Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah

Spesifikasi dalam pendidikan keislaman selain dibutuhkan ilmiah adalah ibadah simbol ketaatan kepada Allah. Sehingga kebutuhan ilmiah karena menyingkap ilmu-ilmu al-Quran dan Rasul membutuhkan kemampuan instink yang dibarengi dengan kekuatan akal. Sebagai ibadah, Allah tidak menghendaki orang-orang yang tidak mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi menjadi referensi wahyu-Nya.[1] Persoalan ibadah kepada Allah SWT adalah suatu hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Namun tidak sedikit umat Islam yang terjebak dalam kehalusan dosa yang menggerogoti mereka. Karena pengetahuan tentang kebenaran hakiki tidak dipahami. Ditambah dengan persepsi yang salah yang berkembang dalam sejarah kehidupan umat Islam. Dewasa ini membuktikan akar dari segala pemahaman yang salah, yaitu terdapat pada potret sejarah. Khususnya sejarah Islam pada periode awal (zaman Nabi), menjadi suatu hal yang wajib untuk diketahui. Dan yang terpenting bagaimana bisa meneropong kehidupan Nabi dikala itu. Karena banyak moralitas yang semestinya diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Faktanya sekarang, moralitas tergadaikan oleh kehidupan yang rendah. Anak bangsa mempunyai akhlak yang sangat mengkhawatirkan, bahkan sampai kepada kalangan pendidik. Masalah ini bukanlah permasalahan individual, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Pepecahan umat kian hari semakin menjadi-jadi, di sana-sini saling mengkafirkan dan menganggap hanya dirinyalah yang benar. Apakah seperti itu yang dicontohkan oleh Nabi?. Nabi pernah tinggal di Madinah (periode Madinah) selama 10 tahun hidup dalam fluralitas, di mana terdapat nonmuslim. Tapi, Nabi tidak pernah dipersalahkan oleh mereka yang nonmuslim, bahkan beliau sangat dihargai. Nabi pernah hidup di Makkah, tidak ada yang menafikan akhlak mulia yang terpancar dari wajah beliau. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana bisa bermanfaat di akhlak. Nabi bersabdah Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Jangan yang sebaliknya, termasuk orang yang paling menyusahkan. Menzolimi orang, mengadu domba, menfitnah, dengki dan iri hati menjadi karakteristik. Ini sangat bertentangan dengan hakikat Muslim yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai