Anda di halaman 1dari 2

INFLAMMATORY BOWEL DISEASE (IBD) Definisi IBD : menjelaskan 2 jenis kelainan idiopatik yang berkaitan dengan inflamasi saluran

pencernaan yaitu Penyakit Crohn & Kolitis Ulserativa. Penyakit Crohn (CD) : inflamasi yang dapat meluas keseluruh lapisan dinding saluran pencernaan Kolitis Ulserativa (UC): inflamasi pada lapisan mukosa rektum dan kolon. Penyebab IBD Sampai saat ini penyebab masih belum jelas. Diduga disebabkan : pengaruh genetik, pengaruh lingkungan, dan faktor imunologis. Faktor pencetus : infeksi, toksin dapat memicu proses inflamasi dan akan menyebabkan gangguan respon kekebalan saluran pencernaan. Faktor yang memungkinkan terjadinya IBD adalah: A. Faktor Genetik : pada penelitian 25% penderita IBD memiliki riwayat keluarga dengan IBD. B. Faktor Lingkungan : Beberapa kuman diduga sebagai penyebab IBD tetapi, belum terbukti ada hubungan. Faktor lingkungan yang diduga pencetus : stres psikososial, faktor makanan, seperti pajanan susu sapi atau food additives, asupan serat kurang dan zat toksin lingkungan. C. Faktor Imunologi : Kelainan respon kekebalan diduga berperan dalam mekanisme panyakit IBD. Setelah terpapar kuman, sistem kekebalan akan mengalami kelainan yang mengakibatkan proses inflamasi. Sel T helper/CD4+ mempunyai peran penting dalam kelainan regulasi sistem kekebalan pada IBD. Sel Th1 menghasilkan interleukin (IL)-2, interferon (INF)-g, dan tumor necrosis factor (TNF)-a merangsang reaksi hipersensitifitas tipe lambat. Gejala Klinis Pada anak, gejala klinis : nyeri perut & diare, perdarahan rektum, massa abdomen dan kelainan perianal. Penyakit Crohn, gejalanya : diare, nyeri perut (sering dirasakan setelah makan), kram periumbilikal, demam, dan penurunan berat badan. Gambaran ekstraintestinal adalah kelainan perianal, stomatitis, eritema nodusum, eritema sendi besar, uveitis, dan jari tabuh serta gagal tumbuh. Kolitis Ulserativa gejalanya : diare, perdarahan rektum, nyeri perut, tenesmus ani dan tinja berdarah, berat badan turun, atau hipoalbuminemia. Gejala ekstraintestinal seperti radang sendi besar, lesi kulit pioderma gangrenosum atau eritema nodusum (lebih sering pada Penyakit Crohn) dan gagal tumbuh.

Pemeriksaan Tambahan 1. Pemeriksaan Laboratorium : Sampai saat ini belum ada yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium dapat membantu dalam menilai keberhasilan pengobatan, petanda inflamasi, petanda gejala klinis ekstraintestinal dan status nutrisi. Pemeriksaan feses rutin dan biakan mikroorganisme feses untuk mengeluarkan penyebab penyakit infeksi 2. Pemeriksaan Radiologi abdomen posisi tegak dan terlentang untuk melihat pelebaran kolon untuk mengeluarkan beberapa penyebab seperti ileus, obstruksi. 3. Pemeriksaan Endoskopi : Kolonoskopi secara visual langsung mukosa dengan biopsi mukosa pada kolon dan ileum terminal merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik. Penatalaksanaan A. Terapi Medikamentosa Medikamentosa yang digunakan adalah: 1. Aminosalisilat (ASA) contoh : Sulfasalasin, Mesalamin, Olsalazin 2. Kortikosteroid, contoh : Prednison, Metilprednisolon, Budesonide 3. Imunomodulator contoh Azathioprine, 6-Mercatopurin 4. Anti-tumor necrosis factor 5. Antibiotika contoh Metronidazole, B.Terapi Bedah Tambahan : Inflamasi / radang : Respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu Tujuan inflamasi : Usaha tubuh untuk menonaktifkan atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur penyembuhan Tanda inflamasi : Rubor (merah), Calor (Panas), Tumor (Oedema), Dolor (nyeri), Gangguan Fungsi Rubor, Calor : terjadi karena peningkatan diameter dan meningkatnya aliran darah (vasodilatasi) akibat rangsang dari NO(Nitric Oxide) yang dihasilkan oleh sel endotel dan Histamin,Serotonin dan Prostaglandin yang dihasilkan oleh Sel Mast karena ada stimulus seperti infeksi, trauma, reaksi imun, benda asing. Tumor : terjadi karena tekanan hidrostatik dipembuluh darah meningkat sehingga terjadi perpindahan cairan ke ruang interstitial yang diakibatkan oleh proses vasodilatasi Dolor : karena ada faktor kimia yang mengaktifkan saraf sensoris dan akibat dari tekana atau bengkak

Anda mungkin juga menyukai