Anda di halaman 1dari 13

TUGAS GEOLOGI BATUBARA

Evaluasi Potensi Batubara Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Disusun oleh :

Budi Atmadi Dwi cahya rukmana Samsudin setiawan Dedi riski ludiarna

1107045051 1107045051 1107045051 1107045051

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

1. Pendahuluan 1.1 lokasi dan kesampaian daerah 1. letak Geografis dan Wilayah Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara secara geografis terletak pada posisi antara 115 37 43,004 Bujur Timur dan antara 1 27 13,7 Lintang Utara sampai dengan 1 8 19,82 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 27.263,10 Km atau 2.726.310 Ha (12,89 persen dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Timur),mempunyai batas wilayah administratif sebagai berikut : - Sebelah Utara: Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang,Samarinda. - Sebelah Timur : Selat Makasar, Samarinda. - Sebelah Selatan: Kabupaten Pasir, Kota Balikpapan, Samrainda. - Sebelah Barat : Kabupaten Kuitai Baraat,samarinda

Memasuki wilayah kabupaten Kutai Kartanegara dimana tengarong sebagai Ibu Kota Kartanegara dapat di tempuh melalui kota balikpapan ataupun ibu kota propinsi, Kota Samarinda. Dari samarinda,lama tempuh 30 menit,sedangkan dari Balikpapan ditempuh dengan 2 jam.

1.2 Vegetasi, Fauna dan Iklim Daerah Hutan Penelitian & Pendidikan Bukit Soeharto yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur memiliki Luas 20.271 Ha memiliki fungsi sebagai Hutan Penelitian dan Pendidikan.Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto memiliki beberapa tipe ekosistem antara lain, hutan campuran Dipterocarpaceae dataran rendah, hutan kerangas, hutan pantai, semak belukar dan alang-alang. Potensi flora, fauna, wisata alam dan pendidikan lingkungan sebagai berikut : 1. Potensi Flora Taman Hutan Raya Bukit Soeharto merupakan tempat sebaran beberapa jenis flora antara lain : Meranti (Shorea spp.), Keruing (Dipterocarpus sp.), Mahang (Macaranga sp.), Mengkungan (Macaranga gigantea), Ara (Ficus sp.), Medang, Kapur (Dryobalanops spp.), Kayu tahan (Anisoptera costata), Nyatoh (Palaquium spp.), Keranji (Dialium spp.), Perupuk (Lophopetalum solenospermum) dan lain-lain. 2. Potensi Fauna Taman Hutan Raya Bukit Soeharto merupakan tempat sebaran beberapa jenis fauna antara lain : Orang utan (Pongo pygmaeus), terdapat di fasilitas rehabilitasi orang utan di Pusat reintroduksi Orang Utan Wanariset Samboja, Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Landak (Hystrix brachyura) dan lainlain

Iklim dan Curah Hujan Karakteristik iklim dalam wilayh Kabupaten Kutai adalah Iklim Tropika humida dengan perbedaan yang tidak begitu tegas antara musim kemarau dan musim hujan.cura

hujan berkisar antara 2000-4000 mm per tahun dengan temperatur rata-rata 26 C.perbedaan tempertur siang dan malam antara 5-7 C.

Curah hujan antara 0 2.000 mm per tahun. Meliputi luas 12.376,53v Km atau 47,39% luas wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Muara Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu dan Muara Kaman. Pada kawasan ini terdapat 2 (dua) bulan lembab yaitu pada bulan Agustus dan bulan September. Curah hujan antara 2.000 2.500 mm per tahun. Meliputi Luas 5.979,52 Km atau 22,90% wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagian kawasan ini terdapat di Kecamatan Kota Bangun. Kawasan ini mempunyai 2 (dua) bulan lembab yaitu bulan Juli dan Agustus. Curah hujan antara 2.500 3.000 mm per tahun Meliputi luas 1.986,40 Km2 atau 7,61% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten membujur dari utara ke selatan, yang meliputi Kecamatan Kembang Janggut. Pada kawasan ini hanya terdapat satu bulan lembab yaitu pada bulan Juli. Curah hujan antara 3.000 3.500 mm per tahun Meliputi luas 1.344,35 Km atau 5,15% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terletak agak kebarat wilayah Kabupaten dengan penyebaran di sekitar Kecamatan Kembang Janggut membujur ke utara dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering. Curah hujan antara 3.500 4.000 mm per tahun Meliputi luas 1.425,15 Km2 atau 5,46% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Tabang, membujur dari selatan ke utara, dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering. Curah hujan lebih dari 4.000 mm per tahun, meliputi luas 3.004,96 Km atau 11,51% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, terletak pada ujung barat wilayah Kabupaten yaitu di sebagian Kecamatan Tabang, dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering.

1.3 Kependudukan Dan Tata guna lahan Jumlah penduduk kabupaten Kuatai Kartanagera berdasarkan sensus penduduk asli (kutai,benuaq, bahau, modang, kenyah, punan, kayan) dan penduduk pendatang seperti jawa,bugis, banjar, madura, buton, timor dan lain-lain. Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi sungai mahakam dan cabang-cabangnya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai dimana belum terdapat prasarana jaln darat relatif kurang terisi pemukiman penduduk. Mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38.25%,industri pengolahan (1.28%), Perdagangan 10.59% dan lain-ain 32.79%. Pembagian Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 18 Kecamatan dengan total luas wilayah adalah 27.263 km. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Muara Kaman (3.410 Km 2 ) dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah kecamatan Sanga-sanga (233,4 km2).

Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2010 mencapai Rp 29,084 trilyun (mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 28,051 trilyun di tahun 2009). Jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2 persen. Tahun 2009, PDRB tanpa migas mencapai Rp 9,3 triliun dan meningkat menjadi Rp 10,4 triliun di tahun 2010. Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 77,5% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (7,36%), sektor Bangunan (4,7%), dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (4,7%).

Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009.Pertumbuhan ekonominya sebesar 3,88 persen di tahun 2010, dan 2,08 persen tahun 2009. Di tahun 2010, hampir semua sektor mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.

1.4 Infrastruktur Daerah

Infrastruktur Angkutan Pada tahun 2010, jumlah kendaraan bermotor sebanyak 30.809 unit, yang terdiri atas 28.336 unit sepeda motor, 1.252 mobil penumpang, dan sisanya adalah mobil bus dan barang. Dilihat dari jenis kendaraan untuk mobil penumpang, jumlah terbanyak adalah jenis minibus yaitu 1.200 unit pada tahun 2010. Untuk jenis kendaraan mobil barang terbanyak adalah kendaraan jenis pick up sebanyak 575 unit. Sedangkan jenis mobil bus terbanyak jenis micro bus sebanyak 24 unit. Jenis kendaraan sepeda motor yang terbanyak jenis sepeda motor solo sebanyak 28.336 unit yang seluruhnya adalah kendaraan bukan umum baik negara maupun swasta.

Pendidikan Di tahun 2010, jumlah SD NEGERI di Kutai Kartanegara sebanyak 441 buah, sedangkan SMP NEGERI sebanyak 97 buah, dan SMA NEGERI sebanyak 29 buah. Untuk sekolah swasta, ada 42 SD swasta, 69 SMP swasta, dan 36 SMA swasta. Rasio murid guru pada Sekolah Dasar (SD) di bawah Diknas dalam periode 2009/2010 berkisar antara 7-15, artinya seorang guru dalam mengajar harus menghadapi 7-15 orang murid. Sedangkan beban yang harus dihadapi oleh seorang guru SLTP adalah 7-22 murid, dan beban yang harus dihadapi guru SMU adalah 4 25 murid.

Kesehatan Pada tahun 2010 tercatat jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat 2 (dua) buah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.M. Parikesit di Kecamatan Tenggarong dan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kecamatan Samboja. Sedangkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang telah didirikan di berbagai kecamatan sebanyak 30 dan 180 buah. Jumlah dokter yang melayani di puskesmas sebanyak 93 dokter umum dan 35 dokter gigi.

Sarana Ibadah Sarana ibadah terdiri atas 534 Masjid, 677 Langgar, 62 Musholla, 151 Gereja Protestan, 36 Gereja Katholik, dan 15 Pura yang masing-masing tersebar merata hampir di seluruh kecamatan.

Kantor Pos Kantor Pos Tenggarong tahun 2010 sekitar 7.304.845 surat. Dari jumlah tersebut, terinci ke dalam: 8.489 surat biasa, 10.806 surat kilat, dan 7.285.550 surat kilat khusus.

2 Geologi Regional
2.1 Geomorfologi Secara fisiografis daerah telitian termasuk dalam Cekungan Kutai, sejak oligosen Cekungan Kutai telah dipisahkan oleh Cekungan Tarakan dan Punggungan Mangkalihat dibagian utara kemudian sejak Miosen Tengah cekungan ini dipisahkan kembali oleh pembentukan Cekungan Barito pada bagian selatan dan Punggungan Paternoster (Gambar III.1). Dan pada bagian barat dari Cekungan Kutai dibatasi oleh Tinggian Kuching (Moss et.al., 2000) dan Cekungan Makassar Utara pada bagian timur (Nuey, 1987).

Gambar III.1 Fisiografi pulau Kalimantan (Nuey, 1987)

S. Supriatna, dkk. (1995), menyebutkan secara fisiografi Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi tiga zona (Gambar III.2), yaitu: 1. 2. Rawa-rawa, yang berada di bagian barat. Pegunungan bergelombang Antiklinorium Samarinda, yang berada di bagian tengah. 2. Delta Mahakam, yang berada dibagian timur.

Gambar III.2 Fisiografi regional Cekungan Kutai (S. Supriatna, dkk., 1995).

Stratigrafi Regional S. Supriatna, dkk. (1995) melakukan pemetaan geologi yang menghasilkan Peta Geologi Lembar Samarinda Kalimantan (Gambar III.3) dengan skala 1 : 250.000, terdiri dari Formasi : 1. Qa: Aluvium: Kerikil, pasir dan lumpur terendapkan dalam lingkungan sungai, rawa, delta dan pantai 2. Tpkb: Formasi Kampung Baru: Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau dan lignit, pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir kuarsa , putih, setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau konkresi, tufan lanauan, dan sisipan batupasir dan konglomeratan atau konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung diameternya 0,5 1 m, mudah lepas. Lempung kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan, kepingan batubara, koral , lanau kelabu tua menyerpih, laminasi lignit, tebal 1 2 m, diduga berumur Miosen Akhir Plioplistosen. Lingkungan pengendapan delta, laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi Balikpapan. 3. Tmbp: Formasi Balikpapan: perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, tebal lapisan 1 3 m. Disisipi lapisan batubara, tebal 5 10 cm. Batupasir gampingan,

coklat, berstruktur sedimen lapisan bersusun dan silang siur, tebal lapisan 20 40 cm. Mengandung foraminifera kecil, disisipi lapisan karbon. Lempung kelabu kehitaman setempat mengandung lensa lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan berlapis tipis, serpih kecoklatan. Berlapis tipis, batugamping pasiran mengandung foraminifera besar. Moluska menunjukan umur Miosen Akhir bagian bawah Miosen Tengah bagian atas. Lingkungan pengendapan perengan paras delta dataran delta tebal 1000 1500 meter.

Gambar III.3 :

Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan (S. Supriatna, dkk., 1995, P3G-Bandung)

Struktur Geologi Regional Mengacu S. Supriatna, dkk. (1995), struktur di daerah telitian yang dapat diamati di lembar Samarinda adalah lipatan antiklinorium dan sesar, lipatan umumnya berarah timur laut - barat daya, dengan sayap lebih curam dibagian tenggara (Gambar III.4). Formasi Balikpapan sebagian terlipat kuat dengan kemiringan antara 40-75. Batuan yang lebih muda seperti Formasi Kampung baru pada umumnya terlipat lemah. Di daerah ini terdapat tiga jenis sesar, yaitu sesar naik, sesar turun, dan sesar mendatar. Sesar naik diduga terjadi pada miosen akhir yang kemudian terpotong oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian. Sesar turun terjadi pada kala Pliosen. Berdasarkan penjelasan di atas, maka daerah telitian berada di dalam Cekungan Kutai dengan beberapa tinggian sebagai pemisah dengan cekungan yang lain, tepatnya di Antiklin Palaran yang termasuk dalam zona antiklinorium Samarinda dengan sumbu lipatan berarah timurlaut baratdaya.

Gambar III.4 Struktur geologi regional menurut S. Supriatna, dkk. (1995)

3. Geologi Batubara Daerah Penelitian 3.1 Singkapan Batubara Daerah Penelitian

3.2 Data pengeboran Daerah Penelitian 3.3 Geokimia/Hasil Analisis Batubara Daerah Penelitian 3.4 Sumberdaya Batubara Daerah Penelitian

Anda mungkin juga menyukai