Wahyu Saputro Eko Budi Prasetyo Friskila Heni Pratiwi Nur Ayu Solehkwati Elisabet Intan P. S Devy Sekar Arum Granadha Nurmahendra
Tubulus
ginjal dan glomerulus nefron Ukuran ginjal ditentukan oleh jumlah nefron yang membentuknya. Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1,3 juta nefron.
Ekskresi
bahan yang tidak diperlukan Pengaturan homeostatis Biosintesis dan metabolisme hormon
merupakan
penurunan laju filtrasi glomerulus (Glomerulus Filtration Rate/ GFR) yang terjadi selama beberapa jam hingga beberapa minggu, disertai dengan terjadinya akumulasi produk buangan, termasuk urea dan kreatinin.
Perubahan
Peningkatan tekanan arteri rerata meningkatkan tekanan kapiler sehingga cenderung terjadi peningkatan filtrasi glomerulus.
Pada cedera glomerulus atau kapiler peritubulus, tekanan osmotik koloid cairan intertisium dapat meningkat.
cairan akan tertarik keluar glomerulus dan kapiler peritubulus sehingga terjadi pembengkakan dan edema di ruang Bowman dan intertisium yang mengelilingi tubulus
kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi kerusakan ginjal yang ireversibel
tersamar dan tidak spesifik walaupun hasil pemeriksaan biokimiawi serum selalu menunjukkan ketidaknormalan Gambaran klinis dapat meliputi : Perubahan volume urin (oliguria, poliuria) Kelainan neurologis (lemah, letih, gangguan mental) Gangguan pada kulit (gatal-gatal, pigmentasi, pallor) Tanda pada kardiopulmoner (sesak, pericarditis) dan gejala pada saluran cerna (mual, nafsu makan menurun, muntah)
Melalui
riwayat medis dan riwayat penggunaan obat, pemeriksaan fisik, penilaian pada hasil laboratorium dan jika diperlukan studi pencitraan (imagining studies) juga dapat digunakan dalam ARF. nilai keratinin serum (Scr) atau pengeluaran urin (Urine Output/ UOP) sebagai kriteria primer untuk mendiagnosis ARF
FENa
UNa = kadar sodium urin PCr = kreatinin plasma UCr = kreatinin urin PNa = kadar natrium plasma
Uji laboratorium
Pra-renal Azotemia
GGA intrinsik
Sendimen urin
Normal
Ada seluler
fragmen
Sel darah merah urin Sel darah urin Sodium urin FENa (%) Osmolalitas urine/serum Urin/ Scr BUN/ Scr >1,5 >40: 1 putih
>20
15
Sedimen urin
Sel
Mikroorganism e Sel merah darah Pielonefritis Glomerulonefritis, Pielonefritis, infrak renal, nekrosis papilari, tumur ginjal, batu ginjal. Pielonefritis, nefritis interstisial Nefritis interstisial alergik terinduksi obat, penolakan transplantasi ginjal Nekrosis tubulus Hablur Granul Sel merah darah Nekrosis tubulus Pielonefritis, nefritis interstisial Glomerulonefritis, infrak renal, nefritis lupus, vaskulatis Kristal Obstruksi pasca- renal Urin basa, kemungkinan akibat sekundar dari infeksi Proteus sp, Obstruksi pasca- renal
Urine Fosfat
Penatalaksanaan Manitol 20% Furosemid Dopamin Natrium bikarbonat Hiperkalemia : Kalsium klorida Na bikarbonat Glukosa dan insulin Hipokalemia : KCl
Hiperkalemia : antasida Hipokalemia : suplemen kalsium Suplemen zat besi Suplemen asam folat Furosemid Antagonis kalsium ACE inhibitor
Anemia
Komplikasi kardiovaskuler
Komplikasi gastrointestinal