Baru
Baru
Andri Darmawan Dini Rahmawati Lita Nurhidya Puspita King Caesar Mas Pratama Rina Nur Apriyanti Yuda Dwi Laksana
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N Umur : 33 tahun Alamat : Ds. Sukamaju Majalengka Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Medrek : xxxx MRS : 19 Januari 2014 Jam 00.55 Wib
ANAMNESA (Auto+Alloanamnesa), 19/01/2014 Pukul 02.00 Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang : G4P2A1 hamil 9 bulan, keluar darah dari jalan lahir sejak 8jam SMRS, darah banyak sampai membasahi 4 kain, berwarna merah hati tidak disertai gumpalan. Keluhan disertai nyeri perut, mules (+), perut terasa tegang (+), pada saat di IGD ibu masih merasakan gerakan janin. Keluhan pertama kali dialami pasien, sehari sebelum perdarahan pasien terjatuh dikamar mandi dan saat ditemukan oleh keluarga dalam keadaan terlentang. .
Keluarga mengatakan pasien mengalami kejang 1 kali dirumah, lamanya kejang 5 detik dengan bentuk kejang seluruh badan kelojotan, mata melotot, mulut tidak berbusa serta dalam keadaan sadar . Setelah kejang pasien menjadi tidak koperatif dan sulit berkomunikasi. Pasien hanya menjawab dengan sebatas kata atau hanya menggunakan kode kepala.
Sejak usia kehamilan 6 bulan, pasien melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan, dan tekanan darah pasien sedikit tinggi (130/ ...) dan pernah dilakukan pemeriksaan protein urin +1, tetapi tidak melakukan pengobatan. Menurut keluarganya pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi sebelum kehamilan ataupun pada kehamilan sebelumnya. Ibu tidak pernah mengalami gejala pusing, nyeri ulu hati dan penglihatan kabur.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat kejang sejak 8 tahun yang lalu tetapi tidak pernah melakukan pengobatan. Kejang bisa kambuh 2-3 kali dalam 1 bulan. kejang yang terjadi terjadi secara mendadak tanpa adanya penyebab yang jelas1 bulan yang lalu pasien baru berobat ke poli saraf RSUD Majalengka. Keluarga lupa obat kejang yang diberikan dari poli saraf.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang serupa dengan pasien. Riwayat Alergi Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obatobatan Riwayat Pengobatan Pasien tidak rutin meminum obat anti kejang Pasien baru pertama berobat dengan keluhan sekarang Riwayat Habituasi Pasien sehari-hari adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan menghabiskan waktunya dirumah.
Riwayat Obstetri & Ginekologi Menarche : Lupa Menstruasi Siklus + 30 hari, tidak teratur. Banyaknya, sedang (+2x ganti pembalut/hari). Lamanya 7 hari. Sifat darah, encer kadang menggumpal, merah. Kontrasepsi : -
Riwayat kehamilan sekarang HPHT : Lupa TP: Tidak diketahui ANC : Ibu memeriksakan kehamilan sejak usia kehamilan 6 bulan, Ibu menolak mendapatkan suntikan TT di bidan. Ibu mendapatkan multivitamin.
Riwayat Kehamilan
No Tempat Hasil kehamila n
aterm
JK
BB
H/ M
H
Rumah
paraji
1997
Tidak ada
2,8
Rumah
aterm
paraji
1999
Tidak ada
2,7
Rumah
abortus
paraji
2010
epilepsi
--
--
--
Sekaran g
epilepsi
PEMERIKSAAN FISIK Vital Sign Keadaan Umum Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu
Status Generalis Mata : CA +/+, Si -/Jantung : BJ murni reguler Paru : Sonor, VBS ki = ka Abdomen : keras seperti papan, nyeri tekan Terlampir di status obstetri Ekstrimitas: Edema +/+, Varices -/-, CRT <3dtk, akral hangat
: 29 cm : i. sulit dinilai (perut tegang) ii. sulit dinilai (perut tegang) iii. sulit dinilai (perut tegang) iv. sulit dinilai(perut tegang) : (-) di VK pukul 01.30 : (+) :2635 gr (Jonson Tusack)
Pemeriksaan Dalam dilakukan di VK Inspekulo : Tidak dilakukan vulva/vagina : t.a.k, tidak telihat perdarahan aktif Portio : Tebal lunak Pembukaan : 2-3 cm Ketuban : (-) Penurunan : Station -5 (Hodge 1) Persentasi : Teraba bagian kecil Promontorium : Tidak teraba Spina Ischiadica : Tidak menonjol Arcus Pubis : >90 Handscoon : Darah (+), Lendir (-), sitosol (+) Kesan : Panggul normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (19-01-2014) Hb : 8,7 gr% Lekosit : 13.500mm3 Ht : 25,7 % Trombosit : 326.000/mm3 Gol darah :A Proteinuria : +1
DIAGNOSA G4P2A1 Parturien aterm kala I fase laten dengan HAP susp Solusio Plasenta+ susp.Letak Lintang+PER anemia+Epilepsi + IUFD TINDAKAN/PENGOBATAN Lapor Konsulen (dr. Rika Kartika, Sp.OG) pukul 02.10 Advis : - Siapkan darah WB 2 Labu - IVFD RL - Amniotomi observasi 6jam bila belum lahir SC
FOLLOW UP RUANGAN DI VK
Tanggal/ Jam 19/01/14 03.15 CATATAN INSTRUKSI S pasien kejang >5x, 5 detik, kejang seluruh Co.dr Rika Sp.OG badan kelojotan, mata melotot, mulut tidak -O2 2-3 liter berbusa serta dalam keadaan sadar (bentuk -MgSO4 Loading+Maintenance general parsial) O KU : apatis T : 140/100 mmHg N: 121 x/mnt Mata : CA +/+ Abdomen : Tegang R S : 22 x/mnt : Afebris Co. Dr. Awaludin Sp.S -Fenitoin 3 amp dalam 100cc/ 20 menit Setelah loading MgSO4
CATATAN
INSTRUKSI
S tangan kanan bayi menumbung, ibu tidak dr.Rika Sp.OG datang ke VK pukul 04.30 koperatif (gelisah+mengamuk) O KU : CM (gelisah) T : 160/100 mmHg N: 117 x/mnt R : 22 x/mnt Dicoba partus pervaginam embriotomi
direncanakan
S : Afebris
Abdomen : Tegang
Ekstremitas edem +/+ DC hematuri 60cc Status Obstetri Leopold sulit dinilai BJA (-) PD : lengkap, tampak tangan kanan bayi menumbung
Tanggal/ CATATAN Jam 19/01/14 05.00 Pasien dibawa ke OK O KU : CM (gelisah) T : 160/100 mmHg R : 22 x/mnt Jawaban Konsul Anestesi dr. Taufik Sp.An acc sc INSTRUKSI
N: 119 x/mnt
Mata : CA +/+
S : Afebris
Abdomen : Tegang Ekstremitas edem +/+ Dc hematuri 70cc Status Obstetri Leopold sulit dinilai BJA (-) v/v tampak tangan kanan bayi
menumbung
DIAGNOSA Diagnosa Prabedah : G4P2A1 Parturient 35-36 minggu kala II +Letak Lintang+ Epilepsi+Impending Ruptur Uteri+Anemia+ PEB + HAP ec solusio plasenta+ IUFD Diagnosa Pasca bedah :P3A1 partus prematurus dengan SC ec Letak Lintang+ Epilepsi+Impending Ruptur Uteri+Anemia+ PEB + HAP ec solusio plasenta+ IUFD
LAPORAN OPERASI
SC dimulai pukul 06.00 (19-01-14) Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya. Dilakukan insisi mediana inferior + 10 cm. Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat konkaf di perlebar ke kanan dan kiri ke arah ligamentum rotundum. Kandung kencing disisihkan ke bawah. Tampak SBR terlihat rapuh (tipis) disayat melintang, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong lalu diperlebar ke kanan dan ke kiri secara tumpul.
Jam 06.15 Lahir bayi mati o Tampak biru BB : 1810 gr, PB: 38 cm, A/S 0 Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular uteri. Kontraksi uterus lemah Jam 06.17 Lahir plasenta 400gr ukuran 18x18x2 cm Luka operasi di jahit secara jelujur interlocking, lapisan kedua secara jelujur kontinyu. Perdarahan dirawat, setelah yakin tidak ada perdarahan dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan Nylon No. 1.0 Kulit dijahit secara subkutikuler. Perdarahan selama operasi + 500 cc Diuresis selama operasi + 100 cc
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal/
CATATAN Jam 19/01/14 06.45 Post Operasi di Ruang Resusitasi S Kejang (-) O KU : Somnolen Dr. Rika Sp.OG Observasi vital sign Observasi kontraksi uterus dan INSTRUKSI
T : 135/90 mmHg
N: 102 x/mnt Mata : CA +/+ Status Obstetri
: 22 x/mnt
-
perdarahan
Infus RL+Oksitoksin 20 IU
S : Afebris
TFU stinggi pusat, kontraksi baik Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-)
Tanggal/ CATATAN Jam 19/01/14 11.00 Post Operasi di ICU S Kejang (-) O KU : CM (tapi ibu tidak koperatif) T : 140/100 mmHg R : 22 x/mnt - Lanjutkan INSTRUKSI
N: 100 x/mnt
Mata : CA -/Status Obstetri -
S : Afebris
14.00
CATATAN
INSTRUKSI
Pindah ke Nifas (10.45) Post OP POD - Terapi lanjutkan II S Kejang (-), nyeri luka post op, mengeluh perut kembung, O KU : CM T : 120/80 mm HR: 20 x/mnt - Alinamin 2x1 ampul
N: 98 x/mnt
Mata : CA -/Status Obstetri -
S : Afebris
TFU 2jari dibawah pusat, kontraksi baik, Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-)
Tanggal/
Jam 22/01/14 10.00
CATATAN POD III S Kejang (-), nyeri luka post op O KU : CM T : 97/70 mmHg N: 98 x/mnt Mata : CA -/Status Obstetri TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, Luka operasi tertutup verban Perdarahan (-), perdarahan jalan lahir (-) R
INSTRUKSI : 21 x/mnt Acc pulang Cefadroxi 2x1 tab Asmef 3x1 tab Phenitoin 3x1 cap Perawatan luka di fasilitas kesehatan terdekat
S : Afebris
PENDAHULUAN
Kematian ibu di dunia menurut WHO 500.000 jiwa / tahun kematian bayi khususnya neonatus 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi di negara berkembang sebesar 99% perdrahan antepartum seperti solusio plasenta. penelitian di RSUD. DR. M. Djamil Padang dalam periode 2002-2004 dilaporkan terjadi 19 kasus solusio plasenta dalam 4867 persalinan
Kehamilan pada wanita penyandang epilepsi dianggap kehamilan resiko tinggi 25%-33,3% serangan epilepsi akan meningkat selama hamil
Definisi
Epilepsi kumpulan gejala dan tanda klinis, ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermitten. Terjadi akibat pelepasan muatan listrik abnormal dan berlebihan dineuron neuron secara paroksismal.
Diagnosis
Minimal terdapat 2 kali kejang dalam kurun waktu 24 jam. Satu kejang yang tidak diprovokasi Terdapat dua episode kejang yang diprovokasi dengan reflek epilepsi Pada kasus ini Pasien memiliki riwayat kejang sejak 8 tahun yang lalu.kejang dapat terjadi 23x/ 1 bulan. Kejang yang dialami pasien terjadi tiba-tiba tanpa ada penyebabnya
Etiologi
70% kasus epilepsi epilepsi idopatik 30% kasus epilepsi epilepsi simptomatik (trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak,toksik dan metabolik) Serangan epilepasi meningkat hormon estrogen, hormon tiroid Serangan epilepasi menurun hormon progesteron, ACTH, kortikosteroid dan testosteron
Klasifikasi
International League Against Epilepsy (ILAE) menetapkan klasifikasi epilepsi berdasarkan jenis bangkitan (tipe seranganepilepsi): 1. Serangan parsial a. Serangan parsial sederhana (kesadaran baik) Dengan gejala motorik Dengan gejala sensorik Dengan gejala otonom Dengan gejala psikis
a. Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu) Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran Gangguan kesadaran saat awal serangan b. Serangan umum sederhana Parsial sederhana menjadi tonik-klonik Parsial kompleks menjadi tonik-klonik Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik-klonik
2. Serangan umum
Absans (Lena) Mioklonik Klonik Tonik Atonik (Astatik) Tonik-klonik
3. Serangan yang tidak terklasifikasi (sehubungan dengan data yang kurang lengkap).
Pada kasus ini bentuk kejang yang terjadi berupa kejang umum tonik klonik berlangsung <5dtk dan setelah dikonsultasikan ke spesialis saraf didiagnosis epilepsi grand mal.
Pada kasus ini meningkatnya frekwensi serangan kejang (>5x dalam sehari) pada trimester III ( 35 36 minggu ) disebabkan oleh perubahan hormonal ( kadar estrogen dan progesteron dalam plasma darah yang meningkat dan mencapai puncak nya pada kehamilan akhir )
kelahiran) Stillbirth Perinatanal Kematian neonatal Kematian postnatal 5,3 31,8* 29,3* 5,3 7,8 14,6 8,0 3,4
Pengaruh epilepsi dan obat anti epilepsi terhadap janin Kematian pada janin serangan ibu hamil mengalami kecelakaan (terjatuh, luka bakar dan tenggelam) dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban, perdarahan antepartum, persalinan prematur, infeksi. Kejang umum tonik klonik 1x DJJ lambat (transient fetal bradycardia selama 20 menit), Kejang berulang dan berlangsung lama komplikasi DJJ lebih berat mengganggu sirkulasi sistemik janin hipoksia.
pada kasus ini terjadi perdarahan pervaginam pada trimester III(usia 35-36 minggu), preeklamsi dan IUFD. Perdarahan pervaginam yang terjadi disertai rasa nyeri dan rasa tegang pada perut. Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal diatas 22 minggu atau sebelum lahirnya anak
Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta pada kasus ini yaitu adanya faktor paritas ibu (ibu hamil ke -4), faktor usia ibu (33 tahun), serta trauma langsung berupa terjatuh di kamar mandi disebabkan oleh serangan epilepsi sehingga terlepasnya plasenta yang menimbulkan hipoksia pada janin lalu mengakibatkan kematian janin.
Pada pemeriksaan leopold sulit dinilai dan perut terasa tegang diakibatkan perdarahan yang berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang tidak dapat berkontraksi untuk menghentikan perdarahan tersebut. Dinding uterus teraba tegang dan nyeri tekan sehingga bagianbagian janin sulit diraba. Darah yang keluar pada kasus ini juga berwarna merah hati merupakan Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan akan kemungkinan solusio plasenta ringan ialah perdarahan per vagina yang berwarna kehitaman.
Tatalaksana Kasus
Pada kasus ini ibu mengalami epilepsi dengan perdarahan antepartum dan kehamilan letak lintang serta bayi yang IUFD. Dilakukan amniotomi pada saat pembukaaan 3-4 cm dan ketuban (+) bertujuan untuk mengurangi regangan dinding rahim dengan demikian diharapkan dapat mempercepat persalinan sekurang-kurangnya 6 jam.
Namun 2 jam kemudian tangan bayi menumbung sesuai dengan teori letak lintang bahwa pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul dan salah satu tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina dan melewati vulva.
tidak lama kemudian kemajuan bagian depan terhenti. Rahim menambah kekuatan kontraksi untuk mengatasi rintangan dan berangsur terjadilah lingkaran retraksi yang patologis. Jika keadaan ini dibiarkan, terjadilah rupture uteri atau his menjadi lemah karena otot rahim kecapean
Pada kasus ini sudah terdapat tanda impending rupture uteri diduga dari adanya hematuri. Maka pada kasus ini segera dilakukan tindakan operatif sectio caesaria setelah sebelumnya gagal direncanakan embriotomi.
TERMA KASIH