Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Konsep Keluarga a Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Nasrul Efendi, 1995:175).

b Struktur Keluarga Struktur keluarga ada bermacam-macam di antaranya : 1. Patrilineal Keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2. Matrilineal Keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri. 4. Patrilokal Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami . 5. Keluarga Kawinan Hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau isteri.

c. Tipe / Bentuk Keluarga 1). Keluarga Inti ( Nuclear Family ) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak-anak. 2). Keluarga Besar ( Extendet family ) Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, ponakan dan sebagainya.

3). Keluarga berantai ( Serial Family ) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 4). Keluarga Duda / Janda ( Single Family ) Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5). Keluarga berkomposisi ( Composite ) Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersamasama 6). Keluarga kabitas ( Cahabitation ) Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk keluarga.

d. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Biologis a) Untuk meneruskan keturunan b) Memelihara dan membesarkan anak c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d) Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi Psikologis a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman b) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d) Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi Sosialisasi a) Membina sosialisasi pada anak b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 4. Fungsi Ekonomi a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak.

5. Fungsi Pendidikan a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk prilakunya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

e. Tahap Perkembangan Keluarga 2. Tahap pembentukan keluarga ; tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga. 3. Tahap menjelang kelahiran anak; fungsi keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan. 4. Tahap menghadapi bayi ; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya dan kondisinya masih lemah 5. Tahap menghadapi anak pra sekolah ; pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, agama , sosial budaya dan sebagainya. 6. Tahap menghadapi anak sekolah ; dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak, mengajari anak mempersiapkan masa depanya. 7. Tahap menghadapi anak remaja ; tahap ini adalah tahap yang paling rawan sebab anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya 8. Tahap melepaskan anak ke masyarakat.; setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannnya, maka tahap selanjutnya melepas anak ke masyarakat 9. Tahap berdua kembali ; sebagian anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami isteri berdua saja. 10. Tahap masa tua ; tahap ini masuk ke dan tahap lanjut usia dan kedua orang tua bersiap diri untuk meningggalkan dunia pelayanan.

f. Tugas Tugas keluarga Dalam Bidang Kesehatan Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 yaitu : 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing 4. Sosialisasi antar anggota keluarga 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang luas. 8. Membangun dorongan dan semangat para anggota keluarga

2. Perawatan Kesehatan Keluarga a. Pengertian Perawatan kesehatan keluarga menurut Salvicin G Bailon dan Arceli S Magalaya (1978) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran (Nasrul Effendi, 1995:183).

b. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga Sedang tujuan dari perawatan kesehatan keluarga adalah : 1. Memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatannya dan mempertahankan fungsi keluarga. 2. Melindungi dalam memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan masyarakat.

c. Alasan Utama Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Adapun alasan mengapa keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan adalah : 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain. 4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. 5. Keluarga merupakan perantara yang paling efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.

d. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi : 1. Keluarga yang mempunyai anggota keluarga dalam usia subur dengan masalah sebagai berikut : a) Sosial ekonomi rendah b). Keluarga kurang mampu menanggulangi masalah kesehatan. c). Adanya faktor keturunan yang tidak baik. 2. Keluarga dengan resiko tinggi kebidanan (waktu hamil) a). Usia < 16 tahun, >35 tahun b). Gizi kurang dan anemia c). Primipara dan multipara d). Hypertensi e). Riwayat persalinan dengan komplikasi. 3. Keluarga dengan anak resiko tinggi a). Lahir prematur dan BB < 2500 gr b). BB sukar naik c). Lahir dengan cacat bawaan d). Ibu < gizi/anemia e). ASI kurang f). Ibu mempunyai penyakit yang mempengaruhi kehamilannya.

4. Keluarga yang mempunyai masalah dalam hubungan keluarga a). Anak yang tidak dikehendaki. b). Tidak ada penyesuaian pendapat, perselisihan, ketegangan c). Anggota keluarga sakit/mabuk d). Salah satu orang tua meninggalkan rumah/meninggal dunia. 5. Keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit kronik seperti TBC, Kusta, Hipertensi, dll 6. Keluarga dengan anggota keluarga berusia > 60 tahun. 7. Kelompok khusus. a). Panti Asuhan b). Panti Werda.

a. Prinsif-Prinsif Perawatan Keluarga Prinsip-prinsip dalam perawatan kesehatan keluarga, yaitu: 1. Bekerja bersama keluarga 2. Dimulai sesuai kemampuan keluarga 3. Menerima dan mengakui struktur keluarga 4. Menekankan pada kemampuan keluarga. 5. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 6. Sehat merupakan tujuan utama 7. Asuhan perawatan sebagai sarana peningkatan kesehatan keluarga 8. Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. 9. Kegiatan bersifat promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. 10. Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin. 11. Sasaran adalah keluarga secara keseluruhan . 12. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan . 13. Kegiatan utama adalah penyuluhan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah. 14. Di utamakan keluarga dengan resiko tinggi.

b. Langkah-Langkah Perawatan Keluarga Langkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga 1. Mengadakan hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga : Memulai kontak, menyampaikan minat, menyatakan kesediaan, mempertahankan komunikasi. 2. Melaksanakan penjajakan I, yaitu Pengumpulan data 3. Menganalisanya dan menentukan masalah kesehatan dan perawatan keluarga 4. Menggolongkan masalah kesehatan yaitu Ancaman kesehatan, tidak atau kurang sehat. 5. Melaksanakan penjajakan II yaitu Menentukan masalah keperawatan 6. Menentukan prioritas masalah dan menentukan masalah yang akan dicapai lebih dahulu. 7. Membuat perencanaan : Menentukan sasaran dan tujuan, menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan, menentukan kriteria dan standar, evaluasi 8. Melaksanakan implementasi 9. Melaksanakan Evaluasi 10. Meninjau kembali masalah keperawatan, yaitu Catatan perkembangan

3. Proses Keperawatan Keluarga a. Pengertian Pengertian proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang di gunakan secara sistematis utnuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan yang telah di laksanankan. (Nasrul Effendi, 1995:192 )

b. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian perawatan adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun social serta system integritas

dan kesanggupan untuk mengatasi masalah (Pusdiknakes, 1989). Yang termasuk dalam tahap pengkajian, antara lain : a) Pengumpulan data b) Analisa data c) Perumusan masalah d) Prioritas Masalah e) Menegakkan diagnosa masalah Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : a) Wawancara b) Pengamatan c) Studi dokumentasi d) Pemeriksaan fisik Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Identitas keluarga b) Riwayat kesehatan keluarga c) Anggota keluarga d) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan e) Keadaan keluarga meliputi bio, psikososial, spiritual, lingkungan dan data penunjang lainnya. 2 analisa Data Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu : 1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi : a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga. c) Keadaan gizi anggota keluarga. d) Status imunisasi keluarga. e) Kehamilan dan keluarga berencana. 2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan meliputi : a) Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi. Luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya. b) Sumber air minum c) Jamban keluarga

d) Tempat pembuangan air limbah e) Pemanfaat pekarangan yang ada dan sebagainya. 3) Karakteristik keluarga meliputi : a) Sifat-sifat keluarga b) Dinamika keluarga c) Komunikasi dalam keluarga d) Interaksi antar anggota keluarga e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

Perumusan Masalah Tipologi masalah kesehatan dan keperawata keluarga; Dari pengkajian atau penjajakan diatas kemungkinan timbul masalah kesehatan yangbersifat; 1) Ancaman kesehatan, adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan, contohnya : a) b) c) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga, seperti Diabetes. Bahaya petularan dari penyakit menular, seperti TB Paru. Jumlah anggota keluarga yang melampaui batas sumber daya keluarga. d) Resiko kecelakaan, misalnya rumah yang telah lapuk, obatobatan/racun yang tidak tersimpan baik dan lain-lain. e) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga. f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, seperti hubungan keluarga yang kurang harmonis, hubungan orang tua dan anak tegang, orang tua yang tidak dewasa. g) h) Sanitasi lingkungan yang jelek. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti minum minuman keras, merokok, makan ikan/daging mentah. i) j) Sifat atau kepribadian yang melekat, misalnya pemarah. Riwayat persalinan sulit

k)

Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan ibu karena meninggal.

l)

Imunisasi anak tidak lengkap.

2) Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam mempertahankan kesehatan. Termasuk didalamnya keadaan sakit apakah sudah didiagnosa atau belum, kegagalan bertumbuh/berkembang sesuai kecepatan normal. 3) Krisis adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka, misalnya : perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, anak masuk sekolah, remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga dan lain-lain 4 Penjajakan Tahap II Dari masalah kesehatan sesuai prioritas dikaji lebih lanjut berdasarkan lima tugas keluarga ,sehingga didapatkan masalah keluarga yaitu, a. KMK mengenal masalah kesehatan keluarga,disebabkan karena; 1) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta 2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui. 3) Sikap dan falsafah hidup b. KMK mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil tindakan,disebabkan karena : 1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah 2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol 3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurang nya sumber daya keluarg 4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan 5) Ketidak cocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga 6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada 7) Takut akibat dari tindakan 8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan 9) Fasalitas kesehatan tidak terjangkau 10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan 11) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

c. KMK merawat anggota keluarga yang sakit. 1) Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

3) Kurang/ tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan 4) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan. 5) Sikap negatif terhadap yang sakit. 6) Konflik induvidu dalam keluarga 7) Sikap dan pandangan hidup 8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri d. KMK memodifikasi lingkungan rumah 1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggungjawab, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. 2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah 3) Ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan. 4) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit 5) Sikap dan pandangan hidup 6) Ketidakkompakan dalam keluarga,sikapacuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah. e. KMK menggunakan fasilitas kesehatan yang ada 1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada. 2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh 3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.

4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan 5) Rasa takut pada akibat dari tindakan. 6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.

7) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan 8) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat. 9) Sikap dan falsafah hidup.

Prioritas Masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan priorotas masalah adalah sebagai berikut : a. Tidak mungkin masalah-maslah kesehatan dan keperawatan pada keluarga dapat di atasi sekaligus. b. Perlu pertimbangan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit. c. Perlu pertimbangan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan di berikan. d. Keterlibatan keluarga dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi. . e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan keluarga. f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga. Dalam menyusun prioritas masalah perlu didasarkan kepada beberapa kriteria sebagai berikut : 1) Sifat masalah (a) Ancaman kesehatan

(b) Keadaan sakit atau kurang sehat (c) Situasi krisis

2) Kemungkinan masalah dapat dirubah Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. 3) Potensi masalah untuk dicegah Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat di kurangi atau dicegah melalui tindakan perawatan dan kesehatan. 4) Masalah yang menonjol Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk di atasi melalui intervensi perawatan dan kesehatan.

Skala prioritas masalah dalam menyusun masalah kesehatan keluarga : Table 1. Skoring prioritas masalah

Kriteria

Nilai

Bobot

Sifat masalah : Skala : Ancamam kesehatan. Tidak/kurang sehat Krisis Kemungkinan masalah dapat di ubah Skala : Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat Potensi masalah untuk di rubah : Skala : Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya masalah : Skala : Masalah berat harus di tangani Masalah yang tidak perlu segera di tangani. Masalah tidak di rasakan 0 1 2 3 2 1 2 1 0 2 3 1

Sumber : Nasrul effendi, 1998 : 53.

Skoring : 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria. 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot --------------X bobot Skor

Angka tinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua criteria 4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot. Faktor-faktor yang mempengaruhi prioritas masalah adalah sebagai berikut : i. Sifat masalah Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga . ii. Kemungkinan masalah dapat diubah Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah : a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah . b) Sumber daya keluarga di antaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana. c) Sumber daya perawatan, di antaranya dalah pengetahuan, keterampilan dan waktu. d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, DUKM, polindes dan sebagainya. iii. Potensi masalah untuk dicegah: Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah adalah : a) Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognosa atau beratnya masalah. b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadi masalah. lamanya masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.

c) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga. d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi utuk mencegah masalah. 6. Perencanaan Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang di rencanakan oleh perawat untuk di laksanakan dalam menyelesaikan / mengatasi masalah keperawatan yang telah di tentukan sesuai prioritas .(Effendy,1998) Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga ; 1) Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan /meringankan masalah yang sedang dihadapi. 2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah di pelajari dan pikiran yang logis. 3) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang. 4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diindentifikasi. 5) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan. 6) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus. Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung pada : 1) Penentuan masalah kesehatan yang keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga. 2) Rencana yang realistis artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan. 3) Sesuai tujuan dan falsafah keperawatan. 4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam : 5) Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan dan keperawatan keluarga 6) Menentukan prioritas masalah 7) Memilih tindakan yang tepat 8) Pelaksanaan tindakan 9) Penilaian hasil tindakan.

Pentingnya membuat rencana perawatan (Little & Carnevali) a) Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah penyampaian perawatan yang tepat dengan memperhatikan keunikan sipenerima. b) Membantu dalam menentukan prioritas dengan memberikan data-data tentang keadaan dan sifat masalah. c) Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan yang bersangkutan. d) Menjalin kesinambungan dari perawatan yang diberikan. e) Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada tim kesehatan lainya tentang tindakan yang dikerjakan oleh perawat Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluerga adalah meliputi ; 1) Menentukan sasaran (goal ) Sasaran adalah suatu keadaan atau situasi yang diharapkan setelah tindakan dilaksanakan. Sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha di arahkan. Contoh ; setelah tindakan keperawatan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit. Yang menjadi sasaran adalah anggota keluarga yang sakit. 2) Menentukan tujuan. Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terperinci tentang hasil keperawatan. Dilihat dari jangka waktu maka tujuan keperawatan di bagi menjadi ; a) Tujuan jangka pendek, ditentukan pada keadaan yang mengancam kehidupan misalnya sakit berat dan kekurangan kalori protein. Contoh ; bayi yang belum di imunisasi dari suatu keluarga harus segera di beri imunisasi b) Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada perubahan perilaku yang menguntungkan dan mengarah pada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatanya. Contoh; seluruh anggota keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit. 3) Menentukan tindakan keperawatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan;

a) Merangsang keluarga mengenal masalah dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan mereka melalui : Memperluas kemampuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan. Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut. Mengembangkan sifat positif keluarga.

b) Menolong keluarga untuk melakukan tindakan keperawatan. Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka tidak mengambil tindakan. Memperkenalkan pada keluarga tentang alternatif yang dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang di perlukan dalam melakukan tindakan keperawatan. c) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat. Memberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit. Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling pengertian yang mendalam. 4) Menentukan kriteria dan standar. Kriteria adalah gambaran tentang faaktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standart menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Contoh; Tujuan; keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik terhadap anak yang mengalami malnutrisi. Kriteria; jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada anak yang menderita malnutrisi. Standar; pemberian makanan pada anak sesuai dengan petunjuk.

7. Implementasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

terhadap keluarga,antara lain : a. Sumber daya keluarga b. Tingkat pendidikan keluarga c. Adat istiadat yang berlaku.-Respon dan penerimaan keluarga d. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga . 8. Evaluasi Setelah tindakan keperawatan yang dilakukan perlu dievaluasi baik verbal maupun nonverbal yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan(Effendy,1998).

Tolak ukur yang digunakan dalam evaluasi. 1. Kriteria keberhaslan. 2. Standart keperawatan 3. Perubahan prilaku. Pengukuran hasil penilaian: Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3dimensi, yaitu: a. Keadaan fisik,misalnya peningkatan Berat Badan Anak. b. Psikologis dan sikap,misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan dirumah.-Pengetahuan dan perubahan prilaku,misalnya keluarga melaksanakan petunjuk c. Petunjuk yang berkaitan dengan perawat payudara selama d. menyusui.

Anda mungkin juga menyukai