Anda di halaman 1dari 11

KONJUNGTIVITIS GONORE

BAB I PENDAHULUAN Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun terdapat 1 juta penduduk terinfeksi gonore. Pada umumnya diderita oleh laki laki muda usia !" sampai !# tahun dan $anita muda usia 1% sampai 1& tahun. Gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh 'eisser pada tahun 1()&, dan baru diumumkan tahun 1((!, kuman tersebut termasuk dalam group 'eisseria. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar ",(* dan panjang 1,+*, bersifat tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas ,&-. dan tidak tahan /at desinfektan. Gonokok terdiri dari # tipe, yaitu tipe 1 dan ! yang mempunyai 0ili yang bersifat 0irulen, serta tipe , dan # yang tidak mempunyai 0ili yang bersifat non0irulen, 0ili akan melekat pada mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang. Gonore tidak hanya mengenai alat alat genital tetapi juga ekstra genital. Salah satunya adalah konjungti0a yang akan menyebabkan konjungti0itis, penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang menderita ser0isitis gonore atau pada orang de$asa, infeksi terjadi karena penularan pada konjungti0a melalui tangan dan alat alat. 1injauan pustaka ini bertujuan agar dapat mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gambaran klinis, penatalaksanaan, penyulit, pencegahan, dari konjungti0itis gonore.

BAB II PEMBAHASAN
II.1. ANATOMI KONJUNGTIVA
2onjungti0a merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. 3ermacam macam obat mata dapat diserap melalui konjungti0a ini. 2onjungti0a mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. 4usin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. 2onjungti0a terdiri atas tiga bagian, yaitu 5 2onjungti0a tarsal yang menutupi tarsus, konjungti0a tarsal sukar digerakkan dari tarsus. 2onjungti0a bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera di ba$ahnya. 2onjungti0a fornises atau forniks konjungti0a yang merupakan tempat peralihan konjungti0a tarsal dengan konjungti0a bulbi. 2onjungti0a bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan diba$ahnya sehingga bola mata mudah bergerak. 2onjungti0a bulbi superior paling sering mengalami infeksi dan menyebar keba$ahnya . Histologi : Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat, superficial dan basal. 6apisan epitel konjungti0a di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superficial mengandung sel sel goblet bulat atau o0al yang mensekresi mukus. 4ukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Sel sel epitel basal ber$arna lebih pekat daripada sel sel superficial dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen.

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid 7superficial8 dan satu lapisan fibrosa 7profundus8. Lapisan ad noid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinati0um. 6apisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur ! atau , bulan. 9al ini menjelaskan mengapa konjungti0itis inklusi pada neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian menjadi folikuler. Lapisan !i"#osa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. 9al ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungti0a. 6apisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.1, K l n$a# ai# %ata as so#i 7kelenjar 2rause dan $olfring8, yang struktur dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks ba$ah. 2elenjar $olfring terletak ditepi atas tarsus atas. 7Gambar 8

Gambar 1. 2onjungti0a Palpebra

II&'& DE(INISI 2onjungti0is gonore adalah suatu radang konjungti0a akut dan hebat dengan sekret purulen yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae. II&)& ETIOLOGI 2onjungti0is gonore disebabkan oleh kuman 'eisseria gonorrhoeae. II&*& KLASI(IKASI Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 : , hari, disebut oftalmia neonatorum, akibat infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 1" hari atau pada anak anak yang disebut konjungti0itis gonore infantum. 3ila mengenai orang de$asa biasanya disebut konjungti0itis gonoroika adultorum. II&+& PATO(ISIOLOGI 2onjungti0a adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungti0a berdilatasi. Iritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak di konjungti0a ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan. Perjalanan penyakit pada orang de$asa secara umum, terdiri atas , stadium 5 1. Infiltratif !. Supuratif atau purulenta ,. 2on0alesen 7penyembuhan8, hipertrofi papil. 1. Stadium Infiltratif. 3erlangsung , : # hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungti0a bulbi terdapat injeksi konjungti0a yang lembab, kemosis dan menebal, sekret serous, kadang kadang berdarah. 2elenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada orang de$asa selaput konjungti0a lebih bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini adalah gambaran spesifik gonore de$asa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki laki didahului pada mata kanannya, !. Stadium Supurati0a;Purulenta. 3erlangsung ! : , minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang kental

campur darah keluar terus menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungti0a. 2alau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak 7memancar muncrat8, oleh karenanya harus hati hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. ,. Stadium 2on0alesen 7penyembuhan8. 3erlangsung ! : , minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit bengkak, konjungti0a palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungti0a bulbi injeksi konjungti0a masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang. Pada neonatus infeksi konjungti0a terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sehingga pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada orang de$asa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri. Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 1! jam hingga % hari, disertai perdarahan sub konjungti0a dan konjungti0a kemotik. II&,& GAMBARAN KLINIS Pada "a-i dan ana. Gejala subjektif 5 7 8 Gejala objektif 5 Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. 2elopak mata membengkak, sukar dibuka 7gambar 18 dan terdapat pseudomembran pada konjungti0a tarsal. 2onjungti0a bulbi merah, kemotik dan tebal.

Gambar !. 2onjungti0itis gonore pada bayi

Pada o#ang d /asa Gejala subjektif 5 <asa nyeri pada mata. Dapat disertai tanda tanda infeksi umum. 3iasanya terdapat pada satu mata. 6ebih sering terdapat pada laki laki dan biasanya mengenai mata kanan. Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungti0a terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar 7gambar !8. Pada orang de$asa infeksi ini dapat berlangsung berminggu minggu.

Gambar ,. 2onjungti0itis gonore pada bayi

II&0& PEMERIKSAAN PENUNJANG& Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pe$arnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensiti0itas untuk perencanaan pengobatan. *ntuk diagnosis pasti konjungti0itis gonore dilakukan pemeriksaan sekret dengan pe$arnaan metilen biru, diambil dari sekret atau kerokan konjungti0a , yang diulaskan pada gelas objek, dikeringkan dan di$arnai dengan metilen biru 1= selama 1 : ! menit. Setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksa di ba$ah mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler sel epitel dan lekosit, disamping diplokok ekstraseluler yang menandakan bah$a proses sudah berjalan menahun. 4orfologi dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memberikan test maltose 7 8. Sedang meningokok test maltose 7>8. 3ila pada anak didapatkan gonokok 7>8, maka kedua orang tua harus diperiksa. ?ika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.

II&1& PEN2ULIT Penyulit yang didapat adalah tukak kornea marginal terutama di bagian atas, dimulai dengan infiltrat, kemudian pecah menjadi ulkus. 1ukak ini mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok 7en/im proteolitik8. 1ukak kornea marginal dapat terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk diba$ah konjungti0a palpebra yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa didahului kerusakan epitel kornea. *lkus dapat cepat menimbulkan perforasi, edofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi. Pada anak anak sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering terjadi perporasi kornea. Pada orang de$asa tukak yang terjadi sering berbentuk cincin. II&3& PEN4EGAHAN 1. Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual. !. Secara klasik diberikan obat tetes mata Ag'@, 1= Segera sesudah lahir 7harus diperhatikan bah$a konsentrasi Ag'@, tidak melebihi 1=8. ,. .ara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan pemberian kloramfenikol salep mata. #. @perasi caesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi herpes aktif saat melahirkan. %. Antibiotik, diberikan intra0ena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi.

II&56& PENATALAKSANAAN Pengobatan dimulai bila terlihat pada pe$arnaan Gram positif diplokok batang intraseluler dan sangat dicurigai konjungti0itis gonore. Pasien dira$at dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan, pada bayi diberikan %".""" *;kg33 selama ) hari. Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih 7direbus8 atau dengan garam fisiologik setiap A jam, kemudian diberi salep penisillin setiap A jam. Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin 7caranya 5 1".""" : !".""" unit;ml8 setiap 1 menit sampai ," menit. 2emudian salep diberikan setiap % menit selama ," menit., disusul pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama , hari. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan , kali berturut turut negatif. Pada pasien yang resisten terhadap penicillin dapat diberikan cefriaksone 7<ocephin8 atau A/ithromycin 7BithromaC8 dosis tinggi. #,( Efek samping pengobatan 1etes nitrat Argenti yang diberi pada bayi baru lahir untuk mencegah infeksi gonore akan menyebabkan iritasi ringan, tapi akan sembuh dengan sendirinya satu sampai dua hari tanpa meninggalkan kerusakan menetap. Antibiotika topikal dapat menyebabkan reaksi alergi. Antibiotika oral dapat menyebabkan gangguan perut, ruam dan reaksi alergi. ( Pengawasan 3ayi harus dia$asi untuk memastikan infeksi tidak kambuh setelah diterapi. Ibu dari janin dengan konjungti0itis gonore neonatorum harus diuji dan diterapi terhadap penyakit menular seksual bila diperlukan, gejala gejala apapun yang baru ditemukan atau memperburuk keadaan harus dilaporkan kepada dokter. (

DA(TAR PUSTAKA 1. Djuanda, Adhi, 4ochtar, Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ddisi 2etiga. E2*I, ?akarta5 1&&&. ,#, & !. Anonim. Gonorchea. http5;;$$$.afraidtoask.com;std;gonorchea.html. Diakses tanggal !" 4aret !""(. ,. Ilyas, Sidarta. DS4. Ilmu Penyakit Mata, 3alai Penerbit E2*I, ?akarta5 !""1.1!) : 1,". #. Ilyas, Sidarta, 1an/il, 4u/akkir, Salamun, A/har, Bainal. Sari Ilmu Penyakit Mata. 3alai Penerbit E2*I, ?akarta5 !""". ,1 : , %. Foughan, Daniel G, Asbury, 1aylor. <iordan D0a, Paul. Oftalmologi Umum (General Op t almology!. Dd. 1#. Gidya 4edika, ?akarta 5 !""". 1", %. +. Gegman, ?ohn 4D. "eonatal #on$un%ti&itis. http5;;$$$.ncbi.nihgo0;. Diakses tanggal !" 4aret !""(. ). Gijana, 'ana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi 1egal, ?akarta5 1&&,. #! %". (. Anonim. #on$un%ti&itis ("ewborn ' # ild ood!5 http5;;$$$;nlm.nih.gos;medlineplus;ency;article;""1+"+.html. Diakses tanggal !" 4aret !""(.

&. 4ansjoer, Arif. 1riyanti, 2uspuji, Sa0itri, <akhmi, Gardhani, Gahyu Ika. Setio$ulan, Gi$iek. Kapita Selekta Kedokteran. Dd ,, ?ilid #. 4edia Aescupapius E2*I, ?akarta5 1&&&. %1 :! 1". Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. E2*I, ?akarta5 1&&(, #+ : ). 11. Anonim. "eonatal #on$un%ti&itis. http5;;$$$;healtdisco0ery.com;encyclopedias;!)1). Diakses tanggal !" 4aret !""(. 1!. Ilyas, Sidarta. (tlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto, ?akarta5 !""1. !,. 1,. Faughan, Daniel G., Asbury 1aylor, <iordan D0a Paul. Ofthalmologi Umum. Ddisi 1#.?akarta5Gidya 4edika,!""",hal % +.111 1#. Ilyas, 9. Sidarta Prof. dr. Sp4. Ilmu Penyakit Mata. ?akarta5 E2*IH !"",, hal !, 1,#. 1%. Put/, <. I Pabst <. Sobotta. ?ilid 1. Ddisi !1. ?akarta5 DG., !""". hal ,%+.

Anda mungkin juga menyukai