Anda di halaman 1dari 19

keratitis

BAB I Pendahuluan

Vella ireani (406112005)

Keratitis diartikan sebagai peradangan pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada lapisan kornea manapun yang dapat bersifat akut atau kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain bakteri, jamur, virus atau karena alergi. Frekuensi keratitis di Amerika Serikat sebesar 5% di antara seluruh kasus kelainan mata. Di negara negara berkembang insidensi keratitis berkisar antara 5,! "#,$ per %##.### orang tiap tahun. &nsidensi keratitis pada tahun %!!' adalah 5,' per %##.### penduduk di &ndonesia, perbandingan laki laki dan perempuan tidak begitu bermakna pada angka kejadian keratitis. Sedangkan predisposisi terjadinya keratitis antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak dan pera(atan lensa kontak yang buruk, penggunaan lensa kontak yang berlebihan, )erpes genital atau infeksi virus lain, kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain, serta higienis dan nutrisi yang tidak baik, dan kadang kadang tidak diketahui penyebabnya. *pitel kornea adalah sa(ar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme kedalam kornea. +amun sekali kornea mengalami ,edera, stroma yang avaskuler dan membrane -o(man mudah terinfeksi oleh berbagai ma,am mikroorganisme seperti amoeba, bakteri dan jamur. Streptococcus pneumonia .pneumokokus/ adalah bakteri pathogen kornea sejati0 pathogen lain memerlukan inokulum yang berat atau hospes yang lemah .misalnya pada pasien yang mengalami defisiensi imun/ agar dapat menimbulkan infeksi. Moraxella liquefaciens, yang terutama terdapat pada peminum alkohol .sebagai akibat kehabisan piridoksin/, adalah ,ontoh bakteri oportunistik dan dalam beberapa tahun belakangan ini sejumlah bakteri oportunis kornea baru ditemukan. Diantaranya adalah Serratia marcescens, kompleks Mycobacterium fortuitum-chelonei,Streptococcus viridians, Staphylococcus epedermidis, dan berbagai organisme ,oliform dan Proteus, selain virus dan jamur. Kornea adalah struktur yang avaskuler oleh sebab itu pertahanan pada (aktu peradangan, tidak dapat segera ditangani seperti pada jaringan lainnya yang banyak mengandung vaskularisasi. Sel sel di stroma kornea pertama tama akan bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang ada di limbus dan tampak sebagai injeksi pada kornea. Sesudah itu terjadilah infiltrasi dari sel sel lekosit, sel sel polimorfonuklear, sel plasma yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai ber,ak kelabu, keruh dan permukaan kornea menjadi tidak li,in. *pitel kornea dapat rusak sampai timbul ulkus. Adanya ulkus ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan fluoresin sebagai daerah yang ber(arna kehijauan pada kornea. -ila tukak pada kornea tidak dalam dengan pengobatan yang baik dapat sembuh tanpa meninggakan jaringan parut, namun apabila tukak dalam apalagi sampai terjadi perforasi penyembuhan akan disertai dengan terbentuknya jaringan parut. 1ediator inflamasi yang dilepaskan pada peradangan kornea juga dapat sampai ke iris dan badan siliar Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis

Vella ireani (406112005)

menimbulkan peradangan pada iris. 2eradangan pada iris dapat dilihat berupa kekeruhan di bilik mata depan. Kadang kadang dapat terbentuk hipopion.

BAB II
Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis
Keratitis
II. 1. Anatomi Kornea

Vella ireani (406112005)

Kornea adalah jaringan transparan avaskuler sebagai membran pelindung yang dilalui berkas ,ahaya menuju retina. Kornea de(asa rata rata mempunyai tebal #,53 mm di tengah, sekitar #,45 mm di tepi dan diameternya sekitar %% 5 %" mm .hori6ontal/ dan %# 5 %% mm .vertikal/. &ndeks refraksi kornea %.'$4. 7etapi dalam mengkalibrasi keratometer untuk menghitung kombinasi kekuatan optik lengkung kornea anterior dan posterior digunakan indeks refraksi %.''$5. Kornea asferis, (alaupun jari jari lengkung kornea sering didapatkan sebagai ,ermin ,embung sferosilindris membentuk tengah permukaan anterior kornea, yang disebut kornea gap.% 8ata rata jari jari tengah kornea $ 9 mm .4.$ !.3 mm/. kornea member kontribusi 3'."5 dioptri .$3%/ dari total 59.4# dioptri mata orang normal. Kornea juga menyebabkan astigmatisme pada sistem optikal.% Kornea merupakan jaringan transparan, yang bentuknya hampir sebagai lingkaran dan sedikit lebih lebar pada daerah trasversal .%" mm/ dari pada arah vertikal dan mengisi bola mata di bagian depan. Kornea memiliki kemampuan refraksi yang sangat kuat, yang menyuplai ":' atau sekitar $#% pembiasan sinar. Karena kornea tidak memiliki pembuluh darah, maka kornea akan ber(arna jernih dan memiliki permukaan yang li,in dan mengkilat. -ila terjadi perubahan, (alaupun ke,il pada permukaan kornea, akan mengakibatkan gangguan pembiasan sinar dan menyebabkan turunnya tajam penglihatan se,ara nyata."

2enampang bola mata Kornea sangat sensitif karena terdapat banyak serabut sensorik. Saraf sensorik ini berasal dari nervus ,illiaris longus yang berasal dari nervus nasosiliaris yang merupakan ,abang saraf oftalmikus dari nervus trigeminus. Kornea dalam bahasa latin ;,ornum< artinya seperti tanduk merupakan selaput bening mata dengan ketebalan kornea dibagian sentral hanya #,5 mm, yang terdiri dari lima lapisan, yaitu Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis
" #apisan epitel

Vella ireani (406112005)

$uatu lapisan skuamosa anterior yang mene%al di peri&er pada lim%us dimana lapisan ini %ersinam%ung dengan konjungtiva dan merupakan sa'ar yang e&isien ter(adap masuknya 2" #apisan )o'man merupakan lapisan jerni( aseluler yang merupakan %agian stroma yang %eru%a( !" $troma Terdiri dari sera%ut kolagen* su%stansi dasar* dan &i%ro%las yang menjadi dasar dari kornea" )entuk sera%ut kolagen yang regular dan diameternya yang ke+il menye%a%kan transparansi kornea" 4" Mem%ran ,es+emet -dala( se%ua( mem%ran elastik yang jerni( yang tampak amor& pada pemeriksaan mikroskopi elektron dan merupakan mem%ran %asalis dari endotel kornea ." #apisan endotel $uatu lapisan tunggal dari sel yang tidak mengalami regenerasi yang se+ara akti& memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol (idrasi dan transparansi kornea

2enampang kornea

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis

Vella ireani (406112005)

=ambar '. )istologi kornea

II. 2 Fisiologi Kornea


Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan ;jendela< yang dilalui berkas ,ahaya menuju retina. Sifat tembus ,ahayanya disebabkan strukturnya yang seragam, avaskuler dan deturgesens. Deturgesens, atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sa(ar epitel dan endotel. *ndotel lebih penting dari epitel dalam proses dehidrasi. >edera kimia atau fisik pada endotel jauh lebih berat dari pada ,edera pada epitel. Kerusakan atau ,edera pada sel sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, ,edera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang jika sel sel epitel itu telah beregenerasi. 2enguapan air dari film airmata prakornea berakibat film air mata menjadi hipertonik0 proses itu dan penguapan langsung adalah faktor faktor yang menarik air dari stroma kornea superfisial untuk mempertahankan keadaan dehidrasi. 2enetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melalui epitel utuh, dan substansia larut air dapat melalui stroma yang utuh. ?leh karena itu agar dapat melalui kornea, obat harus larut lemak dan larut air sekaligus. Kegunaan kornea adalah sbb@ a. Kornea mempunyai kemampuan membiaskan ,ahaya yang paling kuat dibanding dengan sistem optik retaktif lainnya. b. Kubah kornea akan membiaskan sinar kelubang pupil didepan lensa. Kubah kornea yang semakin ,embung akan memiliki daya bias yang kuat. ,. 2eran kornea sangat penting dalam menghantarkan ,ahaya masuk kedalam mata untuk menghasilkan penglihatan yang tajam, maka kornea memerlukan kejernihan, kehalusan dan kelengkungan tertentu Sumber sumber nutrisi untuk kornea adalah adalah pembuluh pembuluh darah limbus, humor aAuous dan air mata. Kornea superfisial juga mendapatkan oksigen sebagian besar dari atmosfer. Saraf saraf sensorik kornea didapat dari per,abangan pertama .oftalmika/ dan nervus kranialis B .trigeminus/. 7ransparansi kornea disebabkan karena beberapa faktor diantaranya karena kornea tidak mempunyai 6at tanduk, pembuluh darah, struktur dan susunan jaringan relatif homogen dan teratur. 2ermukaan kornea dikelilingi oleh ,airan , agar mampu menahan ,airan pada Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis

Vella ireani (406112005)

tingkat tertentu maka dibagian depan kornea terdapat epitel dan dibagian belakang diliputi endotel, yang berfungsi memompa ,airan keluar kornea apabila berlebihan.

II. 3 KLASIFIKASI KERATITIS


Keratitis dapat diklafikasikan berdasarkan lokasi, derajat penyakit dan etiologinya.5 -erdasarkan lokasi yang terkena@" %. Keratitis *pithelial .superfi,ial/ ". Keratitis Subepithelial '. Keratitis Stroma .&nterstitial/ 3. Keratitis *ndotelial .2rofunda/ -erdasarkan derajat penyakitnya@ 5 %. 8ingan ". Sedang '. -erat 3. -erhubungan dengan peradangan bagian lain dari mata Keratokonjungtivitis .kornea dan konjungtiva/ Keratouveitis .kornea dan traktus uveal/

-erdasarkan etiologi@4 %. &nfektif Keratitis -a,terial Keratitis Biral Keratitis Camur Keratitis 2arasit Keratitis &nterstisial .Sifilis, 7uberkulosa, Depra/

". +on infektif Keratitis 2ungtata +on Biral Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis
Disebabkan obat obatan, alergi dan lensa kontak Keratitis Alergi Keratokonjungtivitis Flikten Keratokonjungtivitis Bernal Keratitis 2aparan

Vella ireani (406112005)

Karena gangguan lubrikasi mata dan proteksi palpebra pada kornea 7erdiri atas@ Keratitis Dagoftalmus @ akibat kelopak mata tidak dapat menutup sempurna sehingga terjadi kekeringan pada kornea Keratitis +europaralitik @ gangguan pada +ervus 7rigeminal sehingga sensibilitas dan metabolisme kornea terganggu Keratitis pada keratokonjungtivitis sika @ kekeringan permukaan kornea karena gangguan sekresi air mata Fotokeratitis Akibat paparan sinar EB dari matahari atau lampu. Dapat sembuh sendiri setelah % " hari.

Keratitis Bacterial
Keratitis bakteri merupakan kelainan yang berbahaya disebabkan dapat mengakibatkan kebutaan. Salah satu sifat khasnya adalah perkembangan yang ,epat, kerusakan kornea dapat lengkap dalam "3 39 jam pada beberapa spesies bakteri. Elserasi kornea, pembentukan abses stroma, edema kornea, dan peradangan segmen anterior merupakan karakteristik penyakit ini.$ -akteri yang dapat menyebabkan infeksi kornea, yaitu@',$ Staphylo,o,,us epidermidis Staphylo,o,,us aureus Sterpto,o,,us pneumonia Koliformis 2seudomonas

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis

Vella ireani (406112005)

)aemophilus *nteroba,teria,eae .termasuk Klebsiella, *nteroba,ter, Serratia, dan 2roteus/

Faktor predisposisi ', $ 2enggunaan lensa kontak 2enurunan kekebalan pertahanan sekunder untuk malnutrisi, alkoholisme, dan diabetes .1oraFella/. Kekurangan air mata 2erubahan struktural atau malposisi dari kelopak mata .termasuk entropion dengan tri,hiasis dan lagophthalmos/. 2enggunaan kortikosteroid topikal 7rauma Patofisiologi Konjungtiva dan kornea mendapat perlindungan dari infeksi dengan@' Kedipan mata 2embersihan debris dengan aliran air mata 2enjeratan partikel asing oleh mu,us Sifat antibakteri dari air mata Fungsi sa(ar epitel kornea .+eisseria gonnorrhoea, ,oryneba,terium diphteriae, listeria dan haemophilus dapat menembus sel epitel intak/ =angguan dari lapisan epitel kornea ataupun lapisan air mata yang abnormal menyebabkan masuknya mikroorganisme ke dalam stroma kornea, di mana mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan ulserasi. Faktor Birulensi bakteri memulai terjadinya invasi mikroba yang dapat membantu proses infektif. Selama tahap a(al, lapisan epitel dan stroma yang terkena menjadi bengkak dan mengalami nekrosis. Sel sel inflamasi akut .terutama neutrofil/ mengelilingi ulkus a(al dan menyebabkan nekrosis pada lamellae stroma.$ Difusi produk inflamasi .termasuk sitokin/ memun,ulkan sel sel inflamasi ke ruang bilik mata depan yang kemudian men,iptakan hipopion. 8a,un bakteri yang berbeda dan en6im .termasuk elastase dan protease basa/ diproduksi selama infeksi kornea, membantu perusakan kornea.$ Ge ala dan tanda',$ Subjektif@ %. +yeri biasanya berat ke,uali bila kornea anestetik Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis
". Sekret purulen '. 1ata merah 3. 2englihatan kabur 5. Silau .fotofobia/ ?bjektif@ %. &njeksi siliar ". )ipopion '. Syne,hiae posterior 3. *dema palpebra superior 5. ?pasitas kornea ber(arna putih .bila sudah timbul ulkus kornea/

Vella ireani (406112005)

Pemeriksaan !aboratorium$

Sampel dapat diambil dari kelopak mata, konjungtiva, lensa kontak yang bersangkutan atapun langsung dari ulkus kornea Slide mikroskop dibuat dengan pe(arnaan gram ataupun giemsa Kultur pada agar Sabouraud

"erapi',$ Antibiotik topikal intensif


" 7erapi ganda

=ram . /@ 7obramisin %3 mg:ml, % tts:jam dlm"3 jm pertama .=entamisin, polimiksin/ =ram .G/@>efa6olin 5# mg:ml, % tts:jam dlm"3 jm pertama .Ban,omyFin, -asitrasin/ ". 1onoterapi Fluorokuinolon .Siprofloksasin, ?floksasin/

Keratitis Viral
Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

keratitis
" Keratitis herpes simpleks

Vella ireani (406112005)

)erpes simpleks .)SB/ tipe % merupakan virus D+A yang sering menginfeksi manusia. &nfeksi terjadi melalui kontak langsung dari kulit atau membran mukosa dengan lesi infeksius atau sekret. )SB tipe % terutama menginfeksi orofa,ial dan o,ular sedangkan )SB tipe " umumnya menular seksual dan menyebabkan penyakit kelamin. )SB tipe " (alaupun jarang namun dapat menginfeksi mata melalui kontak dengan lesi genital orofa,ial dan kadang ditransmisikan ke neonatus melalui jalan lahir dari ibu yang terinfeksi )SB tipe " sehingga menyebabkan keratitis dan korioretinis infantil. ',$ -iasanya disertai dengan@ '

Demam Desi vesikular kelopak mata Konjungtivitis folikular Dimfadenopati preaurikular Kebanyakan asimtomatik

Patofisiologi $ &nfeksi )SB % paling sering terjadi dalam distribusi mukokutan dari saraf trigeminal. Setelah infeksi primer, virus menyebar dari sel sel epitel yang terinfeksi untuk dekat ujung saraf sensorik dan diangkut sepanjang akson saraf ke badan sel yang terletak di ganglion trigeminal. Di sana, genom virus memasuki inti neuron, di mana ia tetap tanpa batas dalam keadaan laten. &nfeksi primer dari salah satu ,abang nervus trigeminal .opthalmi,, maksila, mandibula/ dapat menyebabkan infeksi laten sel saraf dalam ganglion trigeminal. 2enyebaran interneuronal )SB dalam ganglion memungkinkan pasien menderita penyakit mata di kemudian hari tanpa pernah dapat infeksi mata primer )SB %. &nfeksi )SB o,ular rekuren dianggap sebagai reaktivasi virus dalam ganglion trigeminal yang bermigrasi menuruni akson saraf untuk menghasilkan infeksi pada jaringan okular. -ukti menunjukkan bah(a virus juga dapat hidup se,ara laten di dalam jaringan kornea, yang merupakan sumber potensial penyakit berulang dan menyebabkan penyakit yang diturunkan donor )SB dalam tranplantasi kornea mata. Ge ala dan tanda ",$ Subjektif@ +yeri minimal akibat anestesi kornea Fotofobia 2englihatan kabur

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

10

keratitis
mata berair .sekret serous/ mata merah

Vella ireani (406112005)

?bjektif@ )SB keratitis terbagi menjadi 3 kategori@ a. &nfeksius *pitelial Keratitis .keratitis dendritik/ ditandai dengan vesikel pada kornea, ulkus dendritik dan ulkus geografis b. +eurotrophi, Keratopati ditandai dengan permukaan kornea irregular dan erosi dari epitel serta ulkus neurotropik dan adanya penurunan sensitivitas kornea ,. 2eradangan stroma kornea .keratitis diskiformis/ ditandai edema yang mengakibatkan hilangnya tranparansi kornea. Keterlibatan stroma menyebabkan parut permanen sehingga terjadi penurunan tajam penglihatan. Dapat menyebabkan terjadinya komplikasi berupa uveitis, trabe,ulitis dan glau,oma sekunder d. *ndothelitis ditandai dengan kerati, presipitat .K2Hs/, edema epitel, hilangnya infiltrate kornea atau neovaskularisasi. &ritis ringan sampai sedang dapat terjadi. Pemeriksaan !aboratorium ", $ Esapan epitel dengan =iemsa dapat menunjukkan sel sel raksasa multinuklear, yang dihasilkan dari perpaduan dari sel sel epitel kornea yang terinfeksi dan virus intranu,lear inklusi. +amun, hasil sitologi negatif tidak menge,ualikan infeksi )SB. Kultur virus memiliki kepekaan hingga $#% dan juga memungkinkan untuk identifikasi subtipe )SB. 2olymerase ,hain rea,tion menggunakan sampel air mata, epitel kornea, atau bilik mata depan dapat mendeteksi D+A virus dalam kasus kasus herpeskeratitis atau keratouveitis. +amun tidak dapat membedakan antara infeksi laten ataum infeksi aktif )SB

"erapi" a. Debridement epithelial Debridement dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. ?bat siklopegik seperti atropin %% atau homatropin 5 % diteteskan ke dalam sakus konjungtiva dan ditutup dengan sedikit tekanan. 2asien harus diperiksa setiap hari dan diganti Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

11

keratitis

Vella ireani (406112005)

penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumnya dalam $" jam. 2engobatan tambahan dengan antivirus topikal memper,epat pemulihan epitel.

b. 7erapi obat &DE.&doFuridine/@analog pirimidin terdapat dalam larutan %% dan diberikan setiap jam0 salep #,5% diberikan setiap 3 jam Bibrabin@ sama dengan &DE tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep 7rifluorotimetidin .7F7/@ sama dengan &DE, diberikan %% setiap 3 jam Asiklovir@ dalam bentuk salep '%, diberikan setiap 3 jam Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya padaorang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif

,. 7erapi -edah Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk rehabilitasi penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea yang berat, namun hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah penyakit herpes non aktif. 2as,a bedah, infeksi herpes rekurens dapat timbul karena trauma bedah dan kortikosteroid topikal yang diperlukan untuk men,egah penolakan transplantasi kornea. Cuga sulit dibedakan penolakan transplantasi kornea dari penyakit stroma rekurens d. 2engendalian 1ekanisme 2emi,u yang 1engaktifkan Kembali &nfeksi )SB &nfeksi )SB rekurens pada mata banyak dijumpai, kira kira sepertiga kasus dalam " tahun setelah serangan pertama. Sering dapat ditemukan mekanisme pemi,unya, setelah dengan teliti me(an,arai pasien. -egitu ditemukan pemi,u itu dihindarkan. Aspirin dapat dipakai untuk men,egah demam, pajanan berlebihan terhadap sinar matahari atau sinar ultraviolet dapat dihindari, keadaan keadaan yangdapat menimbulkan stress psikis dapat dikurangi, dan aspirin dapat diminum setelah menstruasi ". Keratitis )erpes Ioster ?ftalmika &nfeksi virus vari,ella 6oster .BIB/ terjadi dalam dua bentuk@ primer .vari,ella/ dan rekurens .6oster/. 1anifestasi pada mata jarang terjadi pada vari,ella namun sering pada 6oster oftalmik kerapkali disertai keratouveitis. 1eskipun keratouveitis 6oster pada anak umumnya tergolong penyakit jinak, pada orang de(asa tergolong penyakit berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. " Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

12

keratitis

Vella ireani (406112005)

7idak seperti infeksi pada herpes simpleks pada herpes 6oster biasanya terdapat periode prodromal. 1anifestasi o,ular biasanya didahului oleh mun,ulnya vesikel pada distribusi bagian oftalmika saraf trigeminus . ' Patofisiologi $ Ketika dibebaskan dari ganglion trigeminal, BIB .herpes virus tipe '/ rekurens bergerak ke nervus pertama .ophtalmik/ dari saraf trigeminal ke saraf nasosiliar. >abang ini kemudian membagi persarafan ke permukaan bola mata dan kulit daerah pangkal hidung sampai ke ujungnya. 2roses ini biasanya memakan (aktu ' 3 hari untuk partikel virus untuk men,apai ujung saraf. Sebagai perjalanan itu virus BIB rekurens mengakibatkan peradangan perineural dan intraneural, yang dapat merusak mata sendiri dan : atau struktur sekitar lainnya. Ge ala dan tanda

Subjektif@ 3,$ Fase prodromal dari ophthalmi,us herpes 6oster biasanya termasuk penyakit influen6alike dengan kelelahan, malaise, dan demam ringan yang dapat berlangsung hingga % minggu sebelum ruam mun,ul unilateral pada dahi atas, kelopak mata atas, dan hidung .pembagian pertama saraf trigeminal dermatom atau B%/. Sekitar 4#% dari pasien memiliki berbagai tingkat nyeri dermatomal sebelum ruam mun,ul. 2englihatan berkurang dan mata merah ?bjektif@",3 2ada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrate pada kornea. Desi epitelnya keruh dan amorf, ke,uali kadang terdapat psedodendrit linear yang mirip dendrit pada keratitis )SB. Selain itu terdapat kekeruhan stroma yang disebabkan edema dan infiltrasi sel yang a(alnya hnaya pada lapisan subepithelial. Keadaan ini diikuti dengan penyakit stroma dalam dengan nekrosis dan vaskularisasi. Kehilangan sensasi kornea selalu merupakan ,iri yang men,olok dan sering berlangsung berbulan bulan setelah lesi kornea tampak sudah sembuh. Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

13

keratitis
"erapi"

Vella ireani (406112005)

A,y,lovir oral 9##mg dibagi dalam 5 kali sehari untuk %# %3 hari. 7erapi hendaknya dimulai $" jam setelah timbulnya kemerahan .rash/. Kortikosteroid topikal mungkin diperlukan untuk mengobati keratitis berat, uveitis, dan glau,oma sekunder.

Keratitis Jamur
Keratitis jamur banyak dijumpai pada pekerja pertanian. -iasanya dimulai dengan rudapaksa pada kornea oleh ranting, pohon, daun. Dan bagian tumbuh tumbuhan. +amun, seiring dengan maraknya pemakaian kortikosteroid dalam pengobatan mata banyak pula dijumpai pada masyarakat perkotaan.",3 Kebanyakan keratitis fungi .ulkus fungi/ disebabkan organism oportunis seperti >andida, Fusarium, Aspergillus, 2eni,ilium, >ephalosporium dan lain lain. 7idak ada ,iri khas yang membedakan ma,am ma,am ulkus fungi ini. " 2enyakit ini harus dipikirkan pada @' 7idak adanya respon terhadap terapi antibiotik Kasus trauma dengan bahan tumbuhan Kasus yang berkaitan dengan pemakaian steroid jangka panjang

Patofisiologi$ ?rganisme dapat menembus membran Des,emet utuh dan mendapatkan akses ke bilik mata depan atau segmen posterior. 1y,otoFins dan en6im proteolitik menambah kerusakan jaringan. Fungi tidak dapat menembus epitel kornea utuh dan tidak masuk kornea dari pembuluh epis,leral limbal. Ge ala dan tanda Subjektif@$ Sensasi benda asing 1eningkatkan rasa sakit atau ketidaknyamanan mata 7iba tiba buram 1ata merah yang tidak biasa Air mata berlebih dan sekret berlebih. 2eningkatan kepekaan ,ahaya

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

14

keratitis
?bjektif@",$

Vella ireani (406112005)

Konjungtiva injeksi Desi satelit merupakan plak endotel dengan tepian tidak teratur diba(ah lesi utam akornea Abses kornea &nfiltrasi stroma 8eaksi ,amera okuli anterior hebat )ipopion

Pemeriksaan laboratorium",',3 2emeriksaan mikroskopik dengan K?) %# % terhadap korekan kornea yang menunjukan adanya hifa ke,uali yang disebabkan oleh ,andida mengandung psedohifa atau bentuk ragi. Dapat dibiak pada media agar Sabaroud ,air dan padat namun inkubasi membutuhkan (aktu lama. "erapi$ 2olyenes termasuk natamisin, nistatin, dan amfoterisin -. A6oles .imida6oles dan tria6oles/ termasuk keto,ona6ole, mi,ona6ole, flukona6ol, itra,ona6ole, e,ona6ole, dan ,lotrima6ole

Keratitis Acanthamoeba
A,anthamoeba adalah proto6oa hidup bebas yang terdapat didalam air ter,emar yang mengadung bakteri dan materi organik. &nfeksi kornea oleh A,anthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak. &nfeksi ini juga ditemukan pada buka npemakai lensa kontak, setelah terpapar pada air atau tanah yang ter,emar." Ge ala dan tanda" Subjektif@ 8asa sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya 1ata merah Fotofobia

?bjektif@ 7anda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, ,in,in stroma dan infiltrat perineural. Pemeriksaan laboratorium",' Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

15

keratitis

Vella ireani (406112005)

Sediaan histopatologik menampakkan adanya bentuk bentuk amuba .kista atatu trofo6oit/. -iakan pada media khusus yang dipenuhi #scherichia coli. Darutan dan lensa kontak juga harus dibiak. "erapi" Debidement epithelial 7erapi obat &sethionate 2ropamidine topikal .larutan % %/ dan tetes mata +eomy,in ."#mg:mD/ -iAuanide polyheFamethylene .larutan #,#% #,#"%/ dikombinasi dengan obat lain ataupun monoterapi

Keratitis Interstitial
7erminologi ini digunakan untuk setiap keratitis yang mengenai stroma kornea tanpa keterlibatan epitel. 2enyebab klasik tersering adalah sifilis .lues/. 2ada keratitis interstitial akibat lues ,ongenital didapatkan neovaskularisasi dalam. Keratitis interstitial juga dapat terjadi akibat alergi atau infeksi spiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuber,ulosis. ',3 Ge ala dan tanda3 Subjektif@ Fotofobia Dakrimasi 1enurunnya visus

?bjektif@ Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. 7erdapat injeksi siliar disertai serbukan pembuluh darah ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam .salmon pat,h/. Seluruh kornea dapat ber(arna merah ,erah. "erapi',3 7ergantung pada penyebabnya. >angkok kornea mungkin diperlukan

Keratokonjungtivitis Flikten

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

16

keratitis

Vella ireani (406112005)

Keratokonjungtivitis flikten adalah radang epitel kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated atau reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen atau toksin endogen.",3 Flikten adalah akumulasi setempat limfosit, monosit, makrofag, dan akhirnya netrofil. Desi ini mula mula mun,ul di limbus, namun pada serangan serangan berikutnya akan mengenai konjungtiva bulbi dan kornea. Fliktenul kornea umumnya bilateral, berakibat sikatriks dan vaskularisasi, namun fliktenul konjungtiva tidak akan meninggalkan bekas." 2enyakit ini sering dihubungkan dengan S$ aures di +egara negara berkembang, dahulu sering dihubungkan dengan 1. tuber,ulosis pada anak anak malnutrisi di seluruh +egara yang endemi, tuberkulosis.9 Patofisiologi9 2ada a(alnya lesi yang timbul sedikit menyerupai sebuah flikten .benjolan putih kemerahan dikelilingi konjungtiva yang kemerahan/ di limbus, dimana pembuluh darah episklera masih dapat terlihat melalui lesi ini tapi sebenarnya merupakan nodul yang padat. Setelah 3 hari lesi tidak tampak berkilauan lagi karena terjadi nekrosis dan ulserasi di tengahnya, kemudian nodul mengering dan menjadi flatter. Setelah " atau ' minggu bagian yang nekrotik menghilang dan bagian yang hiperemis berkurang. Desi sembuh tanpa meninggalkan bekas, ke,uali lesi pada kornea akan menimbulkan sikatrik. Ge ala dan tanda9 Subjektif@ Dakrimasi Fotofobia +yeri 2erasaan panas disertai gatal 7ajam penglihatan berkurang apabila mengenai pupil

?bjektif@

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

17

keratitis

Vella ireani (406112005)

Flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas ber(arna putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi 2ada limbus dapat didapatkan benjolan putih kemerahan dikelilingi daerah konjungtiva yang hiperemia.

1enebalnya epitel kornea "erapi9 Flikten yang tidak diobati akan menyembuh dalam %# %3 hari, namun terapi topikal kortikosteroid .deksametason #,%% 3 jam sekali pada hari pertama. Kemudian ditappering off dapat memperpendek proses ini menjadi % " hari dan mengurangi timbulnya parut dan vaskularisasi.",9 2ada kasus alergi terhadap Sthaphylococcus perlu diperhatikan juga kebersihan kelopak mata, dapat di,u,i dengan menggunakan air hangat yang di,ampur dengan shampo bayi untuk mengurangi kolonisasi bakteri dan akumulasi kelenjar sebasea. 2emberian antibiotik diperlukan. Anak anak yang lebih dari 9 tahun diberikan doksisiklin %## mg satu kali perhari selama %# hari, sedangkan anak yang usianya kurang dari 9 tahun diberikan eritromisin dengan dosis "5 mg:Kg-- selama $ %# hari bersama dengan pemberian steroid topi,al.9

Keratokonjungtivitis Sika Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainan ini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan@
" Defisiensi komponen lemak air mata

1isalnya blefaritis menahun, distikiasis dan akibat pembedahan kelopak mata


2" Defisiensi kalenjar air mata

1isalnya sindrom Sjorgren, sindrom 8iley day, alakrimia ,ongenital, aplasi ,ongenital saraf trigeminus, sarkoidosis limfoma kalenjar air mata, obat diureti,, atropine dan usia tua
!" Defisiensi komponen musin

1isalnya -enign o,ular pempigoid, defisiensi vitamin A, trauma kimia, sindrom Stevens Cohnson, penyakit yang menyebabkan ,a,atnya konjungtiva

4" Akibat penguapan berlebihan

1isalnya Keratitis neuroparalitik, hidup di gurun pasir, keratitis lagopthalmus Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

18

keratitis
." Karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovil kornea3

Vella ireani (406112005)

Ge ala dan tanda Subjektif@3 1ata gatal 1ata seperti berpasir Silau 2englihatan kabur Sukar mengerakan kelopak mata

?bjektif@",3 Filamen filamen epitel di kuadran ba(ah kornea *dema konjungtiva bulbi 1iniskus air mata pada tepi kelopak mata ba(ah hilang

"erapi",3 2emakaian air mata pengganti dan salep pelumas. -ila sel sel goblet harus diberi mu,us pengganti. Bitamin A topikal dapat membantu mengembalikan keratinisasi epitel. 2emberian lensa kontak apabila komponen mu,us yang berkurang. 2enutupan pungtum lakrimal bila terjadi penguapan yang berlebihan

Kepanitraan Ilmu Penyakit Mata Falkutas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Periode 24 juli 26 agustus 20 !

19

Anda mungkin juga menyukai