Anda di halaman 1dari 9

ASFIKSIA NEONATORUM DAN IKTERUS NEONATORUM

Asfiksia Neonatorum Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Patogenesis Bila janin timbul kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap . !agus sehingga bunyi jantung janin menjadi lambat. . !agus tidak dapat . simpatikus. #$$ menjadi Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, maka dipengaruhi lagi. "imbulah kini rangsang dari lebih cepat akhirnya irregular dan menghilang. %ecara klinis tanda-tanda asfiksia adalah denyut jantung janin yang lebih cepat dari &'( kali per menit atau kurang dari &(( kali per menit, halus dan ireguler ) serta adanya pengeluaran mekonium. *ekurangan O2 juga merangsang usus, sehingga mekonium keluar sebagai tanda janin dalam asfiksia $ika #$$ normal dan ada mekonium + janin mulai asfiksia $,ka #$$ lebih dari &'( kali per menit dan ada mekonium + janin dalam keadaan ga-at. $ika #$$ kurang dari &(( kali per menit dan ada mekonium + janin dalam keadaan ga-at. $anin akan mengadakan pernafasan intrauterine, dan bila kita periksa kemudian, terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru. Bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis, bila janin lahir al!eoli tidak berkembang.

&

Etiologi dan Faktor Presdiposisi Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport O 2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persedian O2 dan dalam menghilangkan CO2. gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan ibu dalam persalinan. .angguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gi/i ibu yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain. 0ada keadaan terakhir ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksigenisasi serta kekurangan pemberian /at-/at makanan berhubungan dengan gangguan fungsi plasenta. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan. 1aktor-faktor yang mendadak ini terdiri atas + &. 1aktor-faktor dari pihak janin, seperti + 2&3 gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat ) 223 depresi pernapasan karena obatobat anesthesia4analgetika yang diberikan kepada ibu, perdarahan intracranial, dan kelainan ba-aan 2hernia diafragmatika, anesthesia saluran pernapasan, hipoplasi paru-paru, dan lain-lain. 2. 1actor-faktor dari pihak ibu, seperti + 2&3 gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani ) 223 hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan misalnya pada plasenta pre!ia 253 hipertensi pada eklampsia ) 263 gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasenta. Gangguan Homeostatis 0erubahan gas dan transpor oksigen selama kehamilan dan persalinan akan mempengaruhi oksigenisasi sel-sel tubuh yang selanjutnya dapat mengakibatkan gangguan fungsi sel. 0erubahan homeostatis ini berhubungan erat dengan beratnya dan lamanya anoksia atau hipoksia yang diderita. 0ada tingkat permulaan gangguan pertukaran gas transport O2 mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik. Bila gangguan berlanjut, dalam tubuh terjadi metabolismus anerobik. 0roses ini berupa glikolis glikogen tubuh,

sehingga sumber-sumber glikogen tubuh terutama dalam jantung dan hati berkurang. Asam-asam organic yang dihasilkan akibat metabolisme ini akan menyebabkan terjadinya asidosis metabolic. 0ada tingkat lebih lanjut terjadi gangguan kardio!askular yang disebabkan oleh + 2&3 kerja jantung yang terganggu akibat dipakainya simpanan glikogen dalam jaringan jantung) 223 asidosis metabolic yang mengganggu fungsi sel-sel jantung ) dan 253 gangguan peredaran darah ke paru-paru karena tetap tingginya pulmonary !ascular resistance. Asidosis dan gangguan kardio!askular ini mempunyai akibat buruk terhadap sel-sel otak dan dapat menyebabkan kematian anak atau timbulnya gejala-gejala lanjut pada anak yang hidup. #alam garis besar perubahan-perubahan yang terjadi pada asfiksia ialah + 2&3 menurunnya tekanan O2 asterial ) 223 meningkatnya tekanan CO2 ) 253 turunnya pH darah ) 263 dipakainya simpanan glikogen tubuh untuk metabolismus anerobik ) dan 273 terjadinya perubahan fungsi system kardio!askular. Diagnosis Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia4hipoksia janin. diagnosis anoksia4hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda ga-at janin. tiga hal perlu mendapat perhatian. &. #enyut jantung janin 1rekuensi normal ialah antara &2( dan &'( denyutan ) selama his frekuensi ini biasa turun, tetapi diluar his kembali lagi kepada keadaan semula. Apabila frekuensi turun sampai diba-ah &(( semenit diluar his, dan lebihlebih jika tidak teratur, hal ini merupakan tanda bahaya. 2. 8ekonium dalam air ketuban

Resusuitasi Bayi 9ntuk mendapatkan hasil yang sempurna dalam resusitasi, prinsip dasar yang perlu diingat ialah + 2&3 menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan tetap bebasnya jalan napas ) 223 memberikan bantuan pernapasan

secara aktif kepada bayi dengan usaha pernapasan buatan ) 253 memperbaiki asidosis yang terjadi ) 263 menjaga agar peredaran darah tetap baik. Ikterus Neonatal Kejadian ,kterus ialah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. *ejadi ikterus pada bayi baru lahir 2BB:3 menurut beberapa penulis Barat berkisar antara 7(; pada bayi cukup bulan dan <7; pada bayi kurang bulan. Batasan-batasan ,kterus 1isologis ,kterus fisiologik ialah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga yang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak mele-ati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. ,kterus ini biasanya menghilang pada akhir minggu pertama atau selambat-lambatnya &( hari pertama. #i =umah %akit #r. Cipto 8angunkusumo $akarta, biasanya ikterus dikatakan fisiologik bila + &. 2. 5. 6. 7. '. "imbul pada hari kedua dan ketiga *adar bilirubin indirek sesudah 2>26 jam tidak mele-ati &7 mg; pada neonatus cukup bulan dan &( mg; pada neonatus kurang bulan *ecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 7 mg; per hari *adar bilirubin direk tidak melebihi & mg; ,kterus menghilang pada &( hari pertama "idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik

,kterus patologik ,*terus patologik ialah ikterus yang mempunyai dasar patologik atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. #asar patologik ini misalnya, jenis bilirubin, saat timbulnya dan menghilangnya ikterus dan penyebabnya.

Bro-n menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai &2 mg ; pada bayi cukup bulan dan &7 mg; pada bayi kurang bulan. 9ttely menetapkan &( mg; dan &7 mg;. 0engamatan di =umah %akit #r. Ciptomangunkusomo $akarta ialah ikterus biasanya mempunyai hubungan dengan morbiditas bilamana kadar ikterus mencapai lebih dari &2,7 mg; pada BB: cukup bulan dan &( mg; pada BB: kurang bulan. *ern-ikterus ialah suatu kerusakan otak akibat perlengkapan bilirubun indirek pada otak terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nucleus merah dan nucleus pada dasar !entrikulus ke ,?. "anda-tanda klinik pada permulaan tidak jelas tetapi dapat disebutkan ialah + mata yang berputar, latergi, kejang, tak mau mengisap, tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus. 0ada umur yang lebih lanjut bila bayi ini hidup dapat terjadi spasme otot, opitotonus, kejang, atetosis yang disertai ketegangan otot. *etulian pada nada tinggi dapat ditemukan, gangguan bicara dan retardasi mental. 0engamatan ,kterus 0engamatan ikterus kadang-kadang agak sulit apalagi dengan cahaya buatan. 0aling baik ialah dengan cahaya matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan -arna pengaruh sirkulasi. ,kterus biasanya bermanifestasi pada kadar yang lebih rendah pada yang berkulit putih dan lebih tinggi pada orang kulit ber-arna. 9ttely menyatakan bah-a ikterus baru terlihat kalau kadar bilirubin mencapai lebih dari 2 mg;. bro-n menyebutkan bah-a ikterus baru terlihat bila kadar bilirubin melebihi 7 mg;. pengalaman di =umah %akit #r. Cipto 8angunkusumo $akarta ialah ikterus baru terlihat jelas bilamana kadar bilirubin melebihi ' mg;. 0engalaman membuktikan bah-a derajat intensitas ikterus tidak selalu sama dengan tinginya kadar bilirubin darah. 8etabolisme Bilirubin 9ntuk mendapat pengertian yang cukup mengenai masalah ekterus pada neonatus perlu kita mengetahui sedikit tentang metabolisme bilirubin pada janin

dan neonatus. 0erbedaan utama metabolisme ini ialah bah-a pada janin hepar belum banyak berfungsi karena bilirubin indirek. Etiologi @tiologi ikterus pada BB: dapat terjadi sendiri ataupun disebabkan oleh beberapa factor. %ecara garis besar etiologic itu dapat dibagi sebagai berikut + &. 0roduksi yang berlebihan, lebih daripada kemampuan bayi untuk mengeluarkan misalnya pada + hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah =h, ABO, golongan darah lain, defisiensi ensim .'0#, pyru!ate kinase, perdarahan tertutup, dan sepsis. 2. .angguan dalam proses uptake dan konjungi gepar. .angguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjungi bilirubin, gangguan fungsi hepar akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya ensim glukoronil transferase 2Criggler ajjar syndrome3. 5. 6. .angguan dalam transportasi. Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkut ke hepar. .angguan dalam ekskresi .angguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar. *elainan diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain. $elaslah ba-ah penyebab utama ikterus yang mempunyai dasar yang patologik sangat berbeda dengan yang dapat kita baca dalam kepustakaan. #i egara yang sedang berkembang maka penyebab utama ikterus patologik ialah infeksi dan hipoksia, kemudian menyusul proses hemolisis karena defisiensi ensim .'0#. Beberapa $enis ,kterus eonatal &. ,kterus hemolitik yang berat pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang disebut eritroblastosis fetalis atau morbus hemolitikus neonaturum 2Haemolytic disease of the ne-born3. 0enyakit hemolitik ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan bayi.

'

,kterus dapat terjadi pada hari pertama dan kedua dan sifatnya biasanya ringan. Bayi tidak tampak sakit, anemianya ringan, hepar dank lien tidak membesar. ,kterus dapat menghilang dalam beberapa hari. *alau hemolisisnya berat, seringkali diperlukan juga transfuse tukar darah untuk mencegah terjadinya kern-ikterus. 0emeriksaan yang perlu dilakukan ialah pemeriksaan kadar bilirubin serum se-aktu--aktu. 2. ,kterus obstrukti!a Obstruksi dalam penyaluran empedu dapat terjadi didalam hepar dan diluar hepar. Akibat obstruksi itu terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung. Bila kadar bilirubin langsung melebihi & mg;, maka kita harus curiga akan hal-hal yang dapat menyebabkan obstruksi, misalnya pada sepsis, hepatitis neonatorum, pielonefritis, atau obstruksi saluran empedu. 0eningkatan kadar bilirubin langsung dalam serum -alaupun kadar bilirubin total masih dalam batas normal, pielonefritis, trisoma &A, dan sindroma #ubin $ohnson. Adanya bilirubin langsung didalam plasma seringkali merupakan petunjuk kea rah proses umum, misalnya infeksi congenital oleh bacteria, !irus dan proto/oa yang mengurangi kemampuan hepar untuk mengeluarkan bilirubin langsung. 5. ,kterus yang disebabkan oleh hal lain *adang-kadang ikterus neonatorum tidak dapat diterangkan dengan proses hemolisis atau proses obstruksi. ,kterus yang demikian biasanya menetap sesudah minggu pertama kehidupan, dan bilirubin yang meningkat ialah bilirubin tidak langsung. Beberapa keadaan dapat pula menyebabkan ikterus neonatorum. 6. *ern-,kterus .ejala klinik kern ikterus biasanya berupa ikterus yang berat, letargia, tidak mau minum, muntah-muntah, sianosis, opistotonus, dan kejang. *adangkadang gejala klinik ini tidak ditemukan dan bayi biasanya meninggal karena serangan apnea, tetapi pada bedah mayat ditemukan kern-ikterus.

<

*ern-ikterus biasanya disertai dengan meningkatnya kadar bilirubin tidak langsung dalam serum. Pencegahan dan penanganan hiperbilirubinemia 0eningkatan kadar bilirubin tidak langsung didalam darah dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh, terutama sel otak. Agak sulit untuk menentukan tingginya kadar bilirubin yang dianggap sebagai batas yang berbahaya, yang mengharuskan kita mengambil suatu tindakan pencegahan. *adar bilirubin yang berbahaya itu sangat tergantung pada saat timbulnya ikterus dan kecepatan meningkatnya kadarbilirubin tidak langsung. *adar bilirubin &7 mg ; pada hari ke-6 kurang berbahaya dibandingkan dengan kadar yang sama pada bayi baru lahir atau pada hari pertama. *arena itu, setiap bayi yang menderita ikterus perlu diamati apakah ikterus fisiologis atau akan berkembang menjadi ikterus patologik. Anamnesis kehamilan dan kelahiran sangat membantu pengamatan klinik ini dan dapat menuntun kita untuk melakukan pemeriksaan yang tepat. #alam penanganan ikterus, cara-cara yang dipakai ialah untuk mencegah dan mengobati hiperbilirubinemia. %ampai saat ini cara-cara itu dapat dibagi dalam 5 jenis usaha, yakni + &. 8empercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin a. @arly feeding b. 0emberian agar-agar c. 0emberian fenobarbital 2. 8engubah bilirubin menjadi bentuk yang tidak toksik dan yang dapat dikeluarkan dengan sempurna melalui ginjal dan traktus digesti!us. Contoh paling baik ialah terapi sinar. Cremer 2&B7A3 melaporkan pada bayi penderita ikterus yang diberi sinar matahari lebih dari penyinaran biasa, ikterus lebih cepat menghilang dibandingkan engan bayi lain yang tidak disinari. #engan penyinaran bilirubin dipecah menjadi dipyrole yang kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan traktus digesti!us.

5.

"ranfusi tukar darah 2e>change transfusion3 Cara yang paling tepat untuk mengobati hiperbilirubinemia pada neonatus ialah transfuse tukar darah. #alam beberapa hal terapi sinar dapat menggantikan transfuse tukar darah, akan tetapi pada penyakit hemolitik neonatus transfuse tukar darah merupakan tindakan yang paling cepat.

Kesimpulan 0enanganan ikterus neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya ikterus, intensitas ikterus 2kadar bilirubin serum, jenis bilirubin, dan sebab terjadinya ikterus. 9ntuk mendapat pegangan yang baik, pengobatan dan pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dilakukan didasarkan pada hri timbulnya ikterus dan naiknya kadar bilirubin serum.

Anda mungkin juga menyukai