Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN Pandemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immunodeficiency Syndrome(HIV/AIDS) telah berlangsung selama lebih dari

25 tahun. Infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia dengan lebih dari ! "uta #rang saat ini din$atakan p#sitif mengidap HIV. Suatu studi men$atakan bah%a sekitar &!!! kasus baru HIV per hari' dengan t#tal 2'5 "uta kasus baru per tahun' dan diperkirakan sekitar 2'( "uta kematian terkait HIV/AIDS per tahun. Hal tersebut men"adikan saat ini infeksi terkait HIV/AIDS merupakan pen$ebab kematian ke) di dunia. ( Data *H+ men$ebutkan ,!kasus HIV berada di negara berkembang.2 Di Ind#nesia sekitar .(!.!!! (2!!.!!!) /!.!!!) de%asa dan anak)anak mengidap HIV pada tahun 2!!,' han$a 2!- $ang telah mendapat peng#batan antiretr#0iral $ang semestin$a..' Infeksi HIV melibatkan semua sistem tubuh manusia' termasuk sistem persarafan pada mata. Sistem saraf terlibat sekitar 5!- pada pengidap HIV' dapat mun1ul dalam berbagai 0ariasi dan p#la keterlibatan neur#l#gis akibat infeksi dan keganasan.5 Pada studi hist#pat#l#gik' menun"ukkkan &5),!- pengidap AIDS mengalami kerusakan pada sel)sel #tak' termasuk ner0us #ptik. 2emudian pada studi selan"utn$a dilap#rkan kelainan #kular $ang khas pada pasien HIV mun1ul pada &!)3!- pasien' baik pada fase a%al maupun akhir pen$akitn$a./ & 4an$ak 0ariasi keluhan utama #kular pada pengidap AIDS' dan merupakan salah satu manifestasi $ang bisa mun1ul di a%al pen$akit. +leh karena itu' se#rang spesialis mata harus memperhatikan dengan seksama ge"ala dan tanda $ang timbul. 2elainan neur#)#ftalm#l#gis dapat mun1ul akibat infeksi primer HIV atau se1ara sekunder dari infeksi #p#rtunistik dan keganasan. Hal ini dapat men$ebabkan gangguan pada mata' "aras 0isual aferen' dan sistem gerak mata. 2elainan neur#)#ftalm#l#gis telah diteliti lebih lan"ut' baik pada pengidap HIV p#sitif $ang asimt#matik maupun pada pasien AIDS full-blown. Pada pasien AIDS' insidens ter"adin$a kelainan neur#)#ftalm#l#gis sekitar .)(5-.&)(( Pada beberapa tahun terakhir' telah dilakukan studi $ang besar tentang manifestasi #kular pada AIDS' tapi han$a beberapa publikasi penelitian $ang menelaah se1ara mendalam hubungan antara manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien HIV/AIDS.(2 Pada praktikn$a' seringkali pasien dengan keluhan a%al berupa manifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang tidak didiagn#sis banding ke arah HIV/AIDS' sehingga pasien terlambat didiagn#sis dan ditatalaksana pada fase $ang lebih lan"ut. +leh karena itu' sari pustaka ini bertu"uan untuk meningkatkan pemahaman mengenai manifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang mun1ul pada pengidap AIDS. AIDS AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindr#m $ang timbul karena terganggun$a sistem imun tubuh manusia akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)' $aitu 0irus $ang memperlemah kekebalan tubuh' sehingga rentan terhadap infeksi #p#rtunistik dan keganasan. Infeksi HIV dapat ter"adi melalui k#ntak langsung antar membran muk#sa atau darah' dengan 1airan tubuh $ang telah terinfeksi HIV' atau ter"adi melalui transfusi darah' antara ibu dengan ba$in$a (selama pr#ses kehamilan' melahirkan' dan men$usui)' dan hubungan seksual.

Infeksi HIV terdiri dari fase' $aitu fase akut' fase a%al asimt#matik' fase menengah simt#matik' dan fase akhir. 5ase a%al dimulai dengan ada$a tanda)tanda a%al 0iremia pada sindr#m a%al infeksi 0irus' seperti demam' letargi' mialgia' sakit kepala' faringitis' limfaden#pati' dan ruam' berlangsung sekitar (!)( hari setelah ()/ minggu terinfeksi. Selan"utn$a fase asimt#matik dimana mulai ter"adi penurunan "umlah sel 6D 7 se1ara perlahan' tetapi masih diatas 5!! sel/mm.. Pada fase ini biasan$a bertahan )5 tahun' dengan pr#ses $ang ter"adi antara lain limfaden#pati. 2emudian fase selan"utn$a adalah fase menengah simt#matik' dimana 6D 7 menurun sekitar .!)/! sel/mm . per tahun sampai .5! sel/mm.' mulai terlihat se1ara klinis tanda)tanda imun#defisiensi dengan mun1uln$a a%al dari AIDS)defining illness' seperti gingi0itis' m#luskum k#ntangi#sum' infeksi herpes 8#ster' serta meningkatn$a risik# infeksi #p#rtunistik dan keganasan seperti tuberkul#sis' sark#ma 2ap#si' dan limf#ma n#n)H#dgkin. Pada suatu studi didapatkan bah%a fase dimana "umlah sel 6D 7 kurang dari 2 ! sel/mm. dapat timbul triad $ang disebut AIDS) related complex$aitu penurunan berat badan' demam' dan diare..' (. 9ahap finaln$a ialah fase akhir $aitu saat pertahanan sistem imun sangat lemah' ditandai dengan meningkatn$a viral load HIV dan penurunan 6D 7 sampai diba%ah 2!! sel/mm.. Pada fase ini ditandai dengan se"umlah pen$akit $ang merupakan AIDS) defining illness. 9atalaksana $ang tidak adekuat akan berakibat fatal seperti infeksi $ang mengan1am n$a%a' keganasan $ang berkembang 1epat dan berat' perubahan status mental' dan k#mbinasi manifestasi tersebut.. MANIFESTASI OKULAR PADA HIV/AIDS :anifestasi klinis pada AIDS dapat disebabkan dua mekanisme' $aitu akibat infeksi primer HIV pada "aringan atau #rgan tertentu (mata' SSP' dsb) atau se1ara sekunder (infeksi atau keganansan) akibat resp#n imun $ang abn#rmal. :anifestasi #kular' #rbital' dan neur#) #ftalm#l#gi dapat ter"adi se1ara primer dari infeksi HIV dan se1ara tidak langsung akibat keganasan dan infeksi sekunder.(. ( :anifestasi #kular telah dilap#rkan pada 5!)&5- kasus infeksi HIV'/' (!' (5' (/ dengan manifestasi terban$ak ialah mikr#0askul#pati HIV' diikuti #leh retinitis 6:V' t#ks#plasm#sis #kuli' retinitis herpes n#n)6:V' k#mplikasi terkait neur#)#ftalm#l#gi' herpes 8#ster #ftalmikus' dan keganasan #kular. /' (!' (& Pada beberapa studi dikatakan bah%a nilai 6D 7 mempun$ai nilai predikt#r untuk k#mplikasi #kular pada pasien HIV (9abel ().(3 Penggunaan Highly Active Antiretroviral herapy (HAA;9) saat ini dapat menurunkan "umlah ;<A HIV plasma dan meningkatkan "umlah limf#sit 6D 7' sebagai akibatn$a sistem imun meningkat' angka harapan hidup lebih tinggi' $ang berakibat temuan manifestasi #kular meningkat. Studi $ang dilakukan =harai dkk( menun"ukkan bah%a manifestasi #kular berupa 0askul#pati dan mikr#angi#pati pada pasien AIDS dengan 6D >(!! sel/mm. berbeda bermakna dengan pasien dengan "umlah 6D 7 ? (!! sel/mm .' tetapi tidak untuk manifestasi neur#)#ftalm#l#gi' retinitis 6:V' u0eitis' dan retinal nekr#sis.
Tabel 1. Jumlah CD4 + dan kaitannya dengan manifestasi okular18 Jumlah CD4+ <5 sel!mm" Penyakit Sarkoma Kaposi Limfoma Tuberkulosis

<#5 sel!mm"

Pneumocystis carini Toksoplasmosis Mikrovaskulopati retina/ konjungtiva

Retinitis CMV <1 sel!mm" Keratoconjuctivitis sicca Retinitis VZV Infeksi Mycobacterium avium complex Cryptococcosis Microsporidiosis Ensefalopati IV Progressive multifocal leucoencephalopathy

MANIFESTASI NEURO-OFTALMOLOGI PADA HIV/AIDS :enurut pr#ses ter"adin$a' manifestasi neur#)#ftalm#l#gi dapat ter"adi se1ara primer' seperti pada pasien AIDS dengan neur#pati #ptik retr#bulbar' tidak ditemukann$a tanda infeksi lain dan keganasan lain. +ptik neur#pati merupakan efek langsung HIV terhadap sel gangli#n' sel aks#n' atau keduan$a' dan beberapa mekanisme pat#genesis $ang saat ini masih dipela"ari lebih lan"ut. Hip#tesis $ang dikemukakan antara lain@ pr#tein retr#0irus $ang t#ksik se1ara langsung berperan pada kerusakan neur#nal SSP' %alaupun mekanisme t#ksik ini atau pr#tein 0irus lainn$a belum diketahui dengan pasti terhadap sel gangli#n retina. Alternatif mekanisme lain pada neur#pati #ptik primer #leh HIV ialah demielinisasi dan kerusakan neur#nal #leh tumor necrosis factor-alpha (9<5)A) $ang dipr#duksi mikr#glia' makr#fag' dan astr#sit.(2 Sebagian besar pasien dengan ke1urigaan neur#pati #ptik primer #leh HIV mengalami penurunan fungsi penglihatan pr#gresif $ang tidak beresp#n terhadap terapi' tetapi pada beberapa pasien didapatkan pemberian #bat anti0iral' k#rtik#ster#id' atau keduan$a' dapat memberikan resp#n p#sitif.(.' (, :anifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang paling sering ialah papiledema' atr#fi #ptik' kelumpuhan saraf kranial (III' IV' dan VI)' gangguan gerak pada mata' dan defek lapang pandang.&' (3 Sebagian besar merupakan bentuk sekunder' %alaupun pada beberapa kelainan seperti kelainan gerak #kular dan neuritis #ptik HIV dapat terkait langsung pada infeksi HIV. 4aik primer maupun sekunder' manifestasi ini dapat men"adi pertanda a%al dari adan$a infeksi HIV/AIDS. I. NEUROPATI OPTIK

:anifestasi klinis pada ner0us #ptik pada pasien AIDS antara lainB papiledema' perineuritis' papilitis' neuritis retr#bulbar' dan atr#fi #ptik. Pada sebagian besar kasus' neur#pati #ptik mengindikasikan adan$a infeksi pada ner0us #ptik' meninges' atau #tak pada pasien AIDS. Papiledema Sekitar (&).(- manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien AIDS berupa papiledema.(2' 2! Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan 1iri ta"am penglihatan baik' pupil n#rmal' dan area bintik buta $ang meluas pada tes lapang pandang. Diskus #ptik tampak

ele0asi dan hiperemis' kadang tampang pu1at' dengan batas $ang samar' pada kedua mata. :erefleksikan adan$a peningkatan tekanan intrakranial akibat infeksi SSP atau tum#r' biasan$a disertai keluhan sefalgia. Pen$ebab papiledema tersering adalah meningitis kript#k#kus' serta limf#ma dan sifilis.& Cntuk k#nfirmasi dapat dilakukan pemeriksaan 1airan serebr#spinal.(. Neuri i! "p i#

Peri$euri i! "p i# Cmumn$a unilateral' atau pada kasus "arang bilateral' terdapat pembengkakan diskus #ptik dengan batas $ang difus' tanpa penurunan ta"am penglihatan atau gangguan penglihatan %arna' atau tanpa defek lapang pandang' han$a area bintik buta $ang lebih luas' atau gangguan lapang pandang perifer $ang minimal. :ungkin didapatkan sel pada 0itreus' namun "arang. 2#ndisi ini men$erupai papiledema' tetapi tidak disebabkan #leh peningkatan tekanan intrakranial. Diagn#sis perineuritis #ptik ditegakkan saat terlihat pembengkakkan diskus #ptik tanpa diikuti disfungsi ner0us #ptik $ang dapat disertai sel pada 0itreus' tekanan intrakranial $ang n#rmal' serta adan$a tanda infeksi SSP. Perineuritis pada AIDS sering didapatkan pada infeksi sifilis. (!' 2(

Papili i! Papilitis dapat ter"adi akibat infeksi langsung pada diskus #ptik #leh berbagai ma1am agen infeksi' antara lain reponema pallidum! oxoplasma gondii! dan $ang paling sering adalah 6:V. Pada pasien dengan retinitis 6:V' neuritis #ptik ter"adi karena pen$ebaran retinitis peripapil ke arah ner0us #ptik atau dapat ter"adi karena pr#ses primer tanpa ter"adin$a retinitis. Papilitis dapat unilateral atau bilateral' dengan tampilan klinis edema papil' batas diskus $ang samar' tetapi pada papilitis "aringan diskus #ptik tidak ber%ana merah muda' melainkan seperti putih kapur. Pasien dengan papilitis mengalami gangguan penglihatan dan defek pupil aferen. Dapat "uga ditemukan area dengan retinis nekr#tik.(!' (. 4ila didiagn#sis pada a%al pen$akit' dapat segera diberikan antimikr#ba $ang sesuai dan pada beberapa kasus fungsi penglihatan membaik. 4ila tidak ditatalaksana' penglihatan dapat memburuk dan buta.(!' 2!

Neuri i! "p i# re r"%ul%ar Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan 0ariasi pen$ebabn$a' antara lain meningitis kript#k#kus' meningitis tuberkul#sa' neur#sifilis' retinitis 6:V dan ensefalitis' t#ks#plasm#sis SSP' hist#plasm#sis' dan infeksi herpes0irus.(!' (. Pasien neuritis retr#bulbar biasan$a datang dengan keluhan utama hilangn$a fungsi penglihatan se1ara mendadak dan saat pemeriksaan tampilan diskus #ptik n#rmal' pada beberapa kasus didapatkan n$eri saat mata bergerak. <euritis retr#bulbar pada pasien AIDS usia muda harus dipikirkan kemungkinan pen$ebab infeksi.

Diagn#sis dan peng#batan dini dengan antimikr#ba $ang tepat dapat memperbaiki fungsi penglihatan. Ddukasi mengenai tanda seperti floaters dan sk#t#ma serta k#ntr#l ulang untuk memantau timbuln$a infeksi pada retina penting pada pasien dengan neuritis #ptik herpetik. 9erapi "angka pan"ang dapat dilakukan untuk men1egah reakti0asi infeksi neuritis #ptik retr#bulbar.(!

Neur"re i$i ! "p i# Didapatkan (5- manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien AIDS. (2 Ditandai dengan edema papil dan tampilan makula star figure karena timbunan lipid' dapat te"adi pada pasien dengan infeksi HIV. *alaupun k#ndisi ini "uga dapat mun1ul akibat t#ks#plasm#sis atau sifilis' tetapi terutama pada infeksi"artonella henselae atau $ang lebih "arang "artonella #uintana.(.

Gam%ar &. Neur"re i$i! "p i# de$'a$ ampila$ ma#ula star figure((

A r")i Op i# Atr#fi #ptik ditandai #leh diskus #ptik $ang datar dan pu1at' pada AIDS sering diakibatkan perburukan dari retinis $ang nekr#tik. Pada pasien tanpa nekr#sis retina ekstensif' luas dan p#la kehilangan aks#n di ner0us #ptik dapat menun"ukkan bah%a pr#ses ini bukan han$a se1ara sekunder' tetapi "uga primer #leh HIV. Pr#duksi 9<5)A #leh makr#fag dan astr#sit akibat infeksi HIV "uga dapat men$ebabkan demielinisasi dan atr#fi #ptik.(!:ikr#0askul#pati sebagai manifestasi #kular utama pada pasien HIV "uga dapat men$ebabkan neur#pati #ptik iskemik. Atr#fi #ptik sekunder terutama diakibatkan infeksi langsung kript#k#kus pada ner0us #ptik atau peningkatan tekanan intrakranial $ang berhubungan dengan meningitis kript#k#kal., Leber hereditary optic neuropathy *LHON+ :erupakan pen$akit neur#pati #ptik $ang "arang ter"adi (( per .!.!!!E5!.!!!)' ditandai adan$a gangguan penglihatan sentral $ang berat' bersifat akut atau subakut pr#gresif dan sekuensial. 2elainan ini ter"adi biasan$a pada pria muda usia 2!).! tahun. P#la pe%arisann$a adalah n#nmendelian (pe%arisan maternal) dengan angka pemba%a %anita sebesar ,5)(!!- akibat mutasi D<A di mit#k#ndria (mtD<A) $ang se1ara eksklusif berasal dari ibu.2. :a$#ritas pasien FH+< (5!)35-) tidak mengalami gangguan penglihatan' han$a bersifat sebagai pemba%a mutasi tanpa manifestasi klinis' tetapi pada kasus tertentu dapat dipi1u bila ada stres mit#k#ndria. Pada beberapa studi didapatkan FH+< selama per"alanan pen$akit AIDS $ang menun"ukkan adan$a gangguan penglihatan setelah mengk#nsumsi #bat antiretr#0iral dari g#l#ngan anal#g nukl#sida dalam "angka %aktu / bulan). tahun. +bat antiretr#0iral g#l#ngan tersebut mempengaruhi en8im gamma p#limerasi mit#k#ndria dalam berbagai tingkatan' Sta0udi dan Ga1itabine merupakan $ang paling p#ten' sementara aba1a0ir dan Gid#0udin kurang bersifat t#ksik terhadap mit#k#ndria' hal ini berhubungan dengan replikasi mtD<A dan men$ebabkan manifestasi fen#tipe pada FH+<. 2 25 Se1ara klinis' di"umpai lapisan serat saraf di sekitar diskus tampak keabu)abuan (pada fase akut) karena pseud#edema k#ngesti aks#n. Selan"utn$a kedua papil #ptik akan men"adi atr#fi.

Gam%ar (. Edema papil ri$'a$ pada )a!e a#u *#iri + da$ a r")i papil *#a$a$+ pada LHON (,

II. GANGGUAN GERAK MATA =angguan gerak mata' fiksasi' dan kedudukan b#la mata dapat timbul pada pasien AIDS. Seperti dikatakan sebelumn$a' tanda tersebut dapat ter"adi akibat infeksi primer HIV atau sekunder akibat infeksi atau keganasan $ang melibatkan "alur m#t#rik #kular. Pen$ebab disfungsi gangguan gerak $ang paling sering adalah HIV-associated dementia (HIVD)' dimana fiksasi terganggu #leh gerakan sakadik dan square-wave $er%s$ang abn#rmal. 9anda ini dapat men"adi petun"uk a%al gangguan k#gnitif pada pasien HIV. Perekaman gerakan mata dengan res#lusi tinggi berguna untuk deteksi dini gangguan neur#l#gis terkait HIVD' dan "uga gangguan terkait neur#k#gnitif pada HIV.(&' 2/ 2elumpuhan saraf kranial III' IV' dan VI ter"adi sekitar - pada pasien AIDS' terutama se1ara sekunder. 4ila tidak ditemukann$a lesi berupa massa pada 69 scan atau :;I' gangguan sistem saraf pusat se1ara langsung akibat HIV' 6:V' HSV' VGV' tuberkul#sis' sifilis' kript#k#kus merupakan infeksi $ang terutama dipikirkan' sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penun"ang lainn$a.(. Disfungsi gerak mata $ang ter"adi pada keadaan ini merupakan akibat kerusakan pada "alur supranuklear atau internuklear' nukleus m#t#r #kular' fasikel' saraf' atau bahkan pada #t#t ekstra#kular. Saat ditemukan kelumpuhan saraf gerak mata' kelumpuhan tersebut dapat tunggal atau multipel dan unilateral atau bilateral 2elumpuhan saraf abdusen merupakan kelumpuhan saraf tunggal $ang paling sering pada pasien AIDS dan dapat merupakan pertanda a%al infeksi HIV' tetapi k#mbinasi kelumpuhan tunggal' multipel' atau bilateral "uga dapat ter"adi' seperti kelumpuhan ner0us abdusen bilateral pada pasien AIDS dengan 6:V ensefalitis $ang dilap#rkan #leh 2arna dkk.2&' 23
2&

Pada infeksi dan keganasan intrinsik pada batang #tak dan serebellum dapat menun"ukkan berbagai gangguan gerak mata' termasuk #ftalm#plegia internuklear' kelumpuhan ga&e h#ri8#ntal dan 0ertikal' s%ew deviation! flutter #kular' nistagmus baik k#n"ugat maupun disk#n"ugat' dan gangguan lain dari fiksasi' kedudukan b#la mata ! dan gerakan.

III. MANIFESTASI PADA PUPIL 2elainan pada ukuran' bentuk' dan reakti0itas pupil dapat ter"adi pada pasien AIDS. Dis#siasi light-near dan anis#k#ria dapat terlihat pada pasien dengan lesi mesensefal#n infiltratif sebagai bagian sindr#m mesensefalik d#rsal' dan "uga pada pasien dengan meningitis neur#sifilis dan tuberkul#sis. Sindr#m H#rner dapat mun1ul pada pasien AIDS dengan kelainan pada batang #tak' kerusakan pada sumsum tulang' atau pada akar saraf dari ser0ikal atau t#rasik. Selain itu' t#nik pupil "uga dapat ter"adi' seperti $ang dilap#rkan 6ern$ dkk' sindr#m Adie t#nik pupil sebagai manifestasi a%al neur#pati primer pada pasien HIV. Cmumn$a sindr#m Adie t#nik pupil dapat disebabkan infeksi #rbita atau keganasan atau bagian neur#pati aut#n#m' dimana ter"adi kerusakan gangli#n siliaris.2,

IV. GANGGUAN PENGLIHATAN/ KE-UTAAN Pen$akit pada parenkimal SSP $ang diakibatkan infeksi atau keganasan dapat men$ebabkan gangguan lapang pandang h#m#nim' kelumpuhan nuklear atau supranuklear batang #tak' $ang mengarah pada buta #ksipital pada pasien dengan AIDS. Pen$ebab utama defek ini adalah t#ks#plasm#sis SSP' limf#ma SSP primer' dan leuk#ensefal#pati multif#kal. (!' (. ETIOLOGI :enurut studi $ang dilakukan #leh :ans#ur dkk' :%an8a dkk' berikut ini adalah pen$akit)pen$akit $ang berkaitan dengan neur#)#ftalm#l#gi $ang paling sering di"umpai pada pasien HIV/AIDS.(2' 2! T"#!"pla!m"!i! 9#ks#plasm#sis #kular merupakan k#mplikasi $ang tidak umum pada AIDS' tetapi t#ks#plasm#sis SSP mempengaruhi (/. pasien dengan AIDS. 4erbeda pada pasien imun#k#mpeten' t#ks#plasm#sis #kular umumn$a bilateral' multif#kal' dan tidak berhubungan dengan scar k#ri#retinal' $ang pada sebagian besar kasus menun"ukkan infeksi primer daripada reakti0asi. Fesi pada retina umumn$a terlihat pembuluh darah $ang berdekatan/berbatasan. <euritis #ptik t#ks#plasmik merupakan kasus "arang' ditandai dengan gangguan penglihatan subakut dan pembengkakan ner0us #ptik' dapat disertai macular star (neur#retinitis). 9#ks#plasm#sis SSP umumn$a mun1ul saat 6D 7 >(!!sel/mm .' merupakan AIDSdefining illnessa%al pada .) - pasien' menghasilkan lesi multif#kal' dengan predileksi pada ganglia basal dan l#bus fr#ntal' parietal' dan #ksipital. Pasien mengeluhkan sakit kepala' defisit neur#l#gis f#kal' ke"ang' perubahan status mental' dan demam. :anifestasi neur#) #ftalm#l#gis antara lain hemian#psia h#m#nim dan kuadran#psia' kelumpuhan gerak kranial #kular' dan kelumpuhan ga&e. Antit#ks#plasma seumur hidup perlu diberikan untuk men1egah rekurensi.(. Pemeriksaan neur#l#gis lengkap dan pemeriksaan :;I disarankan' tipikal t#ks#plasm#sis #kular menun"ukkan lesi multipel $ang is#intens pada 9( dan 92.

Krip "#"#u! :anifestasi #kular pada meningitis kript#k#kal adalah papiledema dan neuritis retr#bulbar dengan atau tanpa keterlibatan intra#kular' berhubungan langsung dengan infeksi sistem saraf pusat. :eningitis kript#k#kal merupakan eti#l#gi utama manifestasi neur#) #ftalm#l#gis pada pasien AIDS.(! Pada sekitar 25- pasien AIDS dengan meningitis kript#k#kal dapat di"umpai manifestasi neur#)#ftalm#l#gis seperti papiledema dan kelumpuhan saraf abdusen' disertai sefalgia. :anifestasi infeksi kript#k#kus pada #kular lainn$a termasuk n#dul pada palpebra' massa pada k#n"ungti0a' iritis granul#mat#sa' massa iris' 0itritis' retinitis nekr#tikans' end#ftalmitis' dan neuritis #ptik.

M./"%a/ erium 'ycobacterium tuberculosis dan '( avium-intracellulare dapat menginfeksi mata dan #tak. :anifestasi kelainan neur#)#ftalm#l#gis pada meningitis tuberkul#sa meliputi paresis ner0us tiga dan enam' papiledema' neuritis retr#bulbar' dan anis#k#ria. Infark serebri bisa akibat end-arteritis #bliteratif. Pada pemeriksaan :;I dapat terlihat hidr#sefalus' pembentukan abses' granul#ma' men$angat pada meninges basal saat diberikan k#ntras. Lim)"ma Si! em Sara) Pu!a *SSP+ Fimf#ma n#n)H#dgkin sel 4 dera"at tinggi adalah keganasan kedua terban$ak pada AIDS' umumn$a dengan 6D 7 > 5!sel/mm .' dan keganasan $ang paling sering mengenai SSP. Fimf#ma SSP men"adi manifestasi a%al pada (- pasien AIDS' ditandai dengan keluhan dipl#pia' karena keterlibatan ner0us III' IV' atau VI' serta neur#pati #ptik. Infiltrasi limf#mat#sa ke #rbita dan saraf #ptik dapat men$ebabkan diskus edema dan gangguan penglihatan. Diagn#sis ditegakkan dengan k#nfirmasi adan$a sel limf#mat#sa ne#plastik pada 1airan serebr#spinal atau dengan melakukan bi#psi stere#taktik #tak atau meninges. 2elainan pada :;I biasan$a tipikal adan$a edema pada peri0entrikular dengan pen$ebaran subependimal. 9atalaksanan$a meliputi k#mbinasi radi#terapi dan kem#terapi.

Viru! Herpe! Infeksi 0irus herpes simpleks dan herpes 8#ster "arang menimbulkan manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien dengan AIDS. <ekr#sis retina bagian luar $ang akut menghasilkan n$eri #kular' floaters! dan penurunan ta"am penglihatan. 9emuan #kular dapat berupa panu0eitis' 0itritis' artritis retina' edema diskus' dan retinis nekr#tikans pada segmen p#steri#r mata. Dnsefalitis SSP merupakan manifestasi dari infeksi herpes. ;adikulitis dapat mun1ul' dan men$ebabkan sindr#m #ftalmikus herpes 8#ster dan sindr#m ;amsa$ Hunt.

Cytomegalovirus *0MV+ 6:V sering di1urigai pada pasien AIDS $ang dengan lesi pada retina. ;etinitis 6:V merupakan manifestasi #kular AIDS $ang ban$ak di"umpai' umumn$a karena infeksi #p#rtunistik dan men"adi pen$ebab utama gangguan penglihatan..! Pada fase a%al lesi terlihat putih' kering' dan dengan #pasifikasi retinal granular $ang mirip cotton wool spot atau crumbled cheese' dengan predileksi di p#lus p#steri#r atau retina perifer. 9ampilan selan"utn$a meliputi eksudat retina' perselubungan 0askular (vascular sheating)' perdarahan retina' inflamasi k#r#id' dan ablasi# retina eksudatif. ;etinitis 6:V $ang tidak ditatalaksana lebih lan"ut akan p#tensial men$ebabkan kebutaan. Pada SSP' infeksi 6:V biasan$a mun1ul pada pasien AIDS dengan 6D 7 >5! sel/mm..(. 6:V dapat men$ebabkan neuritis #ptik dan ensefalitis batang #tak. Infeksi ner0us

#ptik dapat memi1u gangguan penglihatan akut dengan edema papil. 2#ndisi ini biasan$a di"umpai pada retinitis 6:V $ang berat. <euritis retr#bulbar' $ang "arang ditemui' ditandai dengan kehilangan penglihatan $ang pr#gresif tanpa edema papil. 2eterlibatan batang #tak dapat men$ebabkan pt#sis' #ftalm#plegia internuklear' kelumpuhan saraf kranial #kular' paresis ga&e h#ri8#ntal dan 0ertikal' serta nistagmus. Diagn#sis infeksi 6:V berdasarkan klinis' dengan temuan karakteristik khas 6:V. C"i ser#l#gi dan kultur dapat tidak me$akinkan atau bias. 2elainan SSP sering sulit untuk dik#nfirmasi' dan diagn#sis sering dibuat berdasarkan asumsi dengan ditemukann$a titer 6:V $ang meningkat pada pemeriksaan darah dan 1airan serebr#spinal.

Si)ili! Sifilis biasan$a berdampingan dengan infeksi HIV' mungkin karena fakt#r risik# $ang hampir serupa. 9ampilan klinisn$a meliputi papilitis' perdarahan retina' #klusi arteri retina' 0askulitis' k#ri#retinitis' 0askulitis nekr#tikans' neuritis #ptik' dan u0eitis. Sifilis mening#0askular dapat men$ebabkan defek lapang pandang dan kelumpuhan <.III' IV' dan VI pada beberapa pasien. Diagn#sis sifilis akan sulit pada pasien $ang imun#k#mpr#mis. Pada 1airan serebr#spinal dapat ditemukan satu atau lebih perubahan berikutB ser#l#gi sifilis p#sitif' peningkatan pr#tein' ple#sit#sis. 9etapi' pada pemeriksaan ser#l#gi "uga dapat ditemukan p#sitif)semu dan negati0e)semu pada pasien HIV. VD;F 1airan serebr#)spinal sa"a tidak dapat digunakan untuk mengk#nfirmasi infeksi 1airan serebr#)spinal.

Leu#"e$!e)al"pa i Mul i)"#al Pr"'re!i) *LMP+ A%aln$a dinilai pada pasien dengan kelainan limf#pr#liferatif dan gangguan imunitas $ang dimediasi sel. F:P ter"adi pada ()&- dengan AIDS.(! Pen$akit ini disebabkan H6 p#l$#ma0irus' merupakan g#l#nganpolyomavirus $ang merusak #lig#dendr#sit pada substansia alba. Haras 0isual sentral dan serabut saraf gerak #kular dapat terkena. :anifestasi neur#)#ftalm#l#gis meliputi hemian#psia h#m#nim' pandangan buram' buta serebral' pr#s#pagn#sia' hemiparesis' nistagmus' dan defisit f#kal..( =ambaran :;I akan menun"ukkan demielinisasi' terutama di area pariet#)#ksipital. F:P se1ara khas menun"ukkan keterlibatan substansia alba subk#rtikal' dengan lesi f#kal atau k#nfluen $ang tidak men$angat. 9erapin$a bertu"uan untuk memperbaiki k#ndisi pen$ebab status imun $ang buruk' dan untuk pr#gn#sisn$a buruk.

Human immunodeficiency Virus *HIV+ Infeksi HIV itu sendiri dapat men$ebabkan manifestasi akut dan kr#nik pada SSP. :eningitis aseptik akut dan mening#ensefalitis ter"adi pada 5)(!- pasien' setelah infeksi HIV. Sakit kepala' demam' dan tanda)tanda meningeal dapat men"adi petun"uk untuk

sindr#m 'ononucleosis. 2adang)kadang' status mental' ke"ang' neur#pati #ptik' dan keterlibatan neur#pati kranial' mengarah ke paresis ner0us tu"uh. Dnsefal#pati HIV' atau k#mpleks demensia AIDS' dia%ali dengan gangguan mem#ri dan k#nsentrasi' perubahan tingkah laku' dan kelambatan mental. =erakan mata pursuit dan sakadik serta intrusi sakadik (square-wave $er%) dapat terlihat. :anifestasi lan"ut berupa demensia berat' perubahan tingkah laku' psik#sis' gangguan psik#m#t#r' visual neglect' halusinasi 0isual' ke"ang dan trem#r. 9anda)tanda #kular pada infeksi HIV meliputi neuritis #ptik' cotton-wool spots' peri0askulitis' dan perdarahan retina. Pemeriksaan :;I menun"ukkan atr#fi serebri dan area dengan gambaran hipersensiti0itas substansia alba pada 92)weighted $ang menghubungkan area demielinisasi akibat 0irus..2' ..

KESIMPULAN :anifestasi neur#)#ftalm#l#gi dapat men"adi keluhan a%al pada pasien HIV/AIDS' sehingga sangat penting anamnesis' pemeriksaan fisik' serta pemeriksaan penun"ang $ang seksama dan detail. :anifestasi tersebut sangat ber0ariasi' terutama berupa neuritis #ptik dan papiledema. Hal ini dapat disebabkan #leh pr#ses primer HIV' atau se1ara sekunder #leh infeksi #p#rtunistik dan keganasan. 9#ks#plasm#sis dan infeksi kript#k#kus merupakan eti#l#gi terban$ak manifestasi neur#)#ftalm#l#gis pada pasien HIV/AIDS.

DA59A; PCS9A2A (. 2. .. . 5. /. &. 3. ,. (!. ((. (2. (.. ( . 4alter :. AIDS n#% %#rldIs f#urth biggest killer. S1ien1e. (,,, :a$ ( @23 (5 (&)B((!(. Fe%allen S' 6#urtright P. HIV and AIDS and the e$e in de0el#ping 1#untriesB a re0ie%. Ar1hi0es #f #phthalm#l#g$. (,,& +1t@((5((!)B(2,()5. (C<AIDS) HC<P#HA. C<AIDS ;ep#rt #n the =l#bal AIDS Dpidemi1 2!(!B A0ailable fr#mB%%%.unaids.#rg/=l#bal;ep#rt/default.htm. C<AIDS' *H+. +0er0ie% #f the gl#bal AIDS epidemi12!!/. =#ng#ra);i0era 5' Sant#s)Gambran# H' :#ren#)Andrade 9' 6al8ada)F#pe8 P' S#t#) Hernande8 HF. 9he 1lini1al spe1trum #f neur#l#gi1al manifestati#ns in AIDS patients in :eJi1#. Ar1h :ed ;es. 2!!! Hul)Aug@.(( )B.,.)3. Habs DA. +1ular manifestati#ns #f HIV infe1ti#n. 9rans Am +phthalm#l S#1. (,,5@,.B/2.)3.. Sah## S. HIV) and AIDS)related +1ular :anifestati#ns in 9an8anian Patients. :ala$sian H :ed S1i. 2!(!@(&(()B5. Festasi K' Sit#mpul ;' Dd%ar F' Gubairi D. Pre0alensi manifestasi #kular HIV/AIDS di D2I Hakarta. HakartaB Cni0ersit$ #f Ind#nesia@ 2!!,. Sadun AA' Pep#se HS' :adigan :6' Fa$1#1k 2A' 9enhula *<' 5reeman *;. AIDS)related #pti1 neur#path$B a hist#l#gi1al' 0ir#l#gi1al and ultrastru1tural stud$. =raefes Ar1h 6lin DJp +phthalm#l. (,,5 Hul@2..(&)B.3&),3. Vrabe1 9;. P#steri#r segment manifestati#ns #f HIV/AIDS. Sur0 +phthalm#l. 2!! :ar)Apr@ ,(2)B(.()5&. 4hatia ;. +phthalmi1 :anifetati#ns #f AIDS. H#urnal Indian A1adem$ #f 6lini1al :edi1ine. 2!!2@.(()B . :%an8a H6' <$amab# F2' 9$lleskar 9' Plant =9. <eur#)#phthalm#l#gi1al dis#rders in HIV infe1ted sub"e1ts %ith neur#l#gi1al manifestati#ns. 4r H +phthalm#l. 2!! <#0@33((()B( 55),. :iller <;' <e%man <H' edit#rs. *alsh L H#$tIs 6lini1al <eur#)+phthalm#l#g$. /th edB Fippin1#tt *illiams L *ilkins@ 2!!5. =harai S' Venkatesh P' =arg S' Sharma S2' V#hra ;. +phthalmi1 manifestati#ns #f HIV infe1ti#ns in India in the era #f HAA;9B anal$sis #f (!! 1#nse1uti0e patients e0aluated at a tertiar$ e$e 1are 1enter in India. +phthalmi1 Dpidemi#l. 2!!3 Hul) Aug@(5( )B2/ )&(. 4is%as H' :adha0an H<' =e#rge AD' 2umarasam$ <' S#l#m#n S. +1ular lesi#ns ass#1iated %ith HIV infe1ti#n in IndiaB a series #f (!! 1#nse1uti0e patients e0aluated at a referral 1enter. Ameri1an "#urnal #f #phthalm#l#g$. 2!!! Han@(2,(()B,)(5. 9a$)2earne$ :F' Habs DA. +phthalmi1 1#mpli1ati#ns #f HIV infe1ti#n. :ed 6lin <#rth Am. (,,/ <#0@3!(/)B( &(),2. Habs DA' =reen *;' 5#J ;' P#lk 45' 4artlett H=. +1ular manifestati#ns #f a1Muired immune defi1ien1$ s$ndr#me. +phthalm#l#g$. (,3, Hul@,/(&)B(!,2),. 6unningham D9' Hr.' :arg#lis 9P. +1ular manifestati#ns #f HIV infe1ti#n. < Dngl H :ed. N;esear1h Supp#rt' <#n)C.S. =#0It ;e0ie%O. (,,3 Hul 2.@..,( )B2./) . Fin PH' 2ashima K' 2han :' Heller 24' =u PG' Sadun AA. An immun#hist#1hemi1al stud$ #f 9<5)alpha in #pti1 ner0es fr#m AIDS patients. 6urrent e$e resear1h. (,,& +1t@(/((!)B(!/ )3. :ans#ur A:. <eur#)#phthalmi1 findings in a1Muired immun#defi1ien1$ s$ndr#me. H#urnal #f 1lini1al neur#)#phthalm#l#g$. (,,! Sep@(!(.)B(/&)& .

(5. (/. (&. (3. (,. 2!.

2(.

AA+ S. <eur#)#phthalmi1 manifestati#n #f infe1ti#us disease. <eur#)#phthalm#l#g$ 4asi1 and 6lini1al S1ien1e 6#urse Se1ti#n 5. San 5ransis1#B Ameri1an A1adem$ #f +phthalm#l

Anda mungkin juga menyukai