Anda di halaman 1dari 17

Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia

Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. erlebih kala itu dikaitkan dengan target !illenium "evelopment #oals $!"#s% &'(), yakni menurunkan angka kematian ibu $AKI% menjadi ('& per (''.''' kelahiran hidup, dan angka kematian bayi $AKB% menjadi &* per (''.''' kelahiran hidup yang harus dicapai. +aktu yang tersisa hanya tinggal tiga tahun ini, tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa. !enurut hasil ,urvei Kesehatan -umah angga $,K- % tahun &''(, penyebab langsung kematian ibu hampir .' persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. ,ementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya /aktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk $termasuk terlambat mengenali tanda bahaya%, terlambat sampai di /asilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan. ,edangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal $&0 hari pertama kehidupan%. 1enyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas, as/iksia $kegagalan bernapas spontan% dan in/eksi. Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak $Buku KIA% dan 1rogram 1erencanaan 1ersalinan dan 1encegahan Komplikasi $12K%, serta penyediaan /asilitas kesehatan 1elayanan 3bstetri 4eonatal 5mergensi "asar $1345"% di 1uskesmas pera6atan dan 1elayanan 3bstetri 4eonatal 5mergensi Komprehensi/ $1345K% di rumah sakit. Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program 7ampersal $7aminan 1ersalinan% yang digulirkan sejak &'((. 1rogram 7ampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan ni/as serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan 7ampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. !elalui program ini, pada tahun &'(& 1emerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar &,) juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di /asilitas kesehatan. 1rogram yang punya slogan Ibu ,elamat, Bayi Lahir ,ehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Lalu bagaimana dengan kecenderungan angka kematian ibu sejauh ini, terutama setelah berbagai upaya dilakukan8 Kalau mengacu pada hasil ,urvey "asar Kesehatan Indonesia $,"KI% yang dilakukan selama kurun 6aktu (..2&''9, AKI memang terus menunjukkan tren menurun. :asil ,"KI &''9 menunjukkan AKI sebesar &&0 per (''.'''. 4amun, melihat tren penurunan AKI yang berlangsung lambat, dikha6atirkan sasaran !"# )a tidak akan tecapai. "emikian juga dengan sasaran !"# 2, perlu upaya lebih keras agar penurunan AKI dan AKB melebihi tren yang ada sekarang. idak bisa lagi upaya itu dilakukan secara business as usual. Upaya-upaya inovasi yang memiliki daya ungkit yang tinggi harus segera dikedepankan.

Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah "apat dikatakan bah6a semua 1emerintah "aerah 1rovinsi memiliki komitmen untuk mendukung pencapaian !illineum "evelopmen #oals termasuk percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi baru lahir dengan menyusun -encana Aksi "aerah disamping terobosan lainnya. Berikut beberapa contoh komitmen yang ada; 1rovinsi 4usa enggara Barat telah mencanangkan 1rogram AKI43 $Angka Kematian Ibu dan Bayi 4ol% dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KIA hingga ke tingkat desa. 1rovinsi 4usa enggara imur dengan 1rogram -evolusi KIA dengan tekad mendorong semua persalinan berlangsung di /asilitas kesehatan yang memadai $puskesmas%. 1emda "I <ogyakarta berkomitment meningkatkan kualitas pelayanan dan penguatan sistem rujukan, serta penggerakan semua lintas sektor dalam percepatan pencapaian target !"#s oleh 1emda 1rovinsi ,umatera Barat. 1emerintah daerah, baik itu di tingkat 1rovinsi maupun Kabupaten=Kota juga diharapkan memiliki komitmen untuk terus memperkuat sistem kesehatan. 1emerintah provinsi diharapkan menganggarkan dana yang cukup besar untuk mendukung peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 1elayanan kesehatan dasar yang diberikan melalui 1uskesmas hendaknya hendaknya diimbangi dengan ketersediaan -, -ujukan -egional dan -, -ujukan 1rovinsi yang terjangkau dan berkualitas. "ukungan pemerintah provinsi diharapkan juga diimbangi dengan dukungan pemerintah kabupaten=kota dalam implementasi upaya penurunan kematian ibu dan bayi. Antara lain melalui penguatan ,"!, ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan, anggaran, dan penerapan tata kelola yang baik $good governance% di tingkat kabupaten=kota. Keberhasilan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat. 1erbaikan in/rastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta pendidikan dan pemberdayaan masyarakat utamanya terkait kesehatan ibu dan anak yang menjadi tanggung ja6ab sektor lain memiliki peran sangat besar. "emikian pula keterlibatan masyarakat madani, lembaga s6adaya masyarakat dalam pemberdayaan dan menggerakkan masyarakat sebagai pengguna serta organisasi pro/esi sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Dukungan masyarakat madani "i lain pihak dukungan organisasi pro/esi tidak kalah pentingnya melalui deklarasi yang mereka canangkan pada tahun &''., organisasi pro/esi ini adalah Ikatan "okter Indonesia $I"I%, Ikatan "okter Anak Indonesia $I"AI%, 1erkumpulan 3bstetri #inekologi Indonesia $13#I%, Ikatan Bidan Indonesia $IBI%, 1ersatuan 1era6at 4asional Indonesia $114I%, Ikatan Ahli Kesehatan !asyarakat Indonesia $IAK!I%, dan 1erkumpulan 1erinatologi Indonesia $15-I4A,IA%. 3rganisasi pro/esi berkomitmen meningkatkan pro/esionalisme anggotanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi ibu dan anak. 1ada tahun yang sama sekumpulan L,! dan organisasi masyarakat madani bergabung dalam #erakan Kesehatan Ibu dan Anak juga mendukung pencapaian !"#s &'() melalui advokasi dan pemberdayaan masyarakat. 1emerintah juga menjalin kerja sama dengan berbagai >akultas Kedokteran dan >akultas Kesehatan !asyarakat 4egeri pada 4ovember &'(( menandatangani deklarasi ,emarang agar dengan pendekatan ri "arma 1erguruan inggi? pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, perguruan tinggi dapat memberikan sumbangsihnya dalam pengembangan, implementasi dan monitoring serta evaluasi dari setiap kebijakan kesehatan, khususnya dalam pencapaian !"#s di tingkat nasional dan di tingkat daerah. Dukungan development partners

Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. erlebih kala itu dikaitkan dengan target !illenium "evelopment #oals $!"#s% &'() 6aktu yang tersisa hanya tinggal tiga tahun ini, sehingga diperlukan upaya-upaya yang luar biasa. 1emerintah pusat dan daerah serta developmen partner berupaya mengembangkan upaya inovati/ yang memiliki daya ungkit tinggi dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir. >okus pada penyebab utama kematian, pada daerah prioritas baik daerah yang memiliki kasus kematian tinggi pada ibu dan bayi baru lahir serta pada daerah yang sulit akses pelayanan tidak berarti melupakan lainnya. Upaya inovati/ tersebut antara lain; penggunaan technologi terkini pada trans/er o/ kno6ledge maupun pendampingan dalam memberi pelayanan serta pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan @,!,A, metode pendampingan pada capasity building (baik dalam hal management program maupun peningkatan kualitas pelayanan, serta memberi ke6enangan lebih pada tenaga kesehatan yang sudah terlatih pada daerah dengan kriteria khusus dimana ketidaktersediaan tenaga kesehatan yang berkompeten. 1emerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan masyarakat internasional dengan prinsip kerja sama kemitraan, untuk mendukung upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Kerja sama dengan berbagai development partners dalam bidang kesehatan ibu dan anak telah berlangsung lama, beberapa kemitraan tersebut adalah ? (. AI1 !4: $Australia Indonesia 1artnership /or !aternal and 4eonatal :ealth%, bekerja sama dengan 1emerintah Australia di (2 Kabupaten di 1rovinsi 4 sejak &''0, bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui -evolusi Kesehatan Ibu dan Anak. 1rogram ini bergerak dalam bidang pemberdayaan perempuan dan masyarakat, penigkatan kualitas pelayanan KIA di tingkat puskesmas dan -, serta peningkatan tata kelola di tingkat kabupaten. 1engalaman menarik dari program ini adalah pengalaman kemitraan antara -, besar dan maju dengan -, kabupaten di 4 yaitu kegiatan sister hospital. #ABI $#lobal Alliance /or Baccine C ImmuniDation% bekerja beberapa kabupaten di ) provinsi $Banten, 7abar, ,ulsel, 1apua Barat dan 1apua%, bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi dan KIA melalui berbagai kegiatan peningkatan partisipasi kader dan masyarakat, memperkuat manajemen puskesmas dan kabupaten=kota. !E:I1 $!aternal C Ehild Integrated 1rogram% bekerjasama dengan U,AI" di * kabupaten $Bireuen, Aceh, ,erang-Banten dan Kab.Kutai imur- Kalimantan imur% 1engembangan buku KIA oleh 7IEA 6alaupun kerjasama project telah berakhir namun buku KIA telah diterapan di seluruh Indonesia. U4IE5> melalui beberapa kabupaten di 6ilayah kerjanya seperti AE5:, 7a6a engah, !aluku, !aluku Utara, 4usa enggara imur $kerjasama dengan Ehild >und% serta 1apua meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak dan peningkatan kualitas pelayanan anak melalui manajemen terpadu balita sakit $! B,%. idak terkecuali +:3 mem/asilitasi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak baik dalam dukungan penyusunan standar pelayanan maupun capasity building.

&.

*.

2.

).

F.

1ada tahun &'(& Kementerian Kesehatan -I meluncurkan program 5!A, $5Gpanding !aternal and 4eonatal ,urvival, bekerja sama dengan U,AI" dengan kurun 6aktu &'(& H &'(F, yang diluncurkan &F 7anuari &'(& sebagai salah satu bentuk kerjasama 1emerintah Indonesia dengan U,AI" dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir di F provinsi terpilih yaitu ,umatera Utara, ,ula6esi ,elatan, 7a6a Barat, Banten, 7a6a

engah dan 7a6a imur yang menyumbangkan kurang lebih )' persen dari kematian ibu dan bayi di Indonesia. "alam program ini Kementerian Kesehatan -I bekerjasama dengan 7:1I5#3, serta mitra-mitra lainnya seperti ,ave the Ehildren, -esearch riangle Internasional, !uhammadiyah dan -umah ,akit Budi Kemuliaan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis $clinical governance% diterapkan di -, dan 1uskesmas. Upaya lain dalam program 5!A, ini dengan memperkuat sistem rujukan yang e/isien dan e/ekti/ mulai dari /asilitas pelayanan kesehatan dasar di 1uskesmas sampai ke -, rujukan di tingkat kabupaten=kota. !asyarakat pun dilibatkan dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas /asilitas kesehatan ini. Untuk itu, program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari masyarakat ke pemerintah daerah menggunakan teknologi in/ormasi seperti media sosial dan ,!, gate6ay, dan memperkuat /orum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan yang lebih e/ekti/ dan e/isien melalui maklumat pelayanan $service charter% dan EitiDen -eport Eard. ekad dan tujuan Kementerian Kesehatan untuk mencapai !asyarakat ,ehat yang !andiri dan Berkeadilan dapat diraih dengan dukungan berbagai pihak, demi kesejahteraan masyarakat umumnya dan kesehatan ibu dan anak khususnya. ak ada harapan yang tak dapat diraih dengan karya nyata melalui kerja keras dan kerja cerdas. Sumber: DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK http://www.kesehatananak.depkes.g .!d/

FENOMENA ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK DI INDONESIA


AKIA INDONESIA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kelahiran dan kematian Ibu dan Anak di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia tenggara, menurut data dari Badan Pusat Stastik Indonesia seperti dikutip pusat data departemen kesehatan RI, 200 dari data statistik mengenai angka kelahiran kasar !"BR# di Indonesia menurut pro$insi yang dapat saya simpulkan adalah bah%a dari tahun 200& ' 20(( seluruh Indonesia dalam penghitungan kasarnya mengalami penurunan dalam kelahiran anak sekitar 0,)*. +alaupun begitu angka kelahiran di Indonesia masih terbilang ,ukup tinggi !200& ' 20(( - ( ,., ( ,/, ( ,(, (.,., (.,0# di dunia. Berbeda dengan perhitungan "BR yang menurun, angka kematian pada ibu dan anak di Indonesia memang mengalami penurunan tetapi tidak signi1ikan. Berdasarkan hasil Sur$ei 2esehatan Rumah 3angga !S2R3# tahun ( 2 mengenai angka kematian maternal !2ematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases !I"4 ' (0# adalah kematian %anita yang ter5adi pada saat kehamilan atau dalam /2 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh ke,elakaan atau kebetulan6(7# di Indonesia /20 per (00.000 2elahiran 8idup !28# dan menurun men5adi )&) per (00.000 28 pada S2R3 tahun ( 0. Sedangkan pada S2R3 yang dilakukan pada tahun 200(, angka kematian maternal kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar ) 9 per (00.000 28 dan dari S42I 2002 : 200) angka kematian maternal men5adi sebesar )0& per (00.000 28. 8al ini menun5ukkan bah%a angka kematian maternal di Indonesia ,enderung stagnan. Angka kematian maternal di Indonesia bila dibandingkan dengan angka kematian maternal di seluruh dunia tampak hampir sama dan akan tampak 5auh berbeda bila dibandingkan dengan negara ' negara ma5u atau bahkan dengan negara;negara di Asia 3enggara.627 Angka kematian bayi di Indonesia 5uga telah mengalami kema5uan yang signi1ikan dalam upaya penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada ( 90, Angka 2ematian Bayi !A2B# Indonesia adalah (2. per (.000 kelahiran hidup. Angka ini turun men5adi 9. per (.000 kelahiran hidup pada ( . , 0& pada ( 2 dan /9 pada ( 0 Pada dekade ( 0;an, rata; rata penurunan lima persen per tahun, sedikit lebih tinggi daripada dekade ( .0;an sebesar empat persen per tahun. +alaupun pen,apaian telah begitu menggembirakan, tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi 5ika dibandingkan dengan negara;negara anggota AS<A=, yaitu /,9 kali lebih tinggi dari Malaysia, (,) kali lebih tinggi dari >ilipina, dan (,. kali lebih tinggi dari 3hailand.6)7

PEMBAHASAN A. Angka 2elahiran 2asar: "rude Birth Rate !"BR# di Indonesia


Angka kelahiran kasar !"BR# adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap kelahiran hidup (000 penduduk. "BR di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 200&;20(( mengalami penurunan di semua pro$insi. Penurunan angka kelahiran kasar itu berkisar sekitar 0,) ' 0,&. +alaupun mengalami penurunan per tahunnya angka kelahiran kasar di Indonesia masih tinggi di Asia 3enggara. B. 3otal >ertility Rate

8asil perkiraan tingkat 1ertilitas !metode anak kandung# seperti dikutip dari makalah Sri Rahayu Sanusi, S2M, Mkesmenun5ukan bah%a penurunan tingkat 1ertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan ke,epatan yang bertambah seperti nampak pada tabel di ba%ah ini Periode !tahun# ( 9& ;( &0 ( &( ;( &0 ( &9 ;( & ( .0 ;( ./ ( .& ;( 0 3>R * 0,900 0,200 /,9.0 /,000 ),222
96/7

Penurunan:tahun (,& 2,) 2,. ), 2,(

Sumber- BPS ?a%a 3imur (

". Angka 2ematian Maternal Ibu di Indonesia 2ematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases !I"4 ' (0# seperti dikutip dari tesis Arulita Ika >ibriana adalah kematian %anita yang ter5adi pada saat kehamilan atau dalam /2 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh ke,elakaan atau kebetulan. Berdasarkan hasil Sur$ei 2esehatan Rumah 3angga !S2R3# tahun ( 2 angka kematian

ibu !A2I# di Indonesia /20 per (00.000 2elahiran 8idup !28# dan menurun men5adi )&) per (00.000 28 pada S2R3 tahun ( 0. Sedangkan pada S2R3 yang dilakukan pada tahun 200(, angka kematian maternal kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar ) 9 per (00.000 28 dan dari

S42I 2002 : 200) angka kematian maternal men5adi sebesar )0& per (00.000 28. 8al ini menun5ukkan bah%a angka kematian maternal di Indonesia ,enderung stagnan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil men5adi 1aktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak 1aktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang ter5adi lantaran indikasi yang la@im mun,ul. Aakni pendarahan, kera,unan kehamilan yang disertai ke5ang;ke5ang, aborsi, dan in1eksi. =amun, ternyata masih ada 1aktor lain yang 5uga ,ukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebi5akan 5uga berpengaruh. 2aum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut akti1 dalam segala permasalahan bidang reproduksi se,ara lebih bertanggung 5a%ab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu 5uga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki;laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Bleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristi%a alamiah perlu diubah se,ara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan pera%atan ibu baik oleh pemerintah, s%asta, maupun masyarakat terutama suami. 607 Berdasarkan data dari departemen kesehatan bah%a tiga 1aktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni- pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan in1eksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu !2.*#, anemia dan kekurangan energi kronis !2<2# pada ibu hamil men5adi penyebab utama ter5adinya pendarahan dan in1eksi yang merupakan 1aktor kematian utama ibu. 4i berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahanC proporsinya berkisar antara kurang dari (0* sampai hampir 90*. +alaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pas,a persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat !anemia berat# dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepan5angan.!+8B#. Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia !2/*#, ke5ang bisa ter5adi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. 8ipertensi dapat ter5adi karena kehamilan, dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. =amun ada 5uga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. 2ondisi ini akan men5adi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. !Pro1il 2esehatan Indonesia, 200&#, sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah in1eksi !((*#. 697

Selain 1aktor;1aktor tersebut, salah satu 1aktor tingginya A2I di Indonesia adalah disebabkan karena relati1 masih rendahnya ,akupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. 4epartemen 2esehatan menetapkan target 0 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 20(0. Perbandingan dengan hasil sur$ei S42I bah%a persalinan yang ditolong oleh tenaga medis pro1esional meningkat dari 99* dalam S42I 2002;200) men5adi &)* dalam S42I 200&. Angka ini relati1 rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, 3hailand di mana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hampir men,apai 0*. Apabila dilihat dari proyeksi angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan nampak bah%a ada pelen,engan dari tahun 200/ dimana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan diba%ah dari angka proyeksi, apabila hal ini tidak men5adi perhatian kita semua maka diperkirakan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

sebesar 0* pada tahun 20(0 tidak akan ter,apai, konsekuensi lebih lan5ut bisa berimbas pada resiko angka kematian ibu meningkat. 2ondisi geogra1is, persebaran penduduk dan sosial budaya merupakan beberapa 1aktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap tenaga pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya disparitas antar daerah akan berbeda satu sama lain.6&7 4. Angka 2ematian Bayi Pada ( 90, Angka 2ematian Bayi !A2B# Indonesia adalah (2. per (.000 kelahiran hidup. Angka ini turun men5adi 9. per (.000 kelahiran hidup pada ( . , 0& pada ( 2 dan /9 pada ( 0. Pada dekade ( 0;an, rata;rata penurunan 0* per tahun, sedikit lebih tinggi daripada dekade ( .0;an sebesar /* per tahun. 6.7 Angka kematian Bayi di Indonesia memang mengalami penurunan per tahunnya, akan tetapi penurunan yang ter5adi tersebut tidak membuat semua pihak merasa puas, karena %alaupun ter5adi penurunan tingkat kematian bayi, Indonesia masih tergolong tinggi 5ika dibandingkan dengan negara;negara anggota AS<A=, yaitu /,9 kali lebih tinggi dari Malaysia, (,) kali lebih tinggi dari >ilipina, dan (,. kali lebih tinggi dari 3hailand. 6 7 Banyak 1aktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Se,ara garis besar, dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua ma,am yaitu <ndogen dan <ksogen, antara lain meliputi(. 2ematian bayi <ndogen adalah kematian bayi yang ter5adi pada pertama setelah melahirkan, dan umumnya disebabkan oleh 1aktor;1aktor yang diba%a anak se5ak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat setelah kehamilan. 2ematian bayi <ksogen adalah kematian bayi yang ter5adi setelah usia satu bulan sampai men5elang usia satu tahun yang disebabkan oleh 1aktor;1aktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan.6(07 Sebab kematian pada anak. 3iga penyebab utama kematian bayi menurut S2R3 ( 0 adalah in1eksi saluran perna1asan akut !ISPA#, komplikasi perinatal, dan diare. Dabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi &0* kematian bayi. Pada 200( pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak berubah dari periode sebelumnya, yaitu karena sebab;sebab perinatal, kemudian diikuti oleh ISPA, diare, tetanus neotarum, saluran ,erna, dan penyakit sara1. Pola penyebab utama kematian balita 5uga hampir sama !penyakit saluran perna1asan, diare, penyakit syara1;termasuk meningitis dan en,ephalitis;dan ti1us#.6((7 KESIMPULAN Penurunan angka kelahiran, kematian ibu dan anak di negara berkembang seperti di Indonesia merupakan tolok ukur kema5uan suatu negara dalam menye5ahterakan dan melindungi rakyatnya terutama dalam bidang kesehatan. 4alam kenyataannya Indonesia memang mengalami kema5uan dalam menurunnya angka kelahiran dan kematian ibu dan anak, akan tetapi kema5uan itu belum terlihat bagus karena indonesia masih men5adi negara yang tingkat kelahiran dan kematian ibu dan anaknya tinggi di dunia. Banyak 1aktor yanng menyebabkan hal ini ter5adi seperti ekonomi, pendidikan, saran pra sarana, dan sebagainya.

2.

DAFTAR PUSTAKA >ibriana, Arulita Ika. E>aktor'>aktor Risiko Aang Mempengaruhi 2ematian Maternal !Studi 2asus 4i 2abupaten "ila,ap#.F 3esis S2 Program Studi Magister <pidemologi, Gni$ersitas 4i Ponegoro, 200&. EAnalisis >aktor Angka 2ematian Bayi 3erhadap Penolong 2elahiran 4i Sumatera GtaraF. Skripsi S(, Gni$ersitas Sumatera Gtara, 200&. Skripsi diakses pada 29 Bktober 20((. 4ari http-::%%%.google.,om. EMenurunkan Angka 2ematian Anak,F artikel diakses darihttp-::%%%.google.,om:IndonesiaM4DHBIHDoal/.pd1. pada 29 29 Bktober Bktober 20(( 20((

EAngka 2ematian Ibu MelahirkanF, artikel diakses pada dari http-::%%%.google.,om;Angka;2ematian;Ibu;Melahirkan.pd1.

Sanusi, Sri Rahayu. EMasalah 2ependudukan di IndonesiaF, makalah diakses pada 29 Bktober 20(( darihttp-::%%%.google.,om.

6(7 Arulita Ika >ibriana, E>aktor'>aktor Risiko Aang Mempengaruhi 2ematian Maternal !Studi 2asus 4i
2abupaten "ila,ap#,F !tesis S2 Program Studi Magister <pidemologi, Gni$ersitas 4i Ponegoro, 200&#, h. (.

627 Ibid, h. 2;). 6)7 EMenurunkan

Angka 2ematian Anak,F artikel diakses darihttp://www.google.com/IndonesiaMDG_BI_Goal4.pdf, h. 02 Bktober 20((


607 EAngka

pada

29

Bktober

20((

6/7 Sri Rahayu Sanusi,S2M,Mkes, EMasalah 2ependudukan di IndonesiaF, makalah diakses pada 29

2ematian Ibu MelahirkanF, artikel diakses pada dari http://www.google.com-Angka-Kematian-Ibu-Melahirkan.pdf , h. (.


697 EAngka

29 29

Bktober Bktober

20(( 20((

2ematian Ibu MelahirkanF, artikel diakses pada dari http://www.google.com-Angka-Kematian-Ibu-Melahirkan.pdf , h. (;2.


6&7 Ibid, h. ). 6.7 EMenurunkan

Angka 2ematian Anak,F artikel diakses darihttp://www.google.com/IndonesiaMDG_BI_Goal4.pdf, h. 02

pada

29

Bktober

20((

6 7 Ibid, h. 02 6(07 EAnalisis >aktor Angka 2ematian Bayi 3erhadap Penolong 2elahiran 4i Sumatera GtaraF,

!Skripsi S(, Gni$ersitas Sumatera Gtara, 200&#, diakses pada 29 Bktober 20((, h. (.
6((7 EMenurunkan

Angka 2ematian Anak,F artikel diakses darihttp://www.google.com/IndonesiaMDG_BI_Goal4.pdf, h. 0)

pada

29

Bktober

20((

4iposkan 29th ?uly 20(2 oleh Irzan Fachrozi Label- Makalah Sosiologi Penduduk Tugas Kuliah

2<MA3IA= IBG 4A= BAAI

Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan 1okus utama peme,ahan masalah kesehatan di Indonesia. Mortalitas dan morbiditas pada %anita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Menurut S42I !200)# terdata )0& per (00.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah )0 per (000 kelahiran hidup. Angka 2ematian Ibu !A2I# tahun 2000 men,apai 292:(00000 kelahiran hidup, tahun 2009 men,apai 200:(00000 kelahiran hidup dan tahun 200& men,apai 2/.:(00000 kelahiran hidup !S42I 2009:200&#. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersi1at menyeluruh dan lebih bermutu. http-::bahankuliahkesehatan.blogspot.,om Angka 2ematian Ibu !A2I# dan Angka 2ematian Bayi !A2B# merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kese5ahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan 1asilitas kesehatan. A. 2<MA3IA= IBG 2ematian pada %anita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. 4i negara berkembang sekitar 20 ' 00* kematian ter5adi pada %anita usia subur. 2ematian saat melahirkan biasanya men5adi 1aktor utama kematian %anita muda pada masa pun,ak produkti$itasnya. Angka kematian ibu merupakan tolok ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri disuatu negara. Bila A2I masih tinggi berarti sistim pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. 2ematian ibu adalah kematian seorang %anita yang ter5adi saat hamil, bersalin dan masa ni1as !dalam /2 hari# setelah persalinan. ?umlah kematian ibu melahirkan di Indonesia men,apai angka yang spektakuler yaitu )0& per (00.000 kelahiran dari rata ' rata kelahiran sekitar );/ 5uta setiap tahun. Angka yang dihimpun dari Sur$ay 4emogra1i dan 2esehatan Indonesia !S42I# tahun 200) menun5ukkan sekitar (0.000 ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau (.2& setiap bulan atau (&2 setiap pekan atau /) orang setiap hari atau hampir 2 orang ibu meninggal setiap 5am. Berdasarkan penyebabnya 2ematian ibu bisa dibedakan men5adi langsung dan tidak langsung.

(. Penyebab Langsung. a# Perdarahan !/2*#. b# 2era,unan kehamilan:eklamsi !()*#. ,# 2eguguran:abortus !((*#. d# In1eksi !(0*#. e# Partus lama:persalinan ma,et ! *#. 1# Penyebab lain !(0*#. 2. Penyebab tidak langsung a# Pendidikan ibu;ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah. Masih banyaknya ibu yang beranggapan bah%a kehamilan dan persalinan merupakan sesuatu yang alami yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan dan pera%atan, serta tanpa mereka sadari bah%a ibu hamil termasuk kelompok risiko tinggi. Ibu hamil memiliki risiko 00 * dapat melahirkan dengan selamat dan 00 * dapat mengakibatkan kematian. b# Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak dibandingkan ibu, sebagai ,ontoh dalam hal makanan, sang bapak didahulukan untuk mendapat makanan yang bergi@i sedangkan bagian yang tertinggal diberikan kepada ibu, sehingga angka anemia pada ibu hamil ,ukup tinggi men,apai /0 *. ,# E/ terlalu Edalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. d# E) terlambatF, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan. e# Selain itu 90 ' &0* ibu yang melahirkan masih ditolong oleh dukun tradisionil. 3iga terlambat ini 5uga sangat dipengaruhi oleh dana dari keluarga ibu bersalin, %alaupun ,epat diru5uk, tetapi oleh karena tidak tersedianya uang maka, niat meru5uk dibatalkan sendiri oleh keluarganya. 4ana yang diperlukan tidak sa5a untuk transportasi dan biaya pera%atan di puskesmas atau RS, tetapi diperlukan 5uga untuk keluarga yang mengantar, sehingga 5umlah dana yang dibutuhkan ,ukup besar. 4ana sehat yang diperoleh dari masyarakat dan pemerintah masih sangat terbatas !20*#, sehingga 1aktor dana ini masih merupakan kendala yang memerlukan perhatian yang serius. Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu yang disebut MPS atau Making Pregnan,y Sa1er. ) !tiga# pesan kun,i dalam MPS yang perlu diperhatikan adalah a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih. b. Setiap komplikasi obstetri, dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat !memadai#.

,. Setiap %anita usia subur mempunyai akses terhadap pen,egahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Sedangkan strategi dalam menurunkan A2I adalah Peningkatan ,akupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang ,ost e1ekti1 dan didukung oleha. 2er5asama lintas program dan lintas sektor terkait, mitra lain, pemerintah dan s%asta. b. Pemberdayaan perempuan dan keluarga. ,. Pemberdayaan masyarakat. 2egiatan yang dilakukan dalam menurunkan A2I yaitu a. Peningkatan kualitas dan ,akupan pelayanan, melalui(# Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyediaan tenaga bidan di desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan 1asilitas pertolongan persalinan pada polindes:pustu dan puskesmas, kemitraan bidan dan dukun bayi, serta berbagai pelatihan bagi petugas. 2# Penyediaan pelayanan kega%atdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar, antara lain bidan desa di polindes:pustu, puskesmas PB=<4 !Pelayanan Bbstetri =eonatal <mergen,y 4asar#, Rumah sakit PB=<2 !Pelayanan Bbstetri =eonatal <mergen,y 2ualitas# 2/ 5am. )# Men,egah ter5adinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran, antara lain dalam bentuk 2I< untuk men,egah ter5adinya / terlalu, pelayanan 2B berkualitas pas,a persalinan dan pas,a keguguran, pelayanan asuhan pas,a keguguran, meningkatkan partisipasi akti1 pria. /# Pemantapan ker5asama lintas program dan sektor, antara lain dengan 5alan men5alin kemitraan dengan pemda, organisasi pro1esi !I4I, PBDI, I4AI, IBI, PP=I#, Perinasia, PMI, LSM dan berbagai s%asta. 0# Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat, antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya, pen,egahan terlambat ( dan 2, serta menyediakan buku 2IA. 2esiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalinan dan kega%atdaruratan !dana, transportasi, donor darah#, 5aga selama hamil, ,egah / terlalu, penyediaan dan peman1aatan yankes ibu dan bayi, partisipasi dalam 5aga mutu pelayanan. b. Peningkatan kapasitas mana5emen pengelola program, melalui peningkatan kemampuan pengelola program agar mampu melaksanakan, meren,anakan dan menge$aluasi kegiatan !P( ' P2 ' P)# sesuai kondisi daerah. ,. Sosialisasi dan ad$okasi, melalui penyusunan hasil in1ormasi ,akupan program dan data in1ormasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai substansi untuk sosialisasi dan ad$okasi. 2epada para penentu kebi5akan agar lebih berpihak kepada kepentingan ibu dan anak.

B. 2<MA3IA= BAAI 2ematian bayi adalah kematian yang ter5adi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat ( tahun. Angka 2ematian Bayi !A2B# )0 per (.000 kelahiran hidup. Penurunan Angka 2ematian Bayi !A2B# dan angka kematian balita !Akba# pada kurun %aktu yang sama ,ukup ta5am, yaitu A2B dari 0( per (.000 men5adi )0 per (.000 kelahiran hidup, dan Akba .2,9 per (.000 men5adi /9 per (.000 kelahiran hidup pada kurun %aktu yang sama. Angka kematian bayi baru lahir !neonatal# penurunannya lambat, yaitu 2.,2 per (.000 men5adi 20 per (.000 kelahiran hidup. 3arget nasional 20(0 Angka 2ematian Bayi adalah /0:(.000 sedangkan target nasional 20(0 Angka 2ematian Balita adalah 0.:(.000. Penyebab 2ematian Bayi meliputi as1iksi, in1eksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan, penyebab lain pemberian makan se,ara dini, pengetahuan yang kurang tentang pera%atan bayi, tradisi !masyarakat tidak per,aya pada tenaga kesehatan#, serta sistem ru5ukan yang kurang e1ekti1. Gpaya yang dapat dilakukan untuk men,egah kematian bayi yaitu (.Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi. 2. Peningkatan ASI eksklusi1, status gi@i, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang. ).Pen,egahan dan pengobatan penyakit in1eksi. /. Program Mana5emen 3umbuh kembang Balita sakit dan Mana5emen 3umbuh kembang Balita Muda. 0.Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan Bayi Baru lahir dengan tepat. 9. 4iharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pera%atan pas,a persalinan sesuai standar kesehatan. &.Program Asuh. ..2eberadaan Bidan 4esa. . Pera%atan neonatal dasar meliputi pera%atan tali pusat, pen,egahan hipotermi dengan metode kanguru, menyusui dini, usaha berna1as spontan, pen,egahan in1eksi, penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal. Partisipasi bidan dalam men,egah kematian bayi yaitu dengan (. Menerapkan program ASG8 !A%al Sehat Gntuk 8idup Sehat# yang mem1okuskan kegiatan pada keselamatan dan kesehatan bayi baru lahir !(;& hari#. 2. Mengintensi1kan kegiatan kun5ungan rumah & hari pertama pas,a persalinan berisi pelayanan dan konseling pera%atan bayi dan ibu ni1as yang bermutu. Partisipasi masyarakat dalam men,egah kematian bayi yaitu dengan -

a# Menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya & hari pertama pas,a persalinan bagi kehidupan bayi selan5utnya. b# Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kun5ungan rumah & hari pertama pas,a persalinan oleh Bidan di 4esa. ,# Men,atat dan melaporkan adanya ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi meninggal pada bidan di 4esa, agar diperoleh masukan untuk meren,anakan tindakan: kun5ungan dan meme,ahkan sekaligus mengantisipasi masalah kematian bayi. d# Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di desa. Re1erensi Bidan Menyongsong Masa 4epan, PP IBI. ?akarta. Behrman. 2liegman. Ar$in. !2000#. Ilmu 2esehatan Anak !=elson 3eItbook o1 Pediatri,s#. <D". ?akarta. 4epkes. !200&#. 2urikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan 4esa Siaga. 4epkes. ?akarta. 4epkes RI. !200&# Rumah 3angga Sehat 4engan Perilaku 8idup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi 2esehatan. 4epkes RI, !2009# Modul Mana5emen 3erpadu Balita Sakit, 4irektorat Bina 2esehatan Anak, 4irektorat Bina 2esehatan Masyarakat, ?akarta. 4epkes RI. !2009#. Pedoman Pemantauan +ilayah Setempat 2esehatan Ibu dan Anak !P+S; 2IA#. 4irektorat Bina 2esehatan Anak, 4irektorat Bina 2esehatan Masyarakat, ?akarta. 4epkes RI. !2009#. Mana5emen BBLR untuk Bidan. 4epkes. ?akarta. 4epkes RI. !200)#. Buku 2esehatan Ibu dan Anak. ?akarta. 4epkes RI. !2002#. Pelatihan 2onseling Pas,a 2eguguran. 4epkes. ?akarta. 4epkes RI. !2002#. Standar Pro1esi 2ebidanan. ?akarta. 4epkes RI. !2002#. Standar Pelayanan 2ebidanan. ?akarta. 4epkes RI. !2002#. 2ompetensi Bidan Indonesia. ?akarta 4epkes RI. Asuhan 2esehatan Anak 4alam 2onteks 2eluarga . 4epkes RI. ?akarta. 4epkes RI. !( #. Buku Pedoman Pengenalan 3anda Bahaya pada 2ehamilan, Persalinan dan =i1as, 4epartemen kesehatan, 4epartemen 4alam =egeri, 3im Penggerak P22 dan +8B. ?akarta. <11endy =asrul. !( .#. 4asar ' 4asar 2epera%atan 2esehatan Masyarakat. <D". ?akarta.

International "on1ederation B1 Mid%i$es !I"M# yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh +8B dan >ederation o1 International Dyne,ologist Bbstetrition !>IDB#. 2eputusan Menteri 2esehatan =omor 00:M<=2<S:S2:JII:2002 tentang Registrasi 4an Praktik BidanC 2eputusan Menteri 2esehatan =omor &/(:M<=2<S:per:JII:200. tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang 2esehatan di 2abupaten:2otaC 2eputusan Menteri 2esehatan =omor .2.:M<=2<S:S2:IK:200. tentang Petun5uk 3ehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang 2esehatan di 2abupaten:2otaC keputusan Menteri 2esehatan =omor )9 :Menkes:S2:III:200& tentang Standar Pro1esi Bidan. 2onggres Bbtetri dan Dyne,ologi Indonesia KII. !200)#. >orum 4okter Bidan. Aogyakarta. Markum. A.8. dkk. !( GG no 2) tahun ( (#. Ilmu 2esehatan Anak. >2GI. ?akarta.

2 tentang kesehatan

Pelayanan Bbtetri dan =eonatal <mergensi 2omprehensi1 !PB=<2# Asuhan =eonatal <ssensial. 200.. Peraturan Pemerintah =omor (9 3ahun ( Peraturan Pemerintah =omor )2 3ahun ( Soet5iningsih. !( Syahlan, ?.8. !( / tentang ?abatan >ungsional 9 tentang 3enaga 2esehatan

.#. 3umbuh 2embang Anak. <D". ?akarta. 9#. 2ebidanan 2omunitas. Aayasan Bina Sumber 4aya 2esehatan.

+idyastuti, <ndang. !200&#. Modul 2onseptual >rame %ork P+S;2IA Pemantauan dan Penelusuran +ilayah Setempat 2esehatan Ibu dan =eonatal. Gni,e1. http-::bahankuliahkesehatan.blogspot.,om

Anda mungkin juga menyukai