1 Pelibatan Personil No A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. B. 14. 15. 16. 17. C. 1. 2. Posisi TENAGA AHLI Team Leader (Ahli Perencanaan Wilayah) Ahli Perencanaan Kota Ahli Kelautan dan Perikanan Ahli Ekonomi Wilayah Ahli Prasarana Wilayah Ahli Kelembagaan Ahli Hukum Ahli Pertanian Ahli Kehutanan Ahli Lingkungan Ahli Pemetaani/GIS Ahli Kebijakan Publik Ahli Geologi Tata Lingkungan TENAGA ASISTEN Asisten Ahli GIS/Pemetaan Asisten Ahli Perencanaan W ilayah Asisten Ahli Hukum Asisten Ahli Ekonomi TENAGA PENUNJANG Sekretaris Operator Komputer Nama Personil Widjonarko, ST, MT Iwan Aminto Ardi, ST Azis, S.Pi Tri Widayati, SE, M.Si Ir. Rudy Wahyono Nana Achdar, S.Sos Lukmanul Hakim, SH Ir. Efriyani Sumastuti, MP Sudirman Dg. Massiri, S.Hut Ir. Mursid Raharjo, M.Si Ir. Arbadi Dra. Dyah Herliyani Setyowati Ir. Warsito Atmodjo, M.Si

Hermin Poedjiastoeti, S.Si Fathie Kumalasari, ST I Ketut Sucipta S, SH Sucianto Tunggala, SE

Desy Kusmawati, SE Farhan Brata Prawira

Sumber: Konsultan, 2012

Laporan Bulanan September 8 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

2.2 Uraian Kegiatan Personil yang Dilakukan


Hingga akhir bulan September 2012, masing-masing tenaga ahli telah menyelesaikan target kerja bulanan sesuai dengan arahan dari tim supervisi. Pada akhir bulan September Tim Konsultan juga sudah menyelesaikan konsep materi teknis RTR KSN KAPET Palapas dan Draft Raperpres yang sudah dipaparkan pada tanggal 6 September 2012, dan dilakukan asistensi dengan tim supervisi pasca paparan Laporan Antara. Selain itu pada tanggal 26 September 2012 konsultan juga melakukan pertemuan dengan tim supervisi dan konsultan pengawas untuk melakukan pembuatan kesepakatan muatan minimal dari materi teknis RTR KSN KAPET. Sedangkan tenaga ahli lainnya tetap bekerja untuk melakukan penyempurnaanpenyempurnaan sebagaimana arahan tim supervisi. Adapun uraian kegiatan masing-masing personil selama bulan September dapat diikuti pada tabel berikut. Tabel 2.2 Kegiatan Personil No A. 1. Posisi TENAGA AHLI Team Leader (Ahli Perencanaan Wilayah) Kegiatan yang Dilakukan 1. 2. Melakukan koordinasi internal dengan masingmasing Tenaga ahli Merumuskan garis besar materi teknis dan draft raperpres sebagaimana arahan KAK dan Tim Supervisi Melakukan redifinisi konsep pengembangan wilayah KAPET Palapas Mendistribusikan materi pekerjaan kepada tenaga ahli Koordinasi dengan Tim Supervisi Secara periodik

3. 4. 5. 6. 2. Ahli Perencanaan Kota 1. 2.

Melakukan paparan Laporan Antara di Jakarta


Melakukan survai lapang Melakukan review terhadap materi teknis RTR KAPET Palapas tahun anggaran sebelumnya khususnya menyangkut penetapan sistem kota Melakukan review materi teknis RTRW Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Parigi Moutong dan Kab. Sigi Melakukan kajian penentuan pusat-pusat kegiatan ekonomi di KAPET Palapas, yang mencakup pusat produksi bahan baku, pusat koleksi dan pusat pengolahan serta pemasaran komoditas unggulan

3. 4.

Laporan Bulanan September 9 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

No

Posisi 5.

Kegiatan yang Dilakukan Bersama team leader melakukan dengan tim supervisi

koordinasi

3.

Ahli Kelautan dan Perikanan

1. 2. 3.

4.

Melakukan kegiatan studio Melakukan review potensi kelautan dan perikanan di KAPET Palapas Melakukan kajian kebijakan pengembangan sektor Kelautan dan perikanan dan pengaruhnya terhadap eksistensi KAPET Palapas Melakukan analisis potensi pengembangan komoditas unggulan bidang perikanan dan kelautan Melakukan kajian ekonomi wilayah yang mencakup: kajian sektor ekonomi basis, kajian input output industri, kajian ketenagakerjaan, kajian potensi komoditas unggulan, perumusan komoditas unggulan KAPET Melakukan kajian rantai nilai komoditas Melakukan kajian kemampuan keuangan daerah

4.

Ahli Ekonomi Wilayah

1.

2. 3.

4. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan tim supervisi 5. Melakukan paparan Laporan Antara di Jakarta
5. Ahli Prasarana Wilayah 1. 2. Melakukan kajian kondisi prasarana wilayah Melakukan kajian terhadap kebijakan pengembangan prasarana wilayah di KAPET Palapas Merumuskan konsepsi rencana struktur ruang KAPET Palapas, khususnya menyangkut sistem jaringan infrastruktur Melakukan penyempurnaan terhadap konsep rencana struktur sesuai arahan dari tim supervisi Mengikuti kegiatan paparan Laporan Antara di Jakarta

3.

4. 5.

6.

Ahli Kelembagaan

1. Melakukan diskusi dengan BP KAPET Palapas terkait permasalahan kelembagaan 2. Melakukan diskusi untuk menggali kebutuhan kelembagaan yang mampu mendorong iklim investasi 3. Melakukan review terhadap kelembagaan KAPET Palapas 4. Merumuskan konsepsi kelembagaan KAPET

Laporan Bulanan September 10 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

No 7.

Posisi Ahli Hukum

1. 2. 3. 4.

Kegiatan yang Dilakukan Melakukan kajian timeline peraturan perundangan terkait pengembangan KAPET Palapas Melakukan telaah dampak peraturan perundangan yang ada terhadap eksistensi KAPET Palapas Merumuskan draft 0 raperpres Melakukan revisi draft 0 raperpres hasil sosialisasi Melakukan pemetaan sebaran komoditas unggulan di masing-masing kabupaten Melakukan kajian daya saing komoditas pertanian Melakukan evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas unggulan Merumuskan konsep pengembangan ruang komoditas pertanian Mengikuti kegiatan paparan Laporan Antara di Jakarta Melakukan survai instansional di daerah Melakukan inventarisasi status hutan di KAPET Palapas Melakukan inventarisasi pola tutupan lahan hutan di KAPET Palapas Melakukan evaluasi daya dukung lingkungan berdasarkan dokumen RTRW Kabupaten/Kota Membuat analisa awal penapisan dampak pengembangan KAPET Palapas Merumuskan konsep KLHS KAPET Palapas Membuat peta dasar Membuat peta tematik kependudukan Membuat peta tematik jaringan infrastruktur Membuat peta tematik potensi perekonomian Membuat peta tematik kependudukan dan ketenagakerjaan Membuat peta tematik persebaran sektor industri dan UMKM Membuat peta tematik kesesuaian lahan pertanian Membuat peta tematik konsep struktur, pola ruang

8.

Ahli Pertanian

1. 2. 3. 4. 5.

9.

Ahli Kehutanan

1. 2. 3.

10.

Ahli Lingkungan

1. 2. 3.

11.

Ahli Pemetaan/GIS

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Laporan Bulanan September 11 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

No 12.

Posisi Ahli Kebijakan Publik

1.

2.

Kegiatan yang Dilakukan Melakukan inventarisasi kebijakan pembangunan pada level nasional maupun daerah terkait dengan KAPET Palapas Melakukan kajian kebijakan sektoral terkait terhadap eksistensi KAPET Palapas

13.

Ahli Geologi Tata Lingkungan

1. Melakukan inventarisasi data instansional potensi kebencanaan di KAPET Palapas 2. Melakukan evaluasi potensi kebencanaan di KAPET Palapas, khususnya bencana geologi. 3. Merumuskan penetapan kawasan lindung di KAPET Palapas

B. 14.

TENAGA ASISTEN Asisten Ahli GIS/Pemetaan

1. Membantu membuat peta dasar 2. Membantu membuat peta tematik kependudukan 3. Membantu membuat peta tematik jaringan Membantu membuat 4. Membantu membuat peta tematik potensi perekonomian 5. Membantu membuat peta tematik kependudukan dan ketenagakerjaan 6. Membantu membuat peta tematik persebaran sektor industri dan UMKM 7. Membantu membuat peta tematik kesesuaian lahan pertanian 8. Membantu membuat peta tematik konsep struktur, pola ruang 1. 2. 3. Membantu melakukan kajian kewilayahan KAPET baik dalam konteks regional maupun lokal Membantu melakukan analisis wilayah pengaruh Kota Palu sebagai core dari KAPET Palapas Membantu merumuskan konsep struktur dan pola ruang Membantu ahli hukum dalam merumuskan draft 0 raperpres dan melakukan revisi pasal per pasal

15.

Asisten Ahli Perencanaan Wilayah

16.

Asisten Ahli Hukum

1.

Laporan Bulanan September 12 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

No 17.

Posisi Asisten Ahli Ekonomi

1. 2. 3. 4. 5.

Kegiatan yang Dilakukan Membantu ahli ekonomi dalam merumuskan kajian ekonomi wilayah Membantu melakukan analisis kemampuan keuangan daerah Membantu analisis penetapan komoditas unggulan Membantu analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang komoditas unggulan Membantu analisis strategi pengembangan komoditas unggulan KAPET Palapas

C. 1. 2.

TENAGA PENUNJANG Sekretaris Operator Komputer

1. Melakukan tugas kesekretariatan 1. Membantu tim ahli lain dalam proses editing format pelaporan

Sumber: Konsultan, 2012

Laporan Bulanan September 13 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

BAB 3 KEGIATAN YANG SUDAH DILAKUKAN


Selama bulan September 2012, konsultan melakukan kegiatan-kegiatan studio, pengolahan data, menyusun kajian pengembangan wilayah, merumuskan konsep materi teknis RTR KSN KAPET Palapas, dan berkoordinasi dengan tim supervisi serta berkoordinasi dengan konsultan managemen terkait mekanisme pelaporan kemajuan pekerjaan. Pada awal September 2012, tepatnya pada tanggal 6 September 2012 telah dilaksanakan paparan Laporan Antara oleh tim konsultan, dengan materi pembahasan kajian fakta analisis dan konsepsi pengembangan KAPET Palapas. Selain itu Tim KAPET Palapas juga mencoba menyajikan draft awal materi teknis yang didalamnya merumuskan visi, tujuan, kebijakan dan strategis, rencana struktur, rencana pola ruang, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, dan aspek kajian awal lingkungan hidup strategis.

Gambar 3.1 Dokumentasi Presentasi Laporan Antara


Sumber: Dokumentasi Tim Konsultan

Laporan Bulanan September 14 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

Kemudian pada tanggal 26 September 2012 konsultan juga melakukan pertemuan dengan tim supervisi dan konsultan pengawas untuk melakukan pembuatan kesepakatan muatan minimal dari materi teknis RTR KSN KAPET.

Gambar 3.2 Dokumentasi Pertemuan dengan Tim Supervisi dan Konsultan Pengawas
Sumber: Dokumentasi Tim Konsultan

Kegiatan ini merupakan penjabaran dari rencana kerja bulan September sebagaimana disajikan pada laporan bulanan Agustus.

Laporan Bulanan September 15 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

BAB 4 RENCANA KEGIATAN BULAN YANG AKAN DATANG


Penjabaran kegiatan bulan Oktober merupakan penjabaran dari agenda tiga bulanan yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama. Adapun penekanan utama kegiatan pada bulan Oktober adalah melakukan pemantapan terhadap muatan materi teknis dan raperpres setelah kegiatan pembahasan di daerah, serta melakukan diskusi di pusat dan daerah terkait materi teknis dan racangan raperpres. Adapun rencana kegiatan pada bulan Oktober dapat diikuti pada tabel berikut. Tabel 4.1 Rencana Kerja Konsultan Bulan Oktober 2012

Pemantapan ini dilakukan sebagai bahan persiapan pembahasan materi teknis pada bulan Oktober 2012 yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Pusat dan daerah (Provinsi Sulawesi Tengah).

Laporan Bulanan September 16 Penyusunan Matek dan Raperpres RTR KAPET Palapas TA 2012

LAMPIRAN
1. 2. Outline Materi Teknis Konsep Struktur dan Pola Ruang

3. Draft Raprepres pasca konsultasi bulan september

LAMPIRAN 1 OUTLINE MATERI TEKNIS


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Time Line Perundangan KAPET Palapas 1.2 Kajian Wilayah KAPET Palapas 1.2.1 Keterkaitan Regional KAPET Palapas 1.2.2 Kajian Ekonomi Wilayah 1.2.3 Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan 1.2.4 Kajian Ketersediaan Infrastruktur Wilayah 1.2.5 Ketersediaan Lahan 1.2.6 Daya Dukung Lingkungan dan Kesuaian Lahan Komoditas Pertanian 1.2.7 Kelembagaan KAPET 1.3 Isu Strategis Pengembangan Wilayah BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2.1 Visi Penataan Ruang KAPET Palapas 2.2 Tujuan 2.2 Kebijakan dan Strategi 2.2.1 Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang 2.2.2 Kebijakan dan Strategi Pola Ruang BAB 3 RENCANA STRUKTUR RUANG KAPET PALAPAS 3.1 Rencana Sistem Pusat Kegiatan 3.1.1 Rencana Sistem Pusat Produksi 3.1.2 Rencana Sistem Pusat Pengolahan dan Pemasaran 3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Penunjang 3.2.1 Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air 3.2.2 Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi 3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Energi Listrik 3.2.4 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi 3.3 Rencana Sistem Sarana Penunjang

BAB 4 RENCANA POLA RUANG 4.1 Pola Ruang Kawasan Lindung 4.1.1 Kawasan Hutan Lindung 4.1.2 Kawasan Resapan Air dan Cekungan Air Tanah 4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat 4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam 4.1.6 Kawasan Lindung Geologi 4.1.7 Kawasan Lindung Lainnya 4.2 Pola Ruang Kawasan Budidaya 4.2.1 Kawasan Perkebunan 4.2.2 Kawasan Budidaya Rumput Laut 4.2.3 Industri Pengolahan 4.2.4 Kawasan Pelabuhan dan Terminal Kargo BAB 5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG BAB 6 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 6.1 Arahan Peraturan Zonasi (Struktur Dan Pola Ruang) 6.1.1 Arahan Peraturan Zonasi Struktur Ruang 6.1.2 Arahan Peraturan Zonasi Pola Ruang 6.2 Arahan Perizinan 6.3 Arahan Insentif Dan Disinsentif 6.4 Arahan Sanksi 6.5 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penataan Ruang KAPET Palapas BAB 7 KELEMBAGAAN KAPET PALAPAS 7.1 Kebutuhan Kelembagaan 7.2 Konsep Pengembangan Kelembagaan 7.2.1 Badan Pengembangan KAPET 7.2.2 Badan Pengusahaan KAPET

LAMPIRAN 2 KONSEP STRUKTUR DAN POLA RUANG

Catatan Tim Supervisi Terkait Konsep Struktur dan Pola Ruang Agar dicek penentuan klaster utama dan penunjang apakah sudah memenuhi: 1. Pengembangan sektor unggulan harus sejalan dengan Kebijakan nasional - provinsi kabupaten/kota (khususnya nasional). 2. 3. Perhitungan LQ, rantai produksi, dan linkages dengan sektor turunannya. Untuk klaster A yang ternyata ada 2 komoditi, agar dipertimbangkan untuk dipecah, karena deliniasinya nampak terlalu luas. Apakah masih memungkinkan? 4. Masukan tim supervisi, klaster tidak perlu seluas itu, dipilih yang prioritas saja, mungkin saja semua pusat bahan baku yang dideliniasi menjadi satu klaster bisa dipilih menjadi hanya beberapa kawasan. Apakah memungkinkan? Hal ini terkait dengan program pengembangan infrastruktur pendukung yang harus menghubungkan seluruh pusat bahan baku ke pusat pengolahan.

LAMPIRAN 3 DRAFT RAPREPRES PASCA KONSULTASI BULAN SEPTEMBER

DRAFT

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (NOMOR: .......... TAHUN .)

TENTANG

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PALAPAS

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..... TAHUN TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PALAPAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

a. bahwa
untuk

untuk

mendorong

pertumbuhan nasional,

dan dan

pemerataan

pembangunan

wilayah

mengurangi

ketimpangan

pembangunan

wilayah, maka ketigabelas kawasan pengembangan ekonomi terpadu perlu didorong untuk dapat berfungsi sebagai nasional penggerak yang utama pengembangan nilai wilayah tambah mampu memberikan

terhadap potensi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bersaing secara nasional maupun regional; dan

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat


(1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Palapas ;

Mengingat

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Pemerintahan Negara Nomor Nomor 32 Tahun 2004 tentang Republik diubah Daerah 4437), (Lembaran Negara telah

Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran sebagaimana beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PALAPAS PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU

BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. 2. 3. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 4. 5. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. 6. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu yang selanjutnya disebut KAPET adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu dalam satu provinsi yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan, dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya, didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, untuk mewujudkan keterpaduan rencana pengemawabangan ekonomi. 7. KAPET Palapas adalah kesatuan kawasan ekonomi yang terdiri atas Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi. 8. Pusat produksi bahan baku adalah kawasan dengan batas-batas tertentu yang diperuntukkan bagi penghasil atau produksi bahan baku komoditas unggulan kawasan. 9. Pusat kegiatan industri pengolahan adalah kawasan dengan batasbatas tertentu yang diperuntukkan bagi pengolahan bahan baku

komoditas unggulan kawasan. 10. Pusat distribusi adalah kawasan dengan batas-batas tertentu yang berperan sebagai akses masuk maupun keluar bahan baku maupun produk olahannya baik kedalam maupun keluar KAPET. 11. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 12. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 13. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Tengah. 14. Bupati atau Walikota adalah Bupati Donggala, Bupati Parigi Moutong, Bupati Sigi, dan Walikota Palu. 15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang.

Bagian Kedua Ruang Lingkup Pengaturan Pasal 2 Lingkup pengaturan Peraturan Presiden ini meliputi : a. c. e. f. g. peran dan fungsi rencana tata ruang serta cakupan KAPET Palapas; rencana struktur ruang dan rencana pola ruang KAPET Palapas; arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang KAPET Palapas; arahan pengendalian pemanfaatan ruang KAPET Palapas; pengelolaan KAPET Palapas; dan b. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang KAPET Palapas; d. rencana pola ruang KAPET Palapas;

h. peran masyarakat dalam penataan ruang di KAPET Palapas.

Bagian Ketiga Peran dan Fungsi Rencana Tata Ruang KAPET Palapas Pasal 3 Rencana Tata Ruang Rencana KAPET Tata Palapas berperan sebagai serta alat alat operasionalisasi Ruang Wilayah Nasional

koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di KAPET Palapas. Pasal 4 Rencana Tata Ruang KAPET Palapas berfungsi sebagai pedoman untuk: a. penyusunan rencana pembangunan di KAPET Palapas; wilayah provinsi, kabupaten, kota di KAPET Palapas; c. perwujudan perkembangan keterpaduan, ekonomi keterkaitan, wilayah dan keseimbangan serta antar kabupaten/kota, b. pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang penataan ruang

keserasian antar sektor di KAPET Palapas; dan d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KAPET Palapas.

Bagian Keempat Cakupan KAPET Palapas Pasal 5 KAPET Palapas mencakup 61 (enam puluh satu) kecamatan, yang terdiri atas: a. seluruh wilayah Kota Palu yang mencakup 8 (delapan) wilayah kecamatan; b. seluruh wilayah Kabupaten Donggala yang mencakup 16 (enam belas) wilayah kecamatan; c. seluruh wilayah Kabupaten Parigi Moutong yang mencakup 22 (dua puluh dua) wilayah kecamatan; dan d. seluruh wilayah Kabupaten Sigi yang mencakup 15 (lima belas) wilayah kecamatan.

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAPET PALAPAS

Bagian Kesatu Tujuan Penataan Ruang KAPET Palapas Pasal 6 Penataan ruang KAPET Palapas bertujuan mewujudkan KAPET Palapas sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Rumuskan tujuan penataan ruang KAPET Palapas yang lebih spesifik Penataan ruang KAPET Palapas bertujuan untuk .. dalam rangka. Bagian Kedua Kebijakan Penataan Ruang KAPET Palapas Pasal 7 Kebijakan penataan ruang KAPET Palapas meliputi: a. pengembangan pusat produksi dan distribusi yang didukung oleh jaringan prasarana wilayah yang terpadu; b. pengembangan sentra produksi sektor unggulan wilayah; dan c. perwujudan keterpaduan pengelolaan KAPET Palapas.

Bagian Ketiga Strategi Penataan Ruang KAPET PALAPAS Pasal 8 Strategi pengembangan pusat produksi dan distribusi yang didukung oleh jaringan prasarana yang terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a terdiri atas dilakukan dengan cara:

a.

mengembangkan pusat produksi bahan baku yang merupakan sektor unggulan wilayah;

b. mengembangkan pusat kegiatan industri pengolahan yang mampu memberikan nilai tambah terhadap sektor unggulan wilayah; c. mengembangkan pusat distribusi yang mampu mendorong kegiatan perekonomian kawasan; dan d. mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah yang mendukung fungsi produksi dan distribusi kawasan. Pasal 9 Strategi pengembangan kawasan produksi sektor unggulan KAPET Palapas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b terdiri atas dilakukan dengan cara: a. mengembangkan kawasan perkebunan yang berbasis agribisnis; b. mengembangkan kawasan perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang berbasis minapolitan; c. melakukan pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pasal 10 Strategi perwujudan keterpaduan pengelolaan KAPET Palapas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilakukan dengan cara mengembangkan lembaga koordinasi dan lembaga korporasi.

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG KAPET PALAPAS

Bagian Kesatu Umum Pasal 11 (1) Rencana struktur ruang KAPET Palapas ditetapkan untuk meningkatkan pelayanan sistem pusat produksi dan distribusi serta

meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana. (2) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi terdiri atas: a. rencana sistem pusat produksi dan distribusi; b. rencana sistem jaringan transportasi; c. rencana sistem jaringan energi; d. rencana sistem jaringan telekomunikasi; dan e. rencana sistem jaringan sumber daya air. (3) Rencana struktur ruang digambarkan dalam peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

Bagian Kedua Sistem Pusat Produksi dan Distribusi Pasal 12 (1) Sistem pusat produksi dan distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a ditetapkan dalam rangka melayani kegiatan perekonomian di KAPET Palapas. (2) Sistem pusat produksi dan distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi terdiri atas: a. pusat produksi bahan baku; b. pusat kegiatan industri pengolahan; dan c. pusat distribusi dan jasa. (3) Pusat produksi bahan baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi terdiri atas: b. Watatu, dan Sabang sebagai pusat produksi bahan baku untuk sektor unggulan perkebunan; c. Moutong, Tinombo, dan Sausu sebagai pusat produksi bahan baku untuk sektor unggulan perkebunan; d. Kasimbar sebagai pusat produksi bahan baku sektor unggulan perikanan budidaya (rumput laut); dan

e. Makmur (Palolo) sebagai pusat produksi bahan baku untuk sektor unggulan perkebunan. (4) Pusat kegiatan industri pengolahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: Liku (KIP) dan Toboli (Parigi Utara) sebagai pusat kegiatan industri pengolahan untuk sektor unggulan perkebunan. (5) Pusat distribusi dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi Palu sebagai pusat distribusi utama

Bagian Ketiga Sistem Jaringan Transportasi Pasal 13 (1) Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b ditetapkan dalam rangka meningkatkan konektivitas antarkawasan dan dalam kawasan, serta berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di KAPET Palapas. (2) Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. c. sistem jaringan transportasi darat; sistem jaringan transportasi udara. b. sistem jaringan transportasi laut; dan (3) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas: a. c. jaringan jalan; jaringan perkeretaapian. b. jaringan transportasi danau dan penyeberangan; dan (4) Sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan; dan b. lalu lintas dan angkutan jalan. (5) Sistem jaringan transportasi danau dan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri atas: a. pelabuhan penyeberangan; dan b. lintas penyeberangan;

(6) Sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c terdiri atas jaringan jalur kereta api. (7) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas: a. tatanan kepelabuhanan; dan b. alur pelayaran. (8) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas: a. tatanan kebandarudaraan; dan b. ruang udara untuk penerbangan. Pasal 14 Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan arteri primer; b. jaringan jalan kolektor primer; c. jaringan jalan strategis nasional; dan d. jaringan jalan bebas hambatan Pasal 15 Jaringan jalan arteri primer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Barat Pulau Sulawesi yang menghubungkan Jalan Lintas Barat Sulawesi pada ruas Pantoloan Tawaeli Palu; b. Molosipat (Bts. Prov. Gorontalo) Lambunu-Mepanga-TinomboKasimbar-Ampibabo, Toboli-Parigi-Tolai-Sausu-Tomura-Poso; dan c. Jalan Pengumpan Antar Jalan Lintas Sulawesi Ruas Tawaeli Kebon Kopi Toboli

Pasal 16 Jaringan Jalan Kolektor Primer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Ayat (4) huruf b terdiri atas:

a.

Jalan Lintas Barat Sulawesi ruas Umu/Batas Prov. Gorontaloo Buol Toli-toli Ogoamas Sabang Pantoloan; Lintas Barat Sulawesi ruas Palu Donggala/Banawa

b. Jalan c.

Surumana/Batas Prov. Sulawesi Barat; dan Jalan Makmur-Palu Pasal 17 Jaringan jalan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c meliputi jaringan jalan yang menghubungkan ruas Palu (Mamboro)-Parigimpu. Pasal 18 Jaringan jalan bebas hambatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d meliputi jalan bebas hambatan yang menghubungkan: a. c. e. Pelabuhan Pantoloan-Palu Kasimbar Toboli; Toboli Pantoloan. b. Molosipat Kasimbar; d. Toboli Poso; dan

Pasal 19 (1) Lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b meliputi terminal yang ditetapkan dalam rangka menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda untuk mendorong perekonomian di KAPET Palapas. (1) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi terminal penumpang dan terminal barang. (2) Terminal penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas Terminal Tipe A Mamboro (3) Terminal barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) direncanakan secara terpadu dengan pelabuhan ditetapkan di Kawasan Pelabuhan Utama Pantoloan.

Pasal 20 (1) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf a di KAPET Palapas dikembangkan untuk melayani pergerakan keluar masuk penumpang dan barang antara KAPET Palapas dengan kawasan di sekitarnya. (2) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelabuhan Penyeberangan Taipa; Pelabuhan Penyeberangan Lero, Pelabuhan Penyeberangan Labuan, Pelabuhan Penyeberangan Tompe, Pelabuhan Penyeberangan Kabonga Besar, Pelabuhan Penyeberangan Pomolulu, Pelabuhan Penyeberangan Pangalaseang, dan Pelabuhan Penyeberangan Toboli Pasal 21 (1) Lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b meliputi: a. lintas penyeberangan antarkabupaten/kota; b. lintas penyeberangan antarprovinsi di Pulau Sulawesi; dan c. lintas penyeberangan antarprovinsi di luar Pulau Sulawesi. (2) Lintas penyeberangan antarkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : Donggala-Palu-Toli-toli dan Buol; (3) Lintas penyeberangan antarprovinsi di Pulau Sulawesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi Pagimana-Poso-ParigiMoutong-Marisa-Tilamuta-Gorontalo-Bolibagu-Bitung: (4) Lintas penyeberangan antarprovinsi di luar Pulau Sulawesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi Palu-Balikpapan dan Tarakan di Pulau Kalimantan-Toli-toli-Palu, yang membentuk jaringan penyeberangan sabuk utara. Pasal 22 (1) Jaringan jalur kereta api di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) ditetapkan dalam rangka meningkatkan keterkaitan antara pusat perekonomian, sentra produksi, serta pelabuhan nasional. (2) Jaringan jalur kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Jaringan Jalur Kereta Api Palu Poso.

Pasal 23 (1) Tatanan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (5) huruf a ditetapkan dalam rangka mendukung kegiatan distribusi komoditas unggulan KAPET Palapas beserta produk turunannya. (2) Tatanan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliput Pelabuhan Utama Pantoloan, Pelabuhan Pengumpan Primer meliputi Donggala dan Parigi. Pasal 24 (1) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan Alur Laut Kepulauan Indonesia sebagai alur pelayaran internasional. (2) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Alur Laut Kepulauan Indonesia II yang melintasi Laut Sulawesi. Pasal 25 (1) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (7) huruf a ditetapkan dalam rangka melaksanakan fungsi bandar udara untuk menunjang kelancaran distribusi barang dan penumpang, serta mendorong perekonomian KAPET Palapas. (2) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Bandara Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder Mutiara di Kota Palu Pasal 26 (1) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (8) huruf b digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. (2) Ruang udara untuk penerbangan di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ruang udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara; b. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan; dan

c. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan. (3) Ruang udara untuk penerbangan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Sistem Jaringan Energi Pasal 27 (1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c dilakukan dalam upaya penyediaan pembangkit listrik dan jaringan transmisi listrik yang mendukung kegiatan perekonomian di KAPET Palapas. (2) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari sistem jaringan energi pada sistem interkoneksi meliputi terdiri atas: a. pembangkit tenaga listrik; dan b. jaringan transmisi tenaga listrik. (3) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi terdiri atas: a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana (Poso); b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae, PLTD Parigi, PLTD Kasimbar, PLTD Moutong, PLTD Kota Raya, PLTD Palasa, PLTD Siboang, Sabang dan Donggala; c. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Bora, PLTPB Sindue, Balaesang dan Sirenja; d. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tavaeli; e. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Tindaki, Tomini, Parigi, Bou, Bolukang, Rerang, Ogoamas, Bale; dan f. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Lenju, Pangalasiang, Palau, Manimbaya, Powelua, Bambarini, Palintuma, Gimpubia, Bambakanini, Danggaraa, Tamodo , Lalundu dan Ngovi. (4) Jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi terdiri atas: a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT); dan

b. Gardu Induk (GI). (5) SUTT di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a terdiri atas: a. SUTT PLTD Parigi- GI Parigi-GI Kasimbar, GI ???? b. SUTT PLTD Palasa- GI Moutong-GI Tomini, GI ???? c. SUTT PLTD Kota Raya- GI Moutong-GI Tomini, GI ???? d. SUTT PLTD Kasimbar-GI Parigi, GI ???? e. SUTT PLTD Silae-GI Talise GI ???? f. PLTD Donggala-GI Banawa g. PLTD Sabang-GI Sabang h. SUTT PLTA Sulewana-GI Parigi-GI Talise-GI Banawa-GI KasimbarGI Tomini-GI Tambu-GI Sabang; i. SUTT PLTU Tavaeli-GI Talise j. SUTT PLTPB Bora-GI Banawa-GI Talise-GI Parigi (6) GI di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b terdiri atas: GI Parigi, GI Kasimbar, GI Tomini, GI Talise, GI Banawa, GI Sabang, GI Tambu

Bagian Kelima Sistem Jaringan Telekomunikasi Pasal 28 (1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf d ditetapkan dan dalam rangka meningkatkan layanan aksesibilitas masyarakat dunia usaha terhadap

telekomunikasi. (2) Sistem jaringan telekomunikasi di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. jaringan terestrial; dan b. jaringan nirkabel. (3) Jaringan terestrial di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi jaringan terestrial yang melayani pusat produksi bahan baku, pusat kegiatan industri pengolahan, dan pusat

distribusi di KAPET Palapas. (4) Jaringan nirkabel di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berfungsi untuk melayani pusat produksi bahan baku, pusat kegiatan industri pengolahan, dan pusat distribusi KAPET Palapas. Bagian Keenam Sistem Jaringan Sumber Daya Air Pasal 29 (1) Rencana sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) huruf e ditetapkan dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang terdiri atas konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. (2) Sistem jaringan sumber daya air terdiri atas sumber air dan prasarana sumber daya air. (3) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas air permukaan pada sungai dan air tanah pada cekungan air tanah. (4) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: a. air air permukaan pada sungai di Wilayah Sungai (WS) LambunuBuol sebagai wilayah sungai lintas kabupaten, WS Palu-Lariang sebagai wilayah sungai lintas provinsi, dan WS Parigi Poso sebagai wilayah sungai strategis nasional; b. air permukaan pada bendungan dan bendung, meliputi: Bendung Lambunu, Bendung Sausu Atas, Bendung Gumbasa; Malino, Ongka Atas, Tada, Kasimbar, Parigi Kanan, Dolago, Maoti dan Torue c. air tanah pada cekungan air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Palu, CAT Papajato, CAT Moutong-Tomini, CAT Tambu, CAT Tompis, CAT Sinei, CAT Ampibabo, CAT Butung, CAT Babatona, CAT Ladangkola, CAT Labea, Cat Palado, CAT Tompe, CAT Oti, CAT Pasang Kayu, CAT Bobo, CAT Langko, Watutua, CAT Tindaki, CAT Tawaeli, dan CAT Palu. Prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas sistem jaringan irigasi dan sistem pengendalian banjir (5) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier, yang melayani Daerah Irigasi (DI) Gumbasa.

(6) Jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (7) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilaksanakan melalui pengendalian terhadap luapan air sungai meliputi S. Lariang, Sungai Taipa, Sungai Poboya, Sungai Tawaeli, dan Sungai Watutela. Pasal 30A Rencana struktur ruang digambarkan dalam peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB IV RENCANA POLA RUANG KAPET PALAPAS Bagian Kesatu Umum Pasal 30 (1) Rencana pola ruang KAPET Palapas ditetapkan untuk dalam rangka mendukung upaya perwujudan kawasan KAPET Palapas sebagai kawasan fungsi produksi ekonomi berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. (2) Rencana pola ruang KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya. (3) Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Bagian Kedua Kawasan Lindung

Pasal 31 (1) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) ditetapkan sebagai kawasan pembatas bagi kegiatan ekonomi dalam rangka menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan di KAPET Palapas; (2) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; dan b. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya. Pasal 32 (1) Kawasan terdiri atas: a. kawasan hutan lindung; dan b. kawasan resapan air. (2) Kawasan hutan lindung di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan di Hutan Lindung Balaesang , Balaesang Tanjung, Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Damsol, Labuan, Pinembani, Rio Pakava , Sindue, Sindue Tobata, Sirenja, Sojol, Tanantovea, Sindue Tombusabora, Torue, Parigi Selatan, Parigi Barat, Parigi Tengah, Parigi Utara, Siniu, Ampibabo, Kasimbar, Toribulu, Tinombo Selatan, Tinombo, Palasa, Tomini, Mepanga, Bolano Lambunu, Taopa, dan Moutong. (3) Kawasan resapan air di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan di wilayah pegunungan Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf a

Pasal 33 (1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b ditetapkan dalam rangka melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan perlindungan plasma nutfah, dan ilmu pengetahuan.

(2) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. kawasan cagar alam; b. kawasan suaka margasatwa; c. kawasan taman nasional; d. kawasan taman wisata alam; dan e. kawasan hutan raya. (3) Kawasan cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan di Cagar Alam Gunung Sojol dan Cagar Alam Gunung Tinombala (4) Kawasan suaka margasatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan di Suaka Margasatwa Pasoso dan Tanjung Santigi. (5) Kawasan taman nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c ditetapkan di Taman Nasional Lore Lindu. (6) Kawasan taman wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d ditetapkan di Taman Wisata Alam Wera (7) Kawasan hutan raya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e ditetapkan di Palu dan Sigi

Bagian Ketiga Kawasan Budi Daya Pasal 34 Kawasan budi daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) terdiri atas: (1) kawasan peruntukan pertanian yang meliputi: a. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; b. kawasan peruntukan pertanian hortikultura; dan c. kawasan peruntukan perkebunan; (2) kawasan peruntukan perikanan yang meliputi: a. kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan b. kawasan peruntukan perikanan tangkap; (3) kawasan peruntukan pariwisata; (4) kawasan peruntukan industri;

(5) kawasan budidaya lainnya. Pasal 35 (1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a dikembangkan dalam rangka ketahanan pangan nasional dengan komoditas utama jagung. (2) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di: a. sebagian wilayah Kecamatan Sojol, sebagian Sojol Utara, sebagian Balaesang Tanjung, sebagian Banawa Tengah, sebagian Banawa Selatan, sebagian Sindue Tobata di Kabupaten Donggala; b. sebagian wilayah Kecamatan Bolano Lambunu, Mepanga, Tomini, Tinombo Selatan, Kasimbar, Toribulu, Parigi, Parigi Selatan, Torue; di Kabupaten Parigi Moutong dan c. sebagian Marawola, wilayah Lindu, Kecamatan Gumbasa, Pipikoro, Palolo, Kulawi, Dolo Selatan, Dolo di Sigi Biromaru,

Kabupaten Sigi. Pasal 36 (1) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama bawang merah. (2) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura di Palu. KAPET PALAPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di Kawasan Lembah

Pasal 37 (1) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf c dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama kakao dan kelapa. (2) Kawasan peruntukan perkebunan di KAPET PALAPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di: a. sebagian wilayah Kecamatan Sojol, Damsol, Balaesang, Sirenja, Sindue, Banawa, Tanantovea, dan Rio Pakava di Kabupaten

Donggala; b. sebagian wilayah Kecamatan Moutong, Taopa, Tomini, Palasa, Tinombo, Toribulu, Ampibabo, Siniu, Parigi Utara, Parigi Tengah, Parigi, Parigi Barat, Balinggi, dan Sausu Moutong; dan c. sebagian wilayah Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Palolo, Nokilalaki, Dolo Barat, Kinovaro, Gumbasa, Dolo Selatan, Dolo, Sigi, dan Biromaru di Kabupaten Sigi. Pasal 38 (1) Kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf a dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama rumput laut. (2) Kawasan peruntukan perikanan budidaya di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di perairan Teluk Tomini, dipusatkan pada wilayah pesisir Kasimbar: di Kabupaten Parigi

Pasal 39 (1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf b dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama jenis ikan pelagis besar dan ikan demersal. (2) Kawasan sekitarnya. Pasal 40 (1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan yang didukung ketersediaan prasarana dan sarana pariwisata. (2) Kawasan peruntukan pariwisata di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi terdiri atas: a. kawasan ekowisata Taman Nasional Lore Lindu di Kabupaten Sigi; dan peruntukan perikanan tangkap di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di Teluk Tomini dan

b. kawasan pariwisata bahari di Kabupaten Donggala meliputi Pulau Pasoso di Kecamatan Balaesang Tanjung, Pulau Maputi Pulau Pangalaseang di Kecamatan Sojol; Tanjung Manimbaya di Kecamatan Balaesang Tanjung; Danau Dampelas di Kecamatan Damsol; Danau Rano di Kecamatan Balaesang Tanjung; dan c. Pesisir Pantai Tanjung Batu sampai Kabonga Besar Kecamatan Banawa; Pantai Tanjung Karang, Boneoge, Towale di Kecamatan Banawa; Pusat Laut di Kecamatan Banawa Tengah; Pesisir pantai Bambarano di Sabang Kecamatan Damsol; dan Kabupaten Parigi Moutong meliputi Pulau Rosita Kecamatan Sausu, Pantai Tumpapa Kecamatan Balinggi, Pantai Nalera Uwevolo Kecamatan Siniu, Pantai Nadoli Silanga Kecamatan Siniu, Pasir Putih Sidoan, Pasir Putih Ongka Kecamatan Bolano Lambunu, dan Pantai Moian Palapi. Pasal 41 (1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (4) dikembangkan dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan kawasan. (2) Kawasan peruntukan industri di KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan di Kawasan Industri Palu di Kecamatan Tawaeli. Pasal 42 Kawasan budidaya lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (5) diatur dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten.

Pasal 42 A Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB V ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAPET PALAPAS Pasal 43 (1) Arahan pemanfaatan ruang KAPET Palapas merupakan acuan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang KAPET Palapas. (2) Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas: a. indikasi program utama; b. indikasi sumber pendanaan; c. indikasi instansi pelaksana; dan d. indikasi waktu pelaksanaan. (3) Program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi terdiri atas: a. program utama perwujudan struktur ruang; dan b. program utama perwujudan pola ruang. (4) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan/atau masyarakat. (6) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d terdiri atas 4 (empat) tahapan, sebagai dasar bagi pelaksana kegiatan, baik pusat maupun daerah, dalam menetapkan prioritas pembangunan pada KAPET Palapas, yang meliputi: a. tahap pertama pada periode tahun 2013-2014; b. tahap kedua pada periode tahun 2015-2019; c. tahap ketiga pada periode tahun 2020-2024; dan d. tahap keempat pada periode tahun 2025-2027. (7) Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB VI ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAPET PALAPAS Bagian Kesatu Umum Pasal 44 (1) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang KAPET Palapas digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang KAPET Palapas. (2) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. arahan peraturan zonasi; b. arahan perizinan; c. arahan insentif dan disinsentif; dan d. arahan sanksi.

Bagian Kedua Arahan Peraturan Zonasi Pasal 45 (1) Arahan peraturan zonasi KAPET Palapas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun ketentuan umum peraturan zonasi dan peraturan zonasi. (2) Arahan peraturan zonasi KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang; dan b. arahan peraturan zonasi untuk pola ruang. (3) Muatan arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. jenis kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan;

b. intensitas pemanfaatan ruang; c. prasarana dan sarana minimum; dan/atau d. ketentuan khusus yang dibutuhkan berupa ketentuan khusus. Pasal 46 Arahan peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam rencana rinci tata ruang yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

Bagian Ketiga Arahan Perizinan Pasal 47 (1) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam 4 ayat (2) huruf b merupakan acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang. (2) Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin pemanfaatan ruang dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten sesuai peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten beserta rencana rinci dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada rencana tata ruang KAPET Palapas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini. (3) Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin sesuai dengan ketentuan masing-masing sektor atau bidang yang mengatur jenis kegiatan pemanfaatan ruang yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 48 Arahan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam 45 ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan

rencana tata ruang KAPET Palapas.

Pasal 49 Ketentuan mengenai arahan pemberian insentif dan disinsentif dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima Arahan Sanksi Pasal 50 (1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) huruf d diberikan dalam bentuk sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang. (2) Pengenaan sanksi diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten beserta rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada rencana tata ruang KAPET Palapas.

BAB VII PENGELOLAAN KAPET PALAPAS Pasal 51 (1) Dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang KAPET Palapas dilakukan pengelolaan KAPET Palapas. (2) Untuk pengelolaan KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk Seretariat Nasional di tingkat pusat, Badan Pengembang KAPET, dan Badan Pengusahaan KAPET di tingkat daerah. (3) Ketentuan lebih lanjut yang mengatur tentang kelembagaan KAPET diatur dengan Keputusan Presiden.

(4) Sumber-sumber pembiayaan Badan Pengusahaan KAPET Palapas dibebankan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG KAPET PALAPAS Pasal 52 (1) Peran masyarakat dalam penataan ruang KAPET Palapas dilakukan untuk menjamin pengembangan KAPET Palapas sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi bagian tengah. (2) Peran masyarakat dalam penataan ruang KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. (3) Peran masyarakat dalam penataan ruang KAPET Palapas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 53 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten, dan peraturan daerah tentang rencana rinci tata ruang beserta peraturan zonasinya yang bertentangan dengan Peraturan Presiden ini harus disesuaikan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini ditetapkan.

Pasal 54 Sepanjang rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten, beserta rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasinya belum disesuaikan dengan Peraturan Presiden ini, digunakan rencana tata ruang KAPET Palapas sebagai acuan pemberian izin pemanfaatan ruang. Pasal 55 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka: a. izin pemanfaatan ruang pada masing-masing daerah yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini: 1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin pemanfaatan ruang tetap berlaku sepanjang pemanfaatan ruangnya disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam Peraturan Presiden ini paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Presiden ini diundangkan; 2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, izin pemanfaatan ruang tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya habis dengan melakukan penyesuaian melalui penerapan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam Peraturan Presiden ini paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Presiden ini diundangkan; 3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam Peraturan Presiden ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. pemanfaatan ruang di KAPET Palapas yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut: 1. pemanfaatan ruang yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Presiden ini ditertibkan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam Peraturan Presiden ini; dan 2. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan; dan

d. pemanfaatan ruang oleh masyarakat atas dasar hak adat dan/atau hakhak atas undangan, undangan. Pasal 56 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan terkait penataan ruang KAPET Palapas dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Presiden ini. tanah yang sesuai tidak dengan sesuai ketentuan dengan peraturan perundangini, Peraturan Presiden

penyelesaiannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 57 (1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang KAPET Palapas adalah sejak ditetapkannya Peraturan Presiden ini sampai dengan berakhirnya jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 20 (dua puluh) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Presiden ini. (2) Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang KAPET Palapas dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. (3) Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang KAPET Palapas dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun: a. dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; b. dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan batas wilayah daerah yang termasuk dalam KAPET Palapas yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; atau c. apabila terjadi perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait dengan Rencana Tata Ruang KAPET Palapas.

Pasal 58 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal.. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ............... MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA ttd AMIR SYAMSUDDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .. NOMOR ..

Anda mungkin juga menyukai