LTM+4 Diagnosis+Diabetes+Mellitus DM
LTM+4 Diagnosis+Diabetes+Mellitus DM
Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Untuk penentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dian urkan adalah permeriksaan glukosa se!ara en"imatik dengan #ahan darah plasma $ena. %enggunaan #ahan darah utuh & whole blood', $ena ataupun kapiler tetap dapat dipergunakan dengan memperhatikan angka(angka kriteria diagnostik yang #er#eda sesuai pem#akuan oleh )*+. ,edangkan untuk tu uan pemantauan hasil pengo#atan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler. -er#agai keluhan dapat ditemukan pada penyandang dia#etes. .e!urigaan adanya DM perlu dipikirkan apa#ila terdapat keluhan klasik DM seperti di #a/ah ini0 .eluhan klasik DM #erupa0 poliuria, polidipsia, poli1agia, dan penurunan #erat #adan yang tidak dapat di elaskan se#a#nya. .eluhan lain dapat #erupa0 lemah #adan, kesemutan, gatal, mata ka#ur, dan dis1ungsi ereksi pada pria, serta pruritus $ul$ae pada /anita. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga !ara0 Pertama, ika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma se/aktu 2200 mg3dl sudah !ukup untuk menegakkan diagnosis DM. Kedua, dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa yang le#ih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien, serta murah sehingga pemeriksaan ini dian urkan untuk diagnosis DM. Ketiga, dengan 445+ &4es 4oleransi 5lukosa +ral'. Meskipun 445+ dengan #e#an 75 g glukosa le#ih sensiti1 dan spesi1ik di#anding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, tetapi memiliki keter#atasan tersendiri. 445+ sulit dilakukan #erulang(ulang dan dalam praktik sangat arang dilakukan. Apa#ila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, dapat digolongkan ke dalam kelompok 454 &4oleransi 5lukosa 4erganggu' atau 5D%4 &5lukosa Darah %uasa 4erganggu' tergantung dari hasil yang diperoleh. 454 0 Diagnosis 454 ditegakkan #ila setelah pemeriksaan 445+ didapatkan glukosa plasma 2 am setelah #e#an antara 670(680 ml3dl &7,8(66,0 mmol3l'. 5D%4 0 Diagnosis 5D%4 ditegakkan #ila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 600(625 mg3dl &5,6(6,8 mmol3l'. -anyak indi$idu dengan 454 #iasanya euglikemik pada kehidupan sehari(hari dan dapat memiliki kadar hemoglo#in terglikosilasi yang normal atau mendekati normal. ,u# ek(s#u ek ini uga memiliki kadar glukosa plasma puasa dalam rentang normal &9600mg3dl3 6,6 mmol3l' dan seringkali gangguan meta#olisme glukosa ini #ermani1estasi hanya ketika di#erikan tes toleransi glukosa oral. Kriteria Diagnosis DM 6. 5e ala klasik DM : glukosa plasma se/aktu 2200 mg3dl &66,6 mmol3l'. 5lukosa plasma se/aktu merupakan hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan /aktu makan terakhir. Atau 2. 5e ala klasik DM : kadar glukosa plasma puasa 2626 mg3dl &7,0 mmol3l'. %uasa diartikan pasien tak mendapat kalori tam#ahan sedikitnya 8 am. Atau 3. .adar glukosa plasma 2 am pada 445+ 2200 mg3dl &66,6 mmol3l'. 445+ dilakukan dengan standar )*+, menggunakan #e#an glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. Pemeriksaan Penyaring %emeriksaan penyaring ditu ukan pada mereka yang mempunyai risiko DM, tetapi tidak menun ukkan adanya ge ala DM. %emeriksaan penyaring #ertu uan untuk menemukan pasien dengan DM, 454, maupun 5D%4 sehingga dapat ditangani le#ih dini se!ara tepat. %asien dengan 454 dan 5D%4 uga dise#ut se#agai intoleransi glukosa, merupakan tahapan sementara menu u DM. .euda keadaan terse#ut merupakan 1aktor risiko ter adinya DM dan penyakit kardio$askular di kemudian hari. %emeriksaan penyaring diker akan pada kelompok yang memiliki salah satu 1aktor risiko DM. %emeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksan kadar glukosa darah se/aktu atau kadar glukosadarah puasa. Apa#ila pada pemeriksaan penyaring ditemukan hasil positi1, maka perlu dilakukan kon1irmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral &445+' standar. %emeriksaan penyaring untuk tu uan pen aringan masal & mass screening' tidak dian urkan mengingat #iaya yang mahal, serta pada umumnya tidak diikuti dengan ren!ana tindak lan ut #agi mereka yang diketemukan adanya kelainan. %emeriksaan penyaring uga dian urkan diker akan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain atau general check(up.
.adar glukosa darah se/aktu dan puasa se#agai patokan penyaring dan diagnosis DM &mg3dl' Kadar Glukosa Preparat Bukan DM Belum Pasti DM DM laboratorium Kadar glukosa %lasma $ena 9600 600(688 2200 darah sewaktu Darah kapiler 980 80(688 2200 &mg3dl' Kadar glukosa %lasma $ena 9600 600(625 2626 darah puasa Darah kapiler 980 80(88 2600 &mg3dl' ;atatan0 Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menun ukkankelainan hasil, dilakukan ulangan tiap tahun. #agi mereka yang #erusia <75 tahun tanpa 1aktor risiko lain, pemeriksaan penyaring dapat dilakukansetiap 3 tahun. Tes Toleransi Glukosa Oral 445+ arang diindiksikan karena dalam keseharian el#ih sering digunakan kadar glukosa plasma puasa untuk diagnosis &le#ih murah, !epat, nyaman, dan le#ih diterima oleh pasien, dapat diper#anyak, dan murah'. %engam#ilan sampel untuk 445+ saat ni direkomendasikan hanya memerlukan puasa semalam dan pengam#ilan pada saat 2 am setelah pem#erian #e#an glukosa 75 gram. ,ampel pada 30, 60, dan 80 menit tidak di#utuhkan lagi.
=ika kadar glukosa plasma puasa di antara 660 dan 626 mg3dl &glukosa darah puasa terganggu', 445+ dapat dilakukan, terutama pada laki(laki dengan dis1ungsi ereksi atau perempuan yang telah melahirkan #ayi dengan #erat #adan di atas 7,6 kg atau mengalami in1eksi amur pada $agina yang rekuren. ;ara pelaksanaan 445+0 4iga hari se#elum pemeriksaan tetap makan seperti ke#iasaan sehari(hari &dengan kar#ohidrat yang !ukup' dan tetap melakukan kegiatan asmani seperti #iasa. Untuk mengoptimalisasi sekresi dan e1ekti$itas insulin, minimum 650(200 gram kar#ohidrat per hari harus dimasukkan dalam menu makanan selama tiga hari ini. -erpuasa paling sedikit 8 am &mulai malam hari' se#elum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diper#olehkan. Diperiksa kadar glukosa darah puasa. Di#erikan glukosa 75 gram &orang de/asa', atau 6,75 gram3kg-- &anak(anak', dilarutkan dalam air 250(300 ml dan diminum dalam /aktu 5 menit. -erpuasa kem#ali sampai pengam#ilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 am setelah minum larutan glukosa selesai. Diperiksa kadar glukosa darah 2 am sesudah #e#an glukosa. ,elama proses pemeriksaan, su# ek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok. >nterpretasi 5lukosa plasma puasa &mg3dl' Dua am setelah #e#an glukosa &mg3dl' Toleransi Glukosa Normal 9600 9670 Toleransi Glukosa Terganggu 600(625 2670(688 Diabetes Mellitus 2626 2200
*asil positi1 palsu dapat ter adi pada pasien malnourished pada saat tes, bedridden, atau terserang in1eksi atau stress emosional parah. *asil positi1 palsu uga dapat dise#a#kan oleh diuretik, kontrasepsi oral, glukokortikoid, thyro?ine #erle#ihan, 1enitoin, asam nikotinat, dan #e#erapa o#at psikotropik. Pemeriksaan Kadar nsulin Untuk mengukur kadar insulin selama tes toleransi glukosa, serum atau plasma harus dipisahkan dalam 30 menit setelah pengam#ilan spesimen atau di#ekukan se#elum penilaian. .adar insulin immunoreakti1 normal adalah 5(20 @U3ml pada saat puasa, men!apai 50(630 @U3ml pada satu am, dan #iasanya kem#ali ke kadar di #a/ah 30 @U3ml dalam 2 am. .adar insulin arang memliliki kegunaan klinis selama tes toleransi glukosa karena0 ketika kadar glukosa puasa mele#ihi 620 mg3dl, sel(sel A se!ara umum responsnya akan #erkurang terhadap dera at hiperglikemi le#ih lan ut &dia#etes tipe apa pun'. .etika kadar glukosa di #a/ah 620 mg3dl, hiperinsulinemia lam#at dapat ter adi se#agai hasil resistensi insulin pada dia#etes tipe 2. Bamun, hal itu uga dapat ter adi dalam #entuk ringan pada 1ase a/al dia#etes tipe 6 ketika pelepasan insulin a/al yang lam#at pada hiperglikemia lan ut yang dapat menstimulasi sekresi insulin #erle#ih dalam 2 am. Tes Toleransi Glukosa ntra!ena 4es ini dilakukan dengan mem#erikan in1us !epat glukosa diikuti dengan pengukuran glukosa plasma #erkelan utan untuk menentukan la u menghilangnya glukosa per menit. Ca u menghilangnya ini men!erminkan kemampuan pasien dalam mendisposisikan #e#an glukosa. %enggunaannya paling luas adalah untuk screening saudara kandung pada risiko dia#etes tipe 6 untuk menentukan apakah destruksi autoimun dari sel(sel A telah mengurangi respon insulin pun!ak &pada 6(5 menit setelah #olus glukosa' pada kadar di #a/ah #atas #a/ah 70@U3ml. 4es ini uga digunakan untuk menge$aluasi toleransi glukosa pada pasien dengan a#normalitas gastrointestinal &seperti mala#sorpsi'. 4es ini relati1 tidak sensiti1 dan kriteria yang !ukup untuk diagnosis dia#etes #elum ada untuk #er#agai kelompok usia. %ersiapan tes sama seperti 445+. %rosedurnya0 Akses intra$ena di#uat dan pasien di#erikan #olus 50 g glukosa per 6,7 m 2 luas permukaan tu#uh &atau 0,5 g3kg #erat #adan ideal' dalam #entuk larutan 25D atau 50D selama 2(3 menit. )aktu pengukuran dimulai dengan in eksi. ,ampel untuk menentukan glukosa plasma diam#il dari arum pada lengan yang lainnya pada 0, 60, 65, 20, dan 30 menit. Bilai glukosa plasma diplot pada kertas gra1ik semilogaritmik terhadap /aktu.. yang merupakan suatu konstanta la u yang men!erminkan la u penurunan kadar glukosa darah dalam persen per menit
dikalkulasikan dengan menetukan /aktu yang diperlukan agar konsentrasi glukosa turun men adi setengah dan menggunakan persamaan #erikut0 >nterpretasi Bilai . rata(rata pada pasien nondia#etik sekitar 6,72D per menit. Bilai ini #erkurang seiring usia, tetapi tetap #erada di atas 6,3D per menit. %asien dengan dia#etes hampir selalu mempunyai nilai . kurang dari 6D per menit. %erhatian dan kehati(hatian diperlukan pada akses $ena, se#a# ke#o!oran atau in1iltrasi larutan hipertonik ini ke aringan su#kutan dapat menye#a#kan rasa tidak nyaman yang dapat #erlangsung selama #e#erapa hari.
Pemeriksaan Lain .adar hemoglo#in A6! &*#A6!' dapat diukur, tetapi tidak direkomendasikan untuk diagnosis dia#etes. Alasannya adalah karena #elum adanya standardisasi penilaian untuk *#A6! dan korelasi yang tidak sempurna antara *#A6! dan E%5 dan kadar glukosa plasma 2 am. Bamun, *#A6! dapat men adi metode e1ekti1 untuk memonitor e1ekti$itas tatalaksana dia#etes. Diagnosis Banding Diabetes Mellitus Kondisi "utoantibodi slet Dia#etes tipe 6A Autoanti#odi positi1 <80D
Genetik 30D50D DF3 and DF7 80D DF3 or DF7 93D DG-6H0602
Komentar "nak-anak# 80D non(*ispani! kulit putih tipe 6A 50D kulit hitam tipe 6A 50D *ispani! Ameri!an tipe 6A
-entuk lain Mutasi M+DI, dia#etes mellitus sindrom lainnya .eterangan0 A#, anti#odyJ *#A6! , hemoglo#in A6! J *CA, human leuko!yte antigenJ M+DI, maturity(onset dia#etes o1 youth. $e%erensi Carsen %F, .ronen#erg *M, Melmed ,, %olonsky .,. )illiams te?t#ook o1 endo!rinology. 60 th ed. %hiladelphia0 Klse$ierJ 2003.p.6728 5erman M,. %an!reati! hormones and dia#etes mellitus. >n0 5ardner D5, ,ho#a!k D. 5reenspanLs #asi! and !lini!al endo!rinolog. 8th ed. Be/ Iork0 M!5ra/(*illsJ 2007 ,oegondo ,, Fudianto A, Mana1 A, ,u#ekti >, %ranoto A, Arsana %M, et al. .onsensus pengelolaan dan pen!egahan dia#etes melitus tipe 2 di indonesia 2006. =akarta0 %engurus -esar %erkumpulan Kndokrinologi >ndonesia &%%KF.KB>'J 2006.p5(8
4ipe 6- arang pada kulit putih =ika A# : CADA &latent autoimmune diabetes adults' dan *CA yang serupa dengan tipe 6 A