Anda di halaman 1dari 86

PENDAHULUAN

Manajemen Pembibitan
by:
Mustika Tripatmasari, SP. MSi
Manajemen Pembibitan 1
PERTANIAN merupakan SEKTOR PENTING
dlm PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN yg semakin
KOMPLEKS & KOMPETITIF,
menuntut TINGKAT EFISIENSI yg
TINGGI.

Konsekuensi usaha yg tdk efisien akan
menyebabkan produk
2
pertanian kt
tdk mampu bersaing dgn negara
2

lain.
Dengan demikian PRODUK PERTANIAN
yg harus diproduksi adalah PRODUK
2
yg
mpunyai KEUNGGULAN KOMPETITIF



KEUNGGULAN KOMPETITIF:
kemampuan memasok barang & jasa pd
waktu, tempat & bentuk yg diinginkan
konsumen, baik di pasar domestik / pasar
Internasional.

A. Pengertian Manajemen Pembibitan
A1. Pengertian Manajemen Produksi

Manajemen
Manajemen ----- management (Bahasa Inggris)
manage = mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola.
manage ----- mano (Bahasa Latin)
= tangan
management = ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengurusan,
atau
pengelolaan.

management ----- managiare = manus + agere
Managiare = melakukan sesuatu berkali-kali mempergunakan
tangan.
manus = bekerja berkali-kali mempergunakan tangan, dan
agere = melakukan sesuatu.

Batasan manajemen

Edwin R.A. Seligman: suatu proses yang dengannya
pelaksanaan untuk mencapai tujuan tertentu
diawasi.

G.R. Terry: usaha untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan lebih dahulu dengan
mempergunakan kegiatan orang lain.

H. Koons dan C.O'Donnel: fungsi-fungsi untuk
menyelesaikan sesuatu melalui kegiatan orang
lain.
Kamus Bahasa Indonesia: kegiatan utama pimpinan untuk
menggerakkan bawahannya dan sarana yang ada di
dalam organisasi yang dipimpinnya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan.


Unsur manajemen :


(1) terdapat tujuan yg ingin dicapai,

(2) terdapat upaya yg melibatkan orang lain,
melalui pendelegasian wewenang, untuk mencapai
tujuan itu, dan

(3) terdapat pembagian fungsi-fungsi dalam proses
pencapaian tujuan sehingga penggunaan faktor-
faktor manusia dan materi dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.

Ketiga unsur manajemen ini menunjukkan adanya
keterlibatan seseorang yang bertugas sebagai
pemegang komando, yaitu seorang manajer.
Lingkungan (faktor eksternal) perusahaan
dapat berubah
tujuan perusahaan pun harus
disesuaikan / diubah sama sekali
manajemen produksi harus tanggap /
lentur terhadap perubahan-perubahan

Manajemen produksi = perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan-
kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu
organisasi usaha (perusahaan) dengan terlebih
dahulu menetapkan tujuannya (performance
objective) yang dapat disempurnakan sesuai
dengan kondisi lingkungan yang berubah.


Manajemen
Manajemen sgt diperlukan
dlm suatu perusahaan (Usaha
Tani).

Manajemen yg baik akan
didpt suatu penetapan &
pencapaian sasaran2 usaha.
Manajemen sgt diperlukan
dlm suatu perusahaan (Usaha
Tani).

Manajemen yg baik akan
didpt suatu penetapan &
pencapaian sasaran2 usaha.
FUNGSI Manajemen :
PLANNING (Perencanaan)

ORGANIZING (Porganisasian)

ACTUATING (Pgerakkan/Pelaksanaan)

CONTROLLING (Pkendalian / Pawasan)
PLANNING (Perencanaan)

Fungsi perencanaan mencakup: semua
kegiatan yg ditujukan u/ menyusun program
kerja selama periode ttt pd masa yg akan
datang bdasarkan VISI, MISI, TUJUAN &
SASARAN ORGANISASI.

TUJUAN: u/ menempatkan suatu
perusahaan (usaha tani) pd posisi yg tbaik
bdasarkan kondisi bisnis & pmintaan
konsumen pd masa mdatang
PERAN TINGKATAN MANAJEMEN dlm
PERENCANAAN
1
PERENCANAAN
/ KEBIJAKAN
STRATEGIK
2
PERENCANAAN
OPERASIONAL / PROSEDUR-
PROSEDUR
3
PERENCANAAN PRAKTIS /
KERTAS KERJA
1
PERENCANAAN
/ KEBIJAKAN
STRATEGIK
2
PERENCANAAN
OPERASIONAL / PROSEDUR-
PROSEDUR
6 LANGKAH PENTING dlm PROSES PERENCANAAN
(Downey & Erickson, 1992)
1. Mengumpulkan Fakta
2
& Informasi tkait Obyek
Perencanaan

2. Menganalisis Fakta
2
& Informasi tkait Obyek
Perencanaan

3. Memprediksi pkembangan pd masa depan

4. Menetapkan tujuan

5. Mengembangkan alternatif tindakan

6. Mengembangkan sistem evaluasi kemajuan &
pengendalian
ORGANIZING (Porganisasian)
FUNGSI:
Mupayakan manajemen u/
morganisasikan semua Sumber
Daya perusahaan u/ mencapai
7an yg ingin dicapai.
FUNGSI PENGORGANISASIAN tsb MELIPUTI 5 KEGIATAN sbb:
(Downey & Erickson, 1992)
1. Menyusun Struktur organisasi
2. Menentukan Pekerjaan yg Harus
dikerjakan
3. Memilih, menempatkan &
mengembangkan Karyawan
4. Merumuskan Garis Kegiatan Perusahaan
(usaha tani)
5. Membentuk sejumlah hubungan dlm
organisasi & kemudian menunjuk stafnya.
ACTUATING (Pgerakkan/Pelaksanaan)


FUNGSI PELAKSANAAN: seringkali
dibagi lagi menjadi fungsi pemimpin,
pengarahan & koordinasi

(menekankan pd proses pelaksanaan
kegiatan organisasi sesuai dengan apa yg
telah direncanakan)
CONTROLLING (Pkendalian / Pawasan)

FUNGSI:
menekankan bgmn membangun sistem
pengawasan & melaksanakan pengawasan thdp
pelaksanaan rencana yg telah dibuat agar tetap
berjalan pd rel yg telah ditetapkan

EVALUASI


PENGENDALIAN
ASPEK-ASPEK yg PERLU MANAJEMEN
1. MANAJEMEN PRODUKSI

2. MANAJEMEN PEMASARAN

3. MANAJEMEN KEUANGAN
Pembibitan berperan penting mhasilkan
tanaman sehat.

Kegagalan pembibitan akan
berpengaruh pd kegagalan penanaman
& panen.

Pembibitan dilakukan di tempat yang
dekat sumber air & mendapatkan cukup
sinar matahari.
Pembibitan

Pentingnya Kesehatan Tanah,
Benih, dan Pembibitan

Manajemen Tanah
Tanah sehat adalah tanah
yg mengandung semua
jenis nutrisi untuk proses
pertumbuhan tanaman
Manajemen Benih

Benih yang digunakan adalah benih lokal
untuk mhindari ketergantungan pd benih
dari luar, seperti benih hibrida.

Hindari penyimpanan benih di kantong
plastik karena akan mempengaruhi
kelembaban benih, yg akan menurunkan
daya tumbuh & kesehatan benih.



Penyimpanan dilakukan pd ruang dgn suhu
kamar, thindar dari sinar matahari langsung
& tidak lembab.

Ini dilakukan u/ menjaga benih dlm kondisi
baik sehingga kualitas benih dpt
dipertahankan.

Benih bkualitas baik akan mhasilkan tan.
sehat shg volume & kualitas produksi >
terjamin


Petani cenderung mananam tanaman
tahunan dari biji sembarang,
sehingga tanaman tersebut
memerlukan waktu yang lebih
panjang untuk dapat berproduksi
ditambah kualitas dan kuantitas
produksi yang kurang memuaskan.
Bibit / benih merupakan salah 1 faktor
penentu keberhasilan kebutuhan
pembuatan kebun rakyat.

Untuk memudahkan para petani
memperoleh bibit / benih dalam jumlah
besar dan cukup berkualitas serta tepat
waktu (musim tanam), maka perlu
dibangun Kebun Bibit Desa (KBD).
Bibit tanaman adalah individu tanaman kecil yang diperoleh
dengan memperbanyak tanaman induk melalui berbagai
macam cara/metode tertentu, dengan tujuan :

1. Mewariskan sifat-sifat baik/unggul tanaman induk ke tanaman generasi
berikutnya

2. Mempertahankan keberlangsungan jenis-jenis tanaman dari waktu ke waktu

3. Memperbanyak jumlah individu tanaman dalam waktu relatif singkat dengan
kualitas yang baik

4. Meningkatkan nilai keekonomian tanaman sebagai komoditas perdagangan,
khususnya untuk tanaman yang menghasilkan buah dengan value yang tinggi

5. Fungsi penyebaran tanaman dari satu daerah ke daerah lainnya

6. Fungsi sosial budaya, adat istiadat, estetika, dan penghijauan, dan penelitian
tanaman











NILAM

Tahapan kegiatan yang bisa dilakukan untuk
perbaikan tersebut adalah:
Pengadaan Bibit.
Pengadaan bibit ini dapat dilakukan melalui biji
maupun persemaian alami, atau anakan yang tumbuh
di sekitar pohon induk.

Pembuatan Bedeng Perawatan dan Penyiapan Lahan.
Pembuatan bedeng perawatan dilakukan dengan
bahan sederhana, seperti bambu dan naungan ijuk
atau daun kelapa. Penyiapan lahan dilakukan dengan
pembersihan lahan dan pembuatan air.

Pemeliharaan.
Setelah bedeng dan lahan disiapkan, tanaman bibit
tetap perlu diperhatikan pemeliharaannya.
Pemeliharaan tanaman meliputi:
Penyulaman: mengganti tanaman yang rusak atau mati
setelah dilakukan 15-20 hari, penggantian dengan tanaman
sejenis

Pemupukan: untuk mempercepat pertumbuhan (sebaiknya
menggunakan pupuk kandang atau kompos).

Penyiangan: membersihkan belukar atau tumbuhan
pengganggu, diulangi beberapa kali hingga tumbuhan
tumbuh dengan baik.

Pengendalian hama dan penyakit: mengendalikan semua
hama yang mengganggu pertumbuhan

Pendangiran: menggemburkan tanah di sekitarnya agar
tumbuh dengan baik.

Penyiapan lahan

Proses selanjutnya adalah menyiapkan
lokasi di mana bibit tumbuhan itu akan
ditanam, baik untuk penanaman skala luas
maupun kecil.

Persiapan yang perlu dilakukan adalah
dengan membersihkan lahan, membuat
lubang, pembuatan anjir, atau pelindung
selama anakan masih belum bisa tumbuh
secara sempurna.

Penanaman.

Setelah bibit siap (setinggi kira-kira 20-40
cm dan perakaran kira-kira 20cm), bibit
dapat diangkut dengan menggunakan
gerobak atau dipikul menuju lokasi yang
akan ditanami.

Sebelum tanaman baru siap ditanam,
buatlah lajur penanaman dan lubang.

Pemeliharaan.

Pemeliharan setelah penanaman sangat
penting dilakukan karena di sinilah kunci
kesuksesan.

Pemeliharaan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya: penyiraman saat
musin kemarau, pembuatan sekat-sekat
bakar bila terjadi kebakaran lahan,
pemupukan, dan penyiangan.

Pada kegiatan kebun bibit desa ini, ada
beberapa hal yang perlu disiapkan
sebelum melakukan kegiatan pembibitan.

Persiapan tersebut diantaranya adalah :
membuat rancangan persemaian mini
serta menyiapkan alat dan bahan.
a. Rancangan Persemaian mini
meliputi komponen berikut:

Areal yang teduh, terlindung dari binatang pemakan
semai(Naungan buatan atau pohon)
Bedeng tabur
Bedeng sapih
Pengolahan media
Tempat pengisianmedia danpenyapihan
Sumber air
Gudang
Pagar
Pondok tempatberdiskusi
Toilet
Papan nama

b. Alat dan Bahan

Sekop dan garpu
Ayakan kasar (1,5 cm)
Sendok pengisi media
Gembor
Selang karet
Gerobak dorong
Gunting pangkas
Poly bag
Media
Naungan buatan (daun aren, alang-alang dll)
Benih

Pemilihan Jenis dan Penanganan Benih Tanaman

a. Pemilihan Jenis tanaman
Jenis apa yg anda ingin tanam tgantung
dimana & untuk apa anda tanam
Penghasil balok, papan?
Penghasil buah-buahan?
Penghasil pakan ternak?
Rehabilitasi lahan kritis?
Rehabilitasi DAS, resapan air, sumber mata
air, dll.


b. Penentuan Kebutuhan Benih

Kebutuhan Benih ditentukan oleh:
Kebutuhan bibit
Jumlah benih per kilogram
Viabilitas benih/persentase
perkecambahan
Persentase kematian kecambah pada saat
penyapihan
Persentase kematian di persemaian


Kebutuhan bibit di lapangan ditentukan oleh beberapa faktor:

Luas lahan.
Jarak tanam dan sistem pertanaman.
Persentase kematian bibit pada waktu
pengangkutan kelapangan.
Persentase kematian bibit di lapangan
Contoh perhitungan
1. Kebutuhan bibit per hektar:
Jika jarak tanam 5 m x 5 m, maka kebutuhan
bibit per Ha adalah
10000 m
2
/(5x5) = 400
2. Kebutuhan bibit untuk luas lahan tertentu:
Jika jarak tanam 5 m x 2 m dan luas lahan 5
Ha,maka kebutuhan bibit adalah
5 x 10000 m
2
/(5x2) = 5000

1 Ha = 100 m x 100 m = 10.000 m
2
c. Pengumpulan Benih

Benih sebaiknya dikumpulkan dari tegakan pohon
terdekat,pohon yang sehat, kuat, bertajuk lebat

Lebih baik dipanjat / digoyang

Kalau dikumpulkan dari tanah, pastikan tidak terinfeksi
penyakit

Tidak boleh mengambil benih dari pohon tunggal. Minimal
dari kelompok tanaman/pohon sebanyak 25 tanaman/pohon

Benih dikumpulkan pada saat sudah masak. Dapat diamati
dari warna buah, bentuk buah atau diperiksa bijinya.

d. Penyimpanan Benih

Benih yang dapat disimpan lama adalah Benih
Ortodoks,contoh benih-benih legume.
Benih semi recalsitran hanya dapat disimpan
dalam jangka waktu tertentu
Benih recalsitran tidak dapat disimpan lama
Benih harus disimpan dalam kondisi kering
dengan kadar air maksimal 12% pada wadah yang
kering dan bebas hama penyakit di dalam ruang
yang dingin dan kering
Tempat penyimpanan yang baik adalah: botol,
kaleng, kotak kayu, karung. Plastik tidak
direkomendasikan


e. Perlakuan Benih

Biji berdaging buah: keluarkan daging buah dan bersihkan
untuk menghindari serangan jamur, dan siap ditabur

Biji legum (polong-polongan) dapat terlepas sendiri dari
polongnya apabila sudah masak /dijemur di matahari.

Percepatan perkecambahan dapat dilakukan dengan cara
perendaman pada air dingin atau hangat selama 1 x 24 jam

Biji dengan kulit biji yang keras. Percepatan perkecambahan
dapat dilakukan dengan cara perendamanpenjemuran--
perendaman; pemanasan (api atau panas matahari)


Lingkup Manajemen Pembibitan
B1. Faktor Produksi dan Produk Tanaman
TANAMAN/
BENIH:
-Vegetatif
-Reproduktif
LINGKUNGAN/
LAPANG PRODUKSI:
-Biotik
-Abiotik
BUDIDAYA/
PENGELOLAAN:
-Prinsip Genetik
-Prinsip Agronomik
PRODUK:

-Kualitas
-Kuantitas
TANAMAN/
BENIH:
-Vegetatif
-Reproduktif
LINGKUNGAN/
LAPANG
PRODUKSI:
-Biotik
-Abiotik
TANAMAN/
BENIH:
-Vegetatif
-Reproduktif
LINGKUNGAN/
LAPANG
PRODUKSI:
-Biotik
-Abiotik
Lingkup Produksi Pembibitan
Menurut faktor produksi bibit:
Ditinjau dari sisi
1. Lahan: konvensional vs. inkonvensional
2. Tanaman: setahun vs tahunan
3. Budidaya: monokultur vs polikultur
teknofarming vs. ekofarming

Menurut produk bibit:
Benih: hibrid vs. nonhibrid
Nonbenih: akar/umbi; batang/serat;
daun; bunga; buah; biji
Lingkup Manajemen Pembibitan
Perancangan
Sistem Pembibitan

*seleksi & perancangan produk
*seleksi & perancangan proses
& peralatan
*seleksi lokasi & site
perusahaan & unit pembibitan
tanaman
*perancangan tata letak (lay-out)
& arus kerja atau proses
*perancangan tugas pekerjaan
*penetapan strategi produksi &s
pemilihan kapasitas pembibitan

Pengoperasian
Sistem Pembibitan

*penyusunan rencana
pembibitan
*perencanaan & pengendalian
persediaan & pengadaan
masukan
*perawatan mesin & peralatan
*pengendalian mutu &
lingkungan
*pengelolaan tenaga kerja
(SDM).

a. Perancangan Sistem Pembibitan
Seleksi & Perancangan Bibit
Kualifikasi bibit: jumlah, mutu, waktu, tempat, & harga

Target/tujuan bibit: menguntungkan perusahaan &
memuaskan konsumen

Peran litbang: menyeleksi & memutuskan bibit (&
spesifikasi rancangannya) yg akan dihasilkan

Penyeleksian & perancangan bibit:
*perlu menerapkan konsep standardisasi & spesialisasi
*perlu mengkaji hubungannya dgn kapasitas
bibit yg diinginkan.

Seleksi , Perancangan Proses & Peralatan
Penentuan jenis proses yg akan
dipergunakan

Penentuan teknologi (mesin/peralatan dan
bangunan) vs lingkungan kerja

Seleksi Lokasi & Tapak Unit Pembibitan
Pengaruh thdp kelancaran pengadaan
masukan & penjualan bibit

Pertimbangan, Aksesibilitas & Biaya
pencapaiannya.

Perancangan tata letak & arus kerja / proses
pembibitan

Kelancaran proses pembibitan ditentukan
oleh rancangan tata letak & arus kerja /
proses pembibitan.

Perancangan yg baik:
*arus kerja yg lancar
*waktu pgerakan proses yg optimal
*kerusakan masukan & bibit yg minimal
*biaya pembibitan yg rendah.



Perancangan tugas pekerjaan
Pengorganisasian kerja sebagai dasar dari
pelaksanaan tugas

Rancangan tugas pekerjaan harus merupakan
suatu kesatuan dari pengelolaan manusia
yang optimal

Penyusunan rancangan tugas pekerjaan harus
memperhatikan
*kelengkapan tugas pekerjaan -- ditentukan o/
teknologi yg digunakan
*mutu suasana kerja -- ditentukan oleh
manusianya

Penetapan strategi pembibitan
dan pemilihan kapasitas pembibitan

Strategi pembibitan mendasari rancangan
sistem pembibitan tanaman

Strategi pembibitan:
* tujuan pembibitan yang ingin dicapai
(jenis bibit)
* sasaran pengguna bibit (kualifikasi
konsumen)
* kebijakan dasar tentang proses,
kapasitas, persediaan, tenaga kerja,
& mutu bibit.

Pengoperasian Sistem Pembibitan
Penyusunan rencana pembibitan
Perencanaan kegiatan pembibitan
merupakan kegiatan awal dalam
pengoperasian sistem pembibitan tanaman

Penyusunan rencana pembibitan mencakup:
*penetapan target pembibitan
*penjadwalan kegiatan kerja/proses
*penetapan urutan pekerjaan
*pengiriman/penyampaian perintah
*penyelidikan & pengecekan kelancaran pbibitan

Perencanaan dan pengendalian persediaan serta
pengadaan sarana pembibitan ditentukan oleh:

kelancaran tersedianya
masukan / sarana produksi
bibit tan. yg dibutuhkan

baik-tidaknya pengadaan
masukan & perencanaan
serta pengendalian
persediaan yg dilakukan.


Penanganan, pemeliharaan,
& penggantian sarana pembibitan tanaman


Mesin & peralatan yg digunakan harus
selalu tjamin agar tetap tersedia &
dapat digunakan

Perlu difikirkan perawatan yg efektif &
efisien agar umur mesin & peralatan
panjang (berarti menekan biaya
penggantiannya dgn mesin & peralatan baru)

Pengendalian mutu & lingkungan
Keberhasilan unit pembibitan ditentukan
oleh terjaminnya bibit dgn mutu yg diinginkan

Proses pembibitan tan tidak menurunkan
kualitas lingkungan hidup

Pengendalian mutu & lingkungan perlu
memperhatikan, antara lain:
*teknik & alat yg digunakan dlm pengendalian
*pendekatan ilmiah yg digunakan

Pengendalian tenaga kerja (SDM)

Pengoperasian sistem pembibitan ditentukan
o/ kemampuan & keterampilan para tenaga
kerja / sumber daya manusianya

Pengelolaan tenaga kerja yg efisien &
efektif dicapai dgn:
*menyusun disain tugas & pekerjaan
*melakukan pembinaan atas SDM
*melakukan pengukuran kerja

Proses Manajemen Pembibitan
Tahapan Proses Manajemen Pembibitan

Peramalan Teknologi
Penerapan Teknologi
Survei Pasar
Penelitian & Pengembangan
Perencanaan Produk dan Disain
Perencanaan Produksi
Persiapan Produksi
Produksi
Pemasaran

Fungsi/Kegiatan Manajemen Pembibitan Tanaman

a. Meramal (besaran permintaan bibit)
memprakirakan kebutuhan berbagai variabel produksi:
masukan, pjadwalan pembibitan, kapasitas bibit
/persediaan, & anggaran

b. Merencanakan (target pembibitan)
menghitung dan merumuskan berbagai kebutuhan yang
berkaitan dgn pelaksanaan / operasi proses pembibitan:
tenaga kerja, sarana, alat, dan metode pembibitan.

c. Mengendalikan
memantau & mengawasi proses pembibitan dan
membandingkannya dengan standard yang telah ada.


d. Mengkoordinasikan
memastikan seluruh subsistem atau komponen
pembibitan menjadi terintegrasi.

e. Mengorganisasikan
memastikan seluruh kebutuhan pembibitan
terpenuhi melalui optimasi pemanfaatan sumber daya
dan informasi sesuai dgn taraf teknologi pembibitan
yang digunakan.

f. Memimpin
mempertahankan kinerja organisasi/pengoperasian
pembibitan tanaman tetap berjalan baik


TERIMA KASIH
PENGENDALIAN MUTU
PEMBIBITAN TANAMAN
A. Pengendalian Mutu
Produk
1. Definisi Mutu dan Pengendalian Mutu

Mutu adalah keseluruhan karakteristik
barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan konsumen/pelanggan, baik
berupa kebutuhan yang dinyatakan
maupun kebutuhan yang tersirat.

Pengendalian mutu (quality control) adalah
teknik dan kegiatan yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan mutu.
2. Indikasi Taraf Mutu dan Apresiasi
Konsumen dan Produsen terhadap Mutu
Mutu, yang menjadi rujukan kepuasan
konsumen/pelanggan, meliputi aspek-aspek:
1. kinerja (performance) -- wujud luarnya,
2. kegunaan (usability) -- tingkat pemenuhan
fungsinya,
3. keandalan (dependability) -- ketersediaan,
reliabilitas, dan daya tahannya,
4. keselamatan -- keamanan bagi penggunanya,
5. lingkungan -- keamanan bagi lingkungan,
6. ekonomi -- harganya, dan
7. estetika keindahannya.

Apresiasi konsumen/pelanggan terhadap
aspek-aspek mutu tsb bisa beragam. Karena
daya beli konsumen itu terbatas, aspek
harga seringkali menjadi penentu apakah
konsumen akan membeli atau tidak produk
yg ditawarkan, meskipun aspek-aspek mutu
lainnya pada taraf yg prima.

Apresiasi produsen terhadap mutu perlu
ditumbuhkan karena dalam keadaan yang
normal taraf mutu produk akan
menentukan laku-tidaknya produk dijual.

3. Jaminan Mutu dan Jaminan
Perusahaan tentang Mutu
Jaminan mutu (quality assurance) adalah seluruh kegiatan
terencana dan sistematis yang diimplementasikan di dalam
sistem mutu (yang bila perlu didemonstrasikan) untuk
memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu
produk akan memenuhi persyaratan mutu.

Tujuan jaminan mutu:
1. Jaminan mutu intern memberikan keyakinan ke dalam
perusahaan (pelaku manajemen)

2. Jaminan mutu ekstern memberikan jaminan ke luar
perusahaan, yakni kepada konsumen dan pihak lainnya.

Tujuan pengendalian mutu bagi perusahaan adalah untuk
mengusahakan agar produk mencapai kualifikasi sebagai
berikut: mutunya sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
biaya inspeksi, disain, dan proses produksinya serendah
mungkin.
4. Biaya Mutu (Quality Cost)
Biaya mutu digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu:
(1) biaya pencegahan (prevention cost), yaitu biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan usaha-usaha
pencegahan terjadinya produk yang cacat atau
afkir.

(2) biaya penilaian (appraisal cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengecekan agar
mutu terjaga.

(3) biaya kegagalan (failure cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan karena adanya kegagalan dalam
proses produksi (disebut biaya kegagalan internal)
dan kegagalan dalam distribusi/pemasaran produk
(disebut biaya kegagalan eksternal).
5. Tujuan, Lingkup, dan
Organisasi Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu:
Selama proses produksi, pelaksanaan proses
diawasi apakah sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan dan apakah bahan-bahan yang diterima
dari pemasok mempunyai mutu yang dapat diterima.

Setelah produk jadi, produk tersebut dibandingkan
dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan.

Dalam perusahaan, pengendalian mutu dapat
dipegang oleh Manajer (Kepala Bagian) Produksi
atau oleh seseorang yang berfungsi staf.


6. Cara Menjalankan Pengendalian Mutu
dan Hal-hal yang Mempengaruhi Hasilnya
Cara:
1. Pemeriksaan/inspeksi (inspect) dilakukan dengan mengambil
sampel produk yang mewakili dan menilainya
2. Pemberian keterangan (inform) dilakukan dengan melakukan
pencatatan-pencatatan dan komentar yang bersifat
peringatan, saran perbaikan, atau jaminan.
3. Penyelidikan (investigate) dilakukan dengan melakukan analisis
atas catatan-catatan dan komentar yang ada atau atas hasil
pengujian di laboratorium, apakah ada penyimpangan dari
standar mutu.

Hal-hal yang mempengaruhi derajat pengendalian mutu adalah
sebagai berikut:
1. kemampuan proses
2. spesifikasi yang berlaku
3. afkiran (scrap) yang dapat diterima
4. tingkat efisiensi (nilai ekonomis) kegiatan produksi
7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam
Pengendalian Mutu
1. Rangkaian / urutan (sequence) bahwa informasi dari pemeriksa
harus berasal dari urutan proses yang benar;

2. Kesegeraan (immediacy) bahwa hasil pemeriksaan harus diperoleh
sesegera mungkin agar tindak lanjut pun segera ditempuh;

3. Analisis bahwa analisis mengenai penyimpangan yang terjadi
terhadap spesifikasi lebih berguna daripada analisis kegiatan
bagian;

4. Penentuan tingkat tindakan yang akan dilakukan bahwa tindakan
harus berdasarkan atau sesuai dengan derajat penyimpangan yang
ada;

5. Hubungan bahwa harus ada hubungan antara ha-hal yang
dianalisis dengan faktor-faktor dalam proses yang dikontrol
(misalnya tingkat penyimpangannya).
8. Teknik Pengendalian Mutu Produk
Pengendalian mutu dilaksanakan dengan metode
statistika yang disebut dengan statistical quality
control (SQC).

Penilaian mutu produk dapat dilakukan dengan
cara memeriksa karakteristik yang telah ditentukan
dari contoh apakah sesuai dengan standar atau
dengan cara menganalisis derajat penyimpangan
produk dari standar.
9. Gugus Kendali Mutu (Pengendalian
Mutu Terpadu, Total Quality Control,
TQC)
Gugus kendali mutu adalah suatu teknik
dalam manajemen produksi untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas
sekaligus.
C. ISO 9000
1. Pengertian dan Lingkup ISO 9000
ISO, singkatan dari international standard
organization atau international organization for
standardization, adalah lembaga/badan swasta
internasional untuk standardisasi yang berkedudukan
di Jenewa, Swiss. Badan ini beranggotakan dewan
standardisasi nasional dari sekitar seratus negara, di
antaranya Dewan Standardisasi Nasional (DRN) dari
Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Badan ini
bertujuan mengembangkan standardisasi dan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan untuk
memudahkan pertukaran barang dan jasa serta
mengembangkan kerjasama dalam suasana yang
bersifat intelek, ilmiah, teknologis, dan ekonomis.

D. STANDAR NASIONAL INDONESIA
(SNI) SEKTOR PERTANIAN
1. Arti Penting SNI
Untuk dapat bersaing di pasar yang bebas dan
kompetitif saat ini, komoditas pertanian yang dipasarkan
harus benar-benar dapat menarik minat pembeli. Perlu
ditanamkan kepada pelaku agribisnis bahwa produk
yang akan dipasarkan harus mengandung jaminan
kepastian mutu. Kepastian mutu ini hanya dapat
diperoleh melalui penerapan standar. Pada awalnya
standar ini hanya merupakan suatu tuntutan pasar.
Namun, dalam perkembangannya ternyata standar
memberikan banyak sekali nilai tambah bagi petani yang
menerapkannya sehingga mulai dirasakan sebagai
kebutuhan bagi petani.

b. Jenjang SNI
Terdapat beberapa rumusan yang berkenaan
dengan penjenjangan SNI yaitu sebagai
berikut;
(1) Konsep/Rancangan SNI (R-SNI)
(2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
(3) SNI Wajib adalah SNI yang diterapkan
secara wajib bersifat spesifik dan klasifikasi,
ditetapkan oleh Menteri Pertanian dan
berlaku secara nasional
b. Kerangka program kerja penerapan
SNI di sektor Pertanian
Aktivitas penerapan SNI harus dilaksanakan
melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapan
penerapan tersebut digambarkan dengan
kerangka program kerja penerapan SNI untuk
pelaku agribisnis. Tujuan penerapan kerangka
program kerja ini, antara lain untuk memudahkan
pengendalian kegiatan, juga untuk mengetahui
jumlah total biaya yang harus dikeluarkan untuk
penerapan SNI serta pelabelan SNI.
Dokumentasi dan Uji Coba SNI
Sektor Pertanian
Uji coba SNI dilakukan oleh Departemen Pertanian,
terutama terhadap SNI yang menyangkut masalah
kesehatan dan keselamatan. Uji coba tersebut
dilaksanakan dan dipantau selama 6 bulan sampai 1
tahun. Apabila hasil uji coba tersebut setelah
dievaluasi oleh Departemen Pertanian belum
memenuhi persyaratan, SNI tersebut dapat
disempurnakan. Secara garis besar sistem
dokumentasi ini mencakup antara lain sistem arsip
untuk akreditasi, sertifikasi, pengujian, penilaian atau
asesmen, dan pengambilan contoh.

Anda mungkin juga menyukai