Anda di halaman 1dari 2

Teori sistem dunia masih bertolak dari teori dependensi, namun menjelaskan lebih jauh dengan merubah unit

analisisnya kepada sistem dunia, sejarah kapitalisme d unia, serta spesifikasi sejarah lokal. Teori ini anteseden dari teori sejarah kl asik, mulanya dikembangkan oleh sejarawan mazhab Annales di Perancis: Lucian Feb vre dan Marc Bloch pada tahun 1929. Karena merasa tidak puas dengan teori sejara h yang dianggap terlalu terisolasi dan tidak realistis, kedua sejarawan tersebut berusaha mengembangkan pandangan baru dengan menerapkan metode komparasi dalam rentang waktu yang panjang untuk mendapatkan gambaran tentang perbedaan dan kesa maan diantara masyarakat (Peet, R. dan Elaine Hartwick, 2009: 172). Suwarsono dan Alvin Y. So (1991), Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia, LP3ES Jakarta. Peet, R. dan Elaine Hartwick (2009), Theories of development : contentions, argu ments, alternatives, 2nd ed, The Guilford Press, New York, , hal 172-5 Willis, K. ( 2005), Theories and Practices of Development, Routledge, Oxon, hal. 72 -5 Chase-Dunn, C. dan Thomas D. Hall, (2000), Comparing World-Systems To Explain Soc ial Evolution dalam Denemark, R. A. (Ed), World-System History:The Social Science Of Long-Term Change, Routledge, London Woodier, J. (2008), The Media and Political Change in Southeast Asia: Karaoke Cu lture and the Evolution of Personality Politics, Edward Elgar, Cheltenham, UK II. Teori Modernisasi

a. Ciri Umum Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut modern dan apa yang d isebut tradisional. Yang modern merupakan simbol dari kemajuan, pemikiran yang r asional, cara kerja yang efisien, dsb. Masyarakat modern dianggap sebagai ciri d ari masyarakat di negara-negara industri maju. Sebaliknya yang tradisional merup akan masyarakat yang belum maju, ditandai oleh cara berpikir yang irrasional ser ta cara kerja yang tidak effisien. Ini merupakan ciri masyarakat pedesaan yang d idasarkan pada usaha pertanian di negara-negara miskin. Teori modernisasi didasarkan pada faktor-faktor non material sebagai penyebab ke miskinan, khususnya dunia ide atau alam pikiran. Faktor-faktor ini menjelma dala m alam psikologi individu, atau nilai-nilai kemasyarakatan yang menjadi orientas i penduduk dalam memberikan arah kepada tingkah-lakunya. Faktor-faktor non mater ial atau dunia ide ini dianggap sebagai faktor yang mandiri, yang bisa dipengaru hi secara langsung melalui hubungan dunia ide dengan dunia ide yang lain. Oleh k arena itu, pendidikan menjadi salah satu cara yang sangat penting untuk mengubah psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya sebuah masyarakat. Dalam perkembang annya, memang ada teori yang juga menekankan aspek kondisi material, seperti mis alnya teori Hoselitz (yang menekankan pembentukan lembaga-lembaga yang menunjang proses modernisasi), atau Inkeles dan Smith (yang menekankan lingkungan kerja s ebagai cara untuk menciptakan manusia modern). Teori-teori seperti ini memang me rupakan teori peralihan ke Teori Struktural, meskipun persoalan yang dibahas ber lainan. Teori modernisasi biasanya bersifat a-historis. Hukum-hukumnya sering dianggap b erlaku secara universal. Dia dapat diberlakukan tanpa memperhatikan faktor waktu ataupun faktor tempat. Misalnya tentang prisnsip rasionalitas atau effisiensi. Ada kecenderungan dari teori-teori ini untuk beranggapan bahwa teori ini dapat d iberlakukan kapan saja dan dimana saja. Konteks masyarakat dan perkembangan masy arakat tersebut sepanjang sejarah kurang mendapat perhatian. Ada anggapan bahwa masyarakat bergerak secara garis lurus atau unilinear , dari sesuatu yang irrasi onal menjadi rasional. Misalnya, dari masyarakat tradsional menjadi masyarakat m odern. Gejala ini dianggap sebagai suatu yang universal, yang berlaku di masyara kat manapun, pada segala waktu. Masyarakat yang belum modern adalah masyarakat y ang terbelakang, sesuai dengan perkembangan dalam garis lurus tersebut. Pada saa

tnya masyarakat ini akan menjadi modern seperti yang dialami oleh negara-negara Eropa. Dengan demikian, faktor-faktor yang mendorong atau menghambat pembangunan harus dicari di dalam negara-negara itu sendiri, bukan diluar. Misalnya, kurangnya pen didikan pada pada sebagian besar penduduknya, adanya nilai-nilai lokal yang kura ng menghargai kekayaan material, dan sebagainya. Faktor-faktor ini adalah faktor internal. b. Aliran dan Tokoh-nya: Teori yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal untuk investasi. Teori jenis ini biasanya dikembangkan oleh ekonom, misalnya Ev sey Domar dan Roy Harold yang lebih dikenal dengan teori Harold-Domar; Teori yang menekankan aspek-aspek psikologi individu. Teori McClelland dengan ko nsep n-Achnya dapat dianggap mewakili aliran ini. Bagi McClelland, mendorong pro ses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi. C ara pembentukannya adalah melalui pendidikan individual, ketika mereka ini masih anak-anak di lingkungan keluarga mereka. Kalau manusia wiraswasta ini dapat dib entuk dalam jumlah yang banyak, proses pembangunan dalam masyarakat tersebut aka n menjadi kenyataan. Teori yang menkankan nilai-nilai budaya. Teori Weber tentang peran agama dalam p embentukan kapitalisme merupakan sumber dari aliran teori ini. Nilai-nilai masya rakat, antara lain dari yang melalui agama, mempunyai peran menentukan dalam mem pengaruhi tingkah laku individu. Kalau nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat d apat diarahkan kepada sikap yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, proses pe mbangunan dalam masyarakat tersebut dapat terlaksana. Teori yang menekankan adanya lembaga-lembaga sosial dan politik yang mendukung p roses pembangunan, sebelum lepas landas dimulai. Teori Rostow (yang lebih menkan kan proses lepas landas) dan Hoselitz adalah tokoh dari teori ini. Berbeda denga n Weber yang menekankan pada nilai-nilai, Hoselitz menekankan lembaga-lembaga ya ng kongkret. Lembaga-lembaga politik dan sosial ini diperlukan untuk menghimpun modal yang besar, serta memasok tenaga teknis, tenaga wiraswasta dan teknologi. Teori yang lebih menekankan lingkungan material, dalam hal ini lingkungan pekerj aan, sebagai salah satu cara terbaik untuk membentuk manusia modern yang bisa me mbangun. Inkeles dan Smith adalah tokoh teori ini. Berbeda dengan McClelland yan g menekankan pendidikan dalam arti "manipulasi" mental dari si anak didik, Inkel es dan Smith berpendapat bahwa perubahan dicapai dengan secara langsung memberik an pengalaman kerja. Di sini bukan "manipulasi" mental yang dipakai sebagai inst rumen pengubah, tetapi pengalaman kerja yang dialami secara nyata oleh si buruh yang mengubah sikap dan tingkah lakunya. Tetapi menang Inkeles dan Smith juga me nyatakan bahwa pendidikan adalah cara yang paling effektif untuk membentuk manus ia modern.

tanggapan Pembahasan materi tentang teori moderinisasi, teori ketergantungan, dan system e konomi dunia.Sudah sangat jelas dan komplek sehingga pemahaman dalam menganalisi s masing masing teori tersebut mudah hanya saja dari ketiga teori yang disambpai kan masih kurngnya memnerikan contoh dimana letak yang secara kongkrit dalam per bandingan kelemahan atau kelebihan teori tersebut..Teori moderinisasi,teori kete rgantungan, dan teori system dunia memang memiliki kelemahan dan kelebihan diman a tinggal kita lagi memahami dan plikatifnya dalam implementasi. relevan atau ti dak suatu teori terngantung pelaksana tersebut apabila tidak mampum implementasi nya maka teori tersebut sangat kurang mengena walaupun hal tersebut salah terapa n oleh pelaksanan. Proses transisi pada tiap tahapan selalu mengalami perubahan dan mempengaruhi tatanan social dan hal itu diterima sebgai kewajaran tinggal si apa lagi yang mampu mengambil peluan dan kelebihannya.

Anda mungkin juga menyukai