Anda di halaman 1dari 21

Peran Dan Fungsi Imam Masjid

Dalam dunia apapun, ketika yang terlibat lebih dari satu apalagi banyak orang, diperlukan adanya pemimpin yang memberikan arahan dan bimbingan. Masjid yang berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan umat tentu saja amat memerlukan adanya pemimpin atau imam. Pada masa Rasulullah Saw, beliau berfungsi sebagai imam, baik dalam memfungsikan masjid secara utuh maupun imam dalam shalat berjamaah. Dalam perkembangan masyarakat kita sekarang, terdapat dua imam, yakni imam dalam kepengurusan masjid dan imam dalam shalat berjamaah. Idealnya memang menyatu, tapi keterbatasan yang sedemikian besar membuat diperlukannya kepemimpinan kolektif, termasuk di dalam masjid. Dalam konteks inilah, kita hendak mengulas peran dan fungsi imam masjid. Salah satu fungsi utama masjid adalah sebagai tempat melaksanakan peribadatan, khususnya shalat berjamaah yang lima waktu. Secara harfiyah, imam artinya pemimpin atau orang yang diikuti. Dalam konteks shalat, imam adalah orang yang dipercaya untuk memimpin shalat bersama dan berdiri pada posisi terdepan serta gerak gerik dan bacaannya diikuti oleh orang orang atau jamaah di belakangnya yang menjadi ma!mum "#nsiklopedi Islam, $%$&'(. Dalam konteks kemasjidan imam masjid adalah guru atau pembimbing spiritual bagi perkembangan masjid dan jamaahnya. Imam masjid bertanggung jawab terhadap upaya menghidupkan ruh Islam pada masjid dan jamaahnya. )arena itu, kedudukan imam dalam struktur masjid semestinya sejajar dengan ketua umum pengurus masjid, sehingga hubungan ketua masjid dengan imam masjid setidak tidaknya hubungan kordinatif yang saling bekerjasama dalam memberi arah terhadap perkembangan masjid. PERAN DAN FUNGSI IMAM Peran dan fungsi yang bisa dan harus dijalankan imam masjid sangat penting dan strategis. )arena itu, imam masjid bukanlah sekedar berfungsi sebagai pemimpin dalam shalat berjamaah, sebagai imam shalat merupakan salah satu fungsinya. *da beberapa peran dan fungsi imam masjid yang harus diwujudkan, yaitu % 1. PEMERSATU UMAT ISLAM Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw amat memperhatikan persatuan dan kesatuan dikalangan para sahabatnya. +ila sahabat berbeda pendapat, Rasulullah menengahi perbedaan itu dan kalau sahabat memiliki gagasan dan pendapat yang baru selama tidak bertentangan dengan prinsip prinsip Islam, maka Rasulullah Saw amat senang dengan pendapat dan gagasan itu, kesemua itu adalah dengan maksud terwujudnya persatuan dikalangan para sahabat yang sebaik mungkin. )arena itu imam pada masa sekarangpun harus berperan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan umat Islam, baik dikalangan intern jamaah yang dipimpinnya di masjid tersebut maupun dalam hubungannya dengan pengurus dan jamaah masjid lain. Ini berarti imam masjid harus mampu bersikap netral dalam menyikapi pertententangan atau perbedaan pendapat dikalangan jamaah atau antara suatu masjid dengan masjid lainnya. Meskipun demikian, netral bukan berarti tidak punya sikap dan pendirian, sikap

dan pendiriannya adalah pada kebenaran itu sendiri, namun meskipun suatu kelompok di dalam masjid memiliki pendapat yang benar, imam masjid bukan harus bersikap mempertentangkan yang tidak benar, apalagi membelanya, tapi berusaha secara baik baik mengajak mereka pada kebenaran, hal ini karena da!wah pada hakikatnya adalah mengajak, bukan menghakimi. 2. MENGHIDUPKAN SEMANGAT MUS A!ARAH Masjid adalah tempat untuk bermusyawarah, musyawarah antar pengurus dengan pengurus dan pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama jamaah. Imam masjid selalu berusaha mendudukkan persoalan melalui musyawarah sehingga dengan musyawarah itu, hal hal yang belum jelas menjadi jelas dan hal hal yang dipertentangkan bisa dicarikan titik temunya. Rasulullah Saw biasa menggunakan masjid untuk bermusyawarah, bahkan strategi perang dimusyawarahkan di masjid. )etika sahabat baru saja pulang dari daerah +ani ,uraidah, mereka melaporkan tentang perbedaan pendapat tentang shalat ashar, satu kelompok melakukan di tengah perjalanan, sedang satu kelompok lagi melakukan sesampainya di daerah itu sesuai dengan pesan Rasul, maka Rasulullah membenarkan keduanya. ". MEM#ENTENGI A$IDAH UMAT Dalam kehidupan sekarang yang begitu rendah nilai moralitas masyarakat kita, amat diperlukan benteng a-idah yang kuat, sebab kerusakan moral pada hakikatnya karena kerusakan a-idah. +enteng a-idah ini menjadi lebih penting lagi karena sekarang ini berkembang pula pemahaman a-idah yang menyesatkan. Imam masjid semestinya berperan membentengi a-idah yang kuat bagi jamaahnya. .ntuk itu, diperlukan pembinaan yang intensif dari imam masjid kepada jamaahnya. Rasulullah Saw memberikan perhatian yang begitu besar dalam masalah ini, sehingga di masjid /abawi, disediakan juga shuffah atau semacam asrama, para sahabat tinggal di situ dan mendapatkan pembinaan a-idah Islamiyah sehingga mereka menjadi profil generasi yang shaleh. *-idah umat yang kokoh akan membuat mereka tidak didominasi oleh rasa takut dalam membuktikan kekuatan a-idah, bahkan mereka tidak akan berduka cita atau tidak menyesal sebagai mu!min yang sejati bila resiko yang tidak menyenangkan harus dialami dan dirasakannya, *llah Swt berfirman% Sesungguhnya, orang yang mengatakan% 01uhanku *llah2 kemudian mereka isti-amah, maka tidak ada rasa takut dan tidak pula mereka berduka cita ",S 34%56(. %. MEN&ADI US!AH #AGI &AMAAH. Dalam pelaksanaan ajaran Islam sehari hari, umat Islam amat menuntut adanya figur figur teladan sehingga kaum muslimin memahami bagaimana pelaksanaan ajaran Islam yang baik. +agaimana shalat yang baik, berinfa-, bermasyarakat, dan sebagainya, idealnya ada yang mencontohkan sehingga umat Islam mudah menirunya. Imam masjid sangat penting untuk bisa menjadi teladan dalam pelaksanaan ajaran Islam. Rasulullah Saw menyatakan bahwa mu!min itu adalah cermin bagi mu!min yang lainnya. Itu berarti seorang mu!min harus bisa menjadi teladan bagi orang lain, apalagi bagi imam masjid yang memang harus bisa diteladani oleh jamaah dalam berbagai sisi kehidupan pribadi, keluarga dan kemasyarakatan. Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw menjadi teladan bagi jamaahnya, *llah berfirman% Sesungguhnya telah ada pada "diri( Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ",S 66%$5(.

'. MEN&ADI RU&UKAN DALAM MASALAH KEISLAMAN Sebagaimana kita ketahui, masih amat banyak umat Islam yang begitu awam terhadap ajaran Islam. )eawaman umat terhadap Islam diperparah lagi dengan adanya perbedaan cara pandang dalam memahami ajaran Islam sehingga sebagian umat Islam masih bingung terhadap ketentuan ketentuan Islam. )ebingungan umat itu sebenarnya bisa diatasi manakala imam masjid bisa menjadi rujukan atau tempat bertanya yang mampu memberikan.jawaban yang luas tapi mudah dipahami, termasuk dalam bersikap dan bertindak dalam masalah masalah yang sifatnya pribadi agar tidak menyimpang atau bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw sering mendapat pertanyaan dari para sahabat dan beliau memberikan jawaban sesuai dengan petunjuk *llah Swt. Ini berarti, imam masjid pada masa sekarang harus dapat menjadi rujukan dalam masalah masalah kehidupan jamaah yang ditinjau dari sisi keislaman. (. MEM#ANGUN S)LIDITAS &AMAAH Mewujudkan masjid yang ma!mur, mencapai umat yang maju dan menggapai kejayaan Islam dan umatnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dicapai secara indi7idual, begitu juga dalam upaya menghadapi tantangan umat yang terasa kian besar, diperlukan kerjasama yang solid antar sesama jamaah masjid. 8leh karena itu, sebagai imam masjid, Rasulullah Saw membangun soliditas para sahabat yang merupakan jamaah masjid untuk bahu membahu dalam perjuangan menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam dengan segala hambatan dan tantangan yang dihadapinya. Dalam rangka membangun kesolidan jamaah itu, imam masjid bersama para pengurus masjid sebagaimana Rasulullah Saw, menyatukan seluruh potensi jamaah dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mensyiarkan dan menegakkan agama *llah sehingga menjadi suatu kekuatan yang berarti, ini akan membuat *llah cinta kepada mereka, *llah berfirman yang artinya% Sesungguhnya *llah cinta kepada orang yang berjuang di jalan /ya dalam suatu barisan yang teratur, sekan akan mereka suatu bangunan yang tersusun kokoh ",S 45%3(. Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa, imam masjid mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting, tidak hanya bagi upaya pemakmuran masjid itu sendiri, tapi juga bagi upaya memajukan, membina dan mengembangkan masyarakat muslim yang merupakan jamaah masjid. 9al ini sekaligus menyadarkan kita bahwa, imam pada masjid masjid kita belum berfungsi dan berperan secara ideal sebagaimana Rasulullah Saw telah mencontohkannya kepada kita.

:atar belakang Umat Islam saat ini sedang berada pada krisis multi dimensional. Imam masjid yang harusnya mampu berperan di tengah masyarakat, tidak bisa memainkan peran pentingnya. Padahal pada zaman Rosululloh Muhammad SAW, Imam masjid bukan hanya sebagai pemimpin shalat tetapi sebagai pemimpin umat. Sejatinya imam masjid bisa memainkan ungsi tak terbatas. !"ungsi imam dalam masjid tidak terbatas, bukan hanya sebagai pemimpin shalat. #uga seperti zaman Rosululloh SAW, imam masjid sebagai pemimpin umat, imam masjid juga sebagai komunikator umat Islam, sebagai guru, sebagai konseling untuk jama$ah dan masyarakat umum, sebagai orang mengeluarkan at%a,& kata intelektual Muslim dari Sudan, 'r. "aisal Mahmud Adam, dalam sebuah seminar tentang Reaktualisasi Peran Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam di #akarta, akhir pekan lalu. Menurut sta pengajar Uni(ersty o )he *olly +uran and Islami, S,ien,e, Sudan ini, agar imam Masjid mampu berperan maksimal, mereka harus diberikan %a%asan bah%a imam masjid adalah salah satu bagian penting dalam pemberdayaan masjid untuk kebangkitan islam. -.ebangkitan Islam berangkat dari imam masjid yang menjalankan ungsinya sesuai dengan yang di sunnahkan Rosululloh SAW-, lanjutnya. Salah satunya imam masjid perlu mengembangkan diri bukan hanya sebagai peran tunggal melainkan peran majemuk dimasyarakat. *al ini diperlukan agar imam masjid dapat merangkul masyarakat untuk bersama/sama menegakkan 'inul Islam.

PROFIL IMAM MASJID

Peran dan ungsi imam masjid yang sedemikian strategis dengan tugas/tugasnya yang amat penting membuat seorang imam harus memenuhi pro il ideal. )api karena imam masjid kita umumnya baru sebatas bisa memimpin shalat berjamaah, maka tugas imampun baru sebatas itu. .edudukannyapun akhirnya berada di ba%ah pengurus masjid, bahkan tidak sedikit yang hanya menjadi pega%ai masjid yang se%aktu/%aktu bisa diberhentikan oleh pengurus masjid. 0leh karena itu, ada beberapa si at yang harus dimiliki oleh imam masjid.

RABBANI Melaksanakan tugas/tugas imam merupakan upaya me%ujudkan masyarakat yang rabbani, yakni masyarakat yang sikap dan prilakunya disesuaikan dengan nilai/nilai yang datang dari Allah sebagai rabb 1tuhan2. *arapan Allah agar manusia menjadi orang yang rabbani tergambar dalam irman/3ya yang artinya4 )idak %ajar bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al .itab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia4 Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah, Akan tetapi (dia berkata): Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya (QS 3: !)"

.arena itu, nilai/nilai yang rabbani harus terlebih dahulu ter%ujud dalam diri seorang imam agar tidak terjadi kontradiksi antara pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan sikap dan prilakunya sehari/hari, karena hal itu justeru akan mendatangkan kemurkaan dari Allah S%t, Allah ber irman yang artinya4 Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu kerjakan, amat besar kemurkaan disisi Allah"kepada orang yang mengatakan apa yang tidak dikerjakannya (QS #$:%-3)"

IKHLAS 'alam setiap amal, keikhlasan merupakan modal penting. Sebanyak dan sebesar apapun amal seseorang bila tanpa keikhlasan tidak ada nilai apa/apanya di sisi Allah S%t. 'engan keikhlasan, tugas/tugas yang berat akan terasa menjadi ringan, sementara tanpa itu, jangankan yang berat, yang ringan saja terasa menjadi berat. 5ila ungsi imam hendak di%ujudkan se,ara ideal, maka tugas imam menjadi terasa berat dan keikhlasan menjadi amat penting. 'isamping itu, keikhlasan juga membuat seorang imam tidak bermaksud memperoleh keuntungan materi meskipun mungkin saja dia mendapatkan imbalan materi dengan sebab %aktunya yang habis digunakan untuk kepentingan masjid sehingga dia tidak sempat lagi men,ari kehidupan dunia%i. Allah S%t ber irman yang artinya4 &an mereka tidak disuruh ke'uali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (QS !(:))

SHABAR .esabaran yang merupakan %ujud dari menahan diri dari sikap dan prilaku emosional merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang imam, apalagi tugas imam dalam menghadapi jamaah yang banyak dengan sikap dan prilaku yang beragam. .eshabaran

Rasulullah Sa% sebagai imam masjid membuat orang badui yang ken,ing di dalam masjid tidak dimarahinya se,ara emosional, karena memang orang itu tidak mengerti aturan, tapi justeru beliau mengarahkan dimana seharusnya seseorang membuang kotoran di lingkungan masjid itu. 5egitu juga dengan sikapnya yang tetap lemah lembut dalam menghadapi anak/anak meskipun mereka agak mengganggu ketenangan beribadah, karena mereka harus menjadi orang yang senang berada di masjid untuk melaksanakan kegiatan yang positi . Allah S%t ber irman yang artinya4 *aka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka" Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu" Karena itu maa+kanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusya,arahlah dengan mereka dalam urusan itu (QS 3:$)!)"

ADIL DAN BIJAKSANA )idak sedikit masjid yang menjadi lahan rebutan bagi kelompok/kelompok tertentu dalam masyarakat atau jamaahnya untuk menguasai guna mengembangkan pendapat dan pahamnya masing/masing, disamping itu terjadi juga kon lik antara yang tua dengan yang muda, bahkan kon lik kepentingan politik. .arena itu, imam harus bertindak adil dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan kelompok dan berbagai kepentingan sehingga bisa mengarahkan masjid pada ungsi yang sebenar/benarnya yang salah satunya adalah sebagai pusat untuk memperkokoh ukhu%ah Islamiyah, dari sini diharapkan ter%ujud sikap saling hormat menghormati dan menghargai perbedaan pendapat.

Selama jamaah memiliki maksud baik, dilakukan dengan ,ara/,ara yang baik, maka seorang imam selalu berusaha menjembatani hubungan antar kelompok/kelompok dalam masyarakat, hal ini karena meme,ah/belah umat melalui masjid merupakan ,ara/,ara yang dilakukan oleh orang/orang muna ik, Allah S%t ber irman yang artinya4 &an (diantara orang-orang muna+ik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mumin) dan karena keka+iran (nya), dan untuk meme'ah-belah antara orang-orang mu min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan -asul-.ya sejak dahulu" *ereka sesungguhnya bersumpah: Kami tidak menghendaki selain kebaikan" &an Allah menjadi saksi bah,a sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya) (QS !:$/ )"

JUJUR Salah satu pilar penting yang harus tegak dalam kehidupan masyarakat Islam adalah kejujuran. 3amun hal ini harus kita sadari sebagai sesuatu yang tidak ter%ujud dengan sendirinya, diperlukan proses yang sungguh/sungguh, karena itu imam masjid sangat dituntut untuk memiliki si at jujur. Apabila seorang imam telah memiliki si at jujur, maka apa yang menjadi pesan dan programnya di%ujudkan juga dalam kehidupannya sehari/hari.

BERILMU 'alam mengurus apapun, ilmu yang banyak dan %a%asan yang luas amat diperlukan, apalagi dalam kapasitas sebagain imam yang harus memimpin dan membimbing masyarakat. Ilmu keislaman merupakan sesuatu yang mutlak untuk dipahami dan dikuasai dengan baik sehingga seorang imam tidak bingung dalam menyikapi, menanggapi dan menja%ab masalah/masalah

yang terkait dengan bidang keagamaan atau keislaman. Wa%asan kontemporer atau masalah kekinian yang berkembang juga amat perlu untuk dipahami oleh seorang imam, karena dengan demikian, persoalan yang berkembang itu bisa disikapi tanpa harus melanggar nilai/nilai Islam bahkan justeru nilai/nilai Islam bisa memberi arah yang positi . .eharusan memiliki ilmu yang banyak dan %a%asan yang luas juga adalah karena seorang imam tidak boleh sembarangan bertindak karena akan dimintai pertanggungja%aban dihadapan Allah S%t kelak, Allah S%t ber irman yang artinya4 &an 0anganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya" Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan ja,abnya (QS $ :3#)

MENGUASAI KONSEP MANAJEMEN MASJID )er%ujudnya masjid yang makmur dan ideal merupakan tanggung ja%ab umat Islam se,ara bersama/sama, baik pengurus, imam maupun jamaah se,ara keseluruhan. Imam masjid punya peran yang sangat penting dalam upaya ini, karena itu, imam masjid seharusnya memahami dan menguasai konsep manajemen masjid sehingga dengan demikian ia bisa mengarahkan langkah pemakmuran masjid sebagaimana mestinya. )anpa pemahaman terhadap konsep manajemen masjid akan membuat seorang imam tidak bisa melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dia tidak mengarahkan jamaah apalagi mengarahkan pengurus masjid dalam upaya memaksimalkan ungsi masjid. .eharusan seorang imam memahami konsep manajemen masjid bisa kita rujuk pada irman Allah pada surat 67489 di atas.

MEMAHAMI JIWA JAMAAH Imam masjid idealnya memahami ji%a jamaahnya yang beragam, baik beragam dari segi suku, paham keagamaan, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, usia dan sebagainya. Memahami ji%a jamaah ini akan membuat seorang imam bersikap dan bertindak yang bijaksana sehingga jamaahnya tetap mau akti di masjid dalam upaya memakmurkannya, bukan malah menjauh dari masjid yang membuat masjidnya menjadi tidak makmur. .etika Rasulullah Sa% didatangi oleh seorang pemuda yang meminta dibolehkan melakukan perzinahan, para sahabat sangat marah pada pemuda itu, tapi Rasulullah Sa% men,egah kemarahan sahabat agar tidak sampai pada tindakan yang bersi at isik. Rasulullah justeru bertanya kepada pitu4 5agaimana perasaanmu bila ibu atau saudara perempuanmu dizinahi orang lain:. Maka pemuda itupun menunjukkan ketidaksukaannya. Rasulullah kemudian bersabda4 5egitu pula halnya dengan saudara laki/laki atau bapak dari %anita yang akan engkau zinahi, dia tentu akan marah kepadamu.

TANGGAP Imam masjid juga sangat dituntut untuk bersikap tanggap terhadap berbagai persoalan dan kejadian, baik di masjid maupun di lingkungan jamaahnya. .alau mendengar apalagi mengetahui ada jamaah yang sakit atau menderita, maka imam masjid tanggap untuk menggerakkan pengurus dan jamaah guna memberikan pertolongan. .etika ada jamaah yang nampak punya persoalan yang harus dibantu peme,ahannya, maka imam masjid tanggap untuk melakukan peme,ahan masalah jamaah masjid dan begitulah seterusnya. Rasulullah Sa% memang sangat tanggap dalam menyikapi persoalan/persoalan jamaahnya.

SEJUK DAN BERWIBAWA 'alam kehidupan masyarakat kita sekarang, sangat dibutuhkan adanya pemimpin dan pengayom masyarakat yang sejuk pemba%aannya sehingga masyarakat memiliki kedekatan hubungan tanpa mengabaikan ke%iba%aan. Imam masjid idealnya memiliki si at ini sehingga pendapat, kata/kata dan kebijakannya dipatuhi oleh jamaah karena mengandung nilai/nilai yang benar, bukan karena takut kepada pemimpin. Imam masjid memiliki ke%iba%aan karena kebenaran dan keshalehannya.

Sebagai seorang imam masjid, apa yang menjadi at%a dari Rasulullah Sa% selalu didengar dan dipatuhi. .etika seorang sahabat Abdullah bin Ummi Maktum yang buta matanya minta keringanan agar dimaklumi atau dibolehkan untuk shalat di rumah, maka Rasulullah Sa% menanyakan kepadanya 4 apakah engkau mendengar azan:. .arena ja%abannya ya, maka Rasulullah tetap menekankan kepadanya untuk datang ke masjid guna menunaikan shalat berjamaah, dan Abdullah/pun terus mendatangi masjid guna pelaksanaan shalat berjamaah.

'emikian se,ara umum pro il imam masjid yang perlu ditumbuhkan dan diperkokoh agar kelak imam/imam masjid kita menjadi imam yang ideal. Manakala kualitas imam tidak ditingkatkan, maka peran yang bisa dilaksanakannyapun akhirnya hanya sebatas memimpin shalat berjamaah.

'rs. *. Ahmad ;ani ayani<indosat.net.id

KEPRIBADIAN PENGURUS MASJID Oleh: Prof. Dr. H. Achmad Satori I lmail Ket!a Um!m IKADI da" Do e" Pa ca Sar#a"a UIN Ja$arta %Arti$el i"i dit!li $h! ! Ho! to"* +e,a Pe"'a"tar Ma #id dalam I lam dia"''a( e&a'ai alah at! e"di !tama dalam &a"'!"a" ma )ara$at I lam* &ai$ di ma a Ra !l!llah* di ma a a$ara"' da" am(ai di ma a )a"' a$a" data"'. +a"(a ma #id &a"'!"a" I lam tida$ a$a" &erdiri ecara &e"ar da" !t!h di am(i"' #!'a da$.ah I lam tida$ a$a" &er$em&a"' eo(timal m!"'$i". +a"(a ma #id !mat I lam tida$ a$a" tertar&i)ah ecara I lami da" tida$ a$a" me"'e"al (ro&lemati$a )a"' dialami oleh m! lim lai"")a. Di ma a Ra !l!llah a.* ma #id memili$i (era"a" )a"' domi"a" dalam mem&i"a ma )ara$at I lam. Di ma #idlah Ra !l!llah me"didi$* me"a"am$a" !$h!..ah* me"'e"ali (ro&lemati$a !mat da" e&a'ai")a. Demi$ia" #!'a di ma a Kh!lafa!r Ra )idi" da" (e"'!a a/(e"'!a a m! lim )a"' holeh. Keti$a !mat I lam tida$ me"#adi$a" ma #id e&a'ai (! at $e'iata" !mat* $a!m m! limi" a$a" ter&ela$a"' da" di$er!&!ti m! !h/m! !h")a. Bah$a" "e'ara/"e'ara i lam di#a#ah* diti"da da" di$!ra $e$a)aa"")a. M! !h/m! !h I lam e"a"tia a me"cari #ala" !"t!$ me"'!ra"'i (era"a" ma #id dalam mem&i"a da" me"didi$ ma )ara$at I lam. Macam/macam cara )a"' di'a"a$a"")a e(erti mema !$$a" &er&a'ai macam &id0ad da" $h!rafat dalam ma #id* me"'hila"'$a" (era" ma #id e&a'ai tem(at (e"didi$a" da" (e"'a#ara"* Ma #id di#adi$a" e&a'ai tem(at holat &er#amaah a#a $em!dia" e&a'ai d!$!"'a" (e"!h ata "iat da" ! aha

Ma )ara$at M! lim I"do"e ia di Ho! to" !"t!$ mem&a"'!" Ma #id di

dit!t!( ra(at da" eter! ")a. Di 1ama" e$ara"' i"i !mat I lam m!lai mele$ da" &a"'$it dari tid!r")a )a"' lela(. Mere$a m!lai mem(erhati$a" ma #id da" &er! aha me"'em&ali$a" f!"' i")a e&a'ai (! at (e"didi$a" da" (em&i"aa" !mat. Nam!" !(a)a ter e&!t &el!m ma$ imal. ma ih &a")a$ !mat I lam )a"' &el!m me")adari hal ter e&!t &ah$a" ma ih &a")a$ #!'a (e"'!r! ma #id )a"' &el!m &er! aha o(timal !"t!$ me"'em&ali$a" f!"' i ma #id ter e&!t. Me")ia($a" Pe"'!r! Ma #id Ideal")a* e&!ah ma #id har! memili$i &e&era(a (era"'$at )a"' &er(era" dalam me"a"'a"i &er&a'ai $e'iata" ma #id . Dia"tara (era"'$at ter e&!t adalah : 2. Imam da" $hati& ma #id 3. Pe"'a#ar )a"' &ia a mem&eri$a" $!liah da" (ela#ara" di ma #id di am(i"' e&a'ai (e"'a.a #ala"")a (e"'a#ara" da" (e"didi$a" di ma #id. 4. Pe"'elola (er(! ta$aa" ma #id 5. Pe"'elola $e'iata" o ial ma #id. 6. Pe"'!r! rama#a ma #id. 7. M!ad11i" da" (e"'a#ar hafala" Al 8!ra" 9. Pe"'a.a &ida"' &a"t!a" $ecela$aa". :. Pe$er#a )a"' ma"'!r! i $e&er iha" da" tama" ma #id. U(a)a )a"' har! dila$!$a" e#a$ di"i adalah me")ia($a" imam da" $hati& ma #id. Kita eri"' e$ali ma"#!m(ai $hati& ata! imam )a"' $!ra"' &ai$ &acaa" Al/8!ra"/")a ehi"''a me"im&!l$a" $era'!a" ah ata! tida$")a holat )a"' dila$!$a". Khati& da" imam ma #id har! memili$i (o i i terhormat di ma )ara$at e !ai de"'a" (era"a"")a )a"' e"a"tia a mem&eri "a ehat da" araha"

$e(ada #amaah. Mi"imal at! (e$a" e$ali ia me")am(ai$a" (e a"/(e a" I lam (ada $h!t&ah #!m0at. Oleh $are"a it! ia har! me"'i$!ti (er$em&a"'a" !mat I lam da" &er&a'ai (ro&lema )a"' me"im(a")a ehi"''a &i a mem&eri$a" araha" ata! ol! i terhada( ma laah )a"' dihada(i. Khati& ma #id e$ara"' i"i ma ih &a")a$ )a"' e$edar meme"!hi )arat da" r!$!" $h!t&ah da" ma ih &el!m mem(erhati$a" i i da" (e a" )a"' har! di am(ai$a" $e(ada #amaah. Bah$a" ada $hati& )a"' di ma"a a#a ia &er$h!t&ah materi")a !dah i" ta"* teta( da" ta$ &er!&ah !&ah $e"dati(!" ma alah )a"' dihada(i ma )ara$at amat ce(at &er!&ah. U"t!$ me")ia($a" $hati& $ita memerl!$a" &e&era(a la"'$ah Se&a'ai &eri$!t.: 2. Memilih $hati& da" imam dari maha i .a m! lim )a"' memili$i $emam(!a" di &ida"' $ei lama" da" memili$i $eta$.aa"* i ti;amah erta $ecerda a". 3. Me")ia($a" $!ri$!l!m )a"' coco$ !"t!$ me"trai"i"' (ara calo" $hati& ter e&!t. Di a"tara ca$!(a" $!ri$!l!m ter e&!t adalah : a. Hafala" &e&era(a !rat dalam Al 8!ra" $h! ! ") !rat/ !rat (e"de$ da" me"'etah!i taf ir da" ilm!")a. &. Me"'etah!i a S!""ah a" "a&a.i)ah de"'a" &ai$ terma !$ de"'a" ilm! hadit ")a c. Mem(ela#ari fi;h ehi"''a tida$ e&ara"'a" mem&eri$a" fat.a h!$!m $e(ada #amaah. d. Mem(ela#ari Sirah "a&a.i))ah. e. Me"'etah!i e#arah (emi$ira" I lam da" &i a me"#ela $a" (emi$ira" i lam )a"' &e"ar am&il mem&eri$a" $riti$ terhada( &er&a'ai (emi$ira" e at. f. Mem(ela#ari &er&a'ai macam alaira" dalam I lam da" alira"/alira" )a"'

mem! !hi I lam. '. St!di te"ta"' alira"/alira" (oliti$ $o"tem(orer da" me"'etah!i $elemaha" da" $e alaha""")a. h. St!di te"ta"' 'eo'ra(i d!"ia I lam. i. St!di te"ta"' mi"orita i lam di &er&a'ai "e'ara di d!"ia. Me"'etah!i &er&a'ai (ro&lemati$a" )a"' dihada(i !mat I lam di &er&a'ai d!"ia e$ara"' i"i. 4. Me")ia($a" (ro'ram (ra$te$ $h!t&ah &a'i )a"' telah ter(ilih dari calo"/ calo" di ata . Pra$te$ i"i amat (e"ti"' e&el!m ter#!" me"#adi $hati& di ma #id/ma #id. 5. Mem&eri$a" (e"'etah!" e$edar")a te"ta"' ilm!/ilm! moder" da" (e"em!a"/(e"em!a" &ar! )a"' !dah ma !$ $er!mah/r!mah !mat I lam. Ke(ri&adia" Pe"'!r! Ma #id Ora"' )a"' ma! meramai$a" ma #id adalah m! lim )a"' meili$i &e&era(a $riteria )a"' di!"'$a($a" dalam a)at Al 8!ra": <Ha")alah )a"' mema$m!r$a" ma #id /ma #id Allah ialah ora"'/ora"' )a"' &erima" $e(ada Allah da" hari $em!dia" * erta teta( me"diri$a" holat* me"!"ai$a" 1a$at da" tida$ ta$!t $e(ada ia(a(!" elai" $e(ada Allah * ma$a mere$alah )a"' dihara($a" terma !$ 'olo"'a" )a"' ora"'/ora"' )a"' me"da(at (et!"#!$= >At +a!&ah 2:? Dari a)at i"i $ita &i a me"ari$ !at! $e im(!la" &ah.a ora"' )a"' ma! meramai$a" ma #id ha")alah ora"'/ora"' )a"' memili$i ifat/ ifat Se&a'ai &eri$!t:

2. Berima" $e(ada Allah da" hari $em!dia". 3. Se"a"tia a me"e'a$$a" holat 4. Se"a"tia a me"!"ai$a" 1a$at. 5. +ida$ ta$!t $e(ada ia(a(!" elai" Allah .t. Ora"'/ora"' )a"' tida$ memili$i ciri/ciri di ata tida$ &i a dihara($a" !"t!$ meramai$a" ma #id/ma #id Allah * A(ala'i ora"' m! )ri$ )a"' me")e$!t!$a" +!ha". Mere$a tida$ a$a" meramai$a" ma #id. >lih. At +a!&ah a)at 29? Pe"'!r! ma #id har! memili$i $e(ri&adia" )a"' me"doro"' dia teta( mem(erhati$a" ma #id da" $omitme" !"t!$ me"didi$ ma )ara$at . Oleh e&a& it! ia tida$ c!$!( memili$i ifat/ ifat ora"' )a"' meramai$a" ma #id a#a ta(i ada &e&era(a tam&aha" ifat/ ifat da" $etram(ila" )a"' har! di(e"!hi oleh (e"'!r! ma #id* a"tara lai": 2. Memili$i ifat/ ifat ora"' )a"' meramai$a" ma #id e(erti di ata . 3. Memili$i $emam(!a" me"e'erial !"t!$ me"'elola ma #id de"'a" &ai$* e(erti $etram(ila" memim(i"* memf!"' i$a" SDM da" $etram(ila" me"'am&il $e(!t! a". 4. Memili$i ifat e&a'ai da0i ata! m!ra&&i >(e"didi$? e(erti : $eta$.aa" * $a ih a)a"'* a&ar* &er(e"'etah!a" l!a da" eter! ")a. 5. Memili$i $emam(!a" !"t!$ me"#adi imam da" $hati& . Kala! $hati& da" imam )a"' &ert!'a &erhala"'a" hadir ia har! mem(! me"''a"ti$a"")a. 6. Memili$i ifat/ ifat e&a'ai 'e"era i idama" e(erti (rod!$tif* mem&a"'!" ma )ara$at* Ra&&a"i)ah* i$hla * Sema"'at &er#ihad * $!at* ehat* m!lia* ta.a1!"* moderat dalam $e&e"ara"* Se"a"tia a &erta!&at da" e&a'ai")a. De"'a" ifat da" $e(ri&adia" ter e&!t (e"'!r! ma #id a$a" mam(! me"'elola ma #id de"'a" &ai$ da" me"'em&ali$a" ma #id $e(ada f!"' i")a )a"' e&e"ar")a e&a'aima"a di ma a Ra !l!llah* $h!lafa!rra )idi" da" di ma a $e#a)aa" I lam.

M!dah/m!daha" ma$alah i"i a$a" &erma"faat &a'i $ita em!a. Semo'a cita/ cita ma )ara$at M! lim I"do"e ia di Ho! to" !"t!$ da(at me"diri$a" ma #id* memelihara da" mema$m!r$a"")a di$a&!l$a" oleh Allah S@+. Selamat &er#!a"' dalam )iar* (e"didi$a" da" da$.ah I lam. Ja$arta* I"do"e ia. Achmad Satori

Peran dan Fungsi Masjid di *aman Rasu+u++a, SA!


;anuary 5<, $&53 /o comments Sebagaimana tertulis dalam sejarah bahwa setelah /abi Muhammad Saw. hijrah dari Mekah ke Madinah, yang pertama dilakukan /abi adalah membangun masjid ,uba. :alu tidak lama setelah itu dibangun pula masjid /abawi. +angunan fisik masjid di =aman itu masih sangat sederhana, lantainya tanah, dinding dan atapnya pelepah kurma. /amun demikian, masjid tersebut memainkan peranan yang sangat siknifikan dan menjalankan multi fungsi dalam pembinaan umat. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadat magdhah, seperti shalat dan =ikir, tetapi masjid juga sebagai tempat pendidikan, tempat pemberian santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan perang, tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi>tamu, sebagai pusat penerangan dan pembelaan agama. Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid itu lahirlah tokoh tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke seantero dunia, seperti *bu +akar shiddi-, .mar bin al )hatab, .sman bin ?*ffan dan *li bin *bi 1halib. Masjid di =aman /abi merupakan pusat pembinaan ruhiyah "tarbiyah ruhiyah( umat Islam. Di masjid ini ditegakan shalat lima waktu secara berjama!ah. Masjid berperan untuk membina dan meningkatkan kekuatan ruhiyah "keimanan( umatnya. Dalam konteks ini sebaiknya dihayati firman *llah dalam surat *n /ur@64 6A% 0+ertasbih kepada *llah di masjid masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama/B* di waktu pagi dan petang, orang orang yang tidak dilalaikan oleh urusan bisnis dan perdagangan atau akti7itas apapun dari mengingat *llah, mendirikan shalat, membayarkan =akat, mereka takut akan suatu hari, di mana pada hari itu hati dan penglihatan menjadi guncang2 Masjid sebenarnya merupakan 0kolam kolam spiritual2 yang akan menghilangkan dahaga spiritual setiap muslim. 1ujuan didirikannya suatu masjid tercermin dalam kalimat kalimat a=an yang dikumandangkan oleh mua==in. )etika a=an dikumandangkan setiap muslim diperintahkan untuk menjawab> memenuhi panggilan itu dan meninggalkan segala akti7itas lainnya. Ini merupakan suatu bentuk latihan

kepatuhan, kedisiplinan dan latihan militer. 1ujuan mendirikan shalat adalah untuk mengingat *llah, 0*-imishalata :i=ikriy2",.S.1haha@53(. Mengingat *llah merupakan cara yang tepat untuk memperoleh ketenangan jiwa dan pikiran, 0Ingatlah, hanya dengan mengingat *llah hati menjadi tenteram2",.S% *R Ra!du@$<(. 8leh karena itu masjid merupakan tempat yang ideal untuk menenangkan hati dan pikiran. Di =aman modern ini banyak orang yang hidup gelisah, banyak harta dikorbankan dan berbagai cara dilakukannya untuk memperoleh ketenangan, namun ketenangan yang dicari tak kunjung datang. Masjid juga berperan sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Di masjid /abi mendidik para sahabatnya dan mengajarkan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Di Masjid dilatih para da!I untuk kemudian dikirim ke berbagai daerah untuk mengajarkan Islam kepada penduduknya. Masjid juga digunakan sebagai tempat membaca puisi puisi ruhiyah yang memuji *llah dan Rasul/ya, sehingga /abi mempunyai penyair yang terkenal yaitu 9asan bin 1sabit. Masjid ketika itu menjadi pusat pengembangan kebudayaan dalam semua aspek kehidupan. 1idaklah mengherankan kalau pada masa selanjutnya masjid menjadi pusat berkembangnya ilmu ilmu keislaman. Misalnya, uni7ersitas *l *=har di )airo, Mesir, yang terkenal itu, pada mulanya merupakan kegiatan belajar di masjid *l *=har yangdibangun pada masa dinasti Catimiyah Masjid /abawi di Madinah dahulu berperan sebagai pusat kegiatan social. Di Masjidlah dibuat sebuah tenda tempat memberi santuan kepada fakir miskin berupa uang dan makanan. Masalah pernikahan, perceraian, perdamaian dan penyelesaian sengketa masyarakat juga diselesaikan di Masjid. 8rang orang yang terluka dalam peperangan juga diobati di masjid. Di masjid pula /abi memberi pengarahan dan instruksi kepada para tentara yang akan dikirim ke suatu tempat untuk berperang. Masjid juga digunakan sebagai tempat bertemunya pemimpin "pemerintah( dengan rakyatnya untuk bermusyawarah membicarakan berbagai kepentingan bersama. Di masjid juga /abi menerima delegasi dari luar negeri dan mengirim utusannya ke luar negeri. Di masjid para sahabat berlatih berperang dengan disaksikan oleh /abi Muhammad. Sebagai pusat kegiatan legiatan ekonomi. Di masjid dibangun +aitul Mal, dihimpun harta dari orang orang kaya kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. Memang /abi melarang setiap muslim melakukan praktek jual beli di dalam masjid, seperti hadis yang diriwayatkan oleh imam *n /asa iy dan at 1urmud=i dari *bu 9urairah, /abi bersabda%2+ila kamu melihat orang orang yang melakukan praktek jual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepada mereka% semoga *llah tidak memberikan keuntungan dalam bisnismu itu2. /amun, akti7itas jual beli yang dilakukan di luar masjid dan tidak mengganggu ibadah shalat dibolehkan oleh para ulama berdasarkan firman *llah dalam surat al ;umu!ah@5&%2+ila shalat "jum!at( telah selesai didirikan, maka bertebaranlah kamu di permukaan bumi ini , carilah karunia"re=eki( *llah dan perbanyaklah mengingat *llah2. Itulah sebagian kecil uraian peran dan fungsi masjid yang telah Rasulullah contohkan. 1ernyata fungsi dan peran masjid tidak hanya sebatas tempat melakukan kegiatan ibadah maghdah saja, tetapi segala kegiatan yang menyangkut persoalan ummat Islam

dapat dilakukan dimasjid, selama tentu saja tidak untuk persoalan persoalan yang telah jelas ada larangan dan telah diharamkan oleh *llah dan Rasul /ya. "sumber% amrisobri.web.id(

Peranan Masjid Dalam Meningkatkan )esejahteraan .mat 65 &5 $&53 D 54%&5%'< )ata masjid dalam *l ,ur!an terulang sebanyak $< kali. Dari segi bahasa, kata masjid terambil dari akar kata sajada yasjudu sujuudan "patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat serta ta!dhim(. *dapun ismul makaan "nama tempat( adalah masjid "tempat bersujud(, yakni bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat. )arena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, maka hakekat masjid adalah tempat melakukan segala akti7itas yang mencerminkan kepatuhan, tunduk, taat semata kepada *llah SE1. Dengan demikian, masjid sebagai pangkal tempat orang Islam bertolak, sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh. Masjid adalah institusi pertama yang dibangun oleh Rasulullah S*E saat beliau hijrah ke kota Madinah, yakni masjid ,uba!. Rasulullah S*E tidak menjadikan masjid hanya tempat shalat semata, namun dijadikan juga sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti tempat pembinaan dan penyebaran dakwah Islam, sebagai tempat untuk mengobati orang sakit, sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai, sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi, sosial dan budaya, demikian pula digunakan untuk menerima duta duta asing, sebagai tempat pertemuan pemimpin pemimpin Islam, sebagai tempat bersidang, tempat mengurus baitul maal, menyusun taktik dan strategi perang, serta mengurus prajurit yang terluka. Demikian pula masjid sebagai sarana tempat pendidikan, dan Rasulullah S*E mengajar langsung dan memberi berkhutbah, dalam bentuk hala-ah, di mana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari hari. Masjid di =aman Rasulullah S*E mempunyai banyak fungsi. Itulah sebabnya Rasulullah S*E membangun masjid terlebih dahulu dan dari masjidlah kemudian memancar cahaya Islam, menyebar ke seluruh cakrawala dunia. Masjid menjadi symbol persatuan umat Islam. Selama sekitar A&& tahun sejak /abi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. :ewat masjid Rasulullah S*E membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progressif. Masjid adalah rumah *llah yang dibangun atas dasar keta-waan kepada/ya. 8leh karena itu, membangun masjid harus diawali dengan niat yang tulus, ikhlas, mengharap ridha *llah semata, sehingga masjid yang dibangun mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, rasa aman kepada para jamaah dan lingkungannya.

Pada masa keemasan Islam, uni7ersitas berada di dalam masjid, seperti masjid *l *=har, )airo, Mesir, dari masjid inilah melahirkan uni7ersitas terkemuka di dunia, yakni .ni7ersitas *l *=har yang hingga kini dikenal dunia. Masjid *l *=har juga dikenal luas oleh kaum muslimin di Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan pun merupakan program nyata yang secara kontineu dilaksanakan di masjid. )alau dulu uni7ersitas ada di dalam masjid, sekarang masjid ada di dalam uni7ersitas. +agaimana dengan kondisi masjid sekarangF Dilihat dari sisi pertumbuhan masjid di Indonesia, sungguh sangat menggembirakan. Dari tahun ke tahun, jumlah masjid kian bertambah. 1etapi kita harus jujur, harus kita akui, bahwa fungsinya belum maksimal dan optimal. Pemberdayaan masjid selama ini, kurang begitu diperhatikan. Padahal masjid mempunyai peran strategis dalam membangun kesejahteraan umat. Masjid selama ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata. Padahal jika masjid itu berdaya, maka masyarakatnya pun akan sejahtera. )arena itu, kita harus merekonstrusi paradigma pemahaman manajemen masjid sesuai dengan khithahnya. +ukankah misi masjid hayya ?alash shalaah "mari kita melaksanakan shalat(, dan hayya ?alal falaah "mari meraih kemenangan(. *rtinya mengajak melalui masjid, untuk meningkatkan kualitas ibadah ritual dan melalui masjid pula kita raih kemenangan. Dalam membebaskan kemiskinan, kebodohan dan ketebelakangan. Masjid seringkali menjadi simbol kebesaran Islam, namun jauh dari kegiatan memakmurkannya. Masjid sejak =aman Rasulullah S*E telah dijadikan pusat kegiatan Islam. Dari masjidlah Rasulullah S*E membangun umat Islam, dan mengendalikan pemerintahannya. /amun saat ini, masjid masih belum diberdayakan secara proposional bagi pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mewujudkannya. .ntuk mengajak umat kembali ke masjid seperti pada =aman Rasulullah S*E. Sementara persepsi yang berkembang sekarang adalah masjid hanya untuk kegiatan spiritual belaka. Memakmurkan masjid memiliki arti yang sangat luas. Bakni menyelenggarakan kegiatan kegiatan yang bernilai ibadah. Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan masjid adalah pengelolaan masjid yang professional, menyemarakkan majelis taklim, 1aman pendidikan *l ,ur!an, memberdayakan remaja masjid, mengelola perpustakaan, mengelola koperasi, poliklinik, unit pelayanan =akat, konsultasi bantuan hukum, lembaga pendidikan dan sekolah, baitul maal, toko buku, bimbingan penyelenggaraan haji dan umrah. +ahkan bisa juga berupa menyelenggarakan ba=ar untuk memudahkan jamaah memperoleh kebutuhan yang murah dlsb. Selain kegiatan kegiatan di atas, pengurus masjid harus tanggap terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. )endala kendala maupaun masalah masalah sosial yang dialami warga sekitarnya. Misalnya kelaparan, musibah, kesusahan, sakit jiwa, kefakiran, de7iasi sosial, kenakalan remaja, musafir "pendatang yang kesusahan(, ketiadaan air, ibn sabil dan lain sebagainya. Masijd melalui pengurusnya harus bertindak sebagai, pengayom, pencegah, pengobat dan konseling. Dalam hal peristiwa peristiwa besar, pengurus masjid perlu bekerja sama dengan lembaga lembaga afiliasi di atasnya, dengan organisasi terkait lain, ataupun dengan pemerintah. 8leh karena masjid merupakan intrumen pemberdayaan umat, yang memiliki peranan

sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyrakat dan kesejahteraan umat, maka pengelolaan manajemen masjid harus professional. Seorang pengelola masjid yang mendapat amanah *llah SE1 untuk mengurus masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah, adil, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia seharusnya seorang 7isioner, berfikir maju bagaimana masjid bisa memberi manfaat yang banyak kepada umat. *llah berfirman dalam surah *t 1aubah % 5< yang maknanya % 9anya yang memakmurkan masjid masjid *llah ialah orang orang yang beriman kepada *llah dan hari )emudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan =akat dan tidak takut "kepada siapapun( selain kepada *llah, Maka merekalah orang orang yang diharapkan 1ermasuk golongan orang orang yang mendapat petunjuk. Seorang takmir masjid harus bercita cita untuk memberikan pelayanan terbaik kepada umat. 8leh karena itu, falsafah yang harus dibangun oleh pengelola masjid adalah kesadaran diri bahwasannya masjid adalah min sya!aairilllah "bagian dari syiar *llah( yang harus dijunjung tinggi, dimuliakan dan dihormati. Masjid adalah lahan untuk beramal, beribadah, berjuang dan berkorban, serta mengabdi. 8leh karena itu, dalam mengelola masjid sebesar keinsfanmu, sebesar itu pula pahalamu. Dan yang lebih penting lagi bagi pengelola masjid adalah jangan sekali kali mencari makan di masjid, tetapi carilah dari luar masjid untuk menghidupi masjid. Memang mengelola masjid diperlukan bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan "harta, bahu, fikiran kalau perlu nyawanya sekalian(. 1anamkan kesadaran bahwasannya sayidul bilaadi khaadimuhum "orang besar itu adalah mereka yang mau mengabdikan dirinya menjadi pelayan umat(. *palagi menjadi pelayan rumah *llah. Seorang pengelola masjid, harus menyadari bahwasannya pelayanan itu harus dengan hati, harus dengan cinta. *ku bahagia karena aku bisa melayani, aku ada, maka aku melayani, melayani adalah ibadah, melayani adalah keterpanggilan, demikian pula melayani adalah fitrah. 1eladanilah Rasulullah S*E ketika memimpin. +eliau memimpin dengan 0cinta2. )etika beliau melihat salah satu jamaah yang tidak hadir dalam shalat berjamaah, beliau selalu bertanya aina fulanF "di mana si CulanF(. setelah shalat ;um!ah pun Rasulullah sering menanyakan kepada sahabatnya % 0Siapa yang pada hari dalam keadaan kesulitanF, siapa hari ini yang dalam kekuranganF. Sekali waktu /abi juga bertanya % ayyu khidmahF "apa yang bisa aku bantuF(. *pa yang bisa aku perbuatF *pa yang bisa aku lalukanF +etapa mulia akhlak Rasullah S*E dalam memimpin, bahkan seorang musuh /abi pernah memberi sebuah pengakuan, belum pernah aku melihat seorang pemimpin yang dicintai pengikutnya seperti Muhammad S*E. ;adikanlah *llah sebagai pegangan hidup, jadikanlah *llah sebagai tujuan hidup. Ingat bahwasanya kita adalah wakil *llah "khalifatullah( di muka bumi ini. 8leh karena itu, wakililah sifat sifat mulia *llah. 1anamkan kalimah tauhid laa ilaaha illallah ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Gintailah *llah di atas segala galanya. Mulailah segala akti7itas kita dengan memohon pertolongan *llah. Mudah mudahan apa yang kita lakukan mendapat ridha *llah SE1.

Pemberdayaan Ekonomi Syariah Berbasis Imaratul Masjid


Posted on $3 *pril $&56 by abdulwahidA3 oleh% )haerul .mam, S.IP.,M.*g. H Perkembangan perbankan syariIh dalam kurun waktu dua dasawarsa lebih, setidaknya telah menundukan kepala para pengmat ekonomi yang sebelumnya tidak memperhitungkan, padahal sampai pertengahan tahun $&5$ bank syariIh telah mencapai market share pada angka 3, $6J "data +ank Indonesia( dalam total market share perbankan Indonesia. /amun ada kejanggalan dalam hal pembiayaan dan piutang banksyariIh yang saat ini bersebrangan dengan fungsi bank syari@ah sendiri, tercatat pembiayaan perbankan syariah secara nasional untuk kegiatan riil produktif mencakup mudharabah dan musyarakah hanyas sebesar Rp6&,' triliun namun dilain pihak bentuk piutang yang digunakan untuk kegiatan konsumtif, yaitu murabahah, Ishtisna ,ord dan Rahn mencapai Rp. 4$,5<4 1riliun atau $ kali lipat lebih dibanding pembiayaan produktif. 1entunya hal tersebut menjadi tanda tanya besar, bagi para fans perbankan syariIh seperti penulis. Padahal menurut hemat penulis, salah satu fungsi lembaga keuangan islam ialah menjadi motor penggerak ekonomi akar rumput. Meskipun penulis pahami, bahwa skema pembiyayan konsumtif memiliki tingkat resiko lebih kecil dibanding dengan pembiayaan produktif. Maka solusi alternatif +ank SyariIh dalam menekan resiko pada pembiayaan rill produktif adalah menggandeng masjid untuk menjadi mitra usaha dalam mendongkarak sektor ekonomi mikro. +ahkan sudah selayaknya masjid dijadikan .nit usaha yang menjadi pintu pendistribusian pembiayaan rill produktif pada kaum akar rumput. Di lain pihak, sebetulnya telah banyak pula ekonom syari!ah yang membangun gagasan ekonomi berbasis masjid, namun pada kenyataannya Dewan )emakmuran Masjid "D)M( atau .nit yang mengerakan konsep tersebut kadangkala hanya mangandalkan pembiayayan dari +adan *mil Kakat"+*K( dan atau in7estor baik itu bersal dari indi7idu atau bahkan pemerintah. Padahal jika saja bank syariIh peka terhadap potensi yang dapat dikembangkan oleh masjid sebagai pusat ekonomi ummat, harusnya bank syariIh yang menjadi menjadi pusat komando dalam mengembalikan masjid menjadi motor ekonomi ummat. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengingatkan kembali akan konsep Immaratul Masajid "memakmurkan masjid( yang di ukir oleh )9. Solehudin Sanusi pada periode tahun L& an atas dasar kajian yayasan P1DI pada tahun 5L<A 5LL& , konsep ini sebenarnya menjadi cikal bakal pemikiran bagi para ekonom pada saat itu untuk kembali melirik masjid menjadi tempat pengembangan ekonomi ummat. Dalam konsep immaratul masajid yang menggunakan jargon 0ekonomi kejamaahan2Mnya, menempatkan masjid sebagai struktur puncak yang dapat mengembangkan sayap usahanya pada sektor produksi dan juga distribusi. Bang menarik dari konsep ekonomi kejamaahan pada immaratul masajid tersebut, menempatkan Imam Masjid menjadi mitra oprasi pertama disamping lembaga lembaga penunjang lainnya. Dari hal tersebut, penulis merasa ada hal yang dapat dikawinkan antara keterbatasan perbankan syariah untuk melakukan controling dan atau pengawasan pada pembiayaan produktif dengan konsep ekonomi kejamaahan pada immaratul masjid. Sebenarnya +ank Syariah dapat menggunakan kharisma dan pengetahuan imam masjid

termasuk D)M terhadap potensi potensi jamaIh dalam pengembangan usaha mikro baik dari sektor pertanian, perkebunan, perdagangan atau produksi berskala kecil "rumahan(. Peran yang dapat dimanfaatkan oleh bank syariIh pada Imam masjid dan atau D)M tersebut bisa juga menjadi simpul analis pembiayaan yang saat ini biasanya diemban oleh analis yang dibelakang meja dan mengandalkan jasa sur7eyot. Padahal jika dibandingkan, seorang analis pembiayaan di perbankan belum tentu lebih mengenal potensi produktifitas masyarakat dibanding Imam dan D)M di masjid dalam satu kawasan tertentu. Selain itu, imam dan atau D)M pun mengetahui tingkat ke amanat an warga yang akan diberikan pembiayaan, meski hitungannya bukan melulu pada penghasilan rata rata per nasabah atau keberlangsungan usaha yang telah berjalan, namun ada faktor yang dapat dijadikan pertimbangan bagi meraka yakni antara lain% kepribadian dan ketekunan warga dalam melakukan peribadatan di masjid setempat. 1entunya sistem analis pembiayan tersebut dapat di miN sebaik mungkin sehingga dapat menjadi ramuan khusus untuk melakukan seleksi calon nasabah yang akan mendapatkan pembiayaan. *dapun untuk implemtasi .sahanya, sesuai konsep Immaratul Masajid, .saha usaha yang dilakukan tidak jauh dan lepas dari jangkauan masjid dan juga dapat bermanfaat bukan hanya bagi si penerima pembiayaan, tapi bermanfaat pula bagi jamaa!ah masjid khususnya dan umunya bagi masyarakat dalam satu daerah tertentu. Pada tahapan selanjutnya imam dan atau D)M, dapat secara langsung melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap proses pemanfaatan modal yang berasal pembiayaan rill produktif perbankan syari!ah, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung, beberapa fungsi dari kepala unit pembiayaan pada kantor +ank syariIh dapat di transformasikan pada Imam dan atau D)M. 9al ini tentunya perlu kajian teknis lebih baik lagi, termasuk pola sosialisasi dan edukasi terhadap imam dan atau D)M masjid tentang sistem perbankan, namun tentunya bukan tidak mungkin hal yang luar biasa ini dapat terjadi. Sehingga +ank SyariIh tidak ketar ketir lagi dalam melakukan analisis dan pengawasan pada pembiayaan usaha mikro dan juga sangat besar kemungkinan manajemen reskio dalam pembiayaan pun dapat di tekan seminim mungkin. H Dosen .I/ Sunan Ounung Djati +andung Rabu,6 8kt $&5$ http%>>www.uinsgd.ac.id>

Pada masa pemerintahan Sultan Suleyman dari .ekhila ahan )urki Usmaniah 16=>?/6=992, ungsi masjid begitu luas, Sultan )urki, pernah diiklankan lo%ongan kerja untuk menjadi seorang imam Masjid Istambul. sehingga syarat menjadi Imam Masjid Agung Istanbul begitu berat, yakni4 6. Menguasai bahasa Arab, @atin, )urki, dan Persia >. Menguasai Al/+ur$an 8. Menguasai Ilmu Syariat

A. Menguasai Ilmu Alam, Matematika, dan mampu mengajarkannya =. Pandai menunggang kuda, bermain pedang, dan berperang 9. 5erpenampilan menarik 7. 5ersuara indah.

Inilah ormat iklan untuk jabatan imam masjid, pada kurang lebih A?? tahun lalu. .ita men,atat bah%a syarat/syarat yang di,antumkan dalam iklan tersebut B %alaupun sangat sulit, bahkan mustahil dipenuhi untuk ukuran orang sekarang B tapi untuk ukuran orang kala itu, syarat ini merupakan syarat yang biasa dan %ajar. Islam ketika itu tengah men,apai masa pun,ak kejayaannya. )ak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umumC tidak ada pemisahan antara ulama dan mujahid. 'alam ,atatan sejarah ini terlihat bah%a jabatan imam masjid adalah jabatan prestisius karena peranan yang harus dimainkan sangat penting dalam penyebaran dak%ah. 5ila masyarakat Islam kita umpamakan dengan satu tubuh, maka sel tubuh pertama yang menjadi inti kehidupannya adalah masjid. Perhatian kaum muslimin terhadap masjid selalu ada sepanjang sejarah keemasan Islam. .ekuatan ruhani yang terpan,ar dari masjid itulah kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. .ekuatan inilah yang membentuk akal dan perasaan mereka sepanjang masa. 1dikutip dengan sedikit penyesuaian dari buku !5agaimana Menyentuh *ati& karya Abbas As/Siisi, (ersi terjemahan dari !Ath/)hariD ila Al/+uluub& 2

Anda mungkin juga menyukai