Anda di halaman 1dari 50

Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi

Bensin, 2008.
USU Repository 2009


PENGARUH VISKOSITAS DAN TEKANAN
TERHADAP JUMLAH PERSEN VOLUM
FRAKSI BENSIN


KARYA ILMIAH


ANTONI BONA FONCUS NAIBAHO

052409025












PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2008




Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

PENGARUH VISKOSITAS DAN TEKANAN
TERHADAP JUMLAH PERSEN VOLUM
FRAKSI BENSIN



KARYA ILMIAH



Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk mendapat
ijazah Ahli Madya pada program Diploma-3 Kimia Industri Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.



ANTONI BONA FONCUS NAIBAHO

052409025








PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

PESETUJUAN


Judul : PENGARUH VISKOSITAS DAN TEKANAN
TERHADAP JUMLAH PERSEN VOLUM
FRAKSI BENSIN
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : ANTONI BONA FONCUS NAIBAHO
Nomor Induk Mahasiswa : 052409025
Program Studi : D-3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA





Medan, Mei 2008



Diketahui Disetujui
Program Studi D-3 Kimia Industri Pembimbing,
FMIPA USU
Ketua,





Dr. Harry Agusnar, M. Sc., M. Phil Dra. Sudestry Manik, M. Si
NIP. 131 273 466 NIP. 130 900 689


Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,




Dr. Rumondang Bulan, MS
NIP. 131 459 466


Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009



PERNYATAAN

PENGARUH VISKOSITAS DAN TEKANAN TERHADAP
JUMLAH PERSEN VOLUM FRAKSI BENSIN


KARYA ILMIAH


Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,
kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan
sumbernya.





Medan, Mei 2008






ANTONI BONA FONCUS NAIBAHO
052409025


















Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009


PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
berjudul Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap Jumlah Persen Volum
Fraksi Bensin.

Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di laboratorium analisa
Minyak Bumi dan Gas Alam PT.Pertamina EP. Region Sumatera Field Pangkalan
Susu. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa
untuk memperoleh ijazah Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia
Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.

Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini terutam kepada :

1 Orang tua penulis Bapak M. Naibaho dan Ibu A. Limbong yang telah
memberikan dukungan moril dan materil. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada abang dan kakak penulis yang selalu memberi
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga keluar
besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
2 Ibu Dra Sudestry Manik, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini
3 Bapak Dr. Edy Marlianto , MSc selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4 Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5 Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
6 Seluruh Staf dan Karyawan PT. Pertamina EP. Regiaon Sumatera Field
Pangkalan Susu yang telah membantu penulis selama menjalani Praktek
Kerja Lapangan.
7 Rekan rekan Mahasiswa/Mahasiswi Kimia Industri khususnya angkatan
tahun 2005 dan juga angkatan 2006 dan 2007. Terlebih-lebih kepada
teman-teman terbaikku Pujiman, Markam, Vordinan, Sudirman, Irma ,
Olomanti, Sri Rezeki, Boy, Dian, Meli, BJeplin, Jaminan, Yefri, Sihol,
Andi, Ony, Fuji, Vera, Lisbet, Ian, Osbal, Henry (terimakasih atas
doanya).
8 Teman-temanku semuanya dari paduan suara Gloria St. Albertus Magnus
Universitas Sumatera Utara (terima atas doanya).
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

9 Teman spesialku Wira Sari Simalango, terimakasih atas doa dan semangat
yang selalu kau curahkan kepadaku.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih kurang
sempurna dan memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan perbaikan
atas kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini.











Medan, Mei 2008


Penulis








Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009


ABSTRAK
Penentuan persen volum fraksi minyak bumi merupakan sesuatu yang harus
dilakukan di laboratorium PT. Pertamina EP. Region Sumatera Field Pangkalan
Susu, yaitu yang digunakan untuk melakukan proses pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi tersebut yaitu secara Destilasi Fraksinasi. Setelah proses destilasi,
dapat diketahui berapa banyak persen volum dari setiap fraksi minyak bumi
tersebut.
Sebelum mengetahui berapa banyak persen volum dari setiap fraksi,
khususnya fraksi bensin, dapat diasumsikan bahwa jumlah persen volum fraksi
bensin tersebut besar atau kecil, dengan terlebih dahulu mengukur viskositas dan
tekanan dari Crude Oil tersebut. Apabila viskositas crude oil tersebut semakin
besar, maka persen volum fraksi bensin itu akan semakin kecil dan sebaliknya.
Apabila tekanan crude oil itu besar, maka persen volum fraksi bensin tersebut
akan semakin besar pula dan sebaliknya.
Dengan kata lain Viskositas berbanding terbalik dengan jumlah persen
volum fraksi bensin dan tekanan berbanding lurus dengan jumlah persen volum
fraksi bensin tersebut.















Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009


THE INFLUENCE OF VISCOSITY AND PRESSURE TO THE NUMBER
OF PERCENTAGE VOLUME OF GASOLINE FRACTION

ABSTRACT
The determination of the percentages of petroleum fractions is the one thing
which has carried out in the laboratorium of PT. Pertamina EP. Region Sumatera
Field Pangkalan Susu used to conduct separate process of petroleum fractions,
using Fractination Distillation. After distillation process we will know how many
percentages volume from every fraction of petroleum.
Before we know how many the percentages of volume from every fraction,
especially gasoline fraction can assumed that the number of percentages of
gasoline fraction is high or low, by firstly measuring the viscosity and pressure of
crude oil itself. If the viscosity of crude oil is high the percentage of gasoline
fraction will be low and vice versa, and if the pressure of crude oil is high the
percentage of gasoline fraction will be high too and vice versa.
In the other words, viscosity is disproporsional to the number of percentages
volume of gasoline fraction and the pressure is proporsional to the number of
percentages of gasoline fraction.















Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang 1
1. 2. Permasalahan 3
1. 3. Tujuan 3
1. 4. Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Minyak Bumi 4
2. 2. Komposisi Minyak Bumi 6
2. 2. 1. Senyawa Hidrokarbon 6
2. 2. 1. 1. Senyawa Hidrokarbon Parafin 6
2. 2. 1. 2. Senyawa Hidrokarbon Naftena 7
2. 2. 1. 3. Senyawa Hidrokarbon Aromat 7
2. 2. 1. 4. Senyawa Hidrokarbon Monoolefin 8
2. 2. 1. 5. Senyawa Hidrokarbon Diolefin 8
2. 2. 2. Senyawa Bukan Hidrokarbon 8
2. 2. 2. 1. Senyawa Belerang 9
2. 2. 2. 2. Senyawa Oksigen 9
2. 2. 2. 3. Senyawa Nitrogen 10
2. 2. 2. 4. Senyawa Logam 10
2. 3. Parameter-Parameter Analisis Minyak Bumi 11
2. 4. Viskositas Minyak Bumi 14
2. 5. Tekanan Uap Reid 16
2. 6. Destilasi Minyak Bumi 17
2. 7. Bilangan Oktan 19
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1. Peralatan 21
3. 2. Bahan Percobaan 21
3. 3. Prosedur Analisis 21
BAB IV DATA PENGAMATAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Data Pengamatan 24
4. 2. Perhitungan 27
4. 2. 1. Perhitungan Viskositas 31
4. 3. Pembahasan 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan 36
5. 2. Saran 36
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Daftar Pustaka


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 : Viskositas dan tegangan permukan untuk
beberapa cairan pada suhu 20
o
C. 15
Tabel 2 : Bilangan Oktan yang dihubungkan dengan berat molekul 20
Tabel 3 : Bilangan Oktan yang dihubungkan dengan
struktur senyawa 20
Tabel 4 : Data Pengamatan
Tabel 4. 1 : Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap
kenaikan temperatur untuk data pengamatn 1 24
Tabel 4. 2 : Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap
kenaikan temperatur untuk data pengamatn 2 25
Tabel 4. 3 : Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap
kenaikan temperatur untuk data pengamatn 3 26






























Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009



DAFTAR GAMBAR


Halaman
Gambar 1 : Setastill Heater 38
Gambar 2 : Alat Pengukuran Viskositas 39
Gambar 3 : Alat Pengukur Tekanan 40


























Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009



BAB 1

PENDAHULUAN


1. 1 Latar Belakang

Minyak bumi adalah suatu campuran yang sangat kompleks yang terutama terdiri
dari senyawa-senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa-senyawa organik dimana
setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja. Kandungan
senyawa hidrokarbon murni dapat mencapai 97-98 % untuk minyak bumi yang
berasal dari Pensylvania dan hanya 50 % saja untuk minyak bumi yang berasal
dari Mexico atau Massisipi. Didalam minyak bumi terdapat unsur-unsur belerang,
nitrogen, oksigen dan logam-logam khususnya vanadium, nikel, besi dan tembaga
yang terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit yang terikat sebagai senyawa-
senyawa organik. Air dan garam hampir selalu terdapat dalam minyak bumi
dalam keadaan terdispersi. Bahan-bahan bukan hidrokarbon yang terdapat dalam
minyak bumi biasanya dianggap sebagai kotoran, karena pada umumnya akan
memberikan gangguan dalam proses pengolahan minyak bumi dalam kilang
minyak dan berpengaruh buruk terhadap mutu produk.
Untuk menentukan komposisi atau kandungan minyak bumi maka perlu
dilakukan uji-uji seperti uji destilasi yang akan digunakan untuk memisahkan
fraksi-fraksi minyak bumi. Pada umumnya uji minyak bumi dapat dilakukan
dengan cepat, mudah dibuat duplikat oleh teknisi laboratorium biasa dan hasil
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

ujinya dapat diinterpretasikan sebagai fungsi kinerja produk selama penggunaan.
Disamping itu uji rutin juga dikerjakan dalam laboratorium kilang dan
dimaksudkan agar hasil-hasilnya dapat digunakan untuk mengendalikan alat atau
unit-unit dalam operasi kilang.
Karena sangat banyaknya jenis uji, maka hanya beberapa macam uji yang
sering dijumpai yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini. Dalam karya ilmiah
ini uji yang dibahas adalah uji viskositas minyak bumi, uji tekanan minyak bumi
dan destilasi minyak bumi yang berdasarkan perbedaan titik didih dari minyak
bumi tersebut.
Viskositas dan tekanan minyak bumi merupakan sesuatu yang sangat perlu
untuk diperhatikan, karena dengan diketahuinya viskositas dan tekanan dari
minyak bumi tersebut maka dapat diketahui apakah jumlah persen volum fraksi
bensin itu besar atau kecil. Oleh karena itu dari pernyataan tersebut dapat kita
buktikan kebenarannya dengan kemudian melakukan proses destilasi untuk
memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi tersebut. Setelah melakukan proses
destilasi dapat dibuktikan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
Bertitik tolak dari hal tersebut maka penulis ingin mengetahui dan
memaparkan keakuratan penggunaan uji viskositas dan tekanan sebelum
melakukan proses destilasi oleh karena itu penulis memilih karya ilmiah ini
dengan judul Pengaruh viskositas dan Tekanan Terhadap Jumlah Persen
Volum Fraksi Bensin.



Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009



I.2 Permasalahan
1. Minyak mentah yang diperoleh dari hasil pengilangan dapat langsung
dipisahkan terhadap fraksi-fraksinya untuk menentukan berapa jumlah
persen volum dari setiap fraksi dengan melakukan uji-uji densitas, warna,
viskositas, kadar belerang, kandungan air , tekanan uap dan kandungan
garamnya.
2. Minyak mentah yang diperoleh dari hasil pengilangan dapat diketahui
jumlah persen volum fraksi bensinnya besar atau kecil dengan terlebih
dahulu melihat viskositas dan tekanan minyak bumi tersebut.

I.3 Tujuan
1. Untuk membuktikan keakuratan jumlah persen volum fraksi bensin apakah
jumlahnya besar atau kecil dengan terlebih dahulu melihat viskositas dan
tekanan sebelum melakukan proses destilasi.

I.4 Manfaat
Pengujian viskositas dan tekanan dalam industri minyak bumi berfungsi
untuk menentukan kekentalan dan tekanan minyak bumi tersebut, juga
dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah jumlah persen
volum fraksi bensin tersebut besar atau kecil dengan terlebih dahulu
melihat viskositas dan tekanan dari minyak bumi tersebut.

Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Minyak Bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-juta senyawa
kimia, yang paling banyak adalah senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari
dekomposisi yang dihasilkan oleh fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan. Minyak
bumi dan derivat minyak bumi menghasilkan bahan bakar kendaraan bermotor,
pesawat terbang dan kereta api. Tumbuhan dan hewan juga menghasilkan minyak
pelumas yang dibutuhkan untuk alat-alat mesin industri.
Hal tersebut adalah tugas dari suatu proses pemisahan minyak bumi untuk
menghasilkan produk-produk yang berguna, dengan meminimumkan kotoran dari
ribuan hidrokarbon yang berbeda di dalam campuran cairan itu. Perbedaan proses
kimia dan fisika dalam hal ini dibagi dalam dua kategori yaitu proses pemisahan,
dimana pemisahan campuran kompleks kedalam fraksi yang berbeda dan proses
konversi dimana terjadi tumbukan antara struktur molekul dari komponen
hidrogen itu sendiri.
Dasar proses pemisahan dalam pemisahan minyak bumi adalah destilasi
fraksinasi. Secara praktis semua minyak mentah masuk ke suatu pemisah dalam
unit destilasi dimana dipanaskan dari suhu 370-425
o
C dan dipisahkan kedalam
fraksi-fraksinya. Masing-masing fraksi mengandung suatu campuran dari
hidrokarbon yang diuapkan dengan jarak tertentu. Dibawah ini ada beberapa nama
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

yang diasosiasikan dengan beberapa fraksi-fraksi tersebut bersama dengan
kegunaan utama dari masing-masing fraksi tersebut yaitu :
1. Gas menguap dibawah 20
o
C adalah berhenti pada bagian atas kolom
destilasi. Fraksi ini adalah suatu campuran dari hidrokarbon dengan berat
molekul rendah, kebanyakan adalah propana, butana dan 2-metil propana
senyawa yang dapat dicairkan dibawah tekanan pada suhu kamar.
Campuran cairan tersebut kita kenal sebagai liquefied petroleum gas
(LPG) yang dapat disimpan dalam tangki logam yang merupakan suatu
sumber dari bahan bakar gas.
2. Naftana titik uapnya 20-200
o
C adalah suatu campuran dari C
5
sampai C
12

alkana dan sikloalkana. Naftana juga mengandung sedikit benzena,
toluena, ksilena dan hidrokarbon aromatik yang lain. Fraksi naftana yang
bersih titik uapnya 20-150
o
C adalah sumber dari bensin dan dengan rata-
rata 25 % dari petroleum. Naftana merupakan salah satu fraksi yang sangat
bernilai dalam fraksi minyak bumi, tidak hanya sebagai bahan bakar tapi
juga sebagai sumber dari bahan-bahan mentah untuk industri kimia
organik.
3. Kerosin, titik uapnya antara suhu 175-275
o
C adalah suatu campuran
hidrokarbon C
9
sampai C
15
.
4. Bahan bakar minyak titik uapnya 250-400
o
C adalah suatu campuran
hidrokarbon C
15
sampai C
25
dimana dari fraksi ini diperoleh bahan bakar
diesel.
5. Minyak pelumas dan minyak bahan bakar berat diuapkan dari kolom pada
temperatur diatas 350
o
C.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

6. Aspal adalah nama yang diberikan untuk warna hitam, merupakan residu
utama setelah fraksi lain menguap. (William,1995)
2. 2 Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran yang sangat kompleks yang terutama terdiri
dari senyawa-senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa-senyawa organik dimana
setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja. Disamping
itu dalam minyak bumi juga terdapat unsur-unsur belerang, nitrogen, oksigen dan
logam-logam khususnya vanadium, nikel, besi dan tembaga yang terdapat dalam
jumlah yang relatif sedikit.
Baik senyawa hidrokarbon maupun senyawa bukan hidrokarbon keduanya
akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan dalam
kilang minyak bumi.
2. 2. 1 Senyawa Hidrokarbon
Walaupun senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi sangat banyak
jumlahnya namun senyawa tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan
senyawa hidrokarbon yaitu senyawa hidrokarbon parafin, naftana dan aromat.
Disamping senyawa-senyawa tersebut, dalam produk minyak bumi juga terdapat
hidrokarbon monoolefin dan diolefin, yang terjadi karena rengkahan dalam proses
pengolahan minyak bumi dalam kilang, misalnya pada destilasi minyak mentah
dan proses rengkahan.
2. 2. 1. 1 Senyawa Hidrokarbon Parafin
Senyawa hidrokarbon parafin adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus
umum C
n
H
2n-2
. Senyawa ini mempunyai sifat-sifat kmia stabil dimana pada suhu
biasa tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat dan asam sulfat berasap.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Senyawa hidrokarbon parafin samapi dengan 4 buah atom karbon, pada suhu
kamar dan tekanan atmosfer berupa gas. Metana dan etana terutama terdapat
dalam gas alam sedangkan propana , butana dan i-butana merupakan komponen
utama elpiji. Senyawa hidrokarbon parafin dengan 5 sampai 16 buah atom karbon
pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berupa cairan dan terdapat dalam fraksi
naftana, bensin, kerosin, solar, minyak diesel dan minyak bakar. Senyawa
hidrokarbon parafin dengan lebih dari 16 buah atom karbon, pada suhu kamar
dan tekanan atmosfer berupa zat padat dan terutama terdapat dalam malam
parafin.
2. 2. 1. 2 Senyawa Hidrokarbon Naftena
Senyawa hidrokarbon naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus
umum C
n
H
2n
. Senyawa hidrokarbon naftena yang terdapat dalam minyak bumi
adalah siklopentana dan sikloheksana yang terdapat dalam fraksi naftana dan
fraksi minyak bumi dengan titik didih lebih tinggi. Walaupun jumlah atom karbon
dalam cincin naften dapat mempunyai harga 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 namun umumnya
dianggap bahwa senyawa naftena dalam fraksi minyak bumi hanyalah senyawa
naftena yang mempunyai cincin dengan 5 dan 6 atom karbon, karena memang
senyawa naftena inilah yang dapat diisolasi dari fraksi minyak bumi.
2. 2. 1. 3 Senyawa Hidrokarbon Aromat
Senyawa hidrokarbon aromat adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan
rumus umum C
n
H
2n-6
sehingga senyawa ini mempunyai sifat kimia yang sangat
reaktif. Senyawa ini muda dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi
substitusi atau reaksi adisi tergantung kepada kondisi reaksi. Hanya sedikit sekali
minyak mentah yang mengandung senyawa aromat dengan titik didih rendah.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Disamping senyawa hidrokarbon aromat seperti benzena, dalam minyak
mentah juga terdapat senyawa hidrokarbon poliaromat seperti naftalena dan
antrasen, terutama dalam fraksi beratnya.
2. 2. 1. 4 Senyawa Hidrokarbon Monoolefin
Senyawa hidrokarbon monoolefin mempunyai rumus umum C
n
H
2n
dan
merupakan senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap
dua. Monoolefin dianggap tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi sedikit
banyak terbentuk dalam proses rengkahan sehingga bensin rengkahan banyak
mengandung senyawa monoolefin. Senyawa hidrokarbon akan mulai mengalami
rengkahan apabila dipanaskan pada suhu sekitar 680
o
F. Karena mempunyai
ikatan rangkap maka senyawa monoolefin adalah reaktif sehingga banyak
digunakan sebagai bahan dasar utama dalam industri petrokimia, seperti etilena
(C
2
H
4
) dan propilena (C
3
H
6
).
2. 2. 1. 5 Senyawa Hidrokarbon Diolefin
Senyawa hidrokarbon diolefin mempunyai rumus umum C
n
H
2n-2
dan merupakan
senyawa tidak jenuh dengan dua buah ikatan rangkap dua. Seperti halnya dengan
monoolefin, senyawa ini tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi terbentuk
dalam proses rengkahan. Senyawa diolefin tidak stabil, sangat reaktif dan
cenderung akan berpolimerisasi dan membentuk damar.

2. 2. 2 Senyawa Bukan Hidrokarbon
Senyawa bukan hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya
adalah senyawa organik yang mengandung atom unsur belerang, oksigen, nitrogen
dan logam-logam. Lazimnya senyawa ini dianggap sebagai senyawa pengotor
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

karena pengaruhnya yang tidak baik selama proses pengolahan minyak bumi
dalam kilang minyak seperti korosi dan peracunan katalis ataupun pengaruhnya
yang buruk terhadap mutu produk. Karena pengotor ini tidak larut dalam minyak
bumi atau produknya, maka pengotor ini disebut pengotor oleofilik. Di samping
itu, air dengan garam-garam yang terlarut di dalamnya terdapat dalam keadaan
terdispersi dan tidak larut dalam fase minyak disebut dengan pengotor oleofobik.
2. 2. 2. 1 Senyawa Belerang
Disamping sebagai senyawa belerang, di dalam minyak bumi belerang juga
terdapat sebagai unsur belerang yang terlarut karena sedikit banyak belerang dapat
larut dalam minyak bumi. Kadar belerang dalam minyak mentah berkisar dari
0,04 sampai 6 %. Senyawa belerang yang umum terdapat dalam minyak bumi dan
produk-produknya.
Adanya senyawa belerang dalam minyak bumi dan produknya perlu
mendapat perhatian karena senyawa ini dapat menimbulkan pencemaran udara,
korosi, menurunkan angka oktan.
2. 2. 2. 2 Senyawa Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi dari sekitar 0,1 sampai 2 % berat.
Oksidasi minyak bumi dengan oksigen karena kontak yang lama dengan udara
juga dapat menaikkan kadar oksigen dalam minyak bumi.
Dalam minyak bumi, oksigen terutama terdapat sebagai asam organik yang
terdistribusi dalam semua fraksi dengan konsentrasi yang tertinggi pada fraksi
minyak gas. Asam organik tersebut terutama terdapat sebagai asam naftenat dan
sebagian kecil sebagai asam alifatik. Disamping itu dalam destilat rengkahan bisa
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

terdapat fenol dan kresol. Asam naftenat mempunyai sifat sedikit korosif dan
mempunyai bau yang tidak enak.
2. 2. 2. 3 Senyawa Nitrogen
Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah, berkisar dari 0,1 % sampai
2 % berat. Minyak yang mempunyai kadar belerang dan aspal tinggi, biasanya
juga mempunyai kadar nitrogen tinggi. Senyawa nitrogen terdapat dalam semua
fraksi minyak bumi tetapi konsentrasinya makin tinggi dalam fraksi-fraksi yang
mempunyai titik didih tinggi.
Senyawa nitrogen yang terdapat dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi
senyawa nitrogen basa, yaitu piridin atau turunan piridin seperti kinolin dan iso
kinolin dan senyawa nitrogen bukan basa yaitu senyawa pirol dan turunanya,
seperti indol dan karbasol.
Adapun kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh adanya senyawa nitrogen
yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya ialah :
a. Menurunkan aktivitas katalis yang digunakan dalam proses rengakahan,
reforming, polimerisasi, isomerisasi.
b. Kerosin yang jernih seperti air pada waktu destilasi, warnanya akan berubah
menjadi kemerahan apabila terkena sinar matahari.
c. Nitrogen dalam bensin juga akan mempercepat pembentukan damar dalam
karburator.
d.Menyebabkan terjadinya endapan dalam minyak bakar pada penyimpanannya.
2. 2. 2. 4 Senyawa Logam
Praktis semua logam terdapat dalam minyak bumi, tetapi karena jumlahnya kecil,
yaitu 5 sampai 400 bagianb per juta maka adanya logam dalam minyak bumi pada
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

umumnya tidak menimbulkan permasalahan. Kecuali beberapa macam logam
seperti besi, nikel, vanadium dan arsen yang walaupun jumlahnya hanya sedikit
sekali, namun sudah dapat meracuni beberapa katalis. Disamping itu logam
vanadium yang terdapat minyak bakar dapat menyebabkan korosi turbin gas dan
pipa-pipa pembangkit uap, merusak batu tahan api dinding dapur dan menurunkan
mutu produk pecah belah dalam industri keramik. Logam-logam berat seperti
vanadium, nikel dan tembaga di dalam minyak bumi umumnya dianggap terdapat
sebagai senyawa kompleks parfirin, dimana logam-logam ini terdapat di pusatnya
sedangkan logam garam anorganik yang dapat larut dalam air, seperti garam
klorid dan sulfat dari logam natrium, kalium, magnesium dan kalsium terdapat
dalam minyak bumi dalam keadaan terdispersi. Dalam destilasi minyak mentah
senyawa logam cenderung akan berkumpul dalam fraksi residu. (Hardjono, 2001)

2. 3 Parameter-Parameter Analisis Minyak Bumi
Dalam menganalisis hasil-hasil minyak bumi sesuai dengan spesifikasinya telah
diterapkan untuk minyak tertentu. Dalam hal ini yang dianalisis adalah sifat fisik
dan sifat kimia dari produk minyak bumi tersebut. Tata cara operasi atau metode-
metode yang digunakan di laboratorium analisa minyak bumi dan mutu hasil
olahan Pangkalan Susu adalah metode yang digunakan dalam dunia perminyakan
yang pada umumnya yang digunakan oleh Pertamina.
Kebanyakan metode metode tersebut diambil dari buku-buku ASTM
(American Society For Testing and Material), metode SM (Standart Methods For
Examination Of Water), metode CM (Comercials Method Of Analysis) serta
metode-metode yang lain.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Dalam menganalisa minyak bumi mentah dengan menggunakan beberapa
parameter antara lain adalah :
1. Flash Point By Able Apparatus IP-170
Metoda ini digunakan untuk pengujian dalam menentukan titik nyala dari suatu
produk minyak bumi yang mempunyai Flash Point ( titik nyala ) antara 0
sampai 160
o
F. Cara ini digunakan untuk memeriksa jenis minyak bumi yaitu
LKD (Light Kerosine Destilate), HKD (High Kerosine Destilate), kerosine dan
avtur.
2. Flash Point ASTM D-92
Metoda ini digunakan untuk menentukan titik nyala dan titik api dari semua
hasil minyak bumi, pelumas atau contoh suatu minyak yang mempunyai titik
nyala terbuka (open cup).
3. Flash Point PM ASTM D-92-78
Metoda flash point PM ini biasanya digunakan untuk menerangkan pengujian.
Titik nyala dari suatu minyak bakar, minyak yang kental atau suspensi padat.
4. Specific Gravity ASTM D-1298-80
Specific Gravity adalah perbandingan berat dari jumlah volum tertentu suatu
zat terhadap berat dari volum yang sama dengan air. Metoda ini digunakan
untuk menentukan specific gravity dengan menggunakan alat hidrometer dari
suatu contoh minyak bumi.
5. Distillation Of Petroleum Product ASTM D-86
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak berdasarkan perbedaan titik
didihnya dengan suhu tertentu. Metoda ini digunakan untuk memisahkan
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

fraksi-fraksi minyak berdasarkan titik didihnya mulai dari IBP (Initial Boiling
Point) sampai EP (End Point).
6. ASTM Color Of Petroleum Product ASTM D-1500
Metoda ini digunakan untuk pengujian warna secara visual dari jenis minyak
pelumas dan solar serta minyak bumi yang lain.
7. Reid Vapour Pressure ASTM D-232
Reid Vapour Pressure adalah tekanan uap yang dihasilkan oleh suatu zat
karena dipanaskan pada temperatur tertentu. Metoda ini digunakan untuk
menerangkan pengujian tekanan uap reid (RVP) dari gasoline, crude oil volatil
dari produk petroleum volatil kecuali LPG yang mana ditentukan oleh adanya
tekanan uap absolut dari cairan yang mudah menguap pada temperatur 100
o
F.
8. Kinematic Viscosity ASTM D-445
Kinematic viscosity digunakan untuk mengukur kekentalan dari suatu cairan
atau minyak sebagai perbandingan waktu dalam aliran detik. Kinematic
Viscosity adalah angka yang menunjukkan lamanya aliran yang dialami oleh
cairan atau minyak bumi itu sendiri.
9. Sulfur Content ASTM D-1551
Metoda ini digunakan untuk mengetahui kandungan sulfur yang terdapat
dalam sampel minyak bumi. Dimana dengan mengetahui kandungan sulfur
dalam tangki penimbunan minyak bumi dapat menghindari terjadinya
perkaratan dalam tangki penimbunan minyak bumi.
10. Water Content ASTM D-95-70
Water content content adalah banyaknya kandungan air yang terdapat dalam
crude oil serta produk-produknya. Metode water content ini digunakan untuk
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

menganalisis kandungan air yang terdapat dalam minyak bumi seperti solar,
kerosine, premium dan miyak pelumas lainya. (ASTM, 2001)

2. 4 Viskositas Minyak Bumi
Viskositas dari suatu cairan/larutan diukur dari kemampuan cairan/larutan itu
untuk dapat mengalir. Gliserin, minyak mesin, dan cairan-cairan yang lain yang
lambat aliranya disebut dengan cairan yang viskos. Cairan yang mengalir dengan
cepat seperti air dan bensin memiliki viskositas yang rendah. Viskositas dari suatu
cairan dapat dihitung dari rata-rata aliran yang melewati suatu pipa kapiler atau
kecepatan yang dicapai baja kecil yang jatuh melewati cairan itu. Viskositas dari
beberapa cairan dijelaskan di dalam tabel 5.
Cairan viskos, titik tuangnya lambat karena atraksi intermolekul yang kuat
diantara molekul-molekul tersebut. Cairan-cairan dengan molekul-molekul polar
cenderung lebih viskos daripada yang lain dan cairan-cairan dengan ikatan
hidrogen yang kuat seperti gliserol cenderung lebih viskos.
Bentuk dan ukuran molekul juga mempengaruhi viskositas ; senyawa yang
besar, bentuk molekulnya tidak teratur sering memiliki viskositas yang tinggi.
Viskositas cairan akan menurun dengan meningktnya suhu karena molekul-
molekul bergerak lebih cepat, memiliki lebih banyak jarak dan hilangnya jarak
pendek. Contohnya minyak mesin menjadi lebih cair (viskositasnya berkurang)
saat mesin penggerak dihidupkan.



Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Tabel 1 :Viskositas dan Tegangan Permukaan Untuk Beberapa Cairan Pada Suhu
20
o
C
Cairan Viskositas (cp)
a
Tegangan
Permukaan (N/m)
b

Benzena 0,652 0,0289
CCl
4
0,969 0,0270
Minyak Jarak 986 -------
Cloroform 0,58 0,0271
Dietil Eter 0,233 0,0170
Ethanol 1200 0,0228
Gliserol 1490 0,0634
Mercuri 1554 0,0436
Minyak Zaitun 84 -----
Air
- (Pada 20
o
C)
- (Pada 40
o
C)
- (Pada 60
o
C)
- (Pada 80
o
C)
- (Pada 100
o
C)

1,002
0,653
0,467
0,355
0,282

0,0728
0,0696
0,0662
0,0626
0,0589

Keterangan : a adalah satuan internasional dari viskositas satuanya N.s/m
2
. Pada
umumnya lebih banyak digunakan satuan poise (P) dimana 1 Poise =
0,1 N.s/m
2
dan centipoise
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

b adalah tegangan permukaan merupakan energi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu perubahan satuan di daerah permukaan.
Satuan dari tegangan permukaan adalah N.m/m
2
=N/m.
(Stanley R. Radel, 1994)
2. 5 Tekanan Uap Reid
Uji tekanan uap Reid (Reid Vapor Pressure, ASTM D323- 90) dikenakan kepada
bensin, minyak mentah yang volatil dan produk minyak bumi lainnya yang
volatil. Tekanan uap Reid adalah tekanan mutlak pada suhu 37,8
o
C (100
o
F) dalam
psi atau kPa. Tekanan uap Reid tidaklah sama dengan tekanan uap contoh yang
sesungguhnya karena terjadinya sedikit penguapan contoh dan karena adanya uap
air dan udara dalam ruangan. Untuk menentukan tekanan uap elpiji digunakan
metode uji ASTM D 1267, sedangkan untuk menentukan tekanan uap campuran
bensin-oksigenat, digunakan metode uji ASTM D 4953.
Alat utama untuk menentukan tekanan uap Reid terdiri dari ruangan bensin,
ruangan udara, manometer, termometer dan penangas air yang dilengkapi dengan
termostat. Ruangan bensin, ruangan udara dan manometer dapat dilepas atau
dihubungkan satu dengan lainya. Uji ini dilakukan dengan mengisi ruangan
bensin sampai penuh dengan contoh yang sebelumnya telah didinginkan. Ruangan
bensin kemudian dihubungkan dengan ruangan udara dan manometer dan
selanjutnya rangkaian alat ini direndam di dalam penangas air yang mempunyai
suhu tetap yaitu 37,8 +0,1
o
C atau 100 +0,2
o
F. Secara periodik rangkaian alat ini
dikeluarkan dari penangas air dan digojok sampai akhirnya manometer
menunjukkan harga tekanan keseimbangan yang tetap yang merupakan tekanan
uap Reid.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Dalam praktek, uji tekanan uap Reid mempunyai arti yang penting
sehubungan dengan :
a. Keamanan dalam pengangkutan bahan bakar
b. Sumbatan uap ( vapor lock ) dalam sistem pengumpanan bensin.
c. Karakteristik mesin motor untuk dihidupkan dalam keadaan dingin (starting
characteristics).
d. Tipe tangki penyimpanan minyak yang digunakan.

2. 6 Destilasi Produk Minyak Bumi
Destilasi minyak bumi (ASTM D 86-90) ini dikenakan kepada produk minyak
bumi yaitu bensin alam, bensin motor, bensin pesawat terbang, bahan bakar turbin
pesawat terbang, naftana, kerosine, minyak gas dan minyak bakar destilat dan
produk minyak bumi yang serupa. Destilasi serupa yang dikenal dengan nama
Engler telah digunakan pada waktu yang lampau, sehingga destilasi ASTM ini
seringkali disebut destilasi Engler.
Dalam destilasi ini, 100 ml contoh didestilasi menurut prosedur tertentu.
Selama detilasi dilakukan pengamatan dan pencatatan suhu termometer dan volum
destilat yang tertampung dan yang perlu dilaporkan dalam uji ini yaitu :
a. Titik didih awal ( intial boiling point-IBP ), yaitu suhu dimana destilat pertama-
tama menetes dari ujung kondensor .
b. Suhu pada berbagai persentase destilasi, yaitu 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80,
90 dan 95% destilasi.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

c. Titik didih akhir (end point-EP menurut ASTM atau final boiling point-FBP
menurut IP), yaitu suhu tertinggi yang dicapai selama uji, yang biasanya
terjadi setelah penguapan semua cairan dari dasar labu.
d. Persen perolehan (percent recovery), yaitu persentase volum kondensat yang
tertampung dalam gelas ukur penerima.
e. Persen residu (percent residue), yaitu persentase volum residu yang tertinggal
dalam labu.
f. Persen perolehan total (percent total recovery), yaitu jumlah persen perolehan
dan residu.
g. Persen kehilangan (percent loss), yaitu 100 dikurangi dengan persen perolehan
total.
h. Persen teruapkan (percent evaporated), yaitu jumlah persen perolehan dengan
persen kehilangan. (Hardjono, 2001)











Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

2. 7 Bilangan Oktan
Bilangan oktan (octane number) yang didefinisikan pada tahun 1927 berdasarkan
pemilihan dua senyawa yang menghasilkan ketukan pada dua nilai eksterm yang
sangat berbeda. Senyawa 2,2,4-trimetilpentana (umumnya disebut isookatana)
murni terbakar sangat halus dan ditetapkan memiliki bilangan oktan 100. Dari
senyawa yang diperiksa pada waktu itu, heptana murni mengakibatkan ketukan
terbanyak dan ditetapkan memiliki bilangan oktana 0. Campuran heptana dan
isooktana menyebabkan jumlah ketukan sedang. Campuran baku dari kedua
senyawa ini menentukan skala untuk mengevaluasi ketukan yang disebabkan oleh
bensin sebenarnya, yang merupakan campuran rumit dari hidrokarbon berantai
lurus dan berantai cabang. J ika sampel bensin dalam mesin uji menghasilkan
jumlah ketukan yang sama dengan campuran 90 % (% volume) 2,2,4-
trimetilpentana dan 10 % heptana maka bensin mempunyai bilanga oktana 90.
Aditif ( zat tambahan) tertentu meningkatkan bilangan oktana bensin.
Senyawa termurah di antaranya ialah tetraetiltimbal, Pb(C
2
H
5
)
4
yaitu senyawa
yang memiliki ikatan sangat lemah di antara atom timbal pusat dan atom karbon
etil. Senyawa ini mudah melepas radikal etil (C
2
H
5
) ke dalam bensin selama
pembakaran ; spesies reaktif ini mempercepat dan menghaluskan proses
pembakaran, mengurangi ketukan dan memberikan kinerja bahan bakar yang
lebih baik. Akan tetapi, timbal yang dilepas ke atmosfer akan menyebabkan
bahaya kesehatan jangka panjang yang serius. Akibatnya, penggunaan timbal
dalam bensin mulai dihapuskan dan aditif berharga murah lainya sedang dicari
untuk meningkatkan bilangan oktana. Proses kimia untuk membuat senyawa
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

berantai cabang dari senyawa berantai lurus memberi penyelesaian lain untuk
masalah ini meskipun hanya sebagian.
(David . W. Oxtoby dan H. P. Gillis, 1999)
Bilangan oktan dihubungkan dengan berat molekul seperti yang ditunjukkan
dalam tabel 2. Bilangan oktana juga dihubungkan dengan struktur, seperti yang
ditunjukkan dalam tabel 3.
Tabel 2: Bilangan oktan yang dihubungkan dengan berat molekul.
Parafin Bilangan oktana
Propana 100
n-Butana 92
n-Pentana 61
n-Hexana 25
n-Heptana 0
n-Oktana -27
n-Nonana -45

Tabel 3 : Bilangan okltan yang dihubungkan dengan struktur senyawanya.
Parafin Bilangan Oktana
n-Heptana 0
2-Metilheksana 45
2,3-Dimetilpentana 93
2,2,3-Trimetilbutana 116

(James English and Harold G. Cassidy, 1949)






Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3. 1 Peralatan
- Setastill Heater
- Gelas Labu pyrex BS-658 100 ml
- Gelas Ukur 100 ml
- Gelas Ukur 10 ml
- Termometer skala 0-400
o
C
- Termometer 100
o
C
- Vapour pressure Temperatur Bath
- Tabung (Bomb) yang dirangkai dengan manometer
- Stop Watch
- Electric viscosimeter
- Viskosimeter ostwald

3. 2 Bahan
- Minyak bumi mentah (crude petroleum)
- Air

3. 3 Prosedur Analisis
a. Pengukuran Viskositas
- Diambil sampel minyak dan dituangkan isi ke gelas ukur kapiler sampai
batas M
1
15 ml
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

- Dimasukkan ke dalam alat eletrik viskosimeter constant yang sudah
dipanaskan pada suhu 100
o
F dan diukur kecepatan alir minyak dari
M
2
M
3
dan dari M
3
M
4

- Dicatat waktunya

b. Pengukuran Tekanan
- Diambil tabung bomb yang sudah dirangkai dengan manometer dengan
ukuran 0 s/d 2 kg/cm
2

- Dimasukkan sampel minyak ketabung bomb tersebut 150 ml
- Kemudian direndam alat tabung bomb yang sudah berisi sampel minyak
kedalam alat Vapour Pressure yang sudah di isi air dengan suhu 100
o
F
(38
o
C).
- Diamati kenaikan tekanan, lalu dicatat.

c. Destilasi Minyak Bumi
- Diambil contoh minyak sebanyak 100 ml. Semuanya dituangkan ke dalam
gelas labu pyrex BS-658 ukuran 100 ml
- Dimasukkan termometer ukuran 0 s.d 400
o
C diujung gelas labu tersebut
- Gelas labu yang sudah berisi contoh minyak tersebut didudukkan di atas
setastill heater hingga posisi tegak lurus.
- Kemudian dihubungkan aliran listrik sebagai pemanas terhadap contoh
minyak tersebut
- Disiapkan gelas ukur ukuran 100 ml untuk menampung tetesan yang akan
tersuling
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

- Diamati tetesan pertama sambil pemanasan (penyulingan) hingga menetes
tertampung di gelas labu ukur tersebut dan catat sebagai IBP (Initial
Boiling Point)
- Untuk selanjutnya setiap tepat pada 5 ml, kenaikan hasil volume
penyulingan selalu diamati dan dicatat sambil diimbagi dengan memutar
handle heat untuk mengatur naiknya temperatur.
- Untuk FBP (Final Boiling Point) adalah dimana temperatur tidak akan
bergerak lagi kepada suhu yang lebih tinggi.
- Kemudian destilasi dihentikan sambil mendinginkan peralatan, dari
temperatur yang paling tinggi (top)
- Kemudian gelas labu pyrex BS-658 yang berisi contoh minyak yang
disuling diangkat dari setastill heater, setelah itu yang tersisa dituangkan
ke dalam gelas ukur ukuran 10 ml, dan dibaca berapa ml yang tersisa,
kemudian dicatat hasilnya sebagai residu.
- Dijumlahkan hasil yang tersuling digelas ukur ukuran 100 ml, dan
ditambah jumlah volumnya terhadap jumlah volum residu, kemudian
selisihnya adalah nilai untuk D. loss.







Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

BAB 4
DATA PENGAMATAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Data Pengamatan
a. Data Pengamatan 1
Tanggal contoh : 15 Januari 2008
Tanggal Terima : 16 Januari 2008
Asal Contoh : Separatotor (SP-V)
Lapangan : Pangkalan Susu
Nomor sumur : PTB-49
Selang :1825,4 1837,4 meter
Viskositas kinematik pada 100
o
F : 0,82
Tekanan Uap pada 100
o
F : 0,37 Kg/cm
2

Tabel 4. 1 Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap kenaikan
Temperatur
IBP = 46
o
C
Volume Hasil Penyulingan
(mL)
Temperatur
(
o
C)
5 59
10 78
15 85
20 90
25 94
30 98
35 100
40 105
45 109
50 114
55 118
60 124
65 130
70 140
75 152
80 171
85 204
90 265
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

95 305
FBP = 320
o
C
Recovery = 95,5 ml
Residu = 2,4 ml
D.Loss = Volum sampel (Volum recovery +Volum residu)
= 100 ml (95,5 ml +2,4 ml)
= 100 ml 97,9 ml
= 2,1 ml
b. Data Pengamatan 2
Tanggal contoh : 27 Januari 2008
Tanggal Terima : 27 Januari 2008
Asal Contoh : Terminal Pangkalan Susu Katapa
Viskositas kinematik pada 100
o
F : 0,93
Tekanan Uap pada 100
o
F : 0,32 Kg/cm
2

Tabel 4. 2 Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap kenaikan
Temperatur
IBP = 40
o
C
Volume Hasil Penyulingan
(mL)
Temperatur
(
o
C)
5 54
10 73
15 80
20 86
25 95
30 103
35 111
40 118
45 128
50 137
55 149
60 164
65 181
70 194
75 221
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

80 254
85 272
FBP = 276
o
C
Recovery = 88,5 ml
Residu = 5,5 ml
D.Loss = Volum sampel (Volum recovery +Volum residu)
= 100 ml (88,5 ml +5,5 ml)
= 100 ml 94 ml
= 6 ml
c. Data Pengamatan 3
Tanggal contoh : 27 Januari 2008
Tanggal Terima : 27 Januari 2008
Asal Contoh : Terminal Pangkalan Susu Arbei
Viskositas kinematik pada 100
o
F : 0,89
Tekanan Uap pada 100
o
F : 0,34 Kg/cm
2

Tabel 4. 3 Destilasi minyak bumi hasil penyulingan terhadap kenaikan
Temperatur
IBP = 42
o
C
Volume Hasil Penyulingan (mL) Temperatur (
o
C)
5 59
10 75
15 84
20 89
25 93
30 100
35 107
40 111
45 117
50 124
55 133
60 144
65 160
70 180
75 204
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

80 238
85 253
90 284
FBP = 295
o
C
Recovery = 90,5 ml
Residu = 4,5 ml
D.Loss = Volum sampel (Volum recovery +Volum residu)
= 100 ml (90,5 ml +4,5 ml)
= 100 ml 95 ml
= 5 ml
4. 2 Perhitungan
a. Untuk Data pengamatan 1
Untuk 100
o
C : 35 %
Untuk 175
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
171 204
171 175

=
80 85
80

Y

Y = 80,6 %
Untuk 200
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
171 204
171 200

=
80 85
80

Y

Y = 84,2 %
Untuk 265
o
C : 90 %
Untuk 300
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y



Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009


:
265 305
265 300

=
90 95
90

Y

Y = 94,3 %
Untuk 320
o
C : 95,5 %

Destilat yang dihasilkan :
Bensin : 84,2 %
Kerosine : 5,8 %
Solar : 5,5 %
Residu : 2,4 %
D.Loss : 2,1 %

b. Untuk Data Pengamatan 2
Untuk 100
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
95 103
95 100

=
25 30
25

Y

Y = 28,1 %

Untuk 175
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
164 181
164 175

=
60 65
60

Y

Y = 63,2 %
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Untuk 200
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
200 221
194 200

=
70 80
70

Y

Y = 71,1 %
Untuk 265
o
C:
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y



:
254 272
254 265

=
80 85
80

Y

Y = 83,05 %
Untuk 300
o
C : -------
Untuk 320
o
C : -------

Destilat yang dihasilkan :
Bensin : 71,1 %
Kerosine : 11,9 %
Solar : 5,5 %
Residu : 5,5 %
D.Loss : 6,0 %

c. Untuk Data Pengamatan 3
Untuk 100
o
C : 30 ml
Untuk 175
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

:
160 180
160 175

=
65 70
65

Y

Y = 68,75 %
Untuk 200
o
C :
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y


:
180 204
180 200

=
70 75
70

Y

Y = 74,2 %
Untuk 265
o
C:
1 2
1
X X
X X

=
1 2
1
Y Y
Y Y



:
253 284
253 265

=
85 90
85

Y

Y = 86,93 %
Untuk 300
o
C : -------
Untuk 320
o
C : -------

Destilat yang dihasilkan :
Bensin : 74,2 %
Kerosine : 12,7 %
Solar : 3,6 %
Residu : 4,5 %
D.Loss : 5,0 %

Keterangan : Acuan untuk pengelompokan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Bensin : Angka (hasil) yang terdapat pada posisi 200
o
C
Kerosine : Angka (hasil) yang terdapat pada posisi 265
o
C Angka (hasil)
Pada posisi 200
o
C.
Solar : Angka (hasil) yang terdapat pada posisi 320
o
C Angka (hasil)
Pada posisi 265
o
C.
Residu : Jumlah destilat yang tidak menguap
D.Loss : Volum sulingan yang hilang

4. 2. 1 Perhitungan Viskositas
a.Untuk Data Pengamatan 1
Diketahui : Waktu alir
M
1
-M
2
=10,8 detik
M
2
-M
3
=14,8 detik
Faktor koreksi : M
1-
M
2
=0,07876
M
2
-M
3
=0,05365
Maka :
=
2
) ( . ).)( ( . ) ( . ).( ( .
4 3 4 3 3 2 3 2
m m k f m m alir wkt m m k f m m alir wkt +

=
2
) 05365 , 0 )( 8 , 14 ( ) 07876 , 0 ).( 8 , 10 ( +

=0,82
b.Untuk Data Pengamatan 2
Diketahui : Waktu alir
M
1
-M
2
=12,1detik
M
2
-M
3
=17,0 detik
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Faktor koreksi : M
1-
M
2
=0,07876
M
2
-M
3
=0,05365
Maka :
=
2
) ( . ).)( ( . ) ( . ).( ( .
4 3 4 3 3 2 3 2
m m k f m m alir wkt m m k f m m alir wkt +

=
2
) 05365 , 0 )( 0 , 17 ( ) 07876 , 0 ).( 1 , 12 ( +

=0,93

c.Untuk Data Pengamatan 3
Diketahui : Waktu alir
M
1
-M
2
=11,6 detik
M
2
-M
3
=16,0 detik
Faktor koreksi : M
1-
M
2
=0,07876
M
2
-M
3
=0,05365
Maka :
=
2
) ( . ).)( ( . ) ( . ).( ( .
4 3 4 3 3 2 3 2
m m k f m m alir wkt m m k f m m alir wkt +

=
2
) 05365 , 0 )( 0 , 16 ( ) 07876 , 0 ).( 6 , 11 ( +

=0,89





Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009




4. 3 Pembahasan
Uji minyak bumi dan produknya dilakukan secara berkala pada suatu
laboratorium dan dimaksudkan untuk menganalisis dan mengetahui mutu atau
kualitas suatu minyak bumi. Uji-uji yang dilakukan dalam menganalisa minyak
bumi antara lain : Specific Gravity (penentuan densitas dan gravitas API), Flash
Point (titik nyala), Fire Point (titik bakar), Pour Point (titik tuang), kinematic
Viscosity (viskositas kinematik), Saybolt Color (penentuan warna), Reid Vapour
Pressure (tekanan uap Reid), Sulfur Content (penentuan kadar sulfur), Water
Content (penentuan kadar air) dan Distillation (destilasi).
Uji minyak bumi tersebut memiliki suatu acuan atau suatu standard
berdasarkan standard Annual Book Of ASTM (American Society For Testing And
Material) untuk produk minyak bumi dan minyak pelumas atau Petroleum Product
and Lubricants, yang memuat secara rinci mengenai prosedur analisis minyak
bumi. Disamping itu prosedur dan alat-alat baku uji minyak bumi dan produknya
dapat juga diperoleh dari Standard Methods of Petroleum and Its Products, suatu
publikasi tahunan dari The institute Of Petroleum.
Parameter dalam mengindikasi kualitas minyak mentah (crude oil) melalui
penyulingan dengan cara memisahkan fraksi-fraksinya yaitu secara Destilasi
Fraksinasi berdasarkan standardisasi ASTM D-86, Viskositas Kinematik untuk
menentukan kekentalan minyak bumi (crude oil) berdasarkan standardisasi ASTM
D-445 dan Tekanan Uap Reid untuk menentukan volatilitas minyak bumi
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

berdasarkan standardisasi ASTM D-232. Penyulingan secara destilasi merupakan
uji yang sangat efisien dan tepat dalam menentukan persentase dari setiap volum
fraksi minyak bumi tersebut, sehingga dengan mudah ditentukan volum destilat
pada titik didih awal ( initial boiling point-IBP) pada suhu tertentu dan juga volum
destilat pada titik didih akhir (final boiling point-FBP) pada suhu tertentu.
Dari data pengamatan 1 diperoleh bahwa recovery atau volum hasil
penyulingan yang tertampung sebanyak 95,5 ml dengan titik didih akhir 320
o
C
sedangkan residu yang tertinggal sebanyak 2,4 ml dan kehilangan destilat
(D.loss) sebanyak 2,1 ml. Kemudian untuk data pengamatan 2 diperoleh recovery
atau volum hasil penyulingan sebanyak 88,5 ml dengan titik didih akhir adalah
276
o
C dan residu yang tertinggal adalah sebanyak 5,5 ml dan kehilangan destilat
(D.loss) sebanyak 6 ml. Untuk data pengamatan 3 diperoleh recovery atau volum
hasil penyulingan sebanyak 90,5 ml dengan titik didih akhir adalah 295
o
C dan
residu yang tertinggal adalah sebanyak 4,5 ml dan kehilangan destilat (D.loss)
sebanyak 5 ml. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan terlihat bahwa
persen fraksi yang leih besar dimiliki oleh fraksi bensin yaitu sebesar 84,2 %
untuk data pengamatan 1, untuk data pengamatan 2 sebesar 71,1 % dan 74,2 %
untuk data pengamatan 3. Hal ini disebabkan karena bensin memiliki berat
molekul terkecil dan titik didih yang terendah yaitu antara 30-200
o
C. Untuk
persen volum fraksi kerosin, pada perhitungan data 1 diperoleh persen volum
fraksi kerosin yaitu sebanyak 5,8 %, untuk perhitungan data pengamatan 2
diperoleh persen volum fraksi kerosin sebesar 11,9 % dan untuk data perhitungan
3 diperoleh persen volum fraksi kerosin sebesar 12,7 %. Persen volum fraksi
kerosin tersebut dihitung dari selisih angka (hasil) pada posisi 265
o
C terhadap
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

angka (hasil) pada posisi 200
o
C. Persen volum fraksi solar untuk data
perhitungan data pengamatan 1 diperoleh persen volum fraksi solar sebesar 5,5 %,
untuk data perhitungan 2 diperoleh sebesar 5,5 % dan untuk data perhitungan 3
diperoleh 3,6 %. Persen volum fraksi solar tersebut dihitung dari selisih angka
(hasil) pada posisi 320
o
C terhadap angka (hasil) pada posisi suhu 265
o
C. Dengan
diperolehnya persen volum fraksi bensin yang cukup besar maka berdasarkan
sertifikasi PT. Pertamina EP. Region Sumatera Field Pangkalan Susu menetapkan
bahwa kualitas dari sampel minyak mentah yang dianalisis sudah mencukupi
standard yang diiginkan.
Viskositas minyak bumi yang diperoleh untuk data pengamatan 1 adalah
0,82 untuk data pengamatan 2 adalah 0,93 dan untuk data pengamatan 3 adalah
0,89. Sedangkan untuk tekanan yang diperoleh untuk data pengamatan 1 adalah
sebesar 0,37 kg/cm
2
, untuk data pengamatan 2 adalah 0,32 kg/cm
2
dan untuk data
pengamatan 3 adalah sebesar 0,34 kg/cm
2
. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas
berbanding terbalik dengan jumlah persen volum fraksi bensin dimana semakin
besar viskositas minyak bumi tersebut maka jumlah persen volum fraksi bensin
tersebut akan semakin kecil dan sebaliknya. Tekanan berbanding lurus dengan
jumlah persen volum fraksi bensin dimana semakin besar tekanan minyak bumi
maka semakin besar pula jumlah persen volum fraksi bensin tersebut.
Dari pembahasan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa besarnya
jumlah persen volum fraksi bensin adalah 84,2 %, 71,1 %, 74,2 % menunjukkan
kualitas minyak mentah (crude oil) cukup baik, dimana analisnya menggunakan
parameter destilasi ASTM D-86 yang merupakan uji yang efisien dan tepat dalam
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi yang prosesnya dilakukan dengan
Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

mengamati temperatur pada titik didih awal (initial boiling point-IBP) sampai
pada titik akhir (final boiling point-FBP).

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
1. Minyak bumi yang diperoleh dari hasil pengilangan langsung dapat dianalisis
dan dilakukan uji-uji seperti uji densitas, uji warna, uji viskositas, uji kadar
belerang, uji kandungan air, uji tekanan uap dan uji kandungan garam. Minyak
bumi tersebut kemudian dipisahkan ke dalam fraksi-fraksinya dengan
melakukan proses destilasi.
2. Dari pembahasan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa besarnya
persen volum fraksi bensin untuk data pengamatan 1, 2 dan 3 adalah sebesar
84,2 %, 71,1 % dan 74,2 %. Hasil tersebut membuktikan bahwa viskositas
berbanding terbalik dengan jumlah persen fraksi bensin dan berbanding lurus
dengan tekanan. Sesuai dengan data pengamatan dimana viskositas untuk data
pengamatan 1, 2 dan 3 adalah 0,82, 0,93 dan 0,89 sedangkan tekanan untuk
data pengamatan 1,2 dan 3 adalah 0,37 kg/cm
2
, 0,32 kg/cm
2
dan 0,34 kg/cm
2
.
Hal ini membuktikan bahwa uji viskositas dan tekanan terlebih dahulu, sangat
akurat dan sesuai dalam menentukan prediksi jumlah persen volum fraksi
bensin besar ataupun kecil. Dengan demikian jumlah persen fraksi volum
bensin tersebut sangat sesuai dengan standard destilasi ASTM (American
Society For Testing And Material) D-86.

Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009




5. 2 Saran
1. Untuk menghasilkan uji minyak bumi yang lebih akurat maka diharapkan
supaya alat untuk melakukan uji tersebut dilengkapi sehingga dihasilkan data-
data analisis yang lebih baik.
2. Dalam melakukan uji viskositas minyak mentah, sangat dibutuhkan ketelitian
dalam mengukur dan melihat waktu viskositas karena waktu tersebut sangat
menentukan besarnya viskositas minyak mentah dan juga akan mempengaruhi
prediksi terhadap jumlah persen volum fraksi bensin.













Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009




DAFTAR PUSTAKA

American Society For Testing And Material. 1982. Petroleum Products And
Lubricants. Part 23. Philadelphia USA : Copyright Annual Book Of ASTM
Standard.

Brown, H. William .1995. Organic Chemistry. USA : Saunders College
Publishing.

English, J ames and Harold G. Cassidy. 1949. Principles Of Organic
Chemistry . New York : Mc-Graw Hill Book Company, Inc.

Hardjono, A. 2001. Teknologi Minyak Bumi. Edisi I. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Oxtoby, W. David dan H. P. Gillis. 1999. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.
Edisi Ke-4. J ilid 2. Jakarta : Erlangga.

Radel, R. Stanley. 1994. Chemistry. Second Edition. New York : West
Publishing Company.

Antoni Bona Foncus Naibaho : Pengaruh Viskositas Dan Tekanan Terhadap J umlah Persen Volum Fraksi
Bensin, 2008.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai