Anda di halaman 1dari 5

INTERAKSI "Sistem saraf dan sistem imun berinteraksi dalam bahasa biokimia yang umum dan berkomunikasi melalui

rangkaian dua arah secara berkesinambungan bersama seperti neurotransmiter, hormon dan sitokin " (Blalock, 2005) melibatkan ligan

Tabel 1.1 Inhibitory effect of hormone and peptide on immune function Hormone or peptide Corticotropin Immune function affected Macrophage activation, synthesis of IgG and interferon Chorionic gonadotropin -Endorphin Somatostatin Activity of T cells and NK cells IgG synthesis, T cell proliferation T cell proliferation, inflammatory

cascade Vasoactive peptide intestinal T cell proliferation and migration in Payers patches prostaglandin synthesis,

Melanocyte stimulating Fever, hormone

secretion of interleukin-2

Jika aktivasi makrofag (oleh hormone Corticotropin) terhambat maka fungsi Makrofag melakukan fagositosis mikroba secara ekstraseluler dan secara intraseluler akan terhambat rentan infeksi meningkat

Pada

imunitas

non

spesifik,

makrofag

melakukan

fagositosis

melalui

aktivasi

komplemen,fagositosis dan inflamasi. Bakteri yang mengekspresikan manosa pada permukaannya, dapat diikat lektin yang homolog dengan C1q, sehingga akan mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin, meningkatkan opsonisasi dan fagositosis. MAC dapat menghancurkan membrane bakteri. Produk sampingan aktivasi komplemen berperan dalam mengerahkan dan mengaktifkan leukosit. Fagosit mengikat bakteri melalui berbagai reseptor permukaan lain seperti Toll like receptor yang semuanya meningkatkan aktivasi leukosit dan fagositosis. Fagosit yang diaktifkan melepas sitokin yang menginduksi infiltrasi leukosit ke tempat infeksi. Sitokin juga menginduksi panas dan sintesis akut fase protein. Pada imunitas spesifik humoral makrofag dipresentasikan pada sel T CD4 mengaktifkan sitokin sehingga menimbulkan respon antibodi,mengaktifkan interferon gamma

menyebabkan aktivasi makrofag dan TNF menyebabkan inflamasi Makrofag melakukan fagositosis mikroba secara intraseluler Imunitas non spesifik aktivasi makrofag oleh bakteri intraseluler memproduksi IL12, sitokin poten yang mengaktifkan sel NK. Sel NK memproduksi IFN yang mengaktifkan makrofag dan meningkatkan daya membunuh bakteri. Imunitas spesifik sel CD4 Th1 mengaktifkan makrofag memproduk si IFN dan sel CD8 atau CTL, memacu pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi. Makrofag mengekspresikan banyak reseptor permukaan yang dapat menangkap dan menelan mikroba. Bila partikel ditelan, membrane menutup, partikel digerakkan ke sitoplasma sel dan terbentuk vesikel intraseluler yang mengandung bakteri atau bahan lain asal asal ekstraseluler yang disebut fagosom. Dalam sel fagosit ditemukan kantong yang berisi enzim,disebut lisosom. Lisosom bersatu dengan fagosom membentuk fagolisosom yang memungkinkan terjadinya degradasi semua bahan yang dimakan makrofag. Didalam fagolisosom, bahan yang ditelan akan dicerna enzim yang terkandung dalam granul lisosom. Isi granul lisosom diperlukan untuk mencerna bahan yang ditelan dan membunuh mikroba.

Neuroendokrin memodulasi sistem kekebalan tubuh: contoh 1. Serabut saraf simpatik / noradrenergik innervate pada organ-organ dan sistem yang penting berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, termasuk hati, limpa, timus, sumsum tulang, Kelenjar getah bening, kulit, dan saluran pencernaan dan saluran pernapasan (Montoro et al, 2009). 2. Reseptor adrenergik terletak pada limfosit (Hadden et al, 1970). 3. Katekolamin dan kortikoid menekan produksi IL-12 oleh sel-sel kekebalan tubuh (Elenkov dan Chrousos, 1999). 4. Peningkatan kortisol menekan fungsi kekebalan tubuh (McEwen et al, 1997).

5. Steroid Cortical langsung mempengaruhi sel-sel kekebalan tubuh, meningkatkan produksi IL 4, 10 dan 13 (DeKruyff et al, 1998). 6. Neuropeptida, neurotransmitter dan neuroendokrin reseptor hormon terletak di sel-sel imun (Blalock, 2005). 7. Neurotransmitter (asetilkolin, noradrenalin, serotonin, histamin, glutamat acid, GABA), neuropeptida (ACTH, Prolaktin, Vasopresin, Bradikinin, Somatostatin, VIP, SP, Neuropeptide Y,

encephalin, endorphin), neurogical growth factors(NGF) dan hormon (adrenalin dan corticoids) memodulasi Fungsi kekebalan (Montoro et al, 2009). 8. Neuron mensintesis IL-1 dan sitokin lainnya (Breder, 1988).

GLUKOKORTICOID

Glukokortikoid digunakan dalam terapi inflamasi, autoimun, alergi dan penyakit. Sebagai efektor dari hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) 4 axis, glukokortikoid endogen juga memainkan peran penting dalam menahan respon imun seluler. Meskipun glukokortikoid umumnya menekan innate immunity, kerjanya di respon imun humoral dan seluler lebih kompleks. Dengan demikian, respon imun seluler sangat ditekan oleh glukokortikoid, sedangkan humoral atau respon alergi tidak cukup dihambat atau bahkan ditingkatkan oleh glukokortikoid. Hal ini disertai dengan shifting induksi glukokortikoid dari Th1 ke sekresi sitokin Th2 . Paparan limfosit CD4+ oleh glukokortikoid meningkatkan sekresi sel Th2 , glukokortikoid menyebabkan penurunan sekresi IL 12

seperti, IL-4 IL-13, dan IL-10, sementara itu juga menekan sekresi sitokin Th1, seperti IFN- dan TNF-. Sehingga, monosit manusia dan menyebabkan penurunan kapasitas memproduksi IFN- dan meningkatkan kemampuan untuk menginduksi IL-4 yang disekresi oleh sel T. Diferensiasi sel T naive CD4+ menjadi Th1 dan sel Th2

dipengaruhi oleh sitokin yang diproduksi di awal respon terhadap Antigen yang memicu respon imun. Secara khusus, IL-12 meningkatkan diferensiasi sel Th1, yang mengarah ke CMI, sedangkan IL-4 meningkatkan diferensiasi sel Th2, yang memicu

HMI dan alergi. Efek regulasi dari glukokortikoid pada signaling sitokin akan membantu lebih memperjelas bagaimana hormon mempengaruhi sel Th1 dan respon imun humoral Th2. Glukokortikoid menekan respon imun Th1 dengan menghambat respon yang diaktifkankan oleh PBMC ke IL-12, melalui down-regulasi IL-12R 1-dan 2-chain expression . Glukokortikoid menurunkan responsivitas IL-12 melalui mekanisme lain, yaitu penghambatan fosforilasi Stat4 . mekanisme ini berkontribusi sebagai aksi imunosupresif dari glukokortikoid pada respon imun seluler Th1 dan terkait shifting terhadap respon imun humoral Th2.

Anda mungkin juga menyukai