Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI UNTUK MENGANTISIPASI, MENCEGAH DAN ATAU MENGATASI DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI TERHADAP KEAMANAN NASIONAL INDONESIA

Globalisasi merupakan konsep yang berkaitan dengan internasionalisasi, universalisasi, liberalisasi, dan westernisasi. Globalisasi menyebabkan terjadinya kompleksitas isu dan nilai yang menyebar dan menjadi universal1Dalam abad ke 21 saat ini, khususnya dalam sektor keamanan, globalisasi menyebabkan terjadi pergeseran isu dari keamanan yang bersifat tradisional yaitu menggunakan kekuatan militer dalam pencapaian keamanan dan lebih mengarah pada perlindungan lokasi geografis negara kepada keamanan yang bersifat nontradisional yaitu human security yang saat ini menjadi agenda global yang telah ditetapkan oleh United Nations Development Programme sebagai suatu pendekatan keamanan yang harus dicapai oleh negaranegara. Konsep human security menekankan bahwa setiap orang haruslah mampu untuk mengurus dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri; bahwa setiap orang harus dibekali dengan kesempatan (opportunity) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama mereka serta memiliki penghasilan untuk diri mereka sendiri. Human security menjadi unsur yang penting dalam pembangunan yang bersifat partisipatif; sehingga tidak dapat dikatakan sebagai konsep yang defensif sebagaimana halnya territorial atau military security. Sebaliknya, konsep human security bersifat integratif; tercamkan dalam solidaritas masyarakat. Human security tidak dapat dicapai dengan kekerasan ataupun paksaan melalui kekuatan militer, namun haruslah melalui suatu proses yang disetujui dan melibatkan setiap unsur masyarakat (United Nations Development Programme, 1994). Dalam New Dimensions of Human Security (United Nations Development Programme 1994, h. 24)2, dijelaskan bahwa human security terdiri atas dua komponen utama: freedom from
1

Battersby, Paul & Joseph M Siracusa (2009) Globalization and Human Security United States of America : Royman and Littlefield Publishers Inc. p. 59
2

United Nations Development Programme (1994) New Dimensions of Human Security . Dalam: Human Development Report 1994. New York: Oxford University Press, h. 22 46.

fear dan freedom from want. Dua komponen dari human security ini sudah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semenjak awal pendiriannya; meskipun pada kenyataannya, komponen pertama jauh lebih dianggap penting dibandingkan komponen kedua. Padahal, untuk mencapai suatu kondisi di mana human security terjamin secara utuh, maka tidak bisa hanya dengan melindungi salah satu; keduanyafreedom from fear dan freedom from wantharus sama-sama terpenuhi. Oleh karena itulah, perubahan terhadap konsepsi security yang tradisional sangatlah mendesak melalui dua cara yaitu dari penekanan yang eksklusif terhadap keamanan territorial (pendekatan kewilayahan) kepada penekanan yang lebih besar pada keamanan manusia (human security), dan dari pencapaian keamanan melalui persenjataan (armaments) kepada pencapaian keamanan melalui pembangunan manusia yang berkelanjutan (sustainable human development). Aspek-aspek utama dari human security yang dicanangkan oleh PBB, yaitu keamanan bagi diri sendiri (personal security), keamanan ekonomi (economic security), keamanan pangan (food security), keamanan kesehatan (health security), keamanan lingkungan (environmental security), keamanan komunitas (community security), dan keamanan politik (political security) (United Nations Development Programme 1994, h. 2425)3 Negara dalam hal ini Indonesia, harus memperhatikan bahwa dengan multinetnik dan sebagai negara kepulauan, Indonesia perlu mempunyai undang-undang keamanan nasional sehingga terdapat regulasi dalam menjalankan disiplin sosial dan solidaritas ekonomi diantara kelas-kelas yang ada. Struktur ekonomi yang telah berubah menuntut negara harus mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Hal ini jelas menggambarkan bagaimana human security juga dipengaruhi lebih besar saat ini melalui penyebarluasan neoliberalis kapitalis sehingga hak asasi manusia yang tercantum dalam berbagai dimensi juga turut dikontrol bahkan tidak diperhatikan haknya. Permasalahan mengenai hak asasi manusia sesuai dengan human security adalah sangat kompleks sehingga membutuhkan berbagai pihak baik negara maupun non negara untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan kemanusiaan yang terjadi.

Ibid. hal. 24

Keamanan nasional dapat dimaknai baik sebagai kondisi maupun sebagai fungsi. Sebagai fungsi, keamanan nasional akan memproduksi dan menciptakan rasa aman dalam pengertian luas, yang di dalamnnya tercaup rasa nyaman, damai, tenteram, dan tertib. Kondisi keamanan semacam ini merupakan kebutuhan dasar umat manusia di samping kesejahteraan. Pemahaman terhadap makna substansi yang terkandung di dalamnya akan bervariasi tergantung kepada tata nilai, persepsi dan kepentingan4. Idealisme tentang keamanan nasional di Indonesia telah diamanatkan melalui pembukaan UUD 1945 yang mencakup perlindungan terhadap warga negara yang dalam pengertian universal merupakan human security dan hak asasi manusia, perlindungan terhadap masyarakat, dan perlindungan terhadap negara. strategi untuk menghadapi ancaman globalisasi harus disusun dengan mempertimbangkan konteks eskalasi ancaman baik bagi keamanan tradisional dan non tradisional. Morgenthau dalam bukunya Politic Among Nations : The Struggle for Power and Peace menjelaskan bahwa ada 9 unsur-unsur kekuatan nasional di dalam suatu negara yaitu geografi, sumber daya alam yaitu pangan bahan mentah dan kekuatan minyak; kemampuan industri; kesiagaan militer, yaitu teknologi, kepemimpinan serta kuantitas dan kualitas angkatan bersenjata; penduduk, berkaitan dengan penyebaran penduduk dan kecenderungan-

kecenderungannya; karakter nasional, berkaitannya dengan eksistensinya dan kaitannya dengan kekuatan nasional; moral nasional, berkaitan dengan stabiilitas dan kualitas masyarakat dan pemerintah; kualitas diplomasi; dan kualitas pemerintah, yang berkaitan dengan perimbangan antara sumber daya dan politik, perimbangan diantara berbagai sumber daya, dukungan rakyat, dan politik luar negeri suatu negara5 Dalam perjalanannya, Indonesia saat ini sedang mengagendakan pembentukan UU Keamanan Nasional. Namun, Rancangan UU Keamanan nasiona masih bersifat perlindungan kepada keamanan tradisional sehingga diperlukan penambahan agenda human security karena globalisasi lebih menimbulkan ancaman keamanan yang non tradisional atau lebih mengancam

Damono, Bambang dkk (2010) Keamanan Nasional : Sebuah Konsep dan Strategi Keamanan bagi bangsa Indonesia available from : http://www.dkn.go.id/wantannas/images/stories/Buku%20Kamnas%20wantannas.pdf [accesed : 9/01/2013]
5

Morgenthau, Hans J (2010) Politik Antarbangsa; ed.terjemahan oleh S.Maimoen, A.M., Fatwan, Cecep Sudrajat Ed. 1, Cet. 1. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

eksistensi individu maupun kelompok. Melalui pemahaman mengenai dampak globalisasi terhadap human security di Indonesia dan juga melihat unsur-unsur national power Indonesia, maka kemudian dalam essay ini saya mengajukan beberapa strategi pokok dalam mengantisipasi, mencegah dan atau mengatasi dampak negatif dari globalisasi terhadap keamanan di Indonesia, yaitu : 1. Indonesia sebagai negara kepulauan perlu memperhatikan kekuatan negara dalam aspek geografis dimana sebagai negara yang strategis dilalui oleh jalur perdagangan dan terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia maka Indonesia perlu memperkuat penjagaan keamanan di perbatasan baik di pulau (berbatasan dengan Malaysia, Filiphina, Australia, Singapura) maupun di darat (berbatasan dengan Malaysia, PNG dan Timor Leste) untuk mencegah adanya kejahatan transnasional 2. Indonesia sebagai negara kepulauan perlu meratakan jumlah pasukan penjaga keamanan baik di masing-masing pulau dan bekerjasama dengan negara yang dirasa mampu dalam sektor keamanan untuk menjaga stabilitas keamanan di Indonesia. 3. Sumber daya alam sebagai salah satu unsur kekuatan negara harus mampu dilindungi melalui suatu undang-undang. Indonesia harus membuat undang-undang pengunaan sumber daya alam bagi korporasi asing (MNC) sehingga batasan pengambilan sumber daya alam adalah ditentukan sebagaimana mestinya. Dalam undang-undang tersebut pun, harus ada ketegasan mengenai jangka waktu kontrak kerja, kewajiban melaksanakan pemulihan di daerah yang diambil sumber daya alamnya, pembagian hasil yang adil, dan kepedulian terhadap suku atau masyarakat asli yang tinggal didaerah tersebut. 4. Dalam globalisasi ekonomi saat ini, Indonesia harus melakukan proteksi perdagangan terhadap hasil pertanian dan barang-barang lokal Indonesia dan menaikkan tarif bagi barang sejenis yang di impor ke Indonesia . 5. Indonesia harus memaksimalkan transportasi melalui udara untuk menjangkau pulaupulau yang jauhd ari Ibukota dan untuk memberikan pemerataan kesejahteraan. Hal ini kemudian akan sangat didukung oleh pengaktifan kembali IPTN sehingga diperoleh pesawat buatan nasional. 6. Indonesia terutama melalui peran para pemimpin bangsa dan di daerah harus membentuk karakter nasional di dalam masyarakat sehingga kecintaan terhadap tanah air terutama

budaya lokalnya akan lebih besar dibandingkan budaya barat yang berkembang seiring dengan globalisasi 7. Indonesia harus melaksanakan diplomasi multitracknya dan mencapai diplomasi yang bermutu tinggi sehingga mampu meningkatkan bobot mandiri kekuatan nasional dan mencapai tujuan politiknya. Kualitas diplomasi ini akan bertindak sebagai katalisator terhadap pengaruh globalisasi dari negara-negara lain. 8. Indonesia harus menangani masalah human security dengan memaksimalkan kinerja Komnas HAM dan membentuk badan daerah yang mengkaji permasalahan human security sehingga laporan mengenai masalah human security dapat dengan mudah diketahui oleh Komnas HAM. Pencapaian ini juga harus didukung oleh semua pihak yaitu pemerintah dalam skala daerah. Indonesia pun harus membentuk kerjasama dengan NGO yang bekerja dalam bidang human security agar mampu menjangkau daerah-daerah terpelosok dan menyelesaikan permasalahan human security yang sangat kompleks. 9. Strategi keamanan indonesia yang ditunjang oleh RUU Keamanan nasional harus memiliki 3 landasan mendasar yaitu keabsahan filosofis, keabsahan sosiologis serta keabsahan yuridis. keabsahan filosofis adalah kesesuaian antara Undang-undang Keamanan Nasional dengan sistem nilai filsafat dan ideologi kenegaraan, dalam konteks Indonesia itu tercantum padat dalam empat alinea Pembukaan UUD 1945. Kemudian, keabsahan Sosiologis yaitu kesesuaian antara Undang-undang Keamanan Nasional dengan sistem nilai bangsa Indonesia yang sangat majemuk dari aspek ras, etnik, suku, agama maupun tingkat sosial. keabsahan yuridis adalah kesesuaian dan konsistensi antara norma yang tercantum dalam Undang-undang Keamanan Nasional dengan keseluruhan sistem hukum positif di Indonesia6

Tribun News (2012) Penyusunan RUU KamNas harus penuhi 3 syarat available from : [accesed :

http://www.tribunnews.com/2012/11/06/penyusunan-ruu-kamnas-harus-penuhi-tiga-syarat
9/01/2013]

DAFTAR PUSTAKA Battersby, Paul & Joseph M Siracusa (2009) Globalization and Human Security United States of America : Royman and Littlefield Publishers Inc. Damono, Bambang dkk (2010) Keamanan Nasional : Sebuah Konsep dan Strategi Keamanan bagi bangsa Indonesia available from : http://www.dkn.go.id/wantannas/images/stories/Buku%20Kamnas%20wantannas.pdf [accesed : 9/01/2013] Morgenthau, Hans J (2010) Politik Antarbangsa; ed.terjemahan oleh S.Maimoen, A.M., Fatwan, Cecep Sudrajat Ed. 1, Cet. 1. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Tribun News (2012) Penyusunan RUU KamNas harus penuhi 3 syarat available from : http://www.tribunnews.com/2012/11/06/penyusunan-ruu-kamnas-harus-penuhi-tiga-syarat [accesed : 9/01/2013] United Nations Development Programme (1994) New Dimensions of Human Security. Dalam: Human Development Report 1994. New York: Oxford University Press 1.

Anda mungkin juga menyukai