Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan Pada Tn S dengan kasus halusinasi dengar di ruang merpati RSJ. Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawang Malang ini telah disetujui dan disahkan oleh tim pembimbing ruangan dan pembimbing Program DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Isawara Surabaya.

Pembimbing Program DIII Keperawatan STIKES Artha Bodhi Iswara Surabaya

Penulis

H.M. Sutaryanto S. Kep. Ners. M.Mkes

Kelompok II

Mengetahui Kepala Ruangan Merpati RSJ. Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawanh Malang

Heru Pranoto AMK

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan, dengan Rahmad dan HidayahNya maka makalah asuhan keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn S Dengan Kasus Halusinasi Dengar teleh tersusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa di RSJ. Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawang Malang. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapatkan bimbingan,petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan baik mental maupun fisik kepada penulis dalam menyusun makalah ini. 2. Prof DR Bambang Rahino selaku ketua STIKES ARTHA BIDHI ISWARA 3. Bapak Heru Pranoto AMK selaku Kepala Ruangan Merpati yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada makalah ini. 4. Bapak H.M Sutaryanto Skep Ners. M. Mkes selaku pembimbing akademik prodi DIII Keperawatan STIKES ABI Surabaya Yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada makalah ini.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dewasa ini menjadikan dinamika kehidupan yang lebih komplek. Kondisi ini menyebabkan stress/tekanan mental pada individu juga meningkat yang merupakan masalah psikososial sehingga bedampak pada munculnya gangguan jiwa.Adanya permasalahan tersebut diatas, menjadi tantangan bagi dunia keperawatan. Asuhan Keprawatan yang diberikan oleh seorang perawat professional, khususnya pada klien yang mengalami gangguan jiwa hendaklah komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Kondisi inilah yang memunculkan berbagai respon perilaku individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masing masing. Salah satu respon perilaku yang muncul adalah gangguan sensori persesi (halusinasidengar) yang merupakan salah satu gejala negativ pasien. Halusinasi adalah gangguan pencerapan ( persepsi ) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang di dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik. Pada klien yang mengalami halusinasi diperlukan cara untuk mengenali jenis halusinasi, mengontrol halusinasi, mengalihkan halusinasi yang pada akhirnya diharapkan dapat memulihakn ke keadaan semula yang stabil. 1.2 Tujuan Mempelajari kasus gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) di sesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) dengan pendekatan proses`asuhan keperawatan. Mendeminasikan asuhan keperawatan klien gangguan sensoeri persepsi ( halusinasi dengar )

1.3

Manfaat Setalah melakukan praktika keperawatan jiwa diharapkan mahsiswa keperawatan mampu : 1. Melakukan pengkajian pada pasien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) 2. Menetapkan dianosa keperawatan pasien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) 4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar )

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Gangguan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) adalah keadaan dimana seorang individu mengalami gangguan pencerapan ( persepsi ) panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik ( Stuart dan Sudden, 1998 ) Keberhasilan asuhan keperawatan jiwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh antara lain : kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat teratur, serta peran serta keluarga dalam merawat klien dan kooperatif dengan perawat. Sedangkan hambatan yang ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara continue, mengingat tidak setiap hari selama satu minggu mahasiswa praktek.Hambatan lain, keluarga dan klien ingin segera pulang walaupunklien belum mampu melaksanakan ADL secara mandiri dengan alasan dana yang terbatas.Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat secara teratur serta melanjutkan perawatan dirumah sesuai dengan kemampuan keluarga. SARAN Bagi perawat unit psikiatri atau jiwa perlu terapi yang lebih spesifik khususnya pada klien dengan angguan sensori persepai ( halusinasi dengar ) dengan cara membuka hubungan interpersonal yang lebih baik guna memberikan kesempatan pada klien untuk lebih terbuka dan pada akhirnya dapat mengontrol dan menghilangkan suara-suara dan dapat berinteraksi dengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Carpenito lynda jual ( 2001 ). Buku saku diagnosa keperawatan edisi 8, Jakarta EGC 2. Stuart, Sudden ( 1998 ), Buku saku keperawatan jiwa edisi 3, Jakarta ;EGC 3. Stuart. G. W. (2007 ). Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta ; EGC 4. Perry Potter, ( 2005 ). Buku ajar fundamental keperawatn. Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai