Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN Bronkopneumonia adalah suatu inflamasi akut pada parenkim paru yang menyebabkan konsolidasi pada jaringan

paru berupa bercak-bercak pada satu atau beberapa lobulus paru.1-3 Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, aspirasi, serta sindrom Loeffler. Penyebab utama bronkopneumonia pada anak di negara berkembang adalah Staphylococcus pneumoniae !"-3#$%, virus terutama &'( !#$%, sedangkan Chlamydia pneumoniae dan mikoplasma ditemukan pada anak yang lebih besar. 4,5 )ejala dari bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama selama beberapa hari kemudian suhu badan dapat naik mendadak sampai 3*-+#, - dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. .nak menjadi sangat gelisah, dispnoe, pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis disekitar hidung dan mulut. /adang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. !,0,1 )ambaran radiologis bronkopneumonia berupa bercak-bercak infiltrat dengan batas tidak jelas yang tersebar di lobulus dan dapat ditemukan pada kedua paru. 2alam penatalaksanaan bronkopneumonia penting untuk dibuktikan etiologi dan derajat infeksi untuk di ambil tindakan yang tepat. 1,!,"-1 Ventricular Septal Defect/VSD 2efek septum ventrikel% adalah kelainan jantung ba3aan berupa lubang pada septum interventrikular. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikular semasa janin dalam kandungan. (entricular septal defect merupakan penyakit jantung ba3aan yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 3#$ dari semua jenis penyakit jantng ba3aan. !,4-1#

Berdasarkan lokasi defek, ('2 diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu 5 1% perimembran, bila defek terletak didaerah septum membranosa dan sekitarnya6 !% pars muskularis6 3% subarterial doubly commited, bila defek didaerah septum infundibuler. *-11 )ambaran klinis ('2 sangat bervariasi, dari yang asimptomatis sampai gagal jantung yang berat disertai dengan gagal tumbuh failure to thrive%. )ambaran klinis ini sangat bergantung pada basarnya defek serta derajat pirau dari kiri ke kanan yang terjadi. Letak defek biasanya tidak mempengaruhi manifestasi klinis. Penatalaksanaan terhadap ('2 dapat berupa medikamentosa dan operatif. Pengobatan medikamentosa bergantung pada besar kecilnya defek yang terjadi, dengan tujuan untuk memperbaiki kerja jantung. Pengobatan operatf dilakukan pada defek yang besar, atau belum menutup spontan setelah tahun ke 3 atau ke +. 4-1# Atrium Septal Defect/ASD 2efek septum atrium% adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. 'ecara anatomis defek ini dibagi menjadi 1% 2efek septum atrium primum6 !% 2efek septum atrium sekundum6 3% 7ipe sinus venosus6 +% tipe sinus koronarius. 1#,11 Pada defek septum atrium sekundum terdapat lubang patologis ditempat fosa ovalis. 2efek dapat berukuran kecil sampai besar sehingga mencakup sebagian besar septum. .kibatnya terjadi pirau dari atrium kiri ke atrium kanan, dengan beban volume di atrium dan ventrikel kanan. )ambaran klinis penderita .'2 sekundum pada umumnya asimptomatis. Bila pirau cukup besar maka pasien mengalami sesak napas dan sering mengalami infeksi paru. Bising ejeksi sistolik terdengar didaerah pulmonal. Penatalaksanaan pada .'2 sekundum adalah dengan pembedahan dan penutupan defek dengan kateter. !,4-1#,11 Berikut ini akan dilaporkan suatu kasus seorang anak dengan Bronkopneumonia 8 ('2 sedang 8 .'2 sekundum kecil yang dira3at di &uangan Pera3atan 9ntensif bagian anak &' Prof. &. 2. /andou :anado.

BAB II LAPORAN KASUS ;L, bayi laki-laki berusia 1 tahun 3 bulan bersuku 'anger, bangsa 9ndonesia, berat badan 0,4 kg, panjang badan 1# cm masuk rumah sakit tanggal 14 :ei !##4 jam ##.3# dengan keluhan utama panas, batuk dan sesak. Riwayat penyakit (diberikan oleh ib penderita! /eluhan utama 5 Panas, batuk dan sesak. Panas dialami penderita " hari sebelum masuk rumah sakit. Panas langsung tinggi pada perabaan. .pabila diberi obat penurun panas, panas turun tapi tidak sampai normal kemudian panas naik lagi. 'elama panas, penderita tidak mengalami kejang, menggigil dan perdarahan pada gusi dan hidung. Batuk dialami penderita pilek. 'esak napas dialami penderita sejak < 1! jam sebelum masuk rumah sakit. 'esak napas tidak sampai biru pada mulut dan ujung-ujung jari tangan dan kaki. &i3ayat sesak sebelumnya disertai bunyi mengi disangkal. Penderita juga mengalami buang air besar cair sejak kemarin 3 = dengan volume < 1>4 gelas a?ua, tinja tidak berlendir maupun berdarah. <@yeri buang air kecil, nyeri telinga dan keluar cairan dari telinga disangkal penderita. Buang air kecil biasa. Ana"ne#i# antenatal 'e3aktu hamil ibu melakukan pemeriksaan antenatal teratur 0 kali di puskesmas, imunisasi tetanus toksoid sebanyak ! kali. 'elama hamil ibu sehat. Penderita lahir spontan letak belakang kepala ditolong oleh bidan di rumah sakit, aterm dengan berat badan lahir 3### gram. < 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk pada a3alnya tidak berlendir tapi lama-kelamaan batuk menjadi berlendir disertai dengan

Penyakit yan$ # dah pernah diala"i Penyakit yang pernah dialami penderita yaitu diare dan batuk pilek. 'elama ini, penderita sering mengalami batuk pilek. Kepandaian%ke"a& an bayi Asia saat pertama kali terta3a 3 bulan, membalik + bulan, tengkurap " bulan, duduk 0 bulan, merangkak 1 bulan, berdiri 11 bulan, berjalan 1+ bulan, memanggil mama dan papa 4 bulan. Ana"ne#i# "akanan .'9 P.'9 bubur susu bubur halus nasi lembek I" ni#a#i &i3ayat imunisasi B-) 1 kali, polio 3 kali, 27P 3 kali, hepatitis 3 kali, campak 1 kali. Keadaan #o#ial' ekono"i' kebia#aan' dan lin$k n$an Penderita adalah anak tunggal, ayah penderita berusia 31 tahun, tamat '2, pekerjaan buruh, ibu berusia !3 tahun, tamat '2, tidak bekerja. &umah beratapkan seng, dinding triplek, lantai papan. ;umlah kamar 1 buah dihuni oleh ! orang de3asa dan ! orang anak-anak. /amar mandi dan C- di luar rumah. 'umber air minum sumur, sumber penerangan PL@. 'ampah dikumpulkan di tempat pembuangan sampah umum. 5 sejak lahir sampai sekarang 5 1 bulan B sekarang 5 0 B 4 bulan 5 11 bulan B sekarang 5 1 tahun - sekarang

bubur saring 5 *-1# bulan

Family tree

Pe"erik#aan (i#ik /eadaan umum 5 tampak sakit, compos mentis berat badan 0,4 kg panjang badan 1# cm 7anda vital 5 nadi 1!4 =>menit respirasi 0+ =>menit suhu 31,4# tensi *#>0# mmDg /epala 5 bentuk mesocephal, rambut hitam, tidak mudah dicabut, ubun-ubun besar datar, tertutup :ata 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, refleks cahaya normal. Didung5 sekret tidak ada, napas cuping hidung tidak ada 7elinga5 tidak ada kelainan :ulut5 mukosa mulut basah, sianosis tidak ada 7enggorokan5 tonsil dan faring tidak hiperemis Leher5 pembesaran kelenjar dan kakuk kuduk tidak ada

"

7horaks

5 retraksi intercostal dan =yphoid ;antung 5 batas jantung normal detak jantung 1!4 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' Paru 9nspeksi Palpasi Perkusi .uskultasi 5 simetris kiri E kanan, retraksi intercostal F =yphoid 5 stem fremitus kiri E kanan 5 sonor kiri E kanan 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada

.bdomen )enitalia Hkstremitas

5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik otot 5 eutrofi tulang 5 tidak ada deformitas refleks5 refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada

Stat # Antropo"etri Berat badan5 0,4 kg Panjang badan5 1# cm BB> A 5 0,4>11 = 1##$ E 01,4$ berat badan kurang% 7B>A 5 1#>1* = 1##$ E 44,0$ tinggi badan kurang% BB>7B 5 0,4 >4,4 = 1##$ E 11,!$ giGi kurang%

Pe"erik#aan pen n&an$ Darah Lengkap dan Elektrolit Db 11,! Dematokrit 3",1 Leukosit 11"1## 7rombosit 3"4### X-Foto thorax Perselubungan paru kanan dan kiri atas Diagnosis Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi I! ! B + L>mnt 9(J2 &L 1>! 2arro3% 3"1 cc>hari E 4 gtt>menit makro 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 8 (itamin . "## ribu 9A 8 (itamin B comp K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv An& ran H/) Hchocardiography LH2 ')I7 ')P7 22& negatif @a 13! / +," -l 1#+

Follow up *+ ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk ada, sesak ada 5 compos mentis 5 tensi *#>0#, nadi 13!=>menit, respirasi ""=>menit, suhu badan 30,*#-. 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi subcostal dan intercostal ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi I! ! B + L>mnt 9(J2 &L 1>! 2arro3% 3"1 cc>hari E 4 gtt>menit makro 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( 1% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( 1% 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 8 (itamin . "##.### 9A 8 5 detak jantung 13! =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 tampak sakit,

(itamin B comp K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn Ren0ana Pe"erik#aan 1/onsul sub divisi -ardiologi -. ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk ada, sesak berkurang 5 compos mentis 5 nadi 13# =>menit, respirasi ""=>menit, suhu badan 30,*#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi subcostal dan pectus carinatum ada ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi I! ! B + L>mnt 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( !% 5 detak jantung 13# =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 tampak sakit,

9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( !% 'albutamol #,1" 8 2e=amethason K tab 8 (itamin . "##.### 9A 8 (itamin B comp K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn -* ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk ada, sesak berkurang 5 compos mentis 5 nadi 1!4 =>menit, respirasi 3#=>menit, suhu badan 30,"#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi subcostal dan pectus carinatum ada ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi I! ! B + L>mnt 5 detak jantung 1!4 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 tampak sakit,

1#

9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( 3% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( 3% 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 8 (itamin . "##.### 9A 8 (itamin B comp K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = !# cc Ren0ana Pe"erik#aan 1 2L, Arinalisis, Areum, -reatinin, ')I7, ')P7, Blood 'mear 7unggu ja3aban konsul -ardiologi -- ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk ada, sesak berkurang 5 compos mentis 5 nadi *! =>menit, respirasi 3+=>menit, suhu badan 30,"#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi subcostal dan pectus carinatum ada ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas 5 detak jantung *! =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 tampak sakit

11

Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi I! ! B + L>mnt 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( +% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( +% 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = !# cc Lycalvit 1 =1 cth Ren0ana Pe"erik#aan 1 Joto thora= ulang Ha#il Laboratori " -* ,ei -../ Darah Lengkap Db 1#,1 Leukosit 14### 7rombosit "+*### Dematokrit 31 Areum 1 -reatinin #,3 ')I7 "# ')P7 3#

1!

Blood Smear Hritrosit Leukosit 7rombosit Urinalisis 2alam batas normal /ristal urine 5 -alcium I=alat 8 -2 3 -4 ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak berkurang 5 compos mentis 5 nadi 11# =>menit, respirasi ++=>menit, suhu badan 30,+#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal dan pectus carinatum ada ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% 5 detak jantung 11# =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi basah halus, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 tampak sakit 5 normokrom, anisopoikilositosis, polikromatin 5 Leukositosis ringan, limfopeni ringan 5 kesan normal, morfologi normal

13

)erapi I! ! B + L>mnt 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( ",0% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( ",0% 'albutamol #,1" mg 2e=amethason K tab Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = 3# cc 'usu 1! = +# cc &oborantia 1 = #,0 cc Ha#il (oto thora5 tan$$al -4 ,ei -../ 1 -ardiomegaly dan suspek pneumonia de=tra -6 ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi 1#4 =>menit, respirasi 3!=>menit, suhu badan 30,+#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi tidak ada ;antung Paru .bdomen )enitalia 5 detak jantung 1#4 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal /eadaan umum5 tampak sakit

1+

Hkstremitas Dia$no#i#

5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( 1% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( 1% 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = "# cc &oborantia 1 = #,0 cc Pindah ruangan -7 ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi 11# =>menit, respirasi !4=>menit, suhu badan 30,1#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal ;antung Paru 5 detak jantung 11# =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada /eadaan umum5 cukup

1"

.bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i#

5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9( 4% 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9( 4% 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = "# cc &oborantia 1 = #,0 cc -8 ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi 1#4 =>menit, respirasi 3!=>menit, suhu badan 30,+#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal ;antung Paru 5 detak jantung 1#4 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, /eadaan umum5 cukup

10

3heeGing tidak ada .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi 9(J2 @a-l #,+" in 2 "$ 4 gtt>mnt macro% 9njeksi -eftria=one1= 0## mg 9@7 9njeksi )entamisin ! = !# mg 9@7 'albutamol #,1" mg 8 2e=amethason K tab 3 = 1 pulv Paracetamol 3 = 1## mg pulv prn 'usu 1! = "# cc &oborantia 1 = #,0 cc -/ ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi 1## =>menit, respirasi 3#=>menit, suhu badan 30,"#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal ;antung 5 detak jantung 1## =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' /eadaan umum5 cukup 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

11

Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia

5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada

5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi -efi=ime ! = 3" mg &oborantia 1 = #,0 cc -+ ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk berkurang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi *0=>menit, respirasi 3!=>menit, suhu badan 30,3#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal ;antung Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas 5 detak jantung *0 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada 5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik /eadaan umum5 cukup

14

Dia$no#i# Bronkopneumonia 'uspek (entricular septal defect ('2% )erapi -efi=ime ! = 3" mg &oborantia 1 = #,0 cc Ha#il E0ho0ardio$raphy -+ ,ei -../ 9SD P,O Sedan$ ASD Sek nd " ke0il

Saran : Jurosemide 1 = 1," mg pulv .spar-/ 1 = 11" mg pulv Hchocardiography 1 tahun lagi

Ren0ana Pe"erik#aan 1 2arah Lengkap /alau hasil bagus boleh pulang 2. ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 7horaks 5 Panas sudah tidak ada, batuk kadang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi *0=>menit, respirasi !4=>menit, suhu badan 30,3#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada 5 retraksi minimal subcostal ;antung 5 detak jantung *0 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' /eadaan umum5 cukup

1*

Paru .bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i# Bronkopneumonia

5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada

5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

(entricular septal defect ('2% sedang .trial septal defect .'2% sekundum kecil )erapi -efi=ime ! = 3" mg &oborantia 1 = #,0 cc Jurosemide 1 = 1," mg pulv .spar-/ 1 = 11" mg pulv Ha#il Laboratori " 1 Db 1#,4 Leukosit *4## 7rombosit "+0### 2* ,ei -../ /eluhan /esadaran 7anda vital /epala 5 Panas sudah tidak ada, batuk kadang, sesak tidak ada 5 compos mentis 5 nadi 1#4=>menit, respirasi 3!=>menit, suhu badan 30,+#-, tensi *#>0# 5 konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, P-D tidak ada /eadaan umum5 cukup

!#

7horaks

5 retraksi minimal subcostal ;antung Paru 5 detak jantung 1#4 =>menit, reguler bising pansistolik grade 9(>0 9-' 999-9( LP'' 5 suara bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, 3heeGing tidak ada

.bdomen )enitalia Hkstremitas Dia$no#i#

5 datar, lemas, bising usus ada normal, hepar dan lien tidak teraba 5 laki-laki normal 5 akral hangat, 3aktu pengisian kapiler kurang dari ! detik

Bronkopneumonia (entricular septal defect ('2% sedang .trial septal defect .'2% sekundum kecil )erapi -efi=ime ! = 3" mg &oborantia 1 = #,0 cc Jurosemide 1 = 1," mg pulv .spar-/ 1 = 11" mg pulv Pasien dipulangkan

!1

BAB III DISKUSI 2iagnosa bronkopneumonia pada penyakit ini ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 2ari anamnesis didapatkan adanya keluhan panas, batuk dan sesak. )ejala tersebut merupakan gejala tersering yang ditemukan pada penderita bronkopneumonia. Panas yang dialami penderita langsung tinggi pada perabaan sejak " hari sebelum masuk rumah sakit, panas turun dengan obat penurun panas, tidak sampai normal kemudian panas naik lagi. 'elama panas penderita tidak mengalami kejang, menggigil dan perdarahan pada gusi maupun hidung. Dal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bah3a pada bronkopneumonia suhu dapat naik secara mendadak sampai 3*-+## -. Panas tidak disertai menggigil untuk membedakan dengan panas pada penyakit malaria, tidak disertai dengan perdarahan dari hidung atau gusi atau manifestasi perdarahan lainnya untuk membedakan deangan panas pada demam bedarah. /ejang disangkal oleh penderita. Dal ini untuk membedakan dengan panas pada kejang demam, meningitis atau ensefalitis. Batuk berdahak disertai pilek dialami penderita 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk yang pada a3alnya kering lama-kelamaan menjadi produktif dengan lendir da juga disertai dengan pilek. Dal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bah3a batuk pada bronkopneumonia mula-mula kering kemudian menjadi produktif. 0,1 Penderita juga mengeluh sesak napas sejak 1! jam sebelum masuk rumah sakit. 'esak napas tidak sampai biru pada mulut maupun pada ujung-ujung jari kaki. &i3ayat sesak sebelumnya disertai bunyi mengi disangkal untuk menyingkirkan asma bronkial atau bronkiolitis pada penderita ini. 'esak merupakan salah satu tanda khas dari bronkopneumonia. 1,11,11,14

!!

&i3ayat muntah dan tersedak disangkal untuk membedakan sesak akibat aspirasi. 2ari keluhan yang diberikan dan bila dihubungkan dengan kepustakaan yang menyebutkan bah3a tanda khas dari bronkopneumonia adalah batuk, panas dan sesak dapat memberika petunjuk ke arah diagnosis bronkopneumonia. 0,1,11,11,14 Pemeriksaan fisik yang bermakna dalam menegakkan dignosis bronkopneumonia pada penderita ini adalah penderita tampak sakit, respirasi rate 0+ =>menit takipnoe%, suhu badan 31,4# - serta adanya pernapasan cuping hidung. 'elain itu juga ditemukan adanya retraksi interkostal, subkostal dan =yphoid. Pada auskultasi ditemukan adanya ronkhi basah halus sementara pada palpasi dan perkusi pada daerah toraks penderita ini normal. Dal ini menenjukkan bah3a bercak bronkopneumonia pada penderita ini belum menjadi satu konfluens%, karena pada penderita dengan bercak bronkopneumonia yang telah menjadi satu maka didapatkan stem fremitus yang meningkat pada palpasi serta redup pada perkusi. 2ari hasil pemeriksaan fisik pada penderita ini dapat menunjuk ke arah diagnosis bronkopneumonia, sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bah3a pada penderita dengan bronkopneumonia terdapat kenaikan suhu secara mendadak dapat mencapai 3*-+## -. Pemeriksaan fisik yang didapat tergantung dari luas daerah yang terkena pada luas daerah yang terkena infeksi dapat ditemukan adanya pernapasan yang cepat dan dangkal, retraksi, pernapasan cuping hidung. Pada palpasi stem fremitus dapat meningkat bila daerah yang terkena luas. Pada perkusi, bila daerah yang terkena luas bisa ditemukan redup pada daerah tersebut. Pada auskultasi, ditemukan ronkhi basah halus nyaring atau sedang. 0,1,1*-!1 2ari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan cukup untuk menyokong ke arah diagnosis bronkopneumonia. Pemeriksaan penunjang yang penting untuk bronkopneumonia adalah pemeriksaan darah dan foto toraks. Pada pemeriksaan darah pada pasien ini ditemukanadanya lekositosis 1".1##>mmm 3% meskipun hal tersebut dapat juga ditemukan pada infeksi bakteri lainnya. Pemeriksaan foto toraks pada pasien ini memberikan kesan bronkopneumonia. Dal

!3

ini memberikan hasil yang bermakna sesuai dengan kepustakaan pada pemeriksaan dengan foto toraks ditemukan infiltrat parahiler dengan batas tidak jelas. Pada pemeriksaan laboratorik dapat ditemukan lekositosis bila penyebabnya bakteri.1 Penatalaksanaan pada penderita ini dilakukan secara suportif dan medikamentosa, sesuai dengan pedoman diagnosis dan terapi Bagian .nak J/ A@'&.7. Penatalaksanaan secara suportif dilakukan dengan cara pemberian oksigen untuk meringankan sesak, cairan untuk pasien yang tidak mendapat cukup kalori secara oral dan paracetamol sebagai antipiretik jika panas, ambro=ol sebagai mukolitik, salbutamol sebagai bronkodilator, pemberian vitamin sebagai roborantia akibat giGi yang kurang dan de=ametason untuk mengurangi udema pada paru akibat adanya inflamasi pada paru. 1 Pemberian medikamentosa antibiotika% diberikan selama 1-1# hari tergantung kemajuan. 'esuai pedoman terapi pasien ini diberikan antibiotika golongan sefalosporin karena berusia > 3 bulan dan sakit berat terdapat retraksi%. 4 Pasien diberikan -eftria=one yaitu antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga berspektrum luas sehingga sangat aktif terhadap berbagai kuman gram positif maupun negatif. -eftria=one dengan dosis 1= 0## mg 9(% dan gentamisin golongan aminoglikosida% ! = !# mg 9(%. -efi=ime oral digunakan untuk menggantikan pemberian antibiotika secara intravena karena penderita sudah tidak sesak dan dapat minum. 1 'etelah di echocardiography ternyata penderita juga menderita penyakit jantung ba3aan non sianotik yaitu ('2 sedang dan .'2 sekundum, sehingga diberi terapi tambahan yaitu Jurosemide sebagai antidiuretika untuk mengurangi beban jantung dan disarankan untuk menjalani echocardiography 1 tahun lagi. Prognosis pada penderita ini adalah buruk apabila ('2 dan .'2 tidak tertangani, baik penutupan katup secara spontan ataupun le3at pembedahan. Dal ini dikarenakan penderita dengan penyakit jantung ba3aan akan selalu mengalami

!+

infeksi paru seperti bronkopneumonia oleh karena hemodinamika peredaran darah pada jantung yang mengalami gangguan. 1

!"

DA()AR PUS)AKA
1. /obGick L. 7he Lung. 9n5 -otran &', /umar (, -ollins 7 editors%5 &obins Pathologyc Basic of 2isease. 0th eds. Philladephia5 C.B. 'aunders -ompany. 1***6p 11-!1 !. :antik :.J.;, &untunu3u ., Cantania ;.:. Buku pedoman diagnosis dan terapi. Bagian 9lmu /esehatan .nak J/ A@'&.7>&'AP :anado. !##1 5 0#-3, 134-*, 1*14. 3. Behrman &, :2, (aughn (, :2. 9lmu kesehatan anak, buku ajar pediatri @elson. Penerbit H)-. ;akarta. 1**!5 01*-3#, 1"1-0 +. 'aid :. pneumonia dan bronkiolitis pada anak sebagai manifestasi infeksi saluran pernapasan akut berat. 2alam 5 Perkembangan dan masalah pulmonologi anak saat ini. Hditor 5 &ahajoe @, dkk. Pendidikan /edokteran Berkelanjutan 9lmu /esehatan anak LLL(999. J/A9. ;akarta. 1**+5 1+3-0# ". 2ai M, Joy D:, Nhu N, -hen B, 7ong J. &espiratory rate and signs in &oentgenographically confirmed pneumonia among children in -hina. Pediatri 9nfection 2isease. 2is;, 1**"5 1+51+4-"# 0. 'taf Pengajar 9lmu /esehatan .nak J/A9. Buku kuliah ilmu kesehatan anak 3. ;akarta5 Bagian 9lmu /esehatan .nak J/A9. 1*4"5 hal 1!!4-3" 1. .nnonymous. Bronkopneumonia. .vailable from 5 http5>>333.amershamhealth.com>medcyclopedia>medial>volume$!#( $!#1>B&I@-DIP@HA:I@9...'P 4. &ilantono L. 2efek 'eptum (entrikel. 2alam 5 Buku .jar /ardiologi J/A9. Hditor 5 Lili &ilantoro, dkk. Balai Penerbit Jakultas /edokteran 9ndonesia. ;akarta. !##+5 !3!-" *. 'antosa ', Dardiman '. Penyakit jantung ba3aan non sianotik. 2alam 5 Buku .jar /ardiologi .nak. 9katan 2okter .nak 9ndonesia. ;akarta. 1**+5 1*1-!#3 1#. Hidem BC, :2. (entricular 'eptal 2efect, muscular. Hmedicine. @ovember, !##+. available on A&L 5 http5>>333.emedicine.com>ped>topic!"+3.htm 11. 2avid /aunang. Penyakit jantung non sianotik. 2alam 5 Bahan /uliah semester 0. Bagian 9lmu /esehatan .nak J/ A@'&.7. :anado. !##45 14-!+

!0

!1

Anda mungkin juga menyukai