Definisi
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain
Tempat Terjadinya..
Pengaruh Usia
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak Terutama dalam spektrum o Etiologi o Gambaran klinis o Strategi pengobatan
Etiologi
Etiologi
Kelompok anak berusia 2 tahun ke atas mempunyai etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak daripada anak berusia di bawah 2 tahun.
Viral Pneumonia
Secara klinis, umumnya pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia virus.
Usia
Lahir
20 hari
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum Virus
Virus sitomegalo
Virus Herpes simpleks 3 minggu 3 bulan Chlamydia trachomatis Streptococcus pneumoniae Virus Virus Adeno Virus Influenza Virus Parainfluenza 1,2,3 Respiratory Syncytial Virus Bakteri Bakteri Bordetella pertusis Haemophilus influenzae tipe B Moraxella catharalis Staphylococcus aureus Ureaplasma urealyticum Virus Virus sitomegalo
4 bulan 5 tahun Bakteri Bakteri Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis Virus Staphylococcus aureus Virus Adeno Virus Virus Influenza Virus Varisela-Zoster Virus Parainfluenza Virus Rino Respiratory Syncytial virus
5 tahun remaja Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae Mycoplasma pneumoniae Legionella sp Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus Virus Virus Adeno Virus Epstein-Barr Virus Influenza Virus Parainfluenza Virus Rino Respiratory Syncytial Virus Virus Varisela-Zoster
Etiologi (lanjutan)
Spektrum etiologi pneumonia pada anak di negara maju tidak dapat begitu saja di terapkan di Indonesia
Di negara maju pelayan kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan sangat baik
Vaksinasi dengan vaksin konyugat HiB dan vaksin konyugat Pneumokokus telah mempunyai
Reflek epiglotis Gerakan silia dari epitel traktus respiratorius. Sekret dari mukosa traktus respiratorius Aliran limfe dari bronchus terminalis ke bronchiolus. Adanya sel-sel fagosit pada dinding alveoli. Flora normal dari saluran pernapasan
Ukuran droplet
Ukuran droplet memainkan peranan penting dalam menentukan lokasi yang dicapai oleh bakteri yang terinhalasi Ukuran 10 biasanya tidak dapat melewati faring 3 - 10 dapat berjalan sampai ke saluran napas yang besar Ukuran 0.5 3 dapat mencapai sistem alveolaris
Patofisiologi
Kuman masuk ke saluran napas atas Mekanisme pertahanan terganggu
Inflamasi
Stadium Inflamasi
Stadium Kongesti
o
Hepatisasi merah
Terjadi reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. o Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi o Ditemukan kuman di alveoli
o
Stadium Inflamasi
Hepatisasi Kelabu
Deposisi fibrin semakin bertambah o Terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli o Terjadi proses fagositosis yang cepat
o
Resolusi
Jumlah makrofag meningkat di alveoli o Sel akan mengalami degenerasi o Fibrin menipis o Kuman dan debris menghilang
o
Patogenesis Virus
Nekrosis atau apoptosis dari sel yang terinfeksi Kerusakan silia Menyerang pneumosit tipe I ataupun II
Manifestasi Klinis
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan perawatan di RS.
Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-anak yang berhubungan dengan proses persalinan
Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium, cairan amnion, atau dari serviks ibu.
Serangan apnea Sianosis Merintih Napas cuping hidung Takipnea Letargi, muntah Tidak mau minum Takikardi atau bradikardi Retraksi subkosta Demam
Chlamydia trachomatis
Merupakan infeksi perinatal dan dapat menyebabkan pnemonia pada bayi dibawah 2 bulan Port d entree infeksi meliputi mata, nasofaring, saluran respiratori, dan vagina Gejala timbul pada usia 4-12 minggu , pada beberapa kasus dilaporkan terjadi pada usia 2 minggu, tetapi jarang terjadi setelah usia 4 bulan.
Takipnea Retraksi subkosta (chest indrawing) Napas cuping hidung Ronki Sianosis
Pemeriksaan Mikrobiologik
Conclusive
Darah o Cairan pleura o Spesimen yang didapat melalui open lung biopsy atau lung puncture
o
Occasionally conclusive
Bronchoscopy o Kultur dari sekret setelah tracheotomi o Aspirasi transtracheal
o
Pemeriksaan Mikrobiologik
Dubious o Aspirasi nasotrakeal o Apus tenggorokan Pada pasien yang diduga menderita pneumonia, pemeriksaan mikrobiologik dari sedian conclusive dapat menyimpulkan etiologi penyebab
Pemeriksaan Sputum
Sulit dilakukan karena sulitnya mendapatkan spesimen yang memuaskan, terutama pada anakanak dibawah usia 8 tahun Syarat sampel sputum yang baik:
> 25 sel polinuklear per lapang pandang o Mukus o Sel squamosa <10 per lapang pandang
Suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Sebagian respons infeksi atau inflamasi jaringan
Secara klinis CRP digunakan sebagai alat bantu diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda
Uji Serologis
Uji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang rendah Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi bakteri atipik seperti Mikoplasma dan Klamidia, serta beberapa virus seperti RSV, Sitomegalo, campak, Parainfluenza 1, 2,3, Influenza A dan B, dan Adeno
Direkomendasikan pada pneumonia berat yang dirawat Ulangan foto rontgen toraks diperlukan bila gejala klinis menetap, penyakit memburuk, atau untuk tidak lanjut.
Infiltrat interstitial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskuler, peribronchial cuffing, dan hiperaerasi
Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
Diagnosis
Predikator paling kuat pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut :
o
o o
o
o o
Takipnea Batuk Napas cuping hidung Retraksi Ronki Suara napas melemah
Klasifikasi Takipnea
Usia
< 2 bulan 2 12 bulan 1 5 tahun 5-12 tahun
Frekuensi
60 x/mnt 50 x/mnt 40 x/mnt 30 x/mnt
Pneumonia o Bila tidak ada sesak napas o Ada napas cepat o Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral
Bukan pneumonia
o
Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas o Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas
Bila ada napas cepat atau sesak napas o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
Tidak ada napas cepat atau sesak napas o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
o
Tatalaksana
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotika yang sesuai, serta tindakan suportif Antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman empiris, yaitu kemungkinan etiologi penyebab dengan mempertimbangkan usia dan keadaan klinis pasien serta faktor epidemiologis
Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis atau meningitis Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta-laktam/klavunalat dengan aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari
Komplikasi
Empiema torasis Perikarditis purulenta Pneumotoraks, atau infeksi
TERIMA KASIH