Skripsi
Skripsi
SKRIPSI
Djoko Poernomo
3225011939
No.Reg : 3225011939
Anggota:
Pembimbing I Satwiko Sidopekso, Ph.D
NIP. 131 583 320 ............... ...............
ABSTRAK
Suatu benda berada pada suatu aliran udara, maka akan terjadi gaya
geser atau gesekan antara partikel-partikel udara dengan permukaan benda
yang dilaluinya. Karena adanya gesekan tersebut, maka kecepatan tiap-tiap
lapisan menjadi berkurang yang diakibatkan oleh gaya hambat sehingga akan
berpengaruh terhadap distribusi tekanan yang terjadi di sepanjang
permukaan benda. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan
distribusi tekanan udara disekitar kepala pesawat jenis Boeing 777-200
terhadap perubahan sudut serang dan perubahan kecepatan serta
mengetahui perbedaan besarnya gaya hambat yang terjadi terhadap
perubahan sudut serang dan kecepatan. Dari penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui bagaimana distribusi yang terjadi di sekitar kepala pesawat
terbang boeing 777-200 khususnya pada permukaan bagian atas, depan dan
bawah terhadap perubahan sudut serang dan perubahan kecepatan serta
dapat mengetahui besarnya gaya hambat (drag) yang terjadi untuk masing-
masing sudut serang dan kecepatan. Eksperimen ini dilakukan dengan
menggunakan terowongan angin (Wind Tunnel) Suryadarma Low Speed
Tunnel (SLST WT-400) yang kemudian akan diperoleh besarnya koefisien
tekanan udara pada tiap-tiap titik uji di sepanjang permukaan benda. Dengan
menggunakan metode numerik maka akan diperoleh hasil berupa distribusi
tekanan udara yang terjadi di sekitar permukaan atas, depan dan bawah
benda uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi yang terjadi di
sekitar benda uji dipengaruhi oleh bentuk dari benda uji dan sudut serang
yang diberikan pada benda uji. Pada kepala pesawat Boeing 777-200,
semakin besar sudut serang maka besarnya gaya hambat akn meningkat.
Gaya hambat yang terjadi untuk masing-masing benda uji pada sudut serang
antara -90 sampai dengan 150 diperoleh hasil sebagai berikut: pada benda uji
silinder diperoleh hasil berkisar antara 0.0033 – 0.0041 N, pada benda uji
nose diperoleh hasil berkisar antara 0.0011 – 0.0018 N, sedangkan pada
benda uji kepala Boeing 777-200 diperoleh hasil berkisar antara 0.0013 –
0.0027 N.
ii
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam
dan dorongan baik dalam bentuk dorongan moril maupun materil yang sangat
universitas serta Ibu Sartini yang sangat penulis cintai yang telah
skripsi ini.
3. Bapak Tri Susilo, S.T, M.T selaku pembimbing II yang telah meluangkan
hingga akhir.
iv
6. Bapak Drs. Anggoro Budi Susilo, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika
Jurusan Fisika.
7. Desy Ariyanti yang telah memberikan perhatian yang besar setiap saat,
skripsi.
9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan agar dapat lebih baik lagi.
Terima Kasih...
Wassalam,
Djoko Poernomo
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................ i
ABSTRACT.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah.......................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................ 6
E. Tujuan Penelitian................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................... 7
A. Aerodinamika........................................................................ 8
1. Persamaan Kontinuitas................................................... 10
2. Hukum Bernoulli.............................................................. 10
3. Koefesien Tekanan......................................................... 11
4. Gaya Hambat................................................................. 12
C. Metode Penelitian............................................................... 14
D. Prosedur Penelitian
b. Cara Kerja....................................................................... 20
A. Kesimpulan......................................................................... 36
B. Saran.................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 38
LAMPIRAN.......................................................................................... 39
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Gaya hambat pada benda uji silinder dengan perubahan
Tabel 4.2. Gaya hambat pada benda uji Nose dengan perubahan
Tabel 4.3. Gaya hambat pada benda uji Kepala Pesawat Boeing 777-
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
(SLST WT – 400)................................................................ 39
PENDAHULUAN
ada aliran udara yang bergerak melalui permukaan pesawat terbang. Hal
ini terlihat pada saat pesawat sedang terbang. Bila suatu benda berada
pada suatu aliran udara, maka akan terjadi gesekan atau gaya geser.
1
2
pada pesawat yaitu resultan gaya aerodinamik (R) dan gaya momen (M).
Nilai gaya momen akan berharga positif (+) jika arahnya searah dengan
arah jarum jam dan sebaliknya akan berharga negatif (-) jika arahnya
dibagi menjadi beberapa komponen yaitu komponen yang tegak lurus dan
yang tegak lurus sumbu koordinat dan arahnya berlawanan dengan arah
gaya gravitasi disebut dengan gaya angkat atau lift (L). Dan komponen-
berlawanan dengan arah laju pesawat disebut dengan gaya hambat atau
drag (D).
harus lebih besar dibandingkan dengan gaya berat pesawat. Bagian yang
paling penting untuk memperoleh gaya angkat yang besar pada pesawat
adalah pada bagian sayap pesawat. Hal yang tidak dapat di hindari adalah
hambat ini dapat dikurangi sekecil mungkin agar pesawat dapat terbang
gaya hambat terutama pada bagian kepala pesawat, oleh sebab itu perlu
distribusi tekanan dan gaya hambat juga dipengaruhi oleh arah datangnya
aliran udara (sudut serang) seperti terlihat pada saat pesawat sedang
tinggal landas (take off) dan juga pada saat mendarat (landing).
hambat terhadap bentuk benda. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa
satunya adalah dengan uji terbang. Namun pada uji terbang akan dijumpai
besarnya biaya yang dikeluarkan dan juga resiko yang besar pada saat uji
terbang.
4
objeknya diam (bergerak relatif terhadap fluida), metode ini dibagi menjadi
du cara yaitu salah satunya adalah dengan cara membuat aliran dengan
secara visual, namun cara ini tidak dapat menghitung besarnya tekanan
aliran udara buatan yang dihasilkan oleh kipas penggerak yang dikenal
dengan mudah.
4. Bahaya dan kemungkinan lepas kontrol pada saat uji terbang dapat
dicegah.
seperti pada pesawat tempur memiliki bentuk kepala yang runcing, hal ini
5
runcing. Salah satu jenis pesawat komersil yang banyak digunakan adalah
B. Identifikasi Masalah
pesawat.
metode komputasi.
hambat.
6
C. Pembatasan Masalah
distribusi tekanan udara yang terjadi di sekitar benda uji, khususnya pada
berbeda-beda.
200 dengan skala perbandingan 1 : 86, dan dilakukan pada kondisi ruang
yang tetap.
D. Perumusan Masalah
dirumuskan:
gaya hambat.”
E. Tujuan Penelitian
pesawat.
7
kepala pesawat.
F. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
A. AERODINAMIKA
ditimbulkan fluida udara atau gas-gas lain yang bergerak. Hal ini berkaitan
atas dua jenis aliran, yaitu aliran viskos (viscid flow) dan aliran tak-viskos
atas dua jenis aliran, yaitu aliran termampatkan (compressible flow) dan
sehingga aliran udara ini akan mengalami gesekan atau gaya geser.
dipengaruhi oleh gaya hambat. Semakin jauh jarak lapisan aliran udara
8
9
Aliran udara tak viskos adalah suatu aliran udara yang tidak
mengalami gesekan karena aliran ini bersifat tidak dipengaruhi atau tidak
maka dapat dikatakan bahwa aliran tak-viskos (inviscid flow) memiliki nilai
(a) (b)
keadaan seperti ini sangat sulit dijumpai, namun ada kesamaan dalam
termampatkan (incompressible).
1. Persamaan Kontinuitas
konservasi massa dari suatu aliran udara yang melewati suatu ruang.
dengan v.
∂ρ ∂ ∂
+ (ρ ⋅ u ) + (ρ ⋅ v ) = 0 (2.1)
∂t ∂x ∂y
r
∇V
. =0 (2.2)
2. Hukum Bernoulli
1 1
p 1 + ρ gy 1 + ρ V 1 2 = p 2 + ρ gy 2 + ρ V 22 (2.3)
2 2
11
p + 1 ρ V 2 = konstan
2
3. Koefesien Tekanan
Aerodynamics, Aeronautics, And Flight Mecanics. John Wiley & Sons Inc,
1 1
ps + ρ Vs2 = p + ρ V 2
2 2
(2.4)
1
p − ps = ρ Vs2 − V 2
2
( )
dengan p s merupakan tekanan dan Vs adalah kecepatan fluida. Maka
p − ps
Cp = (2.5)
1
2
ρ sν s2
12
benda uji. Jika suatu benda diletakan pada suatu aliran udara, maka dapat
gaya yang arahnya tegak lurus terhadap arah aliran udara disebut dengan
D
CD = (2.6)
q∞ S
Tekanan(P)
θ
Drag
U∞
Jika diasumsikan bahwa aliran yang terjadi disekitar benda uji tidak
B. SOLUSI NUMERIK
d2 f 1
2
≈ 2 { f ( x + h ) + f (x − h ) − 2 f ( x )} (2.8)
dx h
1
{φi+1, j + φi−1, j + φi, j +1 + φi, j −1 − 4φi, j } = 0 (2.9)
h2
Dimana φi , j = titik pada koordinat ( i,j ). Nilai suatu titik pada suatu
φi , j +1
φi , j −1
φi −1, j + φi +1, j + φi , j −1 + φi , j +1
φi , j = (2.10)
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional
2007/20028
C. Metode Penelitian
(Wind Tunnel) Suryadarma Low Speed Tunnel (SLST WT-400) dan tiga
macam benda uji yaitu benda uji berbentuk silinder, berbentuk nose dan
14
15
dilakukan perubahan sudut serang: -90, -70, -50, -30, 00, 30, 50, 70, 90, 110,
130, 150, 170, 190 dan 210, kemudian akan diperoleh data untuk tiap-tiap
titik pada masing-masing kecepatan dan sudut serang. Setiap benda uji
yang sama.
membuat visualisasinya.
D. Prosedur Penelitian
(lampiran).
setelah melewati seksi uji akan keluar ke udara bebas, sehingga udara
yang digunakan atau masuk kedalam seksi uji selalu berganti dengan
aliran agar kecepatan aliran udara menuju seksi uji sesuai dengan
kebutuhan serta merapatkan aliran agar lebih lurus dan bebas dari
dan pengujian benda uji. Pada bagian ini terdapat dudukan (sting
dengan sensor alat ukur. Seksi uji ini berbentuk persegi panjang.
6. Seksi Fan. Berfungsi sebagai penarik aliran udara yang terdiri dari
1. Silinder
koordinat dalam menentukan posisi benda uji. Benda uji ini memiliki
21 (dua puluh satu) titik uji yang tersebar pada permukaan silinder.
di atas pada benda uji. Kedua adalah bagian depan yaitu terletak di
7 6 5 4 3 2 1
10
11
12
13
14
15 16 17 18 19 20 21
2. Nose.
bagian depan tidak dibuat runcing tetapi dibuat lonjong seperti pada
belas) titik uji yang tersebar pada bagian atas, bagian depan dan
diinginkan.
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16 17
dengan badan pesawat. Benda uji ini memiliki 26 (dua puluh enam)
titik uji yang tersebar di permukaan bagian atas, bagian depan dan
5 4 3 2 1
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 23 24 25 26
c. Multimanometer
tabung U, pada salah satu ujung tabung diberikan tekanan pada titik uji
fluida pada tabung ini disebut H1. Pada tabung ke-90 dibiarkan terbuka
d. Komputer
2. Cara Kerja
Benda uji diletakan pada seksi uji dari terowongan angin dengan
TEORI
PERSIAPAN ALAT
1. SILINDER
2. NOSE
3. BOEING 777-200
DATA C p
DISTRIBUSI
GAYA HAMBAT KECEPATAN
DAN TEKANAN
UDARA
VISUALISASI
KESIMPULAN
koordinat titik uji yang tersebar dipermukaan benda uji yang dibutuhkan
serang yang diberikan adalah –90, ini berarti benda uji membentuk sudut
kedalam tabel data-data untuk tiap-tiap titik uji yang terbaca pada tabung
merubah sudut serang menjadi -70, -50, -30, 00, 30, 50, 70, 90, 110, 130, 150,
170, 190 dan 210 akan diperoleh data untuk tiap-tiap titik uji. Kemudian
tabung yang diberi tekanan. Selain itu dicatat pula ketinggian pada tabung
Pada percobaan kedua dan ketiga, mengganti benda uji pada seksi
uji dan memperlakukan hal yang sama seperti pada benda uji pertama
sehingga akan diperoleh data untuk masing-masing benda uji pada sudut
besarnya gaya hambat yang terjadi pada benda uji sesuai dengan
Benda uji :
RPM Fan :
SUDUT SERANG
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
H1
H2
kecepatan dan sudut serang (lampiran). Dari hasil ini kemudian akan
antara tekanan yang terjadi di titik uji permukaan benda uji terhadap
h1 − h
Cp =
h1 − h2
yang terjadi pada masing-masing benda uji terhadap sudut serang dan
kecepatan.
menjadi tekanan yang terjadi pada masing-masing titik uji. Sehingga data
24
25
berikut:
N/m2 N/m2
(a) (b)
N/m2
(c)
Gambar 4.1. Distribusi tekanan udara di sekitar benda uji silinder untuk
masing sudut serang. Pada sudut serang 00, di sisi depan benda uji
mengalami tekanan yang terbesar sedangkan pada sisi bagian atas dan
bawah benda uji besarnya tekanan hampir sama. Pada sudut serang -90
dan 90, di sisi depan benda uji masih mengalami tekanan yang terbesar
namun pada sisi atas dan bawah benda uji terjadi perbedaan tekanan.
Pada sudut serang -90 tekanan pada bagian belakang sisi atas lebih
Dan sebaliknya pada sudut serang 90, tekanan pada bagian belakang sisi
atas lebih kecil dibandingkan dengan tekanan pada bagian belakang sisi
bawah.
depan benda uji sedangkan distribusi tekanan pada bagian atas dan
bawah benda uji hampir sama. Pada sudut serang -90, tekanan terbesar
terjadi di bagian depan benda uji namun dibagian depan sisi atas terjadi
tekanan yang lebih besar bila dibandingkan bagian depan sisi bawah. Hal
ini terjadi akibat permukaan benda uji bagian atas langsung menghadap
arah aliran udara. Dan sebaliknya terjadi pada sudut 90 yaitu bagian
depan sisi atas mengalami tekanan yang lebih kecil dibandingkan bagian
N/m2 N/m2
(a) (b)
N/m2
(c)
Gambar 4.2. Distribusi tekanan udara di sekitar benda uji Nose untuk
dan bagian atas dari hidung pesawat. Hal ini disebabkan karena aliran
N/m2 N/m2
(a) (b)
N/m2
(c)
Gambar 4.3. Distribusi tekanan udara di sekitar benda uji Boeing 777-200
tekanan terbesar terjadi pada bagian atas dari hidung pesawat hingga
Tabel 4.1. Gaya hambat pada benda uji silinder dengan perubahan
Silinder
0.005
0.0045
0.004
0.0035
G a y a H a m b a t (N )
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Sudut Serang
Gambar 4.4. Grafik gaya hambat terhadap perubahan sudut serang dan
pada sudut serang 170 hingga 210 terjadi penurunan gaya hambat, hal ini
Tabel 4.2. Gaya hambat pada benda uji Nose dengan perubahan
NOSE
0.0025
0.002
Gaya Hambat (N)
0.0015
0.001
0.0005
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
Sudut Serang
Gambar 4.5. Grafik gaya hambat terhadap perubahan sudut serang dan
Tabel 4.3. Gaya hambat pada benda uji Kepala Pesawat Boeing 777-200
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa gaya hambat terkecil terjadi pada
saat sudut serang yang kecil, pada saat udara mengalir dan terhambat
pada bagian depan, aliran udara akan terpecah mengalir melalui bagian
atas dan melalui bagian bawah. Namun pada sudut serang yang besar
gaya hambat meningkat. Semakin besar sudut serang maka gaya hambat
akan semakin besar. Hal ini terjadi karena pada sudut-sudut yang besar,
semakin besar.
33
0.003
0.0025
Gaya Hambat (N)
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Sudut Serang
Gambar 4.6. Grafik gaya hambat terhadap perubahan sudut serang dan
Boeing 777-200.
RPM1663
0.0035
0.003
Gaya Hambat(N)
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-20 -10 0 10 20 30
Sudut Serang
(a)
34
RPM1865
0.0045
0.004
0.0035
Gaya Hambat (N)
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Sudut Se rang
(b)
RPM2016
0.005
0.0045
0.004
0.0035
Gaya Hambat (N)
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Sudut Serang
(c)
Gambar 4.7. Grafik gaya hambat pada masing-masing benda uji dengan
kecepatan: (a) 1663 rpm, (b)1865 rpm dan (c) 2016 rpm.
35
terhadap sudut serang pada masing- masing benda uji dan kecepatan.
yang paling besar bila dibandingkan dengan benda uji lainnya. Hal ini
hambat yang perbedaannya tidak begitu besar. Hal ini karena kedua
benda uji memiliki bentuk dan luas permukaan yang hampir sama.
Perbedaan bentuk terlihat pada bagian atas benda uji, bentuk dari kepala
bagian bawah dan bagian atas benda memiliki bentuk yang sama.
BAB V
A. KESIMPULAN
uji memiliki nilai gaya hambat yang berbeda. Pada benda uji
hambat (drag).
berubah pula.
36
37
B. SARAN
berikut:
mungkin titik uji agar dapat diketahui nilai-nilai yang lebih akurat
benda uji.
38
DAFTAR PUSTAKA
Bertin, J. J. & Smith, M.L. 1989. Aerodynamics For Engineers. Prentice-Hall Inc,
Currie, I.G.1993. Mechanics of Fluids. Mc Graw Hill Inc., New York: 454 hlm.
Hoerner, Sighard F. 1965. Fluid-Dynamic Drag. Gibbs & Cox, Inc., New York
Mathews, John H. 1992. Numerical Methods. Prentice Hall Inc. New York: 646
hlm.
2.1. Silinder
2.2. Nose
Panjang : 15 cm.
Skala : 1 : 86.
Lampiran 3. Data Pengamatan Silinder
Data Pengamatan Silinder
RPM Fan : 2016
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 9.3 9.4 9.4 10.4 10.8 11 11 11 10.9 11 10.9 10.6 10.6 10.5 10.3
2 9.9 10.4 10.4 10.8 10.9 10.9 10.9 10.9 10.8 10.7 10.7 10.8 10.9 10.6 10.6
3 10.8 10.8 10.8 11 11.1 10.9 10.8 10.8 10.7 10.6 10.6 11 11 10.8 10.8
4 11.1 11.2 11.2 11 11.1 10.8 10.8 10.7 10.6 10.5 10.6 11.1 11.2 11.1 10
5 11.1 11.2 11.2 10.8 11 10.7 10.6 10.5 10.5 10.4 10.5 11 11.1 10.9 10.9
6 11 11.1 11.1 10.7 10.8 10.5 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.7 10.9 10.7 10.7
7 11 11 11 10.6 10.7 10.3 10.3 10.3 10.3 10.2 10.3 10.5 10.7 10.6 10.6
8 5.1 5.2 5.2 5.2 5.4 5.5 5.6 5.7 5.7 5.8 6 6.4 7 6.8 6.8
9 4.8 4.7 4.7 4.7 4.8 4.9 5 5 5.2 5.2 5.3 5.6 5.7 5.9 6
10 4.7 4.5 4.5 4.5 4.5 4.6 4.6 4.7 4.7 4.8 5 5.2 4.6 5.4 5.5
11 4.7 4.5 4.5 4.4 4.4 4.5 4.5 4.6 4.6 4.6 4.7 4.9 5 5.1 5.2
12 4.8 4.7 4.7 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.6 4.8 4.9 4.9 4.9
13 5.1 5 5 4.8 4.8 4.7 4.7 4.6 4.6 4.6 4.6 4.8 4.8 4.8 4.8
14 6 5.8 5.8 5.6 5.4 5.2 5.2 5.2 5 5 5 5 5 5 4.9
15 10.5 10.6 10.6 10.6 10.7 10.7 10.8 10.7 10.7 11 11 11.2 10.7 9.8 9.7
16 10.6 10.7 10.7 10.7 10.8 10.8 10.9 10.8 10.8 11.1 11.1 11 9.5 8.3 8.4
17 10.8 10.9 10.9 10.8 10.9 10.9 11 11 10.9 10.9 10.8 8.2 7.8 8.1 8.2
18 10.9 11 11.1 10.9 11.1 11 11 10.6 9.9 9.7 9 8.2 8.4 8.5 8.4
19 11 11 11.2 11 11.1 10.3 10.1 9.4 9.2 8.8 8.5 8.6 8.7 8.7 8.6
20 11 11 11 10.9 10.9 9.9 9.4 9.3 8.8 8.7 8.7 8.9 8.9 8.9 8.9
21 11.1 11.1 10.9 10.8 10.4 9.3 9 9.1 9.2 9.2 9.2 9.4 9.4 9.4 9.4
H1 7.8 7.8 7.8 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.8 7.8 7.9 7.9 7.9 7.9
H2 4.5 4.4 4.4 4.4 4.3 4.4 4.4 4.4 4.5 4.5 4.5 4.6 4.6 4.7 4.8
Data Pengamatan Silinder
RPM Fan
: 1865
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 8.8 9.3 9.8 10 10.3 10.4 10.3 10.3 10.3 10.4 10.3 10 10 10 10
2 9.5 10.1 10.2 10.2 10.2 10.2 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.2 10.2 10.1
3 9.9 10.3 10.3 10.3 10.3 10.2 10 10 10 10 10.1 10.2 10.3 10.3 10.3
4 10.3 10.3 10.3 10.3 10.3 10.2 10 10 10 10 9.9 10.3 10.4 10.4 10.4
5 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10 9.9 9.9 9.9 9.9 9.8 10.2 10.3 10.3 10.3
6 10.1 10.2 10.1 10.1 10.1 9.9 9.8 9.8 9.8 9.8 9.7 10.1 10.2 10.2 10.1
7 10.1 10.1 10 10 10 9.8 9.7 9.7 9.7 9.7 9.6 10 10 10 10
8 5.4 5.4 5.4 5.4 5.5 5.5 5.7 5.7 5.8 5.9 6 6.3 6.5 6.6 6.8
9 5 5 4.9 5 5 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.4 5.7 5.8 5.9 6
10 4.9 4.9 4.8 4.9 4.9 4.9 4.8 4.9 5 5 5 5.3 5.4 5.5 5.6
11 4.9 4.8 4.7 4.8 4.8 4.8 4.7 4.8 4.9 4.9 4.9 5.1 5.2 5.3 5.3
12 5.1 5 4.8 4.8 4.8 4.8 4.7 4.7 4.7 4.8 4.8 5 5 5 5.1
13 5.3 5.2 5 5 5 4.9 4.8 4.8 4.8 4.8 4.9 5 5 5 5
14 6.1 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.3 5.2 5.2 5.1 5.2 5.2 5.2 5.1
15 9.9 9.9 9.9 10 10.2 10.2 10 10.1 10 10.1 10.1 10.1 10 9.9 9.8
16 10 10 10 10.1 10.2 10.2 10 10.2 10.1 10.3 10.4 10.3 9.7 9.5 9.3
17 10.1 10.1 10.1 10.2 10.2 10.3 10.1 10.3 10.3 10.2 10.3 7.9 7.6 7.8 7.9
18 10.2 10.1 10.2 10.3 10.3 10.4 10.3 10.1 9.6 9.4 9 7.9 8 8.1 8.1
19 10.2 10.2 10.3 10.4 10.4 10.2 10.1 9.5 8.9 8.5 8.2 8.2 8.3 8.3 8.3
20 10.3 10.3 10.2 10.2 10.3 10 9.3 8.9 8.5 8.4 8.3 8.5 8.5 8.5 8.5
21 10.3 10.3 10.2 10 9.9 9.3 9 8.8 8.8 8.8 8.8 9 9 9 9
H1 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6
H2 4.7 4.7 4.7 4.6 4.6 4.6 4.7 4.7 4.7 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8
Data Pengamatan Silinder
RPM Fan : 1663
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 8.9 9 8.7 9.2 9.2 9.6 9.6 9.6 9.6 9.5 9.5 9.2 9.3 9.3 9.3
2 9.3 9.4 9.2 9.4 9.3 9.4 9.4 9.4 9.3 9.3 9.4 9.3 9.4 9.5 9.4
3 9.5 9.6 9.5 9.5 9.4 9.4 9.4 9.3 9.2 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.6
4 9.8 9.7 9.7 9.5 9.5 9.4 9.3 9.3 9.2 9.2 9.3 9.5 9.6 9.7 9.7
5 9.8 9.6 9.7 9.4 9.3 9.3 9.2 9.2 9.1 9.1 9.2 9.4 9.5 9.6 9.7
6 9.7 9.5 9.5 9.3 9.2 9.2 9.1 9.1 9 9 9.1 9.3 9.4 9.5 9.5
7 9.6 9.4 9.5 9.3 9.2 9.1 9 9 8.9 8.9 9 9.2 9.3 9.4 9.4
8 5.6 5.6 5.6 5.6 5.7 5.7 5.8 5.7 5.9 6 6.1 6.3 7.4 7.1 6.7
9 5.3 5.2 5.2 5.2 5.2 5.3 5.3 5.4 5.5 5.5 5.6 5.8 5.9 6 6.1
10 5.2 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.2 5.3 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.7
11 5.2 5 5.1 5 5 5 5 5 5.1 5.1 5.2 5.3 5.3 5.4 5.5
12 5.3 5.1 5.2 5.1 5 5 5 5 5 5 5.1 5.2 5.2 5.3 5.3
13 5.5 5.3 5.4 5.3 5.2 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2
14 6.1 5.8 6 5.8 5.7 5.6 5.6 5.5 5.5 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.3
15 9.1 9.1 9.2 9.3 9.3 9.6 9.6 9.2 9.5 9.6 9.6 7.2 7.2 7.1 7
16 9.2 9.2 9.3 9.4 9.4 9.6 9.7 9.2 9.6 9.7 9.6 7.3 7.3 7.2 7.1
17 9.3 9.3 9.3 9.4 9.5 9.7 9.7 9.3 9.7 9.7 9.2 7.4 7.4 7.5 7.5
18 9.4 9.4 9.4 9.5 9.5 9.6 9.8 9.2 9.4 9 8.1 7.5 7 7.7 7.7
19 9.5 9.5 9.5 9.5 9.6 9.6 9.3 8.9 8.5 8.1 7.7 7.8 7.9 7.8 7.8
20 9.5 9.5 9.5 9.4 9.5 9.2 8.8 8.4 8.2 8 7.9 8 8.1 8 8
21 9.7 9.5 9.5 9.3 9.1 8.7 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.4 8.3 8.3
H1 7.4 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.4 7.3 7.3 7.3 7.3 7.4 7.4 7.5 7.5
H2 4.9 4.9 4.9 5 4.9 4.9 5 5 4.9 4.9 5 5 5.2 5.2 5.2
Lampiran 4. Data Pengamatan Nose
Data Pengamatan NOSE
RPM Fan : 2016
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15
1 9.4 9.4 9.3 9.3 9.2 9.2 9.4 9.4 9.6 9.7 9.7 9.7
2 10 10 9.9 9.8 9.6 9.5 9.5 9.5 9.7 9.8 9.8 9.8
3 9.4 9.5 9.6 9.6 9.6 9.7 9.7 10 10 10.1 10.2 10.2
4 8.5 8.6 8.7 8.8 9 9.2 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.8
5 7.7 7.7 8 8.1 8.4 8.6 8.8 9 9.2 9.3 9.5 9.5
6 7.3 7.4 7.7 7.8 8 8.3 8.6 8.8 9.1 9.2 9.4 9.5
7 6.6 6.8 7.2 7.4 7.8 8.2 8.5 8.8 9.2 9.3 9.5 9.8
8 5 5.2 5.5 5.7 6 6.4 6.8 7.1 7.3 7.7 7.9 8.3
9 4.3 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.4 4.4 4.5 4.7 4.8 4.9
10 7.3 7.1 6.8 6.4 6 5.7 5.5 5.2 5 5.8 5.6 5.4
11 8.3 8.2 7.7 7.5 7.3 6.9 6.6 6.5 6.3 6.1 6 5.7
12 8.8 8.7 8.4 8.2 8 7.7 7.5 7.4 7.2 7 6.9 6.6
13 8.7 8.6 8.5 8.3 8.1 7.8 7.7 7.6 7.5 7.3 7.2 6.9
14 9.1 9 8.8 8.6 8.5 8.3 8 8 7.8 7.7 7.6 7.3
15 9.7 9.6 9.5 9.5 9.3 9 8.9 8.8 8.7 8.5 8.5 8.2
16 10.1 10 10 10 9.8 9.6 9.6 9.5 9.5 8.8 8.7 9
17 9.8 9.6 9.6 9.6 9.5 9.5 9.5 9.4 9.5 8.8 8.8 9.2
H1 7.2 7.1 7.3 7.2 7.2 7.2 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4
H2 4.2 4.1 4.1 4.2 4.2 4.2 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4
Data Pengamatan NOSE
RPM Fan : 1865
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15
1 8.8 8.7 8.6 8.6 8.6 8.6 8.7 8.7 8.9 9 9.1 9.1
2 9.3 9.3 9.2 9 8.9 8.8 8.8 8.8 9 8.9 9 9
3 8.8 9 9 9 9 9 9.1 9.1 9.3 9.3 9.3 9.3
4 8 8.1 8.2 8.3 8.5 8.6 8.8 8.8 9 9.1 9.1 9.1
5 7.3 7.5 7.5 8 8 8.1 8.3 8.4 8.6 8.5 8.5 8.7
6 6.9 7.2 7.2 7.5 7.7 8 8.2 8.3 8.5 8.6 8.6 8.8
7 6.4 6.7 6.9 7.2 7.5 7.7 8 8.2 8.5 8.7 8.8 9
8 5 5.3 5.5 5.7 6 6.2 6.5 6.7 7 7.4 7.5 7.6
9 4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.4 4.5 4.7 4.9 5 5.1 5.1
10 7 6.7 6.5 6.2 6 5.7 5.5 5.3 5 4.9 5 5
11 8 7.6 7.4 7.2 6.9 6.6 6.5 6.3 6.2 5.8 5.8 5.7
12 8.3 8.1 8 7.8 7.5 7.4 7.2 7 6.9 6.5 6.5 6.5
13 8.2 8 8 7.9 7.6 7.5 7.4 7.3 7.1 6.8 6.8 6.7
14 8.5 8.3 8.3 8.1 7.8 7.8 7.7 7.5 7.5 7.2 7.2 7.1
15 9 8.9 8.8 8.7 8.6 8.5 8.4 7.7 7.7 7.9 7.9 7.8
16 9.3 9.2 9.2 9.1 9.1 9 8.9 8.4 8.3 8.6 8.6 8.5
17 9 9 9 9 9 8.9 8.8 8.3 8.3 8.7 8.7 8.7
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15
1 8.1 8.1 8 8 8 8 8 8 8.2 8.4 8.3 8.4
2 8.5 8.5 8.5 8.3 8.2 8.1 8.1 8.1 8.3 8.5 8.4 8.5
3 8.1 8.2 8.2 8.2 8.3 8.3 8.4 8.5 8.5 8.6 8.6 8.7
4 7.4 7.5 7.5 7.7 7.9 8 8 8.1 8.3 8.5 8.5 8.6
5 6.9 7.7 7.7 7.2 7.4 7.6 7.6 7.9 8 8.1 8.2 8.3
6 6.6 6.7 6.7 7 7.2 7.4 7.5 7.8 8 8.1 8.2 8.4
7 6.2 6.4 6.4 6.8 7 7.2 7.4 7.7 8 8.2 8.3 8.5
8 5.2 5.2 5.2 5.6 5.8 6 6.3 6.5 6.7 7 7.2 7.4
9 4.7 4.6 4.6 4.6 4.7 4.7 4.7 4.8 4.8 5 5 5.1
10 6.9 6.7 6.5 6.3 6.1 5.9 5.7 5.5 5.3 5.1 5 4.8
11 7.5 7.2 7 6.8 6.6 6.5 6.3 6.2 6 5.8 5.8 5.6
12 7.8 7.6 7.5 7.3 7.1 7 6.8 6.8 6.6 6.5 6.4 6.2
13 7.7 7.5 7.5 7.3 7.2 7.1 7 6.9 6.8 6.6 6.5 6.4
14 7.9 7.8 7.7 7.6 7.5 7.4 7.3 7.2 7 6.8 6.8 6.7
15 8.3 8.2 8.2 8.1 8 7.9 7.8 7.7 7.6 7.5 7.5 7.3
16 8.5 8.5 8.5 8.4 8.4 8.2 8.3 8.2 8.1 8 8 7.8
17 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.2 8.3 8.1 8.1 8.1 8
H1 6.6 6.6 6.6 6.6 6.7 6.7 6.7 6.7 6.8 6.8 6.8 6.8
H2 4.6 4.6 4.6 4.6 4.7 4.7 4.7 4.7 4.8 4.8 4.8 4.8
Lampiran 5. Data Pengamatan Boeing 777-200
Data Pengamatan Kepala Model Boeing 777-200
RPM Fan
: 2016
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 8.8 8.8 8.8 9 9.1 9.2 9.2 9.3 9.4 9.4 9.3 9.2 9.2 9.2 9.1
2 8.8 8.8 8.8 9.1 9.2 9.3 9.4 9.4 9.4 9.4 9.3 9.3 9.3 9.3 9.2
3 8.9 8.9 9 9.2 9.3 9.5 9.6 9.7 9.7 9.6 9.4 9.4 9.5 9.4 9.4
4 9 9 9.1 9.3 9.5 9.7 9.8 9.9 9.9 10 10.1 10 10 9.8 9.7
5 9.2 9.3 9.4 9.6 9.8 10 10.1 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.4 10.4 10.3
6 9.2 9.4 9.5 9.8 10 10.3 10.5 10.5 10.6 10.7 10.8 10.8 10.9 11 10.8
7 8.8 8.9 9 9.4 9.7 10 10.1 10.3 10.5 10.5 10.7 10.7 10.8 10.9 10.9
8 8.2 8.4 8.5 8.9 9.3 9.5 9.8 9.9 10.1 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.8
9 7.5 7.6 7.8 8.2 8.5 9 9.1 9.5 9.5 9.8 10 10.1 10.3 10.5 10.6
10 7.2 7.5 7.7 8.2 8.8 9.3 9.5 10 10.1 10.5 10.8 11.1 11.2 11.5 11.7
11 5.1 5.1 5.2 5.4 5.5 6 6.3 6.5 6.7 7 7.3 7.5 7.6 7.6 7.7
12 5.8 5.8 6 6.3 6.5 6.8 7 7.1 7.1 7.4 7.5 7.6 7.8 8 8.1
13 5.4 5.5 5.6 6 6.3 6.7 7 7.2 7.2 7.6 7.8 8.1 8.2 8.5 8.7
14 4.7 4.6 4.5 4.5 4.5 4.7 4.8 4.8 4.9 5 5.1 5.3 5.4 5.5 5.7
15 7.9 7.6 4.5 7 6.8 6.7 6.4 6.3 6.1 6 5.8 5.6 5.5 5.4 5.4
16 8.3 8.1 7.9 7.6 7.5 7.4 7.1 7 6.9 6.7 7.5 6.8 6.7 6 6.5
17 8.5 8.4 8.3 8 7.9 7.9 7.6 7.5 7.4 7.2 7 6.9 7.7 6.5 6.4
18 8.7 8.6 8.5 8.3 8.2 8.1 7.9 7.8 7.7 7.5 7.4 7.2 7.1 6.9 6.6
19 9 8.9 8.8 8.6 8.5 8.5 8.3 8.1 8.1 7.9 7.8 7.5 7.5 7.2 7.1
20 9.5 9.4 9.2 9.1 9 9 8.9 8.6 8.5 8.4 8.3 8 8 7.8 7.6
21 9.6 9.6 9.5 9.4 9.4 9.4 9.2 9 9 8.9 8.7 8.5 8.5 8.2 8
22 9.7 9.7 9.6 9.6 9.6 9.6 9.5 9.5 9.4 9.2 9 8.9 8.8 8.6 8.2
23 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.4 9.4 9.4 9.2 9.1 9 9 8.8 8.1
24 9.4 9.4 9.4 9.3 9.4 9.4 9.3 9.3 9.3 9.1 9 8.9 8.9 8.8 8.1
25 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 9.1 9.2 9.1 9.1 9 8.9 8.8 8.8 8.7 8
26 8.7 8.8 8.8 8.9 8.9 9 9 9 9 8.9 8.8 8.7 8.7 8.5 7.9
H1 7.5 7.6 7.6 7.7 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.9 7.8 7.9 7.8
H2 4.3 4.4 4.4 4.5 4.5 4.5 4.5 4.6 4.6 4.6 4.6 4.7 4.6 4.7 4.6
Data Pengamatan Kepala Model Boeing 777-200
RPM Fan
: 1865
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 8.3
2 8.4 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 8.9 8.8 8.8 8.8 8.9 8.9 8.9 8.4
3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 9 9 9.2 9.3 9.2 9.1 9 9 9 8.5
4 8.5 8.6 8.8 8.9 9 9.1 9.7 9.3 9.4 9.5 9.6 9.5 9.6 9.4 9.3
5 8.7 8.8 9 9.1 9.4 9.5 9.5 9.5 9.6 9.7 9.7 9.8 9.8 9.8 9.8
6 8.6 8.9 9.1 9.3 9.5 9.7 9.8 9.8 10 10 10.1 10.1 10.2 10.2 10.2
7 8.1 8.5 8.7 8.8 9.3 9.4 9.6 9.1 9.8 9.9 10 10 10.1 10.2 10.3
8 7.6 8 8.4 8.5 8.8 9 9.2 8.8 9.5 9.8 9.8 9.9 10 10.1 10.2
9 7 7.4 7.7 7.9 8.3 8.5 8.7 8.4 9.1 9.3 9.4 9.6 9.7 9.8 10
10 6.7 7.2 7.6 7.9 8.5 8.8 9.1 8.3 9.6 9.9 10.1 10.4 10.5 10.7 10.9
11 5.1 5.3 5.4 5.5 5.7 6 6.8 6.5 6.7 7 7.1 7.3 7.5 7.6 7.7
12 5.6 5.9 6.1 6.3 7 6.7 7.4 7 7 7.2 7.3 7.4 7.6 7.7 7.9
13 5.3 5.6 5.8 6.6 6.8 6.6 7.4 7 7.1 7.4 7.5 7.8 7.9 8.1 8.4
14 5 4.8 4.7 4.8 4.9 5 5 5 5 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.8
15 7.9 7.4 7.1 7 7 6.5 6.4 6.2 6.1 6 5.8 5.7 5.7 5.5 5.5
16 8.1 7.8 7.6 7.5 7.3 7.1 7 6.8 6.8 6.6 6.5 6.3 7.3 7 6
17 8.3 8.1 7.8 7.8 7.6 7.3 7.4 7.3 7.2 7 7 6.7 7.7 7.5 6.5
18 8.4 8.3 8.1 8 7.9 7.6 7.7 7.5 7.5 7.4 7.2 6.5 8 7.3 6.8
19 8.7 8.5 8.4 8.3 8.2 8 8 7.8 7.3 7.7 7.5 7.8 8.3 7.6 7
20 9 8.8 8.8 8.7 8.6 8.5 8.4 8.3 7.7 8.1 8 7.3 8.7 8 7.4
21 9.1 9 9 8.9 8.9 8.8 8.8 8.6 8 8.4 8.4 7.6 8.1 8.4 7.8
22 9.3 9.2 9.2 9.1 9.1 9 9 8.9 8.4 8.8 8.7 8 8.5 8.8 8.1
23 9.1 9.1 9.1 9 9 9 9 8.9 8.4 8.8 8.8 8.1 8.6 8.9 8.3
24 8.9 8.9 8.9 8.9 8.9 8.5 8.8 8.8 8.3 8.7 8.7 8 8.6 8.9 8.3
25 8.6 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.6 8.1 8.5 8.6 7.9 8.5 8.8 8.2
26 8.4 8.5 8.4 8.5 8.5 8.6 8.5 8.5 8 8.3 8.5 7.8 8.4 8.1 8.1
H1 7.3 7.4 7.5 7.5 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.7 7.7 7.8 7.9
H2 4.6 4.6 4.7 4.7 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9 4.9
Data Pengamatan Kepala Model Boeing 777-200
RPM Fan : 1663
Angle Of Attack
No -9 -7 -5 -3 0 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1 8 8 8 8.1 8.2 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.2
2 8 8 8 8.1 8.2 8.3 8.4 8.4 8.4 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
3 8 8 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.7 8.6 8.5 8.4 8.4 8.4
4 8.1 8.2 8.2 8.4 8.5 8.5 8.6 8.7 8.8 8.8 8.8 9 8.9 8.8 8.7
5 8.3 8.4 8.5 8.6 8.6 8.8 8.8 8.9 9 9 9 9.1 9 9.1 9
6 8.3 8.4 8.5 8.7 8.8 8.9 9.1 9.2 9.2 9.2 9.3 9.4 9.4 9.4 9.4
7 8 8 8.1 8.3 8.5 8.7 9 9 9.1 9.1 9.2 9.3 9.4 9.4 9.4
8 7.5 7.6 7.9 8 8.3 8.5 8.7 8.8 8.8 9 9.1 9.2 9.3 9.4 9.4
9 7 7.2 7.4 7.5 7.8 7.5 8.2 8.4 8.5 8.7 8.8 9 9 9.2 9.2
10 6.9 7 7.3 7.5 7.9 7.7 8.5 8.7 8.8 9.2 9.3 9.5 9.7 9.9 9.9
11 5.4 5.5 5.5 5.6 5.9 6 6.3 6.5 6.5 6.8 7 7.1 7.2 7.4 7.5
12 5.9 6 6.1 6.2 7.4 6.6 6.7 6.8 7 7 7.1 7.2 7.3 7.4 7.6
13 5.7 5.8 5.9 6 7.3 6.5 6.7 6.8 7.1 7.1 7.3 7.5 7.6 7.8 8
14 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.2 5.3 5.4 5.4 5.5 5.5 5.6 5.8 6
15 7.3 7.1 7 6.8 6.6 6.5 6.4 6.2 6.2 6.2 6 5.9 5.7 5.6 5.6
16 7.6 7.5 7.3 7.2 7.1 7 6.8 6.8 6.7 6.7 6.5 6.4 6.1 6.1 6
17 7.8 7.8 7.6 7.5 7.4 7.3 7.1 7.1 7 7 6.8 6.6 6.5 6.4 6.3
18 7.9 7.9 7.8 7.8 7.6 7.5 7.4 7.5 7.2 7.2 7 6.9 6.8 6.6 6.5
19 8 8 7.9 7.9 7.8 7.7 7.6 7.6 7.5 7.5 7.2 7.1 7 6.8 6.7
20 8.4 8.4 8.3 8.2 8.1 8.1 8 8 8 8 7.6 7.5 7.4 7.3 7
21 8.5 8.5 8.5 8.4 8.4 8.3 8.2 8.2 8.1 8.1 8 7.8 7.7 7.6 7.5
22 8.6 8.6 8.6 8.5 8.5 8.5 8.5 8.4 8.4 8.4 8.2 8 7.9 7.9 7.7
23 8.5 8.5 8.3 8.4 8.4 8.5 8.5 8.4 8.4 8.4 8.3 8.2 8 8 7.9
24 8.4 8.4 8.4 8.3 8.3 8.4 8.3 8.3 8.3 8.3 8.2 8.1 8 8 7.9
25 8.2 8.2 8.2 8.3 8.2 8.2 8.2 8.1 8.1 8.1 8.1 8 7.9 7.9 7.8
26 5 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7.8 7.8 7.8
H1 7.1 7.1 7.1 7.2 7.3 7.3 7.3 7.3 7.4 7.4 7.4 7.4 7.5 7.6 7.6
H2 5 5 5 5.1 5.1 5.1 5.2 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3
53
MULAI
INPUT DATA
- Syarat batas
- Sudut serang
- Cp
P = C p ⋅ 1 ρ ⋅ Vs2 + Ps
2
Tebakan Awal
Vs
ITERASI
u(i,j)= u(i+1,j)+u(i-
1,j)+u(i,j+1)+u(i,j-1))/4
error1>0.00001
error1=0.00001
OUTPUT
SELESAI
54
clc
clear
clear all
for l = 1 : 15
l
P=97300; R=287; L=0.109; T=299; g=9.81; rhoA=1000; nwe=1.85*10^-5;
data = importdata ('1663.mat');
sdt = data(28,l); h1 = data(29,l); h2 = data(30,l);
dh=abs((h1-h2)/1000); rhoU=P/(R*T); V=sqrt(2*rhoA*g*dh/rhoU);
Re=V*L/nwe; M=V/(20.94*sqrt(T)); Q=rhoU*V^2/2; Pstat=9.8*rhoA*dh;
theta=sdt*pi/180;
s = 149;
A=[1;11;21;29;39;50;60;69;78;86;90;96;104;110;104;98;90;81;72;62;5
3;43;32;21;11;1];
for n = 1 : 26
B(n,1) = (h1-data(n,l))/(h1-h2);
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%% Syarat Batas boeing atas
%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%% atas 1
%%%%%%%%%%%%%%%%%
ra = 0;ia=0; a11=1;
for i = 1:90
eq = -.77144e-4*i^3+.43377e-2*i^2-.55896e-1*i+37.;
x = (i*cos(theta)- eq*sin(theta));
y = (i*sin(theta)+ eq*cos(theta));
v=round(x); w=round(y);
if A (3+ia) == i
ia = ia + 1;
end
C =
[A(ia+1,1)^2,A(ia+1,1),1;A(ia+2,1)^2,A(ia+2,1),1;A(ia+3,1)^2,A(ia+
3,1),1];
D = [B(ia+1,1);B(ia+2,1);B(ia+3,1)];
E = inv(C)*D;
Cp = E(1,1)*i^2 + E(2,1)*i + E(3,1);
g(i) = ((Cp*Q)+Pstat);
k = w+s; at1(i) = v;
if v == 1
blka = k;
end
if v < 1
j = 1;
else
j = v; wa1(v,2) = k; wa1(j,3) = g(i);
end
xa = (i*cos(-theta) - 37*sin(-theta));
va=round(xa);
if va == -1
ra = -i;
end
55
end
for i = ra:0
xa = (i*cos(theta)- 37*sin(theta));
ya = (i*sin(theta)+ 37*cos(theta));
va=round(xa); wa=round(ya); ka = wa + s;
if va ==1
blka = ka;
end
if va < 1
ja = 1;
else
ja = va; wa1(va,2) = ka; wa1(va,3) = g(1);
end
end
for i = 1 : at1(90)
wa1(i,1) = i;
if wa1(i,2)==0
wa1(i,2) = wa1(i-1,2); wa1(i,3) = wa1(i-1,3);
end
u(i,wa1(i,2)) = wa1(i,3);
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% atas 2
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 90:109
eq = -.11905e-2*i^3+.32976*i^2-30.770*i+977.76;
x = (i*cos(theta)- eq*sin(theta));
y = (i*sin(theta)+ eq*cos(theta));
v=round(x); w=round(y);
if i == 109
dp = v+1;
end
if A (3+ia) == i
ia = ia + 2;
end
C =
[A(ia+1,1)^2,A(ia+1,1),1;A(ia+2,1)^2,A(ia+2,1),1;A(ia+3,1)^2,A(ia+
3,1),1];
D = [B(ia+1,1);B(ia+2,1);B(ia+3,1)];
E = inv(C)*D;
Cp = E(1,1)*i^2 + E(2,1)*i + E(3,1);
g = ((Cp*Q)+Pstat);
k = w+s; at2(i) = v;
if v < 1
j = 1;
else
j = v; wa2(v,2) = k; wa2(v,3) = g;
end
end
for i = at2(90) : at2(109)
wa2(i,1) = i;
if wa2(i,2)==0
wa2(i,2) = wa2(i-1,2); wa2(i,3) = wa2(i-1,3);
end
u(i,wa2(i,2)) = wa2(i,3);
56
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%% Syarat Batas boeing Bawah
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
rb = 0;
ia = 13;
for i = 110:-1:1
eq = .43435e-4*i^3-.17399e-2*i^2+.13056e-1*i-37.;
x = (i*cos(theta)- eq*sin(theta));
y = (i*sin(theta)+ eq*cos(theta));
v=round(x); w=round(y);
if A (3+ia) == i
ia = ia + 1;
end
if ia == 24
ia = 23;
end
C =
[A(ia+1,1)^2,A(ia+1,1),1;A(ia+2,1)^2,A(ia+2,1),1;A(ia+3,1)^2,A(ia+
3,1),1];
D = [B(ia+1,1);B(ia+2,1);B(ia+3,1)];
E = inv(C)*D;
Cp = E(1,1)*i^2 + E(2,1)*i + E(3,1);
g = ((Cp*Q)+Pstat);
k = w+s; bw1(i) = v;
if v == 1
blkb = k;
end
if v < 1
j = 1;
else
j = v; wb1(v,2) = k; wb1(v,3) = g;
end
xb = (i*cos(-theta)+ 37*sin(-theta));
vb=round(xb);
if vb == -1
rb = -i;
end
end
for i = rb:0
xb = (i*cos(theta)+ 37*sin(theta));
yb = (i*sin(theta)- 37*cos(theta));
vb=round(xb); wb=round(yb); kb = wb + s ;
if vb ==1
blkb = kb;
end
if vb < 1
jb = 1;
else
jb = vb; wb1(vb,2) = kb; wb1(vb,3) = g;
end
end
for i = 1 : bw1(110)
wb1(i,1) = i;
if wb1(i,2)==0
57
wb1(i,2) = wb1(i-1,2);
wb1(i,3) = wb1(i-1,3);
end
u(i,wb1(i,2)) = wb1(i,3);
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% SYARAT BATAS
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
% Syarat Atas
for i = 1:250
u(i,300) = 0;
end
% Syarat Bawah
for i = 1:250
u(i,1) = 0;
end
% Syarat Depan
for j = 1:300
u(1,j) = 0;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% TEBAKAN AWAL
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% DEPAN
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = dp:249
for j = 2:299
u(i,j) = Pstat;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% atas 1
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 1 : at1(90)
for j = wa1(i,2)+1 : 299
u(i,j) = Pstat;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% atas2
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = at2(90) : at2(109)
for j = wa2(i,2)+1 : 299
u(i,j) = Pstat;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% Bawah
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 1 : bw1(110)
for j = 2 : wb1(i,2)-1
u(i,j) = Pstat;
end
end
step=3
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%
58
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% ITERASI
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
error1 = 1;
while error1 > 0.00001
q = sum(sum(u));
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% DEPAN
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = dp:249
for j = 2:299
u(i,j) = (u(i+1,j)+u(i-1,j)+u(i,j+1)+u(i,j-1))/4;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% atas 1
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 2 : at1(90)
for j = wa1(i,2)+1 : 299
u(i,j) = (u(i+1,j)+u(i-1,j)+u(i,j+1)+u(i,j-1))/4;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% atas 2
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = at2(90) : at2(109)
for j = wa2(i,2)+1 : 299
u(i,j) = (u(i+1,j)+u(i-1,j)+u(i,j+1)+u(i,j-1))/4;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% Bawah
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 2 : bw1(110)
for j = 2 : wb1(i,2)-1
u(i,j) = (u(i+1,j)+u(i-1,j)+u(i,j+1)+u(i,j-1))/4;
end
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% Syarat Belakang
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for j = 2 : blkb-1
u(1,j) = u(2,j);
end
for j = blka+1 : 299
u(1,j) = u(2,j);
end
z = sum(sum(u));
error1 = (q - z)/q;
q = z;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% Figure
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
u(1,150)=50; figure;
surf(u);
shading interp
clc
clear
clear all
end
59
end
for i = 1 : at1(90)
wa1(i,1) = i;
if wa1(i,2)==0
wa1(i,2) = wa1(i-1,2); wa1(i,3) = wa1(i-1,3);
end
U(f,1) = wa1(i,1); U(f,2) = wa1(i,2); U(f,3) = wa1(i,3);
f=f+1;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%% atas 2 %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
for i = 91:109
eq = -.11905e-2*i^3+.32976*i^2-30.770*i+977.76;
x = (i*cos(theta)- eq*sin(theta));
y = (i*sin(theta)+ eq*cos(theta)); v=round(x); w=round(y);
if A (3+ia) == i
ia = ia + 2;
end
C =
[A(ia+1,1)^2,A(ia+1,1),1;A(ia+2,1)^2,A(ia+2,1),1;A(ia+3,1)^2,A(ia+
3,1),1];
D = [B(ia+1,1);B(ia+2,1);B(ia+3,1)];
E = inv(C)*D;
Cp = E(1,1)*i^2 + E(2,1)*i + E(3,1);
g = ((Cp*Q)+Pstat); k = w+s; at2(i) = v;
if v < 1
j = 1;
else
j = v; wa2(v,2) = k; wa2(v,3) = g;
end
end
for i = at2(91) : at2(109)
wa2(i,1) = i;
if wa2(i,2)==0
wa2(i,2) = wa2(i-1,2); wa2(i,3) = wa2(i-1,3);
end
U(f,1) = wa2(i,1); U(f,2) = wa2(i,2); U(f,3) = wa2(i,3);
f=f+1;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%%%%%%%%%%%%%%% Syarat Batas boeing Bawah %%%%%%%%%%%%%%%%%
rb = 0;
ia = 13;
for i = 110:-1:1
eq = .43435e-4*i^3-.17399e-2*i^2+.13056e-1*i-37.;
x = (i*cos(theta)- eq*sin(theta));
y = (i*sin(theta)+ eq*cos(theta)); v=round(x); w=round(y);
if A (3+ia) == i
ia = ia + 1;
end
if ia == 24
ia = 23;
end
C =
[A(ia+1,1)^2,A(ia+1,1),1;A(ia+2,1)^2,A(ia+2,1),1;A(ia+3,1)^2,A(ia+
3,1),1];
61
D = [B(ia+1,1);B(ia+2,1);B(ia+3,1)];
E = inv(C)*D;
Cp = E(1,1)*i^2 + E(2,1)*i + E(3,1);
g = ((Cp*Q)+Pstat); k = w+s; bw1(i) = v;
if v < 1
j = 1;
else
j = v; wb1(v,2) = k; wb1(v,3) = g;
end
xb = (i*cos(-theta)+ 37*sin(-theta));
vb=round(xb);
if vb == -1
rb = -i;
end
end
for i = rb:0
xb = (i*cos(theta)+ 37*sin(theta));
yb = (i*sin(theta)- 37*cos(theta));
vb=round(xb); wb=round(yb); kb = wb + s ;
if vb < 1
jb = 1;
else
jb = vb; wb1(vb,2) = kb; wb1(vb,3) = g;
end
end
for i = bw1(110) : -1 : 1
wb1(i,1) = i;
if wb1(i,2)==0
wb1(i,2) = wb1(i-1,2);
wb1(i,3) = wb1(i-1,3);
end
U(f,1) = wb1(i,1); U(f,2) = wb1(i,2); U(f,3) = wb1(i,3);
f=f+1;
end
for i = 3 : f-3
C = [U(i-2,1)^2,U(i-
2,1),1;U(i,1)^2,U(i,1),1;U(i+2,1)^2,U(i+2,1),1];
D = [U(i-2,2);U(i,2);U(i+2,2)];
E = inv(C)*D;
sd = atan(2*E(1,1)*U(i,1)+E(2,1));
alfa=(90*pi/180)-abs(sd); U(i,4) = U(i,3)*cos(alfa);
end
drag=0;
for m = 1 : f-1
if m < 3
U(m,4)=U(3,4);
elseif m > f-3
U(m,4)=U(f-3,4);
end
drag = drag + U(m,4);
end
Z(l,1)=sdt;Z(l,2)=drag/1000;
end
Z
62
Lampiran 10. Tabel Kecepatan Aliran Dalam Seksi Uji Sesuai RPM
Pada Low Speed Tunel
Jurusan : Fisika
2. Bukan merupakan duplikat skripsi yang pernah dibuat oleh orang lain
atau jiplakan karya tulis orang lain dan bukan terjemahan karya orang
lain.
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan ini tidak benar.
Djoko Poernomo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sartini.
Jakarta Timur, selama 6 tahun dan lulus pada tahun 1995. Kemudian
mengeh umum SMUN 58 Jakarta, dan lulus tahun 2001. Pada tahun yang
Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II. Bekerja di salah satu Bimbingan Belajar
sebagai Pengelola dan staf mengajar. Dan juga pernah bekerja menjadi