Anda di halaman 1dari 16

Page |1

Skenario 2

MADU DAN RACUN

Tn.Aziz, 50 tahun diantar Nunung, istrinya, ke IGD rumah sakit tempat anda bekerja dalam keadaan setengah sadar. Dari keterangan yang didapatkan dari teman kerja yang juga mengantarnya, pasien saat itu sedang bekerja menyemprot sayuran tanpa menggunakan masker di kebunnya, kemudian lupa meminum pestisida yang ditaruh di botol minuman. Pasien tiba-tiba merasa mual-mual dan muntah, kemudian perut terasa sakit, diare, kepala terasa pusing, badan lemas, akhirnya pasien tidak sadarkan diri. Dari pemeriksaan anda, didapatkan keadaan mulut berbusa, kesadaran turun, mulut berbau pestisida. Os bekerja sebagai petani sayuran yang selalu menggunakan bahan kimia obat-obatan untuk sayuran dan pupuk sejak 20 tahun yang lalu, bekerja setiap hari dengan waktu kerja yang tidak menentu. Dr. Fikri sebagai dokter puskesmas mengetahui kejadian tersebut. Apa yang dilakukan dr.Fikri untuk mencegah kejadian keracunan akut dan kronis pada pekerja lain?

Page |2

Step 1
1. Pestisida : berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide yang berarti

pembunuh. Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama.

Step 2 1. Jelaskan jenis-jenis pestisida! 2. Bagaimana tanda dan gejala keracunan pestisida (akut dan kronis)? 3. Bagaimana penanganan awal keracunan pestisida? 4. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis keracunan? 5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida? 6. Bagaimana cara pencegahan kejadian keracunan pestisida? 7. Jelaskan jenis bahan kimia (pupuk) yang dapat mengganggu kesehatan dan efeknya bagi tubuh!

Step 3
1. Menurut Permenkes RI, No.258/Menkes/Per/III/1992 . Pestisida adalah

semua zat kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk membrantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma, mengatur/merangsang pertumbuhan tanaman tidak termasuk pupuk, mematikan dan mencegah hama-hama liar pada hewan-hewan piaraan dan ternak, mencegah/memberantas hama-hama air, memberantas/mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alatalat angkutan, memberantas dan mencegah binatang-binatang termasuk serangga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. Jenis pestisida :
a. b.

Berdasarkan fungsi dan sasaran Berdasarkan cara kerja

Page |3

c. d.

Berdasarkan struktur kimia Berdasarkan sumber

2. Gejala akut :

Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan (dermatitis kontak), badan terasa sakit dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil dan denyut nadi meningkat, pingsan.

Gejala kronis : Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya: iritasi mata dan kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan.
3. Penanganan awal keracunan pestisida :

Stabilisasi : Airway, breathing, circulation Dekontaminasi : Bilas lambung Eliminasi Pemberian anti dotum

4. Pemeriksaan yang penting dilakukan jika seseorang terpapar secara teratur

menggunakan pestisida karbamat dan organofosfat, penting untuk dilakukan pengujian kadar enzim Cholinesterase.Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, keracunan mesti terjadi dan gejala segera timbul.
5. Faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida terdiri dari:

Faktor internal : berkaitan dengan kondisi petani (status gizi, usia, jenis kelamin)

Page |4

Faktor eksternal : berkaitan dengan penggunaan pestisida (dosis, waktu, cara, lamanya, frekuensinya, alat pelindung diri)

6. Cara pencegahan kejadian keracunan pestisida, antara lain :

Penggunaan APD 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran)

7. Bahan kimia pupuk yang sering digunakan oleh petani, yaitu pupuk urea

yang mengandung senyawa nitrogen, pupuk fosfat, kombinasi pupuk nitrogen,fosfat,dan kalium.

STEP 4 1. A. Berdasarkan fungsi dan sasaran : Akarisida, fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. Algisida, berfungsi untuk melawan alge. Avisida, sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung. Bakterisida, untuk melawan bakteri. Fungisida, untuk membunuh jamur atau cendawan. Herbisida, berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu). Insektisida, berfungsi untuk membunuh serangga. Larvisida, untuk membunuh ulat atau larva. Molluksisida, berfungsi untuk membunuh siput. Nematisida, untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar). Pedukulisida, berasal untuk membunuh kutu atau tuma. Piscisida, berfungsi untuk membunuh ikan. Rodentisida, berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.

Page |5

Predisida, untuk membunuh pemangsa (predator). Termisida, berfungsi untuk membunuh rayap. B. Berdasarkan cara kerja a. Racun perut Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut. b. Racun kontak Berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena pestisida. Organisme tersebut terkena pestisida secara kontak langsung atau bersinggungan dengan residu yang terdapat di permukaan yang terkena pestisida. c. Racun gas Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas. Jenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada ruangan ruangan tertutup. C. Berdasarkan struktur kimia a. Golongan organochlorin Pestisida organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lainlain. Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak. Mekanisme toksisitas dari DDT masih dalam perdebatan, walaupun komponen kimia ini sudah disintesis sejak tahun 1874. Tetapi pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta kortek motorik adalah merupakan target toksisitas. DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972, tetapi penggunaannya masih

Page |6

berlangsung sampai beberapa tahun kemudian, bahkan sampai sekarang residu DDT masih dapat terdeteksi. b. Golongan organophosfat Pestisida organophosfat misalnya diazonin dan basudin. Golongan ini mempunyai sifat-sifat antara lain merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di antara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Bila tertelan, meskipun hanya dalam jumlah sedikit, dapat menyebabkan kematian pada manusia. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis acetylcholine menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah acetylcholine meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh. c. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain. Insektisida karbamat berkembang setelah organofosfat. Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan,

degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi, insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta. Pestisida golongan karbamat ini menyebabkan karbamilasi dari enzim asetil kholinesterase jaringan dan menimbulkan akumulasi asetil kholin pada sambungan kholinergik neuroefektor dan pada

Page |7

sambungan acetal muscle myoneural dan dalam autonomic ganglion, racun ini juga mengganggu sistem saraf pusat. d. Senyawa dinitrofenol misalnya morocidho 40EC. Salah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP (Adenesone-5-diphosphate) dengan bantuan energi sesuai dengankebutuhan dan diperoleh dari rangkaian pengaliran elektronik potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan jaringan.
e. Pyretroid

Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin,

sihalometrin, flusitrinate. f. Fumigant Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin. g. Petroleum Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah yang juga digunakan sebagai herbisida.

Page |8

h. Antibiotik Misalnya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida. D. Berdasarkan sumbernya a. Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia, contoh: organoklorin, organofospat, dan karbamat. b. Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, contoh: neem oil yang berasal dari pohon mimba. c. Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau mikrobia, contoh: jamur, bakteri atau virus. d. Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami, contoh: bubur bordeaux. 2. Gejala keracunan pestisida berbeda untuk masing-masing jenis pestisida, bergantung pada struktur kimia pestisida, yaitu : a. Gejala keracunan organofosfat sangat bervariasi. Setiap gejala yang timbul sangat bergantung pada adanya stimilasi asetilkholin persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat maupun perifer. karena terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos.
Tabel 1. Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat.

Efek 1. Muskarinik

2. Nikotinik

Gejala - Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD) - Kejang perut - Nausea dan vomitus - Bradicardia - Miosis - Berkeringat - Pegal-pegal, lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

Page |9

3.Sistem pusat

saraf -

Bingung, gelisah, insomnia, neurosis Sakit kepala Emosi tidak stabil Bicara terbata-bata Kelemahan umum Convulsi Depresi respirasi dan gangguan jantung Koma

b. Gejala yang terlihat pada intoksikasi DDT adalah sebagai berikut: Nausea, vomitus Paresthesis pada lidah, bibir dan muka Iritabilitas Tremor Convulsi Koma Kegagalan pernafasan Kematian

Selain itu, dampak kronis keracunan pestisida secara umum, antara lain dapat mengganggu sistem berikut : 1) Sistem saraf Banyak pestisida yang digunakan di bidang pertanian sangat berbahaya bagi otak dan saraf karena mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya (neurotoksin). Beberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan oleh pestisida adalah masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma.

2) Hati/liver Karena hati adalah organ tubuh yang berfungsi menetralkan bahanbahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali di rusak oleh pestisida. Hal ini dapat menyebabkan hepatitis.

P a g e | 10

3) Perut Banyak orang yang bekerja dengan pestisida selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan. Orang-orang yang menelan pestisida (baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh secara umum. Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut. 4) Sistem Imun Reaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah reaksi yang diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida bervariasi dalam mengakibatkan reaksi alergi, setiap orang memberi reaksi berbeda untuk derajat penggunaan pestisida yang berbeda pula. Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita menjadi lebih mudah terkena infeksi. Atau, jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan. 5) Sistem hormon Penelitian terhadap hewan menunjukan bahwa pestisida mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh. Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organorgan seperti otak, tiroit, paratiroit, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya kanker tiroid.

3. Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian.

P a g e | 11

Dalam penanggulangan keracunan pestisida penting dilakukan untuk kasus keracunan akut dengan tujuan menyelamatkan penderita dari kematian yang disebabkan oleh keracunan akut. Adapun penanggulangan keracunan pestisida adalah sebagai berikut:

Organofosfat, bila penderita tak bernafas segara beri nafas buatan , bila racun terlelan lakukan pencucian lambung dengan air, bila kontaminasi dari kulit, cuci dengan sabun dan air selama 15 menit. Bila ada berikan antidotum, yaitu pralidoxime(Contrathion). Beri atropine 2mg iv/sc tiap sepuluh menit sampai terlihat atropinisasi yaitu: muka kemerahan, pupil dilatasi, denyut nadi meningkat sampai 140 x/menit. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Ulangi pemberian atropin bila gejala-gejala keracunan timbul kembali. Awasi penderita selama 48 jam dimana diharapkan sudah ada recovery yang komplit dan gejala tidak timbul kembali. Kejang dapat diatasi dengan pemberian diazepam 5 mg iv, jangan diberikan barbiturat atau sedativ yang lain.

Carbamat, penderita yang gelisah harus ditenangkan, recovery akan terjadi dengan cepat. Bila keracunan hebat, beri atropin 2 mg oral/sc dosis tunggal dan tak perlu diberikan obat-obat lain. 4. Pengujian kadar enzim Cholinesterase sebagai data awal. Cholinesterase adalah enzim yang penting dari sistem saraf. Dan terdapat kelompokkelompok kimia yang mampu membunuh hama juga berpotensi berbahaya atau bahkan dapat membunuh manusia melalui mekanisme penghambat enzim cholinesterase, salah satunya adalah golongan pestisida. Jika seseorang telah memiliki tes awal dan kemudian tersangka keracunan, kita dapat mengidentifikasi tingkat masalah dengan perbandingan tingkat cholinesterase saat ini dengan kadar cholinesterase pada data awal. Hal ini sangat bermanfaat untuk mendiagnosis keracunan pestisida terkait kerja pada pekerja beresiko.

P a g e | 12

Umumnya gejala keracunan organofosfat atau karbamat baru akan dilihat jika aktivitas kolinestrase darah menurun sampai 30%. Namun penurunan sampai 50% pada pengguna pstisida diambil sebagai batas, dan disarankan agar penderita menghentikan pekerjaan yang berhubungan dengan pestisida. 5. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keracunan pestisida : a. Dosis, semua jenis pestisida adalah racun, dosis semakin besar semakin mempermudah terjadinya keracunan pada petani pengguna pestisida. Dosis pestisida berpengaruh langsung terhadap bahaya keracunan pestisida, hal ini di tentukan dengan lama pemajanan. Untuk dosis penyempotan di lapangan khususnya golongan organofosfat, dosis yang dianjurkan 0,5 1,5 kg/ha. b. Lama kerja sebagai petani, semakin lama bekerja menjadi petani akan semakin sering kontak dengan pestisida sehingga risiko keracunan pestisida semakin tinggi. Penurunan aktifitas kholinesterase dalam plasma darah karena keracunan pestisida akan berlangsung mulai seseorang terpapar hingga 2 minggu setelah melakukan penyemprotan. c. Tindakan penyemprotan pada arah angin, diperhatikan oleh penyemprot saat arah angin harus penyemprotan.

melakukan

Penyemprotan yang baik bila searah dengan arah angin dengan kecepatan tidak boleh melebihi 750 m per menit. Petani pada saat menyemprot yang melawan arah angin akan mempunyai risiko lebih besar bila dibanding dengan petani yang saat menyemprot tanaman searah dengan arah angin. d. Waktu penyemprotan, perlu diperhatikan dalam melakukan

penyemprotan pestisida, hal ini berkaitan dengan suhu lingkungan yang dapat menyebabkan keluarnya keringat lebih banyak terutama pada siang hari. Sehingga waktu penyemprotan semakin siang akan mudah terjadi keracunan pestisida terutama penyerapan melalui kulit.

P a g e | 13

Frekuensi Penyemprotan, semakin sering melakukan penyemprotan, maka semakan tinggi pula risiko keracunannya. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat kontak dapat kontak dengan pestisida maksimal 5 jam perhari. e. Jumlah jenis pestisida yang digunakan, jumlah jenis pestisida yang digunakan dalam waktu penyemprotan akan menimbulkan efek

keracunan lebih besar bila dibanding dengan pengunaan satu jenis pestisida karena daya racun atau konsentrasi pestisida akan semakin kuat sehingga memberikan efek samping yang semakin besar. f. Penggunaan Alat Pelindung Diri, penggunaan alat pelindung diri alam melakukan pekerjaan bertujuan untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja. Alat pelindung diri berguna dalam mencegah atau mengurangi sakit atau cidera. Pestisida umumnya adalah racun bersifat kontak, oleh sebab itu penggunaan alat pelindng diri pada petani waktu

menyemprot sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida. Jenis-jenis alat pelindung diri adalah : 1) Alat pelindung kepala dengan topi atau helm kepala. 2) Alat pelindung mata, kacamata diperlukan untuk melindungi mata dari percikan , partikel melayang, gas-gas, uap, debu yang berasal dari pemaparan pestisida. 3) Alat pelindung pernafasan adalah alat yang digunakan untuk melindungi pernafasan dari kontaminasi yang berbentuk gas, uap, maupun partikel zat padat. 4) Pakaian pelindung, dikenakan untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia yang membahayakan. 5) Alat pelindung tangan, alat ini biasanya berbentuk sarung tangan, untuk keperluan penyemprotan sarung tangan yang digunakan

P a g e | 14

terbuat dari bahan yan kedap air serta tidak bereaksi dengan bahan kimia yang terkandung dalam pestisida. 6) Alat pelindung kaki, biasanya berbentuk sepatu dengan bagian atas yang panjang sampai dibawah lutut, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan terhadap asam, basa atau bahan korosif lainnya.

6. Cara pencegahan keracunan pestisida, antara lain : MEMBELI PESTISIDA 1. Belilah pestisida di tempat penjualan resmi 2. Belilah pestisida yang masih mempunyai label. LABEL adalah merek dan keterangan singkat tentang pemakaian dan bahayanya. 3. Belilah pestisida yang wadahnya masih utuh, tidak bocor.

MENGANGKUT PESTISIDA 1. Sewaktu membawa pestisida, wadahnya harus tertutup kuat 2. Dalam membawa harus ditempatkan terpisah dari makanan, dan pakaian bersih.

MENYIMPAN PESTISIDA 1. Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus aslinya, yang labelnya masih utuh dan jelas. 2. Letakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada disebelah atas 3. Simpan ditempat khusus yang jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari makanan, bahan makan dan alat-alat makan, jauh dari sumur, serta terkunci. 4. Wadah pestisida harus tertutup rapat, dan tidak bocor 5. Ruang tempat menyimpan pestisida harus mempunyai ventilasi (pertukaran udara ). 6. Wadah pestisida tidak boleh kena sinar matahari langsung 7. Wadah pestisida tidak boleh terkena air hujan. 8. Jika pada suatu saat pestisida yang tersedia di rumah lebih dari satu

P a g e | 15

wadah dan satu macam, dalam penyimpanannya harus dikelompokan menurut jenisnya dan menurut ukuran wadahnya.

MENYIAPKAN PESTISIDA 1. Sewaktu menyiapkan pestisida untuk dipakai, semua kulit, mulut, hidung dan kepala harus tertutup. Karena itu, pakailah baju lengan panjang, celana panjang, masker (penutup hidung) yang menutupi leher, dan sarung tangan karet. 2. Gunakan alat khusus untuk menakar dan mengaduk larutan pestisida yang akan dipakai. Jangan gunakan tangan.

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kronis pada petani akibat keracunan pestisida yaitu: o o o o o o o o Jangan gunakan pestisida ketika angin kencang, saat hujan, atau menjelang hujan. Jangan gunakan wadah bekas pestisida untuk membawa air minum atau air untuk mencuci. Gunakan pestisida hanya untuk tanaman yang dimaksud. Gunakan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Gunakan sarung tangan pada saat mencampur pestisida, jangan mencampurnya dengan menggunakan tangan telanjang. Jauhkan pestisida dari sumber air. Gunakan pakaian dan alat pelindung pada saat menggunakan pestisida. Usahakan tidak mengusap mata, muka, dan leher saat menggunakan pestisida, cucilah tangan sebelum makan, minum, atau menyentuh muka dan mandi yang bersih setelah menggunakan pestisida. o Jaga agar kuku jari tangan dan kaki tetap pendek agar pestisida tidak terkumpul di tempat tersebut. 7. -

P a g e | 16

STEP 5 1. Jenis pupuk kimia apa yang sering digunakan petabni dan apa efeknya terhadap kesehatan? 2. Bagaimana mengetahui adanya kontaminasi zat kimia pada makanan? Apa saja dampaknya? Bagaimana penanganan dan pencegahannya? 3. Jenis pestisida manakah yang termasuk berbahan korosif?

STEP 6

Anda mungkin juga menyukai