Anda di halaman 1dari 40

PENGANTAR REDAKSI

PENERBIT Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Prov. DKI Jakarta PELINDUNG Gubernur Provinsi DKI Jakarta PEMBINA Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Prov. DKI Jakarta PIMPINAN REDAKSI/ PENANGGUNGJAWAB Ir. Risanto Hutapea, MM WAKIL PIMPINAN REDAKSI Abdul Karim Huath, SE, M.Si REDAKTUR PELAKSANA Rahmat Kristantio, ST, MM KOORDINATOR PELIPUTAN Sugeng, S.Sos. DEWAN REDAKSI Drs. H. Eddy Putranto, MM Subejo, SH, MSi Achmad Syaihu, ST TIM AHLI Irawan Siswanto, S.Sos. Syarifudin, S.Sos. Eko Saputro, S.Sos. STAF REDAKSI Paryo, ST Mujito Fietrysia Leonita, ST Sutrisnanto, SE SEKRETARIS REDAKSI Endang Supeni, S.Sos. Yuliana, S.Ag. DESAINER GRAFIS Wahyu Yulianto, S.Kom A.Ikram Reza Fahlevi FOTOGRAFER Dadan Arifin Deni Baskoro Jendri Pasaribu SIRKULASI Sahrudin Tri Sargoro Hendri Purbowo Gandhi Widiyanto, S.Kom. KONTRIBUTOR Para Ka. Sudin Pemadam Kebakaran Para Ka. Bidang Para Ka UPT Ka. Sekretariat

Agar Lingkungan

Tahan Kebakaran

inas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta sejak beberapa tahun belakangan menggelar program Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL). Program ini salah satu bentuk apresiasi dari pihak Damkar PB terhadap masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan kebakaran. Sejatinya, program ini melingkupi kegiatan-kegiatan pra-kebakaran (pencegahan), operasi pemadaman, dan pasca kebakaran. Masyarakat dan jajaran Damkar PB bersama-sama meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan rawan kebakaran. Dengan kondisi padat penduduk dan akses lalulintas yang begitu padatnya, membuat sedikit kesulitan akses armada Damkar PB untuk masuk ke lokasi dalam rangka operasi pemadaman. Antisipasi terhadap kesulitan ini adalah dengan memberdayakan masyarakat lingkungan untuk terampil melakukan upaya-upaya pemadaman kebakaran. Dan bukan hanya terampil memadamkan, tapi lebih jauh dapat melakukan upaya-upaya pencegahan kebakaran sedini mungkin. Pembaca setia Media 113 yang budiman, Tak berlebihan rasanya kalau seputar SKKL ini kami angkat menjadi topik utama pada edisi kali ini. Karena soal pencegahan secara dini kebakaran itu, memang bukan semata urusan jajaran petugas pemadam kebakaran. Masyarakat lah yang lebih dekat dengan bencana, yang perlu memiliki keterampilan operasi pemadaman itu. Sehingga begitu terjadi peristiwa kebakaran, saat itu juga dapat diambil tindakan operasi pemadaman secara tepat dan terukur. Dengan begitu, minimal kebakaran dapat dilokalisir. Atau mungkin bahkan dapat dipadamkan sama sekali, dengan keterampilan operasi pemadaman yang dimiliki masyarakat, melalui personel Balakar-nya. Tentu saja. Pembaca yang budiman, Ke depan, program SKKL yang memberdayakan potensi masyarakat untuk pemadaman kebakaran melalui rekrutmen Balakar, diharapkan bersifat massif. Dan melingkupi seluruh wilayah Jakarta. Tujuan utamanya, menciptakan lingkungan yang tahan dari kebakaran, dalam arti luas. Tidak hanya operasi pemadaman semata. Tapi juga lingkungan yang aware, sadar dan peduli terhadap upaya-upaya pencegahan bahaya kebakaran. Seperti istilah kedokteran yang populer itu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Nah, pembaca, Silahkah menikmati sajian kami edisi ini. Kami berharap dapat memperoleh masukanmasukan berharga dari saudara-saudari pembaca Media 113 ini. Untuk masukan bagi kami dalam terus memperbaiki diri, baik dari segi penampilan maupun isi media kesayangan kita ini.

REDAKSI MENErIMA TULISAN BErUPA ArTIKEL ATAUPUN FOTO-FOTO YANG SESUAI DENGAN MISI MEDIA 113. SETIAP TULISAN/ArTIKEL YANG DIMUAT AKAN DIBErI IMBALAN SEPANTASNYA. TULISAN DIKIrIM KE ALAMAT rEDAKSI.

KUNJUNGI WEBSITE rESMI DINAS PEMADAM KEBAKArAN PrOVINSI DKI JAKArTA UNTUK MENDAPATKAN BErITA KEBAKArAN DAN INFOrMASI LAINNYA.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

DAfTAR ISI

Pilot Project SKKL 2011


di Kelurahan Manggarai Selatan Hal. - 6
Keterlibatan Masyarakat Mutlak Diperlukan Agar Efektif, Sosialisasi SKKL Harus Berkelanjutan Jangan Terlalu Mengharapkan Bantuan Dinas Pemadam Kebakaran Beberapa Hal Penting dalam SKKL Jakarta Selatan & Area Rawan Kebakaran Hal. 9 Hal. 10 Hal. 12 Hal 14 Hal. 15

Laporan Utama

Damkar Event

Laporan Khusus
Hal. 17

Hal. 24

17th Singapore Civil Defence Skills Competition Damkar PB Prov. DKI Jakarta Raih 4 Medali Emas dan 3 Perak
Tim Damkar PB Provinsi DKI Jakarta berhasil meraih 4 medali emas dan 3 medali perak dalam lomba Civil Defence Skills Competition di Singapura

Info Damkar
Pelepasan Haji 2011 Kadamkar PB DKI Jakarta Gelar OPEN HOUSE Idul Fitri 1432 H Gubernur DKI Jakarta Kunjungi Korban Kebakaran Muara Angke Hal. 28 Hal. 29 Hal. 30

Materi Damkar
Istilah-istilah dalam Ilmu Kebakaran Hal. 32

Pengetahuan Galeri Foto


17th Singapore Civil Defence Skills Competition Damkar PB DKI Jakarta Tandatangani MoU dengan UNJ Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Hal. 20 Hal. 22 Gangguan Stres Paska Trauma (Post Trauma Stress Disorder) Dalam Perspektif Konseling Pengaruh Kondisi Wilayah Kota Terhadap Frekuensi Kebakaran (Bagian 4) Hal. 34

Hal. 36

Sahabat Pampi
Ayoo.. Bermain Air..!!! Hal. 39

Edisi 26, Tahun IX, 2011

SURAT PEMBACA Klasifikasi Bangunan Gedung dalam Bahaya Kebakaran


Redaksi Media 113 Yth, Saya pernah membaca Media 113 tentang upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bagungan gedung. Melalui surat ini, saya ingin dijelaskan apa yang dimaksud klasifikasi bangunan gedung yang rentan terjadi kebakaran. Demikian pertanyaan saya, berharap redaksi Media 113 dapat memberikan penjelasan kepada saya. Terima kasih. Surya.mulya83@yahoo.com Saudara Surya, yang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya kebakaran ringan antara lain: tempat ibadah, perkantoran, pendidikan, ruang makan, ruang rawat inap, penginapan, hotel, museum, penjara, dan perumahan. Kemudian, yang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedang I antara lain, tempat penjualan dan penampungan susu, restoran, pabrik gelas/kaca, pabrik asbestos, pabrik balok beton, pabrik es, pabrik kaca/cermin, pabrik garam, restoran/kafe, penyepuhan, pabrik pengalengan ikan, daging, buahbuahan dan tempat pembuatan perhiasan. Sementara bangunan gedung dalam bahaya kebakaran sedang II antara lain, penggilingan produk biji-bijian, pabrik roti/kue, pabrik minuman, pabrik permen, pabrik destilasi/penyulingan minyak atsiri, pabrik makanan ternak, pabrik pengolahan bahan kulit, pabrik mesin, pabrik baterai, pabrik bir, pabrik susu kental manis, konveksi, pabrik bohlam dan neon, pabrik film/fotografi, pabrik kertas ampelas, laundry dan dry cleaning, penggilingan dan pemanggangan kopi, tempat parkir mobil dan motor, pabrik teh, toko bir/anggur dan spiritus, perdagangan retail, pelabuhan, kantor pos, tempat penerbitan dan percetakan, pabrik ban, pabrik rokok, pabrik perakitan kayu, teater dan auditorium, tempat hiburan/diskotik, karaoke, sauna, dan klab malam. Selanjutnya bangunan gedung dalam bahaya kebakaran sedang III antara lain, pabrik yang membuat barang dari karet, pabrik yang membuat barang dari plastik, pabrik karung, pabrik pesawat terbang, pabrik peleburan metal, pabrik sabun, pabrik gula, pabrik lilin, pabrik pakaian, toko dengan pramuniaga lebih dari 50 orang, pabrik tepung terigu, pabrik kertas, pabrik semir sepatu, pabrik sepatu, pabrik karpet, pabrik minyak ikan, pabrik dan perakitan elektronik, pabrik kayu lapis dan papan partikel, dan tempat penggergajian kayu. Kemudian bangunan gedung dalam bahaya kebakaran berat II antara lain, pabrik selulosa nitrat, pabrik yang menggunakan dan/atau menyimpan bahan berbahaya. Terakhir, bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya kebakaran berat I antara lain, bangunan bawah tanah/bismen, subway, hanggar pesawat terbang, pabrik korek api gas, pabrik pengelasan, pabrik foam karet, pabrik resin dan terpentin, kilang minyak, pabrik wool kayu, tempat yang menggunakan fluida hidrolik yang mudah terbakar, pabrik pengecoran logam, pabrik yang menggunakan bahan baku yang mempunyai titik nyala 37,9 derajat celcius, pabrik tekstil, pabrik benang, pabrik yang menggunakan bahan pelapis dengan foam plastik (upholstering with plastik foam). Apakah Proteksi Pasif dan Proteksi Aktif itu? Salam kenal dari saya, Sumantri, (34 tahun) kepada awak Media 113 Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Pada kesempatan ini, saya ingin bertanya kepada para pengurus Media 113 Damkar PB DKI Jakarta. Pertanyaannya adalag, apa sih yang dimaksud dengan Proteksi pasif dan proteksi aktif itu? Maaf, ya baru kenal saya sudah bertanya-tanya kepada Media 113. Tapi, saya ucapkan terima kasih bila pertanyaan ini mendapat jawaban. Sebelumnya, kami ucapkan banyak terima kasih. sumantri_bravo@yahoo.co.id Saudara Sumantri yang kami hormati, kami sangat menerima hubungan pertemanan Anda dengan awak redaksi Media 113 Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Terkait pertanyaan Anda yang dimaksud dengan Proteksi Pasif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan melakukan pengaturan komponen bangunan gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa, sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran meliputi bangunan gedung, kompartementasi, pintu tahan api, penghenti api (fire stop), pelapis tahan api (fire retardant), dan lain-lain yang berfungsi untuk mencegah dan membatasi penyebaran kebakaran, asap dan reruntuhan, sehingga, pertama, penghuni bangunan mempunyai cukup waktu untuk melakukan evakuasi secara aman tanpa dihalangi oleh penyebaran api dan asap kebakaran. Kedua, memberikan kesempatan bagi petugas pemadam kebakaran beroperasi. Sementara yang dimaksud dengan proteksi aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Selain itu, sistim itu digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal kebakaran, meliputi sistem pipa tegak dan selang, sprinkler otomatis, pencahayaan darurat, sarana komunikasi darurat, lift kebakaran, sistem deteksi dan alarm kebakaran, alat pengendali asap, ventilasi tahan api otomatik dan pusat pengendali kebakaran. Mudah-mudahan penjelasan ini dapat bermanfaat bagi Bapak Sumantri. Terima kasih.

kirim surat
Kirim saran, kritik dan pertanyaan Anda ke: buletin113@gmail.com

kirim tulisan
Jika tulisan Anda ingin dimuat di majalah ini segera kirim ke: buletin113@gmail.com

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA

Pilot Project SKKL 2011 di Kelurahan Manggarai Selatan

Belum lama ini, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penangulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Pilot Project Program Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) di Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan. Program berkelanjutan dari upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di wilayah DKI Jakarta.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA

alam peluncuran Pilot Project SKKL di kantor Kelurahan Manggarai Selatan pagi itu, juga dilangsungkan diskusi terbuka antara jajaran Damkar PB yang diwakili Kepala Dinas Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, DR. Paimin Napitupulu dan Kepala Suku Dinas Damkar PB Kotamadya Jakarta Selatan, Drs. Frans Hodden Silaban MM, dengan Lurah Manggarai Selatan, Wawan Budi Rohman, S.Sos. serta 40 anggota Balakar (Barisan Sukarela Kebakaran) binaan Kelurahan Manggarai Selatan. Dipilihnya Kelurahan Manggarai Selatan sebagai salah satu pengembangan Pilot Project SKKL, diungkapkan Paimin Napitupulu, karena daerah ini termasuk wilayah yang relatif rawan kebakaran, mengingat padatnya penduduk dan padat perumahan. Perumahan di wilayah Manggarai Selatan ini tidak semuanya tertata dengan bagus dan terarah. Sehingga yang namanya potensi terjadinya kebakaran relatif besar di Kelurahan Manggarai ini. Nah, untuk mengatasi bila terjadi kebakaran, tentunya ada peran serta dari warga Manggarai Selatan, jelas Kadis Damkar PB Prov DKI Jakarta. Paimin Napitupulu mengemukakan melalui program SKKL ini, Damkar PB mencoba melibatkan partisipasi masyarakat, baik dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan kebakaran. Sebab, menurutnya, upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran tidak sematamata dibebankan hanya kepada Dinas Pemadam Kebakaran. Tapi harus pula ada dukungan dari pihak lain, termasuk masyarakat. Karena itu, keterlibatan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran mutlak diperlukan, katanya. Manggarai Selatan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Wilayah ini memiliki luasnya sekitar 51,3 hektar, dihuni oleh 27.459 jiwa, terbagi atas 10 RW, dan 128 RT. Dan untuk wilayah yang rawan kebakaran, Ya hampir semua, dalam arti memiliki potensi. Karena penyebaran kepadatan penduduk di Manggarai Selatan hampir sama antara RW yang satu dengan RW yang lain yang ada di Manggarai Selatan. Tapi memang ada pemukiman yang padat sekali seperti RW 07 dan RW 09, tutur Lurah Manggarai Selatan, Wawan Budi Rohman, S.Sos. Menurut Wawan, ancaman kebakaran itu sebenarnya bukan dari padat atau tidak suatu pemukiman penduduk. Karena kebakaran bisa timbul di daerah yang padat saja, di daerah yang tidak padat pun bisa terjadi kebakaran. Kebakaran juga tidak melihat siapa orangnya, apakah dia kaya atau miskin. Kebakaran itu bisa menimpa kepada seluruh kalangan. Karenanya kesiapan SKKL itu bukan hanya melulu di daerah padat, tapi juga di daerah tidak padat penduduk, katanya yang mengapresiasi langkah Damkar PB Provinsi DKI Jakarta karena telah menetapkan

PEmbUkAAN DiklAT PlOT PROjECT SKKL Kelurahan Manggarai Selatan sebagai salah satu pengembangan Pilot Project SKKL di Jakarta Selatan di tahun 2011. Harapan saya, dengan selesainya pendidikan SKKL kali ini, para pesertanya akan selalu kita undang dalam pertemuan rutin setiap bulan. Mereka juga sudah dilatih teknik-teknik penanggulangan kebakaran. Memang, sudut perhatian itu tidak harus selalu berupa materi. Paling tidak dengan setiap bulan kita undang dalam suatu pertemuan mereka merasa dihargai. Nah, itulah yang akan memupuk mereka bahwa agar tetap eksis. Jadi kita ketuk dengan hati nurani dan semangat mereka agar tetap eksis terus, jelas Wawan tentang upayanya dalam pemberdayaan warganya agar peduli terhadap pencegahan serta pencegahan kebakaran di wilayahnya. Sementara itu, Kepala Suku Dinas Damkar PB Kotamadya Jakarta Selatan, Drs. Frans Hodden Silalahi,M.M mengatakan, program SKKL yang telah diluncurkan di Manggarai Selatan ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan, termasuk pembinaan terhadap para Balakar. Secara umum, kata Frans, keberadaan jumlah anggota balakar di setiap kelurahan di Jakarta Selatan bervariatif. Rata-rata jumlahnya sebanyak 10 orang. Mereka akan terus dilatih bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran ringan termasuk cara merawatnya. Hanya saja yang terjadi di lapangan, ungkap Frans, kadang ada juga sebagian anggota balakar itu memiliki aktivitas lain. Bahkan kadang ketika terjadi kebakaran di lingkungannya, mereka sedang berada di luar atau sedang melakukan aktivitas lain. Melihat kondisi seperti ini, Frans berfikiran sosialisasi itu diberikan juga kepada warga yang sehari-harinya tinggal di daerah itu, khususnya staf-staf Hansip yang memang mendapatkan honor dari kelurahan setempat. Para Hansip itu juga diberikan pelatihan dan pembinaan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Langkah itu, kata Frans, sebenarnya lebih tepat sasaran, selain juga diberikan sosialisasi kepada para ibu rumah tangga serta pembantu rumah tangga. Selain di Manggarai Selatan, untuk wilayah Jakarta Selatan sendiri, disebutkan Paimin Napitupulu, Pilot Project SKKL juga telah dicanangkan di daerah Pasar Minggu, serta Kebayoran Lama. Untuk Balakar sudah dibentuk di 25 lokasi yang sudah kita bina, kata Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta ini seraya menambahkan, program SKKL ini juga akan terus dikembangkan di lima wilayah DKI Jakarta lainnya, yaitu Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Sekadar untuk diketahui, peluncuran Pilot Project SKKL tahun ini merupakan program kelanjutan Damkar PB dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang melibatkan pejabat, tokoh, masyarakat, dan unsur unsur masyarakat lainnya yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Memang, kerentanan lingkungan pemukiman padat penduduk terhadap risiko bahaya kebakaran semakin serius jika dihubungkan dengan kondisi prasarana lingkungan yang tidak kondusif bagi pelayanan publik di bidang penanggulangan kebakaran. Sedangkan rencana

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA
pengurangan risiko kebakaran melalui pembangunan Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL), termasuk penyiapannya sarananya masih terus berproses. SKKL menurut Peraturan Menteri PU No.20/ PRT/M/2009 tentang Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan merupakan suatu model tentang pendayagunaan seluruh potensi masyarakat secara sukarela dan bersifat mandiri dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran, terdiri dari Satuan Organisasi Satlakar, Forum (Dewan) Keselamatan Kebakaran, Sarana Prasarana dan Program Pelatihan. Sarana, prasarana dan program pelatihan untuk lingkungan padat hunian difasilitasi dan dibiayai oleh pemerintah daerah, selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri oleh masyarakat. Dalam proses pembentukan SKKL, aspek perencanaan merupakan langkah awal penting sehubungan dengan penyediaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran. Pembentukan organisasi proteksi kebakaran lingkungan yaitu organisasi Balakar atau Satlakar juga telah diatur menurut Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan) beserta sistem pelatihannya, dan tata laksananya berikut penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai kebutuhan. Kemudian, dalam upaya membantu pencegahan dan penanggulangan kebaran, pengumpulan informasi tentang kerentanan lingkungan terhadap kebakaran merupakan aspek penting dalam sebuah perencanaan. Pengumpulan informasi ini dilakukan melalui kegiatan penaksiran risiko kebakaran (fire risk assessment) yang keluarannya berupa rekomendasi penyediaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran lingkungan beserta tata laksananya. Langkah selanjutnya (bagi lingkungan yang telah membentuk SKKL dengan organisasi Balakar berikut prasarana dan sarana proteksi kebakarannya) adalah mengisi SKKL dengan berbagai kegiatan agar SKKL nyata terwujud dalam keseharian kehidupan masyarakat. Berbagai kegiatan tersebut tercakup dalam Rencana Pengamanan Kebakaran/Fire Safety Plan (RPK) lingkungan yang meliputi beberapa komponen pokoknya yaitu Rencana Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran, Rencana Ketatagrahaan Lingkungan dan Rencana Tindakan Darurat Kebakaran (RTDK)/Fire Emergency Plan. Pentingnya pengimplementasian Rencana Pengamanan Kebakaran (lingkungan) ini berkonsekuensi pada perlu ditetapkan langkah-langkah pelaksanaannya dalam prosedur operasi/kerja baku (SOP). Mengapa SKKL Penting? Pentingnya SKKL dalam mengantisipasi masalah penanggulangan kebakaran di lingkungan pemukiman padat dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta diindikasikan antara lain dengan dimuatnya hal pembentukan Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) tingkat RW dalam Pasal 55 Perda Prov DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Diniscayakan bahwa pembentukkan SKKL akan memberikan perlindungan yang lebih besar kepada penduduk dalam menghadapi risiko bahaya kebakaran yang ada, dan dapat terjadi sewaktu-waktu. Berbagai kegiatan dalam rangka pembentukan SKKL antara lain adalah kegiatan Pilot Project pembentukan SKKL di Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan ini. Dari kegitan penaksiran risiko kebakaran/ Fire Risk Assessment (TA 2010) diperoleh gambaran bahwa kondisi fisik lingkungan Kelurahan Manggarai Selatan cukup mewakili kondisi fisik lingkungan pemukiman padat dilihat dari segi kerentanan kebakaran seperti jarak antar bangunan, jenis material bahan bangunan yang dipakai, dan prasarana jalan lingkungan yang tidak dapat diakses oleh kendaraan pemadam kebakaran. Hal positif Kelurahan Manggarai Selatan untuk diperoleh dari hal pengurangan risiko bahaya kebakaran yaitu banyaknya jumlah warga masyarakat yang mau terlibat dalam kegiatan penanganan bahaya kebakaran melalui organisasi Balakar. Kegiatan Fire Risk Assessment di Kelurahan Manggarai Selatan (TA 2010) dilanjutkan dengan kegiatan Penyusunan SOP dan Gladi SOP (TA 2011). SOP pelaksanaan RPK-SKKL Kelurahan Manggarai Selatan akan menjadi panduan umum dan rinci tentang apa yang diharapkan dari penduduk dan anggota Satlakar/Balakar dalam mengimplementasikan kegiatan dalam RPK. Agar langkah-langkah kerja (SOP) dari kegiatan tersebut dalam RPK dipahami secara utuh sebagaimana diharapkan, maka SOP yang telah tersusun perlu diuji-cobakan pelaksanaannya/ di-gladikan. Gladi SOP dilakukan terhadap orang per orang (misalnya menggunakan APAR atau memeriksa peralatan) atau sekelompok orang (mengoperasikan pompa) atau beberapa unit/ regu secara serempak (melakukan evakuasi, atau mengoperasikan tindakan darurat kebakaran). Maksud dari penyusunan SOP dan Gladi SOP berbagai kegiatan termuat dalam Rencana Pengamanan Kebakaran/Fire Safety Plan (RPK) Kelurahan Manggarai Selatan diadakan dengan maksud agar penduduk dan personil Balakar, pertama, paham tentang cara-cara mencegah terjadinya bahaya kebakaran termasuk mampu mengatasi kebakaran yang baru saja terjadi (incipient fire). Kedua, menjamin berfungsinya peralatan proteksi kebakaran. Ketiga, mampu mengendalikan bahaya kebakaran di tahap awal kejadian melalui latihan penggunaan peralatan proteksi kebakaran serta Gladi SOP Rencana Tindakan Darurat Kebakaran yang melibatkan kerjasama antar tim/unit kerja. Keempat, mampu menyelamatkan jiwa dan harta benda dengan tertib dan teratur. Kelima, bekerja sama dengan personil instansi pemadam kebakaran dalam operasi damkar. Dan keenam, menjamin bahwa pimpinan SKKL dan seluruh anggauta Balakar mampu menguraikan berbagai SOP mengenai Rencana Tindakan Darurat Kebakaran yang mencakup rencana tindakan sebelum, pada saat, dan setelah insiden kebakaran. Pelaksanaan tindakan sesuai prosedur tertulis dalam SOP akan menjamin berlangsungnya kegiatan meski orang kunci yang bertanggung jawab atas RPK tidak hadir. SOP selain berfungsi sebagai instruksi tertulis juga merupakan panduan bagi personil atau unit/kelompok tugas ketika melakukan sebuah tugas atau pekerjaan. Tim 113

Kepala Disdamkar-PB Memberikan Peralatan dan Perlengkapan Diklat Pilot Project SKKL kepada Peserta

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA

Keterlibatan Masyarakat Mutlak Diperlukan

DR Paimin Napitupulu, MSi (Kadis Damkar PB Prov DKI Jakarta)

erbagai upaya tak henti-hentinya dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta, baik dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan bencana kebakaran. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran di wilayah pemukiman, Damkar PB telah meluncurkan Pilot Project Program Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK). Menurut Kepala Dinas Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, DR Paimin Napitupulu MSi, melalui program SKLK ini Damkar PB mencoba melibatkan partisipasi masyarakat, baik dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan kebakaran. Sebab, kata Paimin Napitupulu, upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran tidak semata-mata dibebankan hanya kepada Dinas Pemadam Kebakaran. Disadari bahwa Dinas Pemadam Kebakaran tidak akan sanggup mengatasi masalah kebakaran secara sendiri, tanpa bantuan pihak lain. Karena itu, keterlibatan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran mutlak diperlukan, kata Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut, jelas Paimin Napitupulu, Dinas Pemadam Kebakaran melakukan berbagai kegiatan yang diarahkan pada pemberdayaan masyarakat, khususnya di lingkungan pemukiman. Bentuk partisipasi masyarakat itu diwujudkan dengan membentuk Barisan Sukarela Kebakaran (Balakar), katanya sambil menjelaskan bahwa Balakar merupakan organisasi sukarela yang berbasis masyarakat di lingkungan Rukun Warga (RW). Adapun tugas dan fungsi Balakar, dijelaskan Paminin Napitupulu, yaitu membantu masyarakat dalam upaya menjaga bangunan, penghuni, harta, dan lingkungannya dari ancaman bahaya kebakaran serta memberikan informasi kebakaran kepada Dinas Pemadam Kebakaran. Selain itu, Balakar juga memiliki

Kepala Disdamkar Memeriksa Kelengkapan Peserta Diklat Pilot Project SKKL tugas melakukan pemadaman dini sebelum Dinas Pemadam Kebakaran datang ke lokasi kejadian kebakaran, jelasnya. Sementara itu, untuk meningkatkan keterampilan kepada Balakar, Dinas Pemadam Kebakaran, kata Paimin Napitupulu, melakukan pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dasar tentang kebakaran. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui prinsip-prinsip pencegahan kebakaran dan memadamkan kebakaran secara dini. Dengan mengetahui ilmu tentang kebakaran, maka kebakaran bisa dicegah, imbuhnya. Disinggung soal dipilihnya Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, sebagai salah satu pilot project program SKLK, Menurut Paimin Napitupulu, karena kelurahan ini termasuk wilayah yang relatif rawan kebakaran mengingat padatnya penduduk dan padat perumahan. Diungkapkan, perumahan di wilayah Manggarai Selatan ini tidak semuanya tertata dengan bagus dan terarah. Sehingga yang namanya potensi terjadinya kebakaran relatif besar di Kelurahan Manggarai ini. Nah, untuk mengatasi bila terjadi kebakaran, tentunya ada peran serta dari warga Manggarai Selatan. Untuk wilayah Jakarta Selatan sendiri, selain telah dicanangkan di Manggarai Selatan, disebutkan Paimin Napitupulu, pilot project SKLK juga telah dicanangkan di daerah Pasar Minggu, serta Kebayoran Lama. Untuk Balakar sudah dibentuk di 25 lokasi yang sudah kita bina, kata Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta ini. Dalam upaya menjaga eksistensi Balakar, kata Paimin Napitupulu, setiap tahun anggota Balakar dari tiap-tiap wilayah di DKI Jakarta dipertandingkan. Bagi anggota Balakar yang memenangkan pertandingan tersebut, mendapatkan hadiah, seperti piala dan penghargaan lainnya. Jadi mereka kita berikan motivasi, kata Paimin Napitupulu. Pertandingan seperti ini, Menurut Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, merupakan salah satu perhatian khusus yang diberikan dari pemerintah DKI Jakarta. Bentuk perhatiannya sendiri bermacam-macam, namun tak melulu berupa materi. Kalau bantuan sudah pasti kita berikan. Mereka juga diberikan fasilitas-fasilitas khusus. Bahkan untuk kepemimpinan lebih lanjut kita berikan semacam atensi-atensi khusus, tuturnya. Pada bagian lain Paimin Napitupulu pun berharap agar masyarakat Jakarta ikut berpartisipasi jika terjadi kebakaran, khususnya, atau bencana lainnya, umumnya. Sebab, ungkapnya, potensi kebakaran itu kadang-kadang tidak terdeteksi. Potensi kebakaran itu bisa saja muncul karena adanya gejolak atau dinamika dari masyarakat itu sendiri, karena perbedaan kepentingan. Jadi, macam-macamlah penyebabnya, kata Paimin Napitupulu menegaskan. Tim 113

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA
Drs Frans Hodden Silalahi, MM (Kasudin Damkar PB Kotamadya Jakarta Selatan)

Agar Efektif, Sosialisasi SKKL Harus Berkelanjutan

rogram Sistim Keamanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) yang diluncurkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta, menurut Kasudin Damkar PB Kotamadya Jakarta Selatan Drs Frans Hodden Silalahi, MM, sudah berjalan dengan baik di wilayah Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut lebih diorientasikan kepada lokasi-lokasi titik rawan kebakaran. Baru-baru ini, bilang Frans, telah diluncurkan Pilot Project Program SKKL di Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jaksel. Dipilihnya Kelurahan Manggarai Selatan, sebagai pilot project SKKL karena wilayah tersebut, karena terbilang cukup rawan terjadi kebakaran. Jadi perlu diciptakan program SKKL di sana, kata Frans Hodden. Ke depan, katanya, pola sosialisasi SKKL itu akan terus dikembangkan dalam skala lebih besar lagi. Sosialisasi itu sendiri khususnya dilakukan pada tahap pra atau sebelum terjadi kebakaran. Jadi lebih bagus kita mencegah daripada memadamkan. Karena apapun alasannya, jika kita memadamkan, pasti ada kerugian material bahkan mungkin korban manusia, ungkap Frans. Frans pun merasa yakin sosialisasi itu akan lebih efektif saat dilaksanakan kegiatan SKKL di suatu wilayah dilakukan secara berkelanjutan. Karena kadang masyarakat yang sudah dilatih itu berpindah tempat ke wilayah lain. Karena itu, masyarakat yang ada di sana harus dilatih kembali, artinya dilakukan program pelatihan berkelanjutan. Disebutkan Frans, selain di Manggarai Selatan, sosialisasi SKKL juga telah dilakukan di Kecamatan Pasar Minggu sampai ke perbatasan wilayah Kebayoran Lama. Saya sendiri sebelumnya pernah menjabat Kasi Operasi Trantib Jakarta Selatan. Jadi saya tahu betul peta wilayah Jakarta Selatan, khususnya peta-peta wilayah kumuh dan pemukiman padat penduduknya. Contohnya di Kecamatan Pasar Minggu, Kecamatan Kebayoran Lama, baik Grogol Utara maupun Grogol Selatan, papar Frans.

Jadi ke depan, SKKL ini terus dikembangkan dan ditingkatkan, termasuk pembinaan terhadap para Balakar (Barisan Sukarelawan Kebakaran). Namun Frans juga menekankan, Lebih baik kita banyak melatih anggota masyarakat, sehingga jika terjadi kebakaran mereka sudah dapat mengantisipasinya sejak awal. Keberadaan jumlah anggota balakar di setiap kelurahan di Jakarta Selatan bervariatif. Disebutkan, rata-rata jumlahnya sebanyak 10 orang. Mereka juga dilatih bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran ringan termasuk cara merawatnya. Selain memberikan pelatihan, ke depan kita juga menginginkan adanya perhatian kesejahteraan kepada anggota balakar, imbuh Frans. Frans lantas memberikan gambaran dari Dinas Sosial yang memiliki satuan Tagana. Keberadaan Tagana ini sangat direspon sekali oleh Dinas Sosial. Salah satu bentuk perhatiannya berupa uang pembinaan. Terkait keberadaan balakar yang ada di RT, RW, dan kelurahan, Frans

pun berharap, ke depan, mereka diberikan juga kesejahteraannya, misalnya dalam bentuk pemberian insentif. Sehingga jalinan kerjasama yang sudah dibina tersebut dapat berlangsung dengan baik. Hanya saja kadang yang terjadi di lapangan, ada juga sebagian anggota balakar itu memiliki aktivitas lain. Bahkan kadang ketika terjadi kebakaran di lingkungannya, mereka sedang berada di luar atau sedang melakukan aktivitas lain. Melihat kondisi seperti ini, Frans berfikiran sosialisasi itu diberikan juga kepada warga yang sehari-harinya tinggal di daerah itu, khususnya staf-staf Hansip yang memang mendapatkan honor dari kelurahan setempat. Para Hansip itu juga diberikan pelatihan dan pembinaan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Langkah itu, kata Frans, sebenarnya lebih tepat sasaran, selain juga diberikan sosialisasi kepada para ibu rumah tangga serta pembantu rumah tangga. Menyinggung pelatihan pencegahan awal

Apel Peserta Diklat Pilot Project SKKL di Halaman Kantor Kel. Manggarai Selatan

10

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA
terjadinya kebakaran kepada para ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga ini, menurut Frans, karena merekalah yang sering berhubungan dengan kegiatan masak memasak. Apalagi sekarang ini banyak kejadian kebakaran yang diakibatkan kebocoran tabung gas elpiji sebagai bahan pembakar untuk memasak. Karena kurang pengetahuan dari ibu-ibu rumah tangga, ketika terjadi kebakaran, mereka akhirnya panik, cuma bisa teriak-teriak. Jika sudah diberikan sosialisasi tentang teknik pencegahan kebakaran, sebenarnya ibu-ibu itu sudah bisa mengantisipasinya. Berjalan Sesuai SOP Lebih jauh dikatakan Frans Hodden, masalah penanggulangan bencana kebakaran sebenarnya semata-mata bukan menjadi tanggung jawab Dinas Pemadam Kebakaran, tapi juga harus didukung oleh instansi terkait, seperti kepolisian maupun aparat-aparat keamanan setempat, serta pihak swasta, mulai dari masyarakat sampai pengusaha. Mari kita bekerja sama dalam menangani kebakaran ini, jadi bukan menjadi tupoksi Dinas Pemadam Kebakaran saja, kata Frans Hodden. Menurutnya, tanpa adanya dukungan dari instansi terkait dan pihak swasta, Dinas Pemadam Kebakaran kurang maksimal dalam menanggulangi masalah kebakaran yang ada di wilayah DKI Jakarta. Apalagi penduduk di Jakarta ini cukup padat, sehingga tingkat kerentanan terjadinya kebakaran sangat tinggi. Baik dari bangunan gedung bertingkat, lokasi pemukiman kumuh, bahkan kawasan tempat tinggal di kawasan tertata pun kerap terjadi kebakaran. Penyebabnya macam-macam, namun umumnya karena kelalaian penggunaan kompor berbahan gas elpiji. Singkatnya, tanpa peran serta masyarakat maupun para pengusaha, masalah penanggulangan kebakaran tidak akan maksimal, Frans menegaskan.

Disinggung soal peningkatan kinerja personilnya, Frans Hodden mengatakan, pasukan Damkar PB Jakarta Selatan cukup bagus, khususnya respon time dalam membantu menanggulangi kebakaran. Umumnya, kata Frans, telah berjalan sesuai aturan SOP (standard operating procedure). Hanya saja untuk kebijakan-kebijakan lebih lanjut, khususnya menyangkut pembagian tugas dan sebagainya masih harus ditingkatkan lagi. Dan di 2012, akan ditata sesuai dengan tugas dan bidang mereka masing-masing, the right man on the right place. Jadi saya akan menempatkan orang sesuai dengan kemampuannya, kata Frans. Frans juga akan menata kembali area-area rawan kebakaran. Di area-area ini, dia akan menempatkan lebih banyak petugas pemadam kebakaran termasuk sarana prasaranya di wilayah tersebut. Tujuannya untuk mempercepat pemberian bantuan penanggulangan kebakaran di wilayah yang rentan terjadi kebakaran tersebut. Mudah-mudahan Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta dapat memberikan pemahamanpemahaman kepada kami, sekaligus mem-

bantu penambahan jumlah pos-pos pemadam kebakaran di kelurahan-kelurahan, ujar Frans Hodden. Sepengetahuannya, jumlah pos pemadam kebakaran saat ini baru berjumlah 15 pos, sementara jumlah kelurahan di Jakarta Selatan ada 65 kelurahan. Ditambahkan, di Jakarta Selatan juga baru ada tiga kantor sektor. Jika dilihat dari jumlah kecamatan yang ada di Jakarta Selatan, yaitu sebanyak tujuh kecamatan, berarti masih kekurangan empat kantor sektor. Diakui Frans, dalam upaya penambahan pos-pos di tiap kelurahan ada beberapa kendala, utamanya menyangkut pembebasan tanah yang biayanya cukup mahal. Menyangkut keberadaan SDM, dikatakan Frans, juga masih kurang. Apalagi hingga saat ini banyak pegawainya yang sudah dan akan memasuki masa purna bakti. Sementara Sudin Damkar PB Jakarta Selatan pada sisi lain sewaktu-waktu memberikan bantuan kepada wilayah tetangganya: Tangerang Selatan dan Depok bila terjadi bencana kebakaran atau bencana lainnya. Beberapa kali ketika terjadi bencana kebakaran dan bencana lainnya di Tangsel dan Depok, Sudin Damkar PB Jakarta Selatan menurunkan pasukannya untuk memberikan bantuan, kata Frans yang berharap di 2012 nanti ada penambahan SDM dan sarana prasarana penunjang lainnya. Sarana penunjang lainnya itu, disebutkan Frans, misalnya untuk membantu bencana banjir. Tim Rescuenya masih kekurangan perahu karet ukuran kecil, yang bisa masuk ke gang-gang kecil dan lampu senter tahan air. Kemudian, untuk membantu mengevakuasi korban akibat gedung runtuh atau pohon tumbang, pihaknya masih kekurangan alat-alat pendukungnya. Toh, walau dalam kondisi dukungan saran yang ada saat ini, Frans terus memotivasi kinerja anak buahnya agar mereka menjadi pasukan Damkar PB yang profesional. Tim 113

Edisi 26, Tahun IX, 2011

11

LApORAN uTAmA
Wawan Budi Rohman, S.Sos (Lurah Manggarai Selatan)

Jangan Terlalu

Dinas Pemadam Kebakaran

Mengharapkan Bantuan

elurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan merupakan salah satu kelurahan di DKI Jakarta yang dijadikan pilot project SKKL oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta. Di sela peluncuran pilot project tersebut,

Media 113 berkesempatan mewawancarai Lurah Manggarai Selatan, Wawan Budi Rohman, S.Sos berkaitan dengan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran di wilayahnya. Berikut petikan wawancaranya:

Kelurahan Manggarai Selatan telah dijadikan pilot project SKLK. Berapa jumlah anggota Balakar ada di kelurahan ini? Sekarang baru terbentuk 40 anggota Balakar di Kelurahan Manggarai Selatan. Bagaimana seleksi awal anggota Balakar ini? Untuk seleksi awal kita minta bantuan Pak RW untuk memilih warganya yang mempunyai kepedulian pencegahan kebakaran. Jadi mereka harus siap tanggap. Harapan saya, ilmu yang sudah didapat ini bisa ditularkan lagi. Jadi bukan hanya untuk mereka saja, tetapi mereka menjadikan program SKLK ini secara mandiri. Setelah saya minta dari Pak RW, saya lampirkan juga persyaratannya, yakni kemauan dan kemampuannya sebagai anggota Balakar. Sosialisasi seperti apa yang diberikan pihak kelurahan kepada para warga agar peduli terhadap pencegahan kebakaran? Setiap bulan kita mengadakan pertemuan dengan para RT dan RW membicarakan masalahmasalah penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya. Selain itu, setiap minggu kita juga menyelenggarakan forum Jumantik, PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Dalam forum ini kita sampaikan kepada ibu-ibu, karena ibu-ibu merupakan subyeknya kebakaran. Dalam arti, pada saat suaminya sedang kerja, ibu-ibu harus mempunyai sikap tanggap dalam menghadapi momen pertama kali bila terjadi kebakaran. Kemudian kita juga memberitahukan pada saat

SKLK ini bukan karena kebutuhan dari Pemda, tapi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri.
kerja bakti atau dalam forum-forum lainnya. Saat ini kita juga sudah merencanakan membentuk SKLK dari forum PKK, yang anggotanya dari kalangan kaum perempuan. Jadi mereka juga punya semacam laskar tersendiri khusus dari kaum perempuan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran, sehingga bisa menularkan lagi dengan yang lainnya. Perhatian yang diberikan kepada anggota Balakar di Manggarai Selatan? Harapan saya, dengan selesainya pendidikan SKLK kali ini, para pesertanya akan selalu kita undang dalam pertemuan rutin setiap bulan. Mereka juga sudah dilatih teknik-teknik penanggulangan kebakaran. Memang, sudut perhatian itu tidak harus selalu berupa materi. Paling tidak dengan setiap bulan kita undang dalam suatu pertemuan mereka merasa dihargai. Nah, itulah yang akan memupuk mereka bahwa agar tetap eksis. Jadi kita ketuk dengan hati nurani dan semangat mereka agar tetap eksis terus.

Apakah program SKKL di Manggarai ini menggandeng para pengusaha atau stakeholder agar mereka juga peduli terhadap pencegahan terjadinya kebakaran? Saat ini belum kita berdayakan ke arah sana. Kebetulan keberadaan pengusaha-pengusaha di sini kebanyakan di pinggir-pinggir jalan raya. Para pengusaha di Manggarai Selatan pun kebanyakan dari kalangan pengusaha ekonomi lemah. Sehingga saya belum membidik ke arah sana. Pada tahap awal ini saya baru menyiapkan ke masyarakat dulu. Dari masyarakat ini harapan saya nantinya setiap sore mereka bisa mengadakan sendiri pelatihan seperti ini. Lalu dananya dari mana? Dari potensi sumber daya yang ada dari pengusaha. Keberadaan saya sendiri mendorong dari belakang. Sebab, jika program swadaya itu lurah tampil di depan, ceritanya akan berbeda. Tapi, misalnya keberadaan Balakar di masyarakat ini sudah eksis, akan memudahkan kita untuk melibatkan para pengusaha. Para pengusaha akan lebih tertarik. Hal itu menandakan bahwa SKLK ini murni dari bentukan masyarakat. Dan memang munculnya SKLK ini bukan karena kebutuhan dari Pemda, tapi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Jadi mereka merasa tidak perlu ada proyek, tidak perlu nunggu proyek, sehingga dengan kesadaran sendiri untuk membentuk SKLK. Itulah harapan kita. Nah, dengan adanya kebutuhan ini, nanti saya dorong tokoh masyarakat untuk melakukan pendekatan kepada stakeholders yang ada di Manggarai Selatan. Baik dari kalangan pengusaha sampai seluruh elemen masyarakat yang ada di Manggarai Selatan. Di sinilah perlu adanya pilot project SKKL. Jadi kita buktikan dulu, nanti setelah kita poles dengan baik, saya yakin akan timbul SKLK-SKLK yang lain yang dilakukan secara bersinergi. Kelurahan Manggarai Selatan ini terdiri dari berapa RT dan RW, dan wilayah mana saja

12

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA
yang rawan terjadinya kebakaran? Manggarai Selatan ini luasnya sekitar 51,3 hektar, dihuni oleh 27.459 jiwa, terbagi atas 10 RW, dan 128 RT. Dan untuk wilayah yang rawan kebakaran, ya hampir semua, dalam arti memiliki potensi, karena penyebaran kepadatan penduduk di Manggarai Selatan hampir sama antara RW yang satu dengan RW yang lain yang ada di Manggarai Selatan. Tapi memang ada pemukiman yang padat sekali seperti RW 07 dan RW 09. Ancaman kebakaran itu sendiri saya melihatnya bukan dari padat atau tidak suatu pemukiman penduduk. Karena kebakaran bisa timbul di daerah yang padat saja, di daerah yang tidak padat pun bisa terjadi kebakaran. Kebakaran juga tidak melihat siapa orangnya, apakah dia kaya atau miskin. Kebakaran itu bisa menimpa kepada seluruh kalangan. Karenanya kesiapan SKKL itu bukan hanya melulu di daerah padat, tapi juga di daerah tidak padat penduduk. Sejak Anda memimpin daerah ini, bagaimana frekuensi terjadinya kebakaran di Manggarai Selatan? Kebetulan pada 2011 belum ada kejadian kebakaran yang berarti. Kemarin memang ada kebakaran tapi kualitasnya kecil, dan alhamdulillah dengan kita sering melakukan pelatihan penanggulangan bencana, termasuk bencana kebakaran, musibah kebakaran itu cepat ditanggulangi. Kita juga setiap tahun selalu berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran, Sudin, serta sektor yang ada di Tebet ini untuk melatih warga kita. Dengan begitu, saat petugas belum datang, kebarakan itu sudah bisa diantisipasi oleh warga. Ketika petugas pemadam kebakaran datang, mereka hanya mengecek api apakah benar-benar sudah dipadamkan atau masih ada bara yang bisa menimbulkan kebakaran kembali. Alhamdulillah di sini untuk respontime dari sektor pun cukup bagus. Karena wilayah kita masuk dalam katagori cukup padat, jika terjadi kebakaran langsung dikirim bantuan dari sektor, untuk tahap pertama saja diturunkan empat unit mobil kebakaran. Jadi tidak ada cerita, apakah baru sebatas percobaan kebakaran saja atau terjadi kebakaran besar, pokoknya begitu Sektor Tebet menerima informasi kebakaran, tak tanggung-tanggung, mereka langsung mengirim bantuan empat unit mobil pemadam kebakaran. Bagaimana dukungan smart alarm? Smart alarm sudah ada di beberapa RW di Manggarai Selatan. Jadi belum ada di semua RW. Dan kebetulan pengurus RW di sini rata-rata ikut tergabung dalam Pokdar (Kelompok Sadar) Kamtibmas, sehingga komunikasi dengan HT pun terjalin. Jadi cepat tanggap. Sehingga mereka tidak menunggu perintah, langsung hubungi ke sektor pemadam kebakaran terdekat. Dan respon time sektor pun cukup lumayan bagus. Dukungan sarana pemadam kebakarannya bagaimana, seperti pompa portable, Apar, dan sebagainya? Sarana ini memang penting untuk mendukung kebutuhan masyarakat. Setiap tahun kita memang dapat Apar. Cuma memang pengadaannya tidak belum bisa mencakup seluruh RT, jadi dipenuhi secara bertahap. Dari 128 RT yang ada, memang belum bisa dipenuhi ke seluruhnya. Tentunya hal ini harus dibackup dengan swadaya juga. Karena, kalau hanya mengandalkan dari Dinas Pemadam Kebakaran pun, instansi ini tidak hanya mengurusi Kelurahan Manggarai Selatan. Kecuali kalau tupoksi Dinas Pemadam Kebakaran hanya mengurusi Kelurahan Manggarai Selatan, saya yakin semua kebutuhan warganya akan terpenuhi. Saya juga menyampaikan kepada warga masyarakat agar jangan terlalu mengharapkan bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran atau bantuan dari pemerintah. Karena, seberapa pun warga mengharapkan kebutuhan itu, tidak akan terpenuhi. Bohong, siapapun gubernurnya atau siapapun Kepala Dinas Pemadam Kebakarannya tidak akan bisa memenuhinya, tanpa adanya partisipasi dari warga masyarakat untuk membantunya. Paling tidak dari Dinas Pemadam Kebakaran ada contoh bantuan berikut cara menggunakannya. Nah, dari situ bila warga masyarakat ingin mencari alat pemadam kebakaran seperti yang sudah dicontohkan Dinas Pemadam Kebakaran tersebut.

Kantor Kelurahan Manggarai Selatan

Lokasi Pelaksanaan Pilot Project SKKL 2011 di wilayah Manggarai Selatan

Edisi 26, Tahun IX, 2011

13

LApORAN uTAmA

g n i t n e P l a H a p a r e b Be
A. Pimpinan SKKL : Terdiri dari Ketua dan para Koordinator kegiatan. 1. Ketua SKKL 1.1. Tugas: Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan termuat dalam RPK dan komponen pokoknya serta program kegiatan dari Lurah/Forum Keselamatan Kebakaran Tingkat Kecamatan. 1.2. Fungsi: a). Pelaksanaan pencegahan kebakaran yang termuat dalam RPK dan komponen pokoknya. b) Pelaksanaan pemadaman kebakaran tingkat awal dan membantu Damkar PB dalam operasi pemadaman kebakaran. c) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran lingkungan d) Pengadaan latihan pemadam kebakaran dengan melibatkan seluruh anggota Balakar dan penduduk.

L K K S dalam

4. Koordinator Pemadam Kebakaran 1) Tugas: Melaksanakan koordinasi pemadaman kebakaran atas petunjuk Ketua RW/SKKL 2). Fungsi: a). Melaksanakan pemadaman kebakaran tingkat dini termasuk pemberitahuan tanda bahaya kebakaran lingkungan dan kota, dan evakuasi penduduk. b) Melaksanakan penyampaian data dan informasi dan bantuan operasional pemadaman kebakaran tingkat lanjutan. c) Melaksanakan berbagai latihan penerapan SOP tindakan darurat kebakaran.

2. Koordinator Perencanaan, Pengadaan dan Pemeliharaan 1). Tugas: Melaksanakan koordinasi perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran atas petunjuk dan arahan Ketua RW/ Pimpinan Balakar. 2) Fungsi: a). Merencanakan serta mengusulkan perbaikan, penggantian, dan pengadaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran lingkungan. b). Melakukan perawatan serta pemeliharaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran lingkungan. 3. Koordinator Pencegahan Kebakaran 1) Tugas: Melaksanakan koordinasi pencegahan kebakaran atas petunjuk dan arahan Ketua RW/Pimpinan Balakar. 2) Fungsi: a). Menyusun pola operasional inspeksi tatagraha lingkungan, dan pendataan kondisi fisik pemukiman penduduk dalam lingkungan. b). Merencanakan koordinasi pencegahan kebakaran dengan pihak terkait dalam rangka edukasi tentang pencegahan kebakaran termasuk cara mengatasi kebakaran yang baru terjadi.

B. Fungsi-fungsi Pokok Balakar Organisasi Balakar adalah organisasi proteksi kebakaran dalam SKKL, mempunya fungsi-fungsi pokok sebagai berikut; a) Pelaksanaan pencegahan kebakaran pada lingkungan. b) Pelaksanaan pemadaman kebakaran tingkat awal dan membantu Damkar PB Prov DKI Jakarta dalam operasi pemadaman kebakaran tingkat lanjutan. c) Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana proteksi kebakaran lingkungan. d) Pelaksanaan kegiatan pasca insiden kebakaran. C. Peran Lurah dan Instansi Pemadam Kebakaran (Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan). Pada Bagian 6 Peran Serta Masyarakat disebutkan bahwa edukasi personil Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) menjadi tanggung jawab Lurah, sedangkan edukasi kemampuan teknis pemadaman kebakaran ditangani oleh Instansi Pemadam Kebakaran. Lurah selaku Pembina Balakar mendorong berfungsinya Balakar melalui program kegiatan: Membantu terselenggaranya program pendidikan a) dan latihan anggota Balakar untuk meningkatkan keterampilan anggota Balakar. b) Memberi pengarahan, pertimbangan dan jadual dalam hal pelaksanaan tugas Balakar. c) Mengawasi kegiatan Satlakar/Balakar di wilayah kelurahannya dalam pelaksanaan tugas. d) Menyusun program kerja tahunan dan lima tahunan. e) Merekomendasikan pembentukan unit-unit Satlakar/ Balakar.

14

Edisi 26, Tahun IX, 2011

LApORAN uTAmA

Jakarta Selatan & Area Rawan Kebakaran

akarta Selatan adalah nama sebuah kota administrasi di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI. Di sebelah utara, Jakarta Selatan berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sebelah timur berbatasan dengan Jakarta Timur. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah barat dengan Kota Tangerang Selatan. Jakarta Selatan adalah kota administrasi yang paling kaya dibandingkan dengan wilayah lainnya, dengan banyaknya perumahan warga kelas menengah ke atas dan tempat pusat bisnis utama. Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Kebayoran Baru,Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Kecamatan Setiabudi. Kecamatan Kebayoran Baru terdiri atas 10 kelurahan, yaitu Kelurahan Selong, Gunung, Kramat Pela, Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo,

Melawai, Petogogan, Rawa Barat, dan Keluarahan Senayan. Kecamatan Kebayoran Lama terdiri dari enam kelurahan, yaitu Kelurahan Grogol Utara, Grogol Selatan, Cipulir, Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama Selatan, dan Kelurahan Pondok Pinang. Kemudian Kecamatan Pesanggrahan terdiri dari lima kelurahan, yaitu Kelurahan Ulujami, Petukangan Utara, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, dan Kelurahan Bintaro. Kecamatan Cilandak memiliki lima kelurahan, yaitu Kelurahan Cipete Selatan, Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Lebak Bulus, dan Kelurahan Pondok Labu. Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari tujuh kelurahan, yaitu Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kebagusan, Jati Padang, Ragunan, dan Cilandak Timur. Selanjutnya Kecamatan Jakagarsa yang terdiri dari enam kelurahan, masing-masing Kelurahan Tanjung Barat, Lenteng Agung, Jagakarsa, Ciganjur, Srengseng Sawah, dan Kelurahan Cipedak. Kecamatan Mampang Prapatan terdiri dari lima kelurahan, yaitu Kuningan Barat, Pela

Mampang, Bangka, Tegal Parang, dan Kelurahan Mampang Prapatan. Kecamatan Pancoran memiliki enam kelurahan, yaitu Kelurahan Kalibata, Rawa Jati, Duren Tiga, Cikoko, Pengadegan, dan Kelurahan Pancoran. Berikutnya Kecamatan Tebet yang terdapat tujuh kelurahan, masing-masing Kelurahan Tebet Barat, Tebet Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Manggarai Selatan, dan Kelurahan Menteng Dalam. Terakhir, Kecamatan Setiabudi yang terdapat delapan kelurahan, yaitu Kelurahan Setiabudi, Karet, Karet Semanggi, Karet Kuningan, Kuningan Timur, Menteng Atas,Pasar Manggis, dan Kelurahan Guntur. Wilayah Jakarta Selatan ternyata masih menjadi ancaman serius bagi warganya. Khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan padat. Sedkitnya di wilayah seluas 143 hektar itu terdapat 139 titik rawan kebakaran yang tersebar di 10 kecamatan. Dari 139 titik rawan itu, mayoritas didominasi Kecamatan Tebet. Data Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Damkar dan

Edisi 26, Tahun IX, 2011

15

LApORAN uTAmA
PB) Jakarta Selatan menyebutkan, titik rawan kebakaran untuk Kecamatan Tebet berada di Kelurahan Tebet Barat 1 RW, Menteng Dalam 3 RW, Kebon Baru 5 RW, Bukit Duri 4 RW, Manggarai 4 RW, dan Kelurahan Manggarai Selatan 4 RW. Untuk Kecamatan Cilandak titik rawan berada di Kelurahan Gandaria Selatan sebanyak 3 RW, Cipete Selatan 2 RW, Cilandak Barat 3 RW, Pondok Labu 3 RW, dan Kelurahan Lebak Bulus 1 RW. Di Kecamatan Pesanggrahan berada di Kelurahan Petukangan Utara sebanyak 4 RW, Petukangan Selatan 2 RW, serta Kelurahan Ulu Jami dan Bintaro masing-masing 1 RW. Sementara di Kecamatan Pasar Minggu, berada di Kelurahan Pasar Minggu ada 2 RW, Pejaten Barat 2 RW, Jati Padang 2 RW, Ragunan 1 RW, Cilandak Timur empat RW, Kebagusan 1 RW, dan Kelurahan Pejaten Timur 3 RW. Di Kecamatan Jagakarsa titik rawan kebakaran berada di Kelurahan Jagakarsa ada 4 RW, Srengseng Sawah 3 RW, Lenteng Agung 4 RW, serta Kelurahan Cipedak, Tanjung Barat, dan Kelurahan Ciganjur masing-masing 1 RW. Untuk Kecamatan Kebayoran Lama titik rawan kebakaran berada di Kelurahan Kebayoran Lama Utara 1 RW, Kebayoran Lama Selatan 3 RW, Cipulir 2 RW, Grogol Utara 5 RW, Grogol Selatan 2 RW, dan Kelurahan Pondok Pinang 2 RW. Di Kecamatan Kebayoran Baru berada di Kelurahan Gandaria Utara 4 RW, Cipete Utara 3 RW, Petogogan 2 RW, serta Kelurahan Pulo, Melawai, Kramatpela, Gunung, Selong, Rawabarat, dan Senayan masing-masing 1 RW. Selain itu, di Kecamatan Mampang Parapatan berada di Kelurahan Kuningan Barat 2 RW, Bangka 2 RW, Mampang Prapatan 1 RW, Pela Mampang 2 RW, dan Kelurahan Tegal Parang 6 RW. Di Kecamatan Pancoran berada di Kelurahan Pancoran 3 RW, Pengadegan 3 RW, Cikoko 3 RW, serta Kelurahan Duren Tiga, Rawajati, dan Kelurahan Kalibata masing-masing 1 RW. Sedangkan di Kecamatan Setiabudi berada di Kelurahan Menteng Atas 2 RW, Pasar Manggis 3 RW, Karet Kuningan 1 RW, Kuningan Timur 3 RW, Karet Semanggi 2 RW, dan Kelurahan Guntur 2 RW. Kepala Seksi Operasional Sudin Damkar dan PB Jakarta Selatan, Muchtar Zakaria, mengatakan, Kecamatan yang paling banyak titik rawan kebakaran berada di Kecamatan Tebet yang mencapai 21 titik, selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Kebayoranbaru yakni 16 titik. Untuk saat ini, kasus kebakaran penyebabnya masih didominasi karena korsleting listrik, kata Muchtar, seperti dikutip Beritajakarta.com, Senin (29/11). Untuk meminimalisir jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran, kata Muchtar, pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada warga mengenai penanggulangan pertama saat terjadi kebakaran. Sosialisasi kita prioritaskan pada daerah rawan kebakaran. Dengan sosialisasi yang kita lakukan sudah banyak warga yang mengerti dan membantu petugas saat di lapangan, tambahnya. Petugas pemadam kebakaran, lanjut Muchtar, bertugas meminimalisir kerugian akibat jilatan si jago merah. Sehingga jika terjadi kebakaran, yang menjadi fokus utama penyemprotan air adalah sisi bangunan yang terbakar agar api tidak menyebar. Terlebih jika di lokasi padat penduduk, yang rumahnya saling berdempetan, tandasnya. Sementara itu, dalam upaya penanggulangan bencana di Jakarta Selatan, Walikota Jakarta Selatan Anas Efendi menggelar kegiatan gladi lapang penanggulangan bencana terpadu. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengkonsolidasi dan mengevaluasi sejauh mana kesiapsiagaan kita dalam bidang sumber daya manusia dan sarana prasarana penanggulangan bencana yang tersedia, baik milik pemerintah maupun milik masyarakat, jelas Walikota Walikota Anas Efendi sekaligus juga ingin mengetahui kesiapsiagaan komponen yang terlibat seperti Pemadam kebakaran, tim rescue, Satpol PP, Sudin Kesehatan, sudin Sosial dan instansi yang terkait, serta didukung penuh oleh TNI, Polri mulai dari perencanaan sampai terjadinya banjir. Kesiapsiagaan ini dipelukan sehingga adanya ajang seperti ini kalau terjadi bencana sudah siap sebagaimana yang kita siapkan ini, katanya yang didampingi Asisten Pemerintahan Erpawandi usai gladi lapang penanggulangan bencana terpadu tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan di Kali Pesanggrahan Bintaro, Rabu (30/11/2011) Walikota mengatakan, penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya bukan tanggung jawab pemerintah semata melainkan tanggung jawab kita bersama seluruh komponen masyarakat bahu membahu untuk menanggulanginya. Di kesempatan yang sama, Sudin Damkar dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan Drs. Frans Hodden Silalahi, MM mengatakan, gladi lapang penanggulangan bencana diikuti 500 personil, yaitu Sudin Damkar, TNI, Polisi, Satpol PP, SAR, PMI, Sudin Sosial, Sudin Kesehatan, Karang Taruna dan sudin terkait dalam penanggulangan bencana. Apel dilakukan secara koordinasi semua komponen masyarakat terkait. Intinya sebagai konsolidasi kita tingkat Kota bagaimana kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana lainnya. Dan menjalin koordinasi, singkronisasi secara berkelanjutan, kata Frans Hodden. Tim 113

Peserta Diklat Pilot Project SKKL wilayah Manggarai Selatan di Dalam Kelas

16

Edisi 26, Tahun IX, 2011

DAmKAR EVENT

17th Singapore Civil Defence Skills Competition

Damkar PB Prov. DKI Jakarta Raih 4 Medali Emas dan 3 Perak


bagai wilayah Kota Administrasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta, Pasukan Rescue Bantuan Operasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta. Tujuan diadakannya IERE Workshop, Civil Defence Day Parade dan Civil Defence Skills Competition, pertama, meningkatkan keterampilan dalam penanganan bencana. Kedua, menyamakan dalam penanganan bencana di antara negara. Dan ketiga, pertukaran informasi mengenai penanganan bencana. Keikutsertaan Indonesia yang diwakili oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta merupakan atas Surat Undangan Commissioner Singapore Civil Defence Force tanggal 12 Agustus 2011. Persiapan Kontingen Sebagai tahapan persiapan kontingen dilakukan seleksi peserta, yang diadakan oleh Damkar PB Provinsi DKI Jakarta yang dipusatkan di UPT. Pusdiklatkar dan PB Provinsi DKI Jakarta sejak tanggal 22 Agustus 10 September 2011. Dari hasil seleksi tersebut, terpilih lima orang pasukan yang nantinya mewakili tim dari Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Kelima orang tersebut yaitu Bambang Sur-

Tim Damkar PB Provinsi DKI Jakarta berhasil meraih 4 medali emas dan 3 medali perak dalam lomba Civil Defence Skills Competition di Singapura
yantoro (Pasukan Rescue Bantuan Operasi Damkar PB Provinsi DKI Jakarta), Jatiur Sinaga (Pasukan Rescue Sudin Damkar PB Kota Administrasi Jakarta Utara), Abdurachman (Pasukan Rescue Sudin Damkar PB Kota Administrasi Jakarta Pusat), Dadi Sanjaya (Pasukan Rescue Sudin Damkar PB Kota Administrasi Jakarta Timur), dan Zaenal Arifin (Pasukan Rescue Sudin Damkar PB Kota Administrasi Jakarta Barat). Adapun Instruktur yang ditugaskan untuk melatih lima orang tersebut secara intensif adalah Muhtasor, S.Pd, MMT (Kepala Seksi Diklat), Saepuloh S.Pd, MMT (Pelatih), Suhudi, S.PD (Pelatih), dan Parlin Nainggolan S.Pd (Pelatih Fisik). Untuk Ketua Kontingen Tim Indonesia ditugaskan Endang Chaerudin, S.Sos, Kepala Sudin Damkar PB Kota Administrasi Jakarta Barat, dan Muhtasor, S.Pd,MMT, Kepala Seksi Diklat Pusdiklatkar dan PB sebagai Instruktur Jenis Perlombaan Dalam CD Skills Competition kali ini dipertandingkan 4 perlombaan, yaitu Autobahn (Penyelamatan Kecelakaan Lalu Lintas). Dalam lomba ini, tim peserta akan menyelamatkan 2 orang korban kecelakaan yang terjebak dalam kendaraan. Tim penyelamat berlari ke tempat

alam rangka memperingati 17th Singapore Civil Defence Force, pada tanggal 12-16 September 2011 lalu, dilangsungkan even International Elite Rescuers Training Exchange (IERE) Workshop, Civil Defence Day Parade dan Civil Defence Skills Competition, bertempat di Civil Defence Academy Jl. Bahar101, Singapore 649734. Dalam even Civil Defence Skills Competition, yang diikuti delapan negara, yaitu Indonesia, Brunei Darusalam, Malaysia, Thailand, Singapura, Hongkong, Macao, dan Philipina, peserta Indonesia yang diwakili Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta, berhasil meraih empat medali emas dan tiga medali perak. Sementara itu, dari Singapura diwakili oleh Disaster Assistance Rescue Team (DART), Brunei Darusalam diwakili oleh Brunei Fire and Rescue Department, Hongkong SAR diwakili oleh Fire Services Department, Macau diwakili oleh Macau Fire Brigade, Malaysia diwakili oleh Fire And Rescue Department dan SMART (Special Malaysia Assistance and Civil Defence Department), Philipina diwakili oleh Boureau of Fire Protection, dan Thailand yang diwakili oleh Department of Disaster Prevention and Mitigation. Tim dari Indonesia sendiri, diambil dari ber-

Peserta dari Indonesia berbaur merayakan kemenangan bersama dengan satria biru dari negara peserta lainnya.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

17

DAmKAR EVENT
kejadian dan menstabilkan kendaraan yang selanjutnya membuka atap dan pintu kendaraan untuk mendapatkan akses ke korban. Jenis lomba kedua, yaitu San Andreas Fault (Penyelamatan pada Bangunan Runtuh). Perlombaan ini mengharuskan tim melakukan ketrampilan dalam penyelamatan korban pada bencana bangunan runtuh. Sebelumya seluruh tim harus dapat membuat penyangga atau penopang untuk membuat akses masuk untuk menyelamatkan korban. Jenis lomba ketiga adalah Eiffel Tower (Penyelamatan di Ketinggian). Perlombaan ini menguji keterampilan petugas dalam rangka melaksanakan penyelamatan dari ketinggian, keahlian tali temali, rappelling pindah tali dan mengendong/menurunkan korban. Dan lomba keempat adalah Coliseum ( Kemampuan dan Daya Tahan). Perlombaan ini membutuhkan kemampuan fisik untuk melakukan beberapa tantangan. Dalam lomba Coliseum semua peserta diharuskan melewati beberapa rintangan yaitu ban-ban, terowongan, tembok dan memindahkan dua buah drum yang berisi air. Setelah itu harus memindahkan sepuluh drigen yang berisi air melewati beberapa rintangan ke tempat yang telah ditentukan untuk membentuk logo SCDF. Barulah setelah itu menarik Mobil Red Rhino sampai garis finish. Dalam CD Skills Competition ini, Tim Indonesia berhasil membawa pulang empat Medali Emas dan tiga Medali Perak, sedangkan dalam International Elite Rescuers Training Exchange Workshop, Tim Indonesia yang diwakili oleh Muhtasor,S.Pd, MMT (Kepala Seksi Diklat) mempresentasikan Penanganan Bencana yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil contoh kasus penyelamatan bangunan runtuh di Tanah Abang dan Penanganan gempa bumi di Padang (Sumatera Barat). Dalam kegiatan workshop, masing-masing peserta mendapatkan sertifikat. Menurut Kepala Dinas Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, DR. Paimin Napitupulu, M.Si, dari prestasi Tim Indonesia yang meraih empat medali emas dan tiga medali perak ini, menunjukkan bahwa Damkar PB Provinsi DKI Jakarta selalu siap mengaharumkan nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta selalu siap melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Tupoksi yaitu melaksanakan pencegahan, pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana khususnya di wilyah Provinsi DKI Jakarta, Paimin Napitupulu. Dengan keikutsertaan Tim Indonesia yang diwakili oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan meraih hasil yang sangat menggembirakan ini, tambah Kata Kadis Damkar PB Provinsi DKI, menunjukkan juga bahwa kualitas Pasukan Penyelamat Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta tidak kalah dibandingkan dengan Pasukan Penyelamat dari negara lain. Pasukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta selalu siap bekerja sama dengan Pasukan Penyelamat dari negara lain dalam Bidang Penanggulangan Bencana, tegasnya. Sementara itu, kegiatan CD Skills Competition dan International Elite Rescuers Training Exchange (IERE) Workshop sendiri sangat berguna bagi Pasukan Penyelamat untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan dalam penanganan bencana. Selain itu kegiatan ini berguna untuk meningkatkan kerjasama antara pasukan penyelamat diantara para peserta dari masingmasing negara. Pada bagian lain, Paimin Napitupulu mengatakan bahwa peran serta dari pihak-pihak terkait dalam persiapan Tim Damkar PB Provinsi DKI Jakarta sangat membantu demi kesuksesan Tim Indonesia yang berlaga di Singapore CD Skills Competition. Baik itu dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, termasuk semua Suku Dinas, Sekretariat, serta UPT Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Sekadar informasi, pencegahan dan penanggulangan bencana merupakan Tupoksi Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Setiap saat pasukan dituntut untuk siap melaksanakan Tupoksinya. Kegiatan CD Skills Competition dan International Elite Rescuers Training Exchange Workshop sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan dalam penanganan bencana dan kerjasama antar pasukan. Untuk itu, Kadis Damkar PB Provinsi DKI Jakarta menekankan, hendaknya di tahun yang akan datang Damkar PB Provinsi DKI Jakarta harus lebih aktif mengikuti kegiatan sejenis yang sangat berguna bagi petugas Damkar PB Provinsi DKI Jakarta. Tim 113

Salah satu aksi penyelamatan menggunakan alat berat dalam lomba yang dilakukan oleh peserta tim Indonesia.

18

Edisi 26, Tahun IX, 2011

Edisi 26, Tahun IX, 2011

19

GAlERI fOTO

17th Singapore Civil Defence Skills Competition


Berikut kami sajikan foto-foto dari event 17th Singapore Civil Defence Force International, Elite Rescuers Training Exchange (IERE) Workshop, Civil Defence Day Parade dan Civil Defence Skills Competition, bertempat di Civil Defence Academy Jl. Bahar101, Singapore 649734 yang berlangsung pada 12-16 September 2011.

20

Edisi 26, Tahun IX, 2011

GAlERI FOTO

Edisi 26, Tahun IX, 2011

21

DAmKAR EVENT

Tandatangani MoU dengan UNJ

Damkar PB DKI Jakarta

inas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dinas Damkar PB DKI Jakarta diwakili oleh Kepala Dinas Damkar PB Dr. Paimin Napitupulu, MSi, dan pihak UNJ diwakili oleh Prof. Dr. Bedjo Sujanto, MPd selaku Rektor UNJ. Penandatanganan MoU tersebut berlangsung di Aula Perpustakaan Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 8 September 2011. Hadir dalam kesempatan tersebut Pembantu Rektor II dan IV UNJ, Dekan FT, Jajaran pimpinan Dinas Pemadam Kebakaran, Kepala IFFC, Mahasiswa S1 Prodi Teknis Mesin konsentrasi Fire Protection and Safety Engineering - Angkatan I.

22

Edisi 26, Tahun IX, 2011

DAmKAR EVENT
MoU dengan nomor 47/H39/DT/2011 dan nomor 4195/-072 berisi tentang kerjasama penyelenggaraan pendidikan tinggi program S-1/DIV konsentrasi Teknik Keselamatan dan Proteksi Kebakaran. Dalam MoU ini juga tertuang ruang lingkup pelaksanaan kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan tinggi yaitu pemanfaatan fasilitas dan pendayagunaan SDM pada Pusat Pendidikan Latihan Dinas untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, mengadakan pelatihan dan workshop, serta kajian dan penelitian yang terkait. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Dr. Paimin Napitupulu, yang sekaligus mewakili Pemprov DKI Jakarta, dalam sambutannya mengatakan, salah satu masalah utama dan sekaligus merupakan ancaman bagi seluruh lapisan masyarakat di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta adalah bencana Kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini adalah kerugian moril, materiil bahkan sampai menyebabkan hilangnya nyawa orang, ujar Dr. Paimin. Dia menyambut baik dibukanya program pendidikan Fire Protection and Safety Engineering di Fakultas Teknik UNJ, yang sekaligus merupakan yang pertama di Indonesia. Paimin berharap, lulusan dari prodi ini kelak dapat bekerja di lingkungan yang sesuai dalam rangka menurunkan angka terjadinya bancana kebakaran, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Kebakaran. Prof. Dr. Basuki Wibawa, selaku Dekan FT menyampaikan laporannya bahwa Prodi S1 Konsentrasi Fire Protection and Safety Engineering ini telah mempunyai 37 mahasiswa di tahun pertamanya. Dia sampaikan juga bahwa 2 tahun yang lalu UNJ menandatangani MoU dengan IFFC tentang pembentukan prodi Teknik Mesin konsentrasi Fire Protection and Safety Engineering, dan telah ditindaklanjuti dengan menyiapkan perangkat kurikulum yang sesuai dengan prodi tersebut. Selain itu, lanjut Basuki, juga membangun kemitraan dengan Puslitkim Kementerian PU, dan Kementerian SDM. Januari 2012, UNJ akan menerima 1 kelas khusus karyawan DKI Jakarta dengan beasiswa penuh dari Pemprov, ungkap Basuki. Sementara Rektor UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto, MPd., dalam sambutannya mengatakan, UNJ akan membangun gedung bertingkat karena keterbatasan lahan. Untuk itu, lanjut dia, inilah tantangan mahasiswa baru prodi Fire Protection and Safety Engineering untuk dapat melindungi gedung-gedung tersebut. UNJ merupakan pelopor yang dapat membuka prodi ini dan menjadi satu-satunya prodi yang ada di Indonesia, ungkap Prof. Bedjo. Semoga prodi ini dapat memberikan inspirasi baru dan dapat mengembangkan sayap ke luar negeri, untuk menjalin kerjasama dalam bidang Fire Protection and Safety Engineering. Penandatangan MoU antara UNJ dan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pemprov DKI Jakarta, dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara FT UNJ dan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pemprov DKI Jakarta yang ditandatanggani oleh Dekan FT dan Kepala Dinas Damkar PB.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

23

lApORAN KhuSuS

Ratusan Kebakaran di Jakarta

Selama Ramadhan 1432H

Sampai Agustus 2011, terjadi 600 lebih kasus kebakaran di DKI Jakarta. Tahun ini kejadian kebakaran selama bulan puasa meningkat. Masyarakat diminta waspada.

ulan puasa tahun ini, boleh jadi merupakan bulan yang penuh kesibukan bagi jajaran petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta. Pasalnya, seperti diungkapkan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta Dr. Paimin Napitupulu, MSi, sebanyak 626 kali kebakaran terjadi di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sejak awal tahun hingga H+4 Lebaran.

Total kebakaran sejak awal tahun hingga H+4 Lebaran sebanyak 626 kasus dengan total kerugian sebesar Rp159,94 miliar, ungkap Paimin di Jakarta, beberapa waktu lalu. Khusus kebakaran selama Ramadhan hingga H+4a Lebaran terdapat 141 kali kebakaran dengan total kerugian mencapai Rp30,07 miliar. Ia menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran sejak awal tahun hingga

24

Edisi 26, Tahun IX, 2011

lApORAN KhuSuS
25 Agustus lalu adalah 11 orang. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 53 orang dan tujuh orang merupakan petugas pemadam kebakaran. Kebakaran tersebut menyebabkan 2.713 kepala keluarga atau 9.362 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kebakaran paling sering terjadi pada malam hari dan dini hari. Sebagian besar kebakaran yang terjadi disebabkan arus pendek listrik, katanya. Ia mengaku upaya penanganan telah dilaksanakan melalui pengerahan mobil pemadam kebakaran hingga mencapai 5.120 unit dalam menangani kasus-kasus kebakaran itu. Paimin mengimbau warga selalu berhati-hati dan mengantisipasi dari berbagai hal yang bisa menyebabkan kebakaran. Dia melanjutkan, total kerugian Rp30.076.500.000. Angka ini meningkat pesat karena pada tahun lalu jumlah kasus kebakaran sepanjang Ramadhan hanya 54 kasus dengan total kerugian Rp4.344.800.000, ungkap Paimin. Dibandingkan tahun 2010, angka ini naik signifikan. Tahun lalu jumlah kasus kebakaran sepanjang Ramadhan hanya 54 kasus dengan total kerugian Rp4.344.800.000.

Kebakaran paling sering terjadi pada malam hari dan dini hari. Sebagian besar kebakaran yang terjadi disebabkan arus pendek listrik.
Dari data Dinas Damkar PB, terlihat bahwa wilayah kebakaran yang terbanyak pada bulan Agustus 2011, adalah di Jakarta Barat dengan 38 kejadian. Disusul Jakarta Timur 33 kejadian. Jakarta Selatan 32 kejadian. Jakarta Utara 24 kejadian. Dan di urutan terakhir Jakarta Pusat dengan 13 kejadian. Dari keseluruhan kejadian terbanyak melanda bangunan perumahan dengan 52 kejadian. Disusul dengan bangunan umum dan perumahan dengan 35 kejadian. Sementara penyebab kebakaran adalah akibat korsleting listrik dengan 78 kejadian. Upaya penanganan kebakaran terus dilakukan jajaran Dinas Damkar PB DKI Jakarta. Paimin mengungkapkan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya sosialisasi dan imbauanimbauan agar masyarakat selalau berhatihati. Kami terus mengimbau agar melakukan antisipasi dengan memasang peralatan listrik dengan benar dan juga tidak lalai mematikan kompor saat memasak. Diharapkan ke depan peristiwa kebakaran semakin berkurang, pungkas Paimin. RED

Edisi 26, Tahun IX, 2011

25

lApORAN KhuSuS

DATA KEJADIAN BENCANA KEBAKARAN


Tahun 2004 Sampai Dengan 2010

Keterangan: JP : Jakarta Pusat JU : Jakarta utara JB : Jakarta Barat JS : Jakarta selatan JT : Jakarta Timur

KP : Kompor LP : Lampu LS : Listrik RK : Rokok LN : Lain - Lain

BP : Bangunan Perumahan BU : Bangunan Umum BI : Bangunan Industri KD : Kendaraan LN : Kain - Lain

BP : Bangunan Perumahan BU : Bangunan Umum BI : Bangunan Industri KD : Kendaraan LN : Kain - Lain

26

Edisi 26, Tahun IX, 2011

lApORAN KhuSuS

REKAPITULASI KEJADIAN KEBAKARAN BULANAN TAHUN 2011

Rekapitulasi Jumlah Panggilan Kejadian Berdasarkan Bulan

Edisi 26, Tahun IX, 2011

27

Pelepasan Haji 2011

INfO DAmKAR

inas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Provinsi DKI Jakarta menghelat acara pelepasan haji bagi jajarannya yang berkesempatan pergi haji tahun ini.

Acara pelepasan haji digelar di lantai tiga Kantor Damkar PB Provinsi DKI Jakarta, Jl. KH. Zainul Arifin No. 73, Jakarta Pusat. Pada kesempatan tersebut, sebanyak sembilan orang calon haji, baik itu dari pegawai dan keluarga , datang untuk menerima wejangan dan selamat dari pimpinan dan rekan pegawai lainnya. Termasuk dari Kadis damkar PB DKI Jakarta Dr. Paimin Napitupulu, MSi. Hendaknya seseorang yang mendapatkan kesempatan istimewa untuk berhaji ke tanah suci mempunyai sifat istimewa pula, yang nantinya dapat mempengaruhi orang lain dalam hal bersifat positif dan bersetting kemasa depan yang menjanjikan, pesan Dr. Paimin Napitupulu dalam sambutannya kepada para calon haji dan hadirin yang hadir memenuhi ruang serbaguna tersebut. Muji, perwakilan calon haji, mengungkapkan rasa terimakasihnya atas doa yang diberikan baik untuk pribadi ataupun untuk rekan calon haji lainnya. Puncak acara diisi oleh tausiyah penceramah yang mengingatkan kepada semua yang hadir bahwa seseorang yang bergelar haji sesungguhnya memikul tanggung jawab yang tak ringan. Ia harus dapat menjadi khalifah bagi dirinya sendiri dan orang lain dan tak boleh terlena dengan gelar haji yang ia dapatkan, tegas penceramah tersebut. Di akhir acara, unsur pimpinan dan karyawan memberikan ucapan selamat kepada calon haji seraya mendoakan agar menjadi haji yang mabrur.

28

Edisi 26, Tahun IX, 2011

INfO DAmKAR

Kadamkar PB DKI Jakarta Gelar OPEN HOUSE Idul Fitri 1432 H

epala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) DKI Jakarta Dr. Paimin Napitupulu, MSi, menggelar acara open house dalam rangka Idul Fitri 1432 di rumah dinas Kadamkar PB DKI Jakarta, Jl. KH. Zainul Arifin No. 73, Jakarta Pusat. Sebelumnya, di lapangan upacara Gedung Damkar PB, digelar acara shalat ied dengan penceramah KH. Imam Mahmudi.

Open House Idul fitri ini merupakan tradisi bertahun-tahun di lingkup jajaran Damkar PB. Selain dihadiri warga asrama yang tinggal di belakang kantor dinas, tampak pula hadir pada acara open house ini para pensiunan Damkar PB. Mereka tampai antusias dan bersuka cita, dalam silaturahmi ini dapat berjumpa lagi dengan kawan-kawan lama seperjuangan. Kepala Dinas Damkar PB Dr. Paimin Napitu-

pulu mengungkapkan rasa syukurnya pada acara ini dapat berkumpul jajaran korps berseragam biru-biru yang dipimpinnya itu. Dia berharap, suasana keakraban ini tak hanya terjalin pada suasana lebaran saja. Tapi juga melekat pada suasana kerja dan kehidupan sehari-hari, ujar dia. Open house berakhir menjelang siang.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

29

INfO DAmKAR

Gubernur DKI Jakarta Kunjungi

Korban Kebakaran Muara Angke

ubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meninjau lokasi pasca kebakaran di RW 07, Kelurahan Muara Angke, Jakarta Barat, yang terjadi pada Kamis, 1 September lalu. Dalam peristiwa kebakaran yang terbilang cukup besar tersebut, 325 rumah hangus terbakar. Meski korban jiwa dilaporkan tidak ada, namun pasca kebakaran warga mengalami kerugian cukup besar. Terutama perlengkapan sekolah, seperti bagi siswa-siswa sekolah yang rumahnya menjadi korban kebakaran tersebut. Terkait perlengkapan sekolah ini, Gubernur Fauzi Bowo berjanji akan membantu melengkapi kebutuhan para siswa tersebut, karena akan memasuki jadwal kegiatan belajar paska liburan. Saya akan berikan bantuan, khususnya bagi anak-anak berupa peralatan sekolah secepatnya, kata Fauzi Bowo. Sementara kebutuhan makanan dan kesehatan para korban kebakaran yang

masih mengungsi di penampungan sementara, Fauzi Bowo langsung menginstruksikan Walikota Jakarta Barat Burhanuddin, Camat Tambora Isnawa Adji, dan unit-unit terkait untuk berkoordinasi menyiapkan seluruh kebutuhan logistik agar pengungsi tetap terjaga kebutuhan makanan dan kesehatannya.

Selanjutnya Fauzi meminta aparat setempat segera membersihkan puing-puing sisa kebakaran. Dia berpesan, setelah tempat itu dibangun kembali, agar warga berhati-hati terhadap pemasangan instalasi listrik. Pasang secara benar, agar musibah tidak terulang, pesan Fauzi Bowo.

30

Edisi 26, Tahun IX, 2011

INfO DAmKAR

Fauzi secara pribadi juga mengungkapkan keprihatinannya. Ia berharap warga tabah menghadapi cobaan ini. Ini namanya musibah dan kita tidak pernah tahu kapan terjadinya.
Ratusan Rumah Terbahar Pada peristiwa kebakaran tersebut, diperkirakan sebanyak 325 rumah hangus terbakar. Kebakaran juga melingkupi beberapa RT di wilayah RW 07. Di antaranya, RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, dan satu rumah di RT 13. Sedikitnya 350 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Dilaporkan pula, kebakaran itu mengakibatkan empat orang mengalami luka. Mereka adalah, yaitu dua warga sekitar bernama Kunto (30) dan Hendi (25) serta dua petugas pemadam kebakaran bernama Mahmudin (35) dan Ponco (30), yang mengalami luka bakar ringan. Keempatnya harus dilarikan ke RS Sumber Waras untuk menjalani perawatan. Sedangkan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Prihatin Fauzi secara pribadi juga mengungkapkan keprihatinannya. Ia berharap warga tabah menghadapi cobaan ini. Ini namanya musibah dan kita tidak pernah tahu kapan terjadinya. Tapi secara pribadi saya mengucapkan turut prihatin. Kiranya warga tabah menerima cobaan ini, katanya. Camat Tambora, Isnawa Adji, mengatakan meskipun terdapat 1.400 jiwa warga korban kebakaran, namun yang berada di tiga titik pengungsian hanya mencapai 400

jiwa. Jumlah tersebut karena sebagian banyak yang saat kebakaran masih mudik. Selain itu ada juga yang ngungsi ke rumah keluarganya, ujar Isnawa. Pihaknya mengaku, selain telah memberikan bantuan berupa makanan, selimut, pakaian layak pakai dan lain sebagainya juga telah disiagakan dapur umur, PMI, Tagana, Sudin Kesehatan, dan Sudin Sosial. Artinya sampai saat ini seluruhnya sudah terpenuhi, terang Isnawa.

Edisi 26, Tahun IX, 2011

31

mATERI DAmKAR

h a l i t n a s r I a k h a a b l i e Istlam Ilmu K
da

memotong dan menggali; pisaunya menyerupai baji daripada ujung biasanya Counterfiring : Pengaturan kebakaran diantara kebakaran tanah liar utama dan menjadi bumerang Coupling : Sebuah perangkat, biasanya benang, yang digunakan untuk menghubungkan ujung-ujung dua selang atau pipa. Cover : 1. Memikul tanggung jawab dari instansi kebakaran lain, 2. Untuk menyebarkan penutup penyelamatan atas sebuah obyek, 3. untuk melindungi daerah yang terkena api dengan aliran selang, 4. Penutup penyelamatan Cover Pole : Sebuah tiang dengan kait yang berbentuk U pada salah satu ujungnya untuk meletakkan penutup penyelamatan diatas gudang yang bertumpuk tinggi Cover rack : Rak penyimpanan yang digunakan menyimpan selimut penyelamatan CPR : Cardiopulmonary resucitation untuk

Cooling : 1. pengurangan suhu suatu benda., 2. Mengatur api dengan mengurangi suhu bahan bakar dan material di ekitarnya Cooling tower : Bangunan yang dipergunakan untuk pendinginan dari pengolahan air, biasanya dengan mengalirkan udara yang berlawanan dengan aliran penyemprot air. Coping : Batuan atau lapisan atas batu bata dari dinding Copper : Unsur logam (Cu) yang berwarna cokelat kemerahan, lunak, mudah dibentuk yang merupakan penghantar panas dan listrik yang baik serta beracun dan mudah terbakar dalam bentuknya yang terbagi sangat halus Copper sulphate : Sebuah garam yang larut dalam air (CuSO4) yang digunakan dalam tangki Corbel : Batu bata atau titik tupang yang seringkali dihias,dan memproyeksikan sisi sebuah dinding Cordite : Bahan pembakar yang merupakan campuran dari nitroselulosa, nitroglycerin dan jeli mineral yang stabil di iklim panas, relatif tidak berasap dan digunakan secara ekstensif sebagai perlengkapan senjata (amunisi)

Corner test : Tes asap dan nyala api yang mensimulasikan kebakaran di pojok ruangan yang tersusun dari bahan-bahan yang telah diuji. Cornice : Sebuah proyeksi cetakan yang digunakan sebagai dekorasi di atap gedung, jendela dan lainnya. Corral a fire : Untuk memagari kebakaran di lahan liar dengan garis kontrol Corridor : Sebuah lorong dalam sebuah bangunan yang memberikan akses ke kamar Corrosive material : Beberapa bahan padatan, cairan ataupun gas yang membakar, mengiritasi atau merusak jaringan organik, terutama kulit da saat diambil secara internal, bagian pru-paru dan perut. Corrugated iron : Lembaran galvanis besi atau baja yang dibentuk menjadi pegunungan paralel yang biasa untuk menambah kekakuan; dan digunakan sebagai penutup atap sebuah gedung dan hanya untuk bangunan sementara Cottage box : Kotak alarm kebakaran dengan atap seperti miring ke atas Council rake : Sebuah garu yang dapat dipergunakan untuk

Crash fire rescue apparatus : Peralatan pemadam kebakaran khusus yang berada di instansi kebakaran bandara dan digunakan pada kebakaran pesawat Crash Truck : lihat crash fire rescue apparatus Crib : Sebuah konstruksi persegi atau persegi panjang dari papan kayu yang secara longgar digunakan untuk mensimulasikan kuantitas bahan bakar dalam uji api Critical mass : Sejumlah bahan fisi yang diperlukan untuk mempertahankan reaksi berantai Critical pressure : tekanan sebuah zat pada temperatur kritisnya, dimana tidak ada perbedaan antara gas dan bentuk cair sebuah zat Critical temperature : Suhu maksimal dimana gas bisa dicairkan; pada titik ini densitas cairan dan uap air adalah sama Cross formee : Sebuah salib bersenjata sama dengan lengan sempit di tengahnya dan lebih lebar diujungnya Crossover throw : Metode melemparkan penutup penyelamatan, terutama disesuaikan untuk menutup objek yang tinggi, salah satu ujung penutupnya disilangkan diatas ujung yang lain sebelum dilempar, memungkinkan kedua operator untuk melempar

32

Edisi 26, Tahun IX, 2011

mATERI DAmKAR
dengan tangan kanan dan menggunakan ujung yang bawah sebagai pendorong untuk melemparkan ujungnya Cross patee or cross paty : Sebuah salib heraldik dengan lengan yang menyala dan ujung persegi, berasal dari salib Maltesa, digunakan sebagai simbol dari sebuah instansi pemadam kebakaran. Cross shot : Metode pengamatan yang memotong garis pandang dari dua titik yang berbeda yang ditarik pada objek yang sama; seringkali digunakan untuk menentukan lokasi kebakaran lahan liar dari tempat pengintai Crotch pole : Sebuah tiang dengan perlengkapan yang berbentuk U pada salah satu ujungnya yang digunakan untuk menegakkan dan menjepit tangga Crowbar : Batang besi bulat, terdapat di salah satu ujungnya dan diratakan menjadi bentuk baji di ujung yang lain, digunakan sebagai tuas untuk memindahkan beban yang berat Crown fire : Kebakaran yang merupakan rambatan di sepanjang puncak pohon ataupun semak, kurang lebih independen dari tanah api Crownout : Kebakaran yang sesekali menyulut puncak pohon atau semak sebagai kelanjutannya. Cryogenic gas : Gas yang dijaga suhunya dibawah 195 F C shift : 1. Satu dari kelompok kerja dengan sistem tiga peleton, 2. Karyawan dinas pemadam kebakaran yang bebas tugas menggantikan kelompok A atau B Cubic feet perminute (cfm) : Ukuran dari laju aliran, dan ditulis sebagai ft3/ menit Cub pack : Nama dagang, sebuah alat bantu pernafasan mandiri yang berdurasi pendek Cup test : Pengujian untuk mendapatkan flash point dari cairan yang mudah terbakar Curie : Unit dasar yang digunakan untuk menggambarkan intensitas radioaktif dalam contoh bahannya; hal ini sama dengan 37 miliar disintegrasi per detik, atau kira-kira tingkat kerusakan dari satu gram radium. Curing : Pengeringan dan pencoklatan rumput untuk mengurangi kandungan kelembaban Dacron : nama dagang, Serat polyester yang terbuat dari polyethylene terephthalate yang dipergunakan pada kain dan pembuatan selang kebakaran Dalmatian : Jenis anjing berukuran menengah, berwarna putih dengan corak hitam berbentuk hati, awalnya dibiakkan sebagai pembantu untuk pelatih kuda di Dalmatia, itu dianggap sebagai mascot pemadam kebakaran Dam : wadah air portabel yang dipergunakan untuk pompa utama Damage : Kerugian total akibat kebakaran, termasuk kerugian tak langsung seperti gangguan bisnis, kerugian untuk produksi mendatang, kerugian penggembalaan, produk kayu, habitat margasatwa, rekreasi, dan nilai-nilai penting dalam hutan, sikat sertakebakaran rumput. Damp : Istilah umum pada gas yang biasanya terdapat dalam pertambangan batubara. Current : Aliran elektron dari satu titik ke titik yang lain, biasanya diukur dan dinyatakan dengan Amper Curtain Board : Logam lembaran atau tirai yang tidak mudah terbakar lainnya yang memperpanjang langitlangit ke bawah pada ujung area yang berbahaya dengan tujuan untuk memuat gas dan asap panas sehingga ini bisa dipasang ventilasi Curtain wall : Sebuah eksterior berupa dinding prefabrikasi yang bukan penopang beban, biasanya lebih dari satu ketinggian yang didukung oleh kerangka struktural, yang melindungi interior bangunan dari terpaan cuaca, kebisigan ataupun kebakaran. Cuttoff : Rintangan berupa pintu, dinding api, yang didesain untuk memperlambat penyebaran api, 2. Tempat dimana api dihentikan Cuttoff pressure : Tekanan maksimal yang dibuat pada pompa sentrifugal yang beroperasi pada kecepatan tertentu saat tingkat debit sama dengan nol Damper : Katup atau plat untuk mengatur pergerakan udara melalui cerobong Damper control : Alat yang digerakkan dengan rantai fusibel, motor, asap atau pendeteksi panas yang akan membuka atau menutup peredam sebuah saluran. Danger index : Angka yang menunjukkan keparahan relatif dari bahaya kebakaran hutan, ditentukan dari kondisi kebakaran dan beberapa variabel lain Dangerous cargo : Komoditas yang didefinisikan oleh komisi perdagangan antarnegara (ICC) dan peraturan penjaga pantai Amerika Serikat yang meliputi Bahan peledak kelas A, B dan C; cairan yang mudah terbakar; padatan yang mudah terbakar dan bahan-bahan pengoksidasi, bahan korosif, gas yang dimampatkan, racun kelas A, B dan C, bahan radioaktif dan agen etiologi Darcy-Weisback formula : Rumus untuk menentukan rugi gesek cairan melalui saluran melingkar : H = FV2/2gD, dimana H adalah rugi gesekan, F adalah faktor gesekan, V adalah kecepatan cairan, dan D diameter saluran, dan g adalah percepatan gravitasi, semua dalam unit yang kompatibel Darken : untuk menghitamkan area yang telah diterangi oleh api, 2. untuk memblokir Day care facilities : Hunian dimana anak-anak mendapatkan perhatian, perawatan dan pengawasan, umumnya selain dari orangtua atau wali sah mereka, fasilitas penitipan anak ini sepenuhnya didefinisikan dalam Kode Keamanan Hidup NFPA Day manning : Jadwal tugas dimana pos pemadam kebakaran hanya dijaga pada saat siang hari Dead end : 1. Koridor, jalan atau gang yang telah diatur sehingga seseorang hanya bisa melewati satu arah untuk keluar dari sini, 2. Air utama dimana air dapat mengalir pada satu arah saja seperti tidak dilingkarkan Dead fuel : Tumbuh-tumbuhan mati yang sangat kering Dead load : Berat dari susunannya sendiri. Dead man : Batang kayu yang besar, kayu atau bahan lain sejenis, yang dugunakan untuk menyediakan jangkar untuk tali temali Dead oil : Hasil penyulingan minyak kental dari tar batubara untuk meresapi kayu

Edisi 26, Tahun IX, 2011

33

pENGETAhuAN

Oleh: Imbang Tengah

Gangguan Stres Paska Trauma (Post Trauma Stress Disorder) Dalam Perspektif Konseling (Bagian 1)
A. Pengertian dan Gejala GSPT 1. Pengertian Gangguan stress paska trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau luar biasa. GSPT muncul dari pemajanan atas suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan, seperti perkosaan,kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, perang, kecelakaan, bencana alam, kerusuhan politik dan kebakaran. Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stress paska trauma berbeda dengan pemicu gangguan stress biasa. Peristiwa pemicu GSPT biasanya bersifat luar biasa, tiba-tiba dan sangat menekan. Sedangakan pada Pemicu stress atau kecemasan biasa disebut Ordinary Stressor kebanyakan pada individu ini kebanyakan mampu mengatasinya, sebaliknya untuk peristiwa traumatic stressor belum tentu semua individu mampu mengatisnya. 2. Gejala Mengacu kepada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder yang dikeluarkan oleh American Psychitric Association (1994) ada enam indicator bahwa seseorang yang mengalami GSPT, meliputi : (a) Pemunculan stressor; (b) Peristiwa yang dialami lagi ; (c) Penghindaran ; (d) Pemunculan ; (e) Durasi gejala dalam criteria; b (gejala lebih dari satu bulan); (f) gangguan kehidupan. a. Gejala pemunculan stressor, terjadi pada : 1) Orang yang mengalami, menyaksikan atau mempelajari peristiwa yang melibatkan kematian yang tragis 2) Orang yang mengalami ketakutan, ketidak berdayaan atau ketakutan hebat (pada anakanak, respon tersebut mengakibatkan perilaku kacau atau memprovokasi) b. Gejala dari peristiwa yang dialami lagi, ditunjukan oleh : 1) Perilaku mengungkit kembali peristiwa mengganggu 2) Mengingat kembali mimpi buruk suatu peristiwa 3) Berperilaku atau seolah-olah trauma tersebut muncul kembali (ilusi, halusinasi dan kembali ke masa lalu yang bersifat disosiatif) 4) Reaksi psikologis yang muncul berulang-ulang seperti pada gejala diatas. c. Gejala dari indicator penghindaran 1) Upaya-upaya untuk menghindari pikiran, perasaan atau hal lain yang dapat mengingatkan kembali pada perisrtiwa traumatis 2) Upaya-upaya untuk menghindarkan dari aktifitas tempat, atau orang yang terkait dengan peristiwa traumatic 3) Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatic 4) Berkurangnya minat atau partisipasi secara nyata pada aktifitas yang dahulunya merupakan aktifitas yang menyenangkan. d. Gejala indicator pemunculan, diantaranya : 1) Perasaan terasing 2) Rentang afeksi terbatas 3) Merasa masa depan suram e. Gejala gangguan kehidupan Yaitu yang menyebabkan distress dalam fungsi social atau bidang penting lainnya B. Faktor-faktor Penyebab GSPT Ada tiga faktio utama yang menjadi penyebab terjadinya GSPT, yaitu : 1) Faktor kesengajaan manusia, diantaranya : a. Pertempuran, perang sipil dan resistensi bertempur b. Pelecehan termasuk pelecehan

anyaknya bencana yang melanda negeri ini telah banyak menyita perhatian masyarakat baik, itu masyarakat nasional maupun internasional, namun perhatian masyarakat terhadap hal tersebut umumnya bersifat singkat atau jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang seringkali kurang mendapat perhatian. Padahal bencana, konflik dan tindakan kekerasan lain sering kali menyisakan persoalan psikologis yang dapat berjangka panjang, yaitu timbulnya Gangguan Stres Paska Trauma (baca GSPT) yang dalam istilah asingnya dikenal dengan Post Traumatic Stress Disorder PTSD. Dan para pakar psikologi mengatakan kemungkinan terjadinya GSPT ini dapat sampai dengan jangka 30 tahun bahkan ada yang mengatakan seumur hidup. Dalam perspektif Konseling telah mengenai dampak psikologis dari timbulnya bencana, konflik, dan prilaku kekerasan lainnya, tampaknya memerlukan pengkajian yang lebih mendalam guna menumbuhkan kepedulian bersama untuk membantu mengatasinya. Karena GSPT dapat menimpa siapa saja baik itu korban ditempat bencana atau petugas sebagai penolong di tempat bencana. Petugas konseling (konselor) sangat diperlukan sekali dalam tugas-tugas penanganan bencana dan paska bencana, karena penderita GSPT dapat menimpa siapa saja baik itu korban dan juga orang yang berada ditempat kejadian (petugas penolong, wartawan dan masyarakat), oleh karena itu petugas pemadam kebakaran yang sering dihadapkan oleh bencana (kebakaran, banjir dan lain-lain) sedikit banyak harus mengetahui GSPT dalam perspektif konseling untuk menumbuhkan kesiapsiagaan dalam bertugas, serta membantu terwujudnya sikap, tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan motivasi, antusiasme, tanggung jawab, gairah dan kedisiplinan. Lebih jauh lagi dalam rangka membantu mengatasi stress akibat trauma yang dialaminya, yang berdampak kepada munculnya gangguan fisik, mental, emosi, social maupun perilaku. Berdasarkan hal diatas kami sengaja menulis ini bermaksud menelaah lebih jauh GSPT tersebut dari kacamata Konseling, yang mudah-mudahan berguna untuk para petugas yang sering terjun dalam area bencana.

34

Edisi 26, Tahun IX, 2011

pENGETAhuAN
seksual, pelecehan fisikal, pelecehan emosional c. Penyiksaan d. Perbuatan criminal seperti mutilasi, perampokan dan kekerasan dalam rumah tangga e. Penyanderaan tawanan perang, karantina dan pembajakan f. Pelecehan pemujaan g. Terorisme h. Peristiwa ledakan bom i. Menyaksikan pembunuhan j. Ancaman dan penyiksaan k. Serangan penembak gelap l. Menyaksikan reaksi ketakutan orang tua m. Menyaksikan efek alkoholisme pada keluarga n. Bunuh diri atau bentuk lain dari kematian mendadak o. Kerusaka atau kehilangan bagian tubuh 2) Faktor ketidak sengajaan manusia, diantaranya : a. Kebakaran b. Indutrial c. Ledakan kendaraan bermotor, kapal karam d. Bencana nuklir e. Runtuhnya bangunan f. Kerusakan akibat opersi pada tubuh atau kehilangan bagian tubuh 3) Faktor bencana alam a. Angin rebut b. Angin topan c. Tornado d. Banjir e. Gempa bumi f. Tanah longsor g. Tsunami Secara psikologis pengalaman traumatis diatas dapat menjadikan setiap orang yang mengalaminya menjadi sangat terpukul, meratapi nasipnya, kesedihan yang mendalam, cemas, takut, tidak percaya dengan apa yang dialaminya, bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan, kehilangan jati diri, dan sebagainya. Sehingga kehidupannyta sangat krtis, tidak nyaman dan rentan terhadap munculnya berbagai bentuk gangguan fisik maupun kejiwaan seperti : stress dan depresi. Salah satu karakteristik utama pengalaman traumatic selalu menantang kemampuan individu untuk menyusun narrative pengalaman mereka dan mengintegrasikannya dengan kejadian-kejadian yang lain. Sebagai implikasinya, pengalaman traumatic individu tidak terkait dengan masalah logika tetapi lebih kepada emosi yang memuncak. Didalam bencana ada tiga periode aspek yang dialaminya (1) periode impak, berlangsung sepanjang kejadian bencana, (2) periode penyejukan suasana, berlangsung dalam beberapa hari selepas kejadian, (3) periode post-traumatik, yang dapat berlangsung lama dan bahkan sepanjang hayat. Hal ini berarti bencana selalu menyisakan masalah, bahkan dalam jangka lama. Dalam periode impak, korban-korban selalu diliputi perasaan tida percaya dengan apa yang sedang mereka alami, Periode ini berlangsung sikat pada saat dan segera kejadian, periode ini terlihat ketika korban-korban mulai merasakan diri mereka lapar, tidak memahami bagaimana harus memulihkan keadaan dan mengganti harta benda yang hilang, bingung dan kehilangan masa depan. Dalam periode penyejukan suasana korban mendapat bantuan kemanusian terutama yang bersifat fisik untuk sekedar dapat bertahan hidup. korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor. Pengelompokan berdasarkan pola-pola respon korban terhadap bencana : 1. Kelompok I Kelompok ini biasanya relative bersahaja, pemikiran mereka masih jelas, dan penuh perhituangan dalam tindakan. Mereka ini kerap kali dinamakan sebagai supercool. Dari keseluruhan biasanya terdapat 10% - 20%. 2. Kelompok II Kelompok ini menunjukan gejala sangat bingung dan membingungkan. Proses berfikir mereka bertipikal salah satu keliru, dan tidak mampu membuat rencana dengan cara yang masuk akal. Tingkah lakunya menyerupai robot, dan memperlihatkan gejala-gejala fisik dan psikologikal yang nyata, khususnya berupa anxiety yang tinggi, korban kedalam kategori ini sekitar 75% 3. Kelompok III Kelompok ini selalu menunjukan beberapa tingkah laku yang tidak sesuai, beberapa diantaranya ada yang tidak berdaya (helpleness) dan membeku (cooled) pada situasi tertentu, perasaannya mudah berganti, dan beberapa diantaranya cenderung bertingkah laku yang sangat membahayakan dirinya dan oranglain. Prevelensinya antara 10% hingga 15%. D. Dampak GSPT GSPT dapat berdampak kepada kapasitaskapasitas Psikologi, konsep diri, perkembangan dan hubungan seseorang. Jika tidak ditangani GSPT akan bertambah para dan memberikan dampak munculnya gangguan aspek fisik, emosi, mental, perilaku. Gejala yang muncul pada aspek fisik diantaranya adalah keklelahan, suhu badan meninggi, menggigil, badan lesu, mual-mual, pening, sesak nafas dan panic. Aspek emosi diantaranya iritasi, hilangnya gairah hidup, ketakutan, dikendalikan emosi, merasa rendah diri. Sedangkan aspek mental diantaranya kebingungan, ketidakmampuan menyelesaikan masalah, tidak dapat berkonsentrasi dan tidak dapat mengingat dengan baik. Aspek perilaku diantaranya adalah sulit tidur, kehilangan selera makan, makan berlebihan, banyak merokok, minum alcohol, menghindar, sering menangis, tidak mampu berbicara, tidak bergerak, gelisah, terlalu banyak gerak, mudah marah, ingin bunuh diri, menggerakan anggota tubuh secara berulang-ulang, rasa malu yang berlebihan, mengurung diri dan menyalahkan oranglain. Aspek spiritual diantaranya adalah putus asa, hilang harapan, menyalahkan Tuhan, berhenti ibadah, tidak berdaya, meragukan keyakinan dan tidak tulus (tidak Ihklas).

Bencana selalu terkait dengan tingkah laku manusia, sehingga dalam jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang dapat berdampak psikososial kepada korban langsung maupun korban tak langsung.
Periode post-traumatik berlangsung ketika korban-korban mulai berjuang untuk melupakan pengalaman-pengalaman traumatiknya yang ditandai dengan munculnya gejala-gejala gangguan stress paska trauma yang dapat berlangsung dalam jangka panjang. Bencana selalu terkait dengan tingkah laku manusia, sehingga dalam jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang dapat berdampak psikososial kepada korban langsung maupun korban tak langsung. Dan bencana tidak hanya berdampak kepada penduduk yang terlibat saja melainkan juga rekan-rekan terdekat, tetangga atau bahkan para pekerja atau sukarelawan yang terlibat didalam pelayanan sosial bencana. Prevalensi Kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1 sampai 3 persen dari populasi dunia secara klinis pernah mengalami GSPT. Kelompok terjadinya GSPT trauma spesifik, yaitu : bencana alam (3,7 % laki-laki, 5,4 % wanita), korban kriminalitas ( 1,8% laki-laki, 21,8% wanita), peperangan (38 % laki-laki-laki, 18% wanita), perkosaan (40% lakilaki, 65% wanita). Namun secara umum 10-20% seseorang terkiena trauma akan berkembang menjadi GSPT. Tapi jika tidak terjadi GSPT, 77% C

Edisi 26, Tahun IX, 2011

35

pengetahuan

Pengaruh Kondisi Wilayah Kota

Terhadap Frekuensi Kebakaran (Bagian 4)

(Studi Kasus pada 6 Kelurahan di Kecamatan Tambora Jakarta Barat)

ntuk mengidentifikasi dan menguji faktor fisik lingkungan permukiman terhadap jumlah/frekuensi kebakaran di suatu wilayah khususnya di lingkungan permukiman, dilakukan identifikasi pada wilayah/area yang memiliki frekuensi kebakaran yang tinggi dan wilayah/area yang memiliki frekuensi kebakaran yang cukup rendah. Berikut adalah deskripsi hasil survey primer pada 6 kelurahan di wilayah Kecamatan Tambora yang terdiri dari (i) 3 wilayah yang sering mengalami Kebakaran seperti Kel. Kali Anyar, Kel. Jembatan Besi, dan Kel. Angke yang dikrostabulasikan dengan (ii) 3 wilayah yang paling jarang mengallami Kebakaran dalam jangka waktu 5 tahun seperti Kel. Tambora, Kel. Duri Selatan dan Kel. Jembatan Lima. 1. Kelurahan Duri Selatan Profil Kel. Duri Selatan Kec. Tambora 34.3 Ha Luas Wilayah Jumlah Jiwa 14,723 Jiwa Jumlah KK 3,687 KK Kepadatan Penduduk 429 Jiwa/Ha Jumlah Kebakaran : 2 kali Jumlah identifikasi : 1 kali

*Tulisan ini diambil dari Bab IV dari tesis H Sardiyo Sardi untuk program Magister pada Universitas Tarumanegara dengan judul yang sama, untuk dimuat di Media 113 dengan seijin yang bersangkutan. Struktur penulisan telah disesuaikan untuk memenuhi standar penulisan artikel di media massa.

1. Kelurahan Duri Selatan No A 1 2 3 4 5 6 7 B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 5 6 D 1 2 3 4 5 6 7 IDENTIFIKASI Kondisi Prasarana Sumber Air Sistem Penghisap Air Jangkauan/Akses Pasokan air Lebar jalan memadai Jalan lingkungan bebas Hambatan Smart Alarm Penampungan sementara/Evakuasi Kondisi Sarana Alat pemberitahuan kejadian kebakaran Jumlah APAR memadai Kondisi APAR baik Kelengkapan Pompa portable Kondisi pompa portable Sumber Daya Manusia Terdapat Anggota Balakar Jumlah Balakar memadai Terdapat Anggota terlatih P3K Jumlah Anggota terlatih P3K memadai Terdapat personil keamanan Jumlah personil keamanan memadai Manajemen Organisasi SKKL Regu-regu Balakar Penyuluhan kebakaran Latihan penanggulangan Kebakaran Temu wicara Pencegahan & penanganan kebakaran Dokumentasi kegiatan pencegahan penanganan kebakaran Pemeliharaan kondisi sarana proteksi kebakaran RW 06 Tidak ada Ada Ya Tidak bisa Tidak Tidak ada Ya

a. RW 06 8 Kebakaran Karena konsleting listrik dan lokasi kebakaran merupakan tempat pengecer bensin 8 ROW depan jalan Lokasi Kebakaran : 7m 8 Keadaan Sekarang sudah difungsikan lagi sebagai penjual eceran bensin 8 Foto Lokasi Kebakaran : Gambar 4.13:

Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada

Ya Ya Ada Tidak ada Ada Ya

Gambar 4.13: 8 Kondisi fisik bangunan yang menunjukkan kerawanan (bangunan semi permanent dgn material mudah terbakar); 8 Di depannya digunakan menjual bensin eceran. (Sumber: Hasil Surey Lapangan)

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Pernah Ya

36

Edisi 26, Tahun IX, 2011

pengetahuan
2. Kelurahan Kali Anyar Profil Kel. Kali Anyar Kec. Tambora Luas Wilayah 31.8 Ha Jumlah Jiwa 25,384 Jiwa Jumlah KK 5,115 KK Kepadatan Penduduk 798 Jiwa/Ha Jumlah Kebakaran 3 a. RW 01 8 Kebakaran karena konsleting listrik 8 ROW depan jalan : 7 m 8 Keadaan sekarang sudah difungsikan kembali seperti biasa 8 Foto Lokasi Kebakaran : Gambar 4.14: 2. Kelurahan Kali Anyar No A 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 4.14: 8 Kondisi fisik bangunan yang menunjukkan kerawanan (bangunan semi permanent dgn material mudah terbakar); 8 ROW cukup lebar, tetapi di kanan-kiri menjadi berkurang karena banyak muka bangunan yang menonjol dan digunakan utk PKL b. 8 8 8 RW 03 Kebakaran Karena Konsleting LIstrik ROW depan Jalan : 2 m Keadaan Sekarang sudah difungsikan sebagai WC umum 8 Foto Lokasi Kebakaran : IDENTIFIKASI Kondisi Prasarana Sumber Air Sistem Penghisap Air Jangkauan/Akses Pasokan air Lebar jalan memadai Jalan lingkungan bebas Hambatan Smart Alarm Penampungan sementara/Evakuasi RW 09 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada RW 01 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada RW 03 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada c. RW 09 8 Kebakaran karena adanya warga yang bunuh diri dengan cara membakar diri dan rumahnya. Gambar 4.16 8 ROW depan jalan : 2 m 8 Keadaan sekarang rumah tersebut dikosongkan dan tidak terurus 8 Foto lokasi Kebakaran

Gambar 4.16: Kondisi fisik bangu-nan yang berhimptan dan Gang sempit dan panjang, akan meningkatkan faktor kerawanan kebakaran.

B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 5 6

Kondisi Sarana Alat pemberitahuan kejadian kebakaran Jumlah APAR memadai Kondisi APAR baik Kelengkapan Pompa portable Kondisi pompa portable Sumber Daya Manusia Terdapat Anggota Balakar Jumlah Balakar memadai Terdapat Anggota terlatih P3K Jumlah Anggota terlatih P3K memadai Terdapat personil keamanan Jumlah personil keamanan memadai Manajemen Organisasi SKKL Regu-regu Balakar Penyuluhan kebakaran Latihan penanggulangan Kebakaran Temu wicara Pencegahan & penanganan kebakaran Dokumentasi kegiatan pencegahan penanganan kebakaran Pemeliharaan kondisi sarana proteksi kebakaran

Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Gambar 4.15:

D 1 2 3 4 5 Gambar 4.15: 8 Bangunan yang saling berhimpitan; 8 ROW jalan yang hanya 2 meter, apabila terjadi kebakaran, akses mobil pemadam dan operasi pemadaman akan sulit. 6 7

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

Edisi 26, Tahun IX, 2011

37

pENGETAhuAN
3. Kelurahan Angke Profil Kelurahan Angke Kec. Tambora Luas Wilayah 77.79 Ha Jumlah Jiwa 25,849 Jiwa Jumlah KK 7,723 KK Kepadatan Penduduk 332 Jiwa/Ha Jumlah Kebakaran : 3 a. RW 01 8 Kebakaran terjadi karena konsleting listrik 8 ROW depan jalan : 6 m 8 Keadaan sekarang sudah difungsikan lagi sebagai tempat tinggal 8 Foto Lokasi Kebakaran b. RW 04 8 Kebakaran terjadi karena konsleting listrik 8 Row depan jalan : 4 m 8 Keadaan sekarang sudah tidak terurus 8 Foto Lokasi Kebakaran c. 8 8 8 RW 07 Kebakaran Karena konsleting listrik ROW depan jalan : 3m Keadaan sekarang sudah difungsikan kembali sebagai tempat tinggal 8 Foto Lokasi Kebakaran : 2. Kelurahan Angke No A 1 2 3 4 5 6 7 B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 5 6 D 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 4.18: IDENTIFIKASI Kondisi Prasarana Sumber Air Sistem Penghisap Air Jangkauan/Akses Pasokan air Lebar jalan memadai Jalan lingkungan bebas Hambatan Smart Alarm Penampungan sementara/Evakuasi Kondisi Sarana Alat pemberitahuan kejadian kebakaran Jumlah APAR memadai Kondisi APAR baik Kelengkapan Pompa portable Kondisi pompa portable Sumber Daya Manusia Terdapat Anggota Balakar Jumlah Balakar memadai Terdapat Anggota terlatih P3K Jumlah Anggota terlatih P3K memadai Terdapat personil keamanan Jumlah personil keamanan memadai Manajemen Organisasi SKKL Regu-regu Balakar Penyuluhan kebakaran Latihan penanggulangan Kebakaran Temu wicara Pencegahan & penanganan kebakaran Dokumentasi kegiatan pencegahan penanganan kebakaran Pemeliharaan kondisi sarana proteksi kebakaran RW 01 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada RW 04 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada RW 07 Tidak ada Ada Tidak ada Tidak bisa Tidak Tidak ada Tidak ada

Ada Tidak Baik Tidak ada Tidak ada

Ada Tidak Baik Tidak ada Tidak ada

Ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak ada

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Ya Ya Tidak ada Tidak ada Ada Ya

Gambar 4.17:

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

Tidak ada Tidak ada Tidak pernah Tidak ada Tidak Tidak pernah Ya

bersambung

Gambar 4.17: 8 Kondisi fisik bangunan yang menunjukkan kerawanan (bangunan semi permanent dgn material mudah terbakar); Gambar 4.18: 8 Kondisi fisik bangunan menunjukkan bangunan permanen. 8 Jarak dengan bangunan di depannya sangat dekat, dipisahkan oleh Gang, dgn lebar 2 meter; 8 Instalasi/kabel listrik yang semrawut.

38

Edisi 26, Tahun IX, 2011

SAhAbAT PAmpI

egerombolan anak-anak kecil dengan wajah ceria berhamburan turun dari mobil saat datang ke Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) DKI Jakarta, di Jl. KH. Zainul Arifin No. 73, Jakarta Pusat. Namun, seketika keceriaan itu mendadak hilang ketika mereka memasuki area gedung kantor bernuansa merah biru itu. Ada apa gerangan? Oh, ternyata mereka terkesima melihat jajaran mobil-mobil besar yang terparkir rapi di seputar area gedung. Tapi, suasana tegang dan mencekam itu toh tak berlangsung lama. Sebentar kemudian, mereka tampak ceria lagi, setelah mendapat sambutan hangat dan bersahabat dari kakak-kakak pemadam kebakaran dari Bidang Operasi. Keramahan dan sikap bersahabat ini membuat anak -anak dari TK TRI RATNA Jakarta itu, mulai berani untuk bertanya berbagai hal mengenai pemadam kebakaran. Tak ayal, suasana kembali ramai. Apalagi, ketika mereka diputarkan film Pampi si Gajah Pemadam Api. Suasana pun tambah meriah oleh tawa serta jeritan senang para bocah itu. Keceriaan ini kemudian berlanjut. Sirine mobil pemadam mengaung-ngaung kencang. Horeeee.....inilah saatnya naik mobil pemadam. Seketika suasana riuh saat sekitar duapuluh anak berebutan naik si gajah merah - julukan mobil pemadam -, untuk berkeliling Kantor Damkar PB. Kemudian saat yang ditunggu-tunggu pun tibalah. Saat kakak-kakak pemadam kebakaran memperagakan bagaimana pemadam bekerja menyemprotkan air. Dua buah selang dan nozzel ukuran 1,5 inch digelar. Dan sroooottt....air pun menyembur. Lalu beberapa saat kemudian, tampaklah suasana mandi hujan di pelataran parkir kantor Damkar PB. Sekumpulan anak-anak kecil tampak berteriak-teriak kegirangan, di bawah siraman air dari kakak pemadam kebakaran. Kembali, teriakan kegirangan membuncah saat tubuh-tubuh mungil mereka terkena siraman air. Meski baju mereka basah kuyup, nampaknya tak membuat mereka berhenti. Namun apa mau dikata. Waktu jua yang akhirnya membatasi. Menjelang jam 11 siang, acara kunjungan yang penih canda ria ini pun harus diakhiri. Sesi foto bersama menjadi acara penutup kegiatan mereka hari ini. Dadan

Edisi 26, Tahun IX, 2011

39

Anda mungkin juga menyukai