01 Kunci Jawaban
01 Kunci Jawaban
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atau dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Panaskan nasi yang telah dihaluskan dan serbuk CuO dalam tabung reaksi. Hubungkan tabung reaksi dengan air kapur menggunakan slang kecil. Amati perubahan yang terjadi pada air kapur. Selanjutnya, uji titik-titik air yang menempel pada dinding tabung reaksi dengan kertas kobalt(II), amati perubahan warna yang terjadi pada kertas kobalt(II) tersebut. Pilihan ganda Senyawa-senyawa hidrokarbon berikut berantai siklis, kecuali . . . . a. | | | CCC | | | C C | | | CCC | | | b. Z X C X Z GC CH | | GC CH ZX C X Z Mampu mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon. Tes tertulis Tes unjuk kerja Uji petik kerja prosedur Bentuk Instrumen Mampu mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa organik melalui percobaan. Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu 8 45 menit Nilai dan Materi yang Diintegrasikan Pendidikan karakter (*) Disiplin 1. Menugasi siswa untuk menyelidiki adanya unsur C dan H dalam senyawa organik melalui percobaan. (*)
Kompetensi Dasar
1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 7383 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 3947 3. Alat dan bahan yang sesuai untuk identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon. 4. Buku BSE Kimia 1 , Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009
Kimia Kelas X
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen | | | CCC | | | C | | | CCC | | | d. Z X C X Z GC CH | | C C | | e. | | CC | | CC | | 3. Menerangkan arti atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener beserta kedudukannya dalam rantai ikatan. Mampu membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Tes tertulis Pilihan Ganda Pada rumus struktur berikut, atom C sekunder berada pada atom C bernomor . . . .
1CH 3 9 CH 3 CH 3 3 l l 2C 5CH 7CH2 8CH l l 4 CH 6 CH 3 3 10CH 3
2
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan Bentuk Instrumen c. Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu a. b. c. d. e. Pendidikan karakter (*) P a n t a n g menyerah 4. Membuat model molekul suatu senyawa hidrokarbon menggunakan tanah liat atau plastisin dan tusuk gigi untuk menunjukkan ikatan jenuh pada senyawa hidrokarbon. Mampu mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan. Penugasan Portofolio 2 6 7 8 9 Gunakan tanah liat atau plastisin. Buatlah bulatanbulatan dengan dua ukuran yang berbeda, bulatan kecil untuk atom karbon dan bulatan besar untuk atom hidrogen. Gunakan tusuk gigi sebagai ikatan kovalen untuk menyusun model struktur isomer-isomer dari C5H12, C6H14, C7H16, dan C8H18. 8 45 menit 1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 84103 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 4760
Kompetensi Dasar
Silabus
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa.
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Struktur senyawa alkuna terdapat pada . . . . a. H H H | | | HCCCH | | H H HCH | H b. H H H | | | HCC=CCH | | | H H HCH | H H H H | | | HCCCCCH | | H H HCH | HCH | H d. Tes tertulis Pilihan ganda Bentuk Instrumen Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu
Kompetensi Dasar
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 5. Menggambar rumus struktur senyawa alkana, alkena, dan alkuna serta memberi nama sesuai aturan IUPAC. Mampu memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna. 3. Alat dan bahan yang sesuai untuk identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon. 4. Buku BSE Kimia 1 , Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009
c.
H H H | | | HCCCH | | H H H | HCCH | | H H
e.
Kimia Kelas X
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Di antara senyawa berikut yang mempunyai titik didih tertinggi adalah . . . . a. dekana b. oktana c. 2-metil-heptana d. 2,3-dimetil-pentana e. 2,2,3,3-tetra-metilbutana Tuliskan semua isomer (kecuali isomer geometri) yang dimiliki oleh senyawa dengan rumus molekul C6H12 beserta namanya! Tes tertulis Pilihan ganda Bentuk Instrumen Mampu menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan strukturnya. 6. Berdasarkan data titik didih dan titik leleh senyawa hidrokarbon dalam tabel siswa diminta mengidentifikasi hubungan titik didih dengan Mr senyawa hidrokarbon. 7. Menentukan isomer kerangka alkana dan memberi nama isomer-isomer tersebut. (*) Mampu mengidentifikasi isomer-isomer dari senyawa hidrokarbon dan memberi nama isomer-isomer tersebut sesuai IUPAC. Mampu menentukan isomer struktur (kerangka posisi, fungsi). Tes tertulis Pilihan ganda Tes tertulis Uraian Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu 1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 103126 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman . . . 3. Buku BSE Kimia 1 , Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009
4
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 8. Menunjukkan isomer struktur pada alkuna dan alkadiena. Jumlah isomer posisi dari senyawa CH2 = CH CH2 CH3 sebanyak . . . . a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3 Tes tertulis Pilihan ganda Di antara alkena berikut, yang mempunyai isomer geometri adalah . . . . Cl a. CH 3 GC = CH Cl H b. H CH 3 GC = CH CH 3 H c. H CH 3 GC = CH H CH 3 d. CH 3 Cl GC = CH Cl H e. H CH 3 GC = CH C2 H 5 C2 H 5 Mampu mengidentifikasi isomer struktur (kerangka posisi, fungsi) atau isomer gemoteri (cis, trans). 9. Menentukan isomer geometri (cis-trans) dari alkena.
Kompetensi Dasar
Silabus
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Bentuk Instrumen Pilihan ganda
a. CH3CH2CHCH2CH3 | OH H2+CH3CH2CCH2CH3 || O b. CH3CH2CH2OH+Na CH3CH2CH2ONa+ 2 H2 Cl | c. CH3CHCH3+NaOH CH3CH=CH2+H2O+NaCl d.
H2SO4 pekat
Kompetensi Dasar
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu Tes tertulis
ZnO
Pendidikan karakter (*) G e m a r membaca Ekonomi kreatif () R a s a ingin tahu 10. Menuliskan persamaan reaksi substitusi pada alkana, reaksi adisi pada alkena dan alkuna, serta reaksi eliminasi pada alkana.
1
4.3 M e n j e l a s k a n kegunaan dan komposisi s e n y a w a hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika. Mampu menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, adisi, substitusi, eliminasi)
OH + H2O
8 45 menit
1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 104126 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 6174
CH 3 | e. CH3CHCCH2Br+KOH | H CH 3 CH 3 | H2O+kBr+CH3CHC=CH2 | CH 3
11. Mengkaji dan mendiskusikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan. ()
Mampu menyebutkan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan.
Tes tertulis
Pilihan ganda
Protein sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Protein merupakan salah satu senyawa karbon yang berguna di bidang .... a. seni b. papan c. pangan d. estetika e. sandang
Kimia Kelas X
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Plastik merupakan salah satu senyawa hidrokarbon yang sering digunakan sebagai pengganti kayu. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah . . . . a. persediaan kayu terbatas b. plastik lebih awet dibandingkan kayu c. plastik berasal dari reaksi polimerisasi d. kayu menimbulkan pencemaran lingkungan e. plastik harganya lebih murah dibandingkan kayu Senyawa polivinil asetat digunakan sebagai zat perekat pada cat interior. Senyawa tersebut berguna terutama di dalam bidang . . . . a. seni b. papan c. pangan d. estetika e. sandang Tes tertulis Pilihan ganda Bentuk Instrumen Mampu menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang papan. Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu
6
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 12. Mengkaji dan mendiskusikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan. 13. Mengkaji dan mendiskusikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika. (*) Mampu mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika. Tes tertulis Pilihan ganda
Kompetensi Dasar
Silabus
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Mengapa gas alam, minyak bumi, dan batu bara disebut bahan bakar fosil? Unsur penyusun minyak bumi dengan persentase terbesar adalah . . . . a. karbon b. oksigen c. nitrogen d. hidrogen e. belerang Perhatikan gambar bagan penyulingan minyak mentah secara bertingkat berikut!
Gas-gas petroleum Petroleum eter Bensin Minyak tanah/kerosin Minyak solar Minyak diesel Minyak pelicin Lilin Minyak bakar Bitumen/aspal
Kompetensi Dasar Bentuk Instrumen Uraian 4 45 menit 1. Mengkaji proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. 2. Menyebutkan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi. Mampu menjelaskan komponenkomponen utama penyusun minyak bumi. Tes tertulis Uraian Pendidikan karakter (*) Peduli lingkungan Ekonomi kreatif () Kreatif Mampu menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. Tes tertulis
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu
4.4 M e n j e l a s k a n proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi serta kegunaannya.
3. Mempelajari literatur untuk menentukan fraksi-fraksi minyak bumi hasil penyulingan. (*)
Mampu menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi.
Tes tertulis
Uraian
1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 127152 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, halaman 7594 3. Buku referensi yang relevan. 4. Buku BSE Kimia 1 , Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009
Berdasarkan hasil dari bagan penyulingan minyak mentah di atas, tentukan kegunaan dari fraksi-fraksi minyak mentah tersebut!
Kimia Kelas X
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Senyawa hidrokarbon yang memiliki nilai oktan terendah adalah . . . . a. butana b. pentana c. 1-pentena d. n-heksana e. n-heptana Jelaskan hubungan kualitas bensin dengan jumlah gas CO yang dihasilkan! Tes tertulis Pilihan Ganda Bentuk Instrumen Mampu membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya. 4. Mengkaji perbedaan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya. Alokasi Alat dan Sumber Belajar Waktu
8
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 5. M e n d i s k u s i k a n dampak negatif pembakaran bahan bakar terhadap manusia dan lingkungan, serta alternatif pengganti bahan bakar yang aman. () Mampu menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan. Tes tertulis Uraian
Kompetensi Dasar
Silabus
: : : :
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi reduksi. Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan. Mampu mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. Mampu menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Mampu mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. membedakan sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit; 2. mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit; 3. menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik; 4. menyebutkan bahwa larutan elektrolit terdiri atas senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 1. Pendidikan karakter: Rasa Ingin Tahu, Kreatif, dan Gemar Membaca. 2. Ekonomi kreatif: Kreatif, Komunikatif, dan Pantang Menyerah. Materi Pembelajaran 1. Sifat-Sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 2. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Listrik 3. Jenis Elektrolit Berdasarkan Ikatannya Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran a. Direct Instruction (DI) b. Cooperative Learning (CL) 2. Metode a. Tanya jawab b. Eksperimen Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Motivasi Guru menanyakan perbedaan antara campuran homogen dan heterogen melalui contoh. b. Prasyarat Pengetahuan Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan.
Kimia Kelas X
2.
Kegiatan Inti (75 menit) a. Eksplorasi Guru menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Guru menjelaskan cara menentukan derajat ionisasi larutan. Guru menjelaskan cara larutan elektrolit menghantarkan listrik. b. Elaborasi Siswa mengidentifikasi perbedaan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan. Setelah melakukan percobaan, guru meminta siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahunya mengenai sifat elektrolit dan nonelektrolit dari larutan-larutan yang ada di sekitar siswa. Dengan rasa ingin tahu, siswa akan tertarik untuk menguji sifat-sifat elektrolit suatu larutan. (*) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan membuat kesimpulan mengenai hasil percobaan. Setelah mengetahui ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit, guru meminta siswa untuk bersikap kreatif dengan menerapkan sifat larutan elektrolit yang ada di sekitar untuk menyalakan lampu saat terjadi pemadaman listrik. Dengan demikian, siswa belajar mengaplikasikan ilmu di dunia nyata. () Siswa mengerjakan soal-soal latihan pada uji Kompetensi 1 mengenai sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. Siswa berkreasi membuat bagan atau gambar cara beberapa larutan elektrolit menghantarkan listrik. Guru meminta siswa berlatih bersikap komunikatif dengan membentuk kelompok belajar dan melakukan diskusi mengenai senyawa elektrolit dan nonelektrolit. Siswa saling membantu dan bertukar pendapat. Dengan demikian, materi akan lebih mudah dipahami. (**)() Siswa mengerjakan soal-soal latihan pada Uji Kompetensi 2 mengenai cara larutan elektrolit menghantarkan listrik. (*) Pendidikan karakter (Rasa Ingin Tahu). (**) Pendidikan karakter (Kreatif). () Ekonomi kreatif (Kreatif). () Ekonomi kreatif (komunikatif). Konfirmasi Guru meminta siswa mengumpulkan pembahasan hasil percobaan. Guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil percobaan. Guru bersama siswa membahas soal-soal latihan yang dikerjakan siswa.
c.
3.
Kegiatan Penutup (5 menit) Guru meminta siswa mempelajari materi jenis elektrolit berdasarkan ikatannya. Pertemuan Kedua Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Motivasi Guru menanyakan pengertian senyawa ion, kovalen polar, dan kovalen nonpolar. b. Prasyarat Pengetahuan Siswa mengetahui proses ionisasi zat elektrolit dalam air. Kegiatan Inti (30 menit) a. Eksplorasi Guru menjelaskan pengertian senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Guru menjelaskan beberapa contoh senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Guru memotivasi siswa untuk mencari informasi yang lebih lengkap mengenai senyawa ion dan senyawa kovalen (polar dan nonpolar) dari berbagai literatur. Dengan banyak membaca, pengetahuan siswa akan semakin luas. (***) Guru memotivasi siswa untuk bersikap pantang menyerah dalam belajar, baik saat mempelajari materi maupun mengerjakan soal. Dengan banyak belajar dan berlatih, pemahaman siswa mengenai suatu konsep akan semakin meningkat. () (***) Pendidikan Karakter (Gemar Membaca). () Ekonomi Kreatif (Pantang Menyerah).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1.
2.
10
b. c. 3.
Elaborasi Siswa mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 3. Konfirmasi Guru bersama siswa membahas soal-soal yang dikerjakan oleh siswa.
Kegiatan Penutup (5 menit) Guru menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal ulangan harian pada bab ini.
Alat Sumber Belajar 1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, 2012 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, 2012 3. Seperangkat alat dan bahan untuk percobaan identifikasi sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit 4. Buku BSE Kimia X untuk SMA/MA, Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009 Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen a. Teknik Penilaian 1) Tes tertulis 2) Tes unjuk kerja b. Bentuk Instrumen 1) Uraian 2) Uji petik kerja prosedur 2. Contoh Instrumen a. Uraian Suatu zat dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi saat dilarutkan dalam air zat tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Berilah penjelasan mengenai hal tersebut! b. Uji Petik Kerja Prosedur Lakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan cara menyusun rangkaian alat penguji elektrolit dari baterai, bola lampu, kabel, elektrode karbon, dan gelas beker! Uji beberapa larutan untuk mengetahui perbedaan ciri-ciri larutan elektrolit dan nonelektrolit! Rubrik:
No. 1. 2. 3. 4. Aspek Kesesuaian kegiatan dengan prosedur Perolehan data Pengolahan data Kesimpulan Total Skor Maksimum 20 10 15 5 50 Skor Perolehan Siswa
Nilai akhir =
100
Kimia Kelas X
11
: 4.4 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya.
Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. Mampu menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi. Mampu menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi. Mampu mengkaji perbedaan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya. Mendeskripsikan dampak negatif pembakaran bahan bakar terhadap manusia dan lingkungan serta alternatif pengganti bahan bakar yang aman. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam; 2. menyebutkan komponen-komponen utama minyak bumi; 3. menjelaskan bagan penyulingan bertingkat pada minyak bumi dan menjelaskan teknik pemisahan minyak bumi, 4. menjelaskan perbedaan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya; 5. menjelaskan dampak negatif pembakaran bahan bakar terhadap manusia dan lingkungan serta alternatif bahan bakar yang aman. Nilai dan Materi yang Diintegrasikan 1. Pendidikan karakter: Peduli Lingkungan. 2. Ekonomi kreatif: Kreatif. Materi Pembelajaran 1. Minyak bumi dan gas alam 2. Bensin dan dampak pembakaran bahan bakar Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran a. Direct Instruction (DI) b. Cooperative Learning (CL) 2. Metode a. Tanya jawab b. Diskusi informasi Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Motivasi Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan ke siswa tentang senyawa hidrokarbon beserta contohnya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
12
b. 2.
Prasyarat Pengetahuan Siswa dapat menyebutkan contoh senyawa hidrokarbon, misal minyak bumi.
Kegiatan Inti (75 menit) a. Eksplorasi Guru menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. Guru menjelaskan kandungan berbagai senyawa karbon dalam minyak bumi. Guru menjelaskan proses menyulingan minyak bumi dan fraksi-fraksinya. b. Elaborasi Siswa menyebutkan kegunaan dari fraksi-fraksi minyak bumi. Siswa mengerjakan soal-soal latihan pada Uji Kompetensi 1 dan tugas pada subbab ini. c. Konfirmasi Guru menjelaskan pembahasan soal-soal latihan yang dikerjakan siswa. Kegiatan Penutup (5 menit) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tugasnya pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan Kedua
3.
1.
Kegiatan Pendahuluan (5 menit) a. Motivasi Guru menanyakan kepada siswa tentang senyawa yang dihasilkan dari reaksi pembakaran. b. Prasyarat Pengetahuan Siswa mengetahui persamaan reaksi pembakaran. Kegiatan Inti (30 menit) a. Eksplorasi Guru menjelaskan tentang bensin dan penentuan bilangan oktannya. Guru memberi contoh senyawa-senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan pada bensin. Guru menjelaskan dampak negatif pembakaran bahan bakar, khususnya bensin. Guru menjelaskan bahwa pembakaran bensin menghasilkan gas CO yang berbahaya bagi kesehatan jika terhirup. Oleh karena itu, guru mengingatkan siswa agar tidak menghidupkan mensin kendaraan bermotor di dalam ruang tertutup agar lingkungan di dalam rumah bersih dari polutan gas CO. (*) Guru membuka forum diskusi siswa untuk mencari bahan bakar alternatif sebagai pengganti bensin. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi untuk mendiskusikan bahan bakar alternatif pengganti bensin. Setiap kelompok diminta kreatif mengemukakan pendapatnya tentang pandangan kelompoknya terhadap suatu bahan tertentu beserta cara pengolahannya sehingga bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bakar pengganti bensin. Kelompok yang lain juga diminta kreatif menanggapi dan memberi masukan kepada kelompok yang memimpin diskusi. () (*) Pendidikan karakter (Peduli Lingkungan). () Ekonomi kreatif (Kreatif). b. Elaborasi Siswa menyebutkan berbagai bahan alam yang dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti bensin atau solar. Siswa mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 2. c. Konfirmasi Guru bersama siswa membahas soal-soal yang dikerjakan siswa. Kegiatan Penutup (5 menit) Guru menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal ulangan harian pada bab ini.
2.
3.
Kimia Kelas X
13
Alat Sumber Belajar 1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, 2012 2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 2, Intan Pariwara, 2012 3. Buku BSE Kimia X untuk SMA/MA, Ari Harnanto dan Ruminten, Depdiknas, 2009 Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen a. Teknik Penilaian Tes tertulis b. Bentuk Instrumen 1) Pilihan ganda 2) Uraian 2. Contoh Instrumen a. Pilihan Ganda Lilin merupakan hasil pengolahan minyak bumi yang berwujud padat. Lilin diperoleh dari proses pengolahan fraksi . . . . a. oli b. solar c. residu d. bensin e. kerosin b. Uraian Sebutkan senyawa-senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi!
14
Bab I
6. Jawaban: b Jumlah mol zat mula-mula = 30 mol Jumlah mol zat yang terionisasi = (30 20) mol = 10 mol =
jumlah mol zat yang terionisasi jumlah mol zat mula-mula
= 30 = 0,333.
massa zat 20
10
A.
Pilihan Ganda
7. Jawaban: e Jumlah mol zat mula-mula = massa molekul zat = 40 = 0,5 mol = jumlah mol zat mula-mula = = 0,5 = 0,6 0,5 Oleh karena mempunyai derajat ionsiasi 0 < < 1, zat tersebut termasuk elektrolit lemah. 8. Jawaban: b Alkohol dan bensin merupakan senyawa nonelektrolit. Bentuk larutan dari zat-zat tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sementara itu, air laut, air jeruk, soda kue, dan garam dapur merupakan zat elektrolit. Dalam bentuk larutannya, zat-zat tersebut akan terionisasi sehingga mampu menghantarkan arus listrik. 9. Jawaban: b HCl merupakan zat elektrolit kuat. Dalam air, HCl akan terionisasi menjadi ion H+ dan Cl sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Dalam benzena, HCl tidak dapat larut dan tidak terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. 10. Jawaban: a Bahan kimia yang termasuk nonelektrolit yaitu lelehan naftalena (kamper). Sementara itu, larutan natrium hidroksida, larutan kalium iodida, larutan asam etanoat, dan larutan asam sulfat merupakan larutan elektrolit. B. Uraian
jumlah mol zat terionisasi 0,5 0,2 0,3
1. Jawaban: e Larutan merupakan campuran homogen (serbasama) antara dua zat atau lebih. Garam yang dimasukkan ke dalam air dan diaduk akan membentuk campuran serbasama. Larutan garam jika disaring dengan kertas saring tidak akan meninggalkan partikel zat terlarut. Sementara itu, pasir, tanah, kerikil, dan kopi akan membentuk campuran heterogen dan meninggalkan partikel zat terlarut saat disaring dengan kertas saring. 2. Jawaban: c Larutan elektrolit lemah mengalami ionisasi sebagian sehingga dalam larutannya hanya mengandung sedikit ion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit hanya mampu menyalakan lampu dengan redup atau menghasilkan sedikit gelembung gas. 3. Jawaban: c Larutan yang dapat menyalakan lampu dengan redup saat diuji dengan alat uji elektrolit adalah larutan elektrolit lemah, misal asam cuka. Asam sulfat dan garam dapur adalah elektrolit kuat yang dapat menyalakan lampu dengan terang. Gula pasir dan urea adalah senyawa nonelektrolit sehingga tidak dapat menyalakan lampu. 4. Jawaban: a Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang akan terionisasi sempurna jika dilarutkan dalam air, misal HCl dan H2SO4. Sementara itu, CH3COOH dan NH3 merupakan larutan elektrolit lemah karena hanya terionisasi sebagian saat dilarutkan dalam air. C6H12O6 merupakan larutan nonelektrolit karena di dalam air tidak dapat terionisasi. 5. Jawaban: e Menyalakan lampu dengan terang adalah ciri larutan elektrolit kuat.
1. Larutan tersusun dari zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dan pelarut dalam suatu larutan tidak dapat dibedakan. Dalam larutan, jumlah zat terlarut lebih sedikit daripada pelarut. 2. a. Larutan elektrolit akan menghasilkan gelembung gas dan menyalakan lampu. Larutan nonelektrolit tidak akan menghasilkan gelembung gas dan tidak menyalakan lampu.
Kimia Kelas X
15
b.
Larutan elektrolit kuat akan menghasilkan banyak gelembung gas dan menyalakan lampu dengan terang. Larutan elektrolit lemah hanya akan menghasilkan sedikit gelembung gas dan tidak dapat menyalakan lampu atau menyalakan lampu dengan redup.
4. Jawaban: d H2SO4 merupakan larutan asam kuat sehingga 2. akan terionisasi sempurna menjadi 2H+ dan SO4 5. Jawaban: a Garam elektrolit kuat berasal dari asam kuat dan basa kuat. KCl berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat KOH. Sementara itu, NH4Cl, Al2(SO4)3, HCOOK, dan CH3COONa adalah garam lemah. NH4Cl berasal dari asam kuat HCl dan basa lemah NH4OH. Al2(SO4)3 berasal dari asam kuat H2SO4 dan basa lemah Al(OH)3. HCOOK berasal dari basa kuat KOH dan asam lemah HCOOH. CH3COONa berasal dari basa kuat NaOH dan asam lemah CH3COOH. 6. Jawaban: b Daya hantar listrik paling besar dimiliki oleh larutan elektrolit kuat. H 2SO 4 dan NaCl merupakan elektrolit kuat. Namun, jumlah ion dari H2SO4 lebih banyak daripada NaCl sehingga larutan yang mempunyai daya hantar listrik paling besar adalah H2SO4. CH3COOH dan NH4OH adalah elektrolit lemah, sedangkan CH 3OH merupakan nonelektrolit. 7. Jawaban: b Larutan yang bersifat elektrolit (kuat atau lemah) dapat menghantarkan arus listrik. Larutan tersebut akan menyalakan lampu dan menghasilkan gelembung gas atau tidak menyalakan lampu, tetapi menghasilkan gelembung gas. 8. Jawaban: e Larutan yang termasuk elektrolit kuat yaitu larutan yang berasal dari asam kuat, basa kuat, dan larutan garam dari basa kuat dan asam kuat. Larutan asam lemah dan basa lemah termasuk elektrolit lemah. 9. Jawaban: a Reaksi ionisasi tiap-tiap senyawa sebagai berikut. 2 H2SO4 2H+ + SO4 + NH4OH NH4 + OH C2H5OH C6H12O6 CH3COOH H+ + CH3COO Dari persamaan reaksi terlihat bahwa H2SO4 mempunyai ion paling banyak, yaitu tiga ion (dua 2). ion H+ dan satu ion SO4 10. Jawaban: c Senyawa yang tetap berbentuk molekul saat dilarutkan dalam air merupakan senyawa nonelektrolit. Senyawa nonelektrolit tidak akan terionisasi saat dilarutkan dalam air dan mempunyai derajat ionisasi 0. Senyawa
3. Contoh zat elektrolit: a. asam cuka, b. garam dapur, dan c. kapur sirih. Contoh zat nonelektrolit: a. urea, b. gula, dan c. alkohol. 4. Ionisasi adalah peristiwa terurainya molekul zat elektrolit menjadi partikel-partikel penyusunnya yang disebut ion saat zat elektrolit tersebut dilarutkan dalam air. Contoh: NaCl(aq) Na+(aq) + Cl(aq)
3H+ + PO 3 5. H3PO4 4 = 0,40 Jumlah mol zat mula-mula = 5 mol
Jumlah mol zat yang terionisasi = jumlah mol zat mula-mula = 0,40 5 mol = 2 mol Jadi, jumlah mol zat yang terionisasi adalah 2 mol.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: a Teori ion menyatakan bahwa dalam larutan elektrolit terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion yang dapat bergerak bebas tersebut menghantarkan arus listrik melalui larutan. Teori ini dikemukakan oleh Arrhenius. 2. Jawaban: d Teori Arrhenius menyatakan bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion dalam larutan dapat bergerak bebas. 3. Jawaban: a Anion (ion negatif) yang terurai dari larutan elektrolit pada proses elektrolisis akan melepas elektron ke anode. Elektron tersebut mengalir dari anode ke katode melalui sumber arus.
16
nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu dan tidak menimbulkan gas saat diuji dengan alat penguji elektrolit. 11. Jawaban: b Reaksi elektrolisis AgCl menghasilkan endapan perak di katode dan gas klorin di anode. 12. Jawaban: c Larutan Mg(OH)2 adalah larutan elektrolit kuat yang akan terionisasi sempurna. Larutan ini mampu menyalakan lampu dengan terang dan menimbulkan banyak gelembung gas. 13. Jawaban: c BaSO4 adalah garam dari asam kuat (H2SO4) dan basa kuat (Ba(OH) 2) sehingga BaSO 4 akan terionisasi sempurna. Ion Ba2+ menangkap elektron 2 dari katode membentuk endapan Ba dan ion SO4 akan melepas elektron ke anode membentuk gas SO2. Elektron mengalir dari anode ke katode melalui sumber arus. 14. Jawaban: c Kertas saring yang dibasahi dengan larutan CuCrO4 lalu dijepit dengan penjepit buaya dan dihubungkan dengan sumber arus listrik akan menunjukkan peristiwa pergerakan ion menuju elektrode. Pada kutub positif (anode) kertas saring akan berwarna 2. Pada kutub kuning karena adanya ion CrO4 negatif (katode) kertas saring akan berwarna biru yang merupakan warna ion Cu2+. 15. Jawaban: c AgCl adalah garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat sehingga termasuk elektrolit kuat. AgCl terionisasi sempurna dalam air menjadi Ag+ dan Cl. B. Uraian
dalam larutan elektrolit akan menangkap elektron dari katode. Sebaliknya, ion-ion negatif dalam larutan elektrolit melepas elektron ke anode. Selanjutnya, elektron yang telah ditangkap anode mengalir ke katode melalui sumber arus listrik. Pelepasan dan penerimaan elektron oleh ion ini akan mengakibatkan adanya hantaran arus listrik. 3. a. b. c. d. e. 4. a. Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2OH(aq) 2(aq) K2CO3(aq) 2K+(aq) + CO3 (aq) NaNO3(aq) Na+(aq) + NO3 2+ 3(aq) Ca3(PO4)2(aq) 3Ca (aq) + 2PO4 CH3COONa(aq) CH3COO(aq) + Na+(aq) Contoh larutan 1) elektrolit kuat : H2SO4 dan NaOH 2) elektrolit lemah : HCOOH dan HCN 3) nonelektrolit : C2H5OH dan C8H18 Gejala yang muncul jika diuji dengan alat uji elektrolit. 1) Larutan elektrolit kuat akan mampu menyalakan lampu dengan terang dan menimbulkan banyak gelembung gas. 2) Larutan elektrolit lemah akan mampu menyalakan lampu dengan redup atau tidak mampu menyalakan lampu dan menimbulkan gelembung gas. 3) Larutan nonelektrolit tidak mampu menyalakan lampu dan tidak menimbulkan gelembung gas.
jumlah mol zat yang terionisasi jumlah mol zat mula-mula
b.
5. =
1. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa zat padat dapat terionisasi saat dilarutkan dalam air. Zat tersebut terurai menjadi ion-ionnya yang dapat bergerak bebas sehingga mampu menghantarkan arus listrik. Berbeda dengan bentuk padatan yang mempunyai ikatan kuat dan tidak mengandung ion. 2. Senyawa elektrolit dapat menghantarkan arus listrik jika berada dalam bentuk larutan. Dalam bentuk larutan, senyawa elektrolit akan mengalami ionisasi. Selanjutnya, kedua elektrode yang berbeda dimasukkan ke dalam larutan elektrolit. Kedua elektrode tersebut dihubungkan pada sumber arus listrik sehingga terbentuk katode (elektrode yang bermuatan negatif) dan anode (elektrode yang bermuatan positif). Pada saat sumber arus listrik dihubungkan, ion-ion positif
Jumlah mol zat yang terionisasi = jumlah mol zat mula-mula a. Ion-ion NaOH yang terbentuk = jumlah mol zat yang terionisasi = 1 1 = 1 mol b. Ion-ion H2SO4 yang terbentuk = jumlah mol zat yang terionisasi = 1 2 = 2 mol c. Ion-ion NH4OH yang terbentuk = jumlah mol zat yang terionisasi = 0,5 1 = 0,5 mol d. Ion-ion C2H5COOH yang terbentuk = jumlah mol zat yang terionisasi = 0,75 1 = 0,75 mol Semakin banyak ion terbentuk, semakin cepat menghantarkan arus listrik. Urutan kecepatan menghantarkan arus listrik dari yang paling tinggi ke rendah yaitu H2SO4, NaOH, C2H5COOH, dan NH4OH.
Kimia Kelas X
17
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: a Senyawa yang dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan ion adalah senyawa ion. Lelehan senyawa ion mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Berbeda dengan senyawa kovalen polar yang hanya dapat menghasilkan ion saat dilarutkan dalam air. 2. Jawaban: d Adanya suatu gaya tarik-menarik antaratom dalam senyawa kovalen polar dapat memutuskan ikatanikatan dalam molekul sehingga terbentuk ion. 3. Jawaban: d H2CO3 merupakan senyawa kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik. Fe(OH)3 dan KOH berikatan ionik, sedangkan CH4 dan H2 merupakan senyawa kovalen nonpolar yang bersifat nonelektrolit sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. 4. Jawaban: a Senyawa elektrolit yang dalam bentuk lelehan tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen polar, contoh HNO3. NaCl, KF, LiOH, dan Sr(OH) 2 adalah senyawa ion yang dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehan. 5. Jawaban: b HCl dan NH3 adalah senyawa kovalen. NaF dan KCl adalah senyawa ionik. 6. Jawaban: b LiOH merupakan senyawa elektrolit kuat yang berasal dari senyawa ion. HBr merupakan elektrolit kuat yang berasal dari senyawa kovalen polar. H2CO3, H3PO4, dan NH4OH merupakan senyawa kovalen polar yang bersifat elektrolit lemah. 7. Jawaban: a Senyawa kovalen polar dalam bentuk lelehan tidak dapat menghantarkan arus listrik tetapi dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan. Sementara itu, senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk lelehan maupun larutan. 8. Jawaban: b Gula (C6H12O6) jika dilarutkan dalam air tidak akan terionisasi ( = 0) karena merupakan larutan nonelektrolit. Di dalam larutan tersebut tidak terdapat ion, tetapi semua masih dalam bentuk molekul.
9. Jawaban: b Senyawa kovalen merupakan senyawa yang terbentuk karena pemakaian bersama pasangan elektron, misal HBr (asam bromida). Reaksi ionisasinya sebagai berikut. HBr(aq) H+(aq) + Br(aq) NaBr, KCl, LiOH, dan Mg(OH) 2 merupakan senyawa ion. 10. Jawaban: c Senyawa berbentuk gas merupakan senyawa kovalen. Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan adalah senyawa kovalen polar. Senyawa ini terionisasi dalam air. Ion-ion yang dihasilkan dapat menghantarkan arus listrik. B. Uraian
1. Ya, semua senyawa ion termasuk elektrolit. Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk dari atom logam dan atom nonlogam yang berikatan ion. Senyawa ion dalam bentuk lelehan maupun larutan dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang bergerak bebas. Oleh karena itu, senyawa ion termasuk elektrolit. Semua senyawa ion merupakan elektrolit kuat, kecuali Al(OH)3 dan Fe(OH)3. 2. Hidrasi adalah proses terkurung dan terikatnya ion atau molekul zat terlarut oleh molekul-molekul air. Saat zat dilarutkan dalam air, zat tersebut akan berinteraksi dengan molekul air sehingga terurai menjadi ion-ion atau molekul-molekulnya. 3. Senyawa ion dalam bentuk lelehan maupun larutan dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat bergerak bebas. Berbeda dengan bentuk kristalnya yang tersusun rapat, ion-ion penyusunnya tidak dapat bergerak. Oleh karena itu, kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik. 4. Larutan senyawa kovalen polar bersifat elektrolit karena dalam larutan senyawa kovalen polar mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya yang dapat bergerak bebas. Dalam larutan, ion-ion dapat melepas dan menerima elektron sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen nonpolar bersifat nonelektrolit karena dalam larutan senyawa kovalen nonpolar tidak terionisasi, tetapi tetap dalam bentuk molekulnya. Oleh karena itu, senyawa kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan arus listrik.
18
5. a.
b.
c.
Sr(OH)2, KBr, dan LiOH: senyawa ion Senyawa-senyawa tersebut termasuk elektrolit kuat karena dapat terionisasi sempurna dalam air, mampu menyalakan lampu dengan terang, dan menghasilkan banyak gelembung gas. H2CO3, NH4Cl, dan H3PO4: senyawa kovalen polar Senyawa-senyawa kovalen polar tersebut termasuk elektrolit lemah karena terionisasi sebagian dalam air, mampu menyalakan lampu dengan redup, dan menghasilkan sedikit gelembung gas. H2O dan Cl2: senyawa kovalen nonpolar Senyawa-senyawa tersebut termasuk nonelektrolit karena tidak dapat terionisasi dalam air dan tidak dapat menghantarkan arus listrik.
arah panah ke kanan. NH4OH, H3PO4, dan HF adalah senyawa elektrolit lemah. Persamaan reaksi ionisasinya ditandai dengan dua arah panah bolakbalik. Persamaan reaksi ionisasi yang tepat ditunjukkan oleh reaksi H3PO4. 6. Jawaban: c Anion akan melepas elektron yang ditangkap oleh anode. Katode melepas elektron yang kemudian ditangkap oleh kation. Elektron mengalir dari anode menuju katode melalui sumber arus. 7. Jawaban: a Larutan yang mengalami ionisasi sempurna dalam air adalah larutan elektrolit kuat. NaOH dan HCl adalah larutan elektrolit kuat. CO(NH)2 dan CH3OH adalah larutan nonelektrolit. H2S dan Al(OH)3 adalah larutan elektrolit lemah. Jadi, larutan yang mengalami ionisasi sempurna adalah HCl dan NaOH. 8. Jawaban: e Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu tetapi mampu menghasilkan gelembung gas adalah larutan elektrolit lemah, misal asam karbonat. Asam klorida dan garam dapur adalah larutan elektrolit kuat. Urea dan etanol adalah larutan nonelektrolit. 9. Jawaban: e Larutan yang mempunyai derajat ionisasi () = 1 adalah larutan elektrolit kuat, misal HBr, HNO3, H2SO4, dan Ca(OH)2. HCOOH adalah larutan elektrolit lemah yang memiliki derajat ionisasi 0 < < 1. 10. Jawaban: c 3 merupakan ion yang bermuatan negatif Ion PO4 (anion). Dalam proses elektrolisis, anion akan bergerak menuju anode. 11. Jawaban: e Larutan KOH adalah elektrolit kuat yang terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. Ion positif (kation) akan menerima elektron dari katode, sedangkan ion negatif akan melepas elektron ke anode. Proses pelepasan dan penerimaan elektron ini mengakibatkan larutan KOH dapat menghantarkan arus listrik. 12. Jawaban: e Larutan yang dapat menyalakan lampu dengan redup dan menimbulkan gelembung gas adalah larutan elektrolit lemah. Contoh H2CO3, Al(OH)3, dan CH3COOH. Sementara itu, NaOH, LiOH, dan HCl adalah larutan elektrolit kuat.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: b Larutan yang dapat menyalakan lampu dengan terang dan menghasilkan gelembung gas adalah larutan elektrolit kuat. HBr termasuk elektrolit kuat. H2S dan Fe(OH)3 adalah elektrolit lemah. C2H5OH dan C6H12O6 adalah nonelektrolit. 2. Jawaban: d Jumlah mol zat yang terionisasi = jumlah mol zat mula-mula = 0,4 2 = 0,8 mol Jumlah mol zat yang tidak terionisasi = (2 0,8) mol = 1,2 mol 3. Jawaban: e Urea merupakan zat nonelektrolit. Dengan demikian, sifat-sifat urea saat dilarutkan di dalam air yaitu tidak mengalami ionisasi dan tetap sebagai molekul, mempunyai = 0, tidak dapat menghantarkan arus listrik, tidak dapat menyalakan lampu, serta tidak menghasilkan gelembung gas. 4. Jawaban: d Ion H+ adalah kation. Kation akan menangkap elektron dari katode. Sebanyak dua ion H+ akan membentuk H2 dengan menangkap dua elektron sehingga timbul gelembung gas hidrogen. 5. Jawaban: e MgCl2 dan NaOH adalah senyawa elektrolit kuat. Persamaan reaksi ionisasinya ditandai dengan satu
Kimia Kelas X
19
13. Jawaban: c Senyawa H2CO3 merupakan elektrolit lemah yang 2. akan terionisasi sebagian menjadi 2H+ dan CO3 Ionisasi sebagian ditandai dengan dua arah panah bolak-balik. 14. Jawaban: c Aliran listrik dalam larutan elektrolit dapat terus berlangsung selama masih ada kation dan anion. Saat semua kation sudah menangkap elektron dari katode dan semua anion sudah melepas elektron ke anode, aliran listrik akan berhenti. 15. Jawaban: a Larutan elektrolit lemah ditunjukkan oleh lampu A dan C karena gelembung gas tidak menyalakan lampu dan menyalakan lampu redup meskipun tidak terbentuk gelembung gas. Sementara itu, larutan B dan E adalah larutan elektrolit kuat yang ditandai dengan nyala lampu terang dan ada gelembung gas. Larutan D adalah larutan nonelektrolit karena tidak dapat menyalakan lampu ataupun menghasilkan gelembung gas. 16. Jawaban: a CaSO 4 merupakan senyawa ion yang akan terionisasi sempurna dalam air dengan derajat ionisasi () = 1. CaSO4 adalah senyawa elektrolit kuat yang mampu menyalakan lampu dengan terang dan menghasilkan gelembung gas. 17. Jawaban: d Larutan elektrolit kuat ditunjukkan oleh larutan nomor 4) dan 5) karena mampu menghasilkan banyak gelembung dan menyalakan lampu meskipun larutan nomor 4) menyalakan lampu dengan redup. Larutan nomor 2) dan 3) merupakan larutan elektrolit lemah karena menghasilkan sedikit gelembung gas dan tidak dapat menyalakan lampu atau menyalakan lampu dengan redup. Sementara itu, larutan nonelektrolit ditunjukkan oleh larutan nomor 1) karena tidak dapat menghasilkan gelembung gas dan tidak dapat menyalakan lampu. Jadi, pasangan larutan elektrolit kuat dan nonelektrolit berturut-turut ditunjukkan oleh nomor 5) dan 1). 18. Jawaban: a Zat A adalah elektrolit kuat yang akan terionisasi sempurna sehingga jumlah mol yang tersisa 0. Zat B adalah nonelektrolit yang tidak bisa terionisasi sehingga jumlah mol tidak berkurang. 19. Jawaban: e Larutan yang mempunyai derajat ionisasi 0 < < 1 adalah larutan elektrolit lemah, misal NH4OH dan H2CO3. Larutan KBr, NaOH, dan HCl adalah larutan elektrolit kuat dengan = 1.
20. Jawaban: e Larutan elektrolit lemah dapat menghasilkan gelembung gas tetapi tidak dapat menyalakan lampu atau dapat menyalakan lampu dengan redup, seperti ditunjukkan oleh gambar nomor III. Larutan yang dapat menyalakan lampu tetapi tidak menghasilkan gelembung gas juga termasuk larutan elektrolit lemah, seperti yang ditunjukkan oleh nomor I. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghasilkan gelembung gas dan tidak dapat menyalakan lampu. Larutan nonelektrolit ditunjukkan oleh gambar nomor IV. Sementara itu, gambar nomor II merupakan larutan elektrolit kuat. Larutan dapat menyalakan lampu dan menghasilkan banyak gelembung gas. 21. Jawaban: c Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh jumlah ion yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah ion dalam larutan, semakin besar daya hantar listriknya. 22. Jawaban: b NaOH adalah senyawa ion. Sementara itu, NH4Cl, HBr, H 3PO 4, dan H 2CO 3 termasuk senyawa kovalen polar. 23. Jawaban: d NH4OH adalah senyawa elektrolit yang berikatan kovalen. LiOH, Mg(OH)2, NaBr, dan Sr(OH)2, merupakan senyawa elektrolit yang berikatan ion. 24. Jawaban: d Senyawa ion yang dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna dalam larutan. Ion-ion yang dihasilkan dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. 25. Jawaban: d Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk dari atom logam dan atom nonlogam, misal KCl, NaBr, Mg(OH)2, KF, dan LiOH. Sementara itu, HClO4, H2SO4, dan NH4Cl adalah senyawa kovalen polar yang terbentuk dari atom-atom nonlogam. 26. Jawaban: d Senyawa Cl2 merupakan senyawa kovalen nonpolar yang tidak dapat terionisasi dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. 27. Jawaban: a NaBr merupakan senyawa ion. Senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk padatan. Bentuk lelehan dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik dan dapat menyalakan lampu saat diuji dengan alat penguji elektrolit. Dalam larutan, NaBr terionisasi sempurna menjadi ion Na+ dan Br.
20
28. Jawaban: d Senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan adalah senyawa ion dan kovalen polar. Senyawa ion memiliki titik leleh tinggi. Oleh karena itu, senyawa x bukan senyawa ion melainkan senyawa kovalen polar. Senyawa yang tidak dapat menghantarkan arus listrik meskipun dalam bentuk larutan adalah senyawa kovalen nonpolar. 29. Jawaban: c Larutan elektrolit kuat menghasilkan banyak gelembung gas dan menyalakan lampu dengan terang. Larutan elektrolit kuat ditunjukkan oleh gambar nomor 1) dan 2). Larutan elektrolit lemah menghasilkan sedikit gelembung gas dan menyalakan lampu dengan redup atau tidak dapat menyalakan lampu. Larutan elektrolit lemah ditunjukkan oleh gambar nomor 4) dan 5). Sementara itu, gambar nomor 3) menunjukkan larutan nonelektrolit. Larutan nonelektrolit tidak dapat menyalakan lampu dan tidak menghasilkan gelembung gas. Jadi, larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor 1) dan 5). 30. Jawaban: a Senyawa yang berikatan ion mudah larut dalam air dan dapat menghantarkan arus listrik dalam fase cair. Senyawa ion mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi. B. Uraian
3. a. b.
c.
Ion-ion yang ada dalam larutan adalah K+ dan Br . Produk yang dihasilkan di katode adalah endapan kalium dan di anode dihasilkan gas bromin. Persamaan reaksi yang terjadi: katode : K+(aq) + e K(s) anode : 2Br (aq) Br2(g) + 2e
4. Larutan yang bersifat elektrolit kuat yaitu larutan A dan B karena menghasilkan banyak gelembung dan lampu menyala terang meskipun larutan A menyalakan lampu dengan redup. Larutan yang bersifat elektrolit lemah yaitu larutan C dan E karena menghasilkan sedikit gelembung dan menyalakan lampu dengan redup atau tidak menyalakan lampu. Larutan nonelektrolit adalah larutan D karena tidak dapat menyalakan lampu dan tidak dapat menghasilkan gelembung gas. 5. Asam karbonat merupakan asam lemah. Jika asam karbonat diuji dengan alat uji elektrolit maka lampu tidak akan menyala atau dapat menyala redup dan timbul sedikit gelembung gas. Hal ini karena larutan asam karbonat bersifat elektrolit lemah. 6. a. Zat B termasuk elektrolit lemah karena menyalakan lampu dengan redup dan menghasilkan sedikit gelembung gas. Jumlah mol zat B mula-mula = 40 g/mol = 1 mol Jumlah mol zat B yang terionisasi = 0,4 mol Mol zat B yang terionisasi = (1 0,4) mol = 0,6 mol Derajat ionisasi () =
jumlah mol zat B yang terionisasi jumlah mol zat B mula-mula 40 gram
b.
1. Saat diuji dengan alat penguji elektrolit, elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, dapat menyalakan lampu dengan terang, dan menghasilkan banyak gelembung gas. Elektrolit kuat dalam air dapat terionisasi sempurna dengan derajat ionisasi () = 1. 2(aq) Contoh: H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO4 Sementara itu, elektrolit lemah kurang baik menghantarkan arus listrik, tidak dapat menyalakan lampu atau dapat menyalakan lampu dengan redup dan menghasilkan sedikit gelembung gas. Elektrolit lemah dalam air terionisasi sebagian dengan derajat ionisasi 0 < < 1. 3(aq) Contoh: H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO4 2. Derajat ionisasi () memengaruhi daya hantar listrik. Semakin besar harga , semakin kuat sifat elektrolitnya. Berarti semakin banyak arus listrik yang dihantarkan. Sebaliknya, semakin kecil harga , semakin lemah sifat elektrolitnya. Berarti semakin lemah menghantarkan arus listrik.
= 1 mol = 0,6 Jadi, zat B yang terionisasi sebanyak 0,6 mol dan derajat ionisasinya 0,6. 7. Senyawa kovalen murni tidak dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekulnya tidak mengandung ion-ion. Saat dilarutkan dalam air, senyawa kovalen polar akan terionisasi sehingga terdapat ion-ion yang mampu menangkap dan melepas elektron. Oleh karena itu, larutan senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik.
0,6 mol
Kimia Kelas X
21
8. a.
b.
Senyawa kovalen polar jika dilarutkan dalam air dapat mengalami ionisasi sehingga akan terurai menjadi ion-ionnya. Sementara itu, senyawa kovalen nonpolar jika dilarutkan dalam air tidak dapat terionisasi dan tetap dalam bentuk molekulnya. Senyawa kovalen polar dapat terionisasi sehingga dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan senyawa kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi.
gabungan oksigen, pelepasan elektron, mengalami kenaikan bilangan oksidasi, serta melibatkan pelepasan hidrogen. Zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor. 2. Jawaban: b Reaksi reduksi terjadi apabila suatu reaksi mengalami penurunan bilangan oksidasi seperti pada O menjadi O2. O menjadi O2 mengalami penurunan bilangan oksidasi dari 0 (nol) menjadi 2. Sementara itu, Al menjadi Al3+ mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 (nol) menjadi +3. F menjadi F 2 mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 1 menjadi 0 (nol). Fe2+ menjadi Fe3+ mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari +2 menjadi +3. Ca menjadi Ca2+ mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 (nol) menjadi +2. 3. Jawaban: c Reaksi oksidasi mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi mengalami penurunan bilangan oksidasi. 1) 3CuS + 8HNO3 3Cu(NO3)2 + 2NO + 3S + 4H2O
2 +5 Oksidasi Reduksi +2 0
9. Air hujan, air sungai, dan air laut dapat menyalakan lampu saat diuji dengan alat uji elektrolit. Hal ini dapat terjadi karena air-air tersebut mengandung zat terlarut yang bersifat elektrolit. Zat terlarut tersebut dapat terionisasi sehingga mampu menghantarkan arus listrik. 10. a. Aki Timbal Aki timbal sering digunakan sebagai sumber arus untuk automobil . Aki timbal menggunakan larutan H 2 SO 4 encer sebagai elektrolit. Elektrode yang digunakan berupa Pb sebagai anode dan PbO sebagai katode. Reaksi yang terjadi menghasilkan listrik dan mengubah kedua elektrode menjadi PbSO4. Fuel Cells Fuel cells adalah sel bahan bakar yang mempunyai kapasitas listrik yang tahan lama, mudah perawatannya, dan mempunyai efisiensi tinggi. Sel ini menggunakan larutan KOH pekat sebagai elektrolit. Gas hidrogen digunakan sebagai anode dan gas oksigen sebagai katode. Masing-masing gas dimasukkan ke dalam elektrode karbon berpori. Ion OH yang dihasilkan di katode akan bereaksi dengan gas H2 di anode.
b.
2)
4)
Bab II
5)
A.
Pilihan Ganda
Jadi, reaksi yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi terdapat pada reaksi nomor 2) dan 4). 4. Jawaban: e Reaksi yang melibatkan penggabungan oksigen merupakan reaksi oksidasi. Pada persamaan reaksi tersebut, oksigen berada di sebelah kiri tanda panah. Misal pada reaksi berikut.
1. Jawaban: d Reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen, penerimaan elektron, mengalami penurunan bilangan oksidasi, serta melibatkan pengikatan hidrogen. Zat yang mengalami reduksi dinamakan oksidator. Oksidasi merupakan reaksi peng-
22
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O Reaksi pada pilihan jawaban a , b , c , dan d merupakan reaksi reduksi (kehilangan oksigen). 5. Jawaban: d MnO2 merupakan zat yang melepaskan oksigen membentuk H 2 O. MnO 2 disebut oksidator. Pelepasan oksigen oleh MnO2 ini dinamakan reduksi. Sementara itu, HCl merupakan zat yang mengalami penggabungan oksigen membentuk H2O. HCl disebut reduktor. Penggabungan oksigen oleh HCl dinamakan oksidasi. 6. Jawaban: d Reaksi reduksi: F2 + 2e 2F Reaksi oksidasi: 2I I2 + 2e _________________________________ Reaksi redoksi: F2 + 2I I2 + 2F Spesi yang menerima elektron yaitu F2. Spesi F2 menerima 2 elektron membentuk F. Sementara itu, I melepaskan 2 elektron membentuk I2. 7. Jawaban: d Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
+3 Reduksi Oksidasi +2 0 +4
d.
MnO2 mengalami reduksi. Jadi, senyawa digarisbawahi yang mengalami oksidasi adalah SnCl2. B. Uraian Pelepasan dan penggabungan oksigen. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang melibatkan pengikatan atau penggabungan oksigen pada suatu zat. Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat. Pelepasan dan penerimaan elektron. Reaksi oksidasi merupakan reaksi pelepasan elektron. Reaksi reduksi merupakan reaksi penerimaan elektron. Kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Pelepasan dan pengikatan hidrogen. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang melepaskan hidrogen. Reaksi reduksi adalah reaksi yang melibatkan pengikatan hidrogen.
Fe2O3 pada reaksi tersebut mengalami penurunan bilangan oksidasi (reduksi) dari +3 menjadi 0. Sementara itu, CO pada reaksi tersebut mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dari +2 menjadi +4. 8. Jawaban: b Unsur A mudah melepas elektron membentuk ion bermuatan positif. Sementara itu, unsur B mudah menerima elektron membentuk ion bermuatan negatif. Reaksi yang terjadi sebagai berikut. A A2+ + 2e B + 2e B2 + A + B A2+ + B2 9. Jawaban: d Persamaan reaksi redoks: Mg(s) + 2Fe3+(aq) 2Fe2+(aq) + Mg2+(aq)
0 +3 Oksidasi Reduksi +2 2+
1. a.
b.
c.
d.
Bilangan oksidasi unsur Mg menjadi Mg2+ berubah dari 0 menjadi +2. Jadi, selisih bilangan oksidasinya adalah +2 (mengalami kenaikan 2 bilangan oksidasi).
Kimia Kelas X
23
2.
2NaIO3(aq) + 5NaHSO3(aq) I2(aq) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) + H2O( )
+5 Reduksi Oksidasi +4 0 +6
5. a.
2H2(g) + O2(g) 2H2O( ) Pada reaksi tersebut, O 2 mengikat H 2 membentuk H2O sehingga O2 mengalami reduksi dan H2 mengalami oksidasi. Reaksi tersebut melibatkan pengikatan hidrogen. H2(g) + 2Na(s) 2NaH(s) Pada reaksi tersebut, Na mengikat H 2 sehingga H2 mengalami oksidasi dan Na mengalami reduksi. Reaksi tersebut melibatkan pengikatan hidrogen. 2H2O2(aq) 2H2O( ) + O2(g) Pada reaksi tersebut, senyawa H 2 O 2 melepaskan hidrogen membentuk O2. Pada reaksi ini, O dalam H2O2 mengalami oksidasi menjadi O2 dan reduksi menjadi H2O. Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g) Pada reaksi tersebut, senyawa HCl melepaskan hidrogen membentuk ZnCl2. Pada reaksi tersebut, Zn mengalami oksidasi menjadi ZnCl 2, sedangkan H pada HCl mengalami reduksi menjadi H2.
Jadi, zat yang mengalami reduksi adalah NaIO3. Zat yang mengalami oksidasi adalah NaHSO3. 3. Persamaan reaksi sebagai berikut. a. CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
Mengalami penggabungan oksigen Mengalami penggabungan oksigen
b.
c.
b.
Reaksi tersebut merupakan reaksi oksidasi karena C dan H mengalami penggabungan oksigen (bukan reaksi redoks). H2S(g) + Cl2(g) 2HCl(g) + S(s)
Mengikat hidrogen Melepaskan hidrogen
d.
Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks karena H2S melepas hidrogen membentuk S (oksidasi) dan Cl2 mengikat hidrogen menjadi HCl (reduksi). c. Zn(s) + CuO(s) ZnO(s) + Cu(s)
Melepas oksigen Mengalami penggabungan oksigen
A.
Pilihan Ganda
Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi oksidasi (redoks) karena Zn mengalami penggabungan oksigen (oksidasi) dan CuO melepaskan oksigen (reduksi). d. 2NH3(g) + 3CuO(s) N2(g) + 3Cu(s) + 3H2O( )
Melepas hidrogen Melepas oksigen
1. Jawaban: c Bilangan oksidasi H pada H2 = 0. Bilangan oksidasi H pada H2O, H2O2, dan HNO3 = +1. Bilangan oksidasi H pada NaH = 1. 2. Jawaban: a
MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + I2
+4 Reduksi Oksidasi 1 +2 0
Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks karena CuO melepas oksigen membentuk Cu (reduksi), sedangkan NH 3 melepaskan hidrogen (oksidasi). 4. 4Ag(s) + O2(g) + 2H2S(g) 2Ag2S(s) + 2H2O( )
0 0 Oksidasi Reduksi +1 2
Reduktor merupakan zat yang mengalami reaksi oksidasi. Jadi, zat yang berperan sebagai reduktor adalah NaI. Sementara itu, MnO2 merupakan oksidator (zat yang mengalami reaksi reduksi). 3. Jawaban: d 3 = 3 Bilangan oksidasi Fe(CN)6 (1 BO Fe) + (6 BO CN) = 3 (1 BO Fe) + (6 (1)) = 3 BO Fe = +3 3 Jadi, bilangan oksidasi unsur Fe dalam Fe(CN)6 adalah +3.
Reaksi terbentuknya noda pada perhiasan perak tersebut merupakan reaksi redoks karena pada reaksi tersebut Ag mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi), sedangkan O2 mengalami penurunan bilangan oksidasi (reduksi).
24
4)
C pada H2C2O4 mengalami reaksi oksidasi (bertindak sebagai reduktor). Jadi, unsur-unsur yang digarisbawahi pada reaksi tersebut secara berturut-turut bertindak sebagai reduktor, oksidator, dan reduktor. 5. Jawaban: c 1) SO2 dan SO3 Bilangan oksidasi SO2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) = 0 BO S + (2 (2)) = 0 BO S = +4 Bilangan oksidasi SO3 = 0 (1 BO S) + (3 BO O) = 0 BO S + (3 (2)) = 0 BO S = +6 2) H2SO3 dan H2SO4 Bilangan oksidasi H2SO3 = 0 (2 BO H) + (1 BO S) + (3 BO O) = 0 (2 1) + BO S + (3 (2)) = 0 2 + BO S + (6) = 0 BO S = +4 Bilangan oksidasi H2SO4 = 0 (2 BO H) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (2 1) + BO S + (4 (2)) = 0 2 + BO S + (8) = 0 BO S = +6 3) Na2SO4 dan Na2S Bilangan oksidasi Na2SO4 = 0 (2 BO Na) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (2 1) + BO S + (4 (2)) = 0 2 + BO S + (8) = 0 BO S = +6 Bilangan oksidasi Na2S = 0 (2 BO Na) + (1 BO S) = 0 (2 1) + BO S = 0 2 + BO S = 0 BO S = 2
H2S dan H2SO4 Bilangan oksidasi H2S = 0 (2 BO H) + (1 BO S) = 0 (2 1) + BO S = 0 BO S = 2 Bilangan oksidasi H2SO4 = 0 (2 BO H) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (2 1) + BO S + (4 (2)) = 0 2 + BO S + (8) = 0 BO S = +6 5) Na2SO3 dan SO2 Bilangan oksidasi Na2SO3 = 0 (2 BO Na) + (1 BO S) + (3 BO O) = 0 (2 1) + BO S + (3 (2)) = 0 2 + BO S + (6) = 0 BO S = +4 Bilangan oksidasi SO2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) = 0 BO S + (2 (2)) = 0 BO S = +4 Jadi, pasangan yang mengandung unsur S dengan bilangan oksidasi yang sama adalah Na2SO3 dan SO2. 6. Jawaban: e a. H+ + OH H2O
2 2
b.
2SO2 + O2 2SO3
0 Reduksi 2
c.
d.
e.
+ 8H2O + 5O2
0 Oksidasi
Kimia Kelas X
25
7. Jawaban: c
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O + 10CO2 +7 Reduksi Oksidasi +3 +2 +4
Jadi, zat hasil reduksi dan oksidasi dari reaksi tersebut adalah MnSO4 dan CO2. 8. Jawaban: a Oksidator merupakan zat yang mengalami reaksi reduksi (penurunan bilangan oksidasi). Cu yang mempunyai bilangan oksidasi 0 (nol) tidak mungkin mengalami penurunan bilangan oksidasi. Cl2 yang mempunyai bilangan oksidasi 0 (nol) dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi 1 (Cl). Na+ yang mempunyai bilangan oksidasi +1 dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi 0 (nol). Mg2+ yang mempunyai bilangan oksidasi +2 dapat mengalami penurunan bilangan oksidasi menjadi 0 (nol). 9. Jawaban: a Zat yang mengalami reduksi (mengalami penurunan bilangan oksidasi) dinamakan oksidator. a. N2 NH3
0 3 Reduksi
N2 = oksidator b. NO NO2
+2 +4 Oksidasi
SO2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) = 0 (BO S) + (2(2) = 0 BO S = +4 b. NH3 = 0 (1 BO N) + (3 BO H) = 0 (BO N) + 3(+1) = 0 BO N = 3 NO2 = 0 (1 BO N) + (2 BO O) = 0 (BO N) + (2(2)) = 0 BO N = +4 c. CuCl2 = 0 (1 BO Cu) + (2 BO Cl) = 0 (+2) + (2 BO Cl) = 0 BO Cl = 1 NaClO = 0 (1 BO Na) + (1 BO Cl) + (1 BO O) = 0 (+1) + (BO Cl) + (2) = 0 BO Cl = +1 d. MnO2 = 0 (1 BO Mn) + (2 BO O) = 0 (BO Mn) + 2(2) = 0 BO Mn = +4 K2Mn2O7 = 0 (2 BO K) + (2 BO Mn) + (7 BO O) = 0 (2(+1)) + (2 BO Mn) + (7(2)) = 0 (+2) + (2 BO Mn) + (14) = 0 BO Mn = +6 e. K2CrO4 = 0 (2 BO K) + (1 BO Cr) + (4 BO O) = 0 (2(+1)) + (1 BO Cr) + (4(2)) = 0 BO Cr = +6 K2Cr2O7 = 0 (2 BO K) + (2 BO Cr) + (7 BO O) = 0 (2(+1)) + (2 BO Cr) + (7(2)) = 0 (+2) + (2 BO Cr) + (14) = 0 BO Cr = +6 Jadi, pasangan senyawa yang masing-masing mempunyai unsur dengan bilangan oksidasi +6 adalah K2CrO4 dengan K2Cr2O7. 11. Jawaban: e Perubahan bilangan oksidasi pada reaksi-reaksi tersebut sebagai berikut. a. Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
0 +1 1 Oksidasi Reduksi +2 2 0
NH3 = reduktor Jadi, zat bergaris bawah yang mengalami reaksi reduksi adalah N2 saat berubah menjadi NH3. 10. Jawaban: e Bilangan oksidasi unsur-unsur yang bergaris bawah pada senyawa-senyawa tersebut sebagai berikut. a. H2S = 0 (2 BO H) + (1 BO S) = 0 (2(+1)) + (BO S) = 0 BO S = 2
b.
2K + 2H2O 2KOH + H2
0 +1 Oksidasi Reduksi +1 0
26
c.
e.
d.
Reaksi ini bukan reaksi koproporsionasi. 13. Jawaban: b SnO2(s) + 2C(s) Sn( ) + 2CO(g) Bilangan oksidasi Sn dalam SnO2 sebagai berikut. Bilangan oksidasi SnO2 = 0 (1 BO Sn) + (2 BO O) = 0 (1 BO Sn) + (2 (2)) = 0 BO Sn + (4) = 0 BO Sn = +4 Bilangan oksidasi unsur Sn = 0 Bilangan oksidasi unsur C = 0 Bilangan oksidasi C dalam CO sebagai berikut. Bilangan oksidasi CO = 0 (1 BO C) + (1 BO O) = 0 BO C + (1 (2)) = 0 BO C + (2) = 0 BO C = +2 Jadi, bilangan oksidasi Sn berubah dari +4 menjadi 0, sedangkan bilangan oksidasi C berubah dari 0 menjadi +2. 14. Jawaban: d I a. IO3
+5 1 Menerima 6 elektron
e.
Reaksi autoredoks adalah reaksi yang salah satu reaktannya mengalami reaksi oksidasi dan juga reaksi reduksi. Jadi, reaksi autoredoks terdapat pada reaksi e. 12. Jawaban: c Reaksi koproporsionasi merupakan reaksi redoks dengan hasil reduksi dan hasil oksidasi merupakan unsur yang sama. a. 2N2 + 3O2 2N2O3
0 0 +3 2 Reduksi
Oksidasi
Reaksi ini bukan reaksi koproporsionasi karena unsur yang menjadi hasil reduksi dan hasil oksidasinya berbeda. b. Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
0 +1 Oksidasi Reduksi +2 0
b.
Cl ClO3
+5
Menerima 6 elektron
c.
H2O2 OH
1 2 Menerima 1 elektron
d.
Mn2+ MnO4
+7
+2
Reaksi ini termasuk reaksi koproporsionasi. Unsur S bertindak sebagai hasil reduksi sekaligus sebagai hasil oksidasi. d. 6ClO2 + 3H2O 5HClO3 + HCl
+4 Oksidasi Reduksi +5 1
Menerima 5 elektron
e.
2 Cr3+ Cr2O7
+6
+3
Menerima 3 elektron
Jadi, oksidator yang dapat menerima lima elektron menjadi Mn2+. adalah MnO4 15. Jawaban: d
2KMnO4 + 10FeSO4 + 8H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3 + 8H2O +7 +2 Reduksi Oksidasi +2 +3
Reaksi ini bukan reaksi koproporsionasi melainkan reaksi disproporsionasi. Unsur Cl bertindak sebagai oksidator sekaligus reduktor.
Kimia Kelas X
27
KMnO 4 mengalami reaksi reduksi (sebagai oksidator) dengan hasil reduksi berupa MnSO4. FeSO 4 mengalami reaksi oksidasi (sebagai reduktor) dengan hasil oksidasi berupa Fe2(SO4)3. S tidak mengalami penurunan atau kenaikan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi S tetap +6. B. Uraian S dalam SO2 Bilangan oksidasi SO2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) = 0 (1 BO S) + (2 (2)) = 0 BO S = +4 Zn dalam ZnO2 = 1 Bilangan oksidasi ZnO2 (1 BO Zn) + (2 BO O) = 1 BO Zn + (2 (2)) = 1 BO Zn = +3 + N dalam NH4 + = +1 Bilangan oksidasi NH4 (1 BO N) + (4 BO H) = +1 BO N + (4 1) = +1 BO N = 3 I dalam NaIO3 Bilangan oksidasi NaIO3 = 0 (1 BO Na) + (1 BO I) + (3 BO O) = 0 (1 1) + BO I + (3 (2)) = 0 BO I = +5 P dalam Na3PO4 Bilangan oksidasi Na3PO4 = 0 (3 BO Na) + (1 BO P) + (4 BO O) = 0 (3 1) + BO P + (4 (2)) = 0 BO P = +5 4 Fe dalam Fe(CN)6 4 = 4 Bilangan oksidasi Fe(CN)6 (1 BO Fe) + (6 BO CN) = 4 BO Fe + (6 (1)) = 4 BO Fe = +2
Unsur S dalam SO2
Zn dalam ZnO2 + N dalam NH4
2. a.
Oksidator (zat yang mengalami reduksi) pada reaksi tersebut adalah Fe2O3. Hasil reduksi berupa Fe. b.
(aq) + 5H S(aq) + 6H+(aq) 2Mn2+(aq) + 5S(s) + 8H O( ) 2MnO4 2 2
1. a.
+7
2 Reduksi
+2 Oksidasi
b.
Oksidator (zat yang mengalami reduksi) pada . Hasil reduksi reaksi tersebut adalah MnO4 2+ berupa Mn . c. Cu2O(s) + 2H+(aq) Cu(s) + Cu2+(aq) + H2O( )
+1 Reduksi Oksidasi 0 +2
c.
Oksidator (zat yang mengalami reduksi) pada reaksi tersebut adalah Cu2O. Hasil reduksi berupa Cu. Oleh karena reaksi tersebut merupakan reaksi autoredoks maka zat yang bertindak sebagai reduktor juga Cu2O. 3. Perubahan bilangan oksidasi pada reaksi-reaksi tersebut sebagai berikut. a. 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O
0 +1 2 + 1 Reduksi Oksidasi
+ + 2H+ Ag+ + 2NH + Ag(NH3)2 4
d.
+1 1 +1 +5 6
+1 2
e.
b.
+1 6 +6
+1
+1
3 +4
f.
No. a. b. c. d. e. f.
Bilangan Oksidasi
e.
+4 +3 3 +5 +5 +2
+2
+1
Reduksi Oksidasi
Jadi, autoredoks terjadi jika satu unsur dalam senyawa mengalami reaksi oksidasi dan reduksi. Hal ini terjadi pada reaksi a dan e.
28
4. 1)
5. Jawaban: d Amonium nitrat mempunyai rumus kimia + dan NO. NH4NO3. NH4NO3 terbentuk dari ion NH4 3
+ = +1 Bilangan oksidasi NH4 (1 BO N) + (4 BO H) = +1 BO N + (4 1) = +1 BO N = 3 = 1 Bilangan oksidasi NO3 (1 BO N) + (3 BO O)= 1 BO N + (3 (2)) = 1 BO N = +5 Jadi, bilangan oksidasi N dalam senyawa amonium nitrat adalah 3 dan +5.
Unsur yang mengalami oksidasi adalah Fe dan S dalam SO2. Unsur yang mengalami reduksi adalah O2. 2)
4FeSO4(s) + O2(g) + 6H2O( ) 2Fe2O3 H2O(s) + 4H2SO4(aq)
+2 +6 8 Oksidasi Reduksi 0 +2 2 +6 6 +2 2
Unsur yang mengalami oksidasi adalah Fe dalam FeSO4. Unsur yang mengalami reduksi adalah O2. 5. Magnesium pada reaksi tersebut dikatakan sebagai zat pereduksi. Zat pereduksi merupakan nama lain dari reduktor (zat yang mengalami reaksi oksidasi). CuO + Mg Cu + MgO
+2 Reduksi Oksidasi 0 0 +2
Pada reaksi tersebut terjadi pelepasan oksigen. C merupakan oksidator (mengalami reduksi), sedangkan O merupakan reduktor (mengalami oksidasi). Bilangan oksidasi C berubah dari +4 menjadi 0. Bilangan oksidasi O berubah dari 2 menjadi 0. 7. Jawaban: b
A.
Pilihan Ganda
a. b. c. d. e.
Nama Kimia Magnesium Magnesium Magnesium Magnesium Magnesium oksida nitrida sianida nitrit nitrat
1. Jawaban: c Fe2O3 terbentuk dari ion Fe3+ dengan ion O2. Bilangan oksidasi Fe adalah +3 sehingga jika bergabung dengan ion oksida senyawanya bernama besi(III) oksida. 2. Jawaban: b Natrium nitrat terbentuk dari ion natrium dan ion nitrat. Ion natrium merupakan kation dengan rumus Na+. Sementara itu, ion nitrat merupakan anion . Jika ion Na+ bergabung dengan dengan rumus NO3 akan membentuk senyawa dengan rumus ion NO3 NaNO3. 3. Jawaban: c PCl3 = fosfor triklorida Ba3(PO4)2 = barium fosfat CH3COONa = natrium asetat MgSO4 = magnesium sulfat Ca(OH)2 = kalsium hidroksida 4. Jawaban: e NaCl : natrium klorida NaClO : natrium hipoklorit NaClO2 : natrium klorit NaClO3 : natrium klorat NaClO4 : natrium perklorat
8. Jawaban: e CuSO4 terbentuk dari ion tembaga(II) dan ion sulfat sehingga nama senyawa adalah tembaga(II) sulfat. Cu2SO4 terbentuk dari ion tembaga(I) dan ion sulfat sehingga nama senyawanya adalah tembaga(I) sulfat. 9. Jawaban: d (CH2O)n menangkap oksigen membentuk CO2 dan H2O. Pada reaksi ini terjadi penggabungan oksigen pada (CH2O)n menjadi nCO2 dan nH2O. 10. Jawaban: d Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
+3 Reduksi Oksidasi 0 +3 0
Kimia Kelas X
29
B.
Uraian Kalium permanganat = KMnO4. Bilangan oksidasi K = +1 karena KMnO4 . terbentuk dari ion K+ dan ion MnO4 Mangan(II) klorida = MnCl2. Bilangan oksidasi Mn = +2 karena MnCl2 terbentuk dari ion Mn2+ dan ion Cl. Kobalt(III) nitrat = Co(NO3)3. Bilangan oksidasi Co = +3 karena Co(NO3)3 . terbentuk dari ion Co3+ dan ion NO3 Magnesium hipoklorit = Mg(ClO)2. Bilangan oksidasi Mg = +2 karena Mg(ClO)2 terbentuk dari ion Mg2+ dan ion ClO. Besi(II) asetat = Fe(CH3COO)2 Bilangan oksidasi Fe = +2 karena Fe(CH3COO)2 terbentuk dari ion Fe2+ dan ion CH3COO.
2 FeSO Fe2+ + SO4 4 FeSO4 = besi(II) sulfat Al(NO ) Al3+ + NO2 2 3 Al(NO2)3 = aluminium nitrit
1. a.
A.
Pilihan Ganda
b.
c.
1. Jawaban: a Pereaksi yang mengalami penggabungan oksigen merupakan pereaksi yang mengalami oksidasi (reduktor). Reduktor merupakan pereduksi atau zat yang teroksidasi. 2. Jawaban: a Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi yaitu konsep pelepasan dan penggabungan oksigen, konsep pelepasan dan penerimaan elektron, konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi, serta pelepasan dan pengikatan hidrogen. Dengan demikian, urutan perkembangan pengertian reduksi yang benar adalah pelepasan oksigen, penerimaan elektron, penurunan bilangan oksidasi, dan pengikatan hidrogen. 3. Jawaban: e 2 K2CrO4 2K+ + CrO4 2 Bilangan oksidasi CrO4 = 2. (1 BO Cr) + (4 BO O) = 2 BO Cr + (4 (2)) = 2 BO Cr 8 = 2 BO Cr = +6 4. Jawaban: d Reaksi reduksi merupakan reaksi yang melepaskan oksigen. 1) 2H2(g) + O2(g) 2H2O( ) Reaksi ini termasuk reaksi oksidasi karena mengalami penggabungan oksigen. 2) 2Fe2O3(aq) + 3C(s) 4Fe(s) + 3CO2(g) Reaksi ini termasuk reaksi redoks. Fe 2 O 3 melepas oksigen membentuk Fe (reaksi reduksi). Atom C mengalami penggabungan oksigen membentuk CO 2 (reaksi oksidasi). 3) CS2(aq) + 3O2(g) CO2(g) + 2SO2(g) Reaksi ini termasuk reaksi oksidasi karena CS2 mengalami penggabungan oksigen. 4) 2KClO3(aq) 2KCl(aq) + 3O2(g) Reaksi ini termasuk reaksi reduksi karena KClO3 melepas oksigen menjadi KCl. 5) CH4(aq) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O( ) Reaksi ini termasuk reaksi oksidasi karena CH4 mengalami penggabungan O2.
d.
e.
2. a. b. c. d. e.
3. Pasangan nama kimia dan rumus kimia yang tepat berdasarkan tabel tersebut adalah a dan 4, b dan 2, c dan 1, d dan 5, serta e dan 3. 4. Dengan menggunakan lumpur aktif, BOD dalam air dapat dikurangi hingga 90%. Penurunan tingkat BOD dilakukan dengan mempercepat aktivitas mikroorganisme yang menguraikan sampah organik. Aktivitas mikroorganisme dipercepat dengan lumpur aktif. Penguraian sampah organik ini menerapkan reaksi oksidasi. (CH2O)n + nO2 nCO2 + nH2O + panas Pada proses ini terjadi penggabungan oksigen oleh sampah organik (CH2O)n menjadi nCO2 dan nH2O. 5. 2PbO + C 2Pb + CO2
+2 0 0 +4 Reduksi Oksidasi
a. b. c.
Reaktan yang mengalami reduksi adalah PbO. Reaktan yang mengalami oksidasi adalah C. Nama kimia PbO = timbal(II) oksida.
30
5. Jawaban: c 1) Natrium bromit = NaBrO2. Bilangan oksidasi NaBrO2 = 0 (1 BO Na) + (1 BO Br) + (2 BO O) = 0 (1 1) + BO Br + (2 (2)) = 0 1 + BO Br 4 = 0 BO Br = +3 2) Natrium bromat = NaBrO3. Bilangan oksidasi NaBrO3 = 0 (1 BO Na) + (1 BO Br) + (3 BO O) = 0 (1 1) + BO Br + (3 (2)) = 0 1 + BO Br 6 = 0 BO Br = +5 3) Natrium bromida = NaBr. Bilangan oksidasi NaBr = 0 (1 BO Na) + (1 BO Br) = 0 (1 1) + BO Br = 0 BO Br = 1 4) Natrium perbromat = NaBrO4. Bilangan oksidasi NaBrO4 = 0 (1 BO Na) + (1 BO Br) + (4 BO O) = 0 (1 1) + BO Br + (4 (2)) = 0 1 + BO Br 8 = 0 BO Br = +7 5) Natrium hipobromit = NaBrO. Bilangan oksidasi NaBrO = 0 (1 BO Na) + (1 BO Br) + (1 BO O) = 0 (1 1) + BO Br + (1 (2)) = 0 1 + BO Br 2 = 0 BO Br = +1 Jadi, bilangan oksida Br terendah adalah +2 terdapat dalam senyawa NaBr. 6. Jawaban: a 1) Cu(s) + Br2(g) CuBr2(s)
0 0 Oksidasi Reduksi +2 1
4)
Reaksi ini bukan termasuk reaksi redoks melainkan reaksi dekomposisi. 7. Jawaban: d Reaksi yang mempunyai reduktor dan oksidator berupa unsur yang sama disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi). 1) 2SO2 + O2 2SO3
+4 0 Oksidasi Reduksi +6 2
Reaksi ini bukan reaksi autoredoks karena unsur yang menjadi reduktor dan oksidatornya berbeda. 2) SO2 + H2S S + H2O
+4 2 0 Oksidasi Reduksi
Reaksi ini bukan reaksi autoredoks melainkan reaksi koproporsionasi karena reduktor dan oksidator berbeda, tetapi hasil reduksi dan hasil oksidasinya sama. 3) FeCl3 + H2S FeCl2 + HCl + S
+3 2 Reduksi +2 Oksidasi 0
Reaksi ini bukan reaksi autoredoks karena unsur yang menjadi reduktor dan oksidatornya berbeda. 4) Br2 + NaOH NaBr + NaBrO3 + H2O
0 Reduksi Oksidasi 1 +5
Reaksi ini merupakan reaksi autoredoks karena unsur yang menjadi reduktor dan oksidatornya sama. 5) CaCl2 + Mg(OH)2 Ca(OH)2 + MgCl2
+2 1 +2 2 +1 +2 2 +1 +2 1
Reaksi ini bukan reaksi autoredoks maupun reaksi redoks karena tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Kimia Kelas X
31
8. Jawaban: b 1) N2 NO
0 +2 Oksidasi
3)
2)
N2 NH3
0 3 Reduksi
3)
NH3 NO
3 +2 Oksidasi
4)
NH3 NO3
3 +6 Oksidasi
5)
NO2 NO3
+4 +6 Oksidasi
9. Jawaban: b Oksidator merupakan zat yang mengalami reaksi reduksi (mengalami penurunan bilangan oksidasi). 2HBr + H2SO4 Br2 + SO2 + 2H2O
1 +6 Oksidasi Reduksi 0 +4
Bilangan oksidasi MnO2 = 0 (1 BO Mn) + (2 BO O) = 0 BO Mn + (2 (2)) = 0 BO Mn 4 = 0 BO Mn = +4 2. 4) MnSO4 terbentuk dari ion Mn2+ dan SO4 2+ Bilangan oksidasi Mn = +2 Bilangan oksidasi KMnO4 = 0 (1 BO K) + (1 BO Mn) + (4 BO O) = 0 (1 1) + BO Mn + (4 (2)) = 0 1 + BO Mn 8 = 0 BO Mn = +7 5) Bilangan oksidasi K2MnO4 = 0 (2 BO K) + (1 BO Mn) + (4 BO O) = 0 (2 1) + BO Mn + (4 (2)) = 0 2 + BO Mn 8 = 0 BO Mn = +6 Jadi, unsur Mn yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan bilangan oksidasi Cr dalam K2Cr2O7 adalah unsur Mn dalam K2MnO4. 12. Jawaban: d CaH2(s) + 2H2O( ) Ca(OH)2(aq) + 2H2(g)
+2 1 +1 2 Oksidasi Reduksi +2 2 +1 0
Jadi, zat yang merupakan oksidator adalah H2SO4. Sementara itu, HBr merupakan reduktor (mengalami oksidasi). 10. Jawaban: b Al + 3Ag+ Al3+ + 3Ag
0 +1 +3 Oksidasi Reduksi 0
Jadi, kalsium dan oksigen tidak mengalami reduksi maupun oksidasi. Sementara itu, hidrogen mengalami reduksi dari bilangan oksidasi +1 menjadi 0 dan mengalami oksidasi dari bilangan oksidasi 1 menjadi +1. 13. Jawaban: a Bilangan oksidasi pada reaksi-reaksi tersebut sebagai berikut. + 1) NH3 NH4 (tidak ada perubahan 3 +3 3 +4 bilangan oksidasi) 2 CO (terjadi penurunan 2) CO3 +4 6 +2 2 bilangan oksidasi pada C) 3) SO2 SO3 (terjadi kenaikan +4 4 +6 6 bilangan oksidasi pada S) 4) N2O4 NO2 (terjadi penurunan +8 8 +3 4 bilangan oksidasi pada N) 2 2 5) S2O3 S2O4 (terjadi kenaikan +4 6 +6 8 bilangan oksidasi pada S) Jadi, yang tidak mengalami perubahan bilangan +. oksidasi adalah reaksi NH3 NH4 14. Jawaban: e Oksidator merupakan zat yang mengakibatkan terjadinya reaksi reduksi atau penurunan bilangan oksidasi.
Jadi, atom aluminium mengalami reaksi oksidasi (teroksidasi) atau merupakan pereduksi (reduktor). Sementara itu, ion perak mengalami reaksi reduksi (tereduksi) atau merupakan pengoksidasi (oksidator). 11. Jawaban: e 1) Bilangan oksidasi K2Cr2O7 = 0 (2 BO K) + (2 BO Cr) + (7 BO O) = 0 (2 1) + (2 BO Cr)+ (7 (2)) = 0 2 + 2 BO Cr 14 = 0 2 BO Cr = +12 BO Cr = +6 2) Bilangan oksidasi MnO = 0 (1 BO Mn) + (1 BO O) = 0 BO Mn + (1 (2)) = 0 BO Mn = +2
32
15. Jawaban: d Oksidator merupakan zat yang mengalami reduksi. Reduksi selalu disertai oksidasi sehingga untuk menentukan zat yang mengalami reduksi dapat dicari zat yang mengalami oksidasi terlebih dahulu. 1) OCl + H2O2 Cl + H2O + O2
+1 Reduksi 1
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). 2) AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
+1 +5 2 +1 1 +1 1 +1 +5 2
2 +1
+3 2 +1
+3 2
+1 2
H2O2 mengalami reaksi oksidasi (reduktor). 4) Mn2+ + H2O2 + 2OH MnO2 + 2H2O
+2 Oksidasi +4
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). 4) Hg(NO3)2(aq) + Sn(s) Hg(s) + Sn(NO3)2(aq)
+2 Reduksi Oksidasi 0 0 +2
+6 Reduksi
+3
Terjadi perubahan bilangan oksidasi atau mengalami reaksi reduksi oksidasi (redoks). 5)
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O( )
+1 2 +1 +1 +1 2
H2O2 mengalami reaksi oksidasi (reduktor). Jadi, senyawa H2O2 berfungsi sebagai oksidator pada reaksi Mn2+ + H2O2 + 2OH MnO2 + 2H2O. 16. Jawaban: c Mg + 2H+ Mg2+ + H2
0 +1 +2 Oksidasi 0 Reduksi
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). 19. Jawaban: b 4KI + 2CuSO4 2CuI + I2 + 2K2SO4
1 +2 Oksidasi Reduksi +1 0
Jadi, reaksi yang terjadi pada perubahan atom magnesium menjadi ion magnesium adalah berupa reaksi oksidasi karena terjadi pelepasan 2 elektron. 17. Jawaban: b
MnO2+ 2NaCl + 2H2SO4 MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + Cl2
+4 1 Reduksi Oksidasi +2 0
Jadi, zat yang merupakan hasil oksidasi dan hasil reduksi secara berturut-turut adalah I2 dan CuI.
Kimia Kelas X
33
2)
2 SO3 SO4
+6 Tetap
3)
NO2 NO 3
+4 +5 Oksidasi (bilangan oksidasi naik)
4)
2 Cr3+ CrO4
+6 Reduksi
5)
Fe(OH)2 Fe2O3
+2 +3 Oksidasi (bilangan oksidasi naik)
2 = 2 Bilangan oksidasi C2O4 (2 BO C) + (4 BO O) = 2 (2 BO C) + (4 (2)) = 2 2 BO C 8 = 2 2 BO C = +6 BO C = +3 3 = 3 4) Bilangan oksidasi SbO3 (1 BO Sb) + (3 BO O) = 3 (1 BO Sb) + (3 (2)) = 3 BO Sb 6 = 3 BO Sb = +3 3 = 3 5) Bilangan oksidasi AsO4 (1 BO As) + (4 BO O) = 3 BO As + (4 (2)) = 3 BO As 8 = 3 BO As = +5 Jadi, bilangan oksidasi tertinggi dimiliki oleh unsur . Cl pada ion ClO4
3)
21. Jawaban: b
K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6FeSO4 K2SO4 + Cr2(SO4)3 + 3Fe2(SO4)3 + 7H2O +6 Reduksi Oksidasi +2 +3 +3
Zat yang berperan sebagai pereduksi (reduktor) atau mengalami oksidasi adalah FeSO 4 . Sementara itu, K2Cr2O7 merupakan oksidator atau pengoksidasi. 22. Jawaban: b SnCl2 + 2HgCl2 SnCl4 + Hg2Cl2
+2 Oksidasi Reduksi +2 +4 +1
= HNO3 = CuS =S = NO
Jadi, bilangan oksidasi Hg berubah dari +2 menjadi +1. 23. Jawaban: a = 1 1) Bilangan oksidasi ClO4 (1 BO Cl) + (4 BO O)= 1 BO Cl + (4 (2)) = 1 BO Cl = +7 2 = 2 2) Bilangan oksidasi S2O7 (2 BO S) + (7 BO O) = 2 (2 BO S) + (7 (2)) = 2 2 BO S 14 = 2 2 BO S = +12 BO S = +6
25. Jawaban: e Amonia = NH3 Bilangan oksidasi NH3 = 0 (1 BO N) + (3 BO H) = 0 BO N + (3 1) = 0 BO N = 3 Asam nitrat = HNO3 Bilangan oksidasi HNO3 = 0 (1 BO H) + (1 BO N) + (3 BO O) = 0 (1 1) + BO N + (3 (2)) = 0 1 + BO N 6 = 0 BO N = +5 Kalium nitrat = KNO3 Bilangan oksidasi KNO3 = 0 (1 BO K) + (1 BO N) + (3 BO O) = 0 (1 1) + BO N + (3 (2)) = 0 1 + BO N 6 = 0 BO N = +5 Amonium klorida = NH4Cl Bilangan oksidasi NH4Cl = 0 (1 BO N) + (4 BO H) + (1 BO Cl)= 0 (1 BO N) + (4 1) + (1 (1)) = 0 BO N + 4 1 = 0 BO N = 3
34
Dinitrogen trioksida = N2O3 Bilangan oksidasi N2O3 = 0 (2 BO N) + (3 BO O) = 0 (2 BO N) + (3 (2)) = 0 (2 BO N) 6 = 0 2 BO N = +6 BO N = +3 Jadi, nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +3 pada senyawa dinitrogen trioksida. 26. Jawaban: d Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks jika reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks tersebut merupakan unsur yang sama. Dengan demikian, ion-ion yang dapat mengalami reaksi disproporsionasi dapat mengalami kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi ClO = 1 (1 BO Cl) + (1 BO O) = 1 BO Cl + (1 (2)) = 1 BO Cl = +1 = 1 Bilangan oksidasi ClO4 (1 BO Cl) + (4 BO O)= 1 BO Cl + (4 (2)) = 1 BO Cl = +7 Bilangan oksidasi Cl = 1 Jadi, ion-ion yang tidak dapat mengalami reaksi . disproporsionasi adalah Cl dan ClO4 27. Jawaban: c 1) Bilangan oksidasi SO2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) = 0 (1 BO S) + (2 (2)) = 0 BO S = +4 2) Bilangan oksidasi Na2S2O3 = 0 (2 BO Na) + (2 BO S) + (3 BO O) = 0 (2 1) + (2 BO S) + (3 (2)) = 0 (2 BO S) = +4 BO S = +2 3) Bilangan oksidasi NaHSO3 = 0
(1 BO Na) + (1 BO H) + (1 BO S) + (3 BO O) = 0 (1 1) + (1 1) + (1 BO S) + (3 (2)) = 0 BO S = +4
7) Bilangan oksidasi SO3 = 0 (1 BO S) + (3 BO O) = 0 (1 BO S) + (3 (2)) = 0 BO S = +6 8) Bilangan oksidasi Na2S = 0 (2 BO Na) + (1 BO S) = 0 (2 1) + (1 BO S) = 0 BO S = 2 9) Bilangan oksidasi H2S2O7 = 0 (2 BO H) + (2 BO S) + (7 BO O) = 0 (2 1) + (2 BO S) + (7 (2)) = 0 (2 BO S) = +12 BO S = +6 10) Bilangan oksidasi NaHSO4 = 0
(1 BO Na) + (1 BO H) + (1 BO S) + (4 BO O) (1 1) + (1 1) + (1 BO S) + (4 2) (1 BO S) BO S = = = = 0 0 +6 +6
Nilai bilangan oksidasi S dalam senyawa berikut berturut-turut: a. H2S, H2SO3, CuSO4 = 2, +4, +6 b. Na2S2O3, SO3, Na2S = +2, +6, 2 c. NaHSO4, SO3, H2S2O7 = +6, +6, +6 d. NaHSO3, H2S2O7, H2S = +4, +6, 2 e. SO2, Na2S2O3, NaHSO3 = +4, +2, +4 Jadi, NaHSO4, SO3, dan H2S2O7 memiliki bilangan oksidasi yang sama sebesar +6. 28. Jawaban: c Hg2Cl2 terbentuk dari unsur raksa dengan bilangan oksidasi +1 dan unsur klor dengan bilangan oksidasi 1. Dengan demikian, nama senyawa Hg2Cl2 adalah raksa(I) klorida. Raksa(II) klorida mempunyai rumus kimia HgCl2. Penamaan raksa klorida, raksa diklorida, dan diraksa diklorida merupakan penamaan yang salah. 29. Jawaban: e a. K3SbO4 b. K3SbO3 c. H3SbO4 d. Ca3(SbO3)2 e. Ca3(SbO4)2 30. Jawaban: c
Rumus Kimia a. b. c. d. e. AlBr3 MgSO4 CaSiO3 KClO3 SiO2 Nama Kimia Aluminium bromida Magnesium sulfat Kalsium silikat Kalium klorat Silikon dioksida
4) Bilangan oksidasi H2S = 0 (2 BO H) + (1 BO S) = 0 (2 1) + (1 BO S) = 0 BO S = 2 5) Bilangan oksidasi H2SO3 = 0 (2 BO H) + (1 BO S) + (3 BO O) = 0 (2 1) + (1 BO S) + (3 (2)) = 0 BO S = +4 6) Bilangan oksidasi CuSO4 = 0 (1 BO Cu) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (1 2) + (1 BO S) + (4 (2)) = 0 BO S = +6
= kalium antimonat = kalium antimonit = asam antimonat = kalsium antimonit = kalsium antimonat
Kimia Kelas X
35
B.
Uraian
4. a.
1. Reduksi banyak dilakukan pada pengolahan bijih logam. Beberapa contohnya sebagai berikut. a. Reduksi bijih besi (Fe2O3 atau hematit) dengan karbon monoksida (CO). Reaksinya: Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) b. Reduksi kromium(III) oksida oleh aluminium. Reaksinya: Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s) c. Reduksi tembaga(II) oksida oleh gas hidrogen. Reaksinya: CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g) 2. a. b. c. d.
2 10CO + 10e 5C2O4 2 Melepas sepuluh elektron reaksi oksidasi. + 16H+ + 10e 2Mn2+ + 8H O 2MnO4 2
b.
+3
c.
d.
+5
+7
5. a.
Menerima sepuluh elektron reaksi reduksi. H2O2 O2 + 2H+ + 2e Melepas dua elektron reaksi oksidasi. 2 + 14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H O Cr2O7 2 Menerima enam elektron reaksi reduksi.
= 1 Bilangan oksidasi AlO2 (1 BO Al) + (2 BO O) = 1 BO Al + (2 (2)) = 1 BO Al 4 = 1 BO Al = +3 2 = 2 Bilangan oksidasi C2O4 (2 BO C) + (4 BO O) = 2 2 BO C + (4 (2)) = 2 2 BO C 8 = 2 2 BO C = +6 BO C = +3 2 = 2 Bilangan oksidasi S2O8 (2 BO S) + (8 BO O) = 2 (2 BO S) + (8 (2)) = 2 2 BO S 16 = 2 2 BO S = +14 BO S = +7 = 1 Bilangan oksidasi BrO3 (1 BO Br) + (3 BO O) = 1 (1 BO Br) + (3 (2)) = 1 BO Br 6 = 1 BO Br = +5 3 = 3 Bilangan oksidasi AsO4 (1 BO As) + (4 BO O) = 3 (1 BO As) + (4 (2)) = 3 BO As 8 = 3 BO As = +5
b.
3. a.
Bilangan oksidasi AlAsO4 = 0 (1 BO Al) + (1 BO As) + (4 BO O) = 0 (1 3) + (1 BO As) + (4 (2)) = 0 BO As = +5 Bilangan oksidasi Ba2XeO6 = 0 (2 BO Ba) + (1 BO Xe) + (6 BO O) = 0 (2 2) + (1 BO Xe) + (6 (2)) = 0 BO Xe = +8 Bilangan oksidasi K2Cr2O7 = 0 (2 BO K) + (2 BO Cr) + (7 BO O) = 0 (2 1) + (2 BO Cr) + (7 (2)) = 0 (2 BO Cr) = +12 BO Cr = +6
+6 +6 Tetap Tetap +6 +6
c.
b.
d.
c.
d.
Reaksi tersebut bukan merupakan reaksi redoks karena tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi unsur-unsur di sebelah kiri tanda panah sama dengan bilangan oksidasi unsur-unsur di sebelah kanan tanda panah. 7. a. 2FeCl3 + H2S 2FeCl2 + 2HCl + S
+3 Reduksi Oksidasi 2 +2 0
e.
36
b.
Oksidator = Cl2 Reduktor = CrI3 Hasil oksidasi = K2CrO4 Hasil reduksi = KCl 8. 2FeCl2 + Cl2 2FeCl3
+2 0 Oksidasi Reduksi +3 1
2. Jawaban: a Asam sulfat adalah larutan elektrolit kuat yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Asam sulfat terionisasi sempurna dalam air dengan derajat ionisasi () = 1. Asam sulfat mampu menyalakan lampu dengan terang dan menghasilkan banyak gelembung gas. 3. Jawaban: d Jumlah mol zat mula-mula = 0,5 mol Jumlah mol zat yang terionisasi = 0,3 mol = 0,5 mol = 0,6 Zat X merupakan elektrolit lemah karena mempunyai derajat ionisasi 0 < < 1. 4. Jawaban: d Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang terionisasi sempurna dalam air, misal HCl, Ba(OH)2, NaCl, dan H2SO4, Larutan elektrolit lemah akan terionisasi sebagian dalam air, misal NH4OH dan CH3COOH. Jadi, pasangan larutan elektrolit kuat dan lemah secara berturut-turut adalah H2SO4 dan NH4OH. 5. Jawaban: d Bensin tidak dapat menghantarkan arus listrik karena bersifat nonelektrolit. Senyawa nonelektrolit dalam air tidak terionisasi. Oleh karena itu, bensin mempunyai derajat ionisasi nol. 6. Jawaban: d Senyawa yang bukan elektrolit (senyawa nonelektrolit) merupakan senyawa yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di antara senyawa tersebut yang merupakan senyawa nonelektrolit yaitu karbon tetraklorida (CCl4). Sementara itu, tembaga(II) klorida (CuCl2), kalium hidroksida (KOH), asam sulfat (H2SO4), dan amonium klorida (NH4Cl) merupakan senyawa elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik). 7. Jawaban: a Pada percobaan tersebut sebelum penambahan asam sulfat encer tidak ada aliran arus listrik. Peristiwa ini menunjukkan bahwa larutan sebelumnya bersifat nonelektrolit, misal air (H2O). Larutan asam sulfat, natrium klorida, asam klorida, dan amonium klorida adalah senyawa elektrolit. Apabila senyawa-senyawa tersebut sebelumnya mengisi gelas beker, akan ada aliran arus listrik yang mengalir bahkan sebelum penambahan larutan asam sulfat cair. 8. Jawaban: d Dalam proses elektrolisis, NaOH akan terurai menjadi ion Na+ dan ion OH. Katode akan melepas elektron ke dalam larutan, yang kemudian ditangkap oleh Na+. Anode akan menangkap elektron dari OH dalam larutan.
Kimia Kelas X
0,3 mol
Reaksi tersebut tidak dapat dikategorikan reaksi koproporsionasi meskipun hasil oksidasi dan reduksinya sama yaitu FeCl3. Hal ini karena hasil oksidasi berupa unsur Fe dalam senyawa FeCl3, sedangkan hasil reduksi berupa unsur Cl dalam senyawa FeCl3. Jadi, meskipun senyawa hasil oksidasi dan hasil reduksi sama, tetapi unsurnya berbeda. 9. a. b. c. d. e. 10. a. KClO3 Na2MnO4 MgBr2 Sr3(PO4)2 Cu2SO3 2SnO2 + 2C 2Sn + 2CO2
+4 Reduksi Oksidasi 0 0 +4
Zat pengoksidasi (oksidator) = SnO2 Zat pereduksi (reduktor) = C a. 6CO2 + 12H2S C6H12O6 + 6H2O + 12S
+4 Reduksi Oksidasi 2 0 0
1. Jawaban: e Larutan yang mampu menghantarkan arus listrik merupakan larutan elektrolit, misal larutan garam dapur. Urea, alkohol, spiritus, dan gula pasir merupakan zat nonelektrolit. Larutan nonelektrolit tidak mampu menghantarkan arus listrik.
37
9. Jawaban: d Larutan elektrolit lemah ditandai dengan nyala lampu redup atau tidak menyala disertai sedikit gelembung gas pada alat uji elektrolit. Larutan ini ditunjukkan oleh larutan nomor 3) dan 4). Larutan elektrolit kuat ditandai dengan nyala lampu terang dan adanya banyak gelembung gas. Larutan nomor 1) dan 2) adalah elektrolit kuat meskipun larutan nomor 1) menyala redup. Larutan nonelektrolit ditandai dengan lampu yang tidak menyala dan tidak ada gelembung gas. Larutan nomor 5) adalah larutan nonelektrolit. 10. Jawaban: d NH4OH merupakan elektrolit lemah yang akan terionisasi sebagian menjadi ion NH4+ dan ion OH. Persamaan reaksi ionisasinya ditandai dengan tanda panah bolak-balik. Begitu juga dengan H2CO3 dan HCN yang merupakan elektrolit lemah. Sementara itu, KCl dan Mg(OH)2 adalah elektrolit kuat yang akan terionisasi sempurna. Persamaan reaksi ionisasinya ditandai dengan satu arah panah ke kanan. 11. Jawaban: d Saat arus listrik dilewatkan melalui lelehan kalium bromida, akan terjadi proses elektrolisis. Kalium bromida akan terionisasi menjadi ion kalium (K+) dan ion bromida (Br ). Ion kalium akan bergerak menuju elektrode negatif (katode) dan menangkap elektron dari katode. Ion bromida akan bergerak menuju elektrode positif (anode) dan melepas elektron ke anode. 12. Jawaban: a Asam fosfat adalah larutan elektrolit lemah yang terionisasi sebagian dalam air. Asam fosfat memiliki derajat ionisasi 0 < < 1. Natrium hidroksida adalah larutan elektrolit kuat yang terionisasi sempurna dalam air. Derajat ionisasi natrium hidroksida () = 1. Natrium hidroksida menghasilkan jumlah ion lebih banyak daripada asam fosfat meskipun konsentrasinya lebih kecil. Oleh karena itu, natrium hidroksida menghantarkan arus listrik lebih baik daripada asam fosfat. 13. Jawaban: d Senyawa yang menghantarkan arus listrik dalam jumlah paling sedikit jika dilarutkan dalam air adalah senyawa yang bersifat elektrolit lemah. Senyawa yang bersifat elektrolit lemah yaitu H2CO3 yang merupakan senyawa kovalen polar (asam lemah). Sementara itu, CsF, BaCl2, KNO3, dan Mg(OH)2 merupakan senyawa ion. Senyawa ion termasuk elektrolit kuat karena mengalami ionisasi sempurna dalam larutannya (sangat baik menghantarkan arus listrik), kecuali Al(OH)3 dan Fe(OH)3.
14. Jawaban: b Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik berasal dari senyawa kovalen nonpolar, misal senyawa Cl2. Dalam air, senyawa ini tidak dapat terionisasi dan tetap berbentuk molekul. Oleh karena itu, larutan senyawa kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan arus listrik. HBr, Na2SO4, dan Ca(NO3)2 merupakan senyawa ion yang dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehan maupun larutan. Sementara itu, HClO4 adalah senyawa kovalen polar yang hanya dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya. 15. Jawaban: a Senyawa KCl merupakan senyawa ionik. Senyawa ionik dalam bentuk padatannya tidak dapat menghantarkan arus listrik. Bentuk lelehannya dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat bergerak bebas. Dalam bentuk larutan, senyawa ionik akan terionisasi sempurna dalam air sehingga dapat menghantarkan arus listrik. 16. Jawaban: a H 2SO 4 dan HBr adalah elektrolit kuat yang mempunyai ikatan kovalen polar. NH4OH dan H2S juga termasuk senyawa kovalen polar tetapi bersifat elektrolit lemah. Senyawa LiOH, NaOH, NaCl, Sr(OH)2, Ca(NO3)2, dan Fe(OH)3 merupakan elektrolit kuat yang berikatan ion. 17. Jawaban: d Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan. Ion-ion yang terbentuk dalam larutannya dapat bergerak bebas dan menghantarkan arus listrik. Berbeda dengan bentuk larutan, cairan senyawa kovalen terdiri atas molekul-molekulnya sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. 18. Jawaban: d Senyawa ion merupakan senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik dalam keadaan lelehan dan larutan. Hal ini karena dalam keadaan lelehan dan larutan senyawa ion dapat terurai menjadi ion positif dan ion negatif yang bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Dalam keadaan padat atau kristal, senyawa ion belum terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. 19. Jawaban: b Natrium klorida (NaCl) merupakan senyawa ion. Dalam bentuk padatan, senyawa ion mempunyai susunan mampat dan rapat serta belum terionisasi sehingga tidak terdapat ion-ion di dalamnya. Dengan demikian, padatan NaCl tidak dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik jika dilelehkan atau
38
dilarutkan dalam air. Jika NaCl dilelehkan atau dilarutkan dalam air, NaCl akan terionisasi membentuk ion Na + dan ion Cl yang dapat bergerak bebas. Adanya ion-ion yang bergerak bebas inilah yang mengakibatkan larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik. 20. Jawaban: a HCl merupakan senyawa kovalen polar. Dalam bentuk murni, HCl tidak dapat menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, lampu pada alat uji elektrolit tidak akan menyala dan tidak terbentuk gelembung gas. NaCl merupakan senyawa ion yang mampu menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehan dan larutan. Jika diuji dengan alat uji elektrolit, larutan NaCl akan menyalakan lampu dengan terang dan terbentuk banyak gelembung gas. 21. Jawaban: c Besi yang tidak dapat dioksidasi lagi artinya besi mempunyai bilangan oksidasi tertinggi dan tidak dapat mengalami kenaikan bilangan oksidasi lagi. Berdasarkan harga bilangan oksidasi yang dimiliki besi, besi yang tidak dapat dioksidasi lagi adalah besi yang mempunyai bilangan oksidasi +3. Besi dalam bentuk unsur mempunyai bilangan oksidasi 0 (nol), sedangkan dalam bentuk senyawa besi mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3. Bilangan oksidasi Fe = 0 Bilangan oksidasi Fe dalam FeCl2 = +2 Bilangan oksidasi Fe dalam Fe2O3 = +3 Bilangan oksidasi Fe dalam FeSO4 = +2 Bilangan oksidasi Fe dalam Fe(NO3)2 = +2 Jadi, besi yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat dalam senyawa Fe2O3. 22. Jawaban: c a. H2S S
2 0 Kenaikan bilangan oksidasi
Reaksi tersebut merupakan reaksi autoredoks karena unsur yang mengalami reduksi dan 2. oksidasi sama, yaitu Mn dalam MnO4 24. Jawaban: c Bilangan oksidasi (BO) unsur yang digarisbawahi sebagai berikut. 1) Bilangan oksidasi SO2Cl2 = 0 (1 BO S) + (2 BO O) + (2 BO Cl) = 0 (BO S) + (2(2) + (2(1)) = 0 (BO S) + (4) + (2) = 0 BO S = +6 2) Bilangan oksidasi HNO2 = 0 (1 BO H) + (1 BO N) + (2 BO O) = 0 (1(+1)) + (BO N) + (2(2)) = 0 (+1) + (BO N) + (4) = 0 BO N = +3 4 = 4 3) Bilangan oksidasi Fe(CN)6 (1 BO Fe) + (1 BO CN) = 4 (BO Fe) + (6(1)) = 4 (BO Fe) + (6) = 4 BO Fe = +2 4) Bilangan oksidasi Ni(CO)4 = 0 (1 BO Ni) + (4 BO CO) = 0 (BO Ni) + (4(1)) = 0 BO Ni = +4 5) Bilangan oksidasi H2CO3 = 0 (2 BO H) + (1 BO C) + (3 BO O) = 0 (2(+1)) + (BO C) + (3(2)) = 0 (+2) + (BO C) + (6) = 0 BO C = +4 Jadi, unsur yang mempunyai bilangan oksidasi +2 4. adalah Fe dalam Fe(CN)6 25. Jawaban: e Cu + 2H2SO4 CuSO4 + 2H2O + SO2
0 oksidasi +6 +2 reduksi +4
b.
H2 H2O
0 +1
c.
Cl ClO3
+5
Jadi, bilangan oksidasi S berubah (mengalami penurunan) dari +6 menjadi +4. 26. Jawaban: c + 8H+ + 5Fe2+ Mn2+ + 5Fe3+ + 4H O MnO4 2
+7 +2 reduksi oksidasi +2 +3
d.
NO2 NO3
+4
+5
e.
Fe(OH)2 Fe2O3
+2 +3
Fe (besi) mengalami oksidasi. Fe2+ melepaskan elektron sehingga merupakan reduktor. Mangan mengalami reduksi sehingga merupakan pengoksidasi (oksidator).
Kimia Kelas X
39
2)
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). +(aq) + OH(aq) NH (g) + H O( ) NH4 3 2
3 2 +1 3 +1 2
3)
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). 2(aq) + H O( ) 2CrO 2(aq) + 2H+(aq) Cr2O7 2 4
+6 +1 2 +6 2 +1
4)
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). CuO(s) + 2HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + H2O( )
+2 2 +1+5 +2 +5 +1 2
30. Jawaban: b Pembakaran merupakan peristiwa oksidasi zat dengan oksigen di udara yang berlangsung cepat disertai terbentuknya energi panas dan cahaya (api). Jadi, pembakaran lilin dan kayu merupakan reaksi oksidasi. Perkaratan logam besi juga merupakan reaksi oksidasi karena besi mengikat oksigen menjadi karat. Sementara itu, pelarutan kapur tohor bukan merupakan reaksi oksidasi karena tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi. Persamaan reaksinya sebagai berikut. CaCO3(s) + H2O( ) Ca(OH)2(aq) + CO2(g)
+2 +4 +2 +4
5)
Tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi (bukan reaksi redoks). 2Na2S2O3(aq) + I2(aq) Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq)
+2 oksidasi reduksi 0 +2,5 1
Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks). 28. Jawaban: e
K2Cr2O7 + 7H2SO4 + FeSO4 K2SO4 + Cr2(SO4)3 + Fe2(SO4)3 + 7H2O
+6 reduksi oksidasi +2 +3 +3
mengalami penurunan bilangan Jadi, Cl pada ClO3 oksidasi (reduksi) dari +5 menjadi 1.
Jadi, hasil oksidasi dan hasil reduksi pada persamaan reaksi tersebut secara berturut-turut adalah Fe2(SO4)3 dan Cr2(SO4)3. 29. Jawaban: b a. Bilangan oksidasi VN = 0 (1 BO V) + (1 BO N) = 0 (1 BO V) + (1 (3)) = 0 BO V = +3 b. Bilangan oksidasi VF5 = 0 (1 BO V) + (5 BO F) = 0 (1 BO V) + (5 (1)) = 0 BO V = +5 c. Bilangan oksidasi VCl3 = 0 (1 BO V) + (3 BO Cl) = 0 (1 BO V) + (3 (1)) = 0 BO V = +3 d. Bilangan oksidasi VSO4 = 0 (1 BO V) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (1 BO V) + (1 6) + (4 (2)) = 0 BO V = +2 e. Bilangan oksidasi VOSO4 = 0 (1 BO V) + (1 BO O) + (1 BO S) + (4 BO O) = 0 (1 BO V) + (1 (2)) + (1 6) + (4 (2)) = 0 BO V = +4
32. Jawaban: d 1) Amonium klorida = NH4Cl Bilangan oksidasi NH4Cl = 0 (1 BO N) + (4 BO H) + (1 BO Cl) = 0 BO N + (4 (+1)) + (1 (1)) = 0 BO N + 4 1 = 0 BO N = 3 2) Dinitrogen trioksida = N2O3 Bilangan oksidasi N2O3 = 0 (2 BO N) + (3 BO O) = 0 (2 BO N) + (3 (2)) = 0 (2 BO N) 6 = 0 2 BO N = +6 BO N = +3 3) Kalium nitrat = KNO3 Bilangan oksidasi KNO3 = 0 (1 BO K) + (1 BO N) + (3 BO O) = 0 (1 (+1)) + BO N + (3 (2)) = 0 1 + BO N 6 = 0 BO N = +5 4) Asam nitrit = HNO2 Bilangan oksidasi HNO2 = 0 (1 BO H) + (1 BO N) + (2 BO O) = 0 (1 (+1)) + BO N + (2 (2)) = 0 1 + BO N 4 = 0 BO N = +3 Jadi, senyawa yang mempunyai nitrogen dengan bilangan oksidasi +3 adalah dinitrogen trioksida dan asam nitrit.
40
33. Jawaban: d Reaksi disproporsionasi merupakan reaksi yang mempunyai oksidator dan reduktor sama, artinya atom yang sama mengalami perubahan bilangan oksidasi. Dengan demikian, atom N yang mengalami reaksi disproporsionasi tidak boleh mempunyai bilangan oksidasi minimum (3) atau maksimum (+5). N2 dan NO2 dapat a. BO N dalam N2 = 0 mengalami reaksi BO N dalam NO2 = +4 disproporsionasi b. BO N dalam N2 = 0 BO N dalam NH3 = 3
N2 dapat mengalami reaksi disproporsionasi sedangkan NH3 tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi NO2 dapat mengalami reaksi disproporsio nasi sedangkan NO3 tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi tidak NH3 dan NO3 dapat mengalami reaksi disproporsionasi N2O3 dan NO2 dapat mengalami reaksi disproporsionasi
Jadi, logam besi merupakan zat yang mengalami oksidasi (teroksidasi) atau sebagai pereduksi (reduktor). Sementara itu, oksigen merupakan zat yang mengalami reduksi (tereduksi) atau sebagai pengoksidasi (oksidator). Fe 2O 3 merupakan senyawa hasil reduksi dan hasil oksidasi. 36. Jawaban: c a. Bilangan oksidasi AlCl3 = 0 (1 BO Al) + (3 BO Cl) = 0 (1 3) + (3 BO Cl) = 0 (3 BO Cl) = 3 BO Cl = 1 b. Bilangan oksidasi SnCl4 = 0 (1 BO Sn) + (4 BO Cl) = 0 (1 4) + (4 BO Cl) = 0 (4 BO Cl) = 4 BO Cl = 1 c. Bilangan oksidasi KClO3 = 0 (1 BO K) + (1 BO Cl) + (3 BO O) = 0 (1 1) + (1 BO Cl) + (3 (2)) = 0 BO Cl = +5 d. Bilangan oksidasi NaClO = 0 (1 BO Na) + (1 BO Cl) + (1 BO O) = 0 (1 1) + (1 BO Cl) + (1 (2)) = 0 BO Cl = +1 e. Bilangan oksidasi Ca(OCl)2 = 0 (1 BO Ca) + (2 BO O) + (2 BO Cl) = 0 (1 2) + (2 (2)) + (2 BO Cl) = 0 2 4 + 2BO Cl = 0 BO Cl = +1 37. Jawaban: a Reaksi disprosporsionasi merupakan reaksi yang mempunyai oksidator dan reduktor sama (hanya satu macam atom yang bilangan oksidasinya berubah). + Cl Cl + ClO a. ClO3 2 2
+5 1 reduksi 0 +3 oksidasi
d. e.
34. Jawaban: b Pereduksi artinya zat yang mengalami oksidasi 1) MnO2 + 4HCl MnCl2 + 2H2O + Cl2
+4 reduksi oksidasi 1 +2 0
2)
3)
4)