Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO I

STEP 1 Pseudomembran: pseudo berasal dari bahasa yunani yang artinya palsu, sedangkan membran adalah lapisan jaringan tipis. jadi pseudomembran adalah lapisan jaringan tipis yang palsu (bukan sesungguhnya) (Kamus kedokteran dorland,1998) lapisan ini berwarna putih keabu-abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan.

Eritema: peristiwa memerahnya kulit secara tidak normal (kamus besar bahasa indonesia) kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler yang reversible. (belumdokter.wordpress.com) respon inflamasi yang pertama kali muncul pada daerah peradangan (Price 2006)

Stomatitis herpetika: adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral dan bibir, ditandai dengan pembentukan vesikel (lepuhan kecil berisi cairan yang berdiameter kurang dari 0,5cm) kekuningan yang pecah dan menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu dan dikelilingi oleh halo yang eritematous. (wikibooks.org)

Ulkus: suatu keadaan patologis yang menimbulkan kerusakan seluruh lapisan epitel dan jaringan dibawahnya, dilapisi oleh jendalan fibrin sehingga berwarna putih kekuningan (Birnbaum dan Dunne, 2009 dan Burket dkk, 2008) luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender / kematian jaringan yang luas dan disertai invasive kuman saprofit. (Neville dkk 2009)

STEP 2 1. Stomatitis AFTOSA (RECURRENT APTHTHAE) Lesi stomatitis dimulai sebagai gelembung yang kemudian yang kemudian pecah meninggalkan satu erosi / ulkus yang dangkal. Lesi yang kecil ini menimbulkan rasa nyeri hebat. Tidak disertai demam. Stomatitis aftosa akan sembuh sendiri dalam waktu kurang dari 4 minggu, tetapi mempunyai kecenderungan berulang, tepi stomatitis ini adalah : ulkus dangkal, cekung dasar putih daerah sekitar hiperemis.

a. Etiologi : Etiologi yang pasti belum diketahui beberapa faktor predisposisi memegang peranan yang penting : 1) Alergi Biasanya stomatitis ini timbul setelah makan suatu jenis makanan tertentu dan umumnya ini terjadi berulang-ulang jenis makanan ini berbeda untuk tiap-tiap penderita. 2) Gangguan hormonal / endokrin Menurut penyelidikan bahwa ada hubungan yang jelas antara ketidakseimbangan hormonal dan timbulnya stomatitis aftosa. 3) Emosi dan stress mental 4) Hipovitaminaosis Kadar vitamin C dalam darah penderita stomatitis aftosa umumnya rendah. 5) Virus b. Gambaran klinis 1) Gejala subyektif : rasa nyeri yang tidak sesuai dengan besarnya sariawan mulut. Rasa nyeri bila daerah mukosa oris sekitar afthae ini tertarik oleh salah satu pergerakan sewaktu mengunyah rasa nyeri mulai berkurang setelah 14 hari, bila erosi mulai tertutup oleh sel epitel baru. Stomatitis aftosa ini tidak pernah menimbulkan gejala demam. 2) Gejal objektif : tampak beberapa erosi yang berwarna putih kekuningan, dilihat dari samping cekung dengan diameter 2-10 mm, jika dilihat dari atas bentuknya bulat lonjong. Sekitar erosi tersebut terlihat satu (zone) yang berwarna lebih merah dari mukosa oris. Penyembuhan kira-kira satu bulan dan hampir tidak meninggalkan jaringan parut. c. Penatalaksanaan : Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya. Selain diberikan emolien topical, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2-3 lesi ulserasi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topical, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetrasiklin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulserasi. (Arif Mansjur, 2000). 2. Stomatitis HERPETIKA. Stomatitis ini disebabkan oleh virus herpes simpleks. Mula-mula timbul sebagai gelombang air yang kecil yang ditemukan disekitar mulut, palatum, kadang-kadang lidah. Lesinya selalu multiple dan biasanya berlangsung selama 8-10 hari. Gelembung air pecah sedang atap gelembung menutupi erosi yang terjadi sebagai selaput putih sehingga mirip stomatitis aftosa. Setelah atap gelembung hilang, daerah itu tidak lagi putih.

a. Manifestasi klinis : Gejala yang muncul adalah gejala prodromal diikuti timbulnya vesikel-vesikel kecil berdiameter 1-3 mm yang berkelompok sebesar 1-2 cm pada bibir, lesi pada intra oral sama dengan lesi yang muncul pada bibir, tapi sangat cepat pecah sehingga membentuk ulserasi. Lesi akan bertambah besar dan menyebar ke mukosa disekitarnya, pada daerah yang mengandung sedikit keratin, seperti mukosa rongga mulut, mukosa bibir, dan dasar rongga mulut, penyakit ini akan sembuh dalam 1-2 minggu. Biasanya stomatitis ini sering di sertai demam. b. Penatalaksanaan : Tergantung keluhan pasien pemberian asiklovir 5 x 2 mg dapat diberikan sebagai profilaksis bukan saat penyakit ini kambuh jika pasiennya anak-anak maka jangan memberikan anak makanan yang mengandung bumbu-bumbu dan asam. Misalnya, jus jeruk, dan hindari pemakaian obat kumur. Ibu bisa memberikan petroleum jelly tau pasta anastetikom yang dioleskan dengan kapas pada daerah yang sakit untuk menghilangkan rasa sakit (Arif Mansjur, 2000). (dr-suparyanto.blogspot.com)

STEP 5 1. Valasiklovir telah terbukti efektif untuk merawat stomatitis yang disebabkan oleh virus Herpes (Stomatitis Herpetika). (http://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Stomatitis) 2. Stomatitis aftosa yang kronis dirawat pertama kali dengan mengoreksi defisiensi vitamin B12, besi, atau folat. Jika terapi tersebut tidak berhasil, dapat diresepkan obat-obatan yang diaplikasikan pada tiap ulkus aftosa dengan aplikator kapas. Terapi ini berhasil pada sejumlah kecil pasien. Lebih terkini, perawatan laser karbon dioksida berdaya rendah telah ditemukan untuk meringankan ketidaknyamanan akibat SAR. Wabah stomatitis aftosa dapat dirawat dengan antibiotik tetrasiklin atau kortikosteroid. (http://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Stomatitis) Perawatan SAR biasanya berupa perawatan suportif. Tujuan utama dari perawatan seperti ini ; buat mengurangi rasa sakit & mempercepat penyembuhan. Obat-obat biasa digunakan ; kortikosteroid topikal, analgesik, & antimikroba. Buat kasus ringan dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. Sebagai pereda rasa sakit dapat diberikan topikal anestesi. Kasus berat dapat diaplikasikan preparat kortikosteroid topikal, seperti triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan & menjelang tidur). Tetrasiklin obat kumur & gel dapat mempersingkat waktu penyembuhan ulser. Pada

pasien ulser major atau multiple ulser minor parah tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik. Mencegah SAR: menjaga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan menghindari pasta gigi merangsang menghindari kondisi stress menghindari makanan terlalu panas atau terlalu dingin mengkonsumsi nutrisi cukup buah & sayuran, terutama vitamin B, vitamin C, & zat besi serta menghindari makanan & obat-obatan atau zat dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.

(http://www.kemhan.com/2012/05/stomatitis.html)

3. Penyakit-penyakit seperti infeksi herpes, gonorrhea, campak, leukemia, AIDS, dan kekurangan vitamin C dapat menimbulkan tanda-tanda oral. Penyakit sistemik lain yang berkaitan dengan stomatitis termasuk Inflammatory bowel disease (IBD) dan Sindrom Behet, suatu kelainan inflamasi multisistem dengan sebab yang tidak diketahui (idiopatik). (http://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Stomatitis)

Anda mungkin juga menyukai

  • Cacing STH PDF
    Cacing STH PDF
    Dokumen15 halaman
    Cacing STH PDF
    Christian Santiago Rompis
    Belum ada peringkat
  • Modul Estetik
    Modul Estetik
    Dokumen21 halaman
    Modul Estetik
    Christian Santiago Rompis
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis GTC
    Diagnosis GTC
    Dokumen11 halaman
    Diagnosis GTC
    Christian Santiago Rompis
    Belum ada peringkat
  • GTC CH
    GTC CH
    Dokumen2 halaman
    GTC CH
    Christian Santiago Rompis
    Belum ada peringkat
  • Proposal Dana PBL
    Proposal Dana PBL
    Dokumen22 halaman
    Proposal Dana PBL
    Christian Santiago Rompis
    Belum ada peringkat