Anda di halaman 1dari 22

KEHATI-HATIAN DALAM TRANSAKSI BANK SYARIAH oleh Trisadini Prasastinah Usanti Abstract Islamic Bank in conducting its business

activities are required to apply the prudential principle are realized in the form of prudential standards. The concept to be careful in transaction muamalah is more appropriate when referring to the surah of Al-Baqarah verse ! and verse !"# because the meaning of the verse is more appropriately used as the basis of sharia in the transaction muamalah especially on banking transactions. Ke note ! Ban"in# Transaction$ Pr%dential Princi&les$ S ariah I' Pendah%l%an

Perbankan dalam kehidupan suatu negara adalah salah satu agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan itu sendiri sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Fungsi inilah yang lazim disebut sebagai intermediasi keuangan (financial intermediary function) (Abd%l (ho)%r Anshori,2008: ). !e"ak diundangkanya #ndang$ undang %&m&r ' (ahun )**2 (entang Perbankan ada bentuk alternatif lain disamping bank k&n+ensi&nal yang sudah dikenal masyarakat yaitu bank yang berdasarkan pada prinsip bagi hasil. #ndang$undang %&m&r ' (ahun )**2 (entang Perbankan sama sekali belum menggunakan se,ara tegas istilah bank syariah atau bank -slam. Penyebutannya masih menggunakan istilah . prinsip bagi hasil.. /elum ada ketentuan yang lebih rin,i mengenai bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

0eberadaan bank syariah baru mendapat pengakuan yang tegas serta memberi peluang yang lebih besar bagi perkembangannya dengan diundangkannya #ndang$#ndang %&m&r )0 (ahun )**8 tentang perubahan atas #ndang$#ndang %&m&r ' (ahun )**2 khususnya Pasal 1 huruf m bah2a bank umum atau bank perkreditan syariah dapat ber&perasi menggunakan prinsip syariah atau bank umum k&n+ensi&nal dapat "uga men"alankan kegiatan syariah disamping kegiatan k&n+ensi&nal, dikenal dengan istilah dual banking system. -nd&nesia dalam kebi"akan mengenai perbankan menganut dual banking system. $ual banking system maksudnya adalah terselenggaranya dua sistem perbankan (k&n+ensi&nal dan syariah) se,ara berdampingan yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan perundang$undangan yang berlaku. !ehingga yang ter"adi adalah bank syariah tidak berdiri sendiri (mandiri), sehingga &perasi&nalnya masih menginduk kepada bank k&n+ensi&nal (Abd%l (ho)%r Anshori, 200':)2 ) !eperti halnya bank k&n+ensi&nal, bank syariah berfungsi "uga sebagai lembaga intermediasi %Intermediary institution&, yaitu berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana$dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk

pembiayaan. 0eberadaan bank syariah di tengah$tengah perbankan k&n+ensi&nal adalah untuk mena2arkan sistem perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan "asa perbankan tanpa harus kha2atir atas pers&alan bunga. /ank k&n+ensi&nal maupun bank syariah dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, 2a"ib menempuh ,ara$,ara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah

yang memper,ayakan dananya pada bank. /ank 2a"ib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan ke,ukupan m&dal, kualitas aset, kualitas mana"emen, likuiditas# rentabilitas# solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan 2a"ib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati$hatian. 0e2a"iban tersebut berlaku tanpa membeda$ bedakan bank k&n+ensi&nal atau bank syariah. !emua bank tanpa terke,uali dalam melakukan kegiatan usahanya 2a"ib menerapkan prinsip kehati$ hatian (prudential principle) yang lebih lan"ut di"abarkan dalam bentuk rambu$rambu kesehatan bank atau prudential standards. /erdasarkan uraian diatas maka akan dika"i tentang kehatian$hatian dalam transaksi syariah khususnya transaksi di /ank !yariah II' Pe*bahasan 3engka"i tentang prinsip kehati$hatian menurut syariah dia2ali dengan meru"uk pendapat dari +ain%l Ari)in bah2a landasan untuk berhati$ hati dalam bertransaksi didasarkan pada !urat 4l 3aidah 5* ,+ain%l Ari)in, 2000:5') 6 $an hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang Dan diturunkan Allah dan 'anganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka. berhati-hatilah terhadap mereka# 'angan sampai mereka

memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu....(.

0alau mendasarkan pada kata 6berhati$hati. sebagaimana dikemukakan &leh +ain%l Ari)in maka kata tersebut tidak hanya dalam surat 4l

3aidah ayat 5* sa"a tetapi dapat diketemukan "uga pada 4l 3aidah ayat 5) : 6)ai# *asul# 'anganlah hendaklah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera %memperhatikan& kekafirannya yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka+ , kami telah beriman(# padahal hati mereka belum beriman- dan 'uga diantara orang-orang .ahudi %orangorang .ahudi itu& amat suka mendengar %berita bohong-berita bohong& dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu- mereka merubah perkataan-perkataan %Taurat& dari tempat-tempatnya. /ereka mengatakan- , 'ika diberikan ini %yang sudah dirubah-rubah oleh mereka& kepada kamu# maka terimalah dan 'ika kamu diberikan yang bukan ini maka berhati-hatilah(. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya# maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun %yang akan datang& daripada Allah. /ereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. /ereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar(. 7emikian "uga pada surat 4l 3aidah ayat *2 : 6 ,$an taatlah kepada Allah# dan taatlah kepada rasul# dan berhati-hatilah. 0ika kamu berpaling# ketahuilah bahwa rasul kami hanyalah untuk menyampaikan yang 'elas(.

0&nsep berhati$hati dalam bertransaksi bermuamalah adalah lebih tepat "ika meru"uk pada surat 4l /a8arah ayat 282 dan ayat 28 , karena makna dari kedua ayat tersebut lebih tepat dipergunakan sebagai landasan syariah pada transaksi muamalah khususnya pada transaksi perbankan. 4l 9uran se,ara spesifik memberikan saran agar setiap transaksi perdagangan di,atat, terutama ketika pembayaran dan pengiriman barangnya ditunda, tetapi "ika semua transaksi dilakukan dengan segera dari tangan ke tangan maka tidak perlu men,atatnya. 7alam surat 4l /a8arah 282 : , )ai orang-orang yang beriman# apabila kamu bermu1malah %'ual-beli# utang-piutang dan sebagainya& tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan# hendaklah kamu menuliskannya. $an hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. $an 'anganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah menga'arkannya# maka hendaklah ia menulis# dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan %apa yang akan ditulis itu&# dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya# dan 'anganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada utangnya. 0ika yang berutang itu orang lemah akalnya atau lemah mengimlakkan# maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan 'u'ur. $an persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang lelaki diantaramu. 0ika tak ada dua orang lelaki# maka %boleh& seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi saksi yang kamu ridhai# supaya 'ika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. 'anganlah saksi-saksi itu enggan %memberi keterangan& apabila mereka dipanggil+ dan 'anganlah kamu 'emu menuliskan utang itu# baik kecil maupun besar sampai batas waktu

membayarnya. .ang demikian itu adalah lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat untuk tidak menimbulkan keraguanmu# %tulislah muamalahmu itu &. 2ecuali dalam hal perdagangan tunai yang kamu 'alankan di antara kamu# tidak ada dosa bagi kamu 'ika tidak menuliskannya. $an persaksikanlah apabila kamu ber'ual beli- dan 'anganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. 'ika kamu lakukan %yang demikian& maka sesungguhnya hal itu adalah kefasikan pada dirimu. $an bertakwalah kepada Allah- Allah menga'armu- dan Allah /aha /engetahui segala sesuatu.( 3eru"uk uraian dari M'-%raish Shihab dalam Tafisr Al-/ishbah# 3esan# 2esan dan 2eserasian Al-4uran menyebutkan ayat ini dikenal &leh para ulama dengan nama ayat al-/udayanah (ayat utang$piutang). 4yat ini menegaskan tentang an"uran atau menurut sebagian ulama ke2a"iban menulis utang piutang dan mempersaksikannya di hadapan pihak ketiga yang diper,aya:n&taris, sambil menekankan perlunya menulis utang 2alau sedikit, disertai dengan "umlah dan ketetapan 2aktunya.( M'-%raish Shihab, 2000: ;12$;1 ). Perintah ayat ini se,ara redaksi&nal ditu"ukan kepada &rang$&rang yang beriman, tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi utang piutang, bahkan se,ara lebih khusus adalah berutang. -ni agar yang memberi piutang merasa lebih tenang dengan penulisan itu. 3enuliskannya adalah perintah atau tuntunan yang sangat dian"urkan, 2alau kredit&r tidak memintanya. 3uamalah yang dimaksud adalah muamalah yang tidak se,ara tunai yakni utang piutang. 4pabila

bertransaksi utang piutang tidak ditulis maka transaksi tersebut tetap sah sepan"ang memenuhi rukun dan syarat akad. 7ari ayat$ayat tersebut terdapat dua nasehat p&k&k untuk setiap &rang yang melakukan transaksi utang piutang, yaitu : a. 7ikandung &leh pernyataan untuk waktu yang ditentukan. -ni bukan sa"a mengisyaratkan bah2a ketika berutang masa pelunasannya harus ditentukan, tetapi "uga mengesankan ketika berutang seharusnya sudah tergambar dalam benak pengutang, bagaimana serta dan dari sumber mana pembayarannya diandalkan. -ni se,ara tidak langsung mengantar sang muslim untuk berhati-hati dalam berutang. !edemikian keras tuntunan "ehati-hatian sampai$sampai %abi !4< enggan menshalati mayat yang berutang tanpa ada yang men"amin utangnya. b. Perintah menulis utang piutang dipahami &leh banyak ulama sebagai an"uran, bukan ke2a"iban. 7emikian praktek para sahabat %abi ketika itu, demikian "uga yang terba,a pada ayat berikut. 3emang sungguh sulit perintah itu diterapkan &leh kaum muslimin ketika turunnya ayat ini "ika perintah menulis utang piutang bersifat 2a"ib, karena kepandaian tulis menulis ketika itu sangat langka. %amun demikian ayat ini mengisyaratkan perlunya bela"ar tulis menulis karena dalam hidup ini setiap &rang dapat mengalami kebutuhan pin"am dan memin"amkan. Perintah menulis dapat men,akup perintah kepada kedua &rang yang bertransaksi, dalam arti salah

se&rang menulis, dan apa yang ditulisnya diserahkan kepada mitranya "ika mitra pandai tulis ba,a. /ila mitranya tidak pandai, atau keduanya tidak pandai, maka mereka hendaknya men,ari &rang ketiga sebagaimana bunyi lan"utan ayat. 7an( hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil(. =akni dengan benar, tidak menyalahi ketentuan 4llah dan perundangan yang berlaku dalam masyarakat ( M'-%raish Shihab, 2000: ;1;). 7engan ditulis utang tersebut dan disaksikan &leh dua &rang saksi maka ada kepastian hukum dan menghindari sengketa dikemudian hari. /ukti tulisan merupakan salah satu dari alat$alat bukti sebagaimana diatur pada pasal )811 /<. Perlu dipahami bah2a dalam -slam asas tertulis ( al-kitabah) tidak hanya berlaku dalam hukum k&ntrak, melainkan "uga berlaku pada semua akad muamalah yang dilakukan tidak se,ara tunai ( B%rhan%ddin S, 200*:51) 0eharusan per"an"ian pembiayaan syariah atau per"an"ian kredit dibuat dalam bentuk per"an"ian tertulis, hal ini merupakan salah satu per2u"udan prinsip kehati$hatian yang harus dipatuhi &leh perbankan sebagaimana dalam pen"elasan Pasal 8 ayat 2.a #ndang$#ndang %&m&r ' (ahun )**2 (entang Perbankan sebagaimana telah dirubah dengan

#ndang$#ndang %&m&r )0 (ahun )**8 bah2a 6 3emberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibuat dalam bentuk per'an'ian tertulis.( 7engan per"an"ian tersebut dibuat se,ara tertulis memudahkan bagi para pihak dalam hal pembuktian bilamana ter"adi sengketa, dibandingkan bilamana per"an"ian tersebut dibuat se,ara lisan.

Per"an"ian pembiayaan dalam praktek perbankan syariah dapat dalam bentuk akta &tentik atau akta diba2ah tangan. 4kta &tentik menurut Pasal )818 /< adalah akta yang bentuknya ditentukan &leh undang$undang yang dibuat &leh atau dihadapan pega2ai$pega2ai umum yang berkuasa untuk itu, di tempat dimana akta dibuatnya. 7alam hal ini pega2ai umum yang dimaksud adalah se&rang n&taris, se&rang hakim, se&rang "uru sita pada pengadilan, se&rang pega2ai pen,atat sipil dan dalam

perkembangannya se&rang ,amat karena "abatannya ditun"uk sebagai Pembuat 4kta (anah. !edangkan akta diba2ah tangan menurut Pasal )8'5 /< adalah surat atau tulisan yang dibuat &leh para pihak tidak melalui perantara pe"abat yang ber2enang (pe"abat umum) untuk di"adikan alat bukti. Pada perbankan syariah akta diba2ah tangan merupakan akta yang sudah dipersiapkan dan dibuat sendiri &leh bank syariah. 0edua akta tersebut mempunyai perbedaan dalam hal pembuktian, akta &tentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna artinya akta &tentik dianggap sah dan benar tanpa perlu membuktikan atau menyelidiki keabsahan tanda tangan para pihak, sedangkan akta diba2ah tangan mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta &tentik "ika tanda tangan yang ada dalam akta tersebut diakui &leh pihak yang menandatangani (S%tarno,2005:)0 ). 0&nsep berhati$hati dalam transaksi muamalah "uga diketemukan dalam !urat 4l /a8arah 28 :

6 0ika kamu dalam per'alanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis# maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang %oleh yag berpiutang&. Akan tetapi# 'ika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain# maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya %hutangnya& dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya- dan 'anganlah kamu %para saksi& menyembunyikan persaksian. Barangsiapa yang menyembunyikannya# maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya- dan Allah /aha /engetahui apa yang kamu ker'akan(. 3enurut M'-%raish Shihab dalam ayat ini ada beberapa hal yang penting yaitu b&lehnya memberi barang tanggungan sebagai "aminan pin"aman, atau dengan kata lain menggadai, 2alau dalam ayat ini dikaitkan dengan per"alanan, tetapi bukan berarti bah2a menggadaikan hanya dibenarkan dalam per"alanan. %abi !4< pernah menggadaikan perisai beliau kepada se&rang =ahudi, padahal ketika itu beliau sedang berada di 3adinah. 7engan demikian, penyebutan kata dalam per"alanan hanya karena seringnya tidak ditemukan penulis dalam per"alanan. 7ari sini pula dapat ditarik kesan, bah2a se"ak masa turunnya ayat ini 4l 9uran telah menggarisba2ahi bah2a ketidakmampuan menulis hanya dapat dit&leransi$ untuk sementara$ bagi yang tidak bertempat tinggal atau nomad , M'-%raish Shihab,2000:;'0). /ahkan menyimpan barang sebagai "aminan atau menggadainya pun tidak harus dilakukan, karena itu "ika sebagian kamu memper,ayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang diper,ayai itu menunaikan

amanatnya, utang atau apapun yang dia terima. 7isini >aminan bukan berbentuk tulisan atau saksi tetapi keper,ayaan dan amanah timbal balik. #tang diterima &leh pengutang, dan barang "aminan diserahkan kepada pemberi utang. Amanah adalah keper,ayaan dari yang memberi terhadap yang diberi atau dititipi, bah2a sesuatu yang diberikan atau dititipkan kepadanya itu akan terpelihara sebagaimana mestinya, dan pada saat yang menyerahkan memintanya kembali, maka ia akan menerimanya utuh sebagaimana adanya tanpa keberatan dari yang dititipi. =ang menerima pun menerimanya atas dasar keper,ayaan dari pemberi bah2a apa yang diterimanya, diterima sebagaimana adanya, dan kelak si pemberi:penitip tidak akan meminta melebihi apa yang diberikan atau disepakati kedua pihak. 0epada para saksi yang pada hakekatnya "uga memikul amanah kesaksian, diingatkan, "anganlah kamu 2ahai para saksi, menyembunyikan persaksian yakni "angan mengurangi, melebihkan atau tidak menyampaikan sama sekali, baik yang diketahui &leh pemilik hak maupun yang tidak diketahuinya. 7an barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah &rang yang berd&sa hatinya( M'-%raish Shihab,2000:;')). !enada "uga dilakukan &leh Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. menafsirkan surat 4l /a8arah ayat 282 yang bermakna sama bah2a: (uhan memerintahkan kita, para mukmin, agar setiap mengadakan per"an"ian utang$piutang dilengkapi dengan per"an"ian tertulis (membuat surat per"an"ian utang$piutang). Hal ini penting, apabila pelunasan utang dilakukan dalam 2aktu berselang lama. 4pabila "angka 2aktu utang telah

"atuh temp&, penagihan utang bisa dilakukan se,ara baik sekaligus menghindari persengketaan. %&rma$n&rma dalam agama -slam

memb&lehkan kita melakukan perniagaan (perdagangan, bisnis) dan pin"am$ memin"am (kredit), namun harus dilakukan dengan "alan yang sah dan halal (Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. ,2000: 5*8). 7alam setiap transaksi, selain disertai surat per"an"ian, "uga perlu ada saksi. 3embuat surat per"an"ian utang$piutang adalah suatu perintah yang difardhukan dengan nash, tidak diserahkan sepenuhnya kepada yang bersangkutan. (etapi, "umhur ulama berpendapat bah2a perintah membuat surat per"an"ian utang$piutang adalah perintah nadab (imbauan) dan irsyad (sunnat). Atha/ $ as -S abi/I$ Ibn 0arir berpendapat, perintah disini berupa perintah i'ab ? me2a"ibkan, sesuai dengan hukum asal perintah yang dipegang "umhur. Hendaklah &rang yang menulis surat per"an"ian itu se&rang yang adil dan tidak berpihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. !elain harus adil, penulis surat per"an"ian "uga disyaratkan mengetahui hukum$hukum yang bersangkutan dengan pembuatan surat utang, karena surat utang tidak men"adi pen"amin yang kuat, ke,uali penulisnya mengetahui hukum$hukum syara@ dan syarat$syarat yang diperlukan, baik urf (kelaziman adat) ataupun menurut undang$undang. -nilah maknanya 6 penulis harus menulis seperti yang dia"arkan 4llah 6. -ni suatu ketentuan 4llah yang dinashkan dalam syara@. !udah barang tentu penulis yang menyiapkan surat per"an"ian utang$piutang berhak memper&leh upah yang sepadan. (uhan mendahulukan sifat adil atas ilmu (mengetahui), karena &rang yang adil mudah mempela"ari apa yang perlu dilakukan, tetapi

bagi &rang alim (berilmu) yang tidak adil, ilmunya tidak bisa menun"uknya kepada keadilan (Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. ,2000: 5**). 7ari pen"elasan mengenai syarat$syarat yang harus dimiliki para penulis surat per"an"ian tersebut kita memper&leh petun"uk bah2a agama menghendaki supaya dalam masyarakat terdapat &rang$&rang yang punya keahlian membuat surat$surat yang diperlukan. /ersamaan dengan itu kita "uga memper&leh petun"uk bah2a penulis surat per"an"ian hendaklah pihak ketiga, meskipun kedua pihak yang melaksanakan transaksi utang$piutang ,akap membuat surat. -ni perlu untuk menghindari kekeliruan$kekeliruan yang disenga"a. Hendaklah &rang yang berutang itu sendiri yang mendiktekan sesuatu yang akan ditulis &leh penulis. 7ialah yang harus men"elaskan bah2a dia berutang, berapa besarnya utang, bagaimana syarat$ syarat dan 2aktu pembayarannya. Hal ini yang demikian itu untuk menghindari penipuan terhadap yang berutang, sehingga nyatalah bah2a segala yang ditulis dalam surat per"an"ian itu atas persetu"uan kedua belah pihak. Hendaklah yang berhak mendiktekan itu &rang yang bertak2a kepada 4llah. =aitu, men"alankan segala yang 2a"ib baginya dengan sempurna. >anganlah pendikte itu mengurangi hak$hak &rang lain. 4llah melarang yang demikian itu, karena manusia bersifat tamak (serakah), dan kerapkali ketamakannya mend&r&ng dia mengurangi hak &rang lain. Hadirkan dua &rang lelaki untuk menyaksikan akad yang kamu lakukan. Para ulama berpendapat bah2a kalimat mir ri'aalikum 5 dari orang orang lelakimu , mensyaratkan saksi itu &rang -slam. >ika tidak ada dua &rang lelaki yang

bisa bertindak sebagai saksi, maka hendaklah disaksikan &leh se&rang lelaki dan dua perempuan, karena dikha2atirkan salah se&rang perempuan yang men"adi saksi khilaf (terlupa) akibat kurang perhatian kepada hal$hal yang disaksikan, maka dia dapat diingatkan &leh yang satunya. 0esaksian yang se&rang dikuatkan &leh yang se&rang lagi (Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. ,2000: ;00). 7emikian halnya tafsir terhadap !urat 4l /a8arah ayat 28 yang dilakukan &leh Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. $ menyebut safar (per"alanan) dan tidak memper&leh penulis yang menulis bukanlah untuk menetapkan kedua hal itu sebagai syarat dasar meminta "aminan. Hal itu men"elaskan sebab$sebab yang memb&lehkan kita membuat surat per"an"ian dan agunan yang kita pegang sebagai ganti surat per"an"ian. 4yat ini "uga memberi pengertian bah2a tidak adanya penulis yang dibatasi saat dalam safar, bukan di tempat$tempat kediaman (tempat d&misili), karena membuat surat keterangan di2a"ibkan bagi mukmin. -barat iman, surat per"an"ian merupakan per2u"udan dari suatu transaksi. -man harus dipastikan 2u"udnya dengan ketundukkan dan amal perbuatan. >ika kebetulan &rang yang melakukan per"an"ian utang$piutang itu saling memper,ayai, maka hendaklah &rang yang diper,aya itu melaksanakan amanatnya dengan sempurna pada 2aktu yang sudah di tentukan. #tang adalah amanah, karena pemberi utang memper,ayai &rang yang berutang dan tidak memerlukan "aminan. Amanah berarti keper,ayaan. 4yat$ayat yang telah lalu men"elaskan kepada kita tentang 2a"ibnya membuat surat per"an"ian, menghadirkan saksi, dan meminta barang "aminan. !emua itu

merupakan hukum asal dan hukum azimah dalam s&al ini. 4yat ini "uga mengandung suatu hukum yang bersifat rukhshah (kel&nggaran) yang dib&lehkan ketika dalam keadaan darurat, misalnya, se2aktu kita dalam per"alanan dan tidak menemukan penulis dan saksi (Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. ,2000: ;0 ). 0esimpulan yang dikemukakan &leh Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. terhadap ayat 282 dan 28 dari !urat 4l /a8arah adalah dalam ayat ini 4llah menun"ukkan beberapa aturan kepada para hamba, apabila mereka bermuamalat se,ara tangguh (tidak k&ntan), seperti berutang yang pengembaliannya dengan "angka 2aktu tertentu. 4llah "uga men"elaskan beberapa hukum memelihara harta, yaitu dengan membuat surat per"an"ian utang, menghadirkan saksi, dan meminta agunan ketika tidak ada &rang yang tidak bisa membuat surat per"an"ian dan tidak ada saksi (Te%n#"% M%ha**ad Hasbi Ash Shiddie. ,2000: ;0'). (afsir terhadap !urat 4l$/a8arah ayat 282 adalah : titik berat dalam ayat tersebut adalah (anda /ukti 4nda dalam (ransaksi, 0&sakata : dain lafal dain (utang) berasal dari kata dana-yadinu yang berarti memberikan (memin"amkan) kepada sese&rang uang yang harus

dikembalikan (dibayarkan kembali) dalam 2aktu tertentu yang disepakati bersama antara yang memin"amkan dan yang memin"am. 4sal kata ad-dain dalam bahasa 4rab adalah ganti yang diakhirkan atau ditunda. 7alam ayat ini 4llah !<( mensyariatkan adanya at tadayun (utang piutang) di antara sesama muslim agar tidak ada yang mengatakan bah2a utang piutang itu

haram, sebagaimana riba diharamkan, karena utang piutang atau pin"am memin"am itu men"adi sebab beredarnya uang, dimana &rang yang hanya bisa memin"amkan uangnya kepada pedagang yang membutuhkan suntikan dana, tanpa pin"aman dia tidak bisa mengembangkan usahanya. #ntuk men"amin hak si pemberi pin"aman dan si pemin"am keduanya merasa aman maka 4llah mensyaratkan supaya utang piutang itu ditulis dan disaksikan &leh dua &rang saksi ( AL-QURAN DAN TAFSIRNYA jilid juz 1-2-3 $ 200*: 5 2) 3akna berhati$hati dalam !urat 4l /a8arah ayat 28 adalah : ayat ini menerangkan tentang muamalah (transaksi) yang dilakukan tidak se,ara tunai, yang dilakukan dalam per"alanan dan tidak ada "uru tulis yang akan menuliskannya. 7alam hal muamalah tidak tunai, yang dilakukan dalam per"alanan dan tidak ada se&rang "uru tulis yang akan menuliskannya, maka hendaklah ada barang tanggungan (agunan:"aminan) yang diserahkan kepada pihak yang berpiutang. 0e,uali "ika masing$masing saling memper,ayai dan menyerahkan diri kepada 4llah maka muamalah itu b&leh dilakukan tanpa menyerahkan "aminan. 4yat ini tidak menetapkan bah2a "aminan itu hanya b&leh dilakukan dengan syarat dalam per"alanan, muamalah tidak dengan tunai dan tidak ada "uru tulis, tetapi ayat ini hanya menyatakan bah2a dalam keadaan tersebut b&leh dilakukan muamalah dengan memakai "aminan. 7alam situasi lain b&leh "uga memakai "aminan sesuai dengan hadits yang diri2ayatkan 4l /ukhari bah2a nabi 3uhammad !4< pernah mengadaikan ba"u besinya kepada &rang =ahudi di 3edinah ( AL-QURAN DAN TAFSIRNYA jilid juz 1-2-3$ 200*: 5 2)

7engan keterangan diatas bukan berarti bah2a semua per"an"ian muamalah 2a"ib ditulis &leh "uru tulis dan disaksikan &leh saksi$saksi tetapi maksudnya agar kaum muslim selalu memperhatikan dan meneliti muamalah yang akan dilakukanya. /ila muamalah itu muamalah yang biasa dilakukan setiap hari seperti "ual beli yang dilalukan di pasar dan tidak menimbulkan akibat yang tidak diinginkan di kemudian hari serta tidak dilandasi rasa saling memper,ayai maka muamalah yang demikian tidak perlu ditulis dan disaksikan. !ebaliknya bila muamalah itu diduga akan menimbulkan hal$hal yang tidak diinginkan di kemudian hari maka muamalah 2a"ib ditulis dan disaksikan &leh dua &rang saksi. 7ari hasil tafsir surat 4l /a8arah ayat 282 dan ayat 28 maka diper&leh makna bah2a ). 4da beberapa ma,am bentuk transaksi yang diterangkan &leh ayat diatas: a. (ransaksi yang tidak tunai ( utang piutang) harus di lengkapi dengan alat$alat bukti, ke,uali bila dilakukan atas dasar saling per,aya. a. (ransaki yang tunai, b&leh tidak dilengkapi alat$alat bukti tersebut. b. (ransaksi yang di lakukan dalam per"alanan dan tidak tunai, serta tidak ada "uru tulis yang dapat menuliskannya maka hendaklah ada barang "aminan yang di pegang &leh &rang yang berpiutang.

2. 4lat$alat bukti yang di perlukan dalam transaksi ialah: a. /ukti tertulis yang ditulis &leh "uru tulis yang adil b. Persaksian yang dilakukan &leh dua &rang saksi laki$laki atau se&rang laki$laki dan dua perempuan ( Al -%ran'dan Ta)sirn a 0ilid 0%1 2-3-4, 200*:550) (anggungan yang disinggung dalam surat 4l /a8arah 28 dapat berupa "aminan kebendaan maupun "aminan per&rangan. 7alam hukum -slam "aminan dikenal dengan rahn dan kafalah. *ahn adalah men"adikan barang yang mempunyai nilai harta menurut syara sebagai "aminan utang, sehingga &rang yang bersangkutan b&leh mengambil utang atau ia bisa mengambil sebagian dari manfaat barang itu. Hal ini merupakan pengertian se,ara praktis, bah2a setiap &rang yang mengutangkan sesuatu biasanya meminta "aminan dari pihak yang berutang baik "aminan berupa barang bergerak, maupun barang berupa benda tidak bergerak. *ahn dinamai "uga dengan al-habsus, se,ara etim&l&gi arti rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat di"adikan pembayaran dari barang tersebut (Abd%l (ho)%r Anshori, 200':';$'1) 7alam k&ntek -slam penanggungan utang dikenal dengan istilah 2afalah, yaitu &rang yang diperb&lehkan bertindak (berakal sehat) ber"an"i menunaikan hak yang 2a"ib ditunaikan &rang lain atau ber"an"i menghadirkan hak tersebut di pengadilan. Per"an"ian penanggungan adalah

per"an"ian yang bersifat a,,ess&ir dari per"an"ian utang piutang sebagai per"an"ian p&k&k. 0&nsekuensi yuridis dari hal ini adalah keberadaannya sangat bergantung dari per"an"ian p&k&knya (Abd%l (ho)%r Anshori, 2008:';$'1). Per"an"ian penanggungan utang didasarkan pada ketentuan hukum yang ada di dalam 4l 9ur@an, !unah dan -"ma #lama. 7alam 4l 9ur@an dapat diketemukan dalam surat 4l -mran ayat ' yang artinya sebagai

berikut :6 dan dia %Allah& men'adikan 6akaria kafalahnya atau sebagai pen'aminnya %/aryam&.. !edangkan dalam hadits di"umpai dalam sebuah hadits yang diri2ayatkan &leh 4bu$7aud dan 4t$(irmizi yang artinya sebagai berikut:6 7ari 4bi #mamah, bah2a Aasullulah !4< bersabda : 3en'amin adalah orang yang berkewa'iban mesti membayar(.(erakhir dari i"ma ulama menyatakan bah2a adanya per"an"ian penanggungan

diperb&lehkan dalam a"aran -slam (Abd%l (ho)%r Anshori, 200':';). 7emikian "uga dikemukakan &leh Abd%l (ho)%r Anshori bah2a dengan adanya per"an"ian penanggungan ini akan lebih men,iptakan rasa aman bagi pihak$pihak yang mengadakan per"an"ian utang$piutang, karena menimbulkan kepastian bagi pihak yang memberi hutang untuk menerima pengembalian uangnya (Abd%l (ho)%r Anshori, 200':'1). Prinsip kehati$hatian dalam bertransaksi sangat ditekankan. /egitu pentingnya prinsip kehati$hatian ini dapat di"umpai dalam hadits Aasulullah !4<, yaitu:

,Abbas bin Abdul /uthalib 'ika menyerahkan harta sebagai mudharabah# ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah# serta tidak membeli hewan ternak. 0ika persyaratan itu dilanggar# ia %mudharib& harus menanggung risikonya. 2etika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar *asulullah# beliau membenarkannya. (H.A.(habrani dari -bnu 4bbas) ( Hirsan%ddin$ 2008: )08) 6 Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya# maka tunggu saat kehancurannya , %).*.Bukhari& III' Pen%t%& /ank syariah sebagai lembaga amanah dalam memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, 2a"ib menempuh ,ara$,ara yang tidak merugikan bank syariah dan kepentingan nasabah yang sudah mengamanahkan dananya pada bank syariah. /ank syariah 2a"ib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati$hatian (prudential principle) yang lebih lan"ut di"abarkan dalam bentuk rambu$rambu kesehatan bank atau prudential standards. 0&nsep berhati$hati dalam bertransaksi bermuamalah adalah lebih tepat "ika meru"uk pada surat 4l /a8arah ayat 282 dan ayat 28 , karena makna dari kedua ayat tersebut lebih tepat dipergunakan sebagai landasan syariah pada transaksi muamalah khususnya pada transaksi perbankan.

DA5TAR BA6AAN A7-48*A9 $A9 TA:;I*9.A 'ilid I'uz <- -", 200*, 0arya (&ha Putra,Bembaga per,etakan 4l9uran 7epartemen 4gama 4rifin , Cainul, 2000, 63ekanisme 0er"a Perbankan -slam dan Permasalahan., 0urnal )ukum Bisnis# D&lume )) 4nsh&ri , 4bdul Eh&fur , 200', 3erbankan ;yariah $i Indonesia, Ead"ah 3ada #ni+ersity Press, =&g"akarta $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$, 2008, 2apita ;elekta 3erbankan ;yariah di Indonesia, #-- Press, =&g"akarta 4l 3izan, 4l 9uran 7isertai (er"emahan dan (ransliterasi, 20)0, 3izan Pustaka, /andung /urhanuddin !, 200*, )ukum 2ontrak ;yariah, /PFF$=&g"akarta Hasbi 4sh !hiddie8y ,(eungku 3uhammad, 2000, TA:;I* A7-48*=A987 /A0I$ A9-988*# Pustaka Aizki Putra, Getakan 0edua, edisi kedua Hirsanuddin# >>!# )ukum 3erbankan ;yariah di Indonesia, Eenta Press, =&g"akarta !hihab, 3.9uraish, 2000, Tafisr Al-/ishbah# 3esan# 2esan dan 2eserasian Al-4uran# D&lume -, Bentera Hati, >akarta !utarn&, 2005, Aspek-Aspek )ukum 3erkreditan 3ada Bank, 4lfabeta, /andung #ndang$#ndang Aepublik -nd&nesia %&m&r ' (ahun )**2 (entang Perbankan Bembaran %egara Aepublik -nd&nesia (ahun )**2 %&m&r ), Bembaran %egara (ahun )**2 %&m&r ). (ambahan Bembaran %egara %&m&r 5'2 #ndang$#ndang Aepublik -nd&nesia %&m&r )0 (ahun )**8 (entang Perubahan #ndang$#ndang %&m&r ' (ahun )**2 (entang Perbankan, Bembaran %egara Aepublik -nd&nesia (ahun )**8 %&m&r )82. (ambahan Bembaran %egara %&m&r '*0

#ndang$#ndang Aepublik -nd&nesia %&m&r 2) (ahun 2008 (entang Perbankan !yariah, Bembaran %egara Aepublik -nd&nesia (ahun 2008 %&m&r *5

Anda mungkin juga menyukai