Anda di halaman 1dari 7

Lampiran 3.

Prosedur Analisis

1. Kadar Air (Metode Oven) (Apriyantono, 1989) Prinsip Kerja: Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC sampai suhu 102oC, hingga diperoleh berat yang tetap. Cara Kerja: a. Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (untuk cawan aluminium didinginkan selama 10 menit dan cawan porselin didinginkan selama 20 menit). b. Sampel yang sudah dihomogenkan dengan cawan ditimbang dengan cepat kurang lebih 5 gram. c. Tutup cawan diangkat dan ditempatkan cawan beserta isi dan tutupnya di dalam oven selama 6 jam, hindari kontak antara cawan dengan dinding oven. d. Cawan dipindahkan ke desikator, ditutup dengan penutup cawan, lalu didinginkan, setelah dingin ditimbang kembali. e. Bahan dikeringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap. ( Keterangan : W1 = Berat sampel (gram) W2 = Berat sampel setelah dikeringkan (gram) W3 = Kehilangan berat (gram) (W1 W2) )

2. Kadar abu (AOAC, 1995) Prinsip Kerja : Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550oC Cara Kerja : a. Cawan pengabuan disiapkan, kemudian dibakar di dalam tanur, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. b. Sampel sebanyakk 3-5 gram ditimbang dalam cawan pengabuan, kemudian diletakkan dalam tanur pengabuan, dibakar sampai didapatkan abu berwarna abu-abu atau sampai beratnya tetap. c. Cawan dan sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. ( )

3. Kadar Protein, (Metode Mikro Kjeldahl) (Apriyantono dkk, 1989) Prinsip Kerja : Penetapan protein berdasarkan oksidasi bahan-bahan berkarbon dan konversi nitrogen menjadi ammonia. Selanjutnya ammonia bereaksi dengan kelebihan asam membentuk ammonium sulfat. Larutan dibuat menjadi basa dan ammonia diuapkan untuk kemudian diserap dalam larutan asam borat. Nitrogen yang terkandung dalam larutan dapat ditentukan jumlahnya dengan titrasi menggunakan HCl 0,02 N.

Cara kerja : a. Sampel ditimbang sebanyak 0,2 g dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. kemudian ditambahkan 2 g K2SO4, 50 mg HgO, dan 2 ml H2SO4. b. Sampel dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih lalu didinginkan dan ditambah air suling secara perlahan-lahan. c. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi, ditambahkan 8-10 ml NaOH, Na2S2O3 lalu didistilasi. d. Distilat ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml H3BO3 dan 2 tetes indikator (campuran metil merah dan metilen blue) sampai kira-kira 15 ml distilat. e. Distilat diencerkan sampai kira-kira 50 ml dan dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. f. Penetapan larutan blanko dibuatn dengan menggantikan bahan dengan aquadest, destruksi, distilasi, dan titrasi dilakukan seperti bahan sampel. ( )

4.

Kadar Lemak (Metode Soxhlet) (Apriyantono dkk, 1989) Prinsip Kerja : Lemak diekstrak dengan pelarut dietil eter. Setelah pelarutnya diuapkan,

sampel ditimbang dan dihitung persentasenya.

Cara Kerja : a. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram ke dalam kertas saring, kemudian ditutup dengan melipat kertas saring tersebut. b. Kertas saring yang berisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, di atas alat tersebut dipasang kondensor dan di bawahnya erlenmeyer. c. Pelarut dietil eter diisi ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan. d. Selama 5 jam ditunggu terjadinya refluk sampai pelarut dietil eter turun kembali ke dalam labu dan berwarna jernih. e. Pelarut yang ada dalam labu lemak didistilasi, pelarutnya ditampung. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC. f. Labu lemak yang berisi lemak dikeringkan sampai diperoleh berat konstan, didinginkan dalam desikator, dan kemudian ditimbang labu beserta lemaknya. ( ( ) )

5.

Kadar Serat (Apriyantono, 1989) Cara Kerja :

a.

Sampel dihaluskan sehingga dapat melalui saringan dengan diameter 1 mm dan diaduk rata.

b.

Ditimbang 2% bahan, lemak diekstraksi dengan metode soxhlet.

c.

Sampel dipindahkan ke dalam erlenmeyer 60 ml. Ditambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih, ditutup dengan pendingin balik.

d. e.

Dididihkan selama 30 menit dan digoyang-goyang. Suspensi disaring, residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan air mendidih.

f.

Residu dalam kertas saring dicuci sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diuji dengan kertas lakmus).

g.

Dipindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatula.

h.

Sisanya dicuci lagi dengan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer.

i.

Dididihkan dengan pendingin balik sambil digoyang selama 30 menit. Disaring kembali dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya sambil dicuci dengan larutan K2SO4 10%.

j.

Dicuci lagi residu dengan air mendidih kemudian dengan alkohol sekitar 15 ml.

k. l.

Kertas saring dikeringkan pada suhu 110oC sampai berat konstan (1-2 jam). Didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

m. Serat kasar = berat residu yang diperoleh.

6.

Uji Tekstur dengan Menggunakan LFRA TEXTURE ANALYZER Prinsip Kerja : Untuk menentukan besarnya tekanan yang diperlukan dapat memasukkan alat

penekan ke dalam sampel sampai batas tertentu. Cara Kerja : a. b. Alat diset Alat penekan dipilih sesuai dengan jenis produk yang akan dianalisis, yaitu bentuk jarum untuk kekerasan. c. Sampel ditempatkan di atas meja. Ketinggian meja diatur sampai permukaan sampel dengan jarak 5 mm dari alat penekan. d. e. f. g. h. i. Cara uji alat diset. Kecepatan dan jarak yang diperlukan diset. Kecepatan dan jarak yang diperlukan diset. Kenop start ditekan. Angka dalam gram dicatat. Alat penekan dibersihkan dan dipindahkan sampel.

7.

Uji Organoleptik (Soekarto, 1985) Uji organoleptik yang dilakukan merupakan uji hedonik terhadap warna,

kerenyahan, dan rasa yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai panelis semi terlatih. Parameter organoleptik yang diuji meliputi warna, kerenyahan, dan rasa,

dengan menggunakan 5 skala (skor 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, dan 5 = sangat suka). Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan cara sampel yang diuji diacak dengan memberikan kode pada bahan. Penilaian berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Skala Uji Hedonik Skala Hedonik Sangat suka Suka Netral Agak suka Tidak suka

Skala Numerik 5 4 3 2 1

Anda mungkin juga menyukai