Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH CIRCULATING PUMP TERHADAP TEMPERATUR DI SUCTION STANDBY FEED WATER PUMP

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TEKHNIK PERMESINAN KAPAL 2013-2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya jaman dan bertambahnya penduduk setiap tahunnya, mengakibatkan peningkatan konsumsi energi oleh masyarakat serta dunia usaha yang mengakibatkan kebutuhan energi listrik terus meningkat. Kebutuhan ini bahkan belum mampu dipenuhi secara optimal oleh PLN, oleh karena itu sejak diberlakukannya UU No. 15 Tahun 1985, PP No. 10 Tahun 1989 dan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1992 memberikan ijin kepada pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ketenagalistrikan di bidang Pembangkit Transmisi dan Distribusi, Salah satunya adalah PT. YTL Jawa Timur yang mengoperasikan PLTU paiton Unit 5 dan 6 dimulai pada bulan desember 2004 menggantikan PT. Powergen Jawa Timur berasal dari Negara Inggris. PT. YTL Jawa Timur merupakan anak perusahan dari PT. Power Service yang berasal dari Negara Malaysia serta merupakan perusahaan multinasional. Pada proses pembangkitan tenaga listrik diperlukan kontinuitas produksi energi listrik. Hal ini disebabkan karena PT. YTL sendiri merupakan salah satu Pembangkit Listrik yang mensuplai listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Dengan kapasitas total 1220 MW atau 610 MW untuk per unitnya, PLTU Paiton Unit 5 dan 6 diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat wilayah Jawa dan Bali. Dalam mensuplai listrik untuk kebutuhan wilayah Jawa dan Bali tersebut, PLTU Paiton Unit 5 dan 6 dilengkapi dengan equipment yang mendukung dalam sistem PLTU secara keseluruhan. PT. YTL Jawa Timur merupakan perusahaan swasta yang mengoperasikan dan melakukan perawatan PLTU Paiton unit 5 dan 6. PT. YTL Jawa Timur secara berkala melakukan perawatan dalam meningkatkan produktivitas energi listrik, Salah satunya dibidang pompa. Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi.

Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan diboiler. Di PT.YTL pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak pelumas atau pendingin plant. Suatu gejala pada proses aliran zat cair yang cenderung mengurangi untuk kerja atau efesiensi dari pompa adalah kavitasi. Gejala kavitasi terjadi karena menguapnya zat cair yang sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Pada suction standby feed water pump sering terjadi kavitasi karena jika pompa tidak beroperasi maka temperature di suction akan lebih tinggi dari feed tank dan akan terjadi penguapan yang menyebabkan kavitasi, untuk menghindari kavitasi tersebut PT.YTL Jawa Timur membuat circulating pump untuk

mensirkulasikan air di suction Standby FWP agar tidak terjadi penguapan. Karena pentingnya Circulating pump terhadap temperatur suction standby feed water pump, maka penulis akan membahas tentang PENGARUH CIRCULATING PUMP TERHADAP TEMPERATUR DI SUCTION STANDBY FEED WATER PUMP

1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses kerja dari circulating pump? 2. Bagaimana pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di suction feed water pump? 1.3. BATASAN MASALAH 1. Hanya membahas proses circulating pump 2. Hanya membahas tentang performance circulating pump 3. Berapa head total yang terjadi pada pompa circulating pump 4. Berapa daya pada circulating pump 1.4. TUJUAN 1. Untuk mengetahui cara kerja dari circulating pump 2. Untuk mengehaui pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di cuction standby feed water pump

1.5. MANFAAT 1. Dapat mengetahui proses kerja circulating pump 2. Dapat mengehaui pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di cuction standby feed water pump

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan diboiler.

Gambar 2.1 instalasi pompa

Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak pelumas atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada motor bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa sangat penting untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai dirumah tangga atau tidak lansung seperti pada pemakaian pompa di industri. Pada pompa akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi energy fluida. Pada mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini disebut head atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami perubahan yaitu head tekan, kecepatan dan potensial. 2.2 Pompa sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa sentrifugal mengubah enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai mesin kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya maka akan semakin tinggi tekanan (head) dihasilkan

2.2.1

Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada

poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.

2.2.2

bagian bagian pompa sentrifugal

Gambar bagian-bagian pompa sentrifugal

Keterangan : A. Stuffing Box Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing. B. Packing Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. C. Shaft Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian bagian berputar lainnya.

D. Shaft Sleeve Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever. E. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. F. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). G. Eye of impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. H. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. I. Wearing ring Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller. J. Bearing Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

K. Discharge nozzle Berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida keluar setelah dari impeller.

2.2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu : A. Menurut jenis aliran dalam impeler 1. Pompa aliran radial Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Gambar pompa aliran radial 2. Pompa aliran aksial Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder (arah aksial)

Gambar pompa aliran aksial

3. Pompa aliran campur Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial

Gambar pompa aliran campur

B. Menurut jenis impeller 1. Impeller tertutup Disebut sebagai impeller tertutup karena baling-baling di dalamnya tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeller ini banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindahdari sisi pengiriman ke sisi penghisapan. Impeller jenis ini memiliki kelemahan

pada kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan. digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.

Gambar impeller tertutup 2. Impeler setengah terbuka Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll

Gambar impeller setengah terbuka 3. Impeler terbuka Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.

Gambar impeller terbuka

C. Menurut bentuk rumah 1 Pompa volut Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.

Gambar pompa volute

Pompa diffuser Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong.

Gambar pompa diffuser

Pompa aliran campur jenis volut Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah volut.

D. Menurut jumlah tingkat 1 Pompa satu tingkat Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah. 2 Pompa bertingkat banyak Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan oleh masingmasing impeler sehingga relatif tinggi. E. Menurut letak poros Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini :

Gambar poros vertical dan horizontal

2.3 Kavitasi Kavitasi Pompa Sebagai pendekatan pompa, orang umumnya mengandaikan bahwa bila tekanan mutlak dalam suatu titik dalam zat cair mencapai tekanan uap untuk temperatur bersangkutan, rongga rongga dan gelembung gelembung akan terbentuk, rongga rongga ini akan mengandung uap fluida gas bebas. Gejala pembentukan rongga dan pecahnya rongga itu disebut dengan kapitasi, kapitasi yang sudah membahayakan akan mengurangi unjuk kerja pompa atau menambah rugi rugi mekanik dan menjadi berisik, meningkatkan getaran dan mengkorosikan logam dari impeller. Akan ada sebagian titik dalam zat cair didalam pompa dimana tekanan minimum umumnya didaerah sparasi aliran dan begitu tekanan sekeliling berkurang, tekanan uap akan tercapai dan kavitasi dimulai dititik tersebut. Sehubungan dengan kondisi ini akan terjadi mutlak yang tetap dibagian muka masukan pompa untuk debit tertentu melalui pompa itu : 1. Faktor penyebab kapitasi Tekanan hisap ( Hs ) terlalu tinggi Penampang pipa ( poros impeller ) terlalu kecil Adanya getaran dan lekukan pada pipa hisap Kecepatan putaran impeller lebih besar dari kecepatan aliran fluida Temperatur fluida yang terlalu tinggi

2. Pengaruh kapitasi Terjadinya erosi dan korosi pada bagian dimana kapitasi terjadi sehingga elemen elemen pompa menjadi rusak Perubahan energi kecepatan menjadi energi tekan oleh sudu sudu menjadi kurang sempurna dan akibatnya effisiensi akan turun Terjadi gesekan pada sudu sudu impeller

3. Pencegahan kapitasi Untuk menghindari terjadinya kavitasi pada pompa maka dengan mengusahakan agar kecepatan aliran air masuk impeller sedkit besar dari pada kecepatan pada sisi hisap. Seperti telah kita ketahui bahwa gesekan yang terjadi sebanding dengan harga kecepatan pangkat dua, berarti

kecepatan aliran air terjadi semakin kecil maka diameter dari eye of impeller akan menjadi tidak sempurna. Berdasarkan beberapa

pertimbangan diatas maka harga kecepatan aliran masuk impeller diambil sedikit lebih besar dari pada kecepatan aliran air pada sisi hisap, dan masih berada dalam batasan yang diizinkan. Dalam perencanaan instalasi pompa, hal - hal berikut ini harus diperhitungkan untuk menghindari kapitasi : Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah atau sedekat mungkin agar head hisap statis menjadi rendah. Pipa suction pompa harus dibuat sependek mungkin jika terpaksa dipakai pipa hisap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang diameternya satu nomor lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek. Tidak dibenarkan sama sekali untuk memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran sisi hisap. Jika pompa mempunyai head total yang berlebihan maka pompa akan bekerja dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula sehingga kemungkinan akan terjadinya kapitasi menjadi lebih besar karena itu head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesengguhnya. Kenaikan temperatur pompa yang mengakibatkan kavitasi pada pompa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ; ( Dimana t = adalah kenaikan temperatur ( 0C ) = efisiensi pompa pada titik operasi H = head total pompa pada titik operasi Apabila pompa dengan head tinggi dioperasikan pada kapasitas rendah, temperatur akan naik dan menyebabkan kesulitan seperti kavitasi, pada )

kondisi ini penguapan zat cair sangat banyak dan menimbulkan kerusakan pada komponen pompa, khususnya impeler. Kerusakan akan lebih parah pada operasi pompa dengan zat cair panas. Untuk mengatasinya, sebagian zat cair terpaksa harus dibocorkan keluar bila laju aliran sangat kecil, hal ini dilakukan untuk mencegah naiknya temperatur melebihi batas normal. Kenaikan temperatur yang diizinkan adalah 10 0C, khusus untuk pompa yang digunakan untuk pengisi ketel, kenaikan yang diizinkan harus diperhitungkan atas dasar kondisi dimana tidak akan terjadi penguapan pada ruang pengimbang. 2.4 Persamaan dasar Bernoulli
Fluida cair ( takmampumampat) yang mengalir melalui suatu penampang sebuah pipa dan saluran apabila diabaikan faktor viskositi ( fluida non viskositas) akan memenui hukum yang dirumuskan oleh Bernoulli. Perumusan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :Persamaan Energi pada aliran fluida melalui sebuah penampang pipa silinder

Gambar perubahan energy pada saluran

Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).

a. Aliran tak-termampatkan Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana: v = kecepatan fluida g = percepatan gravitasi bumi h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi p = tekanan fluida = densitas fluida Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsiasumsi sebagai berikut: Aliran bersifat tunak (steady state) Tidak terdapat gesekan

b. Aliran termampatkan Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik per satuan volum ( ), dan energi potensial per satuan volume (gh)

memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis. Persamaan perhitungan pompa yang digunakan dalam perhitungan tugas akhir ini antara lain : a. Kapasitas pompa Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju aliran yang keluar dari pompa, sehingga dapat dirumuskan : Q1 = Q2 A1.V1 = A2.V2.(1.1) Q=VxA Dimana : Q1 = Kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m3/s) Q2 = Kapasitas atau debit aliran keluar pompa (m3/s) A1 = Luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m) A2 = Luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m) V1 = Kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s) V2 = Kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s) b. Reynold Number

Reynold Number digunakan untuk mengetahui jenis aliran yang terjadi dalam sistem aliran fluida di dalam pipa

Dimana : Re Vs v D = Angka Reynolds = Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s) = Viskositas kinematik zat cair = Diameter daJam pipa (m)

Pembagian jenis aliran berdasarkan Reynold Number yaitu : Jika Reynold Number < 2300 adalah jenis aliran laminer. Jika Reynold Number = 2300 adalah jenis aliran transisi. Jika Reynold Number > 2300 adalah jenis aliran turbulen.

c. Head pompa Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirakan fluida cair yangt direncanakan sesuai kondisi

instalasi pompa. Head pompa juga dapat berupa tekanan yang digunakan untuk mengalirakan fluida cairo Head pompa umumnya dinyatakan dalam satuan panjang. Head pompa dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana : H ha : head total pompa : head statis total

head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan di sisi isap ; tanda positip (+) dipakai apabila muka air di sisi ke luar lebih tinggi daripada sisi isap. hp ha Hi : perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air : hp2 + hpl : berbagai kerugian di pipa, katub, belokan, dll (m) : head kecepatan keluar (m) g : percepatan gravitasi bumi (=9,8 m/s2)

d. Head Kerugian Gesek dalam Pipa ( Major Losses ) Untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi di dalam pipa dipakai persamaaan Darcy Weisbach yaitu :

Dimana : hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m) L = Panjang pipa (m) D = Diameter pipa (m) v = Kecepatan aliran (m) g = Kecepatan gravitasi (m/s2) f = Faktor gesek Faktor gesek ini bisa dilihat pada diagram moody atau bisa juga dihitung dengan rumus : Reynold Atau untuk jenis aliran turbulen dapat digunakan formula Darcy : =64/ , dimana Re = Bilangan

Dimana : D = Diameter pipa

e. Kerugian Head dalam Jalur Pipa ( Minor Losses ) Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah adanya elbow, valve, reducer dan lain - lain. Kerugian head di tempat tempat transisi yang demikian itu dapat dinyatakan secara umum dengan rumus :

Dimana : hf = Kerugian head (m) V = Kecepatan rata rata dalam pipa (m/s) g = Percepatan gravitasi (m/s2) f = faktor gesekan Faktor gesekan yang terjadi pada minor losses menyesuaikan

terhadap jumlah dan jenis aksesoris yang terpasangdi sepanjang aliran pipa f. Head statis Total Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan permukaan zat cair pada sisi hisap. Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus Ha = hd hs .. Dimana :

Ha = head statis total (m)

Hd = head statis pada sisi tekan (m) Hs = head statis pada sisi hisap (m) Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah fluida seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisiinstalasi yang akan dilayani oleh pompa g. Head tekan Head tekan adalah perbedaan antara head tekan yang bekerja pada permukaan zat cair di sisi tekan dengan head tekan yang bekerja pada permukaan zat cair di sisi isap. Head tekan dinyatakan dengan rumus : ha = hp2 + hp1

Dimana : Ps Pd = tekanan permukaan zat cair pada sisi hisap = tekanan permukaan zat cair pada sisi tekan = densitas fluida

h. Daya Pemompaan Daya pemompaan adalah daya dari pompa sentrifugal yang bisa digunakan dan dipindahkan ke fluida. Daya pemompaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Pv = p x g x H x Q .. Di mana: Pv: daya pompa (kW) p : densitas fluida (kg/m3) g : percepatan gravitasi (m/s2) H : head total (m)

Q : kapasitas pompa (m3/s)

i. Daya Poros Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakan sebuah pompa. Daya poros dapat dihitung menggunakan rumus:

Dimana : P Pv : daya poros : daya pemompaan : efisiensi pompa

Anda mungkin juga menyukai